Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN RANGSANG SELAPUT MENINGEN

Dibuat Oleh : Direvisi Oleh : Tanggal Revisi :


TIM Keperawatan Ns. Rahmawati Dian Nurani, 07 Februari 2022
Medikal Bedah M. Kep.

STANDAR Tanggal Pembuatan : DITETAPKAN OLEH :


OPERASIONAL 8 Maret 2020 Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar
PROSEDUR Lampung

Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan gejala dan gangguan sistem
syaraf pusat.

Tujuan Mengetahui tanda-tanda gangguan meningeal atau peradangan selaput


meningens akibat perdarahan subarachnoid

Fase Pre Interaksi 1. Mengecek program terapi medik


2. Mempersiapkan alat:
a. Selimut mandi
b. Sampiran
c. Handscone

Fase Interaksi 1. Mengucapkan salam terapeuti


2. Melakukan evaluasi/ validasi
3. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan langkah- langkah tindakan
5. Menjaga privacy klien

Fase Kerja Melakukan pemeriksaan :


1. Kaku Kuduk atau Nuchal Rigiditi
a. Posisi klien terlentang tanpa bantal
b. Tangan pemeriksa ditempatkan dileher bagian belakang
c. Lakukan fleksi leher (normalnya, rentang gerak fleksi leher, dagu
dapat menyentuh dada)
d. Rasakan adanya tahanan pada saat fleksi leher dilakukan. Hal ini
dikarenakan kekakuan pada otot leher
e. Kaku kuduk dinyatakan positif bila klien tidak mampu melakukan
fleksi secara maksimal dan dijumpai nyeri
f. Bila pemeriksaan ini dilakukan pada saat klien koma/kesadaran
menurun, maka fleksi dilakukan pada saat klien ekspirasi karena
inspirasi dapat menyebabkan tahanan sedikit
g. Pada klien koma kadang-kadang kaku kuduk menghilang atau
berkurang

2. Tanda Laseque
a. Posisi klien terlentang dengan kedua tungkai ekstensi
b. Kemudian satu tungkai diangkat lurus dan sendi panggul
difleksikan sementara tungkai yang lainnya tetap dalam keadaan
ekstensi
c. Tanda laseque positif, bila pada saat fleksi kurang dari 70 derajat
timbul rasa sakit dan tahanan

3. Tanda Kernig
a. Posisi klien terlentang
b. Fleksi paha hingga persendian panggul mencapai sudut 90 derajat
c. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut
d. Tanda kernig positif bila terdapat tahanan dan rasa sakit sebelum
tercapai sudut 135 derajat
4. Tanda Brudzinski I (Brudzinski’ neck sign)
a. Posisi klien terlentang
b. Tangan kiri pemeriksa ditempatkan dibawah kepala klien, dan
tangan yang lainnya ditaruh didada klien
c. Fleksikan kepala atau leher sejauh mungkin, dagu menyentuh
dada
d. Tanda Brudzinski I positif bila pada saat fleksi leher terjadi pula
fleksi kedua tungkai. Sebelumnya perlu diperhatikan apakah
tungkainya tidak lumpuh

5. Tanda Brudzinski II (Brudzinski’ Leg sign)


a. Klien posisi berbaring
b. Satu tungkai difleksikan pada persendian panggul, sedang tungkai
yang lainnya berada dalam keadaan ekstensi
c. Tanda Brudzinski II dinyatakan positif bila tungkai yang ekstensi
ikut fleksi

Fase Terminasi 1. Mengevaluasi respons klien


2. Memberikan reinforcement positif
3. Merencanakan tindak lanjut
4. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat dan topik)
5. Mencuci tangan
6. Melakukan dokumentasi tindakan dan respon klien

Dosen Ns. Rahmawati Dian Nurani, M. Kep.

Anda mungkin juga menyukai