OLEH :
NIM : 4183141058
JURUSAN BIOLOGI
2019
Sinopsis Film The Miracle Worker
Ayah Helen
Ayah Helen berada pada tahap anger menurut. Beliau menunjukkan karakteristik pada tahap
ini yaitu menyadari bahwa anaknya tidak menunjukkan peningkatan dan kemungkinan
memunculkan rasa marah pada dirinya. Karateristik tersebut terlihat dari pengakuan ayah
Helen yang sudah putus asa menghadapi Helen karena telah gagal mencari dokter yang dapat
menyembuhkan Helen. Selain itu, ayah Helen menyarankan ibu Helen untuk menerima
keadaan Helen dan memasukan Helen ke rumah sakit jiwa yang baik.Kesadaran bahwa
Helen tidak mengalami peningkatan juga ditunjukkan saat Annie belum berhasil
mengajarkan Hellen berbicara, ayah Helen berkomentar bahwa mungkin Tuhan tidak
menginginkan Hellen untuk berbicara.
Ayah Helen sering membiarkan tingkah laku Helen selama Helen tidak membuat kegaduhan.
Hal itu terlihat ketika adegan Helen mencopot kancing bibi Evelyn, ayah Helen mengatakan
Helen diperbolehkan melakukan hal-hal kecil yang membuatnya bahagia. Ayah Helen tidak
memberikan batasan tingkah laku yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Helen sehingga
Helen bebas melakukan apapun yang dia inginkan. Kondisi itu membuat Helen sulit diatur
dan tidak disiplin. Selain itu, dalam film terlihat bahwa Helen tidak takut ataupun hormat
terhadap ayahnya.
Ada dua tanggung jawab yang belum dipenuhi ayah Helen yaitu memperhatikan hubungan
saudara-saudara anak luar biasa dan merencanakan masa depan anak. Ayah Helen tidak
memberikan penjalasan atau pengertian kepada James untuk memahami kondisi Helen. Dua
penyebab lain yang kemungkinan besar membuat ayah Helen tidak mempersiapkan Helen
untuk mandiri di masa depan adalah ketidaktahuan bahwa Helen mampu belajar dan
mengurus dirinya sendiri serta perasaan mampu untuk menanggung hidup Helen karena
keluarga Helen termasuk kalangan menengah ke atas. Seharusnya ayah Hellen sadar bahwa
suatu saat nanti dia tidak bisa selalu ada untuk Hellen. Oleh karena itu, penting mengajarkan
Hellen kemandirian.
Ibu Helen
Ibu Helen berperan menyebabkan perilaku agresif Helen tetap bertahan melalui
operational conditioning. Pada awal film ketika Helen menjadi tantrum ketika Percy, budak
keluarga Keller, menolak disentuh olehnya, ibu Helen datang dan berusaha menenangkan Helen
dengan memberinya permen. Begitu pula halnya ketika Helen menusuk Annie, ibu Helen malah
memberi Helen permen. Helen belajar bahwa setiap kali dia marah atau berperilaku agresif maka
ibunya akan memberinya permen. Sehingga Hellen berpikir untuk setiap kemarahan yang
dilakukannya merupakan hal yang baiak karena selalu mendapatkan permen dari ibunya sebagai
hadah. Selain itu, salah satu kemungkinan Helen penuh kemarahan adalah ketidakmampuannya
untuk mengungkapkan apa yang dia inginkan karena keterbatasan bahasa yang dia ketahui.
Helen sebelum bertemu Annie, hanya memiliki tanda ketika dia menginginkan ibunya.
Walaupun Ibunya mengaku tahu apa yang dinginkan Helen, namun yang sering dilakukan ibu
Helen adalah memberi Helen permen supaya Helen tenang.
Ibu Helen sendiri cenderung berada pada tahap bargaining karena menunjukkan
karakteristik berpikir imaginatif dan berfantasi jika dia (ibu Hellen) berusaha dengan keras maka
anaknya akan mengalami peningkatan. Beliau masih mengharapkan Helen dapat membaik dan
menolak memasukan Helen ke rumah sakit jiwa.
Kesimpulan
Dari kisah Hellen dan Ny. Sllivan dalam film “The Miracle Worker”, kita mendapatkan
banyak pelajaran yang sangat berharga, dan yang paling utama adalah rasya syukur kita kepada
Tuhan yang telah memberikan kesempurnaan panca indra.
Kemudian, kesabaran seorang guru yang mencurahkan semua daya dan melakukan segala
upaya agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Walaupun banyak terdapat
kekurangan yang ada pada anak didik, dalam kisah Hellen yang buta, bisu dan tuli. Akan tetapi
dengan kesabaran yang dimiliki oleh Ny. Sullivan dan keyakinan serta ketekunannya, ia dapat
mengubah semua kekurangan menjadi keistimewaan yang belum tentu dicapai oleh orang yang
normalsekalipun.
Kemudian, ketegasan seorang guru juga diperlukan terhadap anak didik dan orangtuanya.
Tegas bukan berarti keras. Tegas berarti mengatakan “Ya” jika ya dan mengatakan “tidak” jika
memang tidak sambil memberikan penjelasan atas setiap perkataan. Hal ini perlu dilakukan
secara konsisten atau dijadikan pembiasaan agar dapat berpikir mana yang benar dan mana yang
salah, sehingga ia dapat berhati-hati dalam bertindak. Dengan menerapkan hal ini, karakter anak
akan terbentuk dengan sendirinya karena dirinya selalu diberikan penjelasan atas perbuatanya,
maka nantinya ia akan terbiasa berkomunikasi dan berdiskusi, sekaligus mengasah
kecerdasannya dalam berpikir.
Seorang pendidik haruslah bekerja keras dan pantang menyerah. Hal itu merupakan modal bagi
seorang pendidik sehingga mampu memberikan pendidikan secara menyeluruh dan tuntas. Sikap
optimis pun sangat diperlukan oleh seorang pendidik karena dengan bersikap optimislah,
pendidik dapat lebih termotivasi untuk berinovasi agar berguna bagi anak didiknya.
Jika inderanya ada yang ganjil dan bukan pikirannya, dia pasti punya bahasa, “bahasa lebih
penting bagi pikiran dari pada cahaya mata”. Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau
disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati.