Anda di halaman 1dari 5

1.

TIMBU

Timbu atau Lemang juga merupakan makanan khas


dari Bima-Dompu.Pada masa lalu, pembuat Timbu
tersebar hampir di seluruh wilayah Bima-Dompu.
Wilayah Sila merupakan sentra pembuatan Timbu.
Sedangkan di Dompu, hampir merata ke sejumlah
wilayah. Namun saat ini, pembuat Timbu semakin
berkurang. Yang masih tetap eksis adalah para
pembuat Timbu di Dompu. Jika berkunjung ke
Dompu anda akan menjumpai para penjual Timbu dan Tape Ketan di pasar Dompu pada
sore hingga malam hari.
Pengananan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah
sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung
beras dicampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu
dibakar sampai matang. Timbu lebih nikmat disantap hangat-hangat. Cara mengonsumsi
Timbu memang berbeda-beda dari daerah ke daerah. Khusus di Bima-Dompu, Timbu
lebih nikmat disantap dengan Mina Sarua atau tape ketan. Di Sila, Timbu disantap dengan
Mina Sarua sedangkan di Dompu disuguhkan dengan Tape Ketan.
Diperlukan waktu sekitar dua sampai dua setengah jam
untuk memasak beras ketan dalam bambu itu dengan api
yang sedang, sebelum dibakar dengan tungku khusus yang
terbuat dari besi atau kayu yang keras. Pertama pertama
menyediakan beras ketan yang sudah direndam selam lima
sampai enam jam dengan menggunakan air bersih, setelah
beras direndam, kemudian dikeringkan hingga airnya terkuras
habis. Setelah itu, beras yang sudah kering tersebut siap dimasukkan kedalam potongan
bambu. Sebelum beras dimasukkan kedalam bambu, harus dipastikan bambu sudah
tercuci bersih dengan air bersih. Barulah beras dimasukkan kedalam bambu tua yang
berukuran sedang.
Sebelum memasukkan beras, bambu tersebut dilapisi dengan daun pisang muda yang
sudah bersih. Proses terakhir adalah dengan memasukkan santan dengan campuran garam
secukupnya. Proses memasak Timbu tersebut dilakukan dengan lebih dahulu menyiapkan
tungku yang berbentuk panjang segi empat dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
Memasak Timbu tidak seperti membakar ubi kedalam bara api yang sedang berkobar.
Cukup dengan menyangai dengan api yang sedang. selama pembakaran diperlukan
beberapa tahap untuk mengalih atau memutar bambu tersebut dengan tujuan supaya beras
ketan masak dengan sempurna dengan waktu lebih kurang dua jam.
2. Tumi sepi

Sepi adalah makanan khas Bima yang terbuat dari udang


rebon (anak udang yang sangat kecil yang di Bima disebut
Sepi Bou). Udang rebon difermentasi dengan garam saja
sehingga mengeluarkan aroma khas. Bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam meramu Tumi Sepi antara lain,2 sendok
makan Sepi,1 ruas jari lengkuas,1 lembar sereh,2 genggam
kemangi,1 sendok makan minyak goring dan 100ml air.
Sedangkan bumbu-bumbunya harus semua diiris, antara lain, 10 butir bawang merah,5
siung bawang putih,1 buah tomat ukuran besar,7 buah belimbing sayur,5 buah cabe
keriting,1-15 buah cabe rawit biarkan utuh,Garam secukupnya dan Gula pasir sendok
teh
Cara Membuatnya

Panaskan minyak, tumis semua bumbu yang sudah diiris masukkan daun sereh dan
lengkuas setelah harum masukkan Sepi, garam secukupnya dan gula pasir, masukkan
100ml air,
aduk-aduk terus hingga matang.

Sebelum diangkat masukkan cabe rawit dan kemangi biarkan cabe rawit layu setelah
itu angkat.

Siap dihidangkan dengan lalapan.

Cocok dihidangkan bersama sayur asam atau sayur bening.

SEPI bisa juga dikonsumsi langung tanpa dimasak terlebih dahulu. Tambahkan cabe rawit
(potong-potong) dan air jeruk purut, lebih sedap bila kulit jeruk purut diiris-iris
dicampurkan dengan SEPI (sebelumnya jeruk purut dimemarkan dulu untuk membuang
rasa getir).Atau juga bisa dicampurkan dengan mbohi dungga (sambal parado).

Palumara Londe
Londe atau ikan Bandeng cukup banyak di Bima. Tambak Bandeng
cukup luas di wilayah Kota Maupun Kabupaten Bima.Jenis ikan ini
tentu sangat akrab dengan masyarakat Bima. Banyak kreasi dan
cita rasa masakan yang dapat diolah dari Bandeng. Salah satunya
adalah Palumara ( kuah Asam).
Bahan-bahan dan resep yang dibutuhkan untuk menu masakan ini
tidaklah sulit dan jika dibeli dengan harga yang sangat terjangkau. Kadang-kadang juga ada di
sekitar halaman rumah. Adapun bahan-bahan resep Palumara Londe antara lain, 1 ekor ikan
bandeng ukuran sedang (6-7ons) bersihkan sisik dan isi perutnya (bila suka biarkan saja isi
perutnya, buang empedunya saja), potong 5 bagian,1 batang sereh dan 1 ruas jari lengkuas
memarkan,1 ikat daun kemangi atau segenggam,1 sendok makan minyak goreng untuk
menumis,100cc air asam jawa/bima dari 2-3 buah asam matang dan 2 gelas air untuk kuah.
Untuk membuat Palumara Londe dibutuhkan bahan-bahan bumbu seperti ,2 cabe merah,5 butir
bawang merah,3 siung bawang putih,1 buah tomat ukuran sedang, ruas jari kunyit serta
Garam secukupnya.
Berikut Cara membuat Palumara Londe :
Cara 1
Panaskan minyak, setelah panas masukkan bumbu yang sudah dihaluskan diikuti sereh dan
lengkuas, setelah harum masukkan ikan bandeng aduk aduk dan biarkan beberapa detik lalu
masukkan air asam ditambah 2 gelas air. Masak di atas api sedang selama kira-kira 20 menit,
setelah matang masukkan kemangi, tambahkan sedikit gula atau penyedap rasa bila suka. Siap
dihidangkan
Cara 2
Bumbu-bumbu di atas tidak dihaluskan tapi cukup diiris tipis-tipis, bila suka tambahkan irisan
belimbing wuluh tetapi air asam harus dikurangi.
Siapkan panci atau penggorengan. Campur minyak dan semua bumbu yang sudah diiris serta
ikan bandeng ke dalam panci serta air asam dan 2 gelas air. Rebus kira-kira selama 20 menit ,
selanjutnya ikuti cara 1 di atas. (Rasanya lebih segar)
Cara 3
Bila bandeng diganti dengan udang, rasanya hamper mirip dengan tom yam kung (masakan
Thailand), tambahkan bubuk cabe saja dan daun jeruk lengkuas dan daun sereh diperbanyak.

KAPANTO MASIMI

Kapanto berarti udang. Masimi artinya menyelam. Dalam menu ini


dinamakan Kapanto Masimi karena dalam proses pembuatan dan
penyajiannya kepala udang ditancapkan ke dalam bahan-bahan
lainya. Resep menu ini diperkenalkan oleh Pokja III TP.PKK
Kabupaten Bima pada lomba memasak menu serba ikan tingkat
Propinsi NTB Tahun 2010. Simak menu selengkapnya.
BAHAN :
8 Lembar daun Sawi
200 Gram Daging Ikan Tengiri
100 Gram Udang Kupas
1 Butir Putih Telur
1 Iris Jahe + 1 sdt Garam Yodium
sdm Minyak Wijen
CARA MEMBUAT
1.
Siram daun sawi dengan air panas lalu ditiriskan
2.
Haluskan daging ikan dengan jahe + garam yodium, lalu campur dengan putih telur dan
minyak wijen.
3.
Bungkus ikan dengan daun sawi, lalu tancapkan udang diatasnya.
4.
Kukus + 15 menit.
SAUS :
Merica bawah merah, bawang putih, jahe, pala dihaluskan lalu ditumis dengan 1 sdm mentega
sampai harum, lalu masukan air 150 cc, setelah mendidih masukan kecap manis dan kanji yang
telah dicairkan, kemudian sirampak pada Kapanto Masimi.

Kue Bunga Dan Tamusinci


Jajan Bunga dan Jajan Cincin (Pangaha bunga dan pangaha sinci :
Bahasa Bima) merupakan diantara sekian jenis makanan khas daerah
Bima yang secara turun temurun di lestariakan hingga saat ini.
Bahan-bahan kedua jenis jajan ini sangatlah sederhana. Semua orang
pasti bisa membuatnya jika mengetahui bahan da cara
pembuatannya. Tetapi belum tentu rasa yang di hasilkan se-nikmat
rasa yang tercipta dari tangan para pembuat (pengrajin) asli. Tangantangan mereka telah terbiasa dan memiliki teknik-teknik yang mungkin tak di ketahui oleh
orang lain.
Marsita salah seorang Pengusaha Jajan Bunga yang telah cukup lama menekuni usaha ini
mengatakan Pangaha Bunga buatannya banyak di minati masyarakat Bima maupun luar Bima
seperti Sumbawa, Mataram, Denpasar dan Jakarta. Rasa pangaha buatannya sangat enak dan
gurih. Namun uniknya Marsita tidak menjajakan jualannya di pasar-pasar maupun di tooktoko. Alasannya, Ibu paruh baya yang dalam proses pembuatannya di bantu oleh sang suami
Arrahman M. Ali, SE ini menerima banyak psanan dalam setiap harinya sehingga tidak punya
waktu untuk membuat lebih banyak lagi. Biasanya Masita yang merupakan Sarjana Hukum ini
membuat Pangaha Bunga paling sedikit jumlah bahannya 10 kg itu jika tidak ada pesanan,
orang-orang saja yang datang langsung membeli ke rumah. Tapi bila ada pesanan ia membuat
Pangaha berbentuk bunga tersebut sebanyak 20 s/d 40 kg bahan. Apalagi kalau lebaran sampai
50 kg ceritanya. Sementara harga jajan ini per buahnya 100. Tetapi jika ada orang yang ingin
jajan tersebut lebih gurih maka akan ditambahkan telur bebek dalam adonannya.

Lada Puru Alias Urap Bakar

Satu lagi Menu kuliner khas Bima yang saya suguhkan untuk temanteman adalah Lada Puru alias Urap Bakar. Menu ini saya dapatkan dari hasil lomba cipta menu
ibu-ibu PKK Kabupaten Bima. Selamat mencoba.. !
Lada Puru ( urap bakar) :
- 50 gr Kecambah
- 50 gr kacang panjang, dipotong pendek Cm
- 150 gr Jantung pisang, rebus dengan asam + garam
- btr kelapa dibakar dan diparut
- 1/6 Btr Kelapa disangrai dan ditumbuk
- 1 sdm wijen yang sudah digoreng dan ditumbuk kasar
- 1 buah lombok besar
- 1 sdt garam
- 1 sdt gula
- 1 buah bawang putih dibakar
- 3 btr bawang merah dibakar
- 50 gr lempuyang muda
- 1 buah jeruk purut
Cara Membuat :
- Rebus jantung pisang bersama 1 lonjor asam dan 1 sdm garam sampai masak diambil yang
muda lalu dipotong potong
- Rebus semua bahan kemudian ditiriskan
- Haluskan bumbu bumbu campur dengan kelapa tumbuk dan wijen, parut jeruk purut dan
peras airnya, kemudian campur dengan sayuran

Uta Mbeca Roo Parongge (Sayur Daun Kelor)

Tanaman kelor merupakan perdu dengan tinggi sampai 10 meter,


berbatang lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari berbentuk bulat telur dan tersusun
majemuk. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun berwarna putih, buah besisi segitiga dengan
panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di
atas permukaan laut. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi (Moringa oleifera),
berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian menyebar ke kawasan di
sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan Asia-Barat.
Bahkan, di beberapa negara di Afrika, seperti di Etiopia, Sudan, Madagaskar, Somalia, dan
Kenya, sekarang mulai dikembangkan pula di Arab Saudi dan Israel, menjadi bagian untuk
program pemulihan tanah kering dan gersang, karena sifat dari tanaman ini mudah tumbuh
pada tanah kering ataupun gersang, dan kalau sudah tumbuh maka lahan di sekitarnya akan
dapat ditumbuhi oleh tanaman lain yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya pertumbuhan
tanaman lain akan cepat terjadi.
Bagi masyarakat Bima, Daun kelor sudah sangat akrab sebagai sayur dan pohon-pohon kelor
ini banyak digunakan sebagai tanaman pagar di halaman-halaman warga maupun di kebunkebun. .Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sayur daun kelor antara lain : 3 ikat
daun kelor (sebagai patokan: ikatan daun katuk), 1 genggam tauge pendek, 1 ikat kangkung, 5
butir bamea (Okra, jenis sayuran banyak terdapat di Timur Tengah dan Pakistan), 5 butir

bawang merah (potong-potong), 1 batang tamu kunci (potong-potong), dan 2 liter air. Bumbubumbunya cukup sederhana yaitu Garam secukupnya, Gula secukupnya, dan Penyedap rasa
sedikit bila suka.
Cara Membuatnya yaitu Siangi daun kelor (rontokkan daunnya), kangkung dipotong
sepanjang 2cm, bamea dipotong-potong sepanjang 1cm. Campur dan cuci semua bahan-bahan
kecuali bamea dicuci tersendiri.Rebus dua liter air sampai mendidih, masukkan semua bahan
kecuali okra yang dimakkan setelah beberapa menit untuk menghindari agar okra tidak terlalu
berlendit. Masukkan garam dan gula secukupnya, masak terus sampai sayur matang. Angkat
dan hidangkan dengan uta puru dan sambal dhocho mange.

Saronco Wua Parongge

Disamping daun, buah kelor juga bisa diramu menjadi sayur. Bagi masyarakat
Bima, sayur buah kelor bisa dibuat sayur santan dengan daging Rusa, tulang Rusa maupun
diramu dalam bentuk sayur asam yang dikenal dengan Saronco Wua Parongge. Dalam bahasa
Jawa buah kelor disebut klentang. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut
klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok
(Jawa).
Pengembangbiakannya dapat dengan cara stek.Buah kelor diketahui mengandung alkaloida
morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Buah kelor ini biasanya disayur
asam sebagai sayur yang lezat bagi orang Bima.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat Saronco Wua Parongge antara lain : 8 batang
buah kelor yang besar tapi tidak tua,1 ikat kangkung, 5 butir bemea (okra),6 butir bawang
merah (potong-potong),1 buah tomat ukuran besar,2 liter air dan 1 gelas air asam darn 3 batang
asam matang. Bumbu-bumbunya antara lain Garam secukupnya, gula seujung sendok teh dan
penyedap rasa sedikit bila suka.
Cara membuatnya Siangi buah kelor dengan cara membuang kulitnya kemudian potong
sepanjang 7 atau 8cm, kangkung dipotong-potong, okra dipotong-potong kira-kira 1-2cm
(pisahkan), tomat dan bawang dipotong-potong. Rebus air hingga mendidih, masukkan buah
kelor terlebih dahulu kemudian diikuti sayuran lainnya. Masukkan bawang merah, tomat dan
air asam serta garam dan gula. Dan masak terus hingaga matang jangan sampai terlalu matang
karena buah kelor akan terpisah-pisah dan bamea akan terlalu berlendir

Anda mungkin juga menyukai