Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM URINARIA
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Struktur Heawan)

Dosen Pengampu:
Mahmud Rudini S.pd, M.si

Disusun Oleh:
Fajar Kurniawan (2211060176)
Riza Aulia Nurazizah (2211060207)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/ 2023 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginds tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya.
Baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Sistem Urinaria”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Bandar lampung, 17 April 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem urinaria Vertebrata.................................................................................3


B. Bagian-bagian sistem urinaria............................................................................4
C. Membedakan sistem urinaria pada vertebrata...................................................13

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B. Saran.................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan
homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama
untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel
lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu
fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan
bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih
memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada
pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-
zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi
semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-
struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung
jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium,
membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea
dari darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan
ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang
menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan

1
kimia dari aliran darah. Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya
untuk membedakan antara senyawa dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan
harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus
dihilangkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sistem urinaria Vertebrata?
2. Apa saja bagian bagian sistem urinaria?
3. Apa yang membedakan sistem urinaria pada vertebrata?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan sistem urinaria vertebrata
2. Menjelaskan bagian-bagian sistem urinaria
3. Membedakan sistem urinaria pada vertebrata

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem
urogenitalia terdiri dari organ urinaria yang terdiri atas ginjal beserta salurannya, ureter,
buli-buli dan uretra. Ginjal adalah alat ekskresi yang penting. Jumlah ginjal sepasang dan
terletak di dekat tulang-tulang pinggang. Dari masing-masing ginjal, urine dialirkan oleh
pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urania) dan melalui uretra dikeluarkan dari
tubuh.1
Secara umum sistem urinaria berfungsi untuk membuang berbagai zat-zat sisa
metabolisme seperti sisa metabolisme protein, residu obat, sisa hormon dan berbagai zat
toksik. Sistem urinaria bisa disebut sistem ekskresi. Fungsinya untuk membuang bahan-
bahan yang tidak diperlukan dan membahayakan bagi kesehatan, dikeluarkan dari tubuh
sebagai larutan dalam air dengan perantara ginjal dan salurannya (Wahuni, 2021).2
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris
kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang
menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi oleh
alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi pertemuan pertama dengan
kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.3
1
Singgih Mitro. 2015. Paket Keahlian: Kesehatan Hewan Anatomi Hewan. Hlm. 75

2
A zani Wahyuni dkk. 2017. Gambaran Histologis sistem Urinaria Ikan Gabus (Channa Striata). JIMVET,
Vol. 01, No. 4. Hlm. 709
3
Meldawati. 2021. Penuntun Praktikum Fisiologi Pemeriksaan Sistem Urinaria. Hlm.4

3
Gambar 1.1 Sistem Urinaria Pada Manusia

B. Bagian-Bagian Urinaria
Sistem urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang zat-zat yang masih dan menyerap tubuh
dipergunakan tidak oleh dipergunakan oleh tubuh (Hewan, 2021). Adapun bagian-bagian
pada urinaria hewan yaitu:
1. Ginjal

1. Ginjal

C. Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum


abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebrata lumbalis III,
melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji
kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari
ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang
terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu (Syaifuddin, 2006).

4
Struktur histologis pada berbagai jenis hewan tidak sama, sehingga bentuk
ginjal dibedakan menjadi Unilober atau unipiramidal yaitu pada kelinci dan
kucing mempunyai struktur histologi sama, yakni tidak dijumpai adanya
percabangan pada kalik renalis, papila renalis turun ke dalam pelvis renalis, dan
duktus papilaris bermuara pada kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan anjing
terjadi peleburan dari beberapa lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal
yang tersusun longitudinal dan Multilober atau multipiramidal: bentuk ini
dijumpai pada babi, sapi, dan kerbau. Lobus (piramid) dan papila renalis lebih

dari satu jelas terlihat.

Gambar 1.2 Ginjal

Lapisan ginjal Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa
jaringan fibrus berwarna ungu tua lapisan ginjal terbagi atas :
1. Lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
2. Lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)

5
Gambar 1.3 Permukaan anterior struktur ginjal

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu
juta buah dalam satu ginjal normal. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran
lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau
badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari
glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui
dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya
tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri
eferen.

6
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan
filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Sel yang
melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino,
dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.

Gambar 1.4 Struktur Nefron

Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul


yang terdiri dari:
1. Tubulus penghubung
2. Tubulus kolektivus kortikal
3. Tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut apparatus
uxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan menjadi

7
makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter. Nefron membersihkan zat
dengan cara :
1. Seperlima plasma disaring melalui membrane glemerulus dan cairan yang
terbentuk masuk ke tubulus ginjal.
2. Dalam tubulus, zat yang masih bermanfaat akan diabsorbsi kembali seperti air
dan elektrolit, dan zat yang tidak diperlukan tidak direabsorbsi dan dikeluarkan
bersama urine (reabsorbsi)
3. Mekanisme lain melalui proses sekresi yaitu zat yang berasal dari plasma
disekresikan melalui epitel tubulus kedalam lumen tubulus (sekresi) (Meldawati,
2021)4.
2. Ureter

Ureter merupakan pipa fibromuscular, yang ramping dan datar yang membawa urine
dari ginjal ke kandung kemih (Hewan, 2021). Ureter terdiri dari 2 saluran pipa masing –
masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria). Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding
ureter terdiri dari :

1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa).


2. Lapisan tengah otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltic tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan

4
Meldawati. (2021). Pemeriksaan sistem urinaria. Hlm 5-9

8
pelvis renalis, pembuluh darah, syaraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai syaraf
sensorik. Dinding ureter berlapis-lapis :

1. Tunica mucosa: lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut: epithelium transitional
: pada calix 2 – 4 lapis, pada ureter 4-5 lapis, pada vesika urinaria 6-8 lapis.
2. Tunica submucosa tidak jelas.
3. Tunica adventitia , jaringan ikat longgar.
4. Lamina propria berlembar.5

Gambar 1.5 Ureter

3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

5
Ibid. Hlm 93-95

9
Kandung kemih adalah satu kantong berotot yang dapat mengempis, urin, yang
mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin akan
disimpan di dalam kandung kemih kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat
berkemih. Kandung kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan
serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan
ureter (terdiri di atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina
propria di bawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang
tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Kandung
kemih memiliki 3 muara yaitu 2 muara ureter dan 1 muara uretra. Sedangkan besar
kandung kemih tersusun dari otot. Fungsi kandung kemih adalah tempat penyimpanan urin
sementara sebelum meninggalkan tubuh, dan mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu
uretra (Luklukaningsih, 2014).

Saluran kemih penting karena menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah
dan mengeluarkannya dari tubuh. Ginjal yang berfungsi normal, yaitu:

1. mencegah penumpukan limbah dan cairan ekstra dalam tubuh


2. menjaga kadar elektrolit, seperti potasium dan fosfat,
3. menghasilkan hormon yang membantu mengatur tekanan darah
4. membuat sel darah merah
5. menjaga tulang tetap kuat6

6
Nugrahaeni. A. (2020). Pengantar Anatomo Fisiologi Manusia. Hlm 336-337.

10
Gambar 1. 6 Vesika Urinaria

5. Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Uretra adalah saluran kecil yang dapat
mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Epitelnya bervarias dari
transisional di dekat muara kandung kemih, lalu lapisan silindris atau berlapis hingga
lapisan gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos yang
tersusun serupa dengan ureter. Muara uretra keluar tubuh di sebut meatus urinarius. Pada
kelamin laki-laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian -
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya 20 cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari Uretra Prostatica, Uretra membranosa dan Uretra
kavernosa. Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa

11
Uretra pada kelamin wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya 3-4 cm Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena - vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

Gambar 1. 7 Sistem Uretra7

7
Nian A Nuari & Dhina W. (2017). Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan Keperawatan.
Hlm 11-12

12
D. Perbedaan Sistem Urinaria Vertebrata
Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang atau punggung. Vertebrata
membahas tentang pemahaman sistematika berdasarkan analisis struktur (anatomi dan
fisiologi) vertebrata, yang meliputi : otot dan rangka, sistem peradaran darah dan
pernapasan, sistem pencernaan makanan, sistem reproduksi, sistem ekskresi, sistem syaraf
dan indera, serta sistem endokrin yang meliputi phylum chordata terdiri atas 2 superclassis
yaitu Piscess dan Tetrapoda (amfibi, reptil, aves, dan mamalia). Memiliki struktur tubuh
yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata (Mahfudh, 2022)8.
Adapun bentuk dan ukuran dari golongan Vertebrata sangat bervariasi, yaitu dari
ukuran kecil, sedang, sampai yang memiliki ukuran tubuh besar sekali, seperti paus
(mamalia akuatik), gajah, dan sebagainya.9

1. Sistem Urinaria Pada Pisces


Pisces mempunyai sepasang ginjal yang memanjang sepanjang selom$terletak
retroperitoneal$ diantara gelembung renang dan tulang punggung. Umumnya ginjal hewan
jantan lebih panjang dari pada betina. Pada hewan jantan, tubulus mesonefros bagian
anterior mengalami modifikasi menjadi duktus efferens, yang menghubungkan testis
dengan duktus mesonefros di bagiananterior. Selain berfungsi sebagai penyalur urin, duktus
mesonefros juga berfungsi sebagai duktus defferens yaitu penyalur sperma. Urin maupun
sperma ditampungdalam sinus urogenitalia, dan dikeluarkan dari tubuh melalui porus
urogenitalia.
Pada hewan betina ujung duktus mesonefros bermuara di dalam sinus urinaria, dan
dikeluarkan dari tubuh melalui porus urinaria. Dalam hal ini, porus urinaria terpisah dari
porus genitalia dan anus. Pada beberapa jenis ikan terdapat kantung urin (vesika urinaria),

8
Mahfudh dkk. 2022. Aplikasi Media Pembelajaran Klasifikasi Hewan Vetebrata Menggunakan
Augmented Reality dengan Marker Base. Hlm. 97-98

9
Drs. Priyo Susatyo. Ciri-Ciri Dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan Vertebrata. Hlm. 1.2

13
yang merupakan persatuan antara bagian posterior duktus mesonefros kiri dan kanan,
terletak disebelah anterior sinus urogenitalia.

Gambar 1.8 Sistem Urinaria pisces

2. Sistem Urinaria Pada Amphibia


Ginjal berjumlah sepasang, teletak di retroperitoneal$ hampir sepanjangselom$ pipih
dorsoventral. Pada sisi ventral ginjal terdapat kelenjar adrenal, yang merupakan bagian dari
sistem endokrin. Pada hewan jantan, tubulus mesonefros bagian anterior termodifikasi
menjadi duktus eferens (vasa eferensia), yang menghubungkan antara testis dan duktus
mesonefros. Duktus mesonefros berfungsi sebagai ureter (penyalur urin), juga sebagai
duktus deferens (asadeferensia/ penyalur sperma), dan bermuara di dalam kloaka.
Pada betina, duktus mesonefros hanya berfungsi sebgai ureter, yaitu sebagai penyalur
urin. Muara saluran ini pada kloaka terpisah dari muara saluran genital. Hewan-hewan
amphibia mempunyai sebuah kantung urin, yang merupakan evaginasi (penonjolan) dari
kloaka, untuk menampung urin sementara, sebelum dikeluarkan dari tubuh.

14
Gambar 1.9 Sistem Urinaria amphibi
3. Sistem Urinaria Pada Reptil
Ginjal reptilia berjumlah sepasang, berukuran kecil, sepanjang setengah rongga perut,
permukaan berlobus, terletak retroperitoneal di daerah pelvis. Dari sisi ventral masing-
masing ginjal keluar ureter. Pada hewan jantan sebelum bermuara ke kloaka, ureter bersatu
dulu dengan duktus deferens, sedangkan pada betina bermuara langsung ke dalam kloaka.
Ginjal tidak berhubungan dengan gonad.
Golongan ular dan buaya tidak mempunyai kantung urin. Golongan kadal dan kura-kura
mempunyai sebuah kantung urin yang berkembang dengan baik. Kantung ini merupakan
suatu kantung tipis, tonjolan dari dinding ventral kloaka.

15
Gambar 1.10 Sistem Uriaria Reptil

4. Sistem Urinaria Pada Aves


Sepasang ginjal aves terletak retroperitoneal, di daerah pelvis pada lekukan tulang
kelangkang. Ginjal umumnya terdiri dari tiga lonus. Sepasang ureter pendek keluar dari
ginjal, menuju ke kaudal dan bermuara langsung ke dalam kloaka. Ginjal tidak
berhubungan dengan gonad. Aves tidak memiliki kantung urin, kecuali burung unta. Zat
ekskresi berbentuk agak padat (seperi pasta), dikeluarkan bersama feses.

16
Gambar 1.11 Sistem Urinaria Aves

5. Sistem Urinaria Pada Mamalia


Mamalia mempunyai sepasang ginjal yang terbentuk seperti bji kacang buncis, terletak di
retroperitoneal, melekat pada dinding tubuh bagian dorsal. Permukaan ginjal relatif licin,
tidak berlobus. Ginjal tidak berhubungan dengan gonad.
Ureter sepasang, panjang, dan menyalurkan urin ke dalam kantung urin. Urin keluar dari
kantung urin ke dalam uretra. Otot sfingter pada perbatasan kantung urin dan uretra
mengatur jalannya urin. Pada hewan jantan, uretra melintas di dalam penis, dan
mengeluarkan urin melalui orifisium uretra eksternum. Uretra juga berfungsi sebagai
penyalur semen. Pada hewan betina, uretra lebih pendek dan hanya berfungsi untuk
menyalurkan urin keluar tubuh.10

10
Arasy Dewi. Sistem Urinaria. Hlm. 7

17
Gambar 1.12 Sistem Urinaria Mamalia

BAB III

18
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemaparan materi sistem urinaria sebagai berikut :
1. Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh.
2. Bagian-bagian yang terdapat pada urinaria yaitu ginjal, ureter, vesika urinari
(kandung kemih), uretra
3. Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang atau punggung.
Vertebrata membahas tentang pemahaman sistematika berdasarkan analisis
struktur (anatomi dan fisiologi) vertebrata, yang meliputi : otot dan rangka,
sistem peradaran darah dan pernapasan, sistem pencernaan makanan, sistem
reproduksi, sistem ekskresi, sistem syaraf dan indera, serta sistem endokrin yang
meliputi phylum chordata terdiri atas 2 superclassis yaitu Piscess dan Tetrapoda
(amfibi, reptil, aves, dan mamalia).

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini berasal dari berbagai sumber yang ada, adapun
kesalahan data yang kurang valid kami meminta kritik dan saran dari pembaca, semoga
makalah ini dapat membantu dalam pembelajaran struktur hewan sistem urinaria.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hewan, K. (2021). Anatomi Hewan.

Nian A Nuari & Dhina W. (2017). Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan.

Nugrahaeni. A. (2020). Pengantar Anatomo Fisiologi Manusia.

Azani Wahyuni dkk. 2017. Gambaran Histologis sistem Urinaria Ikan Gabus (Channa
Striata). JIMVET, Vol. 01, No. 4

Singgih Mitro. 2015. Paket Keahlian: Kesehatan Hewan Anatomi Hewan. Penerbit
Diroktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia.

Risa purnamasari & Dwi rukma santi. 2017. Fisiologi Hewan. Penerbit Program Studi
Arsitektur UIN Sunan Ampel, Surabaya.

Mahfudh Arwani Adhal, Nur’aini dkk. 2022. Aplikasi Media Pembelajaran Klasifikasi
Hewan Vetebrata Menggunakan Augmented Reality dengan Marker Based.
Walisongo Journal of Information Technology (WJIT), Vol. 4, No. 2

Meldawati. 2021. Penuntun Praktikum Fisiologi Pemeriksaan Sistem Urinaria. Penerbit


Unpri Press, Medan.

Drs. Priyo Susatyo & Drs. Sugiharto. Ciri-Ciri Dan Pola Perkembangan Tubuh Hewan
Vertebrata.

20
21

Anda mungkin juga menyukai