KELOMPOK 5:
NAMA NIM
JURUSAN BIOLOGI
2018
Critical Journal Review
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Critical Journal Review ini dapat
di selesaikan dengan baik. Critical Journal Review ini disusun untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah “Struktur Hewan” .
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hendro
Pranoto.,M.Si, selaku dosen mata kuliah Struktur Hewan yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan, serta saran-saran kepada penulis selama proses pembelajaran
mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan juga mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk penyempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tugas ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
Critical Journal Review
Identitas Jurnal
Judul : Pathology of the digestive system of goats in Northern Iraq (Patologi
System Pencernaan Kambing di Iraq Utara)
Volume : 9
Halaman : 79-91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit yang disebabkan parasit terutama cacing pada hewan yang diternakkan
merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi peternak. Pola pemberian
pakan, faktor-faktor lingkungan (suhu, kelembapan, dan curah hujan), serta sanitasi
kandang yang kurang baik dapat mempengaruhi berkembangnya parasit khususnya
cacing saluran pencernaan pada hewan ternak (Dwinata, 2004). Kehadiran cacing
dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan kerusakan mukosa usus yang dapat
menurunkan efisiensi penyerapan makanan. Keadaan ini dapat menyebabkan ternak
menjadi lebih rentan terinfestasi berbagai penyakit (Hutauruk, 2009).
Kambing merupakan bagian penting dari kekayaan hewan di Irak. Total populasi
mereka adalah 3,8 juta pada tahun 1983 (FAO-WHO-OIE, 1983). Persentase yang bagus
(62,1%) ada di Utara (A1-Kass dan Abdul Razzak, 1982). Seperti dalam banyak negara
lain, kambing dipelihara di Irak untuk daging, susu, jangat dan rambut. Kambing
menempati posisi yang sangat luar biasa di antara hewan peliharaan (Horst, 1976;
Mtenga, 1979; Gall dan Huhn, 1981; Kurtze, 1982). Antara ciri-ciri khusus kambing
adalah kapasitas aklimatisasi, kerapuhan terhadap vegetasi yang tersedia, kemampuan
Critical Journal Review
untuk mengkonsumsi dan mencerna pakan (terutama bahan pakan ternak yang tinggi
serat kasar), kinerja reproduksi tinggi (kesuburan tinggi dan interval generasi pendek),
pemanfaatan beragam, dan rasio biaya-hasil yang menguntungkan. Penelitian terbatas
telah dikhususkan untuk penyakit kambing di sebagian besar negara berkembang
negara dengan pengecualian India. Pengetahuan kurang tentang insiden dan prevalensi
penyakit, pola penularan dan penyebaran, patogenesis, tindakan pencegahan dan
metode pengobatan serta implikasi ekonomi banyak penyakit dan epidemi (Gall dan
Huhn, 1981).
Tujuan dari investigasi ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang patologis
kondisi yang mempengaruhi saluran pencernaan kambing dengan penekanan khusus
pada aspek-aspek berikut: (i) prevalensi, (ii) sifat lesi kotor dan histopatologis, (iii) data
epidemiologis, dan (iv) identifikasi agen parasit.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Lesi pada abomasum termasuk abomasi supuratif dan limfositik dan lesi
parasit. Secara kasar, abomasitis supuratif muncul sebagai area pucat pada mukosa.
Secara mikroskopis, fokus infiltrasi neutrofilik terlihat di mukosa dan submukosa.
Nekrosis fokus pada mukosa juga terlihat. Abomasitis limfositik secara kasar ditandai
oleh daerah keputihan di mukosa. Secara mikroskopis, fokus infiltrasi limfositik terlihat
di mukosa dan submukosa. Lesi parasit muncul secara kasar sebagai nodul keputihan
berdiameter 0,5 cm yang terdistribusi di dinding abomasum dan terlihat dari
permukaan mukosa. Nodul ini dikelilingi oleh garis merah
Temuan epidemiologis
Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan dalam prevalensi lesi sistem
pencernaan antara berbagai kelompok umur kambing (P> 0,05). Demikian pula, tidak
ada perbedaan signifikan yang terdeteksi dalam prevalensi lesi antara berbagai breed
(breed lokal, pegunungan dan Shami) (P> 0,05). Perbedaan, bagaimanapun, ditemukan
dalam prevalensi lesi antara jenis kelamin, dengan laki-laki memiliki lesi yang secara
signifikan (P <0,01) lebih banyak daripada perempuan. Perbedaan yang sama
ditemukan pada kejadian lesi di berbagai musim tahun ini. Insidensi lebih besar (P
<0,01) di musim gugur daripada di musim lainnya.
Temuan parasit
Spesies parasit berikut diidentifikasi, Marshallagia marshalli, Haemonchus
contortus, Ostertagia circumcincta, Ostertagia occidentalis dari abomasum, Moniezia
benedeni dari usus kecil, dan Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica dari hati.
Kelebihan :
a. Memiliki isi yang sangat jelas dna lengkap yang membahas tentang
Patologi sistem pencernaan kambing di Irak Utara
b. Memiliki struktur yang lengkap dan terperinci
c. Dapat dijadikan sebagai bahan literasi
Kekurangan :
a. Penggunaan kosa kata yang sangat baku akan menyulitkan pembaca memahami
isi dari jurnal
b. Jurnal ini terlalu memuat banyak tulisan, sehingga kemungkinan pembaca akan
bosan dan tidak sampai membaca habis jurnal ini.
c. Literatur berupa gambar yang terdapat dalam jurnal tidak begitu jelas, sehingga
menyulitkan pembaca untuk memahaminya.
d. Penggunaan kosa kata yang sulit dipahami.
Critical Journal Review
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tingkat kejadian lesi pada sistem pencernaan kambing di Irak Utara relatif tinggi
(18,8%). Temuan ini mengharuskan tindakan pencegahan dan pengendalian harus
dipertimbangkan secara serius dalam rangka promosi produksi kambing. Lesi pada hati
adalah yang paling umum, demikian pula infeksi parasit pada berbagai bagian saluran
pencernaan. Di antara lesi patologis yang menarik yang dijelaskan dalam penelitian ini
adalah lymphangioma lumen dan terjadinya Balbiania gigantea di kerongkongan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan lesi patologis dari sistem kambing
lainnya.
3.2 Saran
Saran penulis, sebaiknya jurnal ini disajikan dengan bentuk yang lebih menarik
sehingga membuat pembaca tertarik dan tidak bosan untuk membaca dan
memahaminya. Hal ini dapat dilihat dari tulisan yang begitu banyak dan tersusun rapat
dalam satu halaman.Selain itu, penggunaan bahasa yang terlalu kaku dan formal juga
menyulitkan pembaca dalam memahami isi jurnal.
Critical Journal Review
DAFTAR PUSTAKA
Bowman, D. D., dan J. R. Georgi. 2009. Georgi’s Parasitology for Veterinarians. Elsevier
Health Sciences. United Kingdom.
Garcia, L. S.,dan David. 1996. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Hutauruk, J. D., Nuraeni, Purwanta, dan S. Setiawaty. 2009. Identifikasi cacing saluran
pencernaan (gastrointestinal) pada Sapi Bali melalui pemeriksaan tinja di
Kabupaten Gowa. Jurnal Agrisistem 5 (1):10--21
Prabowo, A. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Ternak Kambing (Materi Pelatihan
Agribisnis bagi KMPH). BPTP Sumatera Selatan. Report No 51.Hal 12.
Ridha, A.M. and A1-Sadi, H.I., 1992. Pathology of the digestive system of goats in
Northern Iraq. Small Ruminant Research. 9: 79-91.