Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN

(KPK 14136)

“Uji Karbohidrat, Protein dan Test Bahan Makanan”

Dosen Pengampu :
Darmadi Ahmad, S. Pd, M.Si

Di Susun Oleh

Nia Nirmala Ningsih 1705111430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Uji Karbohidrat, Protein dan test Bahan
Makanan '' dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Fisiologi Hewan
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak
Darmadi ahmad, S. Pd, M.Si sebagai dosen Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang telah
memberikan kesempatan dan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan lancar dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis yang masih dalam proses pembelajaran menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi. Untuk itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan makalah kami. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.

Pekanbaru, 5 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...........................................................................................................................i

DAFTARISI......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHLUAN

Latar Belakang.................................................................................................................................
Tujuan..............................................................................................................................................
BAB II METODE

Waktu danTempat Praktikum..........................................................................................................


Alat dan Bahan................................................................................................................................
Metode Praktikum...........................................................................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil dan pembahasan Reagen Benedict..................................................................................

3.2 Hasil dan pembahasan uji


Iodine................................................................................................................................................
.................................

3.3 Hasil dan pembahasan uji


Biuret................................................................................................................................................
.................................
3.4 Hasil dan pembahasan tes Bahan Makanan
..........................................................................................................................................................
.

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan......................................................................................................................................

Saran................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................

LAMPIRAN........................................................................................................................................
.............................................................................................

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahan makanan mengandung nutrient penting yang dibutuhkan tubuh sebagai sumber
energi, bahan pembangun tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak dan
pengaturan segala kegiatan fisiologis tubuh. Jenis nutrient yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah besar adalah karbohidrat, lemak dan protein, sedangkan yang diperlukan
dalam jumlah sedikit adalah vitamin dan mineral (Rahmat,2001).

Karbohidrat adalah polimer aldehid atau polihidroksi keton dan meliputi kondensat polimer-
polimernya yang terbentuk. Nama karbohidrat digunakan pada senyawa-senyawa tersebut
mengingat rumus empirisnya yang berupa CnH2nOn yaitu mendekati Cn(H2O)n yaitu karbon
yang mengalami hidroksi. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia,
yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai
peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya, rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya
ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk
membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam
makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. (Dianto
Darwindra. Haris, 2010)

Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin.
Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat simpleks. Nama lain
dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat
struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. (Oeman
Ja. Nurul, 2016)

Uji benedict adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula
yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida.
Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan benedict. Misalnya semua
golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang
berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya
fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap
sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan
natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis
dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,
sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan benedict. (Windaaryanir, 2015)

Dalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat
dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya
karbohidrat adalah test Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti
bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, test ini bisa dilakukan untuk
menentukan adanya kandungan karbohidrat. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan
cincin yang berwarna ungu ketika direaksi dengan alphanaftol dan asam sulfat pekat.
Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak
pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasi dengan
alphanaftol untuk membentuk produk berwarna. (Mulki. Abu, 2015)

Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi
positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum
yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi
yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali.
(Syawal. Putri, 2014)

Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam
amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Pada
berbagai uji kualitatif yang dilakukan terhadap beberapa macam protein, semuanya mengacu
pada reaksi yang terjadi antara pereaksi dan komponen protein, yaitu asam amino tentunya.
Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik pada gugus R-nya, sehingga dari reaksi
tersebut dapat diketahui komponen asam amino suatu protein. Uji protein dengan metode
identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsip diantaranya uji biuret,
pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, pengendapan dengan alkohol, uji
koagulasi dan denaturasi protein.

Reaksi Biuret. Bila larutan protein dalam suasana basa kuat direaksikan dengan larutan CuSO4
pekat, akan dihasilkan warna ungu. Warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut disebabkan oleh
ikatan koordinasi antara ion Cu2+ dengan pasangan elektron bebas dari N yang berasal dari
protein dan pasangan elektron bebas dari O molekul air. Reaksi ini tidak berlaku untuk peptida.

1.2 Tujuan

- uji Reagen Benedict

Tujuan dari uji reagen benedict addalah untuk menguji adanya karbohidrat
( monosakarida dan disakarida ) yang mampu mereduksi Cu 2+ dengan memebentuk
endapan berwarna merah bata.

- uji Iodine

Tujuan dari uji Iodine adalah untuk enguji adanya karbohidrat dengan memanfaatkan
sifat iodine yang mampu membentuk warna biru kehitaman bila berikatan dengan
karbohidrat.

- uji Biuret

Tujuan dari uji Biuret adalah untuk enguji adanya protein ( ikatan peptide) dengan
terbentuknya kompleks Cu2+ dengan gugus –CONH2 dari rantai peptide.

- Tes Bahan Makanan

Tujuan dari Tes bahan makanan adalah untuk menguji keberadaan kandungan
karbohidrat dan protein pada jenis makanan tertentu.

BAB II Metode

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

- Tanggal : 3 september 2019

- Pukul : 14.00 - 16.00

- Tempat Pelaksanaan : penelitian ini dilakukan di Laboratorium FKIP Pendidikan Biologi


universitas Riau

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Bahan ( uji Reagen Benedict) - Alat( uji reagen benedict)


* Reagen benedict * Waterbath

* Larutan glukosa 5% * Tabung reaksi

* Larutan fruktosa 5 % * Pipet Tetes

*Larutan laktosa 5 %

* Larutan sukrosa 5%

2.2.2 Bahan ( uji iodine) - Alat ( uji Iodine)

* Larutan Iodine * Pipet Tetes

* Larutan Amilum * Tabung Reaksi

* Pemanas air/Waterbath

2.2.3 Bahan ( uji Biuret) - Alat( uji biuret)

* Larutan Biuret * Tabung reaksi

* Larutan Albumin * Pipet Tetes

2.2.4 Bahan ( Tes bahan makanan ) - Alat ( test bahan makanan)

* tahu, tempe,pisang ramun,pisang mentah,roti/mie * Tabung Reaksi

* Larutan NaOH 30% * Pipet tetes

* Larutan HNO3 pekat * Pemanas air/waterbath

* Larutan Benedict * Lampu spritus/bunsen

* Larutan Iodin

* Larutan Biuret

2.3 Metode Penelitian

2.3.1 Uji Reagen benedict

Prosedur Kerja :

1. Ambillah 4 buah tabung reaksi dan beri nomor pada tiap tabung.

2. Lalu pada setiap tabung reaski,masukkan reagen benedict sebanyak 5 ml


3. Kemudian ke dalam tabung ke-1 masukkan 0,5 ml larutan glukosa 5%, tabung ke-2
masukkan 0,5 larutan fruktosa , Tabung ke- 3masukkan 0,5 ml larutan laktosa 5% dan
tabung ke-4 masukkan 0,5 larutan sukrosa 5%.

4. Panaskan 4 buah tabung tersebut dalam waterbath atau pemanas air ± 10 menit.

5. Kemudian dinginkan. Lalu amati perubahan yang terjadi pada masing- maing tabung
reaksi

6. Tentukan karbohidrat mana yang mampu mereduksi reagen benedict dari percobaan
diatas.

2.3.2 Uji Iodine

Prosedur Kerja

1. Ke dalam tabung reaksi masukkan 5ml larutan amilum.

2. Tambahakan 3 tetes larutan iodine dan catat perubahan yang perubahan yang terjadi
dalam tabung reaksi

3. Kemudian mulut tabung ditutup dengan sumbat gabus atau alumunium foil

4. Panaskan dana pemanas air (waterbath) dan catat perubahan yang terjadi.

5. Biarkan tabung sampai dingin dan catat pula yang terjadi

6. Cobalah diskusikan semua perubahan-perubahan ynag teramati dalam percobaan


ini.

2.3.3 Uji Biuret

Prosedur Kerja :

1. Masukkanlah 1 ml larutan alabumen kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan setetes demi setets larutan biuret sambil dikocok hingga tercapai warna
maksimum

3. Catatlah warna apa yang diperoleh bila hasilnya positif dan warna apa bila hasilnya
negative

2.3.4 Tes Bahan Makanan

Prosedur kerja
* Uji Iodin :

1. Masukkanlah 5 ml larutan hasil penggerusan bahan makan kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2 tetes larutan iodine.

3. Amati perubahan yang terjadi dalam tabung. Bila larutan berubah warna menjadi
hitam atau kebiruan mka bahan makanan yang diuji mengandung karbohidrat.

* Uji Biuret :

1. Masukkan 1ml larutan hasil penggerusan bahan makan kedalam tabung reaksi

2. Tambahan setes demi setets larutan biuret sambil dikocok hingga tercapai warna
maksimum

3. Amatilah warna apakah yang terbentuk bila percobaan positif dan bandingkanlah
hasil percobaan untuk tiap bahan makanan yang anda uji

BAB III Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil dan Pembahasan Uji Reagen Benedict


- Hasil

Larutan Warna Endapan

Glukosa Endapan Merah Bata

Fruktosa Endapan Merah Bata

Sukrosa Tidak Berubah Warna (Biru)

Laktosa Endapan Merah Bata

- Pembahasan

Dari hasil pengamatan praktikum dapat diketahui jenis karbohidrat mana saja yang menunjukan
positif (+) dan negatif (-) terhadap benedict, anatara lain yaitu :

· Hasil positif (+) yaitu : glukosa, fruktosa,, laktosa, sukrosa

Secara teoritis, hasil praktikum pada larutan sukrosa harusnya konstan atau tidak mengalami
perubahan. Hal ini disebabkan oleh struktur pada gugus fungsi yang dimiliki oleh sukrosa tidak
dapat mereduksi reagen benedict yang direaksikan. Jadi seharusnya hanya glukosa, fruktosa dan
laktosa saja yang apabila diuji benedict akan memperlihatkan adanya perubahan.

Perubahan warana pada glukosa, fruktosa dan laktosa ini merupakan gula pereduksi. Dalam hal
ini glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana ujung pereduksinya adalah ujung
yang mengandung aldehida. Sedangkan pada laktosa yang menghasilkan D-glukosa dan D-
galaktosa dimana laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa,
sehingga laktosa adalah disakarida pereduksi.

Pada sukrosa tidak menunjukan adanya perubahan sehingga karbohidrat ini tidak merupakan
pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena
atom karbon kedua anomernya yatiu yang terdapat pada glukosa & fruktosa yang berkaitan satu
sama lainnya. Sedangkan amilum tersusun dari D-glukosa yang banyak.

Hasil uji benedict pada larutan sukrosa mungkin mengalami kekeliruan/ kesalahan praktikum.
Hal ini bisa saja terjadi disebabkan oleh berbagai faktor pada saat praktikum dilaksanakan,
misalnya dari larutan sampel atau reagen yang sudah terkontaminasi, kesalahan yang dilakukan
praktikan pada saat proses pengujian, maupun penggunaan alat-alat yang tidak steril.

3.2 Hasil dam Pembahasan Uji Iodine

Larutan Pereaksi Hasil


Amilum Iodine +

Biru kehitaman

- Pembabasan

Pada saat amilum dicampakkan dengan pereaksi Iodine larutam berubah warna dari putih
menjadi biru kehitaman, kemudian setelah dipanasakna larutan ini berubah warna menjadi
bening. Hal ini disebabkan karena

3.3 Hasil dan Pembahasan Uji Biure

Pada Uji biuret, setwlah larutan alaben ditetesi sedikit demi seikit larutan biuret dihasilkan
warna ungu.

Uji Biuret digunakan untuk tahu keberadaan ikatan peptida pada suatu bahan. Terbentuknya
warna ungu pada Larutan sampel karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari
molekul ikatan peptida yaitu gugus peptida( -CO-NH-). Makin banyak atau makin panjang ikatan
peptida dalam protein maka warna ungu akan makin kuat intensitasnya. Reaksi positif ditandai
dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari
molekul ikatan peptida.

3.4 Hasil dan Pembahasan test Uji Makanan

Tabel pengamatan uji bahan makanan pada tahu, tempe, pisang mentah, pisang
masak, roti dan mie instan.

Bahan Makanan Karbohidrat Protein

Iodine Biuret

Tahu - +

Putih Bitu tua

Tempe - +

Putih kekuningan Biru tua

Mie Instan + -
Ungu Kuning

Roti + -

Ungu Cream

Pisang RMasak + +

Ungu Kecoklatan

Pisang Ranum - +

Kuning Kecoklatan

- Pembahasan

Berdasarkan data tabel pengamatan dapat dilihat bahwa mie,roti, pisang masak dan pisang ranum
mengandung karbohidrat, sebab ketika pengamatan dengan menambahkan benedict, larutan berubah
menjadi ungu.

Selain itu untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam
makanan dapat di uji dengan lugol, Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka
makanan tersebut mengandung karbohidrat.Amilum merupakan karbohidrat dari golongan
polisakarida, sedangkan glukosa merupakan karbohidrat dari golongan monosakarida.
Monosakarida golongan gula sederhana yang memiliki satu gugus gula. Golongan ini memiliki
karakteristik mudah larut dalam air dan terasa manis. Monosakarida terdiri atas glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Sedangkan disakarida merupakan golongan gula majemuk, yang
memiliki dua gugus gula. Golongan ini memiliki karakteristik sama seperti pada monosakarida.
Disakarida terdiri atas dua monosakarida.

Tahu,tempe, mie, pisang masak dan pisang ranum adalah bahan makanan yang mengandung
protein. Tahu dan tempe mengandung protein sebab berbahan dasar kedelai yang mana kedelai
tinggi kandungan proteinnya, sedangkan mie mengandung protein kemungkinan sebab salah
satu bahan pembuatan mie adalah telur yang mengandung protein. Pisang masak maupun
ranum mengandung protein sebagaimana diungkapkan Winarno (1991), kandungan gizi buah
pisang adalah energi, protein, lemak, serta berbagai vitamin danmineral.

Hal ini dapat dibuktikan dengan penambahan Biuret, larutan berubah warna menjadi warna
yang mendekati ungu. Tes biuret merupakan salah satu tes uji protein, bekerja pada suasana
basa, dan akan memberikan perubahan warna pada larutan yang diuji menjadi berwarna violet
dengan CuSO4, karena terbentuk kimpleks Cu 2+dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai
peptida dalam suasana basa (Rahmat, 2001). Protein merupakan polipeptida berbobot molekul
tinggi yang terdapat secara alami. Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja
digolongkan sebagai protein sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan
asam amino yang dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino
(Page, 1998). Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat
yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino
berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein.(Sunarya,
2003). Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil
suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut
melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi. Ikatan peptida tersebut yang akan
bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret
ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan
antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang
ikatan peptida akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida akan
memunculkan warna merah muda (Yazid,2006).

BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan

- Hasil uji Reagen benedict Larutan glukos, fruktosa, laktosa dan sukrosa menunjukkan
terjadinya perubahan warna membentuk endapan merah bata dikarenakan

- Hasil uji Iodin larutan amilum setelah ditetesi peraksi iodine mengalami perubahan warna dari
putih susu -> biru tua setelah dipanaskan berubah warna menjadi bening

- Hasil uji Biuret larutas alaben ditetesi dengan pereaksi bouret menyebabkan terjadinya
perubahan warna menjadi ungu

Dari hasil uji makanan dapat disimpulkan bahwa :

- Setiap bahan makanan yang diuji mengandung protein, namun dengan kadar yang
berbeda. Semakin mendekati ungu semakin tinggi kadar proteinnya.

- Tahu dan tempe tidak mengandung karbohidrat, terlihat dari hasil uji benedict dan
lugol yang menunjukkan hasilnegatif

- Mie, pisang masak dan pisang ranum mengandung protein dan karbohidrat namun
kadar karbohidratnya lebihtinggi

4.2 Saran
Dalam mengamati perubahan warna dari reagen, iodine dan benedict pengamat harus lebih teliti dan
cermat sebab salah mengamati akan mempengaruhi hasil pengamatan dan menimbulkan kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

http://aynansunardi.blogspot.com/2018/03/laporan-praktikum-uji-benedict-biokimia_24.html?
m=1

https://www.academia.edu/37561415/Laporan_Praktikum_Uji_Komposisi_Protein_dan_Uji_Biu
ret

Musawwir. 2007.Fisiologi Hewan. Universitas Negeri Makassar. Makassar. Page,


D.S.1998. Prinsip-prinsip Biokimia. Erlangga. Jakarta. Poedjiadi, Anna. 2009.
Dasar-Dasar Biokimia.UI-Press. Jakarta.

Setiadi Rahmat. 2001. Biokimia. Universitas Terbuka Indonesia. Jakarta. Sunarya,


Yayan. 2003. Kimia Dasar II. Alkemi Grafisindo Press. Bandung. Winarno, F.G.
1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yazid, E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Penerbit


Andi. Yogyakarta.

http://aynansunardi.blogspot.com/2018/07/laporan-praktikum-uji-iodin.html?m=1

http://aynansunardi.blogspot.com/2018/03/laporan-praktikum-uji-benedict-biokimia_24.html?
m=1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai