Anda di halaman 1dari 67

KIMIA

KLINIK
DENI PURWA AJI, A.Md.AK
SAMPEL PEMERIKSAAN KIMIA
KLINIK
PERSIAPAN :
1. Persiapan Pasien Secara Umum
a. Persiapan pasien untuk pengambilan
spesimen :
1) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus
puasa sebelum diambil darah
2) Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari
antara pukul 07.00 -09.00.
ANTIKOAGULAN DAN PENGAWET
PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
PENGAMBILAN SAMPEL
URIN
1) Pada wanita

Pada pengambilan spesimen urin porsi tengah/ midstream yang


dilakukan oleh penderita sendiri, sebelumnya harus diberikan
penjelasan sebagai berikut:
a)Penderita harus mencuci tangan memakai sabun kemudian
dikeringkan dengan handuk.
b) Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan.
c)Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah
dari depan ke belakang.
d) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril yang lain,
e)Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin, aliran urin yang
pertama keluar dibuang. Aliran urin selanjutnya ditampung dalam
wadah yang sudah disediakan.
f) Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah.
g) Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis.
h) Wadah ditutup rapat dan segera dikirimkan ke laboratorium.
2) Pada laki-laki
a)Penderita harus mencuci tangan memakai
sabun.
b)Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke
belakang, keluarkan urin, aliran yang pertama
keluar dibuang, aliran urin selanjutnya
ditampung dalam wadah yang sudah disediakan.
Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah.
Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin
habis.
c)Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium.
3) Pada bayi dan anak-anak
a)Penderita sebelumnya diberi minum untuk
memudahkan buang air kecil.
b)Bersihkan alat genital seperti yang telah
diterangkan di atas.
c)Pengambilan urin dilakukan dengan cara:
Anak duduk di pangkuan perawat.
• Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin,
tampung urin dalam wadah atau kantung
plastik steril.
• Bayi dipasang kantung penampung urin pada
alat genital
Urin Kateter
1)Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada
bagian selang kateter yang terbuat dari karet
(jangan bagian yang terbuat dari plastik).
2)Aspirasi urin dengan menggunakan semprit
sebanyak kurang lebih 10 ml.
3)Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup
rapat.
4) Kirimkan segera ke laboratorium
Urin aspirasi suprapubik
Urin aspirasi suprapubik harus dilakukan pada
kandung kemih yang penuh.
1)Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik
dengan Povidone Iodine 10%, kemudian bersihkan
sisa povidone iodine dengan kapas alkohol 70%.
2)Aspirasi urin tepat di titik suprapubik
menggunakan semprit.
3)Ambil urin sebanyak kurang lebih 20 ml dengan
cara aseptik .
4) Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat.
5) Kirimkan segera ke laboratorium.
Urin
Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan
khusus, kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan
sebelum 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen
harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara:
a.Wadah urin digoyangkan agar memperoleh sampel
yang tercampur (homogen).
b. Masukkan ±15 ml urin ke dalam tabung sentrifus.
c. Putar urin selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
d.Buang supernatannya, sisakan ± 1 ml, kocoklah tabung
untuk meresuspensikan sedimen.
e.Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat
sternheimer-malbin untuk menonjolkan unsur sedimen
dan memperjelas strukturnya.
Catatan:
• untuk pemeriksaan narkoba urin pengambilan
sampel harus disaksikan oleh petugas sesuai
jenis kelamin.
• Waktu terbaik utk pengeluaran sampel urine
susp. Isk Urine pagi
JENIS SAMPEL URINE
Sampel Urine :
1. Urine Sewaktu :
dikeluarkan tidak ditentukan. Untuk px urine
rutin
2. Urine pagi : dikeluarkan pagi hari setelah
bangun tidur. Untuk px Sedimen, BJ, Protein,
tes kehamilan
3.Urine postprandial : dikeluarkan 1,5-3 jam
sehabis makan. Untuk px reduksi
4.Urine 24 jam : dikumpulkan selama 24 jam.
Untuk px DM
5.Urine 3 gelas dan urine 2 gelas : biasanya
pada pasien laki-laki. Untuk px peradangan.
6.Urine Porsi Tengah : Syarat memperoleh
sampel pada pemeriksaan infeksi saluran kemih
(ISK) dengan pengambilan urine porsi tengah
(clean voided midstream urine).
TES THOMSON
• Dengan menampung urin setelah bangun pagi
dalam 2 gelas tidak boleh menahan kencing
dari gelas pertama ke gelas
Hasil Positif: gelas pertama keruh,kedua jernih.

Tes ini untuk pemeriksaan gonorrhea didalam


urine. Jika gelas pertama keruh maka
kemungkinan bakteri gonococci dan gonorrheal
hanya terbatas pada uretra anterior
PENGAWET URINE
• Jika urine disimpan kuman dapat mengubah
ureum dengan membentuk amoniak dan
karbondioksida Menyebabkan pH Urine
lindi
JENIS PENGAWET :
1. Toluena : 2-5 ml toluena untuk urine 24 jam .
Untuk px glukosa urine dan benda keton
2.Thymol : 1 butir thymol untuk urine 24 jam.
Dapat menyebabkan positif palsu proteinuria
jika pemanasan dengan asam acetat 6 %
3.Formaldehida : 1-2 ml untuk urine 24 jam.
Untuk px sedimen urine
4. Asam sulfat pekat : untuk pemeriksaan kalsium,
nitrogen, Asam organik lain
5. Natrium karbonat :
5 gr untuk urine 24 jam. Untuk px ekresi
urobilinogen.
PEMERIKSAAN URINE
1. Jumlah Urine
-Urine 24 jam : 750 – 1250 ml
Polyuria = Urine 24 jam >2 Liter
Oliguria = urine 24 jam < 400 ml
Anuria = tidak ada urine / urine 24 jam < 50 ml

2. Warna urine
Normal : kuning muda sampai kuning tua
3.Kejernihan
Normal : jernih
4. Bau
Normal : bau aromatic adanya amonia
5. Buih
-Jika buih banyak berwarna kuning dan sukar
hilang perlu dicurigai adanya bilirubin
5. Pemeriksaan berat jenis
-Bahan urine segar
-Menggunakan urinometer
-Normal 1.010-1025
Pembuangan sampel urine maka Dialirkan ke
IPAL
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Sampel : urine segar atau urine yang diawetkan
dengan formalin
Urine di centrifuge - ambil endapan -+ 0,5 ml
–letakkan 2 tetes diobjek glass – tutup dengan deck
glass
Normal :
Leukosit : < 5/ LPB
Eritrosit : < 5/ LPB
Torak : < 2/ LPB
PEMERIKSAAN PH
-Normal : 5-7
-Asam : 4,5-5,5
-Basa : 7,8 – 8
Pemeriksaan Protein Urine Kualitatif
Metode : Asam sulfosalisil 20 %
Sampel : Urine Jernih
Normal : Negatif (tetap jernih)

Pemeriksaan Protein Urine Semi Kuantitatif


Metode : Asam Acetat 6%
Sampel : Urine Jernih
Normal : Tidak ada kekeruhan/ gumpalan

Pemeriksaan Protein Kuantitatif


Metode : Esbach
Sampel : Urine 24 jam yang jernih dan bersifat asam
Normal : Negatif
Pemeriksaan Glukosa Urine Secara Semi
Kuantitatif
Metode : Benedict
Sampel : Urine 24 jam
Pelaporan :
Negatif : tetap jernih/ biru
Positif 1 : Hijau kekuningan
Positif 2 : Kuning keruh
Positif 3 : Jingga lumpur keruh
Positif 4 : Merah bata
Pemeriksaan Urobilinogen
Metode : Schlessinger (Zn Asetat dan larutan lugol)
Sampel : Urine segar
Hasil :
-Positif : terlihat flurosensi hijau
-Negatif : tidak terlihat flurosensi hijau
Normal : Positif

Pemeriksaan Bilirubin Urine


Metode : Harrison
Reagen : Fouchet (Fecl3 dan BaCL2)
Sampel : Urine segar
Hasil :
-Positif : terlihat warna hijau
-Negatif : tidak terlihat warna hijau
Pemeriksaan Urobilinogen
Metode : wallace Diamond
Sampel : urine sewaktu
Reagen : Erlich
Hasil :
Positif : timbul warna merah muda
Negatif : tidak timbul warna merah muda
Normal : Positif

Pemeriksaan Porfobilinogen :
Metode : Watson dan Schwartz
Sampel : urine sewaktul
Hasil : bila lapisan atas terjadi perubahan warna maka
positif
Pemeriksaan Clorida dalam urine
Metode : Fantus (Perak nitrat dan Kalium
Kromat)
Sampel : urine segar
Nilai normal : 110 -250 miliequivalen/ 24 jam

Pemeriksaan Calcium dalam urine


Metode : Sulkowitch
Sampel : urine segar, urine 24 jam
Nilai normal : tidak terjadi kekeruhan
Pemeriksaan Zat-Zat Keton
• Metode : lange
Reagensia : Natrium nitropruside dan amoniak perak
Sampel : urine sewaktu
Hasil :
Positif : terjadi cincing warna lembayung
Negatif : tidak terjadi cincin warna lembayung

• Rothera yang dimodifikasi


Reagensia : serbuk rothera, amoniak pekat
Sampel : urine sewaktu
Hasil :
Positif : terjadi cincing warna lembayung
Negatif : tidak terjadi cincin warna lembayung
PEMERIKSAAN DARAH SAMAR DALAM
URINE
Metode : Benzidine Basa
Sampel : urine segar
Hasil :
(+) adanya warna hijau
(++) adanya warna biru bercampur hijau
(+++) adanya warna biru
(++++) adanya warna biru tua
(-) tidak terjadi perubahan warna
Analisa LCS

Cairan otak diperoleh dengan cara melakukan punksi


pada :
1. Daerah lumbal (L3 dan L4)
2. Sisterna magna
3. Ventrikel otak
Wadah/tabung penampung untuk cairan otak adalah 3 buah tabung
yang diberi nomor urut sesuai dengan urutan yang digunakan.
Tabung untuk pemeriksaan mikrobiologi harus steril.
Antikoagulan yang digunakan untuk pemeriksaan cairan tubuh
adalah K3EDTA cair atau sodium heparin.
• Media transport LCS
Media Stuart

• Alternatif jika media stuart tidak ada : Thioglicollate


Pemeriksaan LCS

a. Pemeriksaan Makroskopis
1. Pemeriksaan kekeruhan : cairan otak dibandingkan
dengan aquadest. Opalescent (garis hitam pada dasar
tabung masih bisa dilihat). Keruh ( garis hitam pada
dasar tabung tidak tampak lagi jumlah sel > 500
sel/mm3)
2. Pemeriksaan pH
Normalnya sediki alkalis
3. Pemeriksaan BJ
Normal : 1.003-1.008
4. Pemeriksaan warna
-Kekuning-kuningan : karena protein yang tinggi
-Merah : pendarahan artifisial seperti punksi
-coklat : karena hemolisis
-Keabuabuan : leukosit dalam jumlah besar
5. Pemeriksaan Sedimen
Normal : tidak ada sedimen
6. Pemeriksaan Bekuan
Normal : tidak ada bekuan
Pemeriksaan Kimia LCS
Metode pandy : untuk mengetahui protein dalam LCS
1 ml pandy + 1 tetes LCS
Normal : tidak terjadi kekeruhan

Metode Nonne Apelt : untuk mengetahui protein dalam LCS


0,5 -1 ml nonne + LCS sama banyak sehingga terbentuk lapisan +
tunggu 3 menit
Pembacaan hasil : ada tidaknya cincin keruh pada kedua cairan
b. Pemeriksaan Mikroskopis

-Pemeriksaan hitung jenis sel :


Lama LCS diperiksa untuk Hitung sel < 1 jam
Caranya :
Sentrifuse 10 menit kecepatan 2500 rpm –teteskan
supernatan – buat sediaan apus -warnai dengan wright/
giemsa
Hasil : hitung sel monosit dan segmen dalam 100%
Nilai normal : hanya terlihat limfosit
-Pemeriksaan hitung jumlah sel :
Menggunakan reagen turk – diperiksa dengan bilik hitung fuch
rosenthal
ANALISIS SPERMA

Sampel diambil dari : masturbasi atau coitus interuptus (


bersetubuh dan waktu ejakulasi persetubuhan
dihentikan dan mani ditampung semua)
Syarat pasien :
Puasa bersetubuh ( abstinensi) 3 -5 hari sebelum pengambilan
sampel.

Pemeriksaan sampel sperma : paling lambat 1 jam setelah ejakulasi


Pemeriksaan Makroskopis sperma

1. Liquefaction
Normal : sperma mengalami liquefaction 15-20 menit
setelah sampel diambil
2. Jumlah/ volume sperma
Normal : 2-3 ml
3. Warna
Normal : keabuabuan
4. Bau
Normal : seperti bunga akasia
5. pH
Normal : 7-7,8
Pemeriksaan Mikroskopis

1. Jumlah sperma
-Menggunakan pipet thoma leukosit + reagen Natrium
bikarbonat
Normal : 20 -70 Juta / ml sperma
2. Bentuk sperma
-centrifuge sampel +buat sediaan apus supernatan + warnai wright/
giemsa
Normal : 60 -80 % berbentuk normal
Bentuk sperma :
O Normal : kepala oval dan berekor
O Piri : lekukan di leher
O Lepto : bentu pipih
O Terato : bentuk besar dan tidak beraturan
Kelainan pada sperma
• Normozoospermia : normal
• Oligozoospermia : sperma < 20 juta per ml
• Asthenozoozpermia : Jumlah sperma yang hidup dan
bergerak aktif dalam 1 jam setelah ejakulasi < 50 %
• Teratozoospermia : sperma dengan morfologi norma <
30 %
• Azoospermia : tidak ada spermatozoa dalam cairan
sperma
• Aspermia : tidak terjadi ejakulasi sama sekai
ANALISA TRANSUDAT DAN
EKSUDAT
Transudat :
-Akibat proses bukan radang
-Jernih
-encer
-Kuning muda
-BJ mendekati 1010 atau < 1018
-Tidak ada fibrinogen (tidak menyusun bekuan)
-Protein < 2,5 gr/ dl
-Jumlah sel kecil
-Steril
Eksudat :
-Akibat proses radang
-Keruh
-Lebih kental
-warna bermacam-macam
-BJ > 1018
-Tidak ada fibrinogen (tidak menyusun bekuan)
-Protein > 4 gr/ dl
-Mengandung banyak sel
-Sering ada bakteri
Pemeriksaan Makroskopis

-Jumlah/ volume
-Warna
-Kejernihan
-Bau
-Berat Jenis
-Bekuan
Pemeriksaan Kimia

Metode : Rivalta

100 ml Aquadest + 1 tetes asam acetat glacial + 1 tetes


cairan sampel

Hasil : jika keruh berarti sampel eksudat


Penentuan kadar protein

Metode : Esbach
Alat : albuminometer
Prinsip : protein membentuk presipitat jika bereaksi
dengan esbach
Serum
a. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama
20-30 menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 5-15 menit.
b. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam
setelah pengambilan spesimen.
c. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik).
Pemeriksaan Kimia Klinik
• FAAL HATI
• Albumin
• Globulin
• Total Protein
• SGOT
• SGPT
• Gamma- GT
• Fosfatase Alkali
• Bilirubin
• Gamma Globulin
• TTT
• Gross Titrasi
• Cholinesterase
• Protein Elektroforesis (ELP)
• Amylase
• Bile Acid
• UBT
• GULA DARAH
• Glukosa Puasa
• Glukosa 2 Jam PP
• GTT ( Test Toleransi)
• Glukosa Darah Acak
• Hb A1C
• Insulin
• C- Peptide
• JANTUNG
• CPK / CK
• CK- MB
• LDH
• Troponin I
• Myoglobin
• Hs- CRP
• Homocystatine Triple Cardiac Maker (CK-MB, Troponin I,
Myoglobin)
• BNP
• FAAL GINJAL
• Ureum (BUN)
• Creatinin
• Uric Acid
• Creatinin Clearance
• Acid Phospatase
• PAP (Pros. Ac. Phos)
• LEMAK
• Cholesterol Total
• Trigliserida
• Total Lipid
• HDl Cholesterol
• LDL Cholesterol
• Chol APO A-1
• Chol APO B
• Lippo Protein (A) / Lp (a)
• Rasio Chol / HDL
• ELEKTROLIT
• Natrium
• Kalium Chlorida
• Calsium
• Ca Ion
• Phospor Anorganik
• Magnesium
Pemeriksaan Kreatinin

1. Tes urine
sampel urine 24 jam
2. Tes darah
Untuk pemeriksaan darah (baik untuk mengukur laju
pembersihan ginjal maupun GFR), tidak ada persiapan
khusus yang perlu dilakukan oleh pasien.
Pemeriksaan SHK

SHK merupakan singkatan dari skrining Hipotiroid Kongenital.


skrining ini perlu dilakukan karena hipotiroid kongenital merupakan
salah satu penyebab seorang anak mengalami keterbelakangan
mental dan bertubuh cebol.
Pengiriman SHK bayi baru lahir 7 hari
Dislipidemia berarti?
Pada dislipidemia biasanya HDL rendah. Jadi kemungkinan
Hipoalphalipoprotein

Kilomikron penanda Dislipidemia :


Trigliserid
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai