Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS MINI RISET BIOLOGI UMUM

“AKURASI DATA KELAHIRAN TERNAK”


DOSEN PENGAMPU: DIRGA PURNAMA S.Pd, M.Pd

KELOMPOK : IV ( EMPAT )
- MUHAMMAD .R. FAHADI NORMAN
- NURUL ADHAWIYYAH PUTRI
- MARIO MAYSAN KOKOD
- FAHRI AULIA ALFARIZI HRP

ILMU KOMPUTER 19A – 2019

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………..
C. TUJUAN PENELITIAN……………….………………………………………………………………
II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. TABEL PENGAMATAN……………………………………………………………………………..
B. PEMBAHASAN TABEL PENGAMATAN………………………………………………………
C. HASIL RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………………………………………..
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

“Mini Riset” adalah salah satu dari 6 tugas wajib dari system perkuliahan
berbasis KKNI. Tugas ini mewajibkan para mahasiswa sebagai peserta didik untuk
turun ke lapangan dan melakukan sebuah penelitian “KECIL” seputar materi yang
telah disampaikan dan dibawakan oleh Tim Dosen.
Laporan ini kami rangkum dan kami buat dengan tujuan untuk menyampaikan hasil
penelitian yang telah kami lakukan. Penelitian “KECIL” yang kami lakukan memberikan hasil
pengamatan yang kami harap dapat memuaskan dan menghasilkan nilai yang baik kepada
Kelompok kami.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ciri – ciri yang ditunjukkan ternak yang sedang bunting?
2. Apakah pemilik ternak menggunakan metode “Inseminasi Buatan”?
3. Adakah dampak yang ditimbulkan dari Inseminasi Buatan?
4. Dari sudut pandang peneliti. Apa pengalaman yang dapat didapat dari Mini
Riset ini?
5. Adakah hal yang membuat inovasi reproduksi hewan menjadi menarik?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mendapatkan data akurat seputar hewan ternak
2. Mengetahui perbedaan antara ternak bunting dan ternak yang tidak bunting
3. Mengetahui hasil dari proses Inseminasi Buatan
4. Mengetahui ternak yang menggunakan system Inseminasi Buatan
5. Memberi pengalaman baru untuk para peneliti
II. PEMBAHASAN

A. TABEL PENGAMATAN

JENIS DIAGNOSA FOTO


N NAMA NAMA ASAL WARNA
ALAMAT TERNA BANGSA KEBUNTIN HEWAN
O PEMILIK TERNAK TERNAK K BULU GAN TERNAK

1 Gita India PU BG PUTIH (-)

2 Kucing India PU BG PUTIH (+)

SIMEN
3 Piari Denmark
TAL BG PUTIH (+)

Jalan SIMEN HITAM


4 MR.
Bunga
Panda Denmark
TAL BG PUTIH (+)
Surinde Raya
r Medan COKLAT
5 Singh Sunggal Belang India PU BG PUTIH (-)

6 Rani India BC BG COKLAT (+)

7 Mena India KM BG HITAM (+)

8 Kumbang India PU BG PUTIH (+)

Keterangan table :
- PU = Peranakan Unggul
- BC = Brahman Cross
- KM = Kerbau Muda
- BG = Berkuku Genap
- ( - ) = Negatif Kebuntingan
- ( + ) = Positif Kebuntingan
*Note : Ternak tempat kelompok kami melakukan penelitian tidak menggunakan nomor
telinga atau nomor badan. Pemilik ternak mengkonfirmasi bahwa mereka hanya
menggunakan nama untuk masing – masing hewan ternak. Gambar ternak kami letakkan
di halaman belakang karna tidak muat di letakkan di table
B. PEMBAHASAN TABEL
Penelitian yang kami lakukan di ternak milik Surinder Singh menunjukkan spesifikasi
berbeda di antara hewan – hewan ternaknya. Pada table yang telah disajikan, dapat kita
lihat ada Ternak berjenis “PU”. Maksud dari PU ini adalah Peranakan Unggul, yang mana
berdasarkan konfirmasi dari pemilik ternak adalah Sapi – Sapi Unggul.
Selain PU dapat kita lihat adanya BC. BC adalah singkatan dari Brahman Cross yang artinya
persilangan Brahman. BC adalah suatu program inseminasi buatan yang dikonfirmasi oleh
pemilik ternak. Jadi, hewan ternak yang bunting melalui proses ini adalah hewan yang
bunting melalui proses Inseminasi
Pada table tersebut, kami tidak menyajikan format Nomor badan ataupun Nomor telinga.
Hal ini terjadi karna pemilik ternak lebih memilih menggunakan NAMA khusus untuk
masing – masing ternaknya yang dikonfirmasi nya dapat diingat nya dengan baik secara
keseluruhan.

C. HASIL RUMUSAN MASALAH

1. Hewan yang sedang bunting. Secara fisik kami simpulkan, hewan yang bunting
perutnya lebih besar dan bulat. Sedangkan secara Praktik. Hewan yang bunting
biasanya lebih banyak duduk diam.
2. Dari sekian banyak sampel ternak yang kami teliti. Dan berdasarkan data dan
informasi yang kami dapat dari pemilik ternak. Sebagian besar hewan ternak di
peternakan tersebut menggunakan reproduksi dengan metode Inseminasi
Buatan.
3. Proses Inseminasi Buatan menunjukkan dampak secara positif dan negative.
Berdasarkan dampak positifnya kami yang kami simpulkan adalah proses pem
“buntingan” tidak lagi menunggu pencocokan atau perjodohan antara kedua
hewan ternak. Dampak negatifnya adalah dalam beberapa kasus hewan ternak
khususnya betina merasakan “birahi” yang tinggi namun tidak ada media
penyaluran yaitu sapi jantan. Sehingga sapi betina dapat menjadi lebih
“EMOSIONAL” dan tidak terkendali
4. Pengalaman yang kami dapat sangatlah menarik. Penelitian ini tidak hanya
kami anggap sebagai sebuah kegiatan “pendidikan” namun juga sebagai
“rekreasi” yang berfungsi sebagai media hiburan untuk melepaskan jenuh dari
perkuliahan yang padat. Selain itu kami juga dapat tahu perbedaan sapid an
lembu terutama dalam kondisi BUNTING.
5. Hal membuat inovasi reproduksi menarik, khususnya dalam dunia peternakan
adalah produksi daging sebagai salah satu sumber pangan terbesar bagi
masyarakat dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan cepat
dibandingkan dengan metode reproduksi manual.
III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, terdapat beberapa hal yang kami
simpulkan dari pengujian ini yaitu :
1. Pendataan akan lebih akurat bila peneliti langsung turun ke lapangan untuk
menyaksikan bahan sampel yang diamatinya.
2. Hewan ternak yang sedang bunting dan yang tidak bunting dapat dibedakan
melalui perubahan perilakunya dan perubahan fisik yang dialaminya khususnya
pada bagian perut.
3. Hasil dari proses Inseminasi buatan adalah bayi – bayi ternak yang dapat lahir
lebih cepat dan berkualitas serta unggul ( menurut pemilik ternak )
4. Melakukan penelitian langsuing seperti turun ke lapangan adalah suatu hal yang
penting yang tidak bias di remehkan oleh peneliti. Karna, beberapa data tidak bias
didapat dengan akurat baik dari orang – orang ataupun sumber internet. Kami
mengetahui hewan ternak yang dijadikan sampel Inseminasi berdasarkan
informasi dari pemilik ternak secara langsung.
5. Mengenai pengalaman. Para peneliti telah mendapatkan pengalaman baru yaitu
melakukan penelitian baru secara mandiri tanpa ada pembimbing. Bagi para
mahasiswa baru khususnya semester 1. Hal ini sangat menarik karena, sebelumnya
penelitian mereka biasanya dipandu oleh pembimbing.

B. SARAN

Penelitian mini riset ini adalah sebuah tugas yang menarik dan asyik. Karena kami
senang melakukan sesuatu yang bersifat Outdoor yang khususnya dalam bidang
pendidikan. Saran kami adalah penelitian yang dilakukan harusnya diberi waktu
lebih. Karena dengan tenggang waktu yang sedikit perencanaan menjadi tidak
efektif dan penelitian menjadi tidak optimal.
FOTO TERNAK

LEMBU ( KUCING )

SAPI ( GITA )

SUASANA TERNAK

SAPI ( BELANG )

SAPI ( PANDA )
LEMBU ( PIARI )

LEMBU ( RANI )

KERBAU ( MENA )

LEMBU ( KUMBANG ) ( PUTIH )

Anda mungkin juga menyukai