Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PERKEMIHAN

Disusun oleh

Kelompok 2

1. Ayu mislena (220606110) 8. Yosi anggeri yani (220606077)


2. Euis yantri (220606474) 9. Nuryanti (220606529)
3. Dewi meylita (220606470) 10. Rustiaty (220606053)
4. Dewi ratnasari (220606008) 11. Sholeha fitriani (220606056)
5. Dwi ramadhanti (220606012) 12. Sri gusniati (220606063)
6. Golda elsera (220606484) 13. Nurjamilah (220606526)
7. Intan dwi lestari (220606498)

DOSEN PENGAMPU : Nofa Anggraini, SST,M.Kes.

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
JAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah- NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah Sistem Perkemihan

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

                                                                                         Jakarta, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang............................................................................................................4
b. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
c. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
d. Manfaat Penulisan.......................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN


a. Pengertian Sistem Perkemihan....................................................................................6
b. Ginjal...........................................................................................................................6
c. Ureter ..........................................................................................................................13
d. Vesika Urinaria...........................................................................................................14
d. Uretra..........................................................................................................................15

BAB III. PENUTUP


a.Kesimpulan .................................................................................................................17
b.Saran............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah pentingnya
dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan
uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk tujuan mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahan kan keseimbangan asam basa tubuh,
mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat seperti urea, kreatinin ,asam urat dan urin.
Apabila terjadi gangguan pada sistem perkemihan maka dapat menyimpulkan gangguan
kesehatan yang sangat serius dan komplek. Sistem perkemihan merupakan sistem yang
penting untuk membuang sisa-sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh
terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya.
Sampah metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin
kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara
dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra, Gangguan yang terjadi
pada system perkemihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya
disebabkan oleh pembesaran pada prostat atau biasa disebut dengan benigna prostat
hipertropi. Lebih dari setengahnya orang yang usianya di atas 50 tahun dan 75% pria
yang usianya 70 tahun menderita gejala-gejala semacam pembesaran prostat (Long
2002).
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama
untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya.
Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi
homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia
dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbanganinternal. sistem kemih memainkan
peran ekskretoris dan homeostatik penting
Kelangsungan hidup dan ber'ungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat
sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi
kelangsungan hidupnya.

4
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-
struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung
jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu sepertikalium dan natrium,
membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea
dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah,sedangkan ureter,
yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin,
dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi, melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahandan bahan kimia
dari aliran darah. Aspek penting lain dari sistem urin adalahkemampuannya untuk
membedakan antara senyawa dalam darah yang berman'aatuntuk tubuh dan harus dijaga,
seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sistem perkemihan?
2. Apa sajakah anatomi sistem perkemihan?
3. Bagaimana proses fisiologi sistem perkemihan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami pengertian sistem perkemihan
2. Untuk mengetahui anatomi sistem perkemihan
3. Untuk memahami proses fisiologi sistem perkemihan

D. Manfaat Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini di harapkan pembaca dapat menambah pengetahuan
tentang Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan pada manusia

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan
lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem
perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu sistem kerjasama tubuh
yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan banyak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian. Susunan sistem
perkemihan terdiri dari dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, ureter yang membawa
urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), satu vesika urinaria (VU), tempat
urin dikumpulkan, dan satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria
(Purnomo,2008)

B. Ginjal
1. Anatomi ginjal
Ginjal adalah dua buah organ berbentuk menyerupai kacang merah yang
berada di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya dibawah tulang rusuk
manusia. Ginjal sering disebut bawah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan
letaknya di sebelah belakang rongga perut, kanan kiri dari tulang punggung. Ginjal
kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan. Setiap ginjal
panjangnya 12-13 cm dan tebalnya 1,5-2,5 cm. Pada orang dewasa beratnya kira-kira
140 gram. Pembuluh-pembuluh ginjal semuanya masuk dan keluar pada hilus (sisi
dalam). Di atas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenalis (Irianto, 2013).
Ginjal terletak dibagian belakang adomen atas, dibelakang peritonium
(retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus
abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian
atas (superior) ginjal terdapat kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa
berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan

6
tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau
kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.

Gambar 1. Anatomi ginjal (Irianto,2013)

Struktur ginjal dilengkapi selaput membungkusnya dan membentuk


pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal. Terdiri 7 atas
bagian korteks dari sebelah luar dan bagian medula di sebelah dalam. Bagian medula
ini tersusun atas 15 sampai 16 massa berbentuk piramida yang disebut piramis ginjał.
Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilus dan berakhir di kalises. Kalises ini
menghubungkannya dengan pelvis ginjal (Irianto, 2013).
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrous tipis dan mengkilat yang disebut
kapsula fibrosa (true capsule) ginjal melekat pada parenkim ginjal. Di luar kapsul
fibrosa terdapat jaringan lemak yang bagian luarnya dibatasi oleh fasia gerota.
Diantara kapsula fibrosa ginjal dengan kapsul gerota terdapat rongga perirenal. Di
sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal atau disebut
juga kelenjar suprarenal yang berwarna kuning. Di sebelah posterior, ginjal dilindungi
oleh berbagai otot punggung yang tebal serta tulang rusuk ke XI dan XII, sedangkan
disebelah anterior dilindungi oleh organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh
hati, kolon, dan duodenum, sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh limpa, lambung,
pankreas, jejenum, dan kolon (Basuki, 2011).

7
a. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi
vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kava inferior
yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam
hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara
piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola
interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995). Glomeruli
bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem
portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah
yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena
selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena
renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar
1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung
(5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks
sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah
otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas
intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan
tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).

b. Persarafan Pada Ginjal


Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis
(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk
kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk
ke ginjal”.

2. Fisiologi Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat korteks renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medula
renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan korteks.
Bagian medula berbentuk kerucut yang disebut piramid renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum
adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh

8
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang
menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis
minor. Medula terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid
tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan
duktus pengumpul nefron (Robson L, 2014).
Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah lebih dari
satu juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron
terdiri dari kapsula bowman, kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle dan tubulus kontortus distal. Kapsula bowman dan glomerulus
berfungsi untuk fitrasi, lalu hasil filtrasi akan disalurkan melalui tubulus-tubulus
ginjal dan hasil filtrasi akan bermuara pada saluran pengumpul yang berdiameter
lebih besar di korteks ginjal (Robson L, 2014).
Pembuluh darah pada ginjal, arteri renalis bercabang-cabang hingga akhirnya
membentuk pembuluh halus yang dikenal sebagai arteriol aferen. Arteriol aferen
mengalirkan darah ke glomerulus. Kapiler-kapiler glomerulus kembali menyatu untuk
membentuk arteriol lain, arteriol eferen, yang dilalui oleh darah yang tidak terfiltrasi
untuk meninggalkan glomerulus menuju komponen tubular (Sherwood, 2016)
Komponen tubulus berawal dari kapsul bowman suatu invaginasi berdinding
rangkap yang melingkupi glomerulus untuk mengumpulkan cairan dari kapiler
glomerulus. Dari kapsul bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke dalam tubulus
proksimal, yang seluruhnya terletak di dalam korteks dan membentuk gulungan-
gulungan rapat sepanjang perjalannya. Segmen berikutnya adalah ansa henle
membentuk lengkung huruf U tajam yang masuk kedalam medula ginjal.sel-sel
tubulus dan vascular membentuk apparatus jukstalomerulus, suatu struktur yang
terletak di samping glomerulus berperan penting dalam mengatur fungsi ginjal.
Setelah apparatus juksta glomerulus, tubulus kembali membentuk kumpalan erat
menjadi tubulus distal, yang berada di dalam korteks. Tubulus distal mengalirkan
isinya ke dalam duktus atau tubulus koligentes. Setiap duktus koligentes berjalan ke
dalam medula untuk mengosongkan cairannya ke dalam pelvis ginjal (Sherwood,
2016).
Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin yaitu filtrasi
glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Filtrasi glomerulus adalah
langkah pertama pembentukan urin. Sekitar 125 ml filtrat glomerulus terbentuk secara

9
kolektif dari seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter setiap
hari, hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65
kali sehari. Bahan- bahan bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler
peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian dalam tubulus ke dalam
darah ini disebut reabsorbsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorbsi tidak keluar dari
tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan
kemudian ke jantung untuk di sirkulasi. Proses ketiga yaitu sekresi tubulus, adalah
pemindahan selektif bahanbahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus.
Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara
cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang tidak
terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkan ke bahan yang sudah ada di tubulus
sebagai hasil filtrasi (sherwood, 2016).
Eksresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin.
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsi
akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin
dan dikeluarkan dari tubuh (sherwood, 2016).

3. Fungsi Ginjal
Mekanisme utama nefron adalah untuk membersihkan atau menjernihkan
plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki tubuh melalui penyaringan/difiltrasi
di glomerulus dan zat-zat yang dikehendaki tubuh direabsropsi di tubulus. Sedangkan
mekanisme kedua nefron adalah dengan sekresi (prostaglandin oleh sel dinding
duktus koligentes dan prostasiklin oleh arteriol dan glomerulus). Beberapa fungsi
ginjal adalah sebagai berikut (Syaifuddin, 2011):
a. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh
Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urin yang encer
dalam jumlah besar. Kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urin yang
diekskresikan jumlahnya berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga
susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
b. Mengatur keseimbangan osmotik dan keseimbangan ion
Fungsi ini terjadi dalam plasma bila terdapat pemasukan dan pengeluaran yang
abnormal dari ion-ion. Akibat pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit
perdarahan, diare, dan muntah-muntah, ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion
yang penting misalnya Na, K, Cl, Ca, dan fosfat.
10
c. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh ‘
Tergantung pada apa yang dimakan, campuran makan (mixed diet) akan
menghasilkan urin yang bersifat agak asam, pH kurang dari enam. Hal ini
disebabkan oleh hasil akhir metabolisme protein. Apabila banyak makan sayur-
sayuran, urin akan bersifat basa, pH urin bervariasi antara 4,8 sampai 8,2. Ginjal
mengekskresikan urin sesuai dengan perubahan pH darah.
d. Ekskresi sisa-sisa hasil metabolisme (ureum, kreatinin, dan asam urat)
Nitrogen nonprotein meliputi urea, kreatinin, dan asam urat. Nitrogen dan urea
dalam darah merupakan hasil metabolisme protein. Jumlah ureum yang difiltrasi
tergantung pada asupan protein. Kreatinin merupakan hasil akhir metabolisme otot
yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi
dalam urin dengan kecepatan yang sama. Peningkatan kadar ureum dan kreatinin
yang meningkat disebut azotemia (zat nitrogen 9 dalam darah). Sekitar 75% asam
urat diekskresikan oleh ginjal, sehingga jika terjadi peningkatan konsentrasi asam
urat serum akan membentuk kristalkristal penyumbat pada ginjal yang dapat
menyebabkan gagal ginjal akut atau kronik.
e. Fungsi hormonal dan metabolisme
Ginjal mengekskresikan hormon renin yang mempunyai peranan penting dalam
mengatur tekanan darah (system rennin-angiotensis-aldesteron), yaitu untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoesis). Disamping itu ginjal juga
membentuk hormon dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan
untuk absorbsi ion kalsium di usus.
f. Pengeluaran zat beracun
Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan, obat-obatan, atau zat kimia
asing lain dari tubuh.

4. Filtrasi Glomelurus
Filtrasi glomerulus merupakan langkah pertama dalam pembentukan urin.
Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring ke dalam
kapsul Bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma akan tersaring masuk. Cairan
yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowman harus melewati tiga lapisan
yang membentuk membran glomerulus :
1. Dinding kapiler glomerulus,
2. Membran basal, dan Lapisan dalam kapsul Bowman.
11
Dinding kapiler glomerulus terdiri dari satu lapis sel endotel gepeng. Lapisan
ini memilki banyak pori besar yang menyebabkannya 100 kali lebih permeabel
terhadap H2O dan zat terlarut daripada kapiler di bagian tubuh lainnya. Membran
basal adalah lapisan gelatinosa aselular yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein
yang tersisip di antara glomerulus dan kapsul Bowman. Lapisan dalam kapsul
Bowman terdiri dari sel podosit yang mengelilingi glomerulus. Setiap sel podosit
memiliki banyak foot process yang memanjang dan saling menjalin dengan foot
process sekitar. Celah sempit di antara foot process yang berdampingan, yang dikenal
sebagai celah filtrasi, membentuk jalur tempat cairan meninggalkan kapiler
glomerulus menuju lumen kapsul Bowman.

5. Reabsorpsi Tubulus
Reabsorbsi tubulus adalah suatu proses yang sangat selektif. Secara umum,
tubulus memiliki kapasitas yang besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh
dan kecil atau tidak ada untuk bahan-bahan yang tidak bermanfaat. Untuk dapat
direabsobsi, suatu bahan harus melewati lima sawar terpisah, yaitu: 1. Bahan harus
meninggalkan cairan tubulus dengan melewati membran luminal sel tubulus. 2. Bahan
harus melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus ke sisi lainnya. 3. Bahan harus
melewati membran basolateral sel tubulus untuk masuk ke cairan interstisium. 4.
Bahan harus berdifusi melalui cairan interstisium. 5. Bahan harus menembus dinding
kapiler untuk msuk ke plasma darah. Bahan yang secara aktif diabsobsi bersifat
penting bagi tubuh, misalnya glukosa, asam amino, Cl- , Na+ , dan H2O.
1. Natrium direabsobsi di sepanjang tubulus kecuali di pars descendens lengkung
Henle. Tahap aktif dalam reabsorbsi Na+ , melibatkan pembawa Na+ -K+ ATPase
yang memerlukan energi. Dari Na+ yang difiltrasi, 99,5% secara normal
direabsorbsi. Dari Na+ yang direabsorbsi, sekitar 67% direabsorbsi di tubulus
proximal, 25% di lengkung Henle, dan 8% di tubulus distal dan koligentes.
2. Glukosa dan asam amino dipindahkan oleh transpor aktif sekunder. Pada proses
ini, pembawa kotranspor khusus yang hanya terdapat di tubulus proximal secara
stimultan memindahkan Na+ dan molekul organik lainnya dari lumen ke dalam
sel. Gradien konsentrasi Na+ dipertahankan oleh pompa Na+ - K + ATPase yang
menjalankan pembawa kotranspor ini dan menarik Na+ ke dalam sel dan diikuti
oleh difusi dari molekul organik lainnya seperti glukosa.

12
3. Ion klorida yang bermuatan negatif direabsorbsi secara pasif menuruni gradien
listrik yang tercipta karena ion natrium bermatan positif. 4. Air direabsorbsi secara
pasif diseluruh panjang tubulus karena H2O secara osmotis mengikuti Na+ yang
direansorbsi secara aktif.

C. URETER
Ureter merupakan dua saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm. Memiliki dinding yang
tebal dan saluran yang sempit, yang berlanjut dengan pelvis ginjal dan terbuka ke dasar
kandung kemih. Terdapat tiga tempat penyempitan pada ureter yaitu : (a) pada
sambungan dengan pelvis ginjal; (b) tempat ureter yang melewati tepi pelvis yang lebih
kecil; (c) di titik ureter melewati kandung kemih. Bagian menyempit ini dapat menjadi
tempat penimbunan kalkulus ureterik (batu) (Watson, 2002)
Ureter memiliki diameter sekitar 1 mm - 10 mm. Letaknya menurun dari ginjal
sepanjang bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan
processus transversus dari vertebrae lumbal dan berjalan menuju ke bawah dan belakang
serta di depan dari sayap Os. sakral, kemudian melengkung pada bagian anterior dan
medial dan selanjutnya masuk ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral.

Gambar 2. Ureter (Syaifuddin, 2006).


13
Vaskularisasi ureter dimulai arteri yang memberi suplai darah kepada ureter
sangat bervariasi dan bersumber pada arteria renalis, aorta abdominalis, arteria ovarica /
arteria testicularis, arteria iliaca 14 interna, arteria uterina dan arteria vesicalis. Arteri-
arteri tersebut membentuk anastomose. Yang selalu ada percabangan-percabangan dari
arteria vesicalis inferios, yang selain memberi vaskularisasi kepada ureter pars inferior,
juga kepada trigonum vesicae Lieutaudi. Pembuluh vena berjalan bersama-sama dengan
arteri.
Inervasi ureter dimulai dari serabut-serabut saraf yang menuju ke ureter berasal
dari nervus thoracalis 10-13, nervus lumbalis 1 – nervus sacralis 4. Saraf-saraf tersebut
mencapai ureter melalui plexus renalis, plexus aorticus, plexus hypogastricus superior dan
plexus hypogastricus inferior. Ureter yang mengalami distensi atau spasme dapat
menimbulkan rasa nyeri yang berupa kolik. Fungsi satu-satunya ureter adalah
menyalurkan urine ke vesica urinaria.

D. VESIKA URINARIA
Vesica Urinaria (VU) atau kandung kemih adalah suatu organ yang berfungsi
untuk menampung urine. Pada laki–laki, organ ini terletak di belakang symphisis pubis
dan di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus, di depan
vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari dan terletak di pelvis.
Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai umbilicus dan berbentuk
seperti buah pir.

Gambar 3.Vesika Urinaria (Organ-organ Sistem Urinaria (Bontrager, 2018)

14
Arteria vesicalis superior dan arteri vesicalis inferior dipercabangkan oleh arteria
iliaca interna. VU bagian cranial di vaskularisasi oleh dua (2) atau tiga (3) arteri vesicalis
superior (cabang dari arteri umbilicalis). Sedangkan VU bagian caudal dan cervix di
vaskularisasi oleh arteri vesicalis inferior. Pada wanita mendapatkan tambahan
vaskularisasi dari arteri vaginalis. Pada bagian fundus vesicae pada pria di vaskularisasi
oleh arteri deferentialis dan pada wanita oleh arteri vaginalis dan arteri vesicalis inferior.
Sedangkan aliran vena akan bermuara pada plexus venosus prostaticus dan vesicalis yang
akan bermuara pada vena hypogastrica.
Inervasi VU dimulai dari VU mendapatkan persarafan simpatik (segmen thoracal
XI – lumbal II) dari plexus prostaticus dan plexus vesicalis yang berasal dari plexus
hypogastricus inferior. Persarafan ini memberikan fungsi untuk menggiatkan musculus
spinchter interna dan menginhibisi musculus detrussor serta menghantar rasa nyeri dari
VU. Selain itu VU juga mendapatkan persarafan parasimpatik dari nervus splancnicus
pelvicus (segmen sacral II-IV). Persarafan ini memberikan fungsi untuk merelaksasi
sprinchter inter, menggiatkan muculus detrussor, menghantarkan peregangan dinding VU
dan mengosongkan VU. Dalam menampung urine, VU mempunyai kapasitas maksimal
yang volume untuk orang dewasa ± 300 – 450 ml. VU diperdarahi oleh arteri vesicalis
superior dan inferior. Namun pada perempuan, arteri vesicalis inferior digantikan oleh
arteri vaginalis (Setiadi, 2007). Dua fungsi VU adalah: (1) sebagai tempat penyimpanan
urine sebelum meninggalkan tubuh dan (2) berfungsi mendorong urine keluar tubuh
(dibantu uretra) (Pearce, 2002).

E. URETRA
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesika urinaria menuju
lingungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada
pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual
(berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar
3.5 cm. Selain itu, pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.spinchter externa (di uretra
pars membranosa, bersifat volunteer), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter
externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunteer). Uretra merupakan
saluran akhir dalam pengeluaran urine keluar tubuh. Uretra pada pria memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai saluran urine dan saluran untuk semen dari organ reproduksi
(purnomo, 2010).

15
Secara anatomis, uretra pria dibagi menjadi dua bagian yaitu uretra posterios dan
uterta anterior. Uretra pria dibagi atas (sjamsuhidayat, 2011) :

1. Uretra posteriois, dibagi menjadi


a. Pars prostatika : dengan panjang sekitar 2.5 cm, berjalan melalui kelenjar
prostate
b. Pars membranacea : dengan panjang sekitar 2 cm, berjalan melalui
diafragnma urogenital antara prostate dan penis
2. Uretra anterior, dibagi menjadi :
a. Pars bulbaris : terletak di proksimal, merupakan bagian uretra yang
melewati bulbus penis
b. Pars pendulum/cavernosa/spongiosa : denga panjang sekitar 15 cm, berjalan
melalui penis (berfungsi juga sebagai transport semen)
c. Pars glandis : bagian uretra di gland penis. Uretra ini sangat pendek dan
epitelnya sangat berupa squamosal (squamosal complex noncornificatum)

Uretra dilengkapi dengan dua otot sfingter yang berguna untuk menahan laju
urine. Uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra,
dipersyarafi oleh system simpatik, sehingga jika buli-buli penuh, sfingter ini
akan terbuka. Sfingter uretra eksterna terletak pada perbatasan uretra posterior
dengan uretra anterior, dipersayarafi oleh system somatic yang dapat diperintah
sesuai keinginan seseorang.

Gambar 4. Uretra (sjamsuhidayat, 2011)

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Hasil Pembahasan yang telah dijelaskan dapat kita Tarik kesimpulan
mengenai Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih). Anatomi Sistem Perkemihan Ginjal (Ren) Ureter Vesika Urinaria (Kandung
Kemih), Uretra.
Fisiologi Sistem Perkemihan Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi
menampung urine tanpa meningkatkan tekanannya (biasanya pada saat volume urine
kira-kira 300 ml) maka reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi
musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi secara involunter dan dengan segera

B. Saran
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun tentang Anatomi Fisiologi dalam konteks pelayanan kebidanan
khususnya konsep Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan .

17
Daftar Pustaka

Pearce, Evelin C.2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta.Gramedia


Pustaka Utama
Purnomo,2008. Anatomi sistem perkemihan, Jakarta
Gambar 1. Anatomi ginjal (Irianto,2013), Gambar 2. Ureter (Syaifuddin, 2006).
Gambar 3.Vesika Urinaria (Organ-organ Sistem Urinaria (Bontrager, 2018) Gambar 4.
Uretra (sjamsuhidayat, 2011)
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat Edisi 2. Jakarta. EGC
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.
Jakarta. EGC
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk
Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. 2003. Jakarta. EGC

18

Anda mungkin juga menyukai