Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PERKEMIHAN

KELOMPOK II
PRODI : DIII KEBIDANAN
DISUSUN OLEH:
1. Indah Damayanti
2. Jihan Alifah
3. Luthfia Azharo
4. Tiara Pentin
5. Sopia
6. Nafsia Oktaviana
7. Nini
8. Novani Elkhapi
9. Reffy Agustine
10. Rayhannisa Fahira
11. Reza Meilinda

DOSEN : Citra Purwanti, SST,. M.Kes

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kelompok kami dengan baik.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi
Fisiologi dengan bahan kajian Sistem Perkemihan dan Perubahannya Pada
Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Tidak lupa kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat menerima kritik dan saran dari pembaca.

Palembang, 28 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………… 2
Daftar Isi………………………...……………………………….. 3
BAB I
A. Latar Belakang…………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah………………………………………... 4
C. Tujuan………………………………………….………… 4
D. Manfaat………………………………………………..…. 5
BAB II
I. Pengertian Sistem Perkemihan…………….……………… 6
II. Susunan Sistem Perkemihan ……………………………... 7
III. Sistem Perkemihan dan Perubahannya Pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas …………………………………….. 13
BAB III
Kesimpulan………………………………………………..……… 15
Saran………………………………………………..…………….. 16
Daftar Pustaka ….………………………………………………… 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ
tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah,
ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua
zat sisa metabolisme.
Sistem perkemihan merupakan bagian dari anatomi dan fisiologi tubuh
manusia, yang sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Sistem perkemihan berfungsi untuk mengolah zat-zat yang tidak diperlukan
dalam tubuh dan memiliki beberapa proses. Sehingga dengan keluarnya zat
yang tidak baik bagi tubuh maka tubuh akan terhindar dari beberapa
penyakit yang menyangkut sistem perkemihan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sistem perkemihan ?
b. Apa sajakah susunan sistem perkemihan ?
c. Bagaimana proses sistem perkemihan dan perubahan pada kehamilan,
persalinan dan nifas ?

C. Tujuan
a. Untuk memahami pengertian dari Sistem Perkemihan
b. Untuk mengetahui susunan sistem perkemihan
c. Untuk memahami proses sistem perkemihan dan perubahan pada
kehamilan, persalinan dan nifas
D. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah
pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN SISTEM PERKEMIHAN


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu
sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk
membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan banyak
fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika
urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin
dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
II. SUSUNAN SISTEM PERKEMIHAN
A. GINJAL
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
a) Fungsi ginjal :
 Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
 Mempertahankan suasana keseimbangan cairan, osmotic, dan ion,
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
 Fungsi hormonal dan metabolisme,
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin

dan amoniak.

b) Struktur ginjal.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal.
Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron
terdiri dari :

1. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent
yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat
filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
2. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan
cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
3. Tubulus
Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir melalui:
 Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari
cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
 Ansa Henle
Ansa henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars
descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula,
dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian
bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga
disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang lebih tebal disebut segmen
tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus
dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan
penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
 Tubulus distal
Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
 Duktus pengumpul (duktus kolektifus)
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron
yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

c) Persarafan ginjal.
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal

B. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 Lapisan tengah lapisan otot polos.
 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
 Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

C. VESIKA URINARIA (KANDUNG KEMIH).


Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
 Lapisan sebelah luar (peritoneum).
 Tunika muskularis (lapisan berotot).
 Tunika submukosa.
 Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
D. URETRA
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a.         Urethra pars Prostatica
b.        Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c.         Urethra pars spongiosa.
Pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina)
dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
 Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria
mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga
agar urethra tetap tertutup.
 Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan
saraf.
 Lapisan mukosa.

E. AIR KEMIH (URINE).


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
 Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari
pemasukan(intake) cairan dan faktor lainnya.
 Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan
sebagainya.
 Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1,015-1,020.
 Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada
diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi
asam).
 Komposisi air kemih, terdiri dari:
 Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
 Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea amoniak
,Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
 Pagmen (bilirubin dan urobilin).
 Toksin

PEMBENTUKAN URINE :
 Jumlah urine sekitar 900-1500 ml/24 jam, dengan komposisi Air sekitar
96% dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya (Elek trolit terutama
natrium dan sisa metabolisme terutama ureum, asam urat dan creatinin).
 Dalam urine sering di dapatkan leucoctyte dan erytrocite 1-2
buah/lapangan (ini normal). Pada penderita icterus adanya bilirubin dan
urobilin yang menyebabkan urine menjadi kuning.

MIKTURASI (Berkemih)
Mikturasi adalah proses pembuangan urine. Timbul reflex rasa ingin
kencing bila tertimbun urine 200-300 ml dalam vesica urinaria.
Penyebab terjadinya mikturasi :
1. BPH, yaitu pembesaran kelenjar prostat (sering terjadi pada pria di atas
50 tahun)
2. Batu urethra
3. Striktura urethra, urethra menyempit penuh jaringan parut bekas infeksi

Sifat – sifat air kemih


- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)
cairan serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Berat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet
(sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi air kemih


Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-
molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme
(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi
pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.

Komposisi air kemih :


- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak
dan kreatinin
- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
- Pigmen (bilirubin,urobilin)
- Toksin
- Hormon

III. SISTEM PERKEMIHAN DAN PERUBAHANNYA PADA SAAT


KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS

1) Kehamilan
Peningkatan pada uterus saat hamil dapat berdampak pada penghambatan
pada aliran urin melalui system perkemihan dan penyimpanan urin dalam
jumlah besar di kandung kemih. Akibatnya, wanita hamil akan mengalami
peningkatan frekuensi kencing, diawal kehamilan akibat pembesaran uterus
dalam rongga panggul, dan saat akhir kehamilan akibat uterus memenuhi
rongga abdomen (Baston, 2003).
2) Persalinan
Selama persalinan, kandung kemih sedikit naik di atas simfisis pubis,
seiring dengan masuknya janin ke panggul. Hal ini menyebabkan
restriksi utetra, dan menyebabkan retensi urine. Jika karena retensi urine,
kandung kemih sanagat membesar sehingga hal tersebut dapat
menggangu proses persalinan (Stables, 1999).
3) Masa Nifas
Pengeluaran urin meningkat 7 hari setelah pelahiran, karena jumlah
cairan sirkulasi menurun dan produksi sisa metabolisme terkait involusi
uterus (kembalinya uterus ke ukuran semula) sudah kembali ke keadaan
seperti sebelum hamil (Harrison, 2003).

Sistem Perkemihan pada kehamilan (Trimester I, II, III)


a. Trimester I Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan
oleh uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah membesar
keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit
bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan
aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal kehamilan.
b. Trimester II Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis
sehingga penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu,
adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan
mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trimester III Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan
sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi
peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga
timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino
dan vitamin yang larut air lebih banyak.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air
dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Anatomi Sistem Perkemihan
 Ginjal (Ren)
 Ureter
 Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
 Uretra.
Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai
tingkat usia kehamilan. Perubahan tersebut dimulai dari awal trimester awal
sampai trimester terakhir.
Pada sistem perkemihan pada awal trimester sudah menunjukkan gejala
sering buang air kecil akibat didesak oleh fetus dan berlangsung sampai
trimester III. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat uretra
menjadi penampung banyaknya urin.
Ukuran ginjal sedikit bertambah, vaskularisasi meningkat karena
pengaruh progesterone. Laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada awal kehamilan dan menurun pada akhir kehamilan.
Glukorasia (kadar glukosa dalam urin) meningkat pada kehamilan.
SARAN
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun tentang Anatomi Fisiologi dalam konteks pelayanan
kebidanan khususnya konsep Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan .
DAFTAR PUSTAKA

Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta


: Gramedia Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.
Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.
Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : EGC.
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai