Oleh:
INDAH KURNIATI
072 STYC20
MATARAM
2023
1. Nn.Q (21 Tahun) dibawa ke IGD pasca kecelakaan bermotor. Didapatkan
hasil pengkajian, nadi teraba lemah 120x/menit, akral teraba dingin, suhu
36,40C, sianosis di ujung jari dan bibir. Klien mengalami penurunan
kesadaran dengan GCS 12 dan tampak fraktur fremur yang telah dibidai.
Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan perawat ?
a. Kontrol perdarahan dengan balut tekan
b. Selimuti klien menggunakan selimut tebal
c. Ambil darah untuk pemeriksaan crossmatch
d. Berikan oksigen menggunakan sungkup 10L/menit
e. Berikan cairan kristaloid dengan suhu hangat, 2 jalur IV, diguyur
Jawaban : E. Berikan cairan kristaloid dengan suhu hangat, 2 jalur IV
diguyur
Pembahasan : Berdasarkan hasil pengkajian, banyak yang mengarah pada
ciriciri terjadinya syok hipovolemik (denyut nadi teraba lemah dan cepat,
akral dingin, hypothermia, takipnea, sianosis pada mulut dan perifer serta
adanya fraktur femur). Pada femur terdapat arteri femoralis yang cukup besar
sehingga bila terjadi fraktur di daerah tersebut berkemungkinan menyebabkan
perdarahan massif. Tindakan keperawatan yang tepat untuk kasus diatas
adalah melakukan penggantian cairan dengan memberikan kristaloid dengan
suhu hangat 390C (102,2 F) sebelum digunakan. Hal ini untuk mencegah
hipotermia yang dapat memperburuk prognosis penderita dan cairan kristaloid
dapat memperbaiki preload dan cardiac outpu pada pasien syok dengan cepat.
6. Seorang laki-laki berusia 30 tahun masuk IGD setelah mengalami luka bakar
pada bagian wajah. Pasien diduga mengalami trauma inhalasi. Apakah
tindakan antisipasi yang harus dilakukan perawat?
a. Pemberian oksigen 15 liter dengan nasal kanul
b. Pemberian oksigen 10 liter dengan nasal kanul
c. Pemberian oksigen 100% dengan masker aerosol
d. Pemberian oksigen dengan rebreathing face mask
e. Pemberian oksigen 100% dengan masker wajah non rebreater yang ketat
Jawaban : E. Pemberian oksigen 100% dengan masker wajah non rebreater
yang ketat.
Pembahasan : Jika pasien diduga mengalami trauma inhalasi maka dilakukan
pemberian oksigen 100% melalui masker wajah non rebreather dan tight
fitting ditentukan sampai kadar carboxyhemoglobin turun 15%. Pada trauma
inhalasi, orofaring diinspeksi untuk melihat tanda-tanda erythema, blister atau
ulserasi. Kebutuhan intubasi endotraceal juga ditemukan dari hasil inspeksi
tersebut.
7. Seorang perawat sedang dinas malam di IGD Rumah Sakit Curup. Pada saat
bersamaan masuk 5 orang pasien. Tn.A mengeluh sakit kepala hebat, Tn.B
mengalami luka tusuk pada bagian abdomen, Tn.C dengan frekuensi nafas
46x/menit, Tn.D terjadi serangan jantung, dan TN.E mengalami fraktur pelvis.
Pasien manakah yang menjadi prioritas pertama, pada kasus diatas?
a. Tn.A
b. Tn.B
c. Tn.C
d. Tn.D
e. Tn.E
Jawaban : D. Tn.D
Pembahasan : Dari kasus diatas didapatkan data bahwa Tn.D mengalami
serangan jantung (bermasalah pada sirkulasi (C) namun pada pasien jantung,
penatalaksanaan dimulai pada circulation sehingga berada di triase merah)
penentuan triase di rumah sakit pada prioritas utama diberikan kepada pasien
dengan kondisi yang sangat mengancam jiwa. Tn.A : mengeluh sakit kepala
hebat tidak bermasalah pada ABCD, maka berada pada triase hijau.
Penanganan pada pasien dapat ditunda, Tn.B : luka tusuk abdomen
(bermasalah pada circulation (C) dan exposure (E) berapa pada triase kuning)
artinya kondisi pasien tidak kritis namun bila tidak diberkan pertolongan
maka kondisi memburuk, Tn.C : frekuensi napas 46x/menit (bermasalah pada
breathing (B) berada pada triase kuning), Tn.E : fraktur pelvis (fraktur pelvis
memungkinkan terjadinya perdarahan hebat dikarenakan adanya arteri besar
sehingga bermasalah berada pada triase merah).
9. Seorang bayi lahir prematur dengan BBLR melalui persalinan SC. Pada hari
kedua perawatan bayi tampak membiru, kesulitan bernapas, gasping, retraksi
dada tampak jelas. Pernapasan 77 x/menit, terdengar jelas stridor bilateral dan
grunting terdengar tanpa stetoskop. Setelah diberikan terapi oksigen oleh
perawat, bayi tetap tampak membiru. Apa tindakan selanjutnya yang harus
dilakukan perawat?
a. Melakukan suction
b. Melakukan pengecekan AGD
c. Melakukan pemasangan NGT
d. Mengganti terapi oksigen volume tinggi
e. Melakukan pemeriksaan elektrolit darah
Jawaban : B. Melakukan pengecekan AGD
Pembahasan : Berdasarkan kasus, bayi mengalami kondisi ancaman gagal
napas. Ancaman gagal napas harus dilakukan pemeriksaan gas darah pada
bayi.
10. Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak
nafas. Pasien memiliki riwayat asma, pada pemeriksaan TDL 120/80 mmHg,
RR: 28x/menit, P: 96 x/menit. Pasien diberikan oksigen 3 L/menit, diberikan
posisi semi fowler, infus baru terpasang lancer. Dokter memberi advice untuk
segera memberikan aminophylin drip, obat telah tersedia. Tindakan apa yang
selanjutnya dilakukan perawat ?
a. Hitung tetesan obat
b. Kaji tanda phlebitis
c. Kaji reaksi alergi obat
d. Observasi pola nafas pasien
e. Masukkan obat ke dalam cairan infus
Jawaban : E. masukkan obat ke dalam cairan infus
Pembahasan : Sesuai advice dokter, obat diberikan secara drip, infus sudah
terpasang lancer, dan obat sudah tersedia, maka obat dimasukkan ke dalam
cairan infus untuk dilakukan pemberian drip obat pada pasien.
11. Seorang laki-laki berusia 68 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan tidak
sadarkan diri sejak 2 jam yang lalu. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan
bahwa lansis tersebut mengalami DM tipe II, dengan tanda-tanda vital : TD:
100/60 mmHg, P: 78 x/menit, RR 18 x/menit, T: 36,6oC, kadar glukosa
plasma 60 mg%, bibir sianosis, akral dingin. Apakah penanganan pertama
yang paling tepat dalam kasus tersebut ?
a. Pemberian D40%
b. Memberikan cairan D5%
c. Memberikan O2 tambahan
d. Pemberian insulin sesuai indikasi
e. Memberikan resusitasi cairan NaCl 0,9%
Jawaban : A. Pemberian D40%
Pembahasan : Berdasarkan data diatas, glukosa plasma pasien 60 mg%, bibir
sianosis, akral dingin, menandakan bahwa pasien mengalami hipoglikemi
glukosa plasma < 63mg%, maka prioritas pertama yaitu pemberian D40%
sebanyak 50 ml, dengan masing” flakon 25 ml maka memerlukan 2 flakon.