Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

GINJAL

Oleh

Anugrah Febrina Suwandari - 2304034025


Nazla lailatul muharomah - 2304034015
Giscka Revalina Noviza Putri - 2304034021
Khaila Khafifah Hanum - 2304034019

Dosen Pengampu :

Dr. Hadi Sunaryo, M.Si., Apt.

Program STUDI D4 Analis Kesehatan

Fakultas Farmasi dan Sains

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

2024

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA GINJAL” dengan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA GINJAL”


kami susun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. Selain
itu, kami juga berharap semoga makalah ini bisa menambah ilmu serta wawasan
pembaca.Kami berterima kasih kepada Bapak Hadi Sunaryo selaku guru Mata Kuliah
Anatomi Fisiologi Manusia. Serta kepada semua pihak yang sudah menyelesaikan
makalah ini bersama.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami menyadari bahwa


penulisan makalah ini belum sempurna. Karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

JAKARTA, 5 JANUARI 2024

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
2.1 Ginjal............................................................................................................................................3
2.2 Sistema Urinaria.......................................................................................................................6
1. Fisiologi Ginjal.......................................................................................................................6
2. Fisiologi Ureter......................................................................................................................6
3. Fisiologi Vesica Urinaria.........................................................................................................7
4. Fisiologi Uretra......................................................................................................................8
2.3 Sirkulasi pada Ginjal (Tahap Pembentukan Urine).................................................................10
2.4 Pemekatan Urine....................................................................................................................11
2.5 Hormon pada Ginjal...............................................................................................................11
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP......................................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran .......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep anatomi dan
fisiologi GINJAL manusia.Kelangsungan hidup secara normal tergantung pada pemeliharaan
konsentrasi garam,asam dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal dan pengeluaran zat
sisa metabolisme tubuh. Untuk mempertahankan homeostatis ekskresi air dan elektrolit
sesuai dengan asupan. Melebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan mengikat. Jika asupan
kurang dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk
mengubah ekskresi natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium sangat besar.
Ini menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai
untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hidrogen,
magnesium dan fosfat.
Secara anatomi,Ginjal berbentuk seperti kacang koro dengan warna merah coklat dan
berjumlah dua buah.Kedua ginjal terlitak diposterior dari rongga abdomen,disebelah lateral
kolumna vertebralis,retroperitoneal,diselubungi oleh jaringan lemak dan jaringan ikat
kendor.Ginjal kiri terletak lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan.Perbedaan ini disebabkan
karena hepar diatas ginjal kanan sehingga ginjal dekstra lebih rendah.Berat ginjal pria sekitar
125 – 170 gram dan ginjal wanita 115-155 gram.Bagian bagian permukaan ginjal antara
lain:fascies anteriir,fascies posterior,margo lateralis,margo medialis,polus kranialis dan polus
kandialis.
Secara fisiologis ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan asam basa
didalam daraah dengan jalan membuang metabolit dan bahan bahan yang tidak berguna lagi
dalam daraah.Mula mula penyaringan dari darah dilakukan pada glomerulus kemudian
diulangi di tubulus I (Tubulus Proksimalis) sehinggga terdapat keseimbangan garam garam
dalam darah.Hasil ahkir penyaringan tersebut adalah urine yang keluar dari ureter

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ginjal?
2. apa itu Sistema Urinaria?
3. Jelaskan Sirkulasi pada Ginjal (Tahap Pembentukan Urine)!
4. Jelaskan apa itu Pemekatan Urine!

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan antara lain:
1. Sebagai tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.
2. Menjelaskan fisiologi Ginjal,Uretra,Vesica Urinaria, dan Uretra
3. Menjelaskan fisiologi filtrasi, reabsorbsi, sekresi pada Ginjal
4. Menjelaskan fisiologi pemekatan urine
5. Menjelaskan fisiologi hormon yang dihasilkan Ginjal

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urine, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang
mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Ginjal berjumlah 2 buah, berat + 150 gr (125 – 170 gr pada Laki-laki, 115 – 155 gr
pada perempuan); panjang 5 – 7,5 cm; tebal 2,5 – 3 cm.Letakretroperitoneal sebelah dorsal
cavum abdominale, ginjal kiri bagian atas V.Lumbal I, bagian bawah V.Lumbal IV pada
posisi berdiri letak ginjal kanan lebih rendah.
Ginjal mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1.Mengatur volume cairan dalam tubuh
Kelebihan cairan dalam tubuh dikeluarkan sebagai urine encer dalam jumlah
besar.Kekurangan air atau kelebihan keringat menyebabkan urine diekskresikan lebih pekat
sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal

3
2. Mengatur Keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion
Ini terjadi jika plasma terdapat pemasukan atau pengeluaran abnormal dari ion ion.Akibat
pemasukan garam atau penyakit ginjal akan meningkatkan eksresi ion ion penting urine : Na,
K, Cl, Ca dan Fosfat.
3. Mengatur keseimbangan Asam basa dalm tubuh
Hal ini terjadi karena makanan yang dimakan.Apabila banyak makan sayur urine akan
basa.Jika asam terjadi karena campuran makanan.
4. Ekskresi sisa sisa hasil metabolisme
Bahan bahan yang diekskresikan oleh ginjal antara lain zat toksik,obat,hasil metabolism
hemoglobin dan bahan kimia.
5. Fungsi hormonal dan metabolisme
Ginjal akan mengeksresikan hormone rennin yang berfungsi dalam mengatur tekanan
darah.Serta hormone dihidroksi kolekalsifenol atau vitamin D aktif untuk absorbs ion kalsium
dalam usus.
6. Pengatur tekanan darah
Memproduksi enzim rennin,angiotensin dan aldosteron untuk mengatur tekanan darah.
7. Pengeluaran zat beracun
Ginjal mengeluarkan polutan dan bahan kimia asing dari tubuh.

5
2.2 Sistema Urinaria
1. Fisiologi Ginjal
a) Korteks renalis
Merupakan bagian luar Ginjal yang berwarna merah coklat terletak langsung dibawah
kapsula fibrosa dan berbintik bintik.Bintik bintik pada korteks renalis karena adanya
korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas Kapsula Bowmann dan Glomerulus.
1) Kapsula Bowmann
Kapsula Bowmann merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi Glomerulus
2) Glomerulus
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh pembuluh darah pada ginjal.Secara fisiologis
pada bagian Glomerulus terjadi filtrasi darah untuk mengeluarkan zat zat yang tidak
digunakan oleh tubuh.
3) Tubulus renalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam medula di antara priramida
renalis,sering disebut kolumna renalis.
b) Medula renalis
Medula renalis terletak dekat hilus,sering terlihat garis aris putih karena adanya saluran yang
terletak di piramida renalis.Tiap piramida renalis mempunyai basis yang menjurus ke arah
korteks dan apeksnya bermuara kedalam kaliks miror sehingga menimbulkan tonjolan yang
dinamakan papila renalis yang merupakan dasar sinus renalis.Jaringan medula dari piramida
renalis ada yang menonjol masuk ke dalam jaringan korteks disebut fascilus radiatus ferreini.
1) Lengkung henle
2) Dukstus koligentes
3) Duktus Bellini/Duktus papilaris

2. Fisiologi Ureter
Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dadi ginjal (melalui pelvis renalis) ke
vesika urinaria (buli-buli). Saluran ureter dibagi atas dua bagian, yaitu : pars abdominalis
(pada dinding dorsal abdomen ) dan pars pelvina (pada dinding pelvis).
1. Pars Abdominalis

Secara anatomi , pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm. Terletak turun
ke bawah ventral dari tepi medial muskulus spoas mayor yang memisahkan dari ujung
prosesus transvesus vertebra lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang
terletak dorsal dari vasa renalis. Ureter dextra berjalan dorsal dari pars desenden duodeni,

6
arteri spermatika interna, arteri kolika dextra, dan arteri iliokolika serta berada di sebelah
kanan vena kava inferior. Ureter sinistra berjalan dorsal dari arteri spermatika interna, arteri
kolika sinistera, dan kolon sigmoid.

2. Pars Pelvica

Setelah masuk ke dalam kavum pelvis, ureter berjalan ke kaudal pada dinding lateral
pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro – kaudal dari arteri venous
iliaka interna kemudian menyilang medial dari (korda) arteri umbinikalis dan
arterivananervus obturatoria. Pada tempt yang setinggi spina iskiadika ia membelok ke arah
ventro medial, kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang lebih setinggi 4 cm
kranial dari tuberkulum pubikum.

3. Fisiologi Vesica Urinaria


a) Mukosa

Mukosa merupakan jaringan ikat kedur sehingga dalam keadaan kosong mukosa vesika
urinaria membentuk lipatan-lipatan yang disebut sebagai Rugae vesikae. Rugae ini
menghilang bila vesika urinaria terisi penuh sehingga mukosanya tampak licin.

b) Submukosa

Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastis kecuali pada
trigonum lieutodidi mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di bawahnya.

c) Muskularis

Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan ikat fibrous di antaranya.
Tebalnya tergantung dari vesika urinaria. Otot-otot ini semua dinamakan muskuli detrussor.
Pada trigonum lieutodi jaringan ototnya adalah lanjutan dari stratum longitudinalis ureter,
sedangkan tonus interureterikus dibentuk di stratum sirkularis yang mengelilingi ureter.
Muskularis vesika urinaria tersusundari tiga lapisan. Lapisan paling luar berjalan longitudinal
menebal pada daerah kollum melanjutkan diri ke prostat (pada pria) dan ke uretra plika
rektovesikalis, plika pubovesikalis (pada wanita). Lapisan tengah berjalan sirkular dan paling
tipis di antara dua lapisan sebelumnya.

7
4. Fisiologi Uretra
a) Uretra Pria
Uretra pada pria merupakan saluran fibromuskular untuk jalan urine dari vesika urinaria
keluar dan juga untuk jalan keluar sekret dari vesikula seminalis, glandula prostata, dan
glandula bulbo uretralis serta spermatozoa. Uretra pria lebih panjang dari pada uretra wanita.
Panjangnya kurang lebih 20 cm di mulai dari kallum vesikae menembus kelenjar prostat
difragma urogenital, kemudian melalui korpus spongiosum penis berakhir di glans penis.
1. Pars Prostatika Uretrae

Pars prostatika uretrae adlah bagian dari uretra yang melalui prostat dimn lumennya
paling lebar dan palig elastis. Panjangnya kurang lebih 3cm, bentuknya fusiformis, dan alam
keadaan kosong dinding anterior dan posterior saling berdekatan. Pad dinding posterior
(bagian dalam) terdapat beberapa sruktur, diantaranya sebagai berikut.
a. Krista uretralis : merupakan tonjolan memanjang dari mukosa dinding dorsal di bagian
medial ke arah kranial berhubungan dengan uvula vesikae ke kaudal berhubungan dengan
pars membranasea uretrae.

b. Kolikus seminalis (verumontanum) : merupakan pelebaran krista uretralis kira-kira pada


pertengahannya.

c. Urtikulus protatikus (vagina maskulina) : lubang pada puncak kollikulus seminalis yang
sebetulnya merupakan muara dari suatu suatu saluran yang berhubungan dengan lobus
medius prostat. Bagian ini homolog pada bagian vagina pada wanita.

d. Hiatus ejakulatorius : muara dektus ejakulatoris terdapat sebelah kanan dan kiri urtikulus
prostatikus (sedikit lebih distal).

e. Sinus prostatikus : celah di sebelah kanan dan kiri krista uretralis. Disini terdapat lubang-
lubang orifisium dari granula prostata.

2. Pars membranasea uretra

Pars membranasea uretrae dimuali dari apeks prostat sampai setinggi bulbus penis.
Bagian ini adalah bagian uretra waktu menembus diafragma U.G., dan merupakan bagian
yang pendek (panjang 2cm). Letak pars membranacea uretrae 2 cm dorsal dari simfisis pubis.
Pada bagisn ini terdapat muskulu sfingter uretra eksternum. Kaudal dari difragma urogenitalis
dinding posterior uretra berhubungan dengan bulbus penis.

8
3. Pars kavernosa uretrae

Letaknya didalam korpus spongiosum penis berjalan melalui bulbus korpus dan
glans penis (pars navikularis) lumen uretra melebar pada bulbus (fossa intrabulbar) dan pada
glandula (fossa navikularis). Pada dinding ventralnya bermuara duktuli dari glandula
bulbouretralis kaudal dari difragma urogenitalis.
Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra pria dintaranya arteri haemorrhoidalis media, arteri
vesikalis kaudalis , arteri bulbi penis, dan arteri uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria
berjalan melalui pleksus vesikopudendalis dialirkan ke vena pudendalis inerna.nodus limfa
iliaka interna dan eksterna. Dari pars spongiosa ke nodus limfa inguinalis dan limfa iliaka
eksterna.

b) Uretra Wanita
Uretra wanita lebih pendk dari pada uretra pria, memiliki panjang 4 cm berjalan ke
ventrokaudal mulai dari ofisium uretrae internum (pada kolum vesicae) sampai pada vesicae
uretrae eksternum pada vestibulum vaginae (antara intoitus vaginae dan klitoris).
Bagian dalam adalah mukosa dimana terdapat lubang-lubang glandula uretralis (lakuna
uretralis)dan di bagian kaudalnya terdapat duktus parauretralis (homolog dengan prostat)
yang bermuara pada sisi kanan dan kiri ofisium uretra eksrernum. Lapisan luar adalah
muskularis bagian kranial/proksimal sirkular (pada kollum vesikae). Stratum longitudinalis
dari vesika urinaria ikut memperrkuat bagian ini. Bagian tengah erdiri atas jaringan otot plos
yang bergaris yang berasal dari muskulus pubovaginalis. Bagian distal tidak ada jaringan
ototnya.

Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra wanita pada bagian kranial/proksimal dari arteri
vesikalis inferior, bagian tengah dari arteri vesikalis inferior dan arteri uterina, serta bagian
distal masuk dari arteri pudendalis interna. Vaskularisasi vena uretra wanita masuk ke dalam
pleksus venous vesikalis pudendalis interna.

Aliran limfa. Aliran limfa uretra pada wanita mengikuti arteri pudendalis interna ke nodus
limfa iliaka interna dan eksterna.

9
2.3 Sirkulasi pada Ginjal (Tahap Pembentukan Urine)
1. Filtrasi
Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai Bowman.
Cairan tersebut tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium kalium,
kalsium, dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat
menembus pori–pori glomerulus.Cairan yang tertampung di simpai Bowman disebut urine
primer. Selama 24 jam darah yang tersaring dapat mencapai 170 liter.Penyaringan di
glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa,
natrium, kalium, dan garam-garam lainnya
2. Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,natrium,klorida, fosfat,
dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal denga obligator reabsorbsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam
tubulus bagian bawah. Penyerapanya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif
dan sisanya dialirkan pada papila renalis.
3. Sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal
selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Urine yg telah terbentuk (urine sekunder), dari tubulus kontortus distal akan
turun menuju saluran pengumpul (duktus kolektivus), selanjutnya urine dibawa ke pelvis
renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine. Jika kantong kemih telah
penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air
kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam,
urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan
bau pada urine. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya dipengaruhi oleh jenis
makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun penyakit. Warna normal urine
adalah bening hingga kuning pucat

10
2.4 Pemekatan Urine
Apabila permeabilitas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui
interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke dalam
kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin. Sebaliknya
apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi keluar duktus
pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin, urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis
Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari
hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau
peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus
pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau
osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi
ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas
ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel
terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih banyak air yang
diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun dan osmolalitas
ekstrasel meningkat. (Corwin, 2000).

2.5 Hormon pada Ginjal


1. Hormon yang bekerja pada Ginjal
a) Hormon antidiuretik ( ADH atau vasopressin )
Merupakan peptida yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior, hormon ini
menngkatkan reabsorbsi air pada duktus kolektifus.
b) Aldosteron
Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, hormon ini meningkatkan
reabsorbsi natrium pada duktus kolektivus.
c) Peptida Natriuretik ( NP )
Diproduksi oleh sel jantung dan meningatkan ekskresi natrium pada duktus kolektivus.
d) Hormon paratiroid
Merupakan protein yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid, hormon ini meningkatkan
ekskresi fosfat, reabsorbsi kalsium dan produksi vitamin D pada ginjal.

11
2. Hormon yang dihasilkan Ginjal
a) Renin
Merupakan protein yang dihasilkan oleh apparatus jukstaglomerular, hormon ini
menyebabkan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II berfungsi langsung pada tubulus
proximal dan bekerja melalui aldosteron ada tubulus distal. Hormon ini juga merupakan
vasokonstriktor kuat.
b) Vitamin D
Merupakan hormon steroid yang dimetabolisme di ginjal, berperan meningkatkan absorbsi
kalsium dan fosfat dari usus.
c) Eritropoeitein
Merupakan protein yang diproduksi di ginjal, hormon ini meningkatkan pembentukan sel
darah merah di sumsum tulang.
d) Prostaglandin
Diproduksi di ginjal, memiliki berbagai efek terutama pada tonus pembuluh darah ginjal.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang
mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal
bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial.
Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit
di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat penting.
Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih). Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.

B. Saran
Saran dalam makalah ini sangat diperlukan untuk memperbaiki lebih baik dalam proses
pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Saiffuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta. Salemba Medika


Gibson John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk perawat. Jakarta. EGC
Pearce,Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. Gramedia
http://www.docstoc.com/docs/44294891/American-Physiological-Society-Renal-Physiology-
Refresher-Course
http://www.mikrocom.co.uk/Exam/Anaesthetics/Physiology_Biochem/Renal/
physiology.html
http://www.siumed.edu/~dking2/crr/rnguide.htm
http://www.zuniv.net/physiology/book/chapter17.html
Ward,Jerremy,dkk.2009.At Glance Fisiologi. Jakarta. Erlangga
Buduanto,A.2005. Guidance to AnatomyII. Surakarta:keluarga Besar Asisten Anatomi
FKUNS
Ganong,W,F(1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17. Jakarta:EGC
http://www.pediatricnursing.net/ce/2008/article04128135

14

Anda mungkin juga menyukai