Anda di halaman 1dari 8

No Budaya Non-Benda Judul Penjelasan

1. Bahasa Nggahi Mbojo Nggahi mbojo adalah sebuah


bahasa Austronesia yang
dipertuturkan oleh Suku Bima di
pulau Sumbawa bagian timur, Nusa
Tenggara Barat yang terdiri dari
Bima, Dompu, dll. Contoh
percakapan dasar dari bahasa bima:
 Bune Haba? “Apa kabar?”
 Loa ja ita bantu mada? “Bisakah
anda membantu saya?”
 Sabune ta co-i na? “Berapa
harganya?”
 Mboto kangampu “Banyak maaf”
2. Upacara adat Upacara Nggana Yang dimaksud upacara nggana
(Upacara ialah rangkaian upcara adat yang
kehamilan dan dimulai dari “Salama loko” sampai
kelahiran dengan “dore ro boru”
Upacara salama loko(kiri loko)
dilakukan ketika kandungan
seorang ibu berumur 7bulan dan
upacara ini hanya dilakukan bagi
seorang ibu yang pertama kali
mengandung. Upacara dilakukan
pada saat maci oi ndeu (waktu yang
tepat untuk mandi). Sando nggana
menggelar tujuh lapis sarung, setiap
lapis ditaburi beras kuning dan
uang perak sa ece(satu ketip).
Upacara diakhiri dengan ngaha
mangonco (makan rujak). Setelah
itu saat bayi berumur 7hari maka
dilaksanakan upacara cafi
sari(upacara menyapu lantai),
maksud upacara ini adalah
menyampaikan puji syukur kepada
Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya karena sang ibu dan bayi sudah
lahir dan selamat.
Upacara dore ro boru:
Upacara boru adalah upacara
potong rambut bayi.Upacara dore
ialah upacara menyentuhkan kaki
bayi pada tanah.
3. Cerita rakyat/ pantun Wadu Ntada Adalah kisah legenda yang hidup
Rahi dalam masyarakat bima sejak
berabad-abad. Seputar kehidupan
muda-mudi yang saling jatuh cinta
kemudia disatukan tali perkawinan.
Sayangnya walau sudah punya
ladang sendiri plus istri cantik tak
membuat La Nggusu betah tinggal
di kampung halaman. Karena
merasa ada yang kurang ia pun
bertekad mencari pengalaman baru
ke negeri jauh yang selama ini ia
dengar. Kepergian La Nggusu
merantau seperti istilah orang
Minang “Marantau Cino”, artinya
sekali pergi tak pernah kembali.
Alih-alih mendengarkan “kata
orang” La Nggini memencilkan diri
ke atas bukit yang menghadap ke
Teluk Bima. Setelah merasa lama
La Nggusu akhirnya tergerak ingin
pulang namun dalam perjalanan
kapalnya tersapu badai, tak hanya
melenyapkan harta yang bertahun-
tahun dikumpulkan nyawa La
Nggusu pun ikut lenyap. Berita ini
pun sampai pada La Nggini, ia pun
naik ke atas Gunung dua dan
meminta kepada Allah agar segera
mencabut nyawanya. Berahari-hari
warga kampung mencarinya tetapi
hanya melihat satu batu yang
teronggok menyerupai manusia
yang dipercai sebagi pergantian
wujud dari wanita setia itu.
4. Tari-tarian 1. Tari Buja 1. Tari Buja Kadanda adalah tarian
Kadanda tradisional berasal dari
2. Tari Lenggo Bima,NTB. Tarian ini
3. Tari Wura menggambarkan dua prajurit
Bongi Monca yang sedang berperang. Tarian
4. Tari Lopi ini biasanya dibawakan oleh 2
Penge pria yang berpakaian prajurit
5. Tari Kalero dan bersenjatakan tombak dan
Donggo perisai.
2. Tari Lenggo adalah tarian
tradisional yang berasal dari
daerah Bima, tarian ini dibagi
menjadi 2 jenis tarian yaitu Tari
Lenggo Melayu dan Tari
Lenggo Mbojo. Pada tari lenggo
melayu biasanya akan
dimainkan para penari pria,
sedangkan pada tari lenggo
mbojo akan dimainkan oleh para
penari wanita. Tarian lenggo
awalnya merupakan sebuah
tarian klasik yang muncul serta
berkembang dilingkungan istana
Kerajaan Bima, dan hanya
ditampilkan diacara-acara
tertentu.
3. Tari Wura Bongi Monca adalah
salah satu tarian selamat datang
atau penyabutan tamu dari
Bima,NTB.Tarian ini dilakukan
oleh penari perempuan secara
berkelompok dengan gerakan
yang lemah lembut sambil
menaburkan beras kuning
sebagai simbol penghormatan
dan harapan.Tari Wura Bongi
Monca ini merupakan salah satu
tarian tradisional yang cukup
terkenal dan masih sering
dipentaskan di berbagai acara di
daerah Bima,NTB.
4. Tari Lopi Penge mengisahkan
hubungan asmara antara puteri
raja bima dengan putera
mahkota Raja Gowa. Lopi
adalah perahu atau biduk.
Sedangkan penge ibarat
seseorang yang kangen dan
rindu. Jadi lopi penge adalah
biduk yang selalu rindu. Tarian
ini dimainkan oleh 7 orang
wanita dan 1 orang pria. 6 orang
penari perempuan adalah
sebagai dayang-dayang.
5. Tarian Kalero berasal dari
Donggo suatu desa yang terletak
diatas gunung Salunga yang
masuk diwilayah Kabupaten
Bima, tarian Kalero merupakan
tarian klasik yang masih tetap
dipelajari oleh masyarakat
Donggo. Tarian Kalero ini
merupakan tarian spiritual
masyarakat Donggo yang
berhubungan dengan
kepercayaan orang Donggo
zaman dulu untuk menghormati
orang yang meninggal.
5. Lagu Daerah Haju jati Pada awalnya, ini biasanya
dinyanyikan sebagai pelepas lelah
di kala sedang menebang kayu jati
di tangah hutan belantara. Lagu ini
berisikan pantun juga, pantunnya
berisi pujian terhadap kekuatan
serta ketahanan kayu jati untuk
bahan bangunan rumah.
6. Lagu-laguan Saudi Arabia Bercerita tentang seorang laki-laki
yang memiliki istri yang bekerja di
Saudi dan sudah 2tahun. Istrinya
itupun tidak ada memberi kabar
apa-apa, sang suami pun sudah
sangat merindukannya.
No Obyek Budaya Nama Penjelasan
.
1. Pakaian Adat 1. Rimpu 1. Rimpu sering diidentikan dengan
2. Sambolo mukena, rimpu terdiri dari dua bagian,
sebagai penutup kepala sampai perut
dan penutup perut sampai kaki. Secara
fungsi rimpu dibagi menjadi dua jenis,
rimpu cili dan rimpu colo. Rimpu cili
khusus untuk perempuan Bima yang
belum menikah, pada bagian atas
rimpu cili yang terbuka adalah
sepasang mata saja. Rimpu colo
digunakan oleh kaum ibu yang sudah
menikah. Rimpu colo menutup seluruh
bagian tubuh kecuali wajah.
2. Sambolo merupakan ikat kepala yang
terbuat dari kain tenun, motifnya
serupa dengan sarung songket,
sambolo kerap kali disebut sambolo
songke. Cara memakainya yaitu
menjalin masing-masing ujung
sehingga melingkari kepala dalam
keadaan tertutup. Kaum lelaki
mengenakan sejenis kemeja berlengan
dan berkerah pendek. Pada bagian
bawah, lelaki Bima mengenakan
sarung songket yang disebut tembe
me’e.
2. Alat Musik 1. Silu 1. Silu termasuk golongan ufi yaitu alat
2. Sarone musik yang ditiup. Silu adalah salah
satu jenis alat musik dari daerah bima
Dompu. Silu termasuk jenis alat musik
aerofon tipe hobo, karena silu
memiliki lidah lebih dari satu. Lidah
pada silu disebut pipi silu terdiri atas 4
lidah. Dalam pembuatan silu yang
diutamakan adalah produksi suaranya.
2. Sarone termasuk golongan aerofon
yang berlidah. Sarone dibuat dari dua
bahan pokok yaitu buluh (jenis bambu
kecil) dan daun lontar.
3. Rumah Adat Uma Lengge Rumah adat ini bentuknya hampir mirip
sama lumbung. Atapnya berbentuk
kerucut dan dibuat dari jerami. Rumah
adat ini memiliki 3 lantai
 Lantai pertama digunakan sebagai
ruang tamu.
 Lantai kedua digunakan untuk
kamar tidur
 Lantai ketiga biasanya digunakan
untuk tempat menyimpan makanan
dan barang.
Secara umum, struktur Uma Lengge
berbentuk kerucut setinggi 5-7m, bertiang
4 dari bahan kayu, dan memiliki pintu
masuk dibawah.
4. Senjata Parang (Cila)  Cila mboko (Parang Bengkok). Bentuk
Tradisional  Cila Mboko parang ini diujungnya melengkung.
 Cila Gowa Cila ini memiliki panjang sekitar
 Cila Mbolo 30cm. Pembuatan cila mboko
 Cila Golo dilakukan selama 2hari, bahan
 Cila La Nggunti pembuatannya adalah besi sekitar 1kg
Rante dengan harga sekitar RP. 12.000,-
 Cila Gowa merupakan cila pengaruh
kebudayaan Gowa. Cila ini memiliki
panjang 65cm. Cila ini diberi juga
nama Cila Naru. Lama waktu
pembuatan 1minggu. Bahan-bahanya
sama seperti cila mboko yaitu besi
1kg.
 Cila Mbolo ini bentuknya agak bundar.
Cila ini memiliki panjang sekitar
30cm. Sedangkan gagangnya memiliki
panjang sekitar 20cm. Lama
pembuatannya adalah 2 hari.
 Cila Golo ini hampir sama dengan
golok hanya saja cila ini memiliki
panjang 15cm, gagangnya ada sedikit
ukiran. Lama pembuatannya 2 hari dan
bahan baku utamanya besi 1kg dan
kayu jati dan sonokling untuk
gagangnya.
 Parang ini konon memiliki kesaktian
terutama jika digunakan disaat-saat
genting. Di juluki La Nggunti Rante
karena konon dapat memotong apa
saja termasuk baja dan besi. Parang ini
dibuat pada abad ke-14 yaitu pada
amsa pemerintahan Batara Indera
Bima. La Nggunti Rante merupakan
golok pendek dengan panjang 25cm
dan lebar 10cm. Parang sakti ini masih
ada dan tersimpan di Asi Mbojo.
5. Makanan Khas  Uta Palumara  Lauk ini terdiri dari ikan bandeng yang
Londe diguyur santan yang didalamnya
 Kahangga terdapat bumbu bawang putih, bawang
 Tota Fo’o merah, cabe merah, kunyit, dan tomat.
 Bingka Dolu Rasa dari makanan ini
manis,asam,pedas dan ada aroma
kemanginya sehingga terasa wangi saat
dimakan.
 Kue tradisional Bima yang dibuat
dengan bahan dasar tepung beras dan
gula. Rasanya gurih dan manis, dan
bisa menutupi rasa lapar. Biasanya
dihidangkan saat ada hajatan.
 Merupakan sambal khas bima yang
bahan dasarnya terdiri dari cabai dan
mangga. Rasa asam dari mangga dan
pedas dari cabai membuatnya sangat
segar.
 Merupakan kue khas bima yang sangat
disukai oleh masyarkat sekitar.
Teksturnya lembut dan mudah
dikunyah. Warna hijaunya berasal dari
daun suji.
6. Objek Wisata  Pacuan Kuda  Lokasi pacuan kuda terletak di Desa
 Pulau Ular Panda, Belo, 7km dari kota Bima.
 Pantai Lawata Pacuan kuda di bima sangat unik
 Pantai Amahami karena yang menungganginya adalah
 Pantai Kolo anak-anak yang berusia 5-8 tahun.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
telah mengkalenderkan jadwal pacuan
kuda sebanyak 4kali setahun yaitu
April, Juli, Agustus, dan Desember.
 Salah satu pulau yang berada ditengah
perairan bagian timur wilayah
administrasi kecamatan wera, sekitar
80km dari kota Bima. Ular-ular yang
mendiami pulau ular sangat unik dan
bersahabt, dengan warna putih silver
dan hitam mengkilat yang sangat
eksotis.
 Pantai lawata merupakan salah satu
tempat tujuan wisata utama bagi
masyarakat kota bima. Di kawasan ini
pengunjung dapat menikmati gai
beryang tersedia dan melakukan
seperti aktifitas berenang.
 Kawasan panai ini ramai terutama
pada sore dan malam hari. Pantai ini
berdekatan dengan pantai Lawata.
Perjalanan dari pusat kota dengan
menggunakan sepeda motor paling
tidak membutuhkan 10menit.
 Sepanjang jalan menuju kolo akan
menikmati pesona alam dengan aspal
mulus menyisir sepanjang pantai.
Sejak dari pendakian Ule ke utara,
pesona alam bagian utara Kota Bima
meninggalkan kesan. Sejauh mata
memandang kearah barat biru laut
membentang memanjakan mata.

Anda mungkin juga menyukai