Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


Dosen pengampu: Ns.Riyanto,S.Kep.,M.Kes.

Disusun oleh kelompok 4:


1. Angga Riana Putri 2115471015
2. Heni Lestari 2115471020
3. Putri Ananda Aresta 2115471021
4. Yeni Hermayanti 2115471024
5. Artha Utami 2115471035
6. Dian Febiyola 2115471039
7. Gadis Tara 2115471046

PROGRAM STUDI DIII KBIDANAN METRO


POLITEKNIK KSEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
untuk mata kuliah Fisiologi dengan judul: ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran. Dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalh ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat.

Metro, 7 Oktober 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.LATAR BELAKANG ..........................................................................
B.RUMUSAN MASALAH......................................................................
C.TUJUAN PENULISAN........................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................


1. FUNGSI GINJAL...............................................................................
2. FILTRASI GLOMERULUS...............................................................
3. FUNGSI TUBULUS...........................................................................
4. FISIOLOGI URETER, URINARIA DAN URETRA........................
5. PROSES BERKEMIH........................................................................
6. KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI URINE...............................
BAB III PENUTUP .......................................................................................

A. SIMPULAN ........................................................................................
B. SARAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang
berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekeria sama untuk mengatur suhu tubuh,
keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup
harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau
kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan
intermal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya scl secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasi garam, asam, dan clektrolit lain di lingkungan cairan intermal. Kelangsungan hiduop
sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan
dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-ongan dan strukur-struktur yang
menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh, Ginjal berperan penting mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air
dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolism.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk
menyeimbangkan air dan clektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengatur
tekanan darah dan melenaskan produk limbah yang disebut urea dari darah. Sistem kemih terdiri
terutama pada ginjal, yang menyaring darah sedangkan ureter. yang bergerak urin dari ginial ke
kandung kemih. kandung kemih, vang menvimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui
tubuh. eran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ckskresi:
melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah.
Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa
dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus diaga, seperti gula, dan senyawa dalam
darah yang beracun dan harus dihilangkan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah anatomi fisiologi sistem perkemihan
manusia?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang anatami dan fisiologi sistem perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem perkemihan terdiri dari 2 ginjal 2 ureter kandung kemih (blader) dan uretra fungsi utama
sistem perkemihan adalah untuk keseimbangan cairan dan elektrolit elektrolit terdiri dari ion-ion
yang kemudian larut dalam air dan keseimbangan terjadi ketika elektrolit yang masuk dalam
tubuh sama dengan yang dilepaskan. hidrogen merupakan salah satu ion yang mempengaruhi
konsentrasi larutan dan keseimbangan asam basa atau PH. Fungsi utama yang lain pada sistem
perkemihan adalah pengeluaran toksik hasil metabolisme, seperti komponen-komponen nitrogen
khususnya Urea dan kreatinin.

A. GINJAL
Pada orang dewasa panjangnya kira-kira 11 cm, lebarnya 5 sampai 7,5 cm, tebalnya 2,5 cm dan
beratnya sekitar 150 gram. Organ ginjal berbentuk kurva yang terletak di area retroperitoneal,
pada bagian belakang dinding abdomen di samping depan vertebra setinggi torakal 12 sampai
lumbal ketiga titik ginjal disokong oleh jaringan Adit dan jaringan penyokong yang disebut fasial
gerota serta dibungkus oleh kapsul ginjal, Yang berguna yang berguna untuk mempertahankan
ginjal, pembuluh darah, dan kelenjar adrenal terhadap adanya trauma. Ginjal terdiri atas tiga area
yaitu korteks medula dan pelvis.
1. Korteks, merupakan bagian paling luar ginjal, dibawa kapsula fibrosa sampai dengan lapisan
medula, tersusun atas nefron nefron yang jumlahnya lebih dari satu juta titik semua glomerulus
berada di korteks dan 90% aliran darah menuju pada korteks.
2. Medulla, terdiri dari saluran saluran atau duktus kolektivus yang disebut Piramida ginjal yang
tersusun antara 8 sampai 18 buah.
3. Pelvis, merupakan area yang terdiri dari kaliks minor yang kemudian bergabung menjadi kalik
mayor. 4-5 kalik minor bergabung menjadi kaliks mayor dan dua sampai tiga kali mayor
bergabung menjadi pelvis ginjal yang berhubungan dengan ureter bagian proksimal.

Nefron
Nefron merupakan unit fungsional ginjal, pada masing-masing ginjal terdiri 1 sampai 4 juta
nefron. Nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler atau pembuluh
darah kapiler diantaranya arteriole aferen, glomerulus, arteriole aferen dan kapiler peritubular.
Sedangkan komponen Tumbeler merupakan penampung hasil filtrasi dari glomerulus, terdiri atas
kapsul Bowman, tubulus kontortus proksimal, ansa henle tubulus kontortus distal dan duktus
pengumpul titik salah satu komponen penting nefron adalah glomerulus yang merupakan cabang
dari arteriole aferen dan membentuk anyaman anyaman kapiler. Di dalam glomerulus inilah
terjadi proses filtrasi.
Suplay darah ginjal
Ginjal menerima darah 20 sampai 25% dari cardiac output pada kondisi istirahat, atau rata-rata
lebih dari 1 liter per menit dari arteri renalis kanan dan kiri, yang merupakan cabang dari aorta
abdomen ada setingkat vertebra lumbal kedua titik arteri renalis bercabang menjadi arteri
segmental selanjutnya berturut-turut masuk ke arteri interlobaris, arteri arkuatus, arteri
interlobular, arteriole aferen masuk ke glomerulus arteriole aferen, kapiler peritubuler kemudian
masuk dalam venula, Vena interlobular, Vena arkuata, Vena interlobaris menjadi Vena renalis.

Fungsi ginjal
Ginjal merupakan organ yang penting dalam proses keseimbangan cairan tubuh dan sebagai
organ sekresi dari zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Fungsi ginjal diantaranya:

1. Pengaturan volume dan komposisi darah. Ginjal berperan dalam pengaturan volume darah dan
komposisi darah melalui mekanisme pembuangan atau sekresi cairan. Misalnya jika intake cairan
melebihi kebutuhan maka ginjal akan membuang lebih banyak cairan yang keluar dalam bentuk
urine, sebaliknya jika kekurangan cairan maka ginjal akan mempertahankan cairan yang keluar
dengan sedikit urine yang dikeluarkan. Jumlah cairan yang keluar dan dipertahankan tubuh
berpengaruh terhadap pengenceran dan pemekatan darah serta volume darah. Di dalam ginjal
juga diproduksi hormon eritropoitin yang dapat menstimulasi pembentukan sel darah merah.
Pada kondisi kekurangan darah, anemia atau hipoksia maka akan lebih banyak diproduksi
eritropoitin untuk memperbanyak produksi sel darah merah.

2. Pengaturan jumlah dan konsentrasi elektrolit pada cairan ekstrasel, seperti natrium, klorida,
bikarbonat, kalsium, magnesium, fosfat dan hydrogen. Konsentrasi elektrolit ini mempengaruhi
pergerakan cairan intrasel dan ektrasel. Bila terjadi pemasukan dan kehilangan ion-ion tersebut
maka ginjal akan meningkatkan atau mengurangi sekresi ion-ion penting tersebut.

3. Membantu mempertahankan keseimbangan asam basa (pH) larah. Pengendalian asam basa
darah oleh ginjal dilakukan dengan sekresi urin yang asam atau basa melalui pengeluaran ion
hydrogen atau bikarbonat dalam urin.

4. Pengaturan tekanan darah, ginjal berperan dalam pengaturan tekanan darah dengan mensekresi
enzim renin yang mengaktifkan jalur renin-angiotensin dan mengakibatkan perubahan
vasokontriksi atau vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah atau
menurunkan tekanan darah.
5. Pengeluaran dan pembersihan hasil metabolisme tubuh seperti urea, asam urat dan kreatinin,
jika tidak dikeluarkan maka bersifat toksik khususnya pada otak.

6. Pengeluaran komponen-komponen asing seperti pengeluaran obat, pestisida dan zat-zat


berbahaya lainnya.
Dari fungsi-fungsi diatas, ginjal melakukan tiga mekanis yaitu filtrasi, reabsorpsi tubular dan
sekresi tubular.
1. Filtrasi Glomerular
Filtrasi plasna terjadi pada glomerulus di nefron, merupakan langkah pertama produksi urine.
Ultrafiltrasi terjadi dimana plasma menembus barier dari membran endothelium glomerulus
kemudian hasilnya masuk ke dalam ruang intrakapsul Bowman. Normalnya sekitar 20 % atau
sekitar 180 liter perhari plasma masuk ke glomerulus untuk difiltrasi. Rata-rata 178.5 liter
direabsorpsi kembali dan hanya 1-2 liter yang diekresi menjadi urin. Filtrasi glumerular terjadi
akibat perbedaan tekanan filtrasi dengan tekanan yang melawan filtrasi atau disebuttekanan
filtrasi efektif. Ada tiga tekanan yang terjadi dalam proses filtrasi yaitu tekanan darah kapiler
glomerulus atau tekanan hidrostatik kapiler glomerulus, tekanan osmotik koloid plasma dan
tekanan hidrostatik kapsula Bowman.
a. Tekanan darah kapiler glomerulus, merupakan tekanan yang cenderung mendorong, tekanan
ini tergantung dari kontraksi atau kerja jantung dan resistensi dari arteriole afferen dan arteriole
efferent. Besarnya tekanan ini sekitar 50 mmHg.
b. Tekanan osmotik koloid plasma, tekanan ini terjadi karena protein plasma yang cenderung
menarik air dan garamgaram ke dalam pembuluh darah kapiler. Tekanan ini bersifat melawan
filtrasi, besarnya sekitar 30 mmHg
c. Tekanan hidrostatik kapsula Bowman, yaitu tekanan yang terjadi karena adanya cairan pada
kapsula Bowman yang cenderung melawan filtrasi, besarnya sekitar 5 mmHg.

Dengan demikian kekuatan filtasi atau tekanan filtrasi efektif adalah kekuatan mendorong yaitu
tekanan darah kapiler glomerulus dikurangi dua kekuatan yang melawan filtrasi yaitu tekanan
osmotik koloid dan tekanan hidrostatik kapsula Bowman, sehingga besarnya 50 mmiig-(30
mmHg +5 mmHg) - 15 mmHg.
Tidak semua zat dapat di filtrasi oleh glomerulus seperti misalnya sel darah dan protein karena
ukurannya yang besar, membran filtrasi hanya dapat dilalui oleh plasma, garam-garam glukosa
dan molekul-molekul kecil lainnya. Besarnya volume plasma yang difiltrasi oleh glomerulus per
menit pada semua nefron disebut laju filtrasi glomerular atau glomerular filtration rate (GFR),
besarnya GFR pada laki-laki 125 ml per menit atau 180 L/ 24 jam sedangkan pada wanita sekitar
110 ml/menit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR diantaranya:
a. Tekanan filtrasi efektif, makin besar tekanan yang dihasilkan makin besar pula GFR nya.
Tekanan filtrasi efektif dipengaruhi oleh adanya autoregulasi dari ginjal termasuk karena
stimulasi saraf simpatis yang mempengaruhi kontraksi arteriole afferen dan efferen, adanya
obstruksi aliran urin serta menurunnya protein plasma.
b. Permeabilitas dari glomerulus normalnya membran glomerulus sangat permeabel sehingga
filtrasi cepat terjadi titik pada kondisi tertentu seperti pada penyakit ginjal dapat meningkatkan
permeabilitas kapiler sehingga meningkatkan GFR.

Pengukuran GFR sangat penting dalam mengisi masi pembersihan zat-zat baik yang dikeluarkan
maupun yang direabsorpsi di dalam nefron. Kemampuan ginjal untuk bersihan zat dari plasma
selama 1 menit disebut Renal clearance. Dalam pengukuran ini jumlah dari suatu zat di dalam
urine yang disekresikan dalam jangka waktu tertentu dikaitkan terhadap kadar dalam plasma
digambar sebagai persamaan. Clearance sama dengan kadar zat dalam urine dikalikan volume
Atau C= U × V
___
P
C = clearance
U= kadar zat dalam urin
V= Volume urine (ml) yang disekresi per menit
P= kadar zat dalam plasma

Zat yang paling penting untuk disekresi adalah kreatinin, oleh karenanya bersihan kreatinin
merupakan acuan dalam fungsi renal clearance. Filtrasi kreatinin tergantung dari GFR dan
konsentrasi kreatinin dalam plasma (P) dalam mg/ml atau filtrasi kreatinin = GFR × P.
Sedangkan ekskresi kreatinin merupakan jumlah kreatinin yang dikeluarkan, tergantung dari laju
aliran urin (V) dalam ml/menit dan konsentrasi kreatinin di urine dalam mg/ml atau sekresi
kreatinin = U×V.

Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat dalam jaringan otot, normalnya dikeluarkan
melalui urin. Kreatinin masuk dan difiltrasi oleh glomerulus dan tidak direabsorpsi dalam jumlah
yang signifikan titik dengan memonitor kreatinin darah dan jumlah yang disekresi melalui urin
selama 24 jam dapat diestimasi GFR nya.
2. Reabsorpsi tubular
Dari 180 liter perhari plasma yang difiltrasi tidak semuanya dikeluarkan dalam bentuk urine,
tetapi lebih banyak yang diserap kembali/reabsorpsi dalam tubulus ginjal terutama zat-zat atau
mineral yang penting bagi tubuh dan hanya 1 sampai 2 liter yang dikeluarkan dalam bentuk
urine. Material yang reabsorpsi masuk kembali ke darah melalui kapiler peritubular.

Presentasi dari substansi yang direabsorpsi dan disekresi sebagai berikut:


Substansi % %
Rata-rata Reabsorpsi Rata-rata Rekresi
Air 99 1
Sodium 99,5 0,5
Glukosa 100 0
Urea 50 50

Reabsorpsi sebagian besar terjadi di tubulus proksimal kira-kira 75% selebihnya terjadi di ansa
henle tubulus distal dan duktus koligentes. Proses reabsorpsi dilakukan melalui transfer pasif dan
transpor aktif. Transfer pasif adalah pergerakan zat atau material melalui gradien kimia dan
listrik. Pergerakan pasif terjadi dari area dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi kimia rendah
titik misalnya reabsorpsi pasif adalah air pada tubulus distal, air dan urea dengan bantuan ADH
di duktus koligentes, urea, air klor pada tubulus proximal. Transfer aktif terjadi dengan
membutuhkan energi ATP, misalnya reabsorpsi natrium kalium, klor pada tubulus kontortus
distal dan duktus koligen, transfer glukosa, asam amino, natrium, kalium fosfat, sulfat, vitamin C
terjadi pada tubulus kontortus proksimal.

3. Sekresi tubular
Sekresi tubular adalah kebalikan dari reabsorpsi merupakan proses aktif yang memindahkan zat
keluar kapiler peritubular melewati epitel sel-sel tubuh ular masuk ke rumah nefron untuk
dikeluarkan dalam urin.
Substansi yang penting disekresi oleh tubulus adalah hidrogen, potasium, anion dan kation
organik dan benda-benda asing dalam tubuh. Sekresi ion hidrogen penting dalam keseimbangan
asam-basa, oleh karena pengeluaran ion hidrogen tergantung dari asaman cairan tubuh. Ketika
cairan tubuh asam maka sekresi hidrogen meningkat, demikian sebaliknya. Sekresi potasium
terjadi di tubulus distal dan duktus koligentes, sedangkan sekresi anion dan kation organik,
termasuk polutan lingkungan, obat-obatan terjadi pada tubulus kontortus proksimal.

FUNGSI TUBULUS
Tubulus ginjal berfungsi untuk reabsorpsi dan sekresi cairan dan zat. Berikut ini fungsi dari
masing-masing tubulus ginjal dalam reabsorpsi dan sekresi:
Tubulus Reabsorpsi Sekresi
Konturtus proksimal  Ion natrium  Ion hydrogen
 Glukosa, asam amino,  Ion organik
vitamin
 Kation (kalium,
magnesium, kalsium)
 Anion (klor,
bikarbonat)
 Air
 Urea dan lemak
 Sedikit protein
Ansa henle  Air
 Natrium dan klor
Tubulus konturtus distal  Natrium  Variabel hydrogen
 Anion  Variabel kalium
 Air
Tubulus kolekting  Natrium, hydrogen,  Variabel hydrogen
kalium, bikarbonat,  Variabel kalium
klor
 Air
 Urea

URETER
Ureter merupakan saluran yang berbentuk tabung dari ginjal ke bladder panjangnya 25 sampai
30 cm dengan diameter 6 mm titik berjalan mulai dari pelvis renalis setinggi lumbal kedua titik
posisi ureter miring dan menyempit di 3 titik yaitu di titik asal ureter pada pelvis ginjal, titik saat
melewati pinggiran pelvis dan titik pertemuan dengan kandung kemih. Posisi miring dan adanya
penyempitan ini dapat mencegah terjadinya refluks aliran urine. Ada tiga lapisan jaringan pada
ureter yaitu pada bagian dalam adalah epitel mukosa bagian tengah lapisan otot polos dan bagian
luarnya lapisan fibrosa. Ureter berperan aktif dalam transport urine. urine mengalir dari pelvis
ginjal, melalui ureter dengan gerakan peristaltiknya. Adanya ketegangan pada ureter
menstimulasi terjadinya kontraksi dimana urine akan masuk ke bladder. Rangsangan saraf
simpatis dan parasimpatis juga mengontrol kontraksi ureter mengalirkan urine.

KANDUNG KEMIH
Kandung kemih merupakan organ berongga dan berotot yang berfungsi menampung urine
sebelum dikeluarkan melalui uretra titik terletak pada rongga pelvis. Pada laki-laki kandung
kemih berada di belakang simfisis pubis dan di depan rektum pada wanita kandung kemih berada
di bawah uterus dan di depan vagina titik dinding kandung kemih memiliki empat lapisan
jaringan lapisan paling dalam adalah lapisan mukosa yang menghasilkan mukus, kemudian
lapisan submukosa lapisan otot polos yang satu nama lain membentuk sudut atau disebut otot
detrusor dan lapisan paling luar adalah serosa.

Pada dasar kandung kemih terdapat area segitiga yang disebut trigone yang di dalam terdapat 3
muara, yaitu 2 muara ureter dan 1 muara uretra. Pada daerah puncak trigon terdapat leher
kandung kemih yang berhubungan dengan muara uretra yang di sekelilingnya terdapat spinter
uretra interna. Sepinter uretra interna bersifat involunter, dirangsang oleh adanya urine yang
masuk ke kandung kemih.

Kandung kemih dipersarafi oleh serabut postganglionic dari pleksus ganglia hipogastrik dan
serabut parasimpatik dari ganglia yang merupakan cabang dari nervus pelvikus. Saraf pelvikus
berhubungan dengan medula spinalis melalui plekus sakralis terutama pada segmen S-2 dan S-3.
Pada bagian spingter eksterna dipersarafi oleh nervus pudendus yang merupakan serat saraf
somatik dan mengontrol otot lurik pada sfingter eksterna.

Fungsi utama dari kandung kemih adalah menampung urine dari ureter dan kemudian
dikeluarkan melalui uretra. Kapasitas maksimum dari kandung kemih pada orang dewasa sekitar
300-450 mili dan anak-anak antara 50 sampai 200 mili titik pada keadaan penuh akan
memberikan rangsangan pada saraf aferen ke pusat miksi sehingga terjadi kontraksi otot detrusor
yang mendorong terbukanya leher kandung kemih, sehingga terjadi proses miksi.

URETRA
Uretra memanjang dari leher kandung kemih sampai ke meatus titik pada wanita panjangnya
sekitar 4 cm lokasinya antara klitoris dengan liang vagina. Panjang uretra laki-laki sekitar 20 cm,
terbagi atas tiga bagian yaitu bagian prestatif uretra yang panjangnya sekitar 3 cm di bawah leher
kandung kemih sampai kelenjar prostat ke bagian kedua adalah membran uretra yang panjangnya
1-2 cm yang di sekitarnya terdapat spincter uretra eksterna pada bagian akhir adalah cavernous
atau peniel uretra yang panjangnya sekitar 15 cm memanjang dari penis sampai orifisium uretra.
Fungsi dari uretra adalah menyalurkan urine dari kandung kemih keluar titik adanya spinter
uretra interna yang dikontrol secara involunter memungkinkan urine dapat keluar serta pintar
uretra eksterna memungkinkan pengeluaran urine dapat dikontrol. Disamping untuk pengeluaran
urin pada laki-laki uretra juga temipat pengeluaran sperma pada saat ejakulasi.

PROSES BERKEMIH
Urin diproduksi oleh ginjal sekitar 1 ml/menit, tetapi dapat bervariasi antara 0.5-20 ml/menit.
Aliran urin masuk ke kanung kenih dikontrol oleh gelombang peristaltik yang terjadi setiap 10-
150 detik. Aktivitas saraf parasimpatis meningkatkan frekwensi peristaltik dan stimulasi simpatis
menurunkan frekwensi.
Banyaknya aliran urin pada uretra dipengaruhi oleh adanya refleks uretrorenal. Refleks ini
diaktifkan oleh adanya obstruksi karena konstriksi ureter dan juga kontriksi arterior afferen yang
berakibat pada penurunan produksi urin, demikian juga pada adanya obstruksi ureter karena batu
ureter.
Kandung kemih dipersarfi oleh saraf dari pelvis, baik sensorik maupun motorik. Pengaktifan
saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi dari otot detrusor. Normainya spinter interna pada
leher kandung kemih berkontraksi dan akan relaksasi ketika otot kandung kemih berkontraksi.
Sedangkan spinter eksterna dikontrol berdasarkan kesadaran (volunter), dipersarafi oleh nervus
pudendal yang merupakan serat saraf somatik
Refleks berkemih dimulai ketika terjadi pengisian kandung kemih. Jika ada 30 sampai 50 ml urin
maka terjadi peningkatan tekanan pada dinding kandung kemih. Makin banyak urin yang
terkumpul makin besar pula tekanannya. Peningkatan tekanan akan menimbulkan refleks
peregangan oleh reseptor regang sensorik pada dinding kandung kemih yang kemudian
dihantarkan ke medulla spinalis segmen sakralis melalui nervus

pelvikus dan kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih untuk menstimulasi otot
detrusor berkontraksi. Siklus ini terus berulang sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang
kuat, kemudian reflek akan melemah dan menghilang sehingga refleks berkemih berhenti, hal ini
menyebabkan kandung kemih berelaksasi. Sementra itu jika terjadi kontraksi yang kuat akan
menstimulasi nervus pudendal ke sfingter eksternus untuk menghambatnya. Jika penghambatan
kuat dalam otak dari pada sinyal kontriktor volunter ke sfingter eksterna maka terjadi
berkemih.nr

Proses berkemih juga dikontrol oleh saraf pusat. Ketika terjadi rangsangan peregangan pada
dinding otot detrusor akibat adanya pengisian urin dikandung kemih, melaluli serat saraf
sensorik di nervus pelvis dihantarkan stimulus tersebut ke hipothalamus, dari hipothalamus
kemudian dihantarkan ke korteks serebri, selanjutnya korteks serebri merespon dengan
mengirimkan sinyal ke sfingter interna dan eksterna untuk relaksasi, sehingga pengeluaran urin
terjadi.

Proses berkemih juga difasilitasi oleh kontraksi dinding abdomen dengan meningkatkan tekanan
dalam kandung kemih sehingga mengakibatkan urin masuk ke leher kandung kemih dan
menimbulkan refleks berkemih.
Tidak semua urin dapat dikeluarkan dalam berkemih, namun masih dapat tersisa (urine residu)
sekitar 10 ml.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berkemih diantaranya:


1. Adekuatnya produksi urine pada nefron, hal ini sangat terkait fungsi glomerulus dan GFR.
Pada penyakit ginjal tertentu dapat meningkatkan GFR sehingga produksi urine berlebih
sehingga proses berkemih menjadi lebih sering
2. Adanya obstruksi saluran kemih, misalnya karena batu ginjal, batu ureter, batu kandung
kemih, hipertropi prostat, striktur uretra, dapat menghambat aliran urine keluar.
3. Destruksi saraf saraf sensorik dari kandung kemih ke medula spinalis, misalnya akibat trauma
pada lumbal atau sakral sehingga menghambat transmisi sinyal regangan dari kandung kemih
dan terjadi kehilangan kontrol terhadap kandung kemih.
4. Adekuatnya otot sfingter internal dan eksternal, kemampuan kontriksi dan relaksasi sfingter
interna dan eksternal mempengaruhi pengeluaran urine. Pada usia lansia, kemampuan control
sfinter berkurang sehingga urine dapat keluar tanpa disadari (inkontinensia urine)

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI URINE


Karakteristik urine
Urine normal mempunyai karakteristik
1. Volume, pada orang dewasa rata-rata urine yang dikeluarkan setiap berkemih berkisar 250
sampai 400 ml, tergantung dari intake cairan dan kehilangan cairan. Jika pengeluaran urin
kurang dari 30 ml/ jam kemungkinan tidak adekuatnya fungsi ginjal.
2. Warna, urine normal warnanya kekuning-kuningan jernih, warna ini terjadi akibat adanya
urobilin warna lain seperti kuning gelap, kuning coklat dapat terjadi pada dehidrasi. Obat-obatan
juga dapat merubah warna urine seperti warna merah, orange gelap.
3. Bau, bervariasi tergantung komposisi, bau urine aromatik yang menyengat atau Memusingkan,
karena mengandung amonia.
4. PH, sedikit asam 4,5 sampai 8 rata-rata 6,0 namun demikian PH dipengaruhi oleh inta ke
makanan misalnya pada vegetarian urine menjadi sedikit alkali
5. Berat jenis, 1.003 sampai 1.030
6. Komposisi air, 93 sampai 97%
7. Osmolaritas (konsentrasi osmotik), 855-1335 mOsm/l
8. Bakteri, tidak ada
Komposisi urine
Lebih dari 99% dari 180 liter filtrat di filtrasi oleh glomerulus dan kemudian direabsorpsi
kembali dalam darah titik komposisi dan konsentrasi urin sesungguhnya menggambarkan
kemampuan dari aktivitas filtrasi reabsorpsi dan sekresi nefron.
Urine mempunyai komposisi diantaranya:
1. Zat buangan nitrogen seperti urea yang merupakan hasil deaminasi asam amino oleh hati dan
ginjal kreatinin yang merupakan pemecahan kreatin fosfat dalam otot rangka, amonia yang
merupakan pemecahan deaminasi oleh hati dan ginjal, asam urik merupakan pemecahan dari
purin, urobilin, bilirubin merupakan pemecahan hemoglobin.
2. Hasil nutrien dan metabolisme, seperti karbohidrat, keton, lemak asam amino
3. Ion-ion seperti sodium, klorida potasium, kalsium dan magnesium

Zat-zat yang dikeluarkan bersama urine merupakan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh bahkan dapat bersifat racun. Sedangkan bahan-bahan yang difiltrasi oleh glomerulus tetapi
masih digunakan kembali oleh tubuh akan d reabsorpsi sehingga tidak di ekresi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem urinal (urinar tract) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia, meliputi ginjal dan
saluran kehwamya yang berfungsi ustuk messbersihkas tubuh, dari zat-zatyang tidak diperlukan.
Zat yang diolah olch sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal fren,kidney) dengan saluran keluar urine berupa ureter dari
setisp ginjal, Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary bladder, vesicq urinaria)
di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (puhic hone). Urine selanjutnya dialikan
keluar melalui sebuah uretira.

Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan kanni semoga dapat memahami betul
schingga penyakit -penyakit yang berhubungan dengan systen perkemihan ini dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuh parumedis-Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama

Svafuddin, 1997. Anatomi fisiologi unuk siswa perawgt disi 2-Jakarta: EGC.

Syafuddin 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3-Jakarta: EGC.

Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern unuk peranwat edisin 2

Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai