Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) KETERAMPILAN

PEMERIKSAAN FISIK FUNGSI REFLEK

Dibuat Oleh : Direvisi Oleh : Tanggal Revisi :


TIM Keperawatan Ns. Ferry, M. Kep. 07 Februari 2022
Medikal Bedah

STANDAR Tanggal Pembuatan : DITETAPKAN OLEH :


OPERASIONAL 8 Maret 2020 Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung
PROSEDUR
Pengertian Pemeriksaan fungsi reflek yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar

Tujuan Dapat menjelaskan fungsi, jenis, sifat atau cara kerja dan pemeriksaannya

Fase Pre Interaksi 1. Mengecek program terapi medik


2. Mempersiapkan alat:
a. Selimut mandi
b. Sampiran
c. Refleks Hammer

Fase Interaksi 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Melakukan evaluasi/ validasi
3. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan langkah- langkah tindakan
5. Menjaga privasi klien

Fase Kerja 1. Cuci tangan


2. Gunakan handscoon bersih
3. Pasang sampiran / tutup jendela (privasi pasien)
4. Meletakkan alat ke dekat klien
5. Menutup area dengan selimut mandi
a. Refleks Tendon
1) Refleks Bisep
(a) Bila posisi klien duduk lengan bawah pronasi rileks diantara paha :
bila posisi terlentang lengan diposisikan di atas bantal lengan bawah
dan tangan di atas abdomen
(b) Posisikan ibu jari pemeriksa di atas tendon bisep
(c) Ketuk hammer di atas ibu jari
(d) Respon normal berupa fleksi dari siku dan tampak kontraksi otot bisep

2) Refleks trisep
(a) Posisi klien hampir sama dengan refleks bisep
(b) Posisi pemeriksa sebaiknya dari arah samping belakang klien untuk
mengamati kontraksi
(c) Ketukkan hammer kira-kira 5cm di atas siku (Olekranon)
(d) Respon normal adalah ekstensi dari siku dan tampak kontraksi otot
trisep

3) Refleks Brachioradialis (Refleks radius)


(a) Posisi sama dengan refleks bisep hanya harus berada antara posisi
pronasi dan subordinasi
(b) Ketukkan hammer dengan perlahan di bagian radius, kira-kira 5cm di
atas pergelangan tangan
(c) Respon normal berupa lengan bawah akan berfleksi dan
bersubordinasi

4) Refleks Kuatrisep Femoralis (refleks Patela)


(a) Bila posisi duduk kaki tergantung rileks di tepi tempat tidur, tangan
pemeriksa berada di atas lutut
(b) Bila posisi klien terlentang tangan atau lengan bawah pemeriksa
berada di bawah lutut klien (bisa diganti dengan bantal), klien dalam
keadaan fleksi sendi lutut kira-kira 20 derajat dan tumit klien harus
berada di tempat tidur
(c) Ketukkan pada tendon muskulus kuatrisep femoralis bawah patela
(d) Respon normalberupa gerakan ekstensi dari tungkai serta dengan
kontraksi otot kuatrisep

5) Refleks Tendon Achiles (APR)


(a) Bila posisi klien duduk kaki dorsofleksi optimal (sama seperti posisi
refleks bisep)
(b) Bila posisi klien terlentang fleksi panggul dan lutut sambil sedikit
rotasi paha keluar
(c) Pemeriksa memegang ujung kaki untuk memberi sikap dorso fleksi
ringan pada kaki
(d) Ketukkan hammer di atas tendon achiles
(e) Respon normal berupa gerakan plantar fleksi pada kaki dan kontraksi
otot bisep

b. Refleks Permukaan/ Supervisial


1) Refleks Kulit
(a) Refleks Dinding Perut Supervisial
(1) Alat yang digunakan berujung tumpul seperti kunci atau ujung
refleks hammer
(2) Posisi klien terlentang, tungkai diganjal bantal, kedua lengan
diletakkan disamping tubuh dan upayakan relaksasi
(3) Instruksikan klien untuk menutup mata dan anjurkan nafas panjang
(4) Goreskan kunci atau ujung refleks hammer di seluruh kuadran
perut klien dengan arah luar menuju arah umbilikus
(5) Respon normal berupa kontraksi otot perut dan umbilikus bergerak
ke arah otot yang kontraksi

(b) Refleks Kremaster


(1) Alat yang digunakan ujung reflek hammer
(2) Posisi pasien terlentang dengan paha sedikit abduksi
(3) Goreskan dengan ujung reflek hammer pada permukaan dalam
medial kedua pangkal paha
(4) Respon normal berupa kontraksi skrotum dan kremaster

(c) Refleks Anus Supervisialis


(1) Gunakan sarung tangan/ handscoon
(2) Posisikan klien litotomi dan upayakan relaksasi
(3) Ujung jari pemeriksa dengan menggunakan sarung tangan
ditusukkan secara ringan ke dalam cincin anus klien
(4) Refleks normal berupa kontraksi otot spingter eksternus

(d) Refleks Bublokavernosus


(1) Posisi klien berbaring dan upayakan relaksasi
(2) Cubit kulit penis atau gland penis
(3) Refleks normal berupa kontraksi otot bulbokavernosus. Kontraksi ini
dapat dilihat tetapi lebih jelas apabila diraba

(e) Refleks Plantar


(1) Kaki relaksasi
(2) Telapak kaki normal berupa kaki melakukan gerakan plantar fleksi,
biasanya diikuti dengan gerakan menarik kaki

(f) Refleks Faring (Lihat Pemeriksaan Nervus Cranial)


(g) Refleks Kornea (Lihat Pemeriksaan Nervus Cranial)

c. Refleks Patologis
1) Refleks Babinski
(a) Posisi klien berbaring dan relaksasi dengan tungkai diluruskan
(b) Goresan harus dilakukan perlahan jangan sampai menimbulkan rasa
nyeri
(c) Pemeriksa memegang pergelangan kaki supaya kaki pada tempatnya
(d) Telapak kaki digores dengan ujung agak tajam dari arah tumit
menyusur bagian lateral menuju pangkal jari
(e) Respon refleks berupa dorsofleksi dari ibu jari dan biasanya disertai
dengan pemekaran dari jari-jari lainnya, disebut tanda babinski positif

2) Refleks Chaddock
(a) Goreskan bagian lateral maleolus
(b) Tanda babinski akan timbul

3) Refleks Gordon
(a) Cubit (tekan) otot betis
(b) Tanda babinski akan timbul

4) Refleks Openchim
(a) Urut dengan kuat otot tibia dan tibialis anterior dengan arah mengurut
ke bawah (distal)
(b) Tanda babinski akan timbul

5) Refleks Gonda
(a) Tekan satu jari kaki dan kemudian lepaskan dengan sekonyong
konyong
(b) Tanda babinski akan timbul

6) Refleks Scaefer
(a) Tekan (cubit) tendon achiles
(b) Tanda babinski akan timbul

7) Refleks Hoffman-Tromner
(a) Pergelangan tangan klien dipegang dan jari-jarinya diinstruksikan
untuk fleksi (sambil rileks)
(b) Kemudian jari tangan klien jepit diantara telunjuk dan jari tengah klien
kita, dengan ibu jari kita gores kuat (nap) ujung jari tengah kita
(c) Respon reflek : fleksi jari telunjuk serta fleksi dan adduksi ibu jari

8) Refleks Bechtrew
(a) Ketukan bagian dorsal basis jari-jari kaki sebelah depan
(b) Respon fleksi berupa gerakan fleksi jari-jari kaki
9) Refleks Rosolimo
(a) Ketuk bagian basis telapak jari-jari kaki
(b) Respon reflek berupa fleksi jari-jari kaki

10) Refleks Regresi


(a) Refleks Glabelar
(1) Ketuk dahi di antara ke dua mata, mengetuknya dari samping
(2) Respon reflek berupa : tiap ketukan mengakibatkan kedua mata
pasien berkedip

(b) Refleks Snout


(1) Ketuk pertengahan bibir atas
(2) Respon reflek berupa : tiap ketukan menyebabkan mulutnya
mencucur

(c) Refleks Sucking


(1) Taruh jari pemeriksa di atas bibir klien
(2) Respon reflek berupa pasien menghisap jari tersebut

(d) Refleks Grasp


(1) Raba telapak tangan klien atau menyentuh tangan klien di antara
ibu jari dan telunjuk
(2) Respon refleks berupa klien akan menggenggam tangan pemeriksa
atau fleksi ibu jari-jari lainnya

(e) Refleks palmomental


(1) Goreskan telapak tangan bagian distal
(2) Respon reflek berupa kontraksi otot-otot mental/ dagu

Fase Terminasi 1. Mengevaluasi respons klien


2. Memberikan reinforcement positif
3. Merencanakan tindak lanjut
4. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat dan topik)
5. Mencuci tangan
6. Melakukan dokumentasi tindakan dan respon klien
Referensi Black, J.M & Hawks. (2014). Keperawatan medikal bedah manajemen klinis
untuk hasil yang di harapkan Edisi 8. Singapura: Elseiver.
Donita T D’Amico & Colleen barbarito. (2016). Health & Physical Assesment In
Nursing, 3rd Edition. Prentice Hall
Ignatavius & Workman. (2010). Medical surgical nursing critical thinking
for collaborative care. Vol. 2. Elsevier Sauders.
Kardiyudiani, Ni ketut & Susanti, K BA. 2019. Keperawatan medikal bedah
1.Yogyakarta : PT. Pustaka Baru
Lemone, Burke, & Bauldoff. (2017). Buku ajar keperawatan medikal bedah.
Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan : Aplikasi pada Praktik Klinik.
Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

Dosen Ns. Ferry, M. Kep.

Anda mungkin juga menyukai