DOSEN PEMBIMBING:
MUCHLIS,S.Pd.I., M.Sos
DI SUSUN OLEH:
Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peran Bahasa Dalam Komunikasi
Masyarakat Aceh”. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Bahasa Aceh adalah salah satu bahasa daerah yang masih hidup, yang
dipakai oleh masyarakat Aceh sebagai penjelmaan kebudayaan Aceh. Kehidupan
dan cara berpikir masyarakatnya pun dapat tercerinin melalui bahasanya. Bahasa
Aceh berfungsi sebagai alat penghubung dalam keluarga masyarakat Aceh,
lambang identitas dan kebanggan daerah. Selain itu berfungsi juga sebagai
pendukung bahasa nasional, dan alat pendukung serta pengembang kebudayaan
daerah, sehingga kelangsungan hidup dan pembinaannya perlu mendapat
perhatian yang secukupnya. Kedudukan bahasa Aceh dalam masyarakat adalah
sebagai bahasa pertanian, bahasa ibu, yang menjadi alat pelahirkan pikiran dan
perasaan, bahasa yang menipakan sumber kebudayaan dan sumber penatuan untuk
lingkungan keluarga di daerah ini.
1.4 Manfaat
Makalah ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis: dilakukannya penyusunan makalah ini sebagai bahan
bacaan sekaligus untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Kearifan Lokal Aceh.
b) Manfaat Praktis: dilakukannya penyusunan makalah ini sebagai rujukan
data dan informasi dalam menulis makalah selanjutnya berkenaan Peran
Bahasa Dalam Komunikasi Masyarakat Aceh.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Bahasa Aceh adalah bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa
Austronesia. Daerah asal dari bahasa Aceh belum diketahui dengan jelas
dikarenakan belum adanya catatan ataupun bukti yang menguatkan. Bahasa Aceh
menunjukkan banyak persamaan dengan bahasa yang digunakan oleh bangsa Mon
Khmer yang merupakan penduduk asli Kamboja, baik dari segi tatanan bahasa
maupun peristilahannya.
Bahasa ibu adalah sebuah sistem linguistik yang pertama kali dipelajari
secara alamiah langsung dari ibu ataupun keluarga yang memelihara anak
tersebut. Bahasa Aceh adalah bahasa pertama atau bahasa ibu dari kurang lebih
71% penduduk Aceh yang menempati wilayah pantai atau pesisir. Bagi
masyarakat yang ber-etnis Aceh apabila ibunya berbahasa Aceh, maka secara
tidak langsung bahasa ibu anak tersebut adalah bahasa Aceh sebagai konstruksi
bahasa pertamanya.
Ditinjau dari segi tempat dan situasi penggunaannya, bahasa Aceh
digunakan dalam keseharian masyarakat Aceh. Seperti dalam interaksi sesama
keluarga, upacara-upacara adat, dan rapat-rapat umum di kalangan masyarakat.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dipraktekkan oleh masyarakat
perkotaan di Aceh di mana mereka cenderung menggunakan bahasa Indonesia
sebagai media interaksi antar sesama masyarakat.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis dapat menyampaikan
beberapa saran yang sekiranya dapat dilakukan dan bermanfaat bagi penulis dan
pembaca, diantaranya sebagai berikut :