Anda di halaman 1dari 21

Pengambilan spesimen

urine
Dosen Pengampu : Abdul Rokhman,
S.Kep.Ns.,M.Kep.
Nama Kelompok :

1. Ahmad Dwi Mulyanto (2102013326 )


2. Khubaha Ichatal Jannah ( 2102013316 )
3. Leo Aldi ( 2102013328 )
4. Putri Agustina ( 2102013390 )
5. Saskia Karimah Yanti ( 2102013313 )
6. Yuwanda Setia Rahayu ( 2102013301 )
Table of contents
01. Pendahuluan 02. Tujuan 03. Definisi Urine 04. Komposisi dan fungsi urine

05. Karakteristik Urine 06. Pengertian urinalisis 07, Jenis Jenis spesimen

08. Pengambilan spesimen urin 09. SOP 10. Kesimpulan


pendahuluan
Tubuh manusia yang sehat secara lancar dan efektif memakan, mencerna, menyerap, dan metabolisme
makanan untuk memberikan bahan bakar dan mengoprasikan banyak fungsinya. Tubuh yang sehat juga
secara lancar dan efektif membuang produk sampah yang tudak dibutuhkan untuk mempertahankan
hemeostasis. Eliminasi produk sampah cair dan pada normalnya dan terjadi secara rutin dan merupakan
peristiwa biasa, kecuali terjadi perubahan kebiasaan atau penyakit. Perubahan kebiasaan defekasi atau
berkemih dapat menendahkan penyakit atau menyebabkan penyakit. Mengkaji produk eliminasi ( urin )
klien, mengobservasi fungsi kandung kemih dan ususnya, serta membantu klien yang menghadapi
masalah dalam fungsi ini merupakan tanggung jawab keperawatan yang mendasar
tujuan
1. Umum Agar dapat mengetahui bagaimana cara
pengambilan spesimen urine.
2. Khusus Perawat dapat melakukan pengambilan
spesimen Urine sesuai asuhan keperawatannya
Definisi urine
Urin secara umum adalah produk sampah cair dari tubuh. Mengeluarkan
urin dari tubuh disebut urinasi, mikturisi, berkemih. Urin adalah produk
sampah cair dari tubuh. Mengeluarkan 3 urin dari tubuh disebut urinasi,
mikturisi, berkemih. Dengan memahami karakteristik normal produk
sampah ini dan memahami fungsi eliminasi normal membantu
mengidentifikasi keragaman atau abnormalitas saat abnormalitas
tersebut terjadi. (Rosdahl dan Kowalski, 2014)
Komposisi dan fungsi
urine
1. KOMPOSISI URINE
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea)
garam terlarut dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari
darah atau cairan Interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi
ketika molekul yang penting Bagi tubuh misal glukosa diserap kembali ke dalam
tubuh melalui molekul pembawa. Cairan Yang tersisa mengandung urea dalam kadar
yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau Berpotensi racun yang akan
dibuang keluar tubuh
Lanjutan

2. FUNGSI URINE
fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan
dari Dalam tubuh. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak
menderita dehidrasi akan Mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita
dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna Kuning pekat atau cokelat. Diabetes
adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin Orang yang
sehat.
KARAKTERISTIK
URINE
1. Warna
2. Kejernihan
3. Bau
4. Volume
5. Berat jenis
6. Keasaman
7. Komponen abnormal
Pengertian
Urinalisis
Urinalisis adalah pemeriksaan sampel urin untuk tujuan
skrining, diagnosis, evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
infeksi saluran kemih, batu ginjal dan memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi ( hipertensi ) dan skrening terhadap
status Kesehatan umum.
Spesimen urine
Jenis Jenis spesimen urine ada berbagai macam antara lain :
1. Spesimen urine pagi
2. Spesimen urine sewaktu / random
3. Spesimen urine 24 jam
4. Spesimen urine porsi tengah ( midstream )
5. Spesimen urine terminal
6. Spesimen urine yang diambil kateter
7. Spesimen
Pengambilan
Spesimen Urin
Pengambilan spesimen urin di bedakan bedasarkan kondisi dan kepentingan setiap
pasien, apabila pasien tidak bisa melakukan BAK secara mandiri maka perawat akan
membantu sesuai dengan kode etik yang berlaku. Spesimen yang disimpulkan dapat
berupa spesimen urin sewaktu/spesimen 24 jam, spesimen ini tidak melakukan bahan
pengawet, jika specimen baru akan diperiksa 24 jam lagi, spesimen ini harus di
simpan pada 4 – 8 C, untuk mencegah tumbuhan bakteri. Spesimen yang
dikumpulkan harus dijaga pada suhu 4C, sampai periksaan ternyata ditunda lebih dari
24 jam, spesimen tersebut harus di simpan pada suhu – 20 C.
SOP Pengambilan
Spesimen Urine
Prosedur Pengambilan Urine
Porsi Tengah
ALAT DAN BAHAN :
1. Botol penampung urin yang bersih dan kering
2. Etiket
3. Kasa steril
4. Handscon
5. Pinset
TAHAPAN :
1. Memberi salam pada pasien
2. Mempersiapkan untuk duduk dan menjelaskan tentang pengambilan sampel urin
3. Mempersiapkan alat dan bahan
4. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan sampel, dan menjelaskan kepada pasien bahwa yang diambil
adalah urin tengah, cara pengambilannya yaitu pasien mengeluarkan urinya sedikit dahulu tanpa
ditampung, lalu yang diambil adalah urine setelahnya
5. Memberikan wadah urin yang telah diberi etiket ( nama, umur, alamat, jenis urin dan tanggal )
6. Pasien dipersiapkan untuk mengambil sampel urin ditempat yang telah ditentukan
7. Sampel urin diterima dan untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan
Prosedur Pengambilan Urin Dari Kateter

TAHAPAN :
1. Buka penjepit kateter
2. Masukkan jarum pada sudut 30 sampai 45 derajat. Sudut masuk ini memudahkan
penyegelan sendiri karet

3. Tarik jumlah urin yang diperlukan, misalnya 3 ml untuk kultur urin


4. Pindahkan urin kewadah soesimen. Pastikan jarum tidak menyentuh bagian luar wadah
5. Tutup wadahnya
6. Lepaskan sarung tangan dan buang dengan benar
7. Beri label wadah, dan dikirim urin ke laboratorium
8. Catat pengumpulan spesimen dan pengamatan terkait urin pada catatan yang sesuai
Prosedur Pengambilan Urin Suprapublik
ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN :
1. Kain kasa steril
2. Alat obat untuk disinfeksi
3. Kain steril untuk mempersempit lapangan operasi
4. Semprit beserta jarum suntik untuk pembiusan lokal dan jarum yang diisi dengan
aquadest steril untuk fiksasi balon kateter
5. Obat anastesi lokal
6. Alat pembedaan minor antar lain pisau, jarum jahit kulit, benang sutra, dan
pemegang jarum
7. Alat trokar dari campbel atau trokar konvensional
8. Kateter foley
9. Kantong penampung urine ( urobag )
LANJUTAN
Langkah Langkah sistostomi trokar :
1. Disinfeksi lapangan operasi
2. Mempersempit lapangan operasi dengan kain steril
3. Injeksi ( infitrasi ) anestesi lokal dengan lidokoin 2% mulai dari kulit, subkutis hingga
ke fasia
4. Insisi kulit suprapublik di garis tangan pada tempat yang paling cembung + 1 Cm
kemudian diperdalam sampai ke fasia
5. Dillakukan fungsi percobaan melalui tempat insisi dengan semprit 10 cc untuk
memastikan tempat kedudukan buli – buli
6. Alat trokar ditusukan melalui luka operasi hingga terasa hilangnya tahanan ari fasia
dan otot otot detrusor
7. Alat obturator dibuka dan jika alat itu sudah masuk kedalam buli buli akan keluar
urine memancar melalui sheath terokar
8. Selanjutnya bagian alat trokar yang berfungsi sebagai obturator ( penusuk ) dan
sheath dikeluarkan dari buli buli sedang bagian slot kateter setangah lingkar tetap
ditinggalkan
Lanjutan

9. Kateter foley dimasukan melalui penuntut slot kateter setengah


lingkaran, kemudian balon dikembangkan memakai aquadest 10 cc.
setelah diyakinkan balon berada di buli buli, slot kateter stengah
lingkaran dikeluarkan dari buli buli dan kateter dihubungkan dengan
kantong penampung atau urobag

10. Kateter difikasikan pada kulit dengan benang sutra


dan luka oprasi ditutup dengan kain kasa steril.
PENGUJI SPESIFIK URINE, PH, GLUKOSA, KETON,
DAN DARAH SAMAR DI URINE

ALAT DAN BAHAN :


1. Untuk semua test : sarung tangan
2. Untuk berat jenis urine : urinereter dan gelas silinder spektometer atau reflektometer
3. Untuk Ph urine : kertas lakmus ( merah atau buru )
4. Untuk test glukosa : tablet reagen atau strip test reagen, tablet warna skala, pipet
5. untuk badan keton : tablet reaktan dan kertas test
6. Untuk tes darah samar : kertas reaksi
PELAKSANAAN :
1. Pasien diminta untuk BAK, urin di tampung dan beri nama pasien pada penampungf urin
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan
4. Urine terlebih dahulu di saring dengan kertas saring dengan menggunakan corong dalam
tabung reaksi

INTERVENSE :
A. Untuk mengukur berat jenis
B. Untuk mengukur Ph
C. Untuk menguji glukosa
D. Untuk menguji benda keton
E. Untuk menguji darah samar
F. Untuk semua test
KESIMPULAN

Dengan menggunakan prosedur baik dan benar serta mengetahui tentang


pengambilan spesimen urin kita dapat mengetahui kandungan dan kelainan yang
terdapat pada urine sehingga kita dapat mencegah dan menanggulanginya
Pada proses spesimen urine harus mempersipkan alatnya dengan lengkap
dan memberikan penjelasan tentang hal hal yang dilakukan pada pasien serta
mengetahui dengan baik tata cara pelaksanaannya

Anda mungkin juga menyukai