Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “anatomi fisiologi dan konsep asuhan
keperawatan sistem perkemihan” dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai informasi di internet maupun di buku sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah. Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang tidak pernah putus mendoakan, memberikan
semangat, motivasi hingga tercapainya semua ini.
2. Kepada teman-teman kelas 2B atas kesetiaan, pengertian dan kekompakan
dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Saya
berharap semoga hasil makalah ke depannya bisa mempunyai banyak manfaat
untuk memperdalam pengetahuan mengenai komunikasi keperawatan, dan serta
manfaat, maupun inpirasi terhadap para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya
bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan
oksigen dan variabel lainnya. Ginjal berperan penting mempertahankan
homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, rumusan masalah makalah ini
yaitu :
1. Bagaimana anatomi & fisiologi sistem perkemihan ?
2. Bagaimana Konsep Dasar dari pengkajian dan pemeriksaan fisik sistem
perkemihan ?
3. Apa sajakah pemeriksaan penunjang pada sistem perkemihan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah di harapkan dapat memahami
tentang :
1. Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan.
2. Pengkajian dan pemeriksaan fisik pada sistem perkemihan.
3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilaukan pada sistem perkemihan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
1) Fungsi Ginjal
Menurut Suarnianti (2016), Ginjal melakukan fungsi spesifik
berikut yang sebagian besar di antaranya membantu
mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal :
a) Mempertahankan keseimbangan air di tubuh
b) Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai,
terutama melalui regulasi keseimmbangan H2O.
c) Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES
d) Mempertahankan volume plasma yang tepat
e) Membantu mempertahankan keseimbangan asam – basa tubuh
5
2) Struktur Ginjal
Menurut Sarpini (2017), ginjal memiliki empat komponen yaitu :
a) Korteks
Merupakan lapisan luar ginjal, terdapat glomerulus, tubulus
proksimal nefron dan tubulus distal nefron.
b) Medulla
Merupakan lapisan yang terletak didalam ginjal. Mempunyai
ansa henle dan tubulus kolektivus.
c) Pelvis renis
Merupakan tempat mengumpulkan urine dan kalises
d) Nefron
Merupakan kesatuan unit fungsional ginjal. Terdiri dari kapsul
bowman dan glomerulus. Terdapat tubulus renal, mempunyai
bagian – bagian dari tubulus kontortud proksimal, ansa henle,
tubulus kontortus distal serta segmen kolektivus.
6
pelvis ginjal.
b. Ureter
Menurut Suarnianti (2016), Ureter merupakan bagian dari system
perkemihan yang merupakan saluran retroperitonim menghubungkan
bagian ginjal dengan bagian kandung kemih. Ureter bertugas
menyalurkan urine dari organ ginjal ke daluran kandung kemih.
Ureter mempunyai Panjang antara 23 – 30 cm, diameter 33 cm. ureter
terhubung dengan pelvis renal berbentuk seperti corong. Ureter pada
bagian bawah terhubung pada rongga abdomen di belakang
peritonium. Ureter mempunyai tiga lapisan sebagai berikut :
1) Lapisan luar, jaringan fibrosa yang terhubung pada kapsul fibrosa
ginjal
2) Lapisan tengah, lapisan otot terdiri dari otot polos membentuk unit
dan berbentuk spiral mengelilingi ureter. Lapisan itu berputar
berlawanan jarum jam serta lapisan luar.
3) Lapisan dalam, merupakan mukosa terdiri dari epitelium
transisional.
Ureter berbeperan aktif dalam tranpor urine. Urine mengalir dari
pelvis ginjal, melalui ureter dengan Gerakan peristaltiknya. Adanya
ketegangan pada ureter mentstimulasi terjadinya kontraksi dimana
urine akan masuk ke kandung kemih. Rangsangan saraf simpatis dan
parasimpatis juga mengontrol kontraksi ureter mengalirkan urine.
c. Kandung Kemih
Menurut Suarnianti (2016), kandung kemih atau vesika urinaria
adalah penampungan urine, ukuran kandung kemih berbeda – beda
tergantung pada jumlah urine. Organ kandung kemih berbentuk
seperti buah pir. Kandung kemih berada pada rongga pelvis, terletak
pada panggul besar dan dibelakang simpisis pubis. Kandung kemih
bisa berubah menjadi mengembang untuk menyimpan urine dan
kapasitas yang ditampung sekitar 1 L. kandung kemih pada laki – laki
8
d. Uretra
Uretra merupakan saluran dari leher kandung kemih ke lubang luar
meatus uretra. Uretra mempunyai tugas mengangkut urine dari
kandung kemih ke meatus. Panjang uretra pada laki – laki antara 17 –
22,5cm, sedangkan pada Wanita antara 2,5 – 3,5 cm. uretra
mempunyai tiga lapisan jaringan sebagai berikut :
1) Lapisan otot
Lapisan otot adalah otot sambungan dari kandung kemih. Otot ini
berawal dari sfingter uretra internal terdiri dari beberapa jaringan
seperti jaringan elastic dan serat otot polos yang merupakan
kendali dari saraf otonom.
2) Submukosa
Submukosa merupakan dalah lapisan berongga yang berisi saraf
serta pembuluh darah.
3) Mukosa
Lapisan mukosa merupakan saluran mukosa yang ada di kandung
kemih pada bagian atas uretra. Sedangkan pada bagian bawah
terdiri dari epitelium skuamosa berlapis
3. Proses Pembentukan Urine
Urine adalah cairan sisa metabolisme yang dihasilkan ginjal dan
dikeluarkan dari tubuh melalui kencing. Urine terdiri atas air dan bahan-
bahan yang terlarut di dalamnya. Bahan-bahan terlarut tersebut berupa
sisa metabolisme tubuh seperti urea, garam terlarut, serta materi organik
lainnya.
10
4. Proses Mikturisi
Menurut Dhale (2022), mekanisme proses miksi (mikturisi) atau proses
berkemih ialah proses di mana kandung kencing akan mengosongkan
dirinya waktu sudah penuh dengan urine. Mikturisi adalah proses
pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat dikendalikan
(dirangsang/dihambat) oleh sistem persarafan dimana gerakannya
dilakukan oleh kontraksi otot perut yang menambah tekanan intra
abdominalis, dan organ organ lain yang menekan kandung kencing
sehingga membantu mengosongkan urine. Refleks mikturisi adalah
refleks medulla spinalis yang bersifat otonom, yang dikendalikan oleh
suatu pusat di otak dan korteks serebri. Refleks mikturisi merupakan
penyebab dasar berkemih. Dalam keadaan normal kandung kemih dan
12
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Damayanti (2020), berikut merupakan pemeriksaan penunjang pada
sistem perkemihan :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine Urinalisis
Tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis
infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis
penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes
melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap
status kesehatan umum yang meliputi Uji Makroskopik, Uji Kimiawi
dan Uji Mikroskopik. Pemeriksaan urine rutin yaitu terdiri dari :
a. Urin 24 jam
b. Urin sewaktu
2. Warna urine Urine di temukan oleh Warna urine
besarnya dieuresis. normal
Interpretasi : tidak berkisar
berwarna, kining muda, anatara kuning
kuning tua, kuning muda dan
bercampur merah, kuning tua
merah, coklat, kuning
bercampur hijau, putih
serupa susu, dll.
pH rata-rata
6,2
kuantitatif sedikit
c. Interpretasi: kehijau-
1) Positif + : hijau hijauaan dan
kekuning- agak keruh
kuningan dan
keruh (0,5-1%)
2) Positif ++ :
kuning keruh (1-
1,5%)
3) Positif +++ :
jingga atau
warna lumpur
kruh(2,5-3%)
4) Positif ++++ :
merah keruha
(>3,5%)
Bilirubin Interpretasi : adanya
warna hijau pada
presipitasi di kertas
saring
distal
f. Kristal. Dalam urin
menunjukan
keaadaan abnormal
dengan ditemukan
leusin, sistin,
kolestrol, dll
b. Pemeriksaan bakteorologi
Pemeriksaan Interpretasi Nilai normal
bakteriologi
c. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan darah Keterangan Nilai normal
2. Prosedur diagnostik
No Pemeriksaan Keterangan Indikasi Kontra
24
radiologi indikasi
masa kitus
(hipoechoik).
Pemeriksaan pada
ginjal bertujuan
untuk:
a. Mendeteksi
keberadaaan
dan keadaaan
ginjal
b. Sebagai
penuntut saat
melakkukan
pungsi ginjal
c. Pemeriksaan
penyaring
adanya
dugaan
trauma
ringan pada
ginjal
3. Prosedur endoskopi
Ultrasound Ginjal, gelombang suara berfrekuensi tinggi, tidak terdengar
ditransmisikan dari sebuah transducer menuju ginjal dan struktur
sekitarnya. Pantulan gelombang dikonversikan menjadi citra anatomis dan
ditampilkan pada layar monitor. Mendeteksi akumulasi cairan, massa,
malformasi, perubahan ukuran, obstruksi, bentuk, posisi,komplikasi
setelah transplantasi,
a. Prosedur
1) Telungkup/ duduk
2) Jely konduktif ultrasonik dioles pada area yang akan discan
3) Transducer digerakan di atas jelly memancarkan berkas suara
melewati jaringan tubuh dengan beda kepadatan
4) Direfleksi ke transducer sebagai gaung
5) Diubah menjadi impuls listrik ditayangkan pada osiloskop (30
menit)
6) Klien diminta bernafas dalam untuk menunjukkan gerakan ginjal
slmrespirasi
b. Setelah tes
1) Bersihkan jelly
2) Diet biasa
c. Hasil normal
1) Ukuran, letak ginjal normal
d. Hasil abnormal
1) Kista penuh cairan
2) Tidak memantulkangelombang suara, tumor
3) gemaganda, bentuk - bentuk tidak teratur, abses memantulkan
sedikit gelombang.
4. Biopsi Renal
Biopsi ginjal dilakukan dengan menusukkan jarum biopsi melalui kulit ke
dalam jaringan renal atau dengan melakukan biopsi terbuka melalui luka
27
A. KESIMPULAN
Sistem Perkemihan adalah suatu sistem dimana proses penyaringan bekerja
sedemikian rupa sehingga darah melepaskan zat – zat yang tidak di gunakan
tubuh dan menyerap zat – zat yang masih di gunakan tubuh. Sistem
Perkemihan terdiri dari ginjal, kandung kemih, dan uretra. Semua komponen
berfungsi mengatur jumalah dan komposisi cairan tubuh dan meneluarkan
produk limbah dari urin.
B. SARAN
Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem yang penting bagi tubuh
untuk membuang sisa metabolisme tubuh. Mengingat sistem yang penting
untuk tubuh manusia sehingga kita perlu untuk menjaga sistem perkemihan
dengan kebiasaan hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA