Anda di halaman 1dari 18

Yanti Rahayu, S.Tr.Kes,M.

Biomed
STIKES SYEDZA SAINTIKA

TEKNIK PENANGANAN
URIN,FESES,CAIRAN,SE
RUM DAN SPUTUM
Kelompok 1:
1. Amanda Putri (2205095)
2. Andamfa Rizalmi (2205096)
3. Dini Afdilla (2205103)
4. M. Wildan (2205116)
5. Mike Anzalvia (2205117)
6. Mina Kumala Sari (2205118)
7. Nur Hikmah ( 2205120)
Lia
Halo, teman-teman!
Kami Kelompok 1!
Spesimen Urine
Pengertian urine
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan Macam-macam urin
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam 1.urine pagi
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga Yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan dan ditampung pada pagi hari setelah
homeostasis cairan tubuh. bangun tidur.Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan
pemeriksaan rutin, serta tes kehamilan.

2.urine sewaktu. Yaitu urine yang dikeluarkan dan ditampungpada satu waktu
kapan saja yang tidak ada waktu penentuan khusus. Urine sewaktu ini biasanya
cukup baik untuk pemeriksaan rutin.

3.urine post pradial


Yaitu urine yang pertama kali dikeluarkan 2 jam setelah makan. Sampel urine ini
berguna untuk pemeriksaan glukosuria.

4.Urine 24 jam urine yang dikumpulkan selama waktu yang diketahui misalnya
mengumpulkan urine pada jam 7 pagi penderita mengeluarkan urine jam 7 pagi
penderita mengeluarkan urinenya atau pasien yang selanjutnya ditampung hingga
jam 7 pagi besok urine ini digunakan untuk pemeriksaan ginjal dan prostat
Cara penanganan sampel urine

Beri penjelasan kepada pasien seperti pengambilan

Prosedur
sampel urine pagi

1.beri wadah kepada pasien dan beri lebel mr dan


nama di wadah pasien

Pengambilan 2.jelaskan cara pengembilan sampel urine

Urine
a.bukak wadah urine
b.saat mengeluarkan urine buang tetesan pertama
c.lalu tampung urine pagi menggunakan pot sampel
urine ambil secukupnya
d.dan tutup wadah urine berikan kepada petugas
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan yang kita
ajukan
PENANGANAN SPESIMEN URINE
Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan hasil pemeriksaan yang keliru.Adapun
penanganan urine meliputi:
1.Wadah spesimen urine
Botol penampung (wadah) urine harus bersih dan kering.Wadah urine yang terbaik adalah yang
berupa gelas dengan mulut lebar yang dapat disumbat rapat dan sebaiknya urine dikeluarkan
langsung ke wadah tersebut. Jika hendak memindahkan urine dari wadah ke wadah lain, kocoklah
terlebih dahulu, supaya endapan ikut
terpindah.

2. Identitas spesimen urine.


Identitas spesimen ditulis dalam label yang mudah dibaca. Label memuat
setidaknya nama pasien dan nomor identifikasi, tanggal dan waktu
pengumpulan dan informasi tambahan seperti usia pasien dan lokasi dan nama
dokter, seperti yang dipersyaratkan oleh protokol Institusional.

3.Pengiriman spesimen urine.


Pemeriksaan urinalisis yang baik harus dilakukan pada saat urine masih segar
(kurang dari 1 jam), atau selambat-lambatnya dalam waktu 2 jam setelah
dikemihkan
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
Merupakan salah satu pemeriksaan dalam urine rutin.
Protein akan mengendap bila dipanaskan dalam keadaan asam
Tujuan : untuk mengetahui kadar protein dalam urine untuk mengetahui cara pemeriksaan protein metode asam asetat
Alat dan bahan :
*Alat :
- wadah urine - vacumball- pipet ukur- tabung reaksi besar- pipet tetes- lampu spritus- rak tabung reaksi- tang penjepit
* Bahan
- urine
- asam asetat 6%
Cara kerja:
1. Ambil 5 ml urin segar dengan pipet ukur masukan kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 3 tetes larutan asam asetat 6%
3. Kemudian panaskan hingga mendidih dengan posisi 45°
4. Amati hasil dan pembahan yang terjadi

Nilai nominal:
(-) Tidak ada kekeruhan
(+) Adanya kekeruhan
(++) Kekeruhan berbutir butir
(+++) Kekeruhan berkeping-keping
(++++) Kekeruhan mengumpel (tak ada urine lagi)
Spesimen Feses
Uji feses adalah pemeriksaan yang dilakukan pada sampel feses atau tinja guna
mendiagnosis adanya penyakit pada sistem pencernaan. Pemeriksaan ini mampu
mendeteksi adanya infeksi karena bakteri, virus, parasit, hingga penyakit lainnya seperti
penyerapan gizi yang kurang baik sampai kanker.

Teknik pengambilan dan penangan feses


1. Pasien telah terlebih dahulu buang air.
2. Pasien menutup jamban atau bedpan dengan kontainer khusus atau plastik. Feses tidak boleh
diambil dari bedpan karena feses yang mengenai bedpan telah terkontaminasi dengan desinfektan.
Feses juga tidak boleh bercampur dengan air, air sabun, ataupun tissue.
3. Pasien menggunakan sarung tangan tidak steril saat pengambilan sampel
Setelah defekasi, sekitar 20-40 gram atau setara dengan 5-6 sendok sampel diambil menggunakan
aplikator yang tersedia. Untuk memudahkan, instruksikan pasien untuk mengisi wadah tersebut
setengah penuh.
4. Kemudian sampel dimasukan ke dalam dalam wadah dan ditutup dengan rapat.
5. Pada kasus konstipasi, minta pasien untuk mengumpulkan sampel sebanyak “dua butir kacang”
Kemudian tutup wadah tersebut dengan rapat.
6. Jika pengambilan sampel telah selesai, kontainer khusus atau plastik pada jamban atau bedpan
bisa dilepaskan.
Teknik pengambilan dan penangan feses
1. Pasien telah terlebih dahulu buang air.
2. Pasien menutup jamban atau bedpan dengan kontainer khusus atau plastik. Feses tidak boleh diambil
dari bedpan karena feses yang mengenai bedpan telah terkontaminasi dengan desinfektan. Feses juga tidak
boleh bercampur dengan air, air sabun, ataupun tissue.
3. Pasien menggunakan sarung tangan tidak steril saat pengambilan sampel
Setelah defekasi, sekitar 20-40 gram atau setara dengan 5-6 sendok sampel diambil menggunakan aplikator
yang tersedia. Untuk memudahkan, instruksikan pasien untuk mengisi wadah tersebut setengah penuh.
4. Kemudian sampel dimasukan ke dalam dalam wadah dan ditutup dengan rapat.
5. Pada kasus konstipasi, minta pasien untuk mengumpulkan sampel sebanyak “dua butir kacang”
Kemudian tutup wadah tersebut dengan rapat.
6. Jika pengambilan sampel telah selesai, kontainer khusus atau plastik pada jamban atau bedpan bisa
dilepaskan.

7.Lepaskan sarung tangan, lalu cuci tangan dengan bersih menggunakan sabun pada
air yang mengalir.
8. Wadah diberi label yang lengkap. Label berisikan nama lengkap pasien, umur,
jenis kelamin, dan tanggal pengambilan sampel feses. Terdapat beberapa kebijakan
yang berbeda dari laboratorium maupun rumah sakit. Tidak jarang label telah diisi
sebelum prosedur dijalankan.
9. Segera kumpulkan spesimen dan slip pada petugas laboratorium
Pemeriksaan Spesimen
Feses
1.Makroskopik
•Warna : Warna normal pada feses adalah •kecoklatan atau kuning.
Konsistensi : Konsistensi normal feses adalah agak lunak dan berbentuk.
•Jumlah : Pada keadaan normal, jumlah tinja manusia adalah 100-250 gram/hari
•Bau : Bau normal pada tinja disebabkan oleh indol, skatol, serta asam butirat
•Lendir : adanya sedikit lendir dalam tinja adalah normal
•Darah: -
2.Mikroskopis
•telur cacing
•parasit lainnya
contoh pemeriksaan pada feses yaitu cacing dan parasit (pemeriksaan mikroskopik)
Alat dan bahan
1. objek glass
2. Deck glass
3. Mikroskop
4. Lidi
5. Pipet tetes
6. Feses
7. Eosin 2%
Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil eosin 2% dan teteskan diatas objek glass yang bersih
3. Setelah itu ambil feses yang telah dibersihkan dari sisa-sisa makanan dan letakkan diatas objek glass
yang sudah di tetesi eosin 2%
4. Kemudian homogenkan
5. Tutup perlahan dengan deck glass secara perlahan hingga tidak terjadi adanya gelombang
6. Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan 40x
TEKNIK
PENANGANAN
CAIRAN
Cara pengambilan sampel
SPERMA
Cara yang paling umum untuk mengambil sampel air mani adalah dengan mendorong
pasien masturbsi dan ejakulasi. Sperma hasil ejakulasi ditampung ke dalam wadah yang
steril. Biasanya dokter menyediakan fasilitas ruang pribadi dan steril untuk hal ini.
Pada beberapa kasus, orang juga bisa mengambil sampel air mani di rumah. Dokter
biasanya akan memberikan kondom khusus yang bisa menampun sampel air mani saat
aktivitas seksual.

Analisa sel spermatozoa adalah Namun, pengambilan sampel air mani lebih dianjurkan dilakukan di rumah sakit atau
pemeriksaan yang di lakukan pada pria klinik. Pasalnya, pengambilan sampel air mani di rumah bisa menurunkan kualitas sperma
jika tidak disimpan dengan baik.
untuk menilai adanya gangguan pada beberapa syarat yang harus dilakukan sebelum prosedur pemeriksaan sperma dilakukan:
sperma.spermatozoa memiliki tiga 1.Tidak berhubungan seks atau masturbasi selama beberapa hari sebelum pemeriksaan
bagian, terdiri dari kepala yang 2.menghindari ejakulasi selama lebih dari 14 hari sebelum pemeriksaan
ditudungi oleh aakrosombabgian 3.Menhindari konsumsi alkohol, kafein, dan marijuana sebelum pemeriksaan
4. menggunakan lubrikan saat mengambil sampelnya
tengah dan ekor. 5.bertanya ke dokter jika sedang mengonsumsi obat sebelum pemeriksaan
Analisis semen untuk evaluasi fertilitas 6.Tidak sedang sakit atau stres
terdiri dari pemeriksaan makroskopis
dan mikroskopis.
PEMERIKSAAN SPERMA

1.pemeriksaan makroskopid
-volume:Volum semen yang normal berkisar antara 2 dan 5 ml
-ph: pH harus diukur dalam 1 jam
ejakulasi karena dapat terjadi penurunan CO2. pH normal semen bersifat basa dengan
rentang 7,2 hingga 8,0. Peningkatan pH menunjukkan infeksi di dalam saluran
reproduks
-bau:Sperma yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik yang disebabkan oleh oksidasi spermin
(suatu
poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat
-warna : semen yang normal memiliki warna putih kelabu, tampak translusen, dan
memiliki bau basi yang khas.
-Likuifaksi
: Spesimen yang segar adalah semen yang ada penggumpalan dan harus mencair
dalam 30 hingga 60 menit setelah penggumpulan.
-Viskosita: Spesimen semen yang normal harus mudah
ditarik ke dalam pipet dan membentuk tetesan kecil yang tidak tampak menggumpal
atau berserabut ketika jatuh dari pipet akibat gravitasi
2.pemeriksaan mikroskopik
Meskipun fertilisasi dapat dicapai oleh satu spermatozoa, jumlah sperma yang
sebenarnya dalam spesimen semen merupakan ukuran fertilitas yang valid.
Jumlah sperma total untuk ejakulasi dapat dihitung dengan mengalikan
konsentrasi sperma dengan volum spesimen. Jumlah sperma total lebih dari 40 juta
per
ejakulasi dianggap normal (20 juta per mililiter × 2 mL)
Jumlah sperma per lapang pandang/ perkiraan densitas sperma
Cara kerja:
- Diaduk sperma hingga homogen
- Diambil 1-3 tetes cairan sperma ditaruh diatas obyek glass lalu ditutup dengan
cover glass
- Lihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 40X
- Dihitung berapa banyak spermatozoa pada beberapa lapang pandang
Pengertian

Teknik Penanganan Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru,
bronkus, dan trakea yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau

Sputum
ditelan. Kata “sputum” yang dipinjam langsung dari bahasa Latin
“meludah.”Disebut juga dahak (Kamus Kesehatan, 2017).

Cara pengambilan sampel


1.Pasien dalam posisi berdiri atau jika pasien lemah, pasien boleh duduk agak
condong kedepan. Pasien disuruh berkumur2 dahulu sebelum pengambilan
dahak.Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan batuk sangat kuat,
tetapi penderita dianjurkan utk menahannya kuat2, tarik nafas dalam2.

2.Kemudian segera batukkan sekuat-kuatnya sampai merasakan dahak yg


dibatukkan keluar dari dada bukan dari tenggorokan.

3.Bagi pasien yg sulit mengeluarkan dahak : • Gelitik bagian anak lidah /batang
tenggorok dengan lidi kapas.
Masukkan saline/PZ dingin sebanyak 5-10 ml atau aquadest steril kedalam
batang tenggorokan sedikit demi sedikit.
Penderita disuruh menjemur diri dibawah matahari dengan posisi tidur telungkup
diatas dipan dengan kedua tangan jatuh bebas dan batuk kalau dada terasa
panas.Tampung dahak yg keluar dlm wadah yg disediakan, bersihkan bagian
mulut wadah, baru ditutup setelah dipastikan yang ditampung dahak bukan
liur/ludah.
2.pemeriksaan sputum
Indikasi pemeriksaan sputum adalah untuk mengetahui adanya infeksi
penyakit tertentu seperti pneumonia dan Tuberculosis Paru.
macam-macam pemeriksaan spesimen sputum
1) Pewarnaan gram, yaitu pemeriksaaan dengan pewarnaan gram
yang dapat memberikan informasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
2) Kultur Sputum, yaitu pemeriksaan kultur sputum dilakukan
untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna menegakkan
diagnosis definitif.
3) Sensitivitas, berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik
dengan mengidentifikasi antibiotik yang mencegah
pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum.
4) Basil Tahan Asam (BTA), untuk menentukan adanya
Mycobacterium tuberculosa yang setelah dilakukan pewarnaan
bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol
asam
2.pemeriksaan sputum
Indikasi pemeriksaan sputum adalah untuk mengetahui adanya infeksi
penyakit tertentu seperti pneumonia dan Tuberculosis Paru.
macam-macam pemeriksaan spesimen sputum
1) Pewarnaan gram, yaitu pemeriksaaan dengan pewarnaan gram
yang dapat memberikan informasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
2) Kultur Sputum, yaitu pemeriksaan kultur sputum dilakukan
untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna menegakkan
diagnosis definitif.
3) Sensitivitas, berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik
dengan mengidentifikasi antibiotik yang mencegah
pertumbuhan organisme yang terdapat dalam sputum.
4) Basil Tahan Asam (BTA), untuk menentukan adanya
Mycobacterium tuberculosa yang setelah dilakukan pewarnaan
bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol
asam
TERIMA KASIH!
Ada pertanyaan untuk kami?

Anda mungkin juga menyukai