Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK II1

KEPERAWATAN DASAR II

‘’. SISTEM PERKEMIHAN.’’

DI SUSUN OLEH:

RAHAYU YULIANI 88190011

SALMA FITRIYANINGSIH 88190009

SALSABILA FIRDAUS 88190020

SHIINTA PUSPITASARI 88190010

SITI JAMILAH 88190002

SURYANI KUMIS 88190017

VANI MONICA 88190014

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

BANDUNG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN 2019-2020


System perkemihan Page I

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas makalah penulis yang berjudul ‘’. SISTEM PERKEMIHAN.’’

Makalah ini di maksudkan sebagai tuntutan belajar bagi mahasiswa pendidikan


kesehatan khususnya program studi S-1 Keperawatan. Semoga dengan adanya makalah ini
bisa memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi tim penulis sendiri,
makalah ini terselesaikan karena bantuan banyak pihak.

Tentunya penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari
kata kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari
para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 21 September 2020

Penulis
Page II System perkemihan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian...........................................................................................2

D. Manfaat Penelitian.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian system perkemihan……………………………………………...3

B. Fungsi system perkemihan…………………………………………………..3

C. Organ – organ system perkemihan………………………………………….4

D. Proses perkemihan………………………………………………….………16

E. Reflek berkemih…………………………………………………………….18

F. Ekskresi urine…………………………………………………………..…..20

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….…….22

B. Saran ……………………………………………………………….….…..22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................….. Iii


System perkemihan Page 1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa


metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea
dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Yang berfungsi untuk menyaring dan
membuang zat limbah dengan cara menghasilkan urine.

Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.Kelangsungan hidup


dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam,
dan elektrolit lain di lingkungan cairaninternal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung
pada pengeluaran secara terusmenerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel
pada saatmelakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan


mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung
kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Sampah metabolisme ini dikeluarkan (disekresikan)
oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung
kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui
uretra.

B. Rumusan Masalah

a. Pengertian system perkemihan.

b. Fungsi system perkemihan.

c. Organ – organ system perkemihan.

d. Proses perkemihan.
Page 2 System perkemihan

e. Reflek berkemih

f. Ekskresi urine.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan memeerperdalam anatomi dan fiisiologi system perkemihan


D. Manfaat Penelitian

Bagi Penyusun
Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai anatomi
dan fiisiologi system perkemihan,Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan .

Bagi Pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.
System perkemihan Page 3

BAB II

Pembahasan

A. Pengertian

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinaria adalah suatu
sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih).

B. Fungsi system perkemihan.

1. Membuang sisa metabolisme :

· Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.

· Racun-racun/Toxins

· Obat-obat/Drugs

2. Pengaturan homeostasis :

· Keseimbangan air

· Elektrolit

· Keseimbangan asam-basa darah

· Tekanan darah

· Produksi darah merah


Page 4 System perkemihan

· Mengaktifkan vitamin D

3. Menyaring dan membuang zat limbah lewat urine.

C.ORGAN-ORGAN SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan ini merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari
ginjal,ureter,vesika urinaria dan uretra.

1. GINJAL

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitonial bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi
ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limpatik,
sistem saraf dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.

Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh.


Ginjal terletak di dalam rongga abdomen, retroperitionial primer kiri dan kanan kolumna
vertebralis yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritonium. Batas atas
ginjal kiri setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12 dan bagian bawah ginjal
kiri setinggi vertebrae lumbalis ke-3. Setiap ginjal memiliki panjang 11-25 cm, lebar 5-7cm,
dan tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan. Berat ginjal pada pria dewasa
150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang, sisi
dalamnya menghadap ke vertabrea thorakalis, sisi luarnya cembung dan di atas setiap ginjal
terdapat sebuah kelenjar suprarenal.
System perkemihan Page 5

Fungsi Ginjal Dan Homeostasis

Berbagai fungsi ginjal antara lain adalah:

- Mengekskresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh (sisa metabolisme


dan obat-obatan)

- Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah


cairan tubuh

- Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D

- Menghasilkan beberapa hormon antara lain :

 Eritropoetin yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah

 Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon prostaglandin

Aliran Darah Ginjal

Kecepatan aliran darah melalui kedua ginjal sekitar 70 kg atau sekitar 1200 ml/mnt. Ada
dua jaringan kapiler yang mensuplai nefron tersebut 1) glomerulus,2 ) kapiler peritubulus.
Jaringan kapiler glomerulus menerima darah dari arteriol afferen dan jaringan ini dipisahkan
dari jaringan kapiler glomerulus merupakan suatu jaringan bertekanan tinggi sedangkan
jaringan kapiler peritubulus merupakan suatau jaringan bertekanan rendah.

Vasa recta, adalah suatu bagian khusu dari sistem kapiler peritubulus, yang merupakan
suatu jalinan kapiler yang turun ke sekitar bagian bawah ansa henle. Kapiler ini membentuk
gulungan di dalam medulla ginjal dan kemudian kembali kekorteks sebelum bermuara
kedalam kedalam vena. Vasa rekta memegang peranan khusus dalam pembentukan urine
pekat.

Di dalam arteriol afferen tekanan turun dari 100 mmhg pada ujung arterinya menjadi
tekanan rata-rata kira kira 60 mmHg di dalam glomerulus. Ketika darah mengalir melalui
Page 6 System perkemihan

arteriol efferen dari glomerulus kesistem kapiler peritubulus, tekanan tersebut turun 47
mmHg lagi menjadi suatu tekanan kapiler peritubulus rata-rata sebesar 13 mmHg.

Jadi jaringan kapiler bertekanan tinggi di dalam glomerulus bekerja pada tekanan rata-rata
sebesar 60 mmHg, sehingga menyebabkan filtrasi cairan yang cepat ke kapsule bowman.
Sebaliknya jaringan kapiler bertekanan rendah di dalam sistem kapiler peritubulus bekerja
pada tekanan rata-rata 13 mmHg yang memungkinkan absorsi cairan yang cepat karena
tingginya tekanan osmotik plasma.

Struktur Ginjal

Struktur Sekitar Ginjal

- Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengikat yang disebut kapsula fibrosa
(true kapsule) ginjal dan di luar terdapat jaringan lemak perirenal.

- Disebalah cranial ginjal terdapat kelnjar anak ginjal atau glandula adrenal / suprarenal
yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal dan jaringan lemak
perirenal dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier yang
menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah ekstra vasasi
urine pada saat terjadinya trauma ginjal. Selain itu fasia gerota berfungsi sebagai barier
dalam menghambat penyebaran infeksi atau menghambat metastase tumor ginjal
keorgan disekitarnya.

- Disebelah posterior ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang
iga ke XI dan XII

- Sedangkan disebelah arterior dilindungi oleh organ intra peritoneal.

 Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon dan duodenum sehingga letaknya lebih rendah
dari yang kiri. Sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh, lambung,pangkreas,jejenum dan
kolon.


System perkemihan Page 7

Struktur Ginjal

- Secara anatomis ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal.

- Di dalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan di dalam medulla banyak terdapat
duktus ginjal

- Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam glomerulus
kemudian ditubuli ginjal,beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami rebsorsi
dan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine.
Setiap hari kurang lebih 180 liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan
urine 1-2 liter. Urine yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke
sistem pelvikasi ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter.

- Sistem pelvikasi ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibullum, kaliks mayor, dan
pelium/pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikasi terdiri atas epitel transisional dan
dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine
sampai ke ureter.

Nefron

Merupakan suatu fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dan tiap nefron
dapat membentuk urina sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah. Pada
dasarnya nefron terdiri dari bagian-bagain sebagai berikut :

Glomerulus
Page 8 System perkemihan

Bagaian ini mengandung anyaman kapiler yang terletak di bagian kapsula bowman dan
menerima darah dari arteriola afferen dan meneruskan darah kesistem vena melalui arteriol
afferen. Glomerulur berdiameter 200 mm, dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler
yang menempati kapsula bowmen dimana cairan difiltrasikan.

1) Filtrasi Glomerulus

- Cairan yang difilterasikan melalui glomerulus ke dalam kapsul bowman disebut


filtrat glomerulus.

- Lapisan pada membran glomerulus yaitu lapisan endotel kapiler, membran basalis,
lapisan sel epitel yang diilustrasikan pada permukaan luar kapiler glomerulus. Tetapi
permeabalitas kapiler membran glomerulus 100-1000 kali permeabilitas kapiler
biasa.

- Sangat besarnya permeabalitas glomerulus membrana disebabkan oleh struktur


khususnya, sel endotel kapiler yang melapisi glomerulus terdapat pori-pori yang
disebut fanestra. Dan pada filtrat harus melewati 3 lapisan diatas sehingga baru bisa
filtrat di alirkan ke kapsula bowman.

- Cela pori glomerulus menghalangi partikel yang besarnya lebih dari 7 nanometer
misalnya protein plasma.

- Komposisi cairan filtrat glomerulus mempunyai komposisi yang hampir sama


dengan cairan yang m erembes dari ujung arteri kedalam cairan interstisial. Tidak
mengandung eritrosit dan hanya mengandung 0,03 % protein atau 1/200 protein
didalam plasma. Elektrolit dan komposisi solut lain dari filtrat glomerulus juga
ditemukan pada cairan interstinal.

2) Laju Filtrasi Glomerulus

- Jumlah filtrat glomerulus yang dibantuk setiap menit dalam semua nefron kedua
ginjal disebut laju filtrasi glomerulus
System perkemihan Page 9

- Pada orang normal sekitar 125 ml/mnt, tetapi dalam berbagai dapat berubah sampai
200 ml/mnt. Dengan perkataan lain dalam sehari sekitar 180 liter. Dan lebih dari 99
% filtrat tersebut biasanya reabsorsi didalam tubulus dan sisanya dikeluarkan dalam
bentuk urine.

- Filtrasi glomerulus terjadi dengan cara yang hampir sama seperti merembesnya
cairan pada kapiler yang bertekanan tinggi ke dalam tubuh, yaitu tekanan di dalam
kapiler glomerulus menyebabkamn filtrasi cairan melalui membran kapiler kedalam
kapsule bowman. Sebaliknya tekanan osmotik koloid di dalam darah dan tekanan di
dalam kapsule bowman menentang filtrasi tersebut. Tekanan kapsula bowman
sekitar 18 mmHg.

- Teknan osmotik koloid sekitar 32 mmHg.

- Tekanan filtrasi adalah tekanan notte yang memaksa cairan keluar melalui membran
glomerulus, dan ini sama dengan tekanan glomerulus dikurangi jumlah tekanan
osmotic koloid glomerulus dan tekanan kapsula, sehingga tekanan filtrasi normal
sekitar 10 mmHg.

GFR = Tekanan Filtrasi x Kf

Kf. Normal adalah 12,5 ml permenit per mmHg

Koefisien filtrasi disebut Kf, yang merupakan konstanta dan merupakan laju filtrasi
glomerulus untuk kedua ginjal per mmHg tekanan filtrasi glomerulus sama dengan tekanan
filtrasi dikalikan koefisien filtrasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi LFG (GFR)

a) Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan darah di
dalam glomerulus sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningkatan filtrasi masih
diatur oleh aoutoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastis.
Page 10 System perkemihan

b) Efek kontriksi arteriol afferen, pada laju filtrasi glomurus kontriksi arterior aferen
menurunkan kecepatan aliran darah dan juga menurunkan tekanan tekanan glomerulus,
akibatnya terjadi penurunan filtrasi glomerulus.

c) Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi arteriol eferen meningkatkan tahanan terhadap
aliran keluar dari glomerulus dan ini akan meningkatkan laju glomerulus dan filtrasinya,
tetapi bila penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju
filtrasi juga akan menurun.

d) Efek aliran darah glomerulus dan laju filtrasi glomerulus, bila arteriol afferen dan eferen
berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap menitnya akan
menurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein
plasma dan tekanan osmotik koloid plasma di dalam glomerulus akan meningkat.
Sebaliknya ini akan melawan filtrasi, sehingga bila aliiran darah glomerulus turun secara
bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi tertekanan secara serius
walaupun tekanan glomerulus tinggi.

Autoregulasi Laju Filtrasi Glomerulus

- Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urina, tekanan ini
dapat berubah dari seksecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg.

- Hal ini menyebabkan perubahan yang sangat kecil atas laju filtrasi glomerulus. Efek ini
disebut auotoregulasi laju filtrasi glomerulus. Ini penting karena nefron memerlukan laju
filtrasi glomerulus yang optimum jika ia melakukan fingsinya. Bahkan laju filtrasi
glomerulus lebih besar atau lebih kecil 5 % dapat menyebabkan pengaruh yang besar
yaitu kehilangan cairan yang berlebih kedalam urina. Ekskresi produk-produk sisa yang
diperlukan terlalu kecil.

- Mekanisme umpan balik vasodilator arteriol afferen

- Mekanisme umpan balik vasokontriktor arteriol afferen


System perkemihan Page 11

- Mekanisme autoregulasi laju filtrasi glomerulus

- Umpan bailk tubuloglomerulus mungkin timbul seluruhnya atau hampir seluruhnya pada
kompleks justaglomerulus yang mempunyai sifat laju filtrasi glomerulus yang rendah
memungkinkan reabsorsi klorida yang berlebihan di dalam tubulus sehingga menurunkan
konsentrasi ion klorida pada macula densa.

Tubulus

- Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir 1) melalui tubulus


proksimal,2) ansa henle, 3) tubulus distalis 4) duktus koligentes, kedalam pelvis ginjal.

- Sepanjang perjalanan ini zat direabsorsi dan di sekresi secara selektif oleh epitel tubulus,
dan cairan yang dihasilkan memasuki pelvis ginjal sebagai urine.

- Reabsorsi memegang peranan lebih penting dari pada sekresi pembentukan urine. Tetapi
sekresi sangant penting dalam menentukan ion kalium, hydrogen dan beberapa zat lain di
dalam urine.

- Mekanisme dasar absorsi dan seksresi dalam tubulus adalah:

 Transpor aktif melalui dinding tubulus

Tiap sel mempunyai brush boerder pada permukaan sel yang menghadap ke lumen.
Transposrt aktif antrium terjadi dari bagian dalam sel epitel melalui membran
basalis. Transport keluar sel ini mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel dan
menurunkan potensial listrik di dalam sel. Kemudian karena konsentrasi rendah ini
dan potensial negatif di dalam sel menimbulkan suatu perbedaan konsentrasi ion
natrium, sehingga melakukan difusi dari tubulus melalui brush border ke dalam sel.
Bila sudah berada di dalam sel tersebut, natrium diangkut denganm proses tranport
aktif ke dalam peritubular.

 Trasnpor Pasif
Page 12 System perkemihan

Bila berbagai solut ditransport keluar dari tubulus dan melalui epithel tubulus, maka
konsentrasi totalnya di dalam lumen tubulus menurun dan yang di luar akan
meningkat. Ini jelas menimbulkan perbedaan-perbedaan konsentrasi yang
menyebabkan osmosis air dalam darah yang sama dengan tranpor solut. Tetapi
beberapa bagian dari sistem tubulus lebih permeabel terhadap air dari pada yang
lain.

- Salah satu fungsi ginjal yang paling penting adalah untuk mengatur osmolatitas cairan
tubuh. Ia berlaku begitu dengan mengekresikan kelebihan jumlah air kedalam urine bila
cairan-cairan tubuh terlalu encer atau dengan mengekskresikan kelebihan jumlah solut
bila cairan tersebut terlalu pekat.

- Keseimbangan glomerulo-tgubulus dan hubungan dengan eksresi volume cairan dengan


istilah keseimbangan glomerulo tubulus, dapat diartikan bila laju filtrasi glomerulus
meningkat, semua filtrasi tambahan direabsorsi dan tidak keluar kedalam urine.

Gelung Henle

Tubulus Distal Konvulta

Duktus Koligen Medula

2. URETER

Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari
pielum ginjal kedalam buli-buli. Pada orang dewasa panjang nya lurang lebih 20 cm.
Dinding terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional,otot polos sirkulair dan
longitudinal yang dapat vmelakukan peristaltic (kontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli
-buli.

Jika karena suatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urine, terjadi kontraksi otot polos yang
berlebihan yang bertujuan untuk mendorong atau mengeluarkan sumbatan itu dari saluran
System perkemihan Page 13

kemih. Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala sesuai
dengan irama kontraksi ureter.

Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis beberapa tempat
yang ukuran diameternya relatif lebih sempit dari pada di tempat lain, sehingga batu atau
benda lain yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut di tempat itu. Tempat penyempitan
itu antara lain adalah 1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi ureter
juction, 2) tempat ureter menyilang arteri iliaka rongga pelvis dan 3) pada saat ureter masuk
ke buli-buli. Ureter masuk kebuli dengan posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli
(intra mural). Keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke
ureter atau refluk vesiko ureter pada saat buli-buli berkontraksi.

Untuk kepentingan radiology dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi 2 bagian yaitu
ureter pars abdominalis yauitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka
dan ureter pars pelvis, yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk buli-
buli.

Di samping itu ureter secara radiologis di bagi menjadi 3 bagian yaitu : 1) ureter 1/3
proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas secrum, 2) ureter 1/3 medial mulai dari
batas atas secrum sampai pada batas bawah secrum dan 3) ureter 1/3 distal mulai batas
bawah sacrum sampai masuk ke buli-buli.

3. BULI-BULI

Buli-buli adalah organ berongga yang berdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling
beranyam. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, ditengah merupakan otot sirkulair,
dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel
trasisional yang sama seperti mukosa-mukosa pada pelvis renalis,ureter,dan uretra
posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum membentuk
suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.
Page 14 System perkemihan

Secara anatomis bentuk buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu 1) permukaan superior yang
berbatasan dengan rongga peritoneum, 2) dua permukaan inferiolateral dan 3) permukaan
posterior.

Buli-buli berfungsi manampung urine dari ureter dan mengeluarkannya melalui uretra
dalam mekanisme miksi. Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas
maksimal yang volume untuk orang dewasa kurang lebih 300-450 ml, sedangkan untuk
anak menurut formula dari koff adalah :

Kapasitas buli = (umur (tahun) + 2) x 30 ml

Pada saat kosong, guli-buli terletak dibelakang simphisis pubis dan pada saat penuh berada
di atas simphisis pubis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi. Buli-buli yang terisi penuh
memberikan rangsangan pada saraf efferen dan menyebabkan aktivitas pusat miksi di
medulla spinalis segmen sacral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot destrusor,
terbukannya leher buli dan relaksasi spinger uretra sehingga terjadi proses miksi.

4. URETRA

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dai buli-buli melalui proses
miksi. Secara anatomis uretra di bagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra
anterior. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menalurkan cairan mani atau sperma.
Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra internal yang terletak pada pembatasan buli-buli
dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada pembatasan uretra anterior dan
posterior. Sfingter uretra interna dipersarafi oleh sistem saraf simpatis sehingga pada saat
buli-buli penuh sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna teridi atas otot bergaris di
System perkemihan Page 15

persarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang, pada saat
kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan kencing.

Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 20-
25 cm. Perbedaan panjang ini lah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine
lebih sering pada pria.

Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang
dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranase. Dibagaian posterior lumen
uretra prostatika, terdapat tonjolan verumontanum dan disebelah proksimal dan distal dari
verumontanum ini terdapat krista uretralis.

Bagian akhir dari vasdeferen yaitu kedua duktus ejakulatorius terdapat dipinggir kiri dan
kanan verumontanum,sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktud
prostatikus yang tersebar di uretra prostatika.

Uretra anterior adalah bagaian yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra
anterior terdiri atas 1) pars bulbosa, 2) pars pendularis, 3) fossa navikularis dan 4) meatus
uretra eksterna. Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang
berfungsi dalam proses produksi, yaitu kelenjar cowperi berada di dalam diafragma
urogenitas dan bermuara di uretra pars bulbosa.

Letak uretra wanita berada di bawah simphisis pubis dan bermuara sebelah anterior
vagina. Di dalam uretra bermujara kelenjar periuretra diantara kelenjar skene. Kurang
lebih 1/3 medial uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris.
Page 16 System perkemihan

Tonus otot sfingter uretra terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsi
mempertahankan urine tetap berada di dalam buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi
terjadi jika tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot
destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

D. Proses Perkemihan

Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simai bowman, berfungsi untuk


menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke ginjal
terus berlanjut ke ureter.

Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal. Darah
dan bagian plasma darah.

Ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu:

1. Proses filtrasi

Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein
dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi
secara bebas kecuali protein sehingga filtrasi glomerulus dalam kapsula Bowman hampir
sama dengan plasma, diubah oleh reabsorpsi air dan zar terlarut spesifik, kembali ke dalam
darah atau oleh sekresi zat lain dari kapiler peritubulus ke dalam tubulus.

Proses filtrasi (ultrafiltrasi) terjadi pada glomelurus. Proses ini terjadi karena
permukaan aferen lebih besar dari permukaan aferen sehingga terjadi penyerapan darah.
Setiap menit kira-kira 1.200 ml darah, terjadi dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma
masuk ke dalam kapiler glomelurus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk
mendapatkan hasil akhir.

a. Tekanan yang menyebabkan filtrasi, merupakan hasil kerja jantng. Tekanan hidrostatik
kapiler glomelurus kira-kira 50 mmHg, tekanan ini cenderung mendorong air dan
System perkemihan Page 17

garam melalui glomerulus.

b. Tekanan yang melawan filtrasi. Tekanan hidrostatik cairan di dalam kapsul bowman
kira-kira 5 mmHg. Tekanan osmotic koloid protein kira-kira 30 mmHg yang cenderung
menarik air dan garam ke dalam pembuluh kapiler.

c. Tekanan akhir menyebabkan filtrasi dikurangi tekanan yang melawan filtrasi sama
dengan fitraksi aktif (50-30+mmHg=25 mmHg). Kira-kira 120 ml plasma difiltrasi
setiap menit. Pada glomerulus membrane filtrasi hanya dapat dilalui oleh plasma,
garam, glukosa dan molekul kecil lainnya. Sel darah dan plasma terlalu besar untuk
difiltrasi dengan cara ini.

Susunan cairan filtrasi sama seperti susunan plasma darah tetapi tidak ada proteinnya.
Membran glomerulus bekerja sebagai suatu saringan biasa dan tidak memerlukan energi
untuk proses ini. Pembentukan urine dimulai dengan glomerulus ke kapsula Bowman.

Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi secara bebas kecuali protein, sehingga filtrasi
glomerulus dalam kapsula Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Cairan diubah
oleh reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat
lain dari kapiler peritubulus ke dalam tubulus.

2. Proses absorpsi

Penyerapan kembali sebagian besar terhadap glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi dan
terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal cairan filtrasi dipekatkan dan zat yang
penting bagi tubuh direabsorpsi. Kegiatan ini banyak dipengaruhi oleh hormon-hormon dan
zat-zat yang direabsorpsi berubah sesuai dengan keperluan tubuh setiap saat.

Air diserap dengan jumlah yang banyak. Zat esensial yang mutlak diperlukan (misalnya
glukosa, NaCl, dan garam) direabsorpsi dengan sempurna ke dalam kapiler peritubular,
kecuali kadarnya melebihi ambang ginjal. Batas kadar tertinggi suatu zat dalam darah yang
apabila dilampaui menyebabkan eksresi zat tersebut masuk ke dalam urine. Zat yang
Page 18 System perkemihan

sebagian diabsorpsi dan jumlah kecil dari hasil metabolism, misalnya ureum, fosfat, dan
asam urat. Dan zat yang sama sekali tidak diabsorpsi, tidak dapat disekresi oleh sel tubulus,
misalnya kreatinin.

Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120 ml/ menit, 70-80% diabsorpsi oleh
tubulus proksimal, disebut juga reabsorpsi air obligatori. Sisanya 20-30% diabsorpsi secara
fakultatif dengan bantuan hormone vasopressin (ADH, hormone antidiuretic) di tubulus
distal. Sebagian kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligen yaitu saluran tempat
bermuaranya tubulus distal.

3. Proses sekresi

Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama
metabolism sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun pH darah dan cairan
tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang
bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai ammonium supaya pH darah dan
cairan tubuh tetap alkalis.

E. Refleks Berkemih

Ketika kandung kemih terisi banyak urine, tekanan kandung kemih menjadi lebih
tinggi. Sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sacral medulla
spinalis melalui nervus pelvikus, kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih
melalui nervus parasimpatis. Ketika kandung kemih terisi sebagian, kontraksi berkemih
biasanya secara spontan berelaksasi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti
berkontraksi dan tekanan turun kembali ke garis basal.

Oleh karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah sering
dan menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat. Pada saat berkemih menjadi cukup
kuat menimbulkan refleks lain yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfingter ekstrenus
untuk menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak daripada sinyal konstriktor
System perkemihan Page 19

volunteer ke sfingter eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika berkemih tidak terjadi
kandung kemih terisi lagi dan refleks berkemih menjadi semakin kuat.

Perangsangan berkemih:

Refleks berkemih adalah refleks medulla spinalis. Seluruhnya bersifat auotomatik,


tetapi dapat dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain:

1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terletak di pons varoli.

2. Beberapa usat yang terletak di korteks serebral, terutama bekerja sebagai penghambat
tetapi dapat menjadi perangsang.

Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang
lebih tinggi normalnya memegang peranan. Sebagai pengendaali akhir dari berkemih
sebagai berikut:

a. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih, kecuali
peristiwa berkemih dikehendaki.

b. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul
dengan membuat kontraksi tonik terus-menerus. Pada sfingtes eksternus kandung kemih
sampai mendapat waktu yang baik untuk berkemih.

c. Jika tiba waktu untuk berkemih pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sakral
untuk membantu mencetuskan refleks berkemih. Dalam waktu bersamaan menghambat
sfingter ekstrernus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.

Berkemih di bawah keinginan tercetus dengan cara seseorang secara sadar


mengonsentrasikan otot-otot abdomennya yang meningkatkan tekanan dalam kandung
kemih, sehingga meregangkan dinding kandung kemih. Hal ini menstimulasi reseptor
regang dan merangsang refleks berkemih serta menghambat sfingter eksternus uretra secara
simultan. Biasanya seluruh urine akan keluar dalam keadaan normal.
Page 20 System perkemihan

F. Ekskresi Urine

1. Reabsorpsi tubulus

ginjal menangani beberapa zat yang difiltrasi secara bebas dalam ginjal dan
diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan
reabsorpsi tubulus secara kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine.sedikit saja
perubahan pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan
perubahan yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit
diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.

Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke
dalam cairan interstisial ginjal,melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam
darah.reabsorpsi melalui epitel tubulus kedalam dara,misalnya air dan zat terlarut dapat
ditranspor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan
antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan
interstisial air dan zat terlarut ditranspor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara
tekanan osmotik koloid.

Transpor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan
membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme.transpor yang berhubungan langsung
dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat(ATF) disebut transpor aktif
primer.transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi
seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.

2. Reabsorpsi tubulus proksimal

secara normal sekitar 65% dari muatan natriun dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus promaksimal sebelum filtrat
System perkemihan Page 21

mencapai ansa henle.persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi
fisiologis.

Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush border. Permukaan membran
brush border dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran
lumen yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik (asam amino dan
glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan
basa,organik seperti garam garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.

Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahakan suatu keseimbangan yang


tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor
hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi
glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari
yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
Page 22 System perkemihan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem perkemihan adala sisem membuang samah dalam tubuh dari asilpenvcernaan atau
hasil di produsksi oleh metabolism, lalu mengontrolv volume dan keseimbangan cairan
untuk seluruh tubuh keseimbanagn antara asupan (akiba pencernaan atau metabolic) atau
keluaran (ekresi)yang sebaian di pertahankan oleh ginjal.

B. Saran

Perlunya wawasan bagi penulis dan tim dalam penjabaran dan referensi dari berbagai
sumber terkait
System perkemihan Page iii

DAFAR PUSTAKA

Sumber:

Devi, Buana Kris A. 2017. Anatomi Fisiologi dan Biokimia Keperawatan. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan


dan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Sumber Gambar

https://firmanbiologi.wordpress.com/2013/08/27/konsep-ekskresi-sekresi-dan-ginjal-
struktur-fungsi-dan-proses-pembentukan-urin

https://biologigonz.blogspot.com/2014/01/sistem-urinaria.htm

materi

Setiadi. 2007. _Anatomi dan Fisiologi Manusia._ Edisi Pertama. Yogyakarta: GRAHA
ILMU.

Anda mungkin juga menyukai