Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE (SOP)

PEMASANGAN BIDAI

Dibuat Oleh : Direvisi Oleh : Tanggal Revisi :


TIM Keperawatan Ns. Ferry, M. Kep. 07 Februari 2022
Medikal Bedah

STANDAR Tanggal Pembuatan : DITETAPKAN OLEH :


OPERASIONAL 8 Maret 2020 Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung
PROSEDUR
Pengertian Balut bidai adalah penanganan umum trauma ekstremitas atau imobilisasi dari
lokasi trauma dengan menggunakan penyangga misalnya splinting (Spalk).

Tujuan 1. Mempertahankan posisi bagian tulang yang patah agar tidak bergerak
2. Memberikan tekanan
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan penyokong pada bagian tubuh yang cedera
5. Mencegah terjadinya pembengkakan
6. Mencegah terjadinya kontaminasi dan komplikasi
7. Memudahkan dalam transportasi penderita

Fase Pre Interaksi 1. Mengecek program terapi medik


2. Mempersiapkan alat:
a. Bidai dengan ukuran dan jumlah sesuai kebutuhan
b. Verban gulung/ elastis/ mitella
c. Gunting verban
d. Sarung tangan/ handscoon bersih dalm kom tertutup

Fase Interaksi 1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Melakukan evaluasi/ validasi
3. Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
4. Menjelaskan tujuan dan langkah- langkah tindakan
5. Menjaga privasi klien

Fase Kerja 1. Cuci tangan


2. Gunakan handscoon bersih
3. Kaji daerah atau lokasi dan pola fraktur
4. Atur atau pertahankan kesejajaran fraktur pada posisi anatomis
5. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
6. Petugas II meletakkan bidai (3 bidai : kiri, kanan, bawah) melewati dua
persendian anggota gerak
7. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disisesuaikan dengan lokasi patah tulang
8. Petugas I mempertahankan posisi sementara petugas II mengikat bidai dengan
menggunakan verban
9. Mengikat bidai dengan verban elastis/ gulung, tidak menutup daerah luka dan
tidak terlalu kencang
10. Kaji pulsasi, pergerakan, sensasi pada daerah distal fraktur
11. Mengatur posisi klien yang nyaman
12. Lepaskan handscoon

Fase Terminasi
1. Mengevaluasi respons klien
2. Memberikan reinforcement positif
3. Merencanakan tindak lanjut
4. Melakukan kontrak yang akan datang (waktu, tempat dan topik)
5. Mencuci tangan
6. Melakukan dokumentasi tindakan dan respon klien

Referensi Black, J.M & Hawks. (2014). Keperawatan medikal bedah manajemen klinis
untuk hasil yang di harapkan Edisi 8. Singapura: Elseiver.
Donita T D’Amico & Colleen barbarito. (2016). Health & Physical Assesment In
Nursing, 3rd Edition. Prentice Hall
Ignatavius & Workman. (2010). Medical surgical nursing critical thinking
for collaborative care. Vol. 2. Elsevier Sauders.
Kardiyudiani, Ni ketut & Susanti, K BA. 2019. Keperawatan medikal bedah
1.Yogyakarta : PT. Pustaka Baru
Lemone, Burke, & Bauldoff. (2017). Buku ajar keperawatan medikal bedah.
Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2010). Pengkajian Keperawatan : Aplikasi pada Praktik Klinik.
Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika

Dosen Ns. Ferry, M. Kep.

Anda mungkin juga menyukai