Anda di halaman 1dari 15

Laporan Biologi

Menguju kandungan Glukosa dan Protein pada Urine

Kelompok 1
1. Fauzan M Dhiyaaz
2. M. Dandi Akhda
3. Kgs. Fathan
4. Jacki pratama
5. Ahmad Akbar
6. Haichal

Tahun ajaran 2019/2020


Sma Islam Az-zahrah Palembang
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan biologi tentang menguji
kandungan Glukosa dan Protein pada Urine.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini.

Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapat bimbingan dari bapak Farid yuliad S.Pd
selaku guru biologi SMA Islam Az-Zahrah 1 Palembang dan juga teman-teman IX IPA 2 yang
juga ikut membantu serta mendukung kami.

Diharapkan laporan biologi ini dapat memberikan kita informasi yang berguna dan bermanfaat.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada ALLAH SWT. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha yang sudah kami lakukan. Aamiin.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................2


DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................5
C. Tujuan ..................................................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ .5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Urinalisa ...............................................................................................................................6

BAB III LAPORAN PENGAMATAN


- Judul Kegiatan .................................................................................................................. .9
- Tujuan Pengamatan ........................................................................................................... .9
- Waktu dan Tempat ............................................................................................................ .9
- Alat dan Bahan .................................................................................................................. .9
- Cara Kerja ......................................................................................................................... .9
- Tabel Pengamatan ............................................................................................................10
- Pertanyaan dan Jawaban ....................................................................................................12

BAB IV : PENUTUP
- Saran ..................................................................................................................................13
- Kesimpulan ........................................................................................................................13
- DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

3
Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam
tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses
pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses pengeluaran zat-zat
yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru
dan colon.

Pada uji praktikum kali ini kami lebih khusus membahas tentang alat ekskresi pada ginjal
dimana yang dihasilkan ginjal adalah urin. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh
ginjal dan untuk menjaga hemeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis
tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah
melalui sekresi urin.

Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya:
karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.Zat sisa
metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena
bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.

Dalam praktikum uji urin, kita dapat mengetahui kandungan apa yang ada dalam urin.
Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin.
Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat
mengetahui secara lebih cepat.

4
B. Rumusan Masalah

Membuktikan bahwa urin yang akan diuji mengandung berbagai zat amonia, glukosa, protein,
dan kandungan klorida.

C. Tujuan

Mengamati Kandungan Glukosa dan Protein dalam Urine

D. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi siswa → Manfaat bagi siswa dengan adanya pengamatan/penelitian ini siswa dapat
mengetahui tentang kandungan glukosa, dan protein dalam urine.
b.Bagi guru → Manfaat bagi guru yaitu guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa
mengenai cara melakukan praktikum dalam menguji kandungan urine.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. URINALISA
1. Pengertian urine
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal. Kemudian dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul
sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra (Risna,2014).
Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran
urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran empedu,
pancreas, cortex adrenal, dll. Urin normal berwarna jernih transparan, warna kuning muda
pada urin berasal dari zat bilirubin dan biliverdin. Urin normal manusia terdiri dari air, urea,
asam urat, ammonia, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida,dan garam,
sedangkan pada kondisi tertentu dapat ditemukan zat-zat yang belebihan misalnya vitamin
C, obat-obatan (Ma’rufah, 2011).

2. Proses pembentukan urine


Ginjal merupakan tempat yang digunakan untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dalam
bentuk urine. Proses pembentukan urine melalui tiga tahapan yaitu melalui mekanisme
filtrasi, reabsorpsi dan sekresi.
a. Filtrasi (penyaringan)
Proses pertama dalam pembentukan urine adalah proses filtrasi yaitu proses
perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke kapsula bowman dengan menembus
membrane filtrasi.
b. Rabsorpsi (Penyerapan kembali)

6
Reabsorpsi merupakan proses yang kedua setelah terjadi filtrasi di glomerulus.
Reabsorpsi merupakan proses perpindahan cairan dari tubulus renalis menuju ke
pembuluh darah yang mengelilinginya yaitu kapiler peitubuler.

c. Sekresi
Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir
menuju tubulus kontortus distal.
3. Komposisi Urine
Komposisi urine yang paling utama adalah terdiri dari air, urine pada kondisi normal
umumnya mengandung 90% air. Kandungan lainnya urea, asam urat dan ammonia yang
merupakan zat sisa dari pembongkaran protein, zat warna empedu yang membuat warna
urine kita menjadi kuning, bermacam-macam garam / NaCl, dan terdapat beberapa zat yang
beracun (Rahmat, 2015).

4. Ciri-ciri Urine Normal


Jumlah urin normal rata-rata 1 sampai 2 liter sehari, tetapi berbeda-beda sesuai jumlah
cairan yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein yang
dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan urea. Urin
normal berwarna bening orange pucat tanpa endapan, Baunya tajam, reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, berat jenisnya berkisar dari 1.010 sampai 1.025
(Pearce. E. C, 2009).

1. Sifat Fisik Urin


Secara umum, sifat fisik urine yang tampak dan relatif mudah diobservasi meliputi : warna,
bau, pH (alkalinitas), berat jenis, dan volume rata-ratanya
1. Warna
Urine normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan
jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi
keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah
kecil urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi
kuning tua hingga kecoklatan.

7
2. Bau
Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini
dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus
memberikan bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.
3. Alkalinitas (pH)
Urine normal cenderung asam dengan pH antara 4,8 – 7,5
4. Berat jenis
Berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut dalam
urine.

5. Volume
Pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini
tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine
berkurang saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan
pengeluaran keringat. Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah
urine yang dibentuk selama aktivitas.

8
BAB III

LAPORAN PENGAMATAN

Judul Kegiatan : Menguji kandungan Glukosa dan Protein pada Urin

Tujuan : Mengetahui Kondisi kesehatan Glukosa dan Protein dalam Urin

Waktu dan Tempat : Pada pengamatan kali ini kami melakukannya pada hari Senin pada
tanggal 10 Febuari 2020 di Laboratorium Bilogi SMA Islam Az-Zahrah Palemabng

Alat dan Bahan : 1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi


3. Penjepit tabung reaksi
4. Pembakar spiritus
5. Korek api
6. Urine
7. Larutan Biuret
8. Larutan Benedict

Cara kerja :

1. Mengidentifikasi kandungan Glukosa :


 Masukkan larutan urin ke dalam gelas ukur sebantak 2ml
 Pindahkan 2ml larutan urin tersebut dalam sebuah tabung reaksi
 Berikan 15 tetes larutan Benedict
 Panaskan dengan pembakar spiritus sambil digoyangkan perlahan. Hati-hati saat
memanaskan dengan pembakar spiritus jangan berada di depan mulut tabung reaksi
karena dapat terkena percikannya
 Jika warna larutan urin menjadi merah bata maka berikan tanda (+) dan jika warna
urin tidak berubah menjadi warna merah bata maka berikan tanda (-) pada table
hasil pengamatan

9
2. Mengindetifikasi kandungan protein :
 Masukkan urin ke dalam gelas ukur sebanyak 2ml
 Pindahkan 2ml urin tersebut ke dalam sebuah tabung reaksi yang lain
 Berikan 15 tetes larutan Biuret
 Jika warna urin menjadi ungu maka berikan tanda (V) pada tabel (+) dan jika warna
urin tidak berubah menjadi warna ungu maka berikan tanda (X) pada table (-) pada
table hasil pengamatan

Tabel Pengamatan :

Kelompok Nama siswa Uji kandungan Glukosa Uji kandungan Protein


(Benedict) (Biuret)

+ - + -

1 Jacky pratama V V
Sumantri

2 Ellisa V V
Hardiyanti

3 Dicky Satria V V

4 Putri Aisyah V V

5 M. Billian V V

10
 Dari data diatas, diketahui ada dua jenis kandungan yang telah di uji, yaitu uji protein dan
uji glukosa. Sifat fisik urine yang diamati yaitu kuning, berbau pesing dan tidak terdapat
endapan. Ini menunjukkan bahwa urine tersebut secara fisik normal.
Menguji kandungan protein dalam urin, dengan menggunakan larutan biuret 5 tetes dan
membiarkan selama 5 menit, semula warna pada urin yaitu kuning setelah di beri biuret dan di
biarkan selama 5 menit ternyata perubahan warna yang terjadi yaitu biru dan tidak terjadi
endapan , berarti dapat diketahui bahwa urine tersebut tidak mengandung protein. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ginjal dalam keadaan baik sehingga dapat mernyaring protein (albumin)
dalam urine. Apabila terbentuk cincin putih dalam tabung reaksi menandakan terdapat
kerusakan pada glomerulus ginjal sehingga tidak dapat menyaring protein dalam urine. Atau
kerusakan pada membran kapsul endothelium/karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya
substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat
Terakhri kami menguji kandungan glukosa dalam urin, dengan menambahkan 5 tetes larutan
benedict. Warna mula-mula pada urin yaitu kuning dan setelah digoyangkan secara perlahan
diatas pembakar spiritus beberapa saat warna urin berubah menjadi biru, dan tidak terjadi
endapan dalam urine tersebut, dari hal itu dapat diketahui bahwa urin tersebut tidak
mengandung glukosa.

11
Pertanyaan dan Jawaban :
1. Berdasarkan hasil pengamatan di atas berapa persen siswa yang termasuk kategori
normal? Mengapa?
100%, Karena kandugan Protein dan Glukosa siswa tersebut masih dalam keadaan baik

2. Jika urin berwarna merah bata setelah ditetesi larutan Benedict. Prediksilah
penyakit apa yang dapat terjadi pada system eskresi? Jelaskan alasanmu!
Penyakit Diabetes, Alasannya karena kelebihan gula dan faktor keturunan yang dimiliki
oleh siswa tersebut

3. Jika urin berwarna ungu setelah ditetesi larutan Biuret. Prediksilah penyakit apa
yang dapat terjadi pada system eksres? Jelaskan alasanmu!
Batu ginjal, Alasannya karena adanya batu (endapana garam kalsium) di dalam rongga
ginjal, saluran ginjal atau di dalam kantung kemih

12
BAB IV
PENUTUP

SARAN
Setiap melakukan praktikum kita perlu memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan
keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita
baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.

KESIMPULAN
Bedasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah kami lakukan dapat di tarik kesimpulan
bahwa Pucat atau kuatnya warna kuning pada urin normal tergantung pada konsumsi air.
perubahan warna dari yang normal itu bisa terjadi karena pengaruh makanan, obat, atau kondisi
kesehatan. Urine dikatakan normal jika warna urine pada tabung reaksi setelah
ditambahkan larutan benedict kemudian dipanaskan adalah kuning keputihan. Jika terdapat
kandungan protein dalam urine, maka ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat terdapat
kebocoran pada ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai penyerapan senyawa yang
dibutuhkan oleh tubuh, termasuk protein. Jika pada urine terdapat glukosa, maka ginjal bagian
tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino meresap melalui peristiwa
difusi pada daerah tubulus.

13
DAFTAR PUSTAKA

Freeideable, 2017. Praktikum biologi uji kandungan urine (https://freeideable.com.

Wisanggeni, Adi, 2013. Uji urine (http://cuk-ing.blogspot.co.id.

Krismon, Dandi, 2016. Uji kandungan urine (https://danditsekolah.blogspot.co.id

Sholikah, 2014. Laporan urine (http://hanyqbalabala.blogspot.co.id.

Zuwannita, Risma, 2017. Urinalisa (http://repository.unimus.ac.id.

Pratiwi, Dewi, 2017. Laporan praktikum uji kandungan urine (http://www.fulvom.com.

Himmatin, Anna, 2014. Praktikum biologi uji urine (http://annahimmatin.blogspot.co.id/.

14
15

Anda mungkin juga menyukai