SISTEM URINARIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
NUR LAILATUS SA’ADAH 70400122021
ALYA AMELIA.A 70400122017
AULYA NURRAMADHANI 70400122019
Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas yang merupakan salah satu standar atau kriteria
penilaian dari mata kuliah anatomi fisiologi yang diberikan secara berkelompok.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu dr. Lina meylina selaku dosen
pembimbing mata kuliah anatomi fisiologi di UIN ALAUDDIN MAKASSAR. Yang telah
banyak membimbing dan mengajarkan kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada teman sekelompok saya yang telah banyak
membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari kekurangan kami sebagai manusia biasa dan oleh karena keterbatasan
sumber refrensi yang kami miliki sehingga kiranya dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan baik itu dalam penyusunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya saran dan kritik dari ibu dosen Ferawati Taherong S.ST, M.Keb.
atau pihak-pihak lain dan sesame teman mahasiswa untuk dapat menambahkan sesuatu yang
kiranya dianggap masih kurang atau memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dalam tulisan ini.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk lebih
memperluas wawasan kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….4
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang
berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh,
keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup
harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan
untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal.
Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel
juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan
dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang
menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis
dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan
mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk
menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengatur
tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang
bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran
kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air
seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. . Aspek
penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalam
darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang
beracun dan harus dihilangkan.
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi
oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Urin dibentuk dinefron,
Nefron adalah unit terkecil dari ginjal yang berfungsi menyaring darah dan mengambil
kembali zat-zat yang bermanfaat ke dalam darah. Nefron terdiri dari 3 bagian yaitu tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal dan ductus kolektivus(ductus koligens). Setelah
zat-zat yang bermanfaat diserap maka tersisa zat yang tidak berguna , zat ini jika dibiarkan
akan membahayakan tubuh karena termasuk zat beracun. Oleh karna itu zat yang dikeluarkan
nefron dalam bentuk larutan disebut urin. Proses pembentukan urin terdiri dari 3 tahap
(filtrasi,reabsorpsi,augmentasi).
Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses di mana
kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn urine. Mikturisi ialah
proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat dikendalikan
(dirangsang/dihambat) oleh sistim persarafan dimana gerakannya dilakukan oleh kontraksi
otot perut yg menambah tekanan intra abdominalis, dan organ organ lain yang menekan
kandung kencing sehigga membantu mengosongkan urine ( Virgiawan, 2008 ).
Reflex mikturisi adalah reflex medulla spinalis yang bersifat otonom, yg dikendalikan
oleh suatu pusat di otak dan korteks cerebri. Reflex mikturisi merupakan penyebab dasar
berkemih, tetapi biasanya pusat yang lebih tinggi yang akan melakukan kendali akhir untuk
proses mikturisi sebagai berikut :
Pusat yang lebih tinggi menjaga agar reflex mikturisi tetap terhambat sebagian, kecuali
bila mikturisi diinginkan
Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah mikturisi, bahkan jika terjadi reflex mikturisi,
dengan cara sfingter kandung kemih eksterna terus-menerus melakukan kontraksi tonik
hingga saat yang tepat datang dengan sendirinya
Jika waktu berkemih tiba, pusat kortikal dapat memfasilitasi pusat mikturisi sacral untuk
membantu memulai reflex mikturisi dan pada saat yang sama menghambat sfingter eksterna
sehingga pengeluaran urin dapat terjadi.
MEKANISME :
Pengeluaran urin secara volunteer biasanya dimulai dengan cara berikut : Mula-mula,
orang tersebut secara volunter mengkontraksikan otot perutnya, yang akan meningkatkan
tekanan di dalam kandung kemih dan memunkinkan urin tambahan memasuki leher kandung
kemih dan uretra posterior dalam keadaan di bawah tekanan, sehingga meregangkan
dindingnya. Hal ini memicu reseptor regang, yang mencetuskan reflex mikturisi dan secara
bersamaan menghambat sfingter uretra eksterna. Biasanya, seluruh urin akan dikeluarkan,
dan menyisakan tidak lebih dari 5-10 milimeter urin di dalam kandung kemih.
Atau dapat dijelaskan melalui skema berikut :
Pertambahan vol urine → tek intra vesicalis ↑ → keregangan dinding vesicalis (m.detrusor)
→ sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) → untuk diteruskan
kembali ke saraf saraf spinal → timbul refleks spinal → melalui n. Pelvicus → timbul
perasaan tegang pada vesica urinaria shg akibatnya menimbulkan permulaan perasaan ingin
berkemih ( Virgiawan, 2008 ).
BAB III PENUTUP
31. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas sistem urinaria merupakan sistem yang paling penting untuk
membuang sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa nitrogen
seperti urea. Sistem urinaria terdiri atas kedua ginjal (Ren, Kidney), Ureter, Kandung
Kemih(Vesica urinaria/urinary bladder) dan Uretra.
Dalam pemenuhan kebutuhan eleminasi urine terjadi proses berkemih. Sedangkah berkemih
merupakan proses pengosongan vesika urinaria(kandung kemih).
3.2 Saran
1. Dalam memenuhi kebutuhan, kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine.
2. Menjaga kebersihan tempat keluarnya urine.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC.
Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC.
Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern untuk perawat edisin 2 – Jakarta : EGC.
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/,
diakses tanggal 29/06/2013.