Oleh :
Kelompok 4
Bentuk kegiatan
Waktu kegiatan
Kegiatan di laksanakan pada hari Kamis,03 Pebruari 2022
Tempat Kegiatan
Di kediaman Bapak Marisah selaku Kepala Lingkungan Dasan Kolo Baru, Mataram
Peserta Kegiatan
Masyarakat Lansia Lingkungan Dasan Kolo Baru, Mataram
Hasil Kegiatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan di Lingkungan Dasan Kolo Baru, Mataram di ikuti oleh
masyarakat setempat khususnya lansia yang dimana 5 orang perwakilan dari masing-masing
RT. Sebelum memulai kegiatan penyuluhan kesehatan kami memberikan masker dan
mempraktekkan cara mencuci tangan 6 langkah yang benar menggunakan Hand sanitizer.
Setelah itu acara penyuluhan kesehatan dibuka oleh moderator (Riza Handayani) lalu dilanjut
kan dengan acara memberikan kata sambutan oleh Dosen Pembimbing Akademik dari Dosen
STIKES Yarsi Mataram Ibu Baiq Heni Rispawati., Ners., M.Kep dan Sambutan dari Bapak
Kepala Lingkungan Dasan Kolo Baru Bapak Marisah. Kemudian acara dilanjutkan dengan
penyampaian materi oleh penyaji (Eka Rima Melati Suci), setelah itu penyaji membuka sesi
tanya jawab tetapi tidak ada yang bertanya sehingga penyaji langsung memberikan
pertanyaan yang akan di jawab oleh peserta dan yang dapat menjawab akan langsung
mendapatkan hadiah dari panitia. Beberapa pertanyaan yang diberikan oleh penyaji yaitu;
Setelah selesai sesi pertanyaan, penyaji melanjutkan dengan pemberian doorprize bagi
peserta yang telah menjawab pertanyaan dari penyaji yang dimana pemberian dooprize ini
bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi peserta yang telah mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan menganai upaya dan penanganan Tuberkulosis pada lansia. Pemberian
doorprize dilakukan oleh Dosen Pembimbing dan Bapak Kepala Lingkungan. Setelah itu
penyaji mengembalikan acara kepada moderator dan kemudia moderator menutup acara
penyuluhan dengan mengajak para peserta dengan dosen pembimbing melakukan foto
bersama.
Evaluasi
Pada tahap ini,metode yang di lakukan yaitu memberikan 4 pertanyaan yang dimana
pertanyaan tersebut telah disampaikan penyaji dengan mennggunakan Bahasa Sasak agar
para peserta yang mayoritas lansia dapat memahami tujuan dari penyuluhan kesehatan yang
kami lakukan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pengertian TB
2. Penyebab Terjadinya TB
3. Gejala-Gejala TB
4. Pencegahan Penyakit TB
5. Pengobatan Penyakit TB
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan selama ±30 menit, masyarakat dapat
melakukan pencegahan penularan dan menanggulangi penyakit TB.
C. Tujuan khusus
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan masyarakat lansia Dasan Kolo Baru
mampu :
D. Metode
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
E. Media
Leaflet, Powerpoint, LCD
F. Panitia Kegiatan
Susunan Panitia Kegiatan :
Pembimbing Akademik: Bq. Nurul Hidayati., Ners., M.Kep
Baiq Heni Rispawati., Ners., M.Kep
Moderator : Riza Handayani
Penyaji : Eka Rima Melati Suci
Perlengkapan : Julian Ade Kantari
LL. Risky Trihadi Negara
Widiya Setiani
Nofita Rosdiana
Konsumsi : Kartika Pertiwi
Oni Suryani
Elmiana
G. Strategi
Menyampaikan tujuan
umum dan tujuan khusus
Kontrak waktu dengan
sasaran
3 Kerja Mengidentifikasi Tanya jawab 10
pengetahuan. Menyimak materi menit
Menyampaikan Materi yang disampaikan
diantaranya: Diskusi
1.Pengertian penyakit Tanya jawab
TB Kuis berhadiah
2.Menjelaskan penyebab Memberikan hadiah
penyakit TB untuk yang bisa
3.Menjelaskan gejala TB menjawab
4.Menjelaskan cara
pencegahan TB
5.Menjelaskan cara
penanganan/pengobatan
TB
Memberikan kesempatan
bertanya
Menjawab pertanyaan
Memberikan kuis
berhadiah
4 Terminasi Membuat kesimpulan Menyimak 5 menit
Melakukan evaluasi Menjawab salam
Menutup penyuluhan
dan mengucapkan
terimakasih.
H. Peserta Penyuluhan
J. Evaluasi
Peserta sudah mampu menjelaskan :
a. Memahami pengertian TB
b. Memahami penyebab TB
c. Memahami gejala TB
d. Mengetahui cara pencegahan TB
e. Mengetahui cara pengobatan TB
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian TBC
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
penyakit parenkim paru. Nama Tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil
dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri
dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan
granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.
Pengertian Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan karena
kuman TB yaitu Myobacterium Tuberculosis. Mayoritas kuman TB menyerang paru, akan
tetapi kuman TB juga dapat menyerang organ Tubuh yang lainnya. Tuberkulosis adalah
penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)
(Werdhani, 2011).
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang disebabkan
oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan melalui dahak (droplet)
dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan (Ginanjar, 2008). Bakteri
Mycobacterium Tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang merupakan batang ramping,
kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut dengan BTA (bakteri tahan asam). Dapat
berbentuk lurus ataupun bengkok yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5 μm
yang bergabung membentuk rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan
(Ginanjar, 2010).
B. Penyebab TBC
Tuberkulosis (TBC) yang juga dikenal dengan TB merupakan suatu penyakit paru-paru
yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kuman TBC tidak hanya
menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus atau kelenjar. Penyakit ini
ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita TBC, ketika berbicara, batuk, atau
bersin. TBC lebih rentan menyerang pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah,
misalnya penderita HIV.
TBC dapat tersebar lewat udara apabila orang yang mengidap TB paru atau tenggorokan
sedang batuk, bersin ataupun berbicara dan mengirimnya ke udara. Apabila kuman tersebut
terhirup oleh orang lain, maka orang dengan kekebalan tubuh yang rendah dapat terkena
infeksi. TBC juga dapat menyebar dari pergaulan yang sering dan lama seperti dengan
sesama anggota keluarga dan teman.
C. Gejala-Gejala TBC
1. Batuk selama Lebih dari 2 Minggu
Batuk adalah gejala khas dari banyak penyakit pada saluran pernapasan, termasuk
TBC. Gejala ini terjadi akibat infeksi yang mengganggu kelancaran pernapasan. Infeksi
TBC di paru-paru dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir, yang memicu batuk
berdahak. Namun, pada beberapa kasus, ada juga yang tidak memicu peningkatan
produksi lendir dan membuat pengidap TBC mengalami batuk kering. Pada kondisi yang
parah, batuk-batuk yang dialami juga bisa disertai dengan keluarnya darah.
2. Sesak Napas
Infeksi bakteri penyebab TBC di paru-paru dapat menyebabkan peradangan yang
meningkatkan produksi lendir, serta penumpukan sel-sel mati di paru-paru akibat
serangan bakteri. Kondisi ini dapat menghambat keluar masuknya udara ke paru-paru,
membuat pengidap TBC mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas dengan lancar.
3. Demam
Demam dapat terjadi karena sistem imun sedang bereaksi melawan infeksi bakteri
TBC, terutama pada tahap awal infeksi aktif. Demam yang dialami umumnya hilang dan
kambuh dalam beberapa waktu, dan bisa dirasakan dalam waktu lebih dari 3 minggu.
4. Berkeringat di Malam Hari
5. Penurunan Berat Badan Drastis
Ini sebenarnya efek yang timbul secara tidak langsung. Sebab, empat gejala TBC tadi
membuat pengidapnya tidak nafsu makan. Batuk yang terus-menerus juga menyulitkan
pengidap TBC menelan makanan. Terlebih lagi, obat-obatan untuk TBC memiliki efek
samping berupa masalah pencernaan, gangguan nafsu makan, dan penurunan
metabolisme. Imbasnya, berat badan jadi turun secara drastis, karena kurangnya asupan
nutrisi.
D. Pencegahan TBC
1. Tutup mulut saat batuk dan bersin
TBC menular lewat dahak dan air liur yang keluar dari mulut. Itu sebabnya, menutup
mulut saat bersin dan batuk merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan pasien TBC
untuk mencegah penularan ke orang sehat. Meski begitu, jangan menutup mulut dan
hidung menggunakan telapak tangan. Kuman bisa berpindah ke tangan dan berpindah
lagi ke orang lain saat berjabat tangan atau memegang mereka. Sebaiknya gunakan tisu
dan segera membuangnya ke tempat sampah agar kuman tak menyebar dan
menghindarkan orang lain untuk menyentuhnya.
Sesudahnya, perlu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer berakohol. Jika tidak
sempat mengambil tisu, tutup mulut dengan memalingkan wajah ke sisi lengan dalam
atau siku dalam. Selama mengalami gejala TBC seperti batuk dan bersin, gunakan
masker saat sakit di tempat umum sebagai cara mencegah penularan penyakit dan juga
bisa mempelajari etika batuk yang baik dan benar.
2. Jangan meludah atau membuang dahak sembarangan
Sama halnya dengan batuk atau bersin di tempat umum, membuang dahak dan
meludah pun tidak boleh sembarangan. Bakteri yang terdapat dalam percikan ludah bisa
beterbangan di udara, kemudian terhirup oleh orang di sekitar. Jika ingin membuang
dahak atau meludah, lakukanlah di kamar mandi. Siram ludah Anda dengan air dan zat
pembersih disinfektan sampai terbilas bersih.
3. Mengurangi interaksi sosial
Selain menjaga kebersihan diri, juga perlu menghindari interaksi yang melibatkan
kontak dekat dengan orang lain sebagai cara mencegah TBC. Jika memungkinkan,
usahakan untuk beraktivitas atau tidur di ruangan yang terpisah. Batasi waktu bepergian,
jangan terlalu lama berada di tempat-tempat yang dipadati banyak orang, terutama
transportasi umum. Apabila tidak memiliki kebutuhan mendesak, perbanyaklah
beristirahat di dalam rumah.
Bagi penderita tuberkulosis dengan kondisi resistan antibiotik diharuskan melakukan
isolasi diri sampai benar-benar sembuh dari infeksi bakteri. Perawat atau orang lain yang
berkontak dengan penderita TBC resistan obat perlu menggunakan alat dan pakaian
pelindung diri sebagai upaya pencegahan.
4. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam ruangan
Saat menetap di rumah, pastikan ruangan yang di tinggali terjaga kebersihannya.
Kuman penyebab TBC umumnya dapat bertahan hidup di udara bebas selama 1-2 jam,
tergantung dari ada tidaknya paparan sinar matahari, kelembapan, dan sistem ventilasi di
rumah. Pada kondisi gelap, lembap, dan dingin, kuman TB dapat bertahan berhari-hari,
bahkan berbulan-bulan.
Namun, bakteri TBC bisa langsung mati jika terpapar oleh sinar matahari langsung.
Itu sebabnya, Anda dianjurkan untuk membuka jendela dan tirai saat cuaca cerah.
Biarkan sinar matahari masuk untuk membunuh kuman-kuman TBC yang mungkin
tinggal dalam rumah. Ketika membuka jendela, sirkulasi udara pun dapat membantu
mendorong kuman-kuman keluar rumah sehingga mati saat terpapar sinar ultraviolet dari
matahari di luar.
5. Membatasi kontak dengan kelompok rentan
Salah satu faktor penentu seseorang bisa tertular TBC atau tidak adalah seberapa kuat
sistem imun tubuhnya dan kebersihan dirinya. Semakin kuat daya tahan tubuh semakin
kecil kemungkinannya untuk tertular TB. Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya
lemah cenderung lebih mudah terinfeksi.
Menurut badan pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika, CDC, kelompok
orang yang berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi TBC karena kondisi sitem imun yang
lemah di antaranya adalah:
Anak-anak
Ibu hamil
Orang lanjut usia
Penderita kanker
Penderita penyakit autoimun
Penderita TB laten
Orang yang tidak menjalani pengobatan TBC secara tuntas
Orang yang terinfeksi bakteri TBC dalam waktu 2 tahun terakhir
Orang dengan penyakit tertentu seperti HIV/AIDS juga perlu cek TBC.
E. Cara Penanganan/Pengobatan
Pengobatan TBC bisa di dapatkan di Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Bisa juga
mendapatkannya di Dokter Praktik Swasta (DPS), yang tentunya sudah DOTS. DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse) merupakan salah satu strategi yang dilaksanakan
oleh pelayanan kesehatan di dunia, dengan tujuan untuk mendeteksi dan menyembuhkan
penyakit TBC. Strategi ini diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995 dan telah diterapkan
secara luas dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama pada fasilitas kesehatan
yang telah ditentukan.
Tahapan Pengobatan TBC yaitu:
1. Tahap Awal (Intensif) : berlangsung sejak memulai pengobatan hingga 2 bulan, dimana
pasien TBC diwajibkan meminum obat setiap hari.
2. Tahap Lanjutan : sejak bulan ke-2 hingga bulan ke-6 atau lebih. Pada tahap ini, pasien
hanya diwajibkan meminum obat 3x seminggu.
Kedua tahapan di atas jika ditotal berlangsung minimal 6 bulan, bisa juga lebih bahkan
sampai 12 bulan. Namun, lamanya pengobatan ini tergantung pada berat ringannya penyakit
TBC yang diderita oleh pasien dan ditentukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih.
Jika diakhir tahap intensif hasil pemeriksaan dahak masih positif, maka tahap pengobatan ini
akan ditambah 1 bulan.
Tahap Awal (Intensif) bertujuan untuk mengnonaktifkan kuman/ bakteri TBC sedangkan
Tahap Lanjutan bertujuan untuk mematikan kuman/ bakteri TBC. Perlu diingat,
konsultasikan lama pengobatan dan jumlah obat yang diminum kepada tenaga kesehatan.
Gejala hilang pada masa pengobatan bukan berarti kuman/bakteri TBC sudah hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. (2021, September 17). KAMPUNG SAHABAT (KAMPUNG SEHAT BEBAS TBC).
Retrieved Januari 25, 2022, from Inovasi Daerah Kota Mataram:
https://inovda.mataramkota.go.id/index.php/2021/09/17/kampung-sahabat-kampung-
sehat-bebas-tbc/
Dharmita, B. P. (2019, Agustus 28). Mengenal TBC, Gejala, Penyebab dan Penanganan Pada
Anak. Retrieved Januari 20, 2022, from RSUP dr. SARDJITO:
https://sardjito.co.id/2019/08/28/mengenal-tbc-gejala-penyebab-dan-penanganan-pada-
anak/
dr. Makarim, F. R. (2021, April 1). 5 Gejala TBC yang Perlu Diwaspadai. Retrieved Januari 20,
2022, from halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/5-gejala-tbc-yang-perlu-
diwaspadai
Kemala, F. (2021, April 15). Agar Tidak Tertular Ataupun Menularkan, Ketahui Pencegahan
TBC Berikut Ini. Retrieved Januari 20, 2022, from hello sehat:
https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/pencegahan-tbc/
on, p. (2021, Juni 24). Tahukah Kalian Tahapan Pengobatan TBC? Retrieved Januari 20, 2022,
from KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA:
https://tbindonesia.or.id/artikel/tahukah-kalian-tahapan-pengobatan-tbc/
Utami, B. J., Rusiana, H. P., & Zulkahfi. (2021). Jurnal Ilmiah Kesehatan. Status Kesehatan dan
Dukungan Sosial Lansia Di Kuripan Utara Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan Lombok
Barat, 43.