Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN”

Dosen Pengampu : Ns. Wahyu Sulfian, M.Kes

DI SUSUN OLEH :
Nurul Astri Aripin (202201115)
1C PRODI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA


2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 18 Oktober 2022

Penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB 2................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1 Definisi Sistem Perkemihan...................................................................................2
2.2 Bagian dari Sistem Perkemihan dan Fungsinya..................................................2
2.4 Gangguan Pada Sitem Perkemihan......................................................................3
BAB 3................................................................................................................................5
PENUTUP.........................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................5
3.2 Saran.......................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

pentingnya dalam tubuh manusia. Sistem perkemihan terdiri dari ginjal, ureter,

vesika urinaria, dan uretra yang menyelenggarakan serangkaian proses untuk

tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahan

kan keseimbangan asam basa tubuh, mengekuarkan sisa-sisa metabolisme zat

seperti urea, kreatinin ,asam urat dan urin. Apabila terjadi gangguan pada

sistem perkemihan maka dapat menyimpulkan gangguan kesehatan yang

sangat serius dan komplek. Gangguan yang terjadi pada system perkemihan

dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya disebabkan oleh

pembesaran pada prostat atau biasa disebut dengan benigna prostat hipertropi.

Lebih dari setengahnya orang yang usianya di atas 50 tahun dan 75% pria

yang usianya 70 tahun menderita gejala-gejala semacam pembesaran prostat

(Long 2002).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah konsep sistem perkemihan?
2. Bagaimanakah gangguan pada sistem perkemihan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep sistem perkemihan.
2. Umtuk memahami gangguan yang ada pada sistem perkemihan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan atau system urinaria adalah sistem organ yang
berfungsi untuk menyaring dan membuang zat limbah dengan cara menghasilkan
urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan racun bisa menumpuk di dalam
tubuh dan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih,
ureter, dan uretra (saluran kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki
fungsi dan peranannya masing-masing. Melalui saluran kemih, urine yang
membawa limbah dan racun akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Sistem urinaria
adalah sistem organ yang berfungsi untuk menyaring dan membuang zat limbah
dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan
racun bisa menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan
kesehatan.
Sistem urinaria atau saluran kemih terdiri dari ginjal, kandung kemih,
ureter, dan uretra (saluran kencing). Setiap bagian dalam sistem urinaria memiliki
fungsi dan peranannya masing-masing. Melalui saluran kemih, urine yang
membawa limbah dan racun akan dikeluarkan dari dalam tubuh.

2.2 Bagian dari Sistem Perkemihan dan Fungsinya


Urine adalah limbah cair yang terdiri dari air, garam, dan zat sisa
metabolisme tubuh, seperti urea dan asam urat. Agar proses pengeluaran urine
atau buang air kecil berlangsung normal, semua bagian dalam sistem urinaria
perlu bekerja dengan baik.

2.3 Organ Dalam Sistem Perkemihan


Adapun organ-organ yang tergolong dalam sistem perkemihan beserta
dengan fungsinya antara lain :
1. Ginjal
Tubuh manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di area punggung
kiri dan kanan, tepat di bawah tulang rusuk bagian belakang. Masing-masing
ginjal memiliki ukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa dan berbentuk
menyerupai kacang.
Fungsi utama ginjal adalah mengatur jumlah air dalam tubuh, menyaring
zat limbah atau sisa metabolisme tubuh, menghasilkan hormon yang berfungsi
untuk mengendalikan tekanan darah dan produksi sel darah merah, serta mengatur
pH atau tingkat keasaman darah.
2. Ureter
Ureter adalah bagian dari sistem urinaria yang berbentuk menyerupai
saluran pipa atau tabung. Organ ini berfungsi untuk mengalirkan urine dari
masing-masing ginjal ke kandung kemih untuk ditampung.
3. Kandung kemih
Organ yang berbentuk segitiga dan berada di dalam perut bagian bawah ini
bertugas untuk menampung urine. Jika kandung kemih sudah terisi penuh oleh
urine, maka akan timbul dorongan untuk buang air kecil. Kandung kemih orang
dewasa mampung menampung urine hingga 300–500 mililiter.
4. Uretra
Uretra atau saluran kencing adalah saluran yang menghubungkan antara
kandung kemih ke lubang saluran kemih pada ujung penis atau vagina.

Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm, sedangkan uretra pada
wanita hanya sekitar 4 cm. Pada bagian antara kandung kemih dan uretra terdapat
cincin otot atau sfingter yang bertugas menjaga urine agar tidak bocor.

2.4 Gangguan Pada Sitem Perkemihan


Gangguan pada sistem urinaria biasanya terdeteksi dari perubahan warna
urine. Urine yang sehat dan normal umumnya berwarna jernih, kekuningan,
hingga kuning keemasan. Warna tersebut dihasilkan oleh zat yang disebut
urokrom. Namun, konsumsi makanan dan obat tertentu terkadang juga dapat
mengubah warna urine. Selain perubahan warna urine, gangguan pada sistem
urinaria juga dapat ditandai dengan frekuensi buang air kecil yang sering, sakit
saat buang air kecil, atau bahkan ditemukannya pasir maupun batu saat kencing.
Berikut ini adalah beberapa masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada
sistem urinaria:
1. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi di bagian mana
pun dari sistem urinaria, mulai dari ginjal hingga saluran kemih. Wanita berisiko
lebih besar terkena ISK daripada pria karena jarak antara lubang saluran kemih
dan anus pada wanita lebih dekat.
2. Batu saluran kemih
Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk batu di
sistem urinaria, seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu kandung kemih.

Ukuran batu umumnya bervariasi. Semakin besar ukuran batu yang


terbentuk, semakin besar pula risiko batu tersebut menyumbat aliran urine dan
menimbulkan penyakit.
3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika fungsi otot atau saraf pada
kandung dan saluran kemih mengalami gangguan, sehingga tidak dapat
mengendalikan proses buang air kecil.

Penyakit ini bisa membuat Anda mengompol, terlebih saat batuk atau
bersin. Inkontinensia urine sering terjadi pada lansia, tetapi tidak menutup
kemungkinan orang yang lebih muda juga mengalaminya.
4. Uretritis
Uretritis adalah peradangan pada uretra. Kondisi ini sering kali disebabkan
oleh infeksi bakteri di saluran kemih. Uretritis dapat menyebabkan rasa nyeri dan
keinginan untuk lebih sering buang air kecil.
5. Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal yang menyebabkan kadar protein
di dalam urine meningkat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada
pembuluh darah kecil di ginjal yang berfungsi untuk menyaring limbah dan
kelebihan air dari darah. Sindrom nefrotik dapat disebabkan oleh berbagai hal,
misalnya riwayat infeksi dan peradangan.
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan gejala seperti urine berbusa,
kelelahan, tidak nafsu makan, serta pembengkakan di kaki, wajah, dan beberapa
bagian tubuh lain, seperti wajah dan sekitar mata.
6. Sindrom nefritik
Sindrom nefritik adalah peradangan yang menyebabkan pembengkakan
pada ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri panggul, buang air kecil lebih
sering dan terasa nyeri, urine tampak keruh atau kemerahan, sakit pinggang atau
perut, serta pembengkakan di wajah dan kaki. Jika tidak segera diobati, sindrom
nefritik dapat menyebabkan gagal ginjal.
7. Gagal ginjal
Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menyaring darah dan
membuang cairan serta zat limbah tubuh. Ketika mengalami gagal ginjal,
seseorang akan mengalami beberapa gejala, seperti berkurangnya jumlah urine,
pembengkakan di kaki, sesak napas, lemas, hingga pucat.

Kerusakan ginjal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari efek
samping obat-obatan, cedera berat pada ginjal, dehidrasi, hingga penyakit tertentu,
seperti hipertensi dan diabetes yang tidak ditangani dengan baik.
Apabila seseorang mengalami masalah pada sistem perkemihan, terlebih
jika disertai keluhan, seperti demam, nyeri pinggang atau punggung yang sangat
berat, nyeri saat berkemih, bahkan terdapat darah atau nanah pada urine,
sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Diagnosis dan penanganan yang tepat penting dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan sistem urinaria lebih lanjut.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagian pembentuk urin, yaitu kedua ginjal. Bagian penyalur: saluran
ginjal, kandung kemih dan saluran kandung kemih. Anak ginjal tidak tergolong
alat ekskresi.

3.2 Saran
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya, dan penelitian ini dapat dikembangkan sesuai dengan teori
dan hasil penelitian terbaru.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Dr. Sienny. 2022. "Mengenal Fungsi Sistem Urinaria Dann Penyakit
Yang Bisa Menyerangnya."
Nian Afrian Nuari, Dhina Widayati. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan &
Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai