Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

SISTEM UROGENITAL

KELOMPOK 11
Mehdi Bennet

2014730055

Bobzi Razvidi

2014730016

Achmad Fadhil Adiputra

2014730002

Sumiosa Hardini Fitri Hara

2014730087

Aulia Widyajasita

2014730013

Feby Gethia Anggreini

2014730030

Ravena Maharawarman

2014730081

Nafisha

2014730072

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum patologi klinik ini.
Penulis membuat laporan praktikum ini dengan tujuan untuk mendalami ilmu patologi klinik
dalam sistem Urogenital, serta memberi beberapa informasi penting kepada pembaca.
Dalam penulisan laporan praktikum ini, penulis mengalami beberapa kendala, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada dr. Tri Ariguntar, Sp.PK yang telah membimbing serta
memberikan penjelasan yang sangat penting bagi penulis untuk menyelesaikan laporan serta
kepada teman-teman yang telah membantu dalam kegiatan praktikum patologi klinik ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk memperbaiki segala kekurangan dan
penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis maupun pembacanya.
Wassalamualaikum wr. wb

Jakarta, 04 Mei 2016

Praktikum Sistem Urogenital


Urinalisis
Pendahuluan
Urinalisis merupakan pemeriksaan yang sering dilakukan. Pemeriksaan ini tidak hanya
mengetahui kelainan di ginjal dan saluran kemih tapi berbagai organ lain seperti hati, saluran
empedu, pancreas, korteks adrenal.
Urinalisis rutin sebaiknya menggunakan urin segar yang segera diperiksa. Salah satu aspek yang
menguntungkan dari urinalisis adalah factor pengumpulan informasi badan yang mudah dan
nyaman. Pemeriksaan urin juga dapat memberikan informasi tentang berbagai fungsi metabolik
dan informasi ini dapat diperoleh dengan pemeriksaan laboratorium sederhana.
Bahan Pemeriksaan Urin
1. Freshly voided urine specimen
Yang dimaksud dengan freshly voided urine adalah urin segar yang baru dikeluarkan.
Spesimen yang berasal dari bayi dan anak yang belum mengerti intruksi ditampung
menggunakan kantong plastic polyethylene bag dengan perekat sehingga urin langsung
ditampung di dalam plastic tersebut
2. Clean voided specimen
Clean voided specimen dimaksudkan untuk mencegah kontaminasi dengan darah haid
atau secret vagina. Urin diambil dari urin pancaran tengah dan urin pungsi suprapubik.
3. Urin pagi
Urin yang digunakan adalah urin pagi yang 1x dikeluarkan. Paling bagus untuk
digunakan karena . Biasanya digunakan untuk pemeriksaan tes kehamilan, protein,
sedimen dan nitrit.
4. Urin Sewaktu
Specimen ini paling mudah didapat yaitu urin yang dikeluarkan kapan saja saat akan
diperiksa tanpa memperhatikan waktu atau interval waktu. Biasanya untuk urinalisis
rutin.
5. Urin 24 jam
Specimen ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan kuantitatif seperti protein, kreatinin,
Ca, P, Na, K, Cl yang dikumpulkan selama 24jam. Urin ini diberi bahan pengawet
toluene 1 mL/L urin. Urin jam pertama pemeriksaan harus dibuang. Selanjutnya setiap
berkemih ditampung dalam satu wadah sampai tepat 24 jam berikutnya.
6. Urin 2 jam PP
Specimen ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan glukosa urin pada penderita
diabetes. Penderita disuruh berkemih sesaat sebelum makan dan 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan Urin
Terdiri dari :

1. Makroskopis
2. Mikroskopik
3. Kimiawi
Alat dan bahan :
1. Pot urin
2. Tabung sentrifus urin
3. Carik celup pemeriksaan urin
4. Pewarnaan sedimen urin
5. Sentrifus
6. Mikroskop
7. Kaca slide
8. Kaca penutup
9. Penjepit tabung
10. Tabung albuminometer
11. Reagen Escbah
12. Bunsen
13. Urin segar
14. Sulfosalisil 20%
15. Asam asetat 6%

1. Pemeriksaan Makroskopis
a. Warna Urin
Warna urin bervariasi karena fungsi normal metabolik, aktivitas fisik, makanan yang
dimakan, dan kondisi patologik. Warna urin normal adalah kuning muda oleh karena
pigmen urokrom, yang dihasilkan dari katabolisme hemoglobin
Interpretasi hasil

: normal (kuning cerah )

b. Kejernihan
Urin segar normal jernih, keruh oleh karena fosfat amorf dan
karbonat, unsur sedimen, bakteri, chylus dan lemak, bendabenda koloid. Urin yang keruh setelah didiamkan karena uraturat amorf, fosfat amorf, dan bakteri.
Interpretasi hasil

: sangat jernih

c. Bau Urin
Normal urin berbau khas oleh karena asam volatil tertentu, bila didiamkan akan berbau
pesing/amoniak karena perombakan bakteri. Bau urine hanya dilaporkan bila terdapat
bau abnormal pada urin segar. Bau abnormal pada urin segar :
- Bau amoniak : oleh karena bakteri
- Bau manis buah / fruity : oleh karena keton bodies
- Bau makanan tidak mempunyai arti klinis
Interpretasi hasil : normal
2. Pemeriksaan Kimiawi
Pemeriksaan carik celup
Pemeriksaan carik celup adalah pemeriksaan analitik yang menggunakan carik/ strip celup
dari selulosa pada plastic yang telah diselubungi dengan reagen (multiple test on a single strick ).
Pemeriksaan dengan carik celup ini digolongkan sebagai rapid test. Pemeriksaan carik celup ini
berdasarkan reaksi biokimia. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk monitoring terapi
pasien diabetes mellitus dan gagal ginjal.
Manfaat pemeriksaan carik celup adalah
-

Pemeriksaan carik celup merupakan pemeriksaan yang praktis dan murah


Menggunakan reagen yang relative stabil
Pemeriksaan hanya membutuhkan volume urin sedikit
Carik celup yang digunakan sekali pakai

Tidak memerlukan persiapan reagen


Tidak perlu keahlian khusus
Hasilnya cepat diperoleh

Yang harus diperhatikan


-

Prosedur pengetesan harus diikuti secara tepat


Pemeriksaan menggunakan urin yang baru
Urin dicampur dengan baik
Melihat tanggal kadaluarsa
Sebelum pemeriksaan pastikan strip yang digunakan harus dalam keadaan negative
Batas pemeriksaan rata-rata 30-60 detik

Interpretasi hasil : leukosit

: 15

Protein

: 15(0,15)

Blood

: negatif

Bilirubin

: 1(17)+

Glukosa

: negatif

3. Pemeriksaan Mikroskopik (Sedimen Urin)


Sedimen adalah bahan yang tidak larut yang berasal dari darah, ginjal saluran kemih dan
dapat mengalami kontaminasi dari luar seperti secret vagina. Sedimen yang baik diperlukan urin
yang pekat yaitu urin pagi dengan berat jenis 1023 atau osmolalitas> 300m osm/kg dengan pH
yang asam.
Untuk membuat sedimen, digunakan 12ml urin yang disentrifus selama 5 menit pada
kecepatan 1500-2000 rpm. Supernatant dibuang dan disisakan setengah milliliter sedimen.
Apabila tidak memakai pewarnaan, ambil 1 tetes sedimen untuk diteteskan pada slide dan ditutup
dengan kaca obyek dan dilihat dibawah mikroskop. Apabila akan diwarnai maka tambahkan 1-2
tetes zat warna kedalam 0,5 ml sedimen. Sedimen dicampur sampai homogeny dan teteskan 1
tetes sedimen yang sudah dicampur ke kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu amati
dibawah mikroskop. Amati slide dengan pembesaran kecil (10x) untuk melihat epitel, silinder,
dan kristal. Untuk pembesaran 40x untuk melihat eritrosit, leukosit, bakteri, semakin jelasnya
epitel, silinder, dan Kristal.

Silinder hialin dan Kristal kolesterol

Eritrosit

Epitel squamous

Triple phosphate crystal

4. Penetapan Jumlah Protein Esbach


Prinsip
Tes quantitative untuk menentukan proporsi albumin perseribu
Cara kerja :
1. Urin jernih yang dipakai harus bereaksi asam, jika perlu tambahkan beberapa tetes asam
asetat glacial ke urin hingga reaksinya menjadi asam
2. Isilah tabung albuminometer Esbach dengan serbuk batu apung sampai 3 mm tingginya,
yaitu cukup banyak untuk meliputi dasar tabung, kemudian isilah dengan urin setinggi
garis bertanda U

3. Tambahkan reagens Esbach (terdiri dari 10 gram asam pikratdan 20 gram asam sitrat
dilarutkan dalam 1000 ml air destilasi) ke urin itu sampai tanda R
4. Sumbatlah tabung dan bolak-balikkan 12kali (jangan dikocok)
5. Letakkan tabung it dalam sikap tegak dan biarkan selama 1 jam
6. Tingginya presipitasi dibaca dan menunjukkan banyaknya gram protein per liter urin
Interpretasi hasil :
Tingginya presipitasi menunjukkan banyaknya gram protein per liter

Anda mungkin juga menyukai