Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG KRITISI DAN EVALUASI GAMBARAN

RADIOGRAFI SISTEM URINARY

DOSEN PENGUJI :
JULIANA SIDAURUK S.Si
DISUSUN OLEH :KELOMPOK 2

ADDYAS ALVARES GINTING

ADVEN YANTI NDRAHA

DEVIANTY BR MANULANG

ELSA ANANDA

MILLENIA BR GINTING

MONICHA REGINA BR SINGARIMBUN

TERESIA PASKAH BR SINAGA

PRODI D-III RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) SENIOR
MEDAN TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“MAKALAH TENTANG KRITISI DAN EVALUASI GAMBARAN RADIOGRAFI SISTEM
URINARY” dengan baik.

Adapun maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas KRITISI
DAN EVALUASI RADIOGRAFI. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu JULIANA
SIDAURUK S.Si.M.Si selaku pembimbing materi dalam pembuatan makalah ini, serta kepada
semua pihak yang telah mendukung dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai pihak untuk kami jadikan
sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja untuk kedepannya.

MEDAN,07 NOVEMBER 2019

PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. .....................
1. Latar Belakang …………………………………………………………………
2.Tujuan…………………………………………………….……………………..
BAB II ISI ……………………………………......................................................
1.TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI SISTEM URINARY………….

DEFENISI …………………..……………………………………………………
TUJUAN PEMERIKSAAN BNO-IVP …………...................................................
INDIKASI PEMERIKSAAN BNO-IVP…………………………………………..
KONTRA INDIKASI………………………………………………………………
PERSIAPAN PEMERIKSAAN IVP……………………………………………….
PROSEDUR PEMERIKSAAN IVP………………………………………………..
KERITERIA GAMBAR……………………………………………………………
KRITISI DAN EVALUASI GAMBAR……………………………………………
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………....
1.Kesimpulan ……………………………………………….……………………..
2. Saran ………………………………………………………................................
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….........................
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Radiologi merupakan salah satu bagian dari ilmu kedokteran yang
memanfaatkan penggunaan sinar x. Dimana ilmu Radiologi memiliki peranan penting dalam
proses menegakkan diagnose. Untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit yang terletak di dalam
tubuh memerlukan pemeriksaan Radiodiagnostik dengan pemeriksaan ini organ-organ
yang berada dalam tubuh yang tidak bisa terlihat dengan mata telanjang dapat diperlihatkan
melalui gambaran atau pencitraan Radiografi.

Pada saat ini hampir semua organ dan sistem didalam tubuh kita dapat diperiksa secara
radiologi dan bahkan setelah ditemukan media kontras yang berguna untuk memperlihatkan
jaringan organ yang memiliki nomor atom yang lebih kecil sehingga kelainan pada organ
tersebut dapat didiagnosa. Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi dengan kontras.

Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus menerus membentuk kemih, dan berbagai
saluran dan reservoar yang dibutuhkan untuk membawa kemih keluar tubuh.Ginjal merupakan
organ yang berbentuk seperti kacang, terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Katup
atasnya terletak setinggi kosta keduabelas. Sedangkan katup atas ginjal kiri terletak setinggi
kosta sebelas.Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10 sampai 12 inci, terbentang
dari ginjal sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah menyalirkan kemih ke kandung
kemih. Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang
simfisis pubis. Kandung kemih mempunyai tiga muara : dua muara ureter dan satu muara uretra.
Dua fungsi kandung kemih adalah :

(1) sebagai tempat penyimpanan kemih sebelum meninggalkan tubuh dan

(2) dibantu oleh uretra, kandung kemih berfungsi mendorong kemih keluar tubuh. Panjangnya
pada wanita satu setengah inci dan pada pria sekitar delapan inci. Muara uretra keluar tubuh
disebut meatus urinarius.
Selain itu di dalam pemeriksaan radiografi harus memiliki gambaran yang harus di kritisi
dan evaluasi sesuai dengan kriteria gambar. Dalam hal ini kita akan membahas tentang gambaran
radiografi yang dapat memberikan informasi guna menegakkan diagnosa.

2.TUJUAN

1. Dapat memberikan informasi guna menegakkan diagnosa.


2. Untuk mendapatkan kriteria gambar yg sesuai.
BAB II

PEMBAHASAN

1.TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI SISTEM URINARY

ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN

Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehinggadara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masihdipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dandikeluarkan berupa urine (air kemih).
sistem urinaria terdiri dari :

1.GINJAL
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehinggadara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masihdipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dandikeluarkan berupa urine (air kemih).
Bentuknya seperti biji kacang tanah dan margo lateralnya berbentuk konveks dan margo
medialnya berbentuk konkav. Panjangnya sekitar 4,5 inchi (11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm),
dan tebalnya 1,25 inchi (3,75cm). Bagian luar dari ginjal disebut dengan substansia kortikal
sedang bagian dalamnya disebut substansia medularis dan dibungkus oleh lapisan yang tipis dari
jaringan fibrosa.

Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus
proksimal, lengkung hendle, tubulus distal, dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada setiap
ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter, arteri
renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal. Lubang-lubang yang terdapat pada pyramid
renal masing-masing membentuk simpul dan kapiler suatu badan malphigi yang disebut
glomerulus. Pembuluh afferent bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang
membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

Fungsi ginjal antara lain :


1.Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun
2.Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3.Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4.Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh
5.Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin, dan amoniak.

2.URETER
Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12 inchi (25-
30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas dinding luar yang fibrus,
lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter mulai sebagai pelebaran
hilum ginjal, dan letaknya menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga
peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari vertebra lumbal dan
berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke kandung kemih melalui
bagian posterior lateral. Pada ureter terdapat 3 daerah penyempitan anatomis, yaitu :
1.Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal pelvis sampai bagian
ureter yang mengecil
2.Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri iliaka
3.Vesikouretro junction, yaitu ujung ureter yang masuk ke dalam vesika urinaria (kandung
kemih).

Ureter berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan
dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
3.VESICA URINARIA
Kandung kemih merupakan muskulus membrane yang berbentuk kantong yang
merupakan tempat penampungan urine yang dihasilkan oleh ginjal, organ ini berbentuk seperti
buah pir (kendi). Letaknya di dalam panggul besar, sekitar bagian postero superior dari simfisis
pubis. Bagian kandung kemih terdiri dari fundus (berhubungan dengan rectal ampula pada laki-
laki, serta uterus bagian atas dari kanalis vagina pada wanita), korpus, dan korteks. Dinding
kandung kemih terdiri dari lapisan peritoneum (lapisan sebelah luar), tunika muskularis (lapisan
otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Kandung kemih bervariasi
dalam bentuk, ukuran, dan posisinya, tergantung dari volume urine yang ada di dalamnya. Secara
umum volume dari vesika urinaria adalah 350-500 ml.

Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan sementara (reservoa) urine,


mempunyai selaput mukosa berbentuk lipatan disebut rugae (kerutan) dan dinding otot elastis
sehingga kandung kencing dapat membesar dan menampung jumlah urine yang banyak.

4.URETRA
Uretra adalah saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus yang
berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Letaknya agak ke atas orivisium
internal dari uretra pada kandung kemih, dan terbentang sepanjang 1,5 inchi (3,75 cm) pada
wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria. Uretra pria dibagi atas pars prostatika, pars
membrane, dan pars kavernosa.
Fungsi uretra yaitu untuk transport urine dari kandung kencing ke meatus eksterna, uretra
merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke lubang air.

Pembentukan Urin
Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan
sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung
kemih dan dibuang melalui proses mikturisi.

Urin dihasilkan dari penyaringan darah yang dialirkan melalui cabang aorta abdominalis
yaitu arteri renalis oleh nefron-nefron yang ada di ginjal. Nefron-nefron itu melakukan fungsi-
fungsi seperti Filtrasi, Reabsorbsi, dan Sekresi.

Proses pembentukan urin, yaitu :


a. Filtrasi (penyaringan) : capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam
glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel
darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat seperti
glukosa, asam amino dan garam-garam.
b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin primer
yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan
kadar urea yang tinggi.
c. Sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain
yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.
Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.

1. Definisi IVP

Ilmu yang mempelajari prosedur /tata cara pemeriksaan ginjal, ureter, dan blass (vesica urinary)
menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksi media kontras melalui vena.

 Pada saat media kontras diinjeksikan melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media
kontras akan mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan tractus
urinary, sehingga ginjal dan tractus urinary menjadi berwarna putih.
 Dengan IVP, radiologist dapat melihat dan mengetahui anatomy serta fungsi ginjal, ureter
dan blass.

2.  Tujuan Pemeriksaan IVP

 Pemeriksaan IVP membantu dokter mengetahui adanya kelainan pada sistem urinary,
dengan melihat kerja ginjal dan sistem urinary pasien.
 Pemeriksaan ini dipergunakan untuk mengetahui gejala seperti kencing darah (hematuri)
dan sakit pada daerah punggung.
 Dengan IVP dokter dapat mengetahui adanya kelainan pada sistem tractus urinary dari :

1. batu ginjal 
2. pembesaran prostat
3. Tumor pada ginjal, ureter dan blass.

3. Indikasi Pemeriksaan IVP

1. Renal agenesis
2. Polyuria 
3. BPH (benign prostatic hyperplasia)
4. Hydroneprosis 
5. Pyelonepritis 
6. Renal hypertention

4. Kontra Indikasi

 Alergi terhadap media kontras


 Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
 Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung 
 Multi myeloma
 Neonatus 
 Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
 Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
 Hasil ureum dan creatinin tidak normal

5. Persiapan Pemeriksaan

1. Persiapan Pasien 
1. Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum pemeriksaan BNO-
IVP dilakukan.
2. Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang berserat.
3. Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur 1 gelas air
matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas, terus puasa.
4. Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak bicara guna
meminimalisir udara dalam usus. 
5. Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan
sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk
mengosongkan blass.
6. Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan penandatanganan informed consent.

2. Persiapan Media Kontras

Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana jumlahnya disesuaikan
dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat badan.

1. Persiapan Alat dan Bahan

Peralatan Steril

1.Wings needle No. 21 G (1 buah)

2.Spuit 20 cc (2 buah)

3.Kapas alcohol atau wipes

Peralatan Un-Steril

1.Plester

2.Marker R/L dan marker waktu

3.Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)


4.Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)

5.Baju pasien

6.Tourniquet

6. Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP

1. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien


2. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena 1 cc saja,
diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
3. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang alat
compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri
4. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah injeksi
media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting sistem, terutama pada
pasien hypertensi dan anak-anak.
5. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan ukuran film 24
x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi media kontras.
6. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x 30 mencakup
gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media kontras
7. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran bladder terisi
penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
8. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi, biasanya dibuat
foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada pasien yang lanjut usia). 
9. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect untuk melihat
kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan posisi erect dapat
menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang tidak normal) pada kasus pos
hematuri.

7. Kriteria Gambar 

1. Foto 5 menit post injeksi

Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.

2. Foto 15 menit post injeksi 

Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.

3. Foto 30 menit post injeksi (full blass)

Tampak blass terisi penuh oleh kontras 

4. Foto Post Mixi 


Tampak blass yang telah kosong.

1.Foto BNO Polos

KRITISI DAN EVALUASI

1.Dalam gambaran, tidak terdapat ID pasien yg meliputi: nama pasien, no RM, tanggal
pemeriksaan, nama instalasi

2.Sebaiknya marker diletakkan pada daerah yg kosong agar tidak menutupi gambaran radiografi.

3.Kolimasi cukup. Tidak ada gambaran yang terpotong, terlihat semua lapangan dari traktus
urinary mulai dari proccesus xyphoideus sampai simpisis pubis.

4.Densitas dan kontras sudah cukup, ditandai dengan tampak gambaran lucent (udara) pada
daerah colon dan warna opact pada daerah tulang.
5.Tidak ada artefak.

2.Foto Menit Ke-5

KRITISI DAN EVALUASI

11.Dalam gambaran, tidak terdapat ID pasien yg meliputi: nama pasien, no RM, tanggal
pemeriksaan, nama instalasi

2.Sebaiknya marker diletakkan pada daerah yg kosong agar tidak menutupi gambaran radiografi.

3.Symphisis pubis tidak terlihat pada gambaran.

4.Densitas dan kontras sudah cukup, ditandai dengan tampak gambaran lucent (udara) pada
daerah colon dan warna opact pada daerah tulang.

5.Tidak ada artefak.


6.Media kontras mulai mengisi ginjal.

3.Foto Menit ke-10

KRITISI DAN EVALUASI

1.Dalam gambaran, tidak terdapat ID pasien yg meliputi: nama pasien, no RM, tanggal
pemeriksaan, nama instalasi

2.Sebaiknya marker diletakkan pada daerah yg kosong agar tidak menutupi gambaran radiografi.

3.Symphisis pubis tidak terlihat pada gambaran.

4.Densitas dan kontras sudah cukup, ditandai dengan tampak gambaran lucent (udara) pada
daerah colon dan warna opact pada daerah tulang.

5.Tidak ada artefak.


6.Media kontras telah memenuhi ginjal.

4.Foto Menit-30

KRITISI DAN EVALUASI

1.Dalam gambaran, tidak terdapat ID pasien yg meliputi: nama pasien, no RM, tanggal
pemeriksaan, nama instalasi

2.Sebaiknya marker diletakkan pada daerah yg kosong agar tidak menutupi gambaran radiografi.

3.Symphisis pubis tidak terlihat pada gambaran.

4.Densitas dan kontras sudah cukup, ditandai dengan tampak gambaran lucent (udara) pada
daerah colon dan warna opact pada daerah tulang.

5.Tidak ada artefak.


6.Media kontras masuk ke uretra dan mengisi vesica urinaria

5.Foto Menit ke-60

KRITISI DAN EVALUASI

1.Dalam gambaran, tidak terdapat ID pasien yg meliputi: nama pasien, no RM, tanggal
pemeriksaan, nama instalasi

2.Sebaiknya marker diletakkan pada daerah yg kosong agar tidak menutupi gambaran radiografi.

3.Symphisis pubis tidak terlihat pada gambaran.

4.Densitas dan kontras sudah cukup, ditandai dengan tampak gambaran lucent (udara) pada
daerah colon dan warna opact pada daerah tulang.

5.Tidak ada artefak.


6.Media kontras semuanya mengisi vesica urinaria

6.Foto Post Miksi

KRITISI DAN EVALUASI

1.Dalam gambaran, tidak terdapat ID pasien yg meliputi: nama pasien, no RM, tanggal
pemeriksaan, nama instalasi

2.Sebaiknya marker diletakkan pada daerah yg kosong agar tidak menutupi gambaran radiografi.

3.Symphisis pubis tidak terlihat pada gambaran.

4.Densitas dan kontras sudah cukup, ditandai dengan tampak gambaran lucent (udara) pada
daerah colon dan warna opact pada daerah tulang.

5.Tidak ada artefak.

6.Media kontras telah dikeluarkan seluruhnya


BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Radiologi merupakan salah satu bagian dari ilmu kedokteran yang


memanfaatkan penggunaan sinar x. Pada saat ini hampir semua organ dan sistem didalam tubuh
kita dapat diperiksa secara radiologi dan bahkan setelah ditemukan media kontras yang berguna
untuk memperlihatkan jaringan organ yang memiliki nomor atom yang lebih kecil sehingga
kelainan pada organ tersebut dapat didiagnosa. Pemeriksaan radiologi secara garis besar dibagi
menjadi dua, yaitu pemeriksaan radiologi tanpa kontras dan pemeriksaan radiologi dengan
kontras. Selain itu di dalam pemeriksaan radiografi harus memiliki gambaran yang harus di
kritisi dan evaluasi sesuai dengan kriteria gambar. Dalam hal ini kita akan membahas tentang
gambaran radiografi yang dapat memberikan informasi guna menegakkan diagnose.Tujuannya
antara lain:

1. Dapat memberikan informasi guna menegakkan diagnosa.


2. Untuk mendapatkan kriteria gambar yg sesuai.

2.SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/08/teknik-pemeriksaan-kontras-bno-ivp.html

https://www.slideshare.net/nonazesifa/ppt-kritisi-dan-evaluasi-radiograf-ivp-dan-cystografi

https://sumbermakalahkeperawatan.blogspot.com/2012/12/sistem-urinaria.html

https://www.academia.edu/31799488/TEKNIK_RADIOGRAFI_TRAKTUS_URINARIUS_BN
O-IVP

Anda mungkin juga menyukai