Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTERPRESTASI PEMERIKSAN DIAGNOTIK DAN LABORATORIUM

(SOP PEMERIKSAAN URINE)

INTERPRESTASI PEMERIKSAN DIAGNOTIK DAN LABORATORIUM


Ns.Rahmawati Dian Nurani,M.K

DISUSUN OLEH:
1.Ayu Puspitasari : (2020003)

2.Bunga lana Rajuna : (2020005)

3. Wulan Angraeni : (2020024)

4.Yuan Ajeng F. : (2020025)

AKADEMI KEPERAWATAN BUNDA DELIMA

2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini .Tanpa pertolonga-Nya kami sendiri tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada
kami .Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan atau masalah namun dengan
penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini tentang “SOP Pemeriksaan Urine” ,tema yang akan dibahas di makalah ini telah
diberikan kepada kami dan kami akan mempelajari dengan lebih dalam .Butuh waktu yang
cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Semoga makalah yang kami buat bersama ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh
pembaca.Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan ,kami selaku penyusun dan penulis
mohon kritik dan saran untuk pembaca untuk penyempurnaanya.

Bandar Lampung,8 september 2021

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan kesehatan dapat menghambat segala aktivitas manusia .Oleh sebab itu penting
bagi seseorang untuk menjaga kesehatan.Bukan hanya satu organ tubuh saja yang di jaga
namun keseluruhan.Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar isitilah
urine.Buang air kecil merupakan suatu hal yang tidak normal apabila urine yang kita
keluarkan tidak seperti biasanya .Menngalami perubahan warna misalnya .Atau merasakan
nyeri saat melakukan proses buang air kecil.Dari contoh tersebut tentu saja terdapat sebab
mengapa hal itu dapat terjadi .Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan
pemeriksaan .Pemeriksaan pada urin dapat menentukan penyakit apa urin dapat menentukan
penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang.Oleh sebab itu dalam makalah ini kami
akan membahas bagaiamana protein dalam urine dalam menentukan diagnosa suatu
penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari urine ?
1.2.2 Bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan dan nilai rujukan protein urine ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari protein urine
1.3.2 Mengetahui proses terbentuknya urine
1.3.3 Mengetahui cara membaca hasil pemeriksaan dan nilai rujukan protein urine.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk mengetahui kelainan yang ada di dalam tubuh pasien.
1.4.2 Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam urine.
1.4.3 Untuk mengetahui tindakan selanjutnya atas penyakit yang diderita pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Pengertian. Suatu tindakan
mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Urin atau air
seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

2.2 Komposisi dan Fungsi Urine


Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang
penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul
pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai
senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin
dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk
mempercepat pembentukan kompos. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa
seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai
zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau
saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun
jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya
cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan
bahwa urin itu merupakan zat yang steril. Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang
yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita
dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Diabetes adalah
suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat
2.3 Pemeriksaan Urine
Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran
kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu,
pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan
specimen yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, tehnik pengumpulan sampai
dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar.

2.3.1 Jenis pengambilan sampel urine :

2.3.1.1 Urine sewaktu/urine acak (random) Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan
setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau
hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai
kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.

2.3.1.2 Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan
sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa
asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine
pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan
adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.

2.3.1.3 Urine tampung 24 jam Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama
24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya
digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin,
natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya
dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.

2.3.2 Hal-hal yang perlu di infeksi dalam pemeriksaan urine:

2.3.2.1 Volume urine Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung
dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine
masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan,
dan kelembapan udara / penguapan.

2.3.2.2 Bau Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari
sebagian oleh asamasam organik yang mudah menguap.

2.3.2.3 Buih Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,
menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki
buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin)
dalam urine.

2.3.2.4 Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda
warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning
tua.Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin.
Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun
ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal,
berupa hasil metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan
atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan

2.3.2.5 Kejernihan Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak
keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine
normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut
nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.

2.4 Proses Pengambilan Urine

2.4.1 Persiapan alat


1. Botol yang telah disterilkan (tempat penampung specimen)
2. Label specimen
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Larutan anti septik
5. Kapas sublime
6. Formulir laboraturium
7. Urinal (pispot) jika klien tidak dapat berjalan
8. Baskon air hangat
9. Waslap
10. Sabun handuk

2.4.2 Prosedur plaksanaan


1. Beritahu klien tujuan prosedur pelaksaan
2. Untuk klien yang dapat berjalan
Antar klien ke kamar kecil ,untuk membasuhi dan mengelap daerah ginetal dan
parineal dengan sabun dan air. Untuk klien wanita bersihkan daerah parineal dari
depan kebelakang dengan menggunakan kapas disinvektan steril hanya sekali pakai.
Untuk klien laki-laki tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik dengan
gerakan membuka, bersihkan saluran kencing. Gunakan steril hanya sekali pakai
kemudian buang bersihkan area dari beberapa inci dari penis.
3. Untuk klien yang memerlukan bantuan
Siapkan klien dan peralatannya bersihkan daerah parineal dengan sabun kemudian
keringkan,posisikan klien setegak mungkin jika diperbolehkan buka peralatan,hati-
hati jangan sampai mengontaminasi tempat sampel pakai sarung tangan ,bersihkan
saluran kencing seperti yang di jelaskan diatas
4. Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan klien yang dapat
berjalan bagaimana mengambil sampel
Perintah klien untuk BAK tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil
sampel ,jangan sampai wadah tersentuh.Penis ambil kurang lebih 30-60ml urine di
dalam wadah sentuh hanya dalam luar wadah jika perlu,bersihkan wadah dengan
disinfektan untuk mengambil urine aliran tengah anjurkan ,klien kencing duku
kemudian menahannya dan kencing kembali ,lalu urine dimasukan kedalam botol +-
30-60cc,kemudian klien di anjurkan mengeluarkan urine secara keseluruhan.
5. Beri label pada botol dan bawa kelaboratorium
Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar ,letakan pada botol
usahakan agar speaiment dapat di bawa kelaboratorium secepatnya.
6. Catatan data yang bersangkutan
Catat data seperti warna,bau,konsistensi,dan kesulitan klien selama pengambilan
sampel.
7. Spesimen kulit periodik (urine tampung)
Dapatkan wadah spesimen dengan zat pengawet dari laboratorium,labeli wadah
dengan identitas klien kapan pengumpulan dimulai dan selesai.gunakan tempat yang
bersih untuk mengambil sampel.Simpan semua sampel dari setiap pengambilan
sampel dalam wadah dan disimpan wadah dari lemari pendingin .Jagalah sampel
agar tidak terkontaminasi dengan kertas toilet atau feses .Pada akhir periode
pengambilan ,perintahkan klien untuk mengosongkan kantong kemih dan simpan
urine sebagai bagian spesimen ,bawa semua sampel ke laboratorim .Catat dalam
dokumen sampel ,waktu pengambilan dan waktu selesainya serta hasil pengamatan
lain terhadap urine.
8. Pengambilan spesimen urine dari kateter
Gunakan sarung tangan sekali pakai jika tidak ada urine dalam kateter ,jepit tabung
penampung selama +- 30 menit.Hal ini menyebabkan segera berkumpul di dalam
kateter.Bersihkan daerah penyuntikan jarum dengan menggunakan disinfektan
daerah penyuntikan ini sebaiknya agak jauh dari gelembung tabung untuk mencegah
tertusuknya gelembung tersebut.Dengan menyucihamankan jarum mikoorganisme
akan menghilang pada pembukan kateter.Jadi cegahlah kontaminasi jarum dan
masuk nya makoorganisme dalam kateter masukan jarum dengan sudut 30-450
lepaskan penjepit kateter ambil sampel urin secukupnya (3cc untuk kultur urine dan
30cc untuk analisis urine rutin).Pindahkan urin kedalam wadah ,pastikan jarum tidak
menyentuh luar wadah ,buang jarum dan suntikan kedalam tempat
penampungan .Tutup wadahnya lepaskan sarung tangan ,dan taruh pada tempat yang
disediakan baeri label dan kirim kelaboraturium secepatnya untuk analisis atau taruh
dilemari pendingin catat dan dokumentasikan hasil spesimen dan pengamatan
spesimen.

2.5 Cara pengambilan sampel


Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari.
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam
keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita
harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar. Bahan urin dapat
diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan
urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah
urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.  Punksi
Suprapubik. Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan
urin langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit
dan jarum steril. Yang penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis
yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan
ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka
bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat
dipastikan merupakan penyebab ISK.  Kateter. Bahan urin dapat diambil dari
kateter dengan jarum dan semprit yang steril. Pada cara ini juga penting tindakan
antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus elalu
dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter
yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh
darikateter sama dengan hasil biakan urin yang diperoleh dari punksisuprapubik.Urin
Porsi Tengah. Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisis merupakan
teknik pengambilan yang paling sering dilakukan dan tidak menimbulkan
ketidaknyamanan pada penderita. Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan
pengambilan cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk persiapan
pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan menyebabkan kultur false-negatif.

2.5.1 Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita :

1.Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa
steril dibasahi air atau salinhangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering.
Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan
pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina
selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan
kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang.
Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang
dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia
dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan
sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang
kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa
mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke
dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi. 5.
Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut
dan kirim segera ke laboratorium.
2.5.2 Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa
steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin
hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan
antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan
jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis
dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat
sampah.
3.Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali
lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang
kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
4.Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang
beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya
ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut
dan kirim segera ke laboratorium. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium,
karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang
biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri
sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima
maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu
2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti
telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan
sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada
suhu 4 0 C selama tidak lebih dari 24 jam.

2.5.2 Langkah kerja


2.5.2.1 Persiapan alat dan bahan
1.Urinal 2.Pengalas 3.Tissu 4.Sampiran 5.Baskom 6.sabun

2.5.2.2 Tahap pra interaksi


1. Periksa catatan keperawatan
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Ekplorasi dan falidasi perasaan pasien

2.5.2.3 Tahap Orientasi


Beri salam dan panggil pasien dengan namanya Jelaskan pada pasien tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan 3. Berikan kesempatan kepada pasien
atau keluarga untuk bertanya sebelum tindakan dimulai 4. Tanya keluhan dan kaji
gejala spesifik yang ada pada pasien, lalu pasang sampiran.

2.5.2.4 Prosedur pelaksaan


Cuci tangan Jelakan prosedur pada pasien Pasang sampiran, tutup kelambu atau pintu
Pasang alas urinal dibawah glutea Lepas pakaian bawah pasien Pasang urinal
dibawah glutea/pinggul atau diantara kedua paha . Anjurkan pasien untuk
berkemih .Setelah selesai rapikan alat, Cuci tangan, catat warna dan jumlah produksi
urine.

2.5.2.5 Tahap terminasi


Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan Simpulkan hasil prosedur yang
dilakukan Rapikan peralatan dan cuci tangan Catat tanggal dan jam defikasi serta
karakteristiknya Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan serta hasilnya
Lakukan observasi
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan.
Dengan menggunakan prosedur baik dan benar serta pengetahuan tentang
pengambilan spesimen urine, kita dapat mengetahui kandungan dan kelainan yang
terdapat dalam urine sehingga kita dapat lebih cepat mencegah dan
menanggulanginya. Pada proses pengambilan spesimen urine harus mempersiapkan
alat-alatnya dengan lengkap dan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan bila pasien sadar serta mengetahui dengan baik tentang tata cara
pelaksanaannya.

3.2 Saran
Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan spesimen urine:
1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat, kemudian bersihkan dengan
sabun sebelum dan sesudah mengambil sampel urine.
2. Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan benar.
3. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang lain.
4. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel ke laboratorium.
5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan alimul, Aziz.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta: penerbit
salemba medika http://subijakto.blogspot.com/2010/11/makalah-urine-2010.html Kusyati
Eni. 2006.Keterampilan dan Prosedur Laboratorium, Cetakan Pertama.Jakarta : EGC.
Murwani Arita. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan, Cetakan Kedua.
Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai