Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

FISIOLOGI GINJAL

OLEH KELOMPOK 2 :

1. Azkia Wanudya Ramadhani (1701095)


2. Azlia Priharsi (1701096)
3. Cyndia Hadhinati (1701097)
4. Dian Juwita (1701098)
5. Dwi Swarnita Darma (1701100)
6. Dyan Febrian (1701101)
7. Ermei Lisnaini (1701102)

Kelas : S1-IVC

DOSEN PENGAMPU:

Adriani Susanty,M.Farm,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah anatomi dan fisiologi. Kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Adriani Susanti,M.Farm,Apt yang telah membimbing
dan memberikan arahan dalam penyusunan makalah mengenai fisiologi ginjal. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah anatomi dan fisiologi dan
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai fisiologi ginjal

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penyusun
dan para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan maupun
kesalahan dari makalah yang telah dibuat. Untuk penyempurnaan makalah ini, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terimakasih

Pekanbaru, Mei 2019

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Ginjal..........................................................................................................3
2.2. Fungsi Ginjal..............................................................................................4
2.3. Fisiologi Ginjal...........................................................................................4
2.4. Tahap pembentukan urine..........................................................................8
2.5. Clereance....................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................12
3.2. Saran..........................................................................................................12
Daftar pustaka.............................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem urogenital adalah sistem yang membahas tentang proses kemih atau urinarius
dan organ-organ reproduksi atau genitalia serta jaringan penyusunnya. Dalam keseharian,
manusia melakukan kegiatan seperti makan dan minum, semua yang dikonsumsi tersebut
mengalami proses metabolisme di dalam tubuh, dan menghasilkan zat sisa hasil
metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh. Sistem ini berfungsi untuk mengeluarkan
zat sisa metabolisme tersebut dalam bentuk cairan. Organ yang berperan disini adalah
ginjal.
Ginjal adalah salah satu organ terpenting dalam tubuh yang berfungsi
mempertahankan kestabilan lingkungan interna tubuh. Ginjal (Ren) adalah suatu organ
yang mempunyai peran penting dalam mengatur keseimbangan air dan metabolit dalam
tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa dalam darah. Produk sisa berupa
urin yang akan meninggalkan ginjal menuju saluran kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Ginjal terletak di belakang peritoneum sehingga disebut organ retroperitoneal (Snell,
2006).
Ginjal memainkan peranan penting dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan
menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan
menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan
menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah. Ginjal mempunyai kemampuan untuk
memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan
potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Pada dasarnya fungsi utama ialah
membersihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh dengan cara
filtrasi,reabsorbsi ,sekresi dan augumentasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian-bagian dari ginjal?
2. Apa saja fungsi dari masing-masing bagian dari ginjal?

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan bagian-bagian dari ginjal
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan fungsi dari masing-masing bagian ginjal
tersebut

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ginjal

Ginjal adalah organ eksresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai dari sistem urine, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah
dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang
mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi. Ginjal berjumlah 2 buah, berat ±
150g (125-170 g pada laki-laki dan 115-155g pada perempuan) panjang nya 5-7,5 cm,
tebalnya 2,5-3 cm.

Nefron ginjal terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya
sedikit masuk medula dan memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari yang
lengkung Henlenya panjang ke dalam medulla dan memiliki Vasa Recta. Vasa Recta
adalah susunan kapiler yang panjang mengikuti bentuk tubulus dan lengkung Henle.
Secara makroskopis, korteks ginjal akan terlihat berbintik-bintik karena adanya

3
glomerulus, sementara medula akan terlihat bergaris-garis karena adanya lengkung Henle
dan tubulus pengumpul.(Sherwood, 2001).

Jika medula memiliki kapiler darah normal, interstisium akan berada dalam
keadaan setimbang dengan plasma. Namun demikian, satu-satunya pembuluh darah yang
memperdarahi medula adalah pasangan pembuluh darah desendens dan asendens yang
disebut vasa rekta, yang berfungsi sebagai penukar counter-current. Pada saat pembuluh
darah bergerak turun ke medula, air berdifusi keluar dan zat terlarut bergerak kedalam
pembuluh darah. Dan pada saat pembuluh darah bergerak naik ke luar medula, air
berdifusi kembali ke dalam dan zat terlarut bergerak ke luar pembuluh darah. Hasil
akhirnya adalah tidak ada perubahan konsentrasi air dan zat terlarut, sehingga osmolalitas
medula tetap tinggi. (Chris.2006)

2.2.Fungsi Ginjal
Ginjal mempunyai beberapa fungsi yaitu :
i. Mengatur volume cairan dalam tubuh.
Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan sebagai urine encer dalam jumlah besar.
Kekurangan air atau kelebihan keringat menyebabkan urine dieksresikan lebih
pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative
normal
ii. Mengatur keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion
Ini terjadi jika plasma terdapat pemasukan atau pengeluaran abnormal dari
ion-ion. Akibat pemasukan garam atau penyakit ginjal akan meningkatkan
eksresi ion-ion penting urine : Na, K, Cl, Ca dan fosfat.
iii. Mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh
Hal ini terjadi karena makanan yang dimakan. Apabila banyak makan sayur,
urine akan basa, jika asam terjadi karena campuran makanan.
iv. Eksresi sisa-sisa hasil metabolisme
Bahan-bahan yang di eksresikan oleh ginjal antara lain zat toksik, obat, hasil
metabolisme hemoglobin dan bahan kimia.
v. Fungsi hormonal dan metabolisme
Ginjal akan mengeksresikan hormone renin yang berfungsi dalam mengatur
tekanan darah. Serta hormon dihidroksi kolikalsiferol atau vitamin D aktif
untuk absorpsi ion kalsium dalam usus
vi. Pengaturan tekanan darah

4
Memproduksi renin , angiotensin dan aldosteron untuk mengatur tekanan
darah.
vii. Pengeluaran zat beracun
Ginjal mengeluarkan polutan dan bahan kimia asing dari tubuh.

2.3. Fisiologi Ginjal

a) Korteks renalis
Merupakan bagian luar ginjal yang bewarna merah coklat, terletak langsung
dibawah kapsula fibrosa dan berbentuk bintik. Bintik-bintik pada korteks
renalis karena adanya korpuskulus renalis dari malphigi yang terdiri atas
kapsula bowman dan glomerulus.
 Kapsula Bowman
Kapsula bowman merupakan permulaan dari saluran ginjal yang
meliputi glomerulus
 Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh –pembuluh darah pada
ginjal. Secara fisiologis pada bagian glomerulus terjadi filtrasi darah
untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Produk
glomerulus disebut filtrat.
 Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam
medula di antara piramida renalis, sering disebut kolumna renalis.

b) Medula renalis
Medula renalis terletak dekat hilus, sering terlihat garis-garis putih karena
adanya saluran yang terletak di piramida renalis. Tiap piramida renalis
mempunyai basis yang menjurus ke arah korteks dan apeksnya bermuara
kedalam kaliks miror sehingga menimbulkan tonjolan yang dinamakan papila
renalis yang merupakan dasar sinus renalis. Jaringan medula dari piramida
renalis ada yang menonjol masuk ke dalam jaringan korteks disebut fascilus
radiatus ferreini.
 Lengkung Henle
 Duktus koligentes

5
 Duktus Bellini/Duktus papilaris

Fisiologi ginjal terdiri dari 3 mekanisme yaitu :


a. FILTRASI GLOMERULUS

PROSES FILTRASI MEMBRANE MELALUI 3 LAPISAN YAITU :

 Sel-sel endotel glomerulus, memiliki pori-pori yang besar


 Basal lamina mengandung fibril-fibril yang mencegah filtrasi protein
plasma yang lebih besar
 Filtrasi slit, yaitu celah antar pedisel yang berbentuk membran tipis yang
memiliki diameter < 6-7 nm

b. REABSORPSI TUBULAR
Penyerapan kembali zat-zat ke kapiler peritubular dan vasa recta.
Bersifat aktif dan pasif pada zat terlarut. Protein dan peptida di absorpsi
melalui pinositosis. Rute reabsorpsi yaitu:
 Paraseluler reabsorpsi
Air dan zat terlarut di tubulus kembali ke kapiler dengan bergerak di
antara sel-sel tubulus
 Transeluler reabsorpsi
Substansi dari cairan dilumen tubulus melewati membran apikal di sel
tubulus menyebrangi sel sitosol dan masuk ke interstisial melalui
basolateral membran
 Reabsorpsi di tubulus proksimal
Yang direabsorpsi 65% dari filtrat glomerulus air, Na, K, glukosa,
asam amino.
 Reabsorpsi di loop henle
Air di reabsorpsi melalui osmosi 15% di desendens lengkung henle, di
asendens air tidak di reabsorpsi.
 Reabsorpsi di tubulus distal
Mereabsorbsi Natrium dan 10-15% air.

6
c. SEKRESI TUBULAR

Sekresi adalah proses seluler penguraian dan pelepasan produk


spesifik. Sedangkan fungsi utama dari tubulus adalah melakukan reabsorbsi
dan sekresi dari zat-zat yang ada didalm ultra filtrat yang berbentuk
glomerulus.

Tubulus terbagi atas 3 bagian, yaitu :

1. Tubulus proksimalis
Tubulus proksimalis berfungsi untuk mengadakan reabsorbsi bahan-bahan ke
dalam tubuli. Sehingga tubulus proksimalis bertanggung jawab pada proses
awal pembentukan filtrat glomeruli. Hampir 75% Na, air, hampir semua glukosa
dan asam amino yang difiltrasi akan di reabsorbsi kembali pada bagian ini.
2. Lengkung Henle
Lengkung henle mempunyai fungsi untuk reabsobsi bahan-bahan dan cairan
tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam tubulus. Misalnya pada nefron
juxtamedullaris 25% air dan Na direabsorbsi pada lengkung henle, sedangkan
urea disekresi ke dalamnya. Lengkung henle juga memegang peranan penting
dalam proses pemekatan dan pengenceran urin.
3. Tubulus distalis
Tubulus distalis adalah mulai dari bagian akhir segmen tebal ascendens sampai
ujung dari papilla pada setiap nefron segmen ascendens yang tebal ini akan
mengadakan kontak dengan glomerulus asalnya pada kutub vascular dan pada
tempat ini terdapat struktur yang disebut juxtaglomerular aporatus.

Mekanisme

Sekresi tubulus adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler


peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi
masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama
adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar 20% dari plasma yang
mengalir melalui kapiler glomerulus di filtrasi ke dalam kapsul Bowman, sisa
80% mengalir melalui arteriol efferen ke dalam kapiler peritubulus, sekresi
tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara
7
cepat dengan mengenkstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang
tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang
sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.

Sekresi tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang


meningkatkan eliminasi zat-zat tersebut dari tubuh. Proses sekresi yang
terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi tubulus
melibatkan transportasi transepitel.

2.4. Tahap Pembentukan Urine

a.      Filtrasi
Pembentukan urine diawali dengan proses filtrasi darah di glomerulus. Filtrasi
merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke ruang kapsula bowman
dengan menembus membran filtrasi. Di dalam glomerulus, sel-sel darah, trombosit,
dan sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan.
Hasil penyaringan tersebut berupa urine primer. Kapiler yang berpori-pori dan sel-sel
kapsula yang terspesialisasi bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat terlarut yang
kecil, namun tidak terhadap sel darah atau molekul besar seperti protein plasma,

8
dengan demikian filtrat dalam kapsula bowmen mengandung garam, glukosa, asam
amino, vitamin, zat buangan bernitrogen, dan molekul-molekul kecil lainnya.
(Campbell, 2008).

Gambar. Proses filtrasi


Gambar. Proses Filtrasi di Glomelurus

b.      Reabsorbsi
Mekanisme reabsorbsi :
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali
di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi
penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara.
Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus
distal.  Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam
dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka
tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea.

d.   Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Urine yg telah terbentuk (urine sekunder), daritubulus

9
kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (duktus
kolektivus), selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine
mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara bagi urine. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin
akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam,
urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urine. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya
dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun
penyakit. Warna normal urine adalah bening hingga kuning pucat

2.6. Clereance

Ginjal merupakan suatu organ yang sangat penting untuk mengeluarkan hasil
metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) digunakan secara luas sebagai indeks fungsi ginjal yang dapat diukur secara tidak

langsung dengan perhitungan klirens ginjal. Kemampuan organ mengeliminasi obat dalam tubuh

tanpa memperhatikan mekanismenya. Klirens adalah volume plasma yang mengandung semua
zat yang larut melalui glomerulus serta dibersihkan dari plasma dan diekskresikan ke dalam
urin, karena itu nilai klirens mewakili fungsi glomerulus (Sennang et al, 2005; Tam, 2000; &
Widmann, 1995).

Klirens ginjal adalah volume plasma yang dibersihkan secara sempurna dari suatu bahan
setiap menit. Fungsinya untuk melihat fungsi ginjal, termasuk laju filtrasi glomerulus, reabsorbsi
tubulus dan sekresi berbagai bahan oleh tubulus. Dapat dilihat dari persamaan berikut :

Cx = (Ux . V) / Px

Keterangan :

Cx = klirens ginjal (ml/menit)

Ux = konsentrasi X dalam urin

V = laju aliran urin dalam ml/menit

Px = konsentrasi X dalam plasma

10
(Guyton. 2009)

Penanda yang digunakan untuk mengukur klirens ginjal dapat berasal dari senyawa
endogen seperti kreatinin, urea, dan cystatin C, dapat juga yang berasal dari senyawa eksogen
seperti inulin, iohexol dan beberapa senyawa radio katif. Di antara beberapa senyawa tersebut
yang paling sering digunakan adalah pengukuran klirens kreatinin. Pengukuran klirens
kreatinin dapat dilakukan dengan menggunakan urin tampung 24 jam atau dapat juga
berdasarkan perhitungan menggunakan formula. National Kidney Foundation Kidney
Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI) merekomendasikan pengukuran LFG
pada orang dewasa menggunakan formula Cockroft-Gault dan Modification of Diet in Renal
Disease (Sennang et al., 2005; & NKF KDOQI, 2000).

Kadar kreatinin serum tidak dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal, terutama
pada lansia yang mengalami penurunan masa otot, sehingga dapat mempengaruhi
pengukuran kadar kreatinin. Beberapa literatur menunjukan terdapat sejumlah kecil nilai
normal GFR lansia pada batas bawah, karena itu pada lansia dengan GFR yang rendah harus
dinilai penanda penyakit ginjal kronik yang lain seperti adanya hipertensi dan proteinuria
(Sennang et al., 2005; Tam, 2000; NKF KDOQI, 2000)

Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, kadar kreatinin akan meningkat dan
menumpuk dalam darah. Serum kreatinin mengukur kadar kreatinin dalam darah dan
memberikan hasil seberapa baik kerja ginjal dalam menyaring (GFR). Tes urin kreatinin
dapat mengukur kadar kreatinin dalam urin.

Dua cara utama menggunakan tes kreatinin untuk menilai fungsi ginjal:

1. Creatinine Clearance.

Atau pembersihan kreatinin. Uji fungsi ginjal dapat ditentukan dengan tepat
menggunakan sample urin yang telah dikumpulkan setidaknya 24 jam sebelumnya. Dokter
akan meminta untuk mengumpulkan urin dalam wadah plastik khusus selama sehari untuk
kemudian diuji kadar kreatinin yang terdapat dalam sample tersebut. Walaupun metode ini
dirasa kurang nyaman, namun tetap diperlukan untuk mendapatkan diagnosa beberapa
kondisi ginjal.

11
2. GFR.

Uji GFR dapat diperkirakan menggunakan kadar kreatinin dalam darah, yang dokter
akan masukkan ke dalam sebuah formula. Formula yang digunakan akan berbeda
berdasarkan umur, jenis kelamin, kadang berat badan, dan etnis seseorang. Semakin tinggi
kadar kreatinin dalam darah, akan semakin rendah laju filtrasi ginjal dan pembersihan
kreatinin. Untuk alasan tertentu, metode estimasi tes darah untuk GFR lebih umum digunakan
dibanding dengan tes sample urin untuk pembersihan kreatinin.

Uji serum kreatinin yang mengukur kadar kreatinin dalam darah dapat menjelaskan
apakah ginjal bekerja dengan baik. Seberapa sering kita membutuhkan uji kreatinin
tergantung pada kondisi yang mendasari alasan kita mengambil tes darah ini dan risiko
kerusakan ginjal yang mungkin terjadi.

Kadar keratinin normal darah pada pria : 0,6 –1,2 mg /dL dan wanita : 0,5 –1,1
mg /dL.Kadar kreatinin darah berbanding terbalik dengan fungsi ekskresi ginjal ,tetapi
korelasi-nya tidak linier (non-linier) pada gagal ginjal kronis. Kadar kreatinin darah masih
normal sampai dengan penurunan fungsi ginjal 60%.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Ginjal adalah organ eksresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai dari sistem urine, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Nefron
ginjal terbagi 2 jenis, nefron kortikal yang lengkung Henlenya hanya sedikit
masuk medula dan memiliki kapiler peritubular, dan nefron jukstamedulari
yang lengkung Henlenya panjang ke dalam medulla dan memiliki Vasa Recta.
Vasa Recta adalah susunan kapiler yang panjang mengikuti bentuk tubulus
dan lengkung Henle.
2. Fisiologi ginjal :
a. Korteks renalis
Merupakan bagian luar ginjal yang bewarna merah coklat, terletak langsung
dibawah kapsula fibrosa dan berbentuk bintik. Bintik-bintik pada korteks
renalis karena adanya korpuskulus renalis dari malphigi yang terdiri atas
kapsula bowman dan glomerulus.
 Kapsula Bowman
Kapsula bowman merupakan permulaan dari saluran ginjal yang
meliputi glomerulus
 Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh –pembuluh darah pada
ginjal. Secara fisiologis pada bagian glomerulus terjadi filtrasi darah
untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Produk
glomerulus disebut filtrat.
 Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam
medula di antara piramida renalis, sering disebut kolumna renalis.

13
b. Medula renalis
 Lengkung Henle
 Duktus koligentes
 Duktus Bellini/Duktus papilaris
3. Adapun tahapan pembentukan urin yaitu Filtrasi, Reabsorpsi, dan Augmentasi.
4. Sekresi lumen tubuli
Sekresi tubulus adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi
masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama
adalah melalui filtrasi glomerulus.

3.2. Saran
Saran dalam makalah ini sangat diperlukan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2008. Biologi Edisi ke 8 Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.

National Kidney Foundation Kidney Disease Outcome Quality Initiative (NKF KDOQI)
Guidelines. 2000. Estimation of GFR.www.kdoqi.org.

O’Callaghan, Chris.2006.At a Glance Sistem Ginjal Edisi Kedua.Jakarta:Erlangga.

Sherwood,L.2001.Fisiologi Manusia.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 6. EGC : Jakarta. 2006.

Sennang, N., Sulina, Badji, A., Hardjoeno. 2005. “Laju Filtrasi Glomerulus pada Orang
Dewasa Berdasarkan Tes Klirens Kreatinin Menggunakan Persamaan Cockroft-Gault
dan Modification of Diet in Renal Disease”. J.Med.Nus vol 24, No. 2. Hlm. 80-84.

Widmann, F.K. 1995. Tinjauan Klinik Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorim. Penerjemah Siti
Boedina Kresno dkk. Edisi 9. cetakan III. EGC. Jakarta

iii

Anda mungkin juga menyukai