Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

METABOLISME KARBOHIDRAT

OLEH :

MEGAWATY SIMANULLANG

Pendidikan Biologi D 2018

Dosen Pengampu : Nila Zusmita Wasni M.Pd

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan Critical Book Report
dalam mata kuliah Biokimia. Critical book report ini kami tulis guna memenuhi penyelesaian
tugas pada mata kuliah . Semoga critical book report ini dapat menambah wawasan dan
pengatahuan bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan critical book report kedepannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada didalam
critical book report yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi
para pembaca.
.

Medan, Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................…....


Daftar Isi ....................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................


A. LatarBelakang ................................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................................
C. Rumusan masalah...........................................................................................

BAB II : ISI BUKU ...................................................................................................


A. Identitas Buku.................................................................................................
B. Ringkasan Buku I...........................................................................................
C. Ringkasan Buku II........................................................................................ .

BAB III : PEMBAHASAN ........................................................................................


A. Kelemahan dan kelebihan Buku I dan Buku II ..................................................

BAB IV : PENUTUP .................................................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biokimia merupakan ilmu yang berkembang pada abad 20, tepatnya sejak tahun 1940-an.
Biokimia berekmbang pesat berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah memungkinkan para ahli untuk lebih mendalami dan menjelaskan berbagai fenomena
biologi yang berhubungan dengan senyawa senyawa kimia dan biomolekul yang
menunjukkan ciri kehidupan.

Organisme hidup terdiri dari molekul molekul yan tidak bernyawa, namun mempunyai
sifat sifat khusus yang membedakannya dari benda benda mati. Sifat sifat khusus orgamisme
hidup tersebut antara lain memilki sifat kompleks dan terorganisasi dengan baik, tiap
komponen organisme memiliki fungsi tertentu, memiliki kemampuan untuk mengestrak,
mengubah dan menggunakan energi lingkungannya dalam bentuk makanan dan energi
pancaran sinar matahari dan sifat yang paling istimewa adalah kemampuannya dalam
melakukan replikasi diri secara cepat.

B. Tujuan
Critical book report ini bertujuan:

1. Mengulas isi dari beberapa buku.


2. Mengetahui dan mencari informasi yang ada dalam sebuah buku.
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi oleh setiap bab dari buku.

C. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang diulas dari setiap buku?
2. Bagaimana isi kelemahan dan kelebihan dari kedua buku ?

4
BAB II
ISI BUKU
A. IDENTITAS BUKU
 Buku 1 :
Judul :Biokimia Untuk Biologi
Penerbit :Unimed Press
ISBN : 978-979-16240-3-4
Penulis : Tim Dosen Mata Kuliah Biokimia
Jlh. Halaman :389 Halaman
Tahun Terbit :2019

 Buku 2 :
Judul : Prinsip-prinsip Biokimia
Penerbit : Erlangga
ISBN :
PenuliS : Page David s
Jumlah Halaman :
Tahun Terbit :

B. RINGKASAN BUKU
 BUKU 1

Karbohidrat

Ada tiga kelas besar karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Kita dapat
menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida tersebut untuk
menghasilkan monosakarida, dan hidrolisasi lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apapun
yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida adalah polimer yang terdiri dari dua hingga
enam satuan monosakarida.

 Monosakarida

5
Suatu monosakarida adalah bik suatu polihidroksi aldehia maupun suatu polihidroksi
keton dengan rumus empiris total (CH2O)n. Dengan rumus ini dapat dengan mudah
terlihat bagaimana telah timbul penunjukan “karbohidrat”. Monosakaroida terbagi
menjadi dua kelompok: aldosa dan ketosa, tergantung pada sifat gugus fungsional
aldehida atau keton. Dua monosakarida yang paling sederhana yaitu gliseraldehida dan
dihidroksiaseton.

Monosakarida : Stereokimia
Sekitar tahun 1884 ketika Fischer untuk pertama kali mengumumkan penyelidikannya
dalam kimia gula, telah diisolasi empat heksosa satu pentosa dan tiga disakarida, yang
dimurnikan dan ditentukan tabiatnya. Berdasarkan bukti-bukti kimia Fischer
menunjukkan bahwa glukosa dan aldoheksosa yang lain mengandung empat atom karbon
asimetrik yang ia tandati sebagai berikut :
CHO-CHOH-CHOH-CHOH-CHOH-CH2OH
1 2 3 4 5 6

Dua bentuk bayangan cermin atau enansiomer bersesuaian dengan tiap pusat asimetrik.
Jadi untuk aldoheksosa didapat 24 kemungkinan streoisomer, untuk aldrotiosa D-
gliseraldhia. Struktur gula dengan konfigurasi –D telah ditentukan dengan analisis secara
rajin dan teliti dari –D gliseraldehida dengan menggunakan reaksi-reaksi yang
stereokimia. Gula –D penting dalam seluruh alam pada sistem-istem hidup; bayangan-
cerminnya yaitu bentuk imbangan –L jrang ditemukan dalam alam. Beberapa pasangan
gula –L terdapat didalam struktur dinding sel bakteri tertentu. Sejumlah pasangan gula
berbeda hanya dalam konfigurasi pada suatu atom karbon asimetrik. Senyawa-senyawa
yang berhubungan dengan ini disebut epimer.

6
Monosakarida: Struktur Cincin
Aldehida dan keton bereaksi dengan alkohol membentuk masing-masing hemiasetal dan
hemiketal. Karena monosakarida mempunyai baik gugus aldehida atau keton ditambah
gugus-gugus alkohol, maka pembentukan hemiasetal atau hemiketal dapat terjadi di
dalam untuk menghasilkan suatu struktur cinin atau lingkaran.

7
Monosakarida: Reaksi
Aldosa merupakan gula pereduksi, yang berrti bahwa fungsi aldehida bebas dari bentuk
rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi gugus asam karboksilat. Katosa tidak
mudah teroksidas pda persyaratan lunak yang kalu aldosa teroksidasi. Perbedaan ini
merupakan dasar bagi bermacam-macam uji pengenalan, terutama untuk glukosa yang
sebagai suatu aldoheksosa merupakan gula pereduksi. Dua uji ini adalah :

Monosakarida: jenis-jenis lain


Selain D-aldosa dan D-ketosa yang biologik penting, ada banyak jenis monosakarida
yang lain yang dapat dipandang sebagai turunan gula-gula yang telah disebut di muka.
Gula amino merupakan kelas monosakarida yang gugus –NH2 menggantikan gugus
hiroksi ldalam suatu monosakarida sederhana. Gula amino pada umumnya ditemukan di
alam sebagai turunan N-asetil-D-glukosamin.
Gula deoksi dihailkan dari pergantian gugus –OH dalam gula oleh –H dengan misalnya
reduksi selektif. Barangkali gula deoksi yang paling penting adalah 2-deoksi-ribosa yang
merupakan unsur karbohidrat dari DNA.

 Oigosakarida
Oligosakarida yang paling umum adalah disakarida, yang tersusun dari dua satuan
monosakarida yang digabungkan oleh ikatan glikosida yang dapat dihidrolisasikan.
Ikatan glikosida yang terbentuk antara dua satuan monosakarida secara kimia identik

8
dengan suatu asetal (dalam hal aldosa) atau suatu ketal (dalam hal ketosa). Asetal
terbentuk dari reaksi hemiasetal dan alkohol :

 Polisakarida
Bagian terbesar molekul karbohidrat dalam alam terdiri dari bentuk polisakarida berbobot
molekul tinggi, yang digunakan baik untuk kepelun struktural maupun untuk penimbunan
enegi kimia. Karea hubungan kovalen dasar antara satua-satuan mono-m dalam suatu
polisakarida adalah ikatan glikosida, maka polisakarida juga disebut glikan. Pada
umumnya sebua contoh polisakarida tertentu yang murni mengandung molekul-molekul
dngan tingkat polimerisasi yang beranekaragam yaitu dalam hal bobot molekulnya.
Homopolisakarida menghasilkan sebuah larutan dari hanya satu jenis monosakarida
setelah mengalami hidrolisa sempurna. Heteropolisakarida menghasilkan larutan yang
mengandung dua atau lebih jenis monosakarida. Heteropolisakarida yang mengandung
gula-gula amino disebut sebagai mukopolisakaria.

 Glikoprotein
Glikoprotein merupakan salah satu klas demikian yang mempunyai bagian karbohidrat
terikat secara kovalen pada rantai polipptida. Glikoprotein memang memungkinkan
tercakupnya satuan-satuan karbohidrat ke dalam suatu molekul makro yang informatif.
Karena banyak glikoprotein pada hewan tingkat tinggi terdapat pada permukaan sel,
maka peran informatif glikoprotein merupakan dasar untuk akibat-akibat seperti

9
pengakuan sel terhadap sel: penolakan jaringan pada pemindahan organ: dan penentuan
jenis darah untuk pembandingan donor darah dan penerimanya.

 BUKU 2

Karbohidrat memiliki beberapa peran penting dalam proses metabolism organism hidup.
Karbohidrat berperan sebagai sumber energi dan sebagai elemen struktural dalam sel hidup.
Setiap pembahasan tentang metabolisme karbohidrat selalu berfokus pada sintesis dan
penggunaan glukosa, bahan bakar utama bagi sebagian besar organisme. Pada vertebrata,
glukosa diangkut ke seluruh tubuh di dalam darah. Jika cadangan energi seluler rendah, glukosa
terdegradasi oleh jalur glikolisis. Molekul glukosa tidak diperlukan untuk produksi energi segera
disimpan sebagai glikogen di hati dan otot. Kebutuhan energi dari banyak jaringan (misalnya,
otak, sel darah merah, dan olahraga otot skeletal) bergantung pada aliran glukosa yang tidak
terganggu. Tergantung pada persyaratan metabolisme sel, glukosa juga dapat digunakan untuk
mensintesis, misalnya, monosakarida lain, asam lemak, dan asam amino tertentu.

2.1.1 GLIKOLISIS
Dalam glikolisis setiap molekul glukosa dibagi dan diubah menjadi dua unit piruvat.
Selama proses ini beberapa atom karbon teroksidasi. Sejumlah kecil energi yang ditangkap
selama reaksi glikolisis disimpan sementara dalam dua molekul masing-masing ATP dan NADH
(bentuk tereduksi dari koenzim NAD+).

Gambar 4.1 Jalur Utama dalam Metabolisme Karbohidrat

10
Glikolisis terdiri dari 10 reaksi yang terjadi dalam dua tahap yaitu: 1. Glukosa
difosforilasi dua kali dan dibelah untuk membentuk dua molekul gliseraldehida-3-fosfat (G-3-P).
Kedua molekul ATP yang dikonsumsi selama tahap ini seperti investasi, karena tahap ini
menciptakan substrat aktual untuk oksidasi dalam bentuk yang terperangkap di dalam sel. 2.
Glyceraldehyde-3-fosfat diubah menjadi piruvat. Empat ATP dan dua molekul NADH
diproduksi. Karena dua ATP dikonsumsi pada tahap 1, produksi bersih ATP per molekul glukosa
adalah 2.

Jalur Glikolisis

11
Gambar 4.2 Jalur Glikolisis
Piruvat
Dalam hal energi, hasil glikolisis adalah produksi dua ATP dan dua NADH per molekul
glukosa. Piruvat, produk glikolisis lainnya, masih merupakan molekul kaya energi, yang dapat
menghasilkan sejumlah besar ATP. Apakah atau tidak energi lebih lanjut dapat diproduksi,
bagaimanapun, tergantung pada jenis sel dan ketersediaan oksigen. Dalam kondisi aerobik,
sebagian besar sel dalam tubuh mengubah piruvat menjadi asetil-CoA, substrat entry-level untuk
siklus asam sitrat, jalur amfibi yang sepenuhnya mengoksidasi dua karbon asetil untuk
membentuk CO2 dan dan mengurangi molekul NADH dan FADH2. Dalam kondisi anaerobik,
oksidasi piruvat lebih lanjut terhambat. Sejumlah sel dan organisme mengkompensasi dengan
mengubah molekul ini menjadi senyawa organik yang lebih tereduksi dan meregenerasi NAD+
diperlukan untuk glikolisis untuk melanjutkan. Proses NAD+ ini regenerasi disebut sebagai
fermentasi. Sel otot, sel darah merah, dan spesies bakteri tertentu (misalnya, Lactobacillus)
menghasilkan NAD+ dengan mengubah piruvat menjadi laktat.

Gambar 4.3 Perjalanan Piruvat

12
Peraturan Glikolisis
Tingkat di mana jalur glikolitik beroperasi dalam sel secara langsung dikendalikan
terutama oleh sifat kinetik dari isoenzim heksokinase dan pengaturan alosterik dari enzim yang
mengkatalisis tiga reaksi ireversibel: hexokinase, PFK-1, dan kinase piruvat.
HEXOKINASES Hati memiliki empat heksokinase. Tiga dari enzim ini (hexokinases I, II, dan
III) ditemukan dalam berbagai konsentrasi di jaringan tubuh lainnya, di mana mereka mengikat
secara reversibel ke saluran anion (disebut porin) di membran luar mitokondria.
PERATURAN ALLOSTERIK GLIKOLISIS Reaksi yang dikatalisis oleh hexokinase I, II, dan
III, PFK-1, dan piruvat kinase dapat dinyalakan dan dimatikan oleh efektor alosterik. Secara
umum, efektor alosterik adalah molekul yang konsentrasi selnya merupakan indikator sensitif
dari keadaan metabolisme sel. Beberapa efektor alosterik adalah molekul produk. Sebagai
contoh, heksokinase I, II, dan III dihambat oleh kelebihan glukosa-6-fosfat.
REGULASI HORMONAL Glikolisis juga diatur oleh hormon peptida glukagon dan insulin.
Glukagon, dilepaskan oleh pankreas.
AMPK: METABOLIC MASTER SWITCH AMP-activated protein kinase (AMPK) adalah
enzim yang memainkan peran sentral dalam metabolisme energi. Pertama kali ditemukan sebagai
pengatur metabolisme lipid, AMPK sekarang diketahui mempengaruhi metabolisme glukosa
juga.

2.1.2 GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis, pembentukan molekul glukosa baru dari prekursor non karbohidrat,
terjadi terutama di hati. Molekul prekursor termasuk laktat, piruvat, gliserol, dan asam-asam
tertentu (molekul yang berasal dari asam amino). Reaksi Glukoneogenesis Urutan reaksi dalam
glukoneogenesis sebagian besar kebalikan dari glikolisis. Ingat, bagaimanapun, bahwa tiga
reaksi glikolitik (reaksi yang dikatalisasi oleh hexokinase, PFK-1, dan piruvat kinase) tidak dapat
diubah. Pada glukoneogenesis, reaksi alternatif yang dikatalisasi oleh enzim yang berbeda
digunakan untuk melewati jalur ini.

13
Gambar 4.4 Metabolisme Karbohidrat: Glukoneogenesis dan Glikolisis

1. Sintesis PEP

14
2. Konversi fruktosa-1,6-bifosfat menjadi fruktosa-6-fosfat

3. Pembentukan glukosa dari glukosa-6-fosfat. Glucose-6-phosphatase, hanya ditemukan di


hati dan ginjal, mengkatalisis hidrolisis ireversibel glukosa- 6fosfat untuk membentuk
glukosa dan Pi. Glukosa kemudian dilepaskan ke dalam darah.
Setiap set reaksi berpasangan tersebut disebut sebagai sebuah siklus substrat. Karena
mereka diatur secara terkoordinasi (activator enzim yang mengkatalisis reaksi ke depan
berfungsi sebagai inhibitor enzim mengkatalisis reaksi kebalikan), sangat sedikit energi yang
terbuang, bahkan meskipun kedua enzim dapat beroperasi pada tingkat tertentu pada saat yang
bersamaan.Kecepatan katalitik dari enzim akan tetap tinggi jika konsentrasi substrat
dimaksimalkan. Glukoneogenesis adalah proses yang memakan energi. Daripada menghasilkan
ATP (seperti dalam glikolisis), glukoneogenesis membutuhkan hidrolisis enam energi tinggi
obligasi fosfat.

Substrat Glukoneogenesis
Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa metabolit adalah prekursor gluconeogenic.
Laktat dilepaskan oleh sel darah merah dan sel lain yang tidakmemiliki mitokondria atau
memiliki konsentrasi oksigen rendah. Dalam siklus Cori, laktat dilepaskan oleh otot skelet
selama latihan. Setelah laktat ditransfer ke hati, Iadiubah kembali ke piruvat oleh dehidrogenase
laktat dan kemudian glukosa oleh glukoneogenesis. Gliserol, produk metabolisme lemak di
jaringan adiposa, diangkut ke hati dalam darah dan kemudian dikonversi menjadi gliserol-3-
fosfat oleh gliserol kinase. Dari semua asam amino yang dapat dikonversi menjadi intermediet
glikolitik (molekul disebut sebagai glucogenic), alanin mungkin yang paling penting. Saat
berolahraga otot menghasilkan sejumlah besar piruvat, beberapa dari molekul-molekul ini diubah
menjadi alanin oleh reaksi transaminasi yang melibatkan glutamat: Setelah diangkut ke hati,
alanin diubah kembali menjadi piruvat dan kemudian ke glukosa. Asam -keto antara otot dan

15
hati, yangsiklus glukosa-alanin adalah mekanisme untuk mengangkut nitrogen amino ke
hati.Setelah alanine mencapai hati, itu diubah kembali menjadi piruvat. Nitrogen amino tersebut
kemudian diinkubasi menjadi urea atau dialihkan ke asam-asam lainnya untuk mengembalikan
keseimbangan asam amino di hati.

Regulasi Glukoneogenesis
Seperti jalur metabolisme lainnya, tingkat glukoneogenesis sangat dipengaruhi oleh ke
tersediaan substrat, efektor alosterik, dan hormon. Tidak mengherankan, glukoneogenesis
dirangsang oleh konsentrasi tinggi laktat, gliserol, dan asam amino. Keempat kunci enzim dalam
glukoneogenesis (piruvat karboksilase, PEP carboxykinase, fruktosa-1,6-bifosfatase, dan
glukosa-6-fosfatase) terpengaruh untuk berbagai derajat oleh modulator alosterik. Seperti jalur
biokimia lainnya, hormon mempengaruhi glukoneogenesis mengubah konsentrasi efektor
alosterik dan menentukan tingkat kunci enzim. Hormon yang mengatur glikolisis dan
glukoneogenesis mengubah fosforilasi keadaan protein target tertentu dalam sel hati, yang pada
gilirannya memodifikasi ekspresi gen. Kunci utama yang harus diingat adalah insulin dan
glucagon menentang efek pada metabolisme karbohidrat.

2.1.3 JALUR PENTOSE FOSFAT


Jalur pentosa fosfat merupakan jalur metabolisme alternatif untuk glukosa oksidasi di
mana tidak ada ATP yang dihasilkan. Produk utamanya adalah NADPH, adalah zat pereduksi
yang diperlukan dalam beberapa proses anabolik, dan ribose-5-fosfat, komponen struktural
nukleotida dan asam nukleat. Jalur pentose fosfat terjadi di sitoplasma dalam dua fase: oksidatif
dan nonoksidatif. Difase oksidatif dari jalur, konversi glukosa-6-fosfat menjadi ribulosa-5-fosfat
disertai dengan produksi dua molekul NADPH. Fase nonoksidatif melibatkan isomerisasi dan
kondensasi sejumlah molekul gula yang berbeda. Tiga intermediet dalam proses ini itu berguna
dalam jalur lain adalah ribose-5-fosfat, fruktosa-6fosfat, dan gly ceraldehyde-3-phosphate.
NADPH adalah juga antioksidan kuat. (Antioksidan adalah zat yang mencegah oksidasi dari
molekul lain). Akibatnya, fase oksidatif dari jalur pentosa fosfat juga cukup aktif dalam sel yang
beresiko tinggi terhadap kerusakan oksidatif, seperti sel darah merah. Transketolase adalah TPP
yang diminta enzim yang memindahkan dua unit karbon dari ketose ke aldose. (TPP, tiamin
pirofosfat, adalah bentuk koenzim tiamin, juga dikenal sebagai vitamin B1.) Transketolase

16
mengkatalisis dua reaksi. Pada reaksi pertama, transfer enzim unit dua karbon dari xylulose-5-
fosfat menjadi ribose-5-fosfat, menghasilkan gliseraldehida-3-fosfat dan sedoheptulosa7-fosfat.
Yang kedua reaksi katalis transketolase, unit dua-karbon dari xylulose-5fosfat lainnya molekul
ditransfer ke erythrose-4-fosfat untuk membentuk molekul kedua dari gliseraldehida-3-fosfat dan
fruktosa-6-fosfat. Transaldolase mentransfer unit tiga-karbon dari ketose ke aldose. Ketika gula
pentosa tidak diperlukan untuk reaksi biosintesis, metabolit di bagian nonoksidatif dari jalur
diubah menjadi glikolitik intermediet yang selanjutnya dapat terdegradasi untuk menghasilkan
energi atau dikonversi menjadi molekul prekursor untuk proses biosintesis. Untuk ini alasan jalur
pentosa fosfat juga disebut sebagai heksosa monophosphate shunt. Pada tumbuhan, jalur pentosa
fosfat terlibat dalam sintesis glukosa selama reaksi gelap fotosintesis. Fase oksidatif sangat aktif
dalam sel-sel seperti sel darah merah atau hepatosit di mana permintaan untuk NADPH tinggi.
Sebaliknya, fase oksidatif hampir tidak ada dalam sel (misalnya, sel otot) yang mensintesis
sedikit atau tanpa lipid.

2.1.4 METABOLISME GULA PENTING LAINNYA


Yang paling yang terkenal adalah fruktosa, galaktosa, dan mannose. Selain glukosa, ini
molekul adalah gula yang paling umum ditemukan di oligosakarida dan polisakarida. Reaksi
yang melaluinya gula diubah menjadi intermediet glikolitik diilustrasikan pada Gambar 8.16.

Metabolisme Fruktosa
Sumber makanan fruktosa termasuk buah, madu, sukrosa, dan jagung fruktosa tinggi
sirup, pemanis murah yang digunakan dalam berbagai macam makanan olahan dan minuman. Di
hati, fruktosa diubah menjadi fruktosa-1-fosfat oleh fruktokinase: Ketika fruktosa-1-fosfat
memasuki jalur glikolitik, pertamatama terpecah menjadi dihydroxyacetone phosphate (DHAP)
dan gliseraldehida oleh fruktosa-1-fosfat aldolase. DHAP kemudian diubah menjadi
gliseraldehida3-fosfat oleh fosfat triose isomerase. Glyceraldehyde-3-fosfat dihasilkan dari
gliseraldehida dan ATP dengan glukeraldehid kinase. Konversi fruktosa-1-fosfat menjadi
intermediet glikolitik bypass dua langkah pengaturan (reaksi dikatalisis oleh hexokinase dan
PFK-1); demikian dibandingkan dengan glukosa, pintu masuk fruktosa ke jalur glikolitik pada
dasarnya tidak diatur. Dalam otot dan jaringan adiposa, fruktosa diubah menjadi intermediet

17
glikolitik fruktosa-6-fosfat oleh heksokinase. Karena heksokinase memiliki yang rendah afinitas
untuk fruktosa, reaksi ini tidak terlalu penting kecuali konsumsi fruktosa luar biasa tinggi.

2.1.5METABOLISME GLIKOGEN
Glikogen adalah bentuk penyimpanan glukosa. Sintesis dan degradasi glikogen diatur
secara hati-hati sehingga glukosa yang cukup tersedia untuk tubuh kebutuhan energi. Kedua
glikogenesis dan glikogenolisis dikendalikan terutama oleh tiga hormon: insulin, glukagon, dan
epinefrin.
Glikogenesis
Sintesis glikogen terjadi setelah makan, ketika kadar glukosa darah tinggi. Sintesis
glikogen dari glukosa-6-fosfat melibatkan serangkaian reaksi berikut. 1. Sintesis glukosa-1-
fosfat. Glukosa-6-fosfat secara reversibel dikonversi untuk glukosa-1-fosfat oleh
fosfoglukomutase, enzim itu mengandung gugus fosforil yang melekat pada serin residu reaktif:
Grup fosforil enzim ditransfer ke glukosa-6-fosfat, membentuk glukosa-1,6-bifosfat. Sebagai
bentuk glukosa-1-fosfat, fosforil kelompok yang melekat pada C-6 ditransfer ke residu serine
enzim. 2. Sintesis UDP-glukosa. Pembentukan ikatan glikosidik bersifat endergonik proses.
Untuk alasan ini, nukleotida gula sintesis adalah reaksi umum sebelum transfer gula dan
polimerisasi proses. Uridine difosfat glukosa (UDP-glukosa) lebih reaktif daripada glukosa dan
dipegang lebih aman di tempat aktif enzim katalis reaksi transfer (disebut sebagai kelompok
sebagai transferase glikosil). Karena UDP-glukosa mengandung dua ikatan fosforil, itu sangat
reaktif molekul. 3. Sintesis glikogen dari UDP-glukosa. Pembentukan glikogen dari
UDPglukosa membutuhkan dua enzim: (a) sintase glikogen, yang mengkatalisis transfer
kelompok glukosil dari UDP-glukosa ke ujung non-pereduksi glikogen dan (b) amylo α (1,4 →
1,6) -glucosyl transferase (Percabangan enzim), yang menciptakan α (1,6) hubungan untuk
cabang di molekul.
Sintesis glikogen membutuhkan tetrasakarida yang sudah ada sebelumnya Empat α (1,4)
-linked glukosil residu. Yang pertama dari residu ini terhubung untuk residu tirosin tertentu
dalam protein "primer" yang disebut glikogenin. Itu rantai glikogen kemudian diperpanjang oleh
sintase glikogen dan bercabang enzim. Butiran glikogen besar, masing-masing terdiri dari sangat
tinggi molekul glikogen bercabang, dapat diamati di sitoplasma hati dan sel-sel otot hewan yang

18
diberi makan dengan baik. Enzim bertanggung jawab untuk sintesis glikogen dan degradasi
melapisi setiap permukaan granula.

Glikogenolisis
Degradasi glikogen membutuhkan dua reaksi berikut. 1. Penghapusan glukosa dari ujung
glikogen yang tidak tereduksi. Glikogen fosforilase menggunakan fosfat anorganik (Pi) untuk
membelah hubungan (1,4) pada cabang luar glikogen untuk menghasilkan glukosa-1-fosfat. 2.
Hidrolisis dari ikatan glikosidik (1,6) pada titik-titik cabang glikogen. Amylo –α(1,6) -
glucosidase, juga disebut enzim debranching, dimulai penghapusan α (1,6) poin cabang dengan
mentransfer tiga dari empat residu glukosa yang melekat pada titik cabang ke nonreducing
terdekat akhir. Kemudian menghilangkan residu glukosa tunggal yang menempel di setiap
cabang titik. Produk dari reaksi yang terakhir ini adalah glukosa bebas. Glukosa-1-fosfat, produk
utama glikogenolisis, dialihkan ke glikolisis dalam sel otot untuk menghasilkan energi untuk
kontraksi otot. Dalam hepatosit, glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa, oleh
fosfoglukomutase dan glukosa-6fosfatase, yang kemudian dilepaskan ke dalam darah.

Regulasi Metabolisme Glikogen


Metabolisme glikogen diatur secara hati-hati untuk menghindari pemborosan energi.
Kedua sintesis dan degradasi dikendalikan melalui mekanisme kompleks yang melibatkan
insulin, glukagon, dan epinefrin, serta regulator alosterik. Glukagon akan dilepaskan dari
pankreas ketika kadar glukosa darah menurun pada jam setelah makan. Ini mengikat reseptor
pada hepatosit dan memulai proses transduksi sinyal itu mengangkat tingkat cAMP intraseluler.
cAMP menguatkan sinyal glukagon asli dan memulai kaskade fosforilasi yang mengarah ke
aktivasi glikogen fosforilase bersama dengan sejumlah protein lainnya. Dalam beberapa detik,
glikogenolisismenyebabkan pelepasan glukosa ke dalam aliran darah. Ketika ditempati, reseptor
insulin menjadi tirosin kinase aktif enzim yang menyebabkan kaskade fosforilasi yang pada
akhirnya memiliki kebalikannya efek sistem glukagon / cAMP: enzim glikogenolisis dihambat
dan enzim glikogenesis diaktifkan. Insulin juga meningkatkan angka penyerapan glukosa ke
dalam beberapa jenis sel target, tetapi tidak hati atau sel otak.Epinefrin mempromosikan
glikogenolisis dan menghambat glikogenesis. Di situasi darurat, ketika epinefrin dilepaskan
dalam jumlah yang relatif besar, produksi glukosa besar-besaran menyediakan energi yang

19
dibutuhkan untuk mengelola situasi. Efek ini disebut sebagai respons penerbangan-atau-lawan.
Inisiat epinefrin proses dengan mengaktifkan adenilat siklase di sel hati dan otot. Ion kalsium
dan inositol trisphosphate juga diyakini terlibat dalam aksi epinefrin. Glikogen sintase (GS) dan
glikogen fosforilase memiliki keduanya aktif dan tidak aktif konformasi yang dipertukarkan
melalui modifikasi kovalen. Bentuk aktif glikogen sintase, yang dikenal sebagai bentuk I
(independen), diubah menjadi tidak aktif atau D (tergantung) terbentuk oleh fosforilasi. Aktivitas
GS dapat dimodulasi dengan halus dalam menanggapi berbagai intensitas sinyal karena tidak
aktif oleh reaksi fosforilasi dikatalisis oleh sejumlah besar kinase. Secara fisiologis, kinase yang
paling penting adalah glikogen sintase kinase 3 (GSK3) dan kasein kinase Perlu dicatat bahwa
PP1 terhubung untuk kedua glikogen sintase dan glikogen fosforilase oleh protein jangkar (p. xx)
disebut PTG (protein penargetan ke glikogen). Efek glukagon, insulin, dan epinephrine pada
metabolisme glikogen dirangkum pada Gambar 8.21. Beberapa regulator alosterik juga
mengatur metabolisme glikogen. Dalam sel otot, kedua ion kalsium dilepaskan selama kontraksi
otot dan AMP mengikat ke situs glikogen fosforilasa b dan meningkatkan konversi ke fosforilase
a. Itu proses sebaliknya, konversi glikogen fosforilase menjadi fosforilasa b, dipromosikan oleh
tingkat tinggi ATP dan glukosa-6-fosfat. Glikogen sintase aktivitas dirangsang oleh glukosa-6-
fosfat. Dalam hepatosit, glukosa adalah suatu regulator alosterik yang mempromosikan
penghambatan glikogen fosforilasa.

20
BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN BUKU


BUKU I
Kelebihan :
 Buku sudah bagus dalam hal penyajian materinya
 Materi buku cukup luas
 Penjelasan buku sampai 465 halaman

Kelemahan :
 Cover kurang menarik, dikarenakan warna buku sudah pudar
 Isi buku susah dimengerti karena penulis telah mendalam menyajikan materi
 Terdapat bahasa buku yang kurang cocok

BUKU II

Kelebihan Buku II
A. Keterkaitan antar Bab
Tiap-tiap sub bab pada buku yang dikritisi memiliki keterkaitan satu sama lain
mengenai metabolisme karbohidrat dimulai dari pengertiannya, reaksinya, tahapan-
tahapan, serta kepada metabolismenya di paparkan secara berurut dan berkesinambungan
dan inti ataupun isi dari dari buku tersebut lebih jelas, sehingga dalam membaca buku ini
pembaca lebih mudah memahami dari penjelasan bab pertama sampai penjelasan bab
selanjutnya. Sebelum memahas lebih lanjut mengenai materi metaboisme karbohidrat
dalam buku bab 8(delapan) adanya pengantar yang membahas mengenai perkenalan pada
materi tersebut.

B. Kemutakhiran Isi Buku


Pada tiap-tiap sub bab pemaparan materi metabolisme karbohidrat yang disajikan
secara muktahir pada tiap sub bab didalam buku yang dikritisi memberikan pernyataan
ataupun konsep seperti gambar atau pemaparan struktur ataupun konsep dari materi

21
tersebut sehingga dapat memperkuat dan mendukung teori yang ada didalamnya. Selain
itu, semua materi yang disajikan pada setiap bab sangat erat kaitannya. Pada tiap-tiap sub
materi yang disajikan pada buku yang dikritisi, penulis memaparkan secara lengkap dan
terstruktur mengenai isi dari materi tersebut serta contoh-contoh sehingga memperkuat
pemahaman pembaca tentang suatu materi yang disajikan didalam buku yang dikritisi.
Buku yang dikritisi memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki beberapa
teori yang dapat di benarkan. Dalam buku ini juga seusai penjelasan dari beberapa sub
bab tersebut terdapat pemaparan contoh latihan soal yang berhubungan dengan materi
tersebut. Sehingga dalam penngunaan buku ini juga pembaca di ajak untuk berlatih
mengerjakan soal dan mengasah kemampuan si pembaca buku. Penampilan gambar
maupun reaksi yang ditulis dengan berwana juga dapat dikatakan sebagai keunggulan
dalam buku ini, karena bagi sebagian pembaca lebih tertarik untuk membaca buku yang
berwarna. Dan dalam buku ini juga dalam pemaparan gambar ataupun struktur materi
tersebut selalu dipaparkan penjelasan dari gambar maupun struktur tersebut dan ini akan
mempermudah pembaca dalam memahami isi gambar tersebut.

3.2 Kelemahan Buku II


A. Keterkaitan antar Bab
Pada buku yang dikritik mengenai metabolisme karbohidrat pada bab 8 (delapan)
ditemukan adanya kekurangan pada buku yang dikritisi terkait hubungan keterkaitan
antar bab seperti pada penulisan materi masih ada kata yang kurang dimergerti pembaca.
Dalam pemaparan materi mengenai metabolisme karbohidrat tentang teori yang berupa
deskripsi/pengertian materi tersebut belum menampilkan sumber refensi dari deskripsi
tersebut atau sering disebut dengan catatan kaki. Kemudian dengan penjelasan materi
metabolisme karbohidrat seperti pada glikolisis, gluconeogenesis tidak dijelaskan lebih
rinci lagi. Sehingga dengan demikian para pembaca akan sedikit sulit untuk mendapatkan
intisari dari penjelasan materi tersebut.
B. Kemutakhiran buku
Pada buku yang dikritik kemutakhiran isi buku mengenai metabolisme
karbohidrat dan bagiannya masih terdapat sebagian kekurangan dari segi penulisan isi
buku seperti pemilihan kata dalam menyusun buku masih kurang dan penggunaan

22
sumber refesensi dalam pemaparan teori masih ada yang menggunakan sumber yang
kurang update. Dan juga dari segi penggunaan bahasa buku ini menggunakan bahasa
inggris, sebagian kalangan pelajar belum mengerti isi keseluruhan buku yang
menggunakan bahasa inggris.

23
BAB IV
IMPLIKASI

4.1 Implikasi terhadap Teori


Dalam buku tersebut yang membahas mengenai metabolisme karbohidrat telah
menggunakan teori-teori dan konsep yang sesungguhnya ada dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pembahasan dari setiap sub-sub bab nya mulai dari
proses glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentose posfat dan metabolisme glikogen
keseluruhannya menggunakan teori-teori dari sumber yang dapat dipercaya dan sangat bagus
sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam mempelajari materi metabolisme karbohidrat.
4.2 Implikasi terhadap Program Pembangunan di Indonesia
Dalam perkembangannya, biokimia telah mengalami perkembangan yang begitu pesat
dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan. Sudah banyak hasil yang bisa dirasakan
dalam kehidupan sehari-hari. Implikasi terhadap program pembangunan di Indonesia yaitu,
biokimia sangat berperan dalam berbagai bidang seperti dalam bidang kedokteran, farmasi,
pertanian, dan memberikan perkembangan kemajuan dalam ilmu biologi.
4.3 Implikasi terhadap Analisis mahasiswa
Buku tersebut membahas mengenai metabolisme karbohidrat yang mana pada buku
tersebut dijelaskan mengenai apa itu metabolisme karbohidrat, poses glikolisis,
glukoneogenesis, jalur pentosa posfat, metabolisme gula fruktosa dan metabolisme glikogen.
Dalam buku tersebut materi yang dipaparkan sudah sangat jelas dan sangat lengkap, pada
akhir materi terdapat rangkuman yang dapat membantu pembaca dalam memahami materi.
Buku tersebut merupakan buku yang sangat bermanfaat terutama untuk mempelajari lebih
jauh mengenai metabolisme karbohidrat. Selai itu manfaat yang didapatkan ketika membaca
buku tersebut adalah menambah wawasan dalam berbahasa.

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi yang di paparkan di dalam buku tersebut, buku tersebut
sangat bagus dan sangat cocok dijadikan sebagai pedoman mahasiswa dalam proses
pembelajaran, terkhususnya pada materi metabolisme karbohidrat. Selain isi materinya
yang saling keterkaitan, isi materi yang dipaparkan mengenai metabolisme karbohidrat
juga sangat lengkap dan dillengkapi dengan gambar - gambar pendukung untuk
memudahkan dalam memahami materi.

5.2 Saran
Buku tersebut sangat bagus dan cocok sebagai pedoman bagi mahasiswa, namun
meskipun demikian mahasiswa hendaknya dapat menambah wawasannya mengenai
metabolisme karbohidrat melalui referensi lain sehingga dapat dijadikan bahan
perbandingan oleh mahasiswa sendiri.

25
DAFTAR PUSTAKA

Trudy McKee, James R. McKee. 2003. Biokomia: Dasar Kehidupan Molekul. Boston:
McGraw-Hill.

David S.Page. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga.

26

Anda mungkin juga menyukai