Anda di halaman 1dari 16

PENATALAKSANAANSPESIMEN

Penatalaksanaan Spesimen
• Salah satu kontribusi perawat dalam
pengkajian status kesehatan adalah
mengambil spesimen dan cairan tubuh untuk
pemeriksaan
• Tujuan pemeriksaan spesimen adalah
menetapkan diagnosa masalah dan menilai
respon klien terhadap terapi yang telah
dijalani.
Tanggungjawab perawat
• memberikan kenyamanan, mempertahankan
privasi dan keamanan saat pengambilan
spesimen
• menjelaskan tujuan pemeriksaan
• melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan
dan pengiriman spesimen dengan benar
• mencatat informasi yang terkait dengan
pemeriksaan pada lembaran dengan benar
• melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak
normal
1. Spesimen Urine
• Terbagi atas 3 yaitu : Urine Bersih , Urine Tengah,
Urine Tampung.
1. Urine bersih(clean voided urine specimen),
diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk
pemeriksaan urinalisa rutin diperlukan:
• Urine bersih, biasanya urine pertama pagi hari.
• Jumlah minimal 10mL
• Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat
melakukannya sendiri.
• Spesimen harus bebas dari feses
• Diperlukan urine segar (pengambilan kurang dari 1 jam),
bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urine harus
dimasukan dalam lemari es.
2. URINE TENGAH (clean-catch or midstream
urin specimen)
• merupakan cara pengambilan spesiman untuk
pemeriksaan kultur urine yaitu untuk mengetahui
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
• Sekalipun ada kemungkinan kontaminasi dari
bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan
dengan menggunakan kateter lebih berisiko
menyebabkan infeksi.
• Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang
didapat tidak terkontaminasi.
3. Urine Tampung
• Adalah pemeriksaan urin yang memerlukan
seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2
jam – 24 jam.
• Urin tampung disimpan di lemari pendingin atau
diberi preservatif (zat aktif tertentu)Tujuan:
– mencegah pertumbuhan bakteri atau mencegah
perubahan/kerusakan struktur urin.
– Biasanya urin ditampung di tempat kecil lalu
dipindahkan segera ke penampungan yang lebih besar.
Cara Pengambilan Spesimen
• Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus
diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan
yang benar.
• Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran
tengah (midstream), di mana aliran pertama urin
dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung
dalam wadah yang telah disediakan.
• Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis
Cont…….
• Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel
dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari
spesimen urine.
• Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien
harus mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih
atau tissue.
• Pasien juga perlu membersihkan daerah genital
sebelum berkemih.
• Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon
yang bersih sebelum menampung spesimen
Cont…..
• Pada kondisi tertentu, urine kateter juga dapat
digunakan. Dalam keadaan khusus, misalnya pasien
dalam keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan
kateterisasi kandung kemih melalui uretra. Prosedur ini
menyebabkan 1 - 2 % risiko infeksi dan menimbulkan
trauma uretra dan kandung kemih.
• lakukan desinfeksi pada bagian selang kateter dengan
menggunakan alkohol 70%.
• Aspirasi urine dng menggunakan spuit sebanyak 10 –
12 ml.
• Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat.
• Segera kirim sampel urine ke laboratorium. Untuk
mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam
urine biasanya diperlukan sampel urine 24 jam.
Cara pengumpulan urine 24 jam
1. Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang urin
pagi pertama. Catat tanggal dan waktunya. Semua
urine yang dikeluarkan pada periode selanjutnya
ditampung.
2. Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih
harus dikosongkan terlebih dahulu untuk menghindari
kehilangan air seni dan kontaminasi feses pada
sampel urin wanita.
3. Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang
tercatat pada wadah, pengumpulan urin dihentikan.
4. Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama periode
pengumpulan.
Pemeriksaan Menggunakan Spesimen
Urin
• Asam Urat,  Mendeteksi penyakit ginjal, eklampsia, keracunan
timah hitam, leukimia dengan diet tinggi purin, ulseratif kolitis dan
lain-lain, urin yang dibutuhkan tampungan urin 24 jam.
• Bilirubin  Mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, hepar,
kanker hepar., urine yang dibutukan sekitar 5 tetes.
• Human Chorionic Gonatropin  Mendeteksi adanya kehamilan
karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta, dalam
pengambilan urine dianjurkan klien untuk puasa cairan 8-12 jam,
urine 24 jam yang diperlukan sekitar 60 ml.
• Pemeriksaan lainnya yang mengunakan spesimen urineo
Urobilinogen  menentukan kerusakan hepar, hemolisis, dan
infeksi berat.
• Urinealisis menentukan berat jenis kadar glukosa, keton,dll.
• Kadar protein menentukan kadar kerusakan glomerulus
Hal-hal yang perlu di inspeksi dalam
pemeriksaan urine
1. Volume urine Dihitung dalam gelas ukur. Volume
urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume
urine masingmasing orang bervariasi tergantung
pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan,
dan kelembapan udara / penguapan.
2. Bau Urine
– Bau urine yang normal, tidak keras.
– Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh
asam-asam organik yang mudah menguap.
3. Buih pada urine
• Buih pada urine normal berwarna putih. Jika
urine mudah berbuih, menunjukkan bahwa urine
tersebut mengandung protein.
• Sedangkan jika urine memiliki buih yang
berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh
adanya pigmen empedu(bilirubin) dalam urine.
• Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis.
Makin besar dieresis, makin muda warna urine
itu.
4. Kejernihan
• Cara menguji kejernihan sama seperti menguji
warna yaitu jernih, agak keruh, keruh atau
sangat keruh.
• Tidak semua macam kekeruhan bersifat
abnormal. Urine normal pun akan menjadi
keruh jika dibiarkan atau didinginkan
KESIMPULAN
• Urine cairan sisa yang diekskresikan ginjal
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh, cara
pengambilan, pengumpulan ,pengamanan dan
pengiriman urine haruslah sesuai prosedur
agar tidak terjadi kontaminasi terhadap
sampel sehingga diperoleh hasil yang akurat.
Saran
• Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan
sesudah pengambilan spesimen urine:
– Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat,
kemudian bersihkan dengan sabun sebelum dan
sesudah mengambil sampel urine.
– Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan
benar.
– Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang
lain.
– Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa
sampel ke laboratorium.
– Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium

Anda mungkin juga menyukai