Anda di halaman 1dari 18

PRODUK KERAJINAN LIMBAH DARI

BUNGA PINUS
Daftar Isi

Bab I
Latar Belakang
Manfaat
Bab II
Limbah
Produk Hias
Material/Bahan
Produk
Potensi Ekonomi
Bab III
Simpulan
Saran
BAB I
Latar belakang
Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan
dan dibuang, limbah pada umumnya mengandung
bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi.
Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar,
limbah ini akan terakumulasi di alam sehingga
mengganggu keseimbangan ekosistem Alam.
Penumpukan limbah di alam menyebabkan
ketidak seimbangan ekosistem tidak dikelolah
dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan
upaya merencanakan melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah, serta
pengendalian dampak yang ditimbulkannya.
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan
memerlukan pengetahuan tentang limbah unsur-
unsur yang terkandung serta penanganan limbah
agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu
keterampilan mengelolah limbah menjadi
ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang
terbuang ke alam.
Oleh karena permasalahan tersebut perlu
adanya tindakan yang pasti untuk mengolah
limbah menjadi kerajinan yang memiliki nilai
ekonomis agar dapat mengurangi permasalahan
limbah yang mencemari lingkungan.
Manfaat
1. . Mengurangi limbah alam
sebagai salah satu tujuan
mengurangi keberadaan limbah
alam salah satunya biji pinus
2. Limbah dapat digunakan
sebagai bahan dasar
pembuatan produk kerajinan
BAB II
Pengertian Limbah
Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang
berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak
dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa produksi, baik
dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia.
Beberapa pengertian tentang limbah :
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No.
231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur impor
limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang
sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi
yang fungsinya sudah berubah dari aslinya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP


85/1999 Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan
dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.
Berdasarkan jenisnya, limbah dibedakan menjadi limbah
padat, cair, dan gas. Limbah padat atau yang sering disebut
sampah merupakan limbah yang berwujud padat dan
biasanya bersifat kering serta tidak dapat
berpindah/menyebar jika tidak ada yang memindahkannya.
Limbah padat ini termasuk limbah yang paling sering
ditemukan di lingkungan, seperti sisa makanan, sampah
plastik, pecahan kaca, kertas bekas, kayu dan lain
sebagainya. Pinus merupakan salah satu limbah padat karena
teksturnya yang padat, kering, dan keras. Pinus dapat
dimanfaatkan baik getah, kayu, maupun bunganya. Bunga
pinus dapat dikreasikan menjadi berbagsi macam jenis
kerajinan produk hias seperti dibentuk menjadi bentuk
hewan, hiasan ruang tamu, hiasan kamar, dll. Selain
dimanfaatkan sebagai produk kerajinan benda hias bunga
pinus juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar.
Produk Hias
Pinus di Indonesia sering dikenal dengan nama
tusam. Pinus merkusii merupakan jenis pohon pionir
berdaun jarum. Kelompok kita mengambil produk hias
yang berasal dari limbah pohon pinus, khususnya
kembang pinus.
Limbah kembang pinus dapat digunakan sebagai
hiasan pada dinding ruangan. Kembang pinus
memiliki keunikan dalam hal bentuk dan tekstur,
sehingga produk hias yang dihasilkan juga memiliki
keunikan tersendiri dari produk hias sejenis yang beda
bahan pembentuknya. Hiasan dinding tersebut dapat
digunakan untuk memperindah interior ruangan agar
suasananya lebih nyaman dan enak dipandang.
Material
Pengadaan Biji

Biji Pinus merkusii dapat diambil dari buah pinus yang berbentuk
kerucut dan sudah matang. Buah pohon pinus yang sudah matang ini
memiliki bebapa ciri yaitu berwarna hijau kecoklatan dan sisik buah
melebar serta berwarna sedikit kebiruan.
Pengadaan biji dari buah ini dapat dilakukan setiap tahun karena
pohon pinus berbuah setiap tahun. Sebelum ditanam biji harus diseleksi
terlebih dahulu untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang baik.
Seleksi biji dilakukan dengan dua cara yaitu melihat secara langsung
penampilan fisik biji dan dengan cara perendaman.
Biji yang baik untuk dijadikan benih berwarna kuning kecokelatan dan
berbintik hitam, berbentuk bulat, padat, dan tidak mengerut. Selain itu,
biji yang baik juga dapat diketahui dengan cara merendam semua biji
yang ada ke dalam air. Biji yang baik untuk dijadikan benih akan
tenggelam di dalam air, sedangkan biji yang terapung di atas permukaan
air tidak baik untuk dijadikan benih. 
Sebelum ditabur, benih harus direndam terlebih dahulu dalam air
dingin selama 3-4 jam untuk mematahkan dormansi benih.
Penaburan Benih dan Penyapihan
Benih pinus yang sudah dipatahkan dormansinya siap ditanam pada
bedeng tabur dengan media semai. Media semai yang dipilih harus bebas
dari hama dan penyakit, cukup berpori dan tidak terlalu padat serta memiliki
kandungan unsur hara yang cukup untuk mendukung proses perkecambahan
benih.
Media semai yang dapat digunakan berupa kombinasi tanah/humus halus
dan pasir dengan perbandingan 2:1. Campuran antara kedua media semai
tersebut kemudian disterilkan agar terbebas dari hama dan penyakit. Salah
satu cara sterilisasi yang dapat dilakukan yaitu mengsangrai campuran tanah
dan pasir selama 4-6 jam dan dijemur di bawah sinar matahari. Media semai
yang telah disterilisasi kemudian dimasukkan ke dalam bedeng tabur yang
memiliki naungan. Setelah 10-15 hari, benih akan mengalami proses
perkecambahan yang berlangsung hingga satu bulan.
Sebelum penyapihan, media tumbuh harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Media tumbuh yang baik berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan
perbandingan 7:2:1 dengan penambahan pupuk NPK. Selain itu, media
tanam harus dicampur dengan tanah yang berasal dari bawah tegakan tua
Pinus merkusii . Hal ini dilakukan agar terjadi penularan mikoriza sehingga
akar Pinus merkusii yang tumbuh akan bersimbiosis dengan jamur/mikoriza.
Produk
1. Tahapan Pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan
bahan baku agar siap diproduksi. Pada limbah
berbahan alami, proses pembahanan penting
untuk menghasilkan produk yang awet, tidak
mudah rusak karena factor cuaca dan
mikroorganisme.Pewarnaan juga dapat dilakukan
pada tahap ini.

Tahapan pembahanan untuk kerajinan dari


bunga pinus
Kumpulkan bunga pinus yang telah kering
 Bersihkan
kotoran yang terdapat di bagian
dalam bunga pinus, termasuk benih, lumut,
dan daun pinus. Untuk membersihkannya,
dapat menggunakan pinset atau kuas.

 Siapkan
ember, isi dengan air dan cuka
dengan air : cuka = 2 : 1
 Rendam bunga pinus dalam larutan tadi sekitar
20-30 menit.Pada tahapan ini, bunga pinus harus
tetap terendam sepenuhnya.

 Angkat dan letakkan bunga pinus di atas koran, lalu


keringkan di bawah sinar matahari sampai kering
 Pewarnaan
Menggunakan semprotan
Letakkan bunga pinus secara menyamping, kemudian
semprot merata.Tunggu sekitar 10 menit sampai bunga
pinusnya kering sebelum Anda balik untuk disemprot sisi
baliknya.

Gunakan pernis untuk hasil yang lebih awet , dengan kuas


aplikasikan pernis keseluruh bunga pinus, tunggu sampai
kering.
2. Tahap pembentukan
Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk
dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat.pada tahap
ini, bentuk/potong bunga pinus sesuai pola/sesuai keinginan. 
3. TahapPerakitan
Rakit/susun bunga pinus sesuai selera dengan mempertimbangkan
nilai keindahan, pada tahap ini, dapat menggunakan lem (bias lem
fox, lemkastol, atau lem kayu).Susun dengan rapat dan rapi.Dapat
juga dirakit dengan bahan hiasan pendukung lainnya.
4. Tahap Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses pembuatan kerajinan hiasan. Finishing ini
akan memberikan tampilan terhadap nilai jual produk. Finishing
dilakukan sebelum produk tersebut dimasukan kedalam kemasan.
Pada tahap ini, dilakukan pembersihan sisa-sisa lem agar bersih.
Potensi Ekonomi
Online Shop/Toko Online
Hasil produksi tersebut dapat dipromosikan dalam media sosial atau
biasa disebut online shop. Dalam hal ini, produk hias difoto kemudian
dipromosikan, pembeli merupakan konsumen jarak jauh sehingga
memerlukan tambahan biaya untuk pengiriman barang.
Grosir/Reseller
Produk yang dijual tidak dilakukan secara langsung dari penjual ke
pembeli namun melalui lembaga pemasaran seperti pedagang grosir
atau eceran. Pedagang grosir biasanya memiliki modal lebih banyak
dibanding konsumen akhir sehingga dapat melakukan penjualan
dengan volume produk yang lebih banyak untuk dijual kembali.
Pameran
Dikarenakan produknya merupakan produk hias yang memiliki nilai
keunikan, sehingga dapat dipromosikan dalam suatu pameran.
Biasanya pameran memiliki tujuan untuk mengeksplorasi barang yang
masih jarang ada di kalangan umum. Sehingga pameran merupakan
salah satu jalan terbaik untuk mempromosikan produk hias.
BAB III
Kesimpulan
Limbah yang sering disepelekan
dapat menjadi kerajinan yang
memiliki nilai jual hanya dengan
sedikit pengolahan
Saran
Marilah kita berfikir kreatif
karena limbah yang tidak
berharga bisa menjadi barang
yang bernilai jual hanya dengan

Anda mungkin juga menyukai