Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ANALISIS FILM

“The Miracle Worker”

OLEH :

NAMA : MEGAWATY SIMANULLANG

NIM : 4183141058

KELAS : Pendidikan Biologi D 2018

MATA KULIAH : Psikologi Pendidkan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATKA DAN LMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Sinopsis Film The Miracle Worker

Film “The Miracle Worker” yang realisasi pertama adalah pada


tahun 1957Playhouse 90 siaran yang ditulis oleh William Gibson dan dibintangi
oleh TeresaWright sebagai Sullivan, Patricia McCormack sebagai Keller, dengan AnneBancroft
sebagai Sullivan. Film yang di sutradarai oleh Arthur Penn, diambil dari kisah nyata yang
menceritakan seorang anak kecil yang bernama Hellen Keller, ia adalah seorang anak perempuan
yang cantik berusia sekitar tujuh tahun yang mempunyai cacat atau keterbatasan indera. Ia
mengalami kebutaan, tidak bisa mendengar dan tidak bisa berbicara. Hellen Keller merupakan
anak dari pasangan Arthur Keller dan Catie Keller, karena melihat kondisi hellen seperti itu
ayahnya hendak membawa hellen kerumah sakit jiwa, karena sudah di bawa ke beberapa rumah
sakit di dua negara tidak ada yang sanggup. Namun hal tersebut ditolak oleh ibu dan bibi Hellen.
Kemudian bibi Hellen menyarankan agar ayah Hellen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di
Baltimore guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Hellen. Lalu
ayah hellen mengirim surat kepada Dr. cuisolm,Tak berapa lama surat itupun sampai pada Dr.
Chisolm dan beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus
pengajar Hellen, yang mempunyai latar belakang hampir sama dengan apa yang dialami hellen,
bahkan ia dibesarkan di rumah sakit jiwa.Setelah sampai di rumah keluarga Keller, Ny. Sullivan
langsung pendekatan dengan Hellen. Tetapi dengan kedatangan Ny.sullivan hellen merasa
terganggu dan Hellen marah-marah, lalu hellen menuju kamar dengan membawa bawaan
Ny.sulivan dan menemukan boneka didalam tas yang di bawanya tadi, hellen merasa senang,
dengan penemuanya itu Ny.sillivan memberitahu nama “boneka” itu dengan sandi tangan. Akan
tetapi ia sempat dikunci di dalam kamar oleh Hellen dan kuncinya di bawa lalu di buang, karena
merasa terganggu akan kehadirannya. Dengan adanya kejadian tersebut tidak berarti
membatalkan niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen. Kemudian Saat
keluarga Keller sedang makan bersama, seperti hari-hari sebelumnya kebiasaan Hellen selalu
memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga satu persatu dengan tangan
langsung(tanpa sendok makan). Namun Ny. Sullivan tidak mau jika Hellen melakukan
hal ini secara terus-menerus, dan hellen marah-marah karena tidak boleh melakukan hal yang
diinginkan,kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dari sebelumnya. Akhirnya ia meminta agar
seluruh anggota keluarga Keller untuk meninggalkannya bersama Hellen di ruang makan
bersama ny.sullvia untuk diajari makan yang baik, ny.sullvian agak kesulitan mengajari hellen
namun, setelah beberapa waktu di dalam ruang makan Hellenpun akhirnya mampu makan
menggunakan piring sendiri bahkan mampu juga menggunakan sendok serta garpu. Meskipun
keadaan di ruang makan menjadi berantakan serta Hellen kelihatan tertekan. Melihat keadaan
tersebut keluarga Keller merasa tidak senang dan hendak memecat Ny. Sullivan, akan tetapi Ny.
Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman
kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu Ny. Sullivan
juga mengetahui bahwa Hellen mempunyai kecerdasan
yang tinggi meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera.
Setelah melalui perbincangan-pembicaraan akhirrnya keluarga Keller menyetujui niat Ny.
Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen dengan caranya sendiri, dan ia meminta agar ia
dan Hellen ditempatkan di rumah yang sebenarnya dijadikan gudang oleh keluarga Keller yang
berada di hutan yang tidak jau dari rumah. Kemudian hellen diantar pake kereta kuda. Dengan
keterbatasan waktu yang diberikan keluarga Keller kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan
mengajar Hellen. Ny. Sullivan sangat bersunggguh-sungguh karena merasa memiliki kemiripan
latar belakang. Meskipun pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu akhirnya Ny.
Sullivan berhasil mendekati Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di
sekitarnya dengan menggunakan huruf sandi tangan. Dengan cepat Hellen mampu
menggunakan sandi dengan tangan yang diajarkan oleh Ny. Sullivan, akan tetapi Hellen tidak
memahami apa yang diajarkannya sampai tiba hari terakhir yang diberikan oleh keluarga Keller
kepadanya. Kemudian Ny. Sullivan meminta tambahan waktu kepada keluarga Keller dalam
mengasuh serta mengajari Hellen. Namun keluarga Keller
enggan memberikan tambahan waktu tersebut.
Karena berakhirnya waktu yang diberikan kepada Ny. Sullivan, Hellenpun kembali
dibawa pulang ke rumah oleh keluarga Keller. Hingga tiba waktu makan bersama keluarga
Keller, sebab belum memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan kepadanya Hellen akhirnya
makan kembali menggunakan kebiasaannya sebelum kedatangan Ny. Sullivan, yaitu memakan
makanan dari piring-piring anggota keluarga yang makan. Oleh karena itu Ny. Sullivan kembali
untuk meminta waktu tambahan dalam mengajar Hellen agar apa yang telah diajarkannya kepada
Hellen tidak hilang begitu saja. Di lain pihak keluarga Keller tetap tidak mau memberikan waktu
tambahan untuk Ny. Sullivan dalam mengajar dan mengasuh Hellen. Akhirnya Ny. Sullivan
membawa Hellen keluar rumah dan menuju sumur pompa yang terletak di depan rumah keluarga
Keller. Meskipun awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut
merelakannya. Setelah beberapa waktu, dengan sumur pompa dan air tersebut akhirnya Hellen
mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Hellen meminta
Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian
Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang pengacara terkenal meskipun
ia mempunyai banyak kerterbatasan.
1. Eksitsensi Keluarga dalam Pendidikan Helen Keller

Ayah Helen
Ayah Helen berada pada tahap anger menurut. Beliau menunjukkan karakteristik pada tahap
ini yaitu menyadari bahwa anaknya tidak menunjukkan peningkatan dan kemungkinan
memunculkan rasa marah pada dirinya. Karateristik tersebut terlihat dari pengakuan ayah
Helen yang sudah putus asa menghadapi Helen karena telah gagal mencari dokter yang dapat
menyembuhkan Helen. Selain itu, ayah Helen menyarankan ibu Helen untuk menerima
keadaan Helen dan memasukan Helen ke rumah sakit jiwa yang baik.Kesadaran bahwa
Helen tidak mengalami peningkatan juga ditunjukkan saat Annie belum berhasil
mengajarkan Hellen berbicara, ayah Helen berkomentar bahwa mungkin Tuhan tidak
menginginkan Hellen untuk berbicara.
Ayah Helen sering membiarkan tingkah laku Helen selama Helen tidak membuat kegaduhan.
Hal itu terlihat ketika adegan Helen mencopot kancing bibi Evelyn, ayah Helen mengatakan
Helen diperbolehkan melakukan hal-hal kecil yang membuatnya bahagia. Ayah Helen tidak
memberikan batasan tingkah laku yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Helen sehingga
Helen bebas melakukan apapun yang dia inginkan. Kondisi itu membuat Helen sulit diatur
dan tidak disiplin. Selain itu, dalam film terlihat bahwa Helen tidak takut ataupun hormat
terhadap ayahnya.
Ada dua tanggung jawab yang belum dipenuhi ayah Helen yaitu memperhatikan hubungan
saudara-saudara anak luar biasa dan merencanakan masa depan anak. Ayah Helen tidak
memberikan penjalasan atau pengertian kepada James untuk memahami kondisi Helen. Dua
penyebab lain yang kemungkinan besar membuat ayah Helen tidak mempersiapkan Helen
untuk mandiri di masa depan adalah ketidaktahuan bahwa Helen mampu belajar dan
mengurus dirinya sendiri serta perasaan mampu untuk menanggung hidup Helen karena
keluarga Helen termasuk kalangan menengah ke atas. Seharusnya ayah Hellen sadar bahwa
suatu saat nanti dia tidak bisa selalu ada untuk Hellen. Oleh karena itu, penting mengajarkan
Hellen kemandirian.

Ibu Helen
Ibu Helen berperan menyebabkan perilaku agresif Helen tetap bertahan melalui
operational conditioning. Pada awal film ketika Helen menjadi tantrum ketika Percy, budak
keluarga Keller, menolak disentuh olehnya, ibu Helen datang dan berusaha menenangkan Helen
dengan memberinya permen. Begitu pula halnya ketika Helen menusuk Annie, ibu Helen malah
memberi Helen permen. Helen belajar bahwa setiap kali dia marah atau berperilaku agresif maka
ibunya akan memberinya permen. Sehingga Hellen berpikir untuk setiap kemarahan yang
dilakukannya merupakan hal yang baiak karena selalu mendapatkan permen dari ibunya sebagai
hadah. Selain itu, salah satu kemungkinan Helen penuh kemarahan adalah ketidakmampuannya
untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan karena keterbatasan bahasa yang dia ketahui.
Helen sebelum bertemu Annie, hanya memiliki tanda ketika dia menginginkan ibunya.
Walaupun Ibunya mengaku tahu apa yang dinginkan Helen, namun yang sering dilakukan ibu
Helen adalah memberi Helen permen supaya Helen tenang.
Ibu Helen sendiri cenderung berada pada tahap bargaining karena menunjukkan
karakteristik berpikir imaginatif dan berfantasi jika dia (ibu Hellen) berusaha dengan keras maka
anaknya akan mengalami peningkatan. Beliau masih mengharapkan Helen dapat membaik dan
menolak memasukan Helen ke rumah sakit jiwa.

James, Kakak Helen


James yang merupakan kakak Helen . Dia sering lebih fokus bagaimana masyarakat
memandang dirinya dan Helen yang berkebutuhan khusus .James merasa khawatr dengan kondis
adiknya Helen atau secara tidak langsung James malu dengan kondisi adiknya yang
berkebutuhan khusus karena orang tuanya tidak mendidik nya dari awal tentang anak
berkebutuhan khusus. Dalam film juga digambarkan James sering mengritik pola asuh orang
tuanya dalam membesarkan Helen. Sayangnya, orang tua Helen menganggap kritikan yang
dilontarkan oleh James merupakan bentuk rasa iri sehingga tidak menanggapi serius kritikan
tersebut. Selain itu, James hanya mengritik perilaku orang tuanya tanpa melakukan intervensi
tindakan apapun terhadap Helen.

2. Eksistensi Annie Sullivan dalam Pendidikan Helen


Annie tahu kondisi Helen yang buta tuli tidak dapat merespon sesuai dengan anak normal.
Hal itu disebabkan salah satu aspek learning yaitu imitasi tidak dapat digunakan, karena anak
buat tuli tidak mampu mempersepsinya, sehingga harus dilakukan pendekatan yang langsung
dan sangat intens (Vervloed, van Dijk, Knoors, & van Dijk, 2006). Annie yang mengetahui
hal tersebut meminta kepada keluarga Keller untuk memberinya izin tinggal berdua dengan
Hellen di rumah kebun. Keuntungan lain Annie hanya tinggal berdua dengan Helen adalah
agar Helen tidak kebingungan dalam menerima pesan. Berbeda halnya ika pendidikan Helen
dilakukan di dalam rumah, Helen mengetahui bahwa orang tuanya dan Annie menerapkan
peraturan yang berbeda sehingga Helen akan cenderung memilih yang paling menyenangkan
untuknya. Kendala yang akan dihadapi jika dilakukan pendekatan yang langsung dan sangat
intens membuat anak buta tuli berusaha melarikan diri dari interaksi tersebut (Vervloed, van
Dijk, Knoors, & van Dijk, 2006). Kondisi tersebut digambarkan pula di film ini. Saat hari
pertama Helen tinggal bersama Annie, Helen berusaha melarikan diri dan bersembunyi di
kolong tempat tidur.
Annie menerapkan prinsip reward and punishment dalam operational conditioning dalam
mendidik Helen. Ketika Helen memberikan respon yang sesuai maka Helen mendapatkan
yang ia inginkan ketika Helen berhasil membuat isyarat cake maka Helen mendapat cake dan
ketika perilaku Helen tidak sesuai yang diharapkan maka Helen tidak mendapatkan apa yang
ia inginkan. Selain itu Annie konsinten menerapkan peraturan yang dia berikan kepada Helen
sehingga Helen patuh dan belajar perilaku apa yang boleh dan tidak. Annie mampu membuat
Helen makan dengan sendok dan mengajarkan Helen merajut. Annie mengajarkan Helen
berbicara dengan cara memberi Helen benda yang bisa diraba dan menuliskan nama benda
tersebut di telapak tangan Helen dengan menggunakan bahasa isyarat. Sayangnya usaha
Annie dalam mendisiplinkan Helen maupun mengajarkan Helen berbicara justru sempat
mendapat kesulitan dari kedua orang tua Helen karena menganggap Annie terlalu keras
kepada Helen. Annie melihat bahwa orang tua Helen merasa lebih mudah merasa kasihan
pada Helen daripada mengajarkannya berperilaku baik. Untungnya Annie dapat meyakinkan
orang tua Helen untuk menyerahkan pendidikan Helen kepada dirinya.

Pola Pendidikan ABK


Dalam kisah Hellen Keller dalam film The Miracle Worker ini terdapat beberapa bentuk
pengaplikasian teori-teori pembelajaran (behaviorisme), antara lain ialah:
1. Ibu Hellen, Catie Keller selalu memberikan permen kepada Hellen ketika ia
mengamuk, guna untuk menenangkannya. Meskipun pada akhirnya hal terseut tidak
disetujui oleh Ny. Sullivan karena ibunya memberikan hadiah ketika Hellen melakukan
kesalahan. (koneksionisme dan pembiasaan perilaku respon).
2. Ny. Sulivan membiasakan Hellen menggunakan sandi tangan untuk memahami
segala sesuatu yang ada di sekitarnya, bahkan mengajaknya berkeliling agar mengetahui
dan memahami semuanya itu. Hingga akhirnya Hellen dapat memahami apa yang
diajarkan Ny. Sullivan melalui pembiasaan-pembiasaan (pembiasaan/conditioning).
Seperti mengajari Hellen mengeja kata “cake” sebelum memberinya kue dan lain
sebagainya. Selain itu hal tersebut juga dilakukan secara berulang-ulang (teori
pembiasaan perilaku respon).
3. Membiasakan Hellen makan menggunakan pring sendiri, sendok dan garpu
sehingga ia menjadi terbiasa melakukan hal tersebut (pembiasaan/conditioning) serta
dilakukan berulang-ulang hingga Hellen mampu melakukannya (teori pembiasaan
perilaku respon).

Kesimpulan
Dari kisah Hellen dan Ny. Sllivan dalam film “The Miracle Worker”, kita mendapatkan
banyak pelajaran yang sangat berharga, dan yang paling utama adalah rasya syukur kita kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempurnaan panca indra.

Kemudian, kesabaran seorang guru yang mencurahkan semua daya dan melakukan segala
upaya agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Walaupun banyak terdapat
kekurangan yang ada pada anak didik, dalam kisah Hellen yang buta, bisu dan tuli. Akan tetapi
dengan kesabaran yang dimiliki oleh Ny. Sullivan dan keyakinan serta ketekunannya, ia dapat
mengubah semua kekurangan menjadi keistimewaan yang belum tentu dicapai oleh orang yang
normalsekalipun.
Kemudian, ketegasan seorang guru juga diperlukan terhadap anak didik dan orangtuanya.
Tegas bukan berarti keras. Tegas berarti mengatakan “Ya” jika ya dan mengatakan “tidak” jika
memang tidak sambil memberikan penjelasan atas setiap perkataan. Hal ini perlu dilakukan
secara konsisten atau dijadikan pembiasaan agar dapat berpikir mana yang benar dan mana yang
salah, sehingga ia dapat berhati-hati dalam bertindak. Dengan menerapkan hal ini, karakter anak
akan terbentuk dengan sendirinya karena dirinya selalu diberikan penjelasan atas perbuatanya,
maka nantinya ia akan terbiasa berkomunikasi dan berdiskusi, sekaligus mengasah
kecerdasannya dalam berpikir.
Seorang pendidik haruslah bekerja keras dan pantang menyerah. Hal itu merupakan modal bagi
seorang pendidik sehingga mampu memberikan pendidikan secara menyeluruh dan tuntas. Sikap
optimis pun sangat diperlukan oleh seorang pendidik karena dengan bersikap optimislah,
pendidik dapat lebih termotivasi untuk berinovasi agar berguna bagi anak didiknya.
Jika inderanya ada yang ganjil dan bukan pikirannya, dia pasti punya bahasa, “bahasa lebih
penting bagi pikiran dari pada cahaya mata”. Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau
disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai