DISUSUN OLEH:
1.Ayu Puspitasari : (2020003)
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kekuatan dan petunjuk untuk
menyelesaikan tugas makalah ini .Tanpa pertolonga-Nya kami sendiri tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada
kami .Makalah ini disusun dengan menghadapi berbagai rintangan atau masalah namun dengan
penuh kesabaran kami mencoba untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini tentang “SOP Pemeriksaan Urine” ,tema yang akan dibahas di makalah ini telah
diberikan kepada kami dan kami akan mempelajari dengan lebih dalam .Butuh waktu yang
cukup panjang untuk mendalami materi ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Semoga makalah yang kami buat bersama ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh
pembaca.Meski makalah ini masih mempunyai kekurangan ,kami selaku penyusun dan penulis
mohon kritik dan saran untuk pembaca untuk penyempurnaanya.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari protein urine
1.3.2 Mengetahui proses terbentuknya urine
1.3.3 Mengetahui cara membaca hasil pemeriksaan dan nilai rujukan protein urine.
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk mengetahui kelainan yang ada di dalam tubuh pasien.
1.4.2 Untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam urine.
1.4.3 Untuk mengetahui tindakan selanjutnya atas penyakit yang diderita pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisis. Pengertian. Suatu tindakan
mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Urin atau air
seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk
membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
2.3.1.1 Urine sewaktu/urine acak (random) Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan
setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer, isotonik, atau
hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa sebagai
kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
2.3.1.2 Urine pagi Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur, dilakukan
sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa
asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine
pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan berdasarkan
adanya HCG (human chorionic gonadothropin) dalam urine.
2.3.1.3 Urine tampung 24 jam Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan selama
24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah. Urine jenis ini biasanya
digunakan untuk analisa kuantitatif suatu zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin,
natrium, dsb. Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan biasanya
dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.
2.3.2.1 Volume urine Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung
dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine
masingmasing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan,
dan kelembapan udara / penguapan.
2.3.2.2 Bau Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari
sebagian oleh asamasam organik yang mudah menguap.
2.3.2.3 Buih Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,
menunjukkan bahwa urine tersebut mengandung protein. Sedangkan jika urine memiliki
buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh adanya pigmen empedu(bilirubin)
dalam urine.
2.3.2.4 Warna urine ditentukan oleh besarnya dieresis. Makin besar dieresis, makin muda
warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara kuning muda dan kuning
tua.Warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna, terutama urochrom dan urobilin.
Jika didapat warna abnormal disebabkan oleh zat warna yang dalam keadaan normal pun
ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah besar. Kemungkinan adanya zat warna abnormal,
berupa hasil metabolism abnormal, tetapi mungkin juga berasal dari suatu jenis makanan
atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine mungkin baru berubah setelah dibiarkan
2.3.2.5 Kejernihan Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak
keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urine
normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan. Kekeruhan ringan disebut
nubecula dan terjadi dari lender, sel-sel epitel, dan leukosit yang lambat laun mengendap.
2.5.1 Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada wanita :
1.Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah vagina dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa
steril dibasahi air atau salinhangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering.
Jangan memakai larutan antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan
pula wadah steril dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina
selesai.
2. Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah vagina dengan potongan
kasa steril yang mengandung sabun. Arah pembersihan dari depan ke belakang.
Kemudian buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan potongan kasa yang
dibasahi dengan air atau salin hangat. Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia
dengan 2 jari dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan pembilasan
sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang
kering. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.
4. Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih. Buang beberapa
mililiter urin yang mula-mula keluar. Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke
dalam wadah steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah terisi. 5.
Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut
dan kirim segera ke laboratorium.
2.5.2 Cara pengambilan dan penampungan urine porsi tengah pada pria :
1. Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan daerah penis dan
muara uretra. Satu potong kasa steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa
steril dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air atau salin
hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan kering. Jangan memakai larutan
antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan
jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis
dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat
sampah.
3.Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali
lagi, lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang
kasa yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
4.Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang
beberapa mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya
ke dalam wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut
dan kirim segera ke laboratorium. Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium,
karena penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang
biak dan penghitungan koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri
sebenarnya yang terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima
maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu
2 jam. Setiap sampel yang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti
telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan
sampel baru.3 Bila pengiriman terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada
suhu 4 0 C selama tidak lebih dari 24 jam.
3.1Kesimpulan.
Dengan menggunakan prosedur baik dan benar serta pengetahuan tentang
pengambilan spesimen urine, kita dapat mengetahui kandungan dan kelainan yang
terdapat dalam urine sehingga kita dapat lebih cepat mencegah dan
menanggulanginya. Pada proses pengambilan spesimen urine harus mempersiapkan
alat-alatnya dengan lengkap dan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan bila pasien sadar serta mengetahui dengan baik tentang tata cara
pelaksanaannya.
3.2 Saran
Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan spesimen urine:
1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat, kemudian bersihkan dengan
sabun sebelum dan sesudah mengambil sampel urine.
2. Lakukan tata cara pengambilan urine dengan baik dan benar.
3. Gunakan sarung tangan jika menyentuh urine orang lain.
4. Gunakan plastik bening dan bersih untuk membawa sampel ke laboratorium.
5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul dan alimul, Aziz.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik.Jakarta: penerbit
salemba medika http://subijakto.blogspot.com/2010/11/makalah-urine-2010.html Kusyati
Eni. 2006.Keterampilan dan Prosedur Laboratorium, Cetakan Pertama.Jakarta : EGC.
Murwani Arita. 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan, Cetakan Kedua.
Yogyakarta : Fitramaya.