Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TINGKATAN TAKSONOMI KOGNITIF


BLOOM DAN ANDERSON

Oleh

Muh.Rifai Alimuddin (1816040008)

Program Studi Pendidikan IPA


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah berkat rahmat dan

karunia-Nya, makalah tentang Tingkatan Taksonomi Kognitif Bloom dan Anderson yang

penulis buat ini dapat diselesaikan sesuai batasan waktunya. Dan semoga kita selalu dalam

lindungan Allah SWT. Amin.

Tersusunnya makalah ini adalah berkat dorongan, bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih. Terlepas dari semua itu, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun

tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga makalah tentang Tingkatan Taksonomi

Kognitif Bloom dan Anderson ini dapat bermanfaat untuk proses pembelajaran khususnya

dan bagi para pembaca umumnya.

Makassar, 14 April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Taksonomi merupakan cara pengkategorian. Guru mengharapkan anak


didiknya berhasil mempelajari sesuatu. Keberhasilan itu tentu harus dapat diukur.
Taksonomi Bloom bermaksud mempermudah guru membuat klasifikasi apa saja yang
harus dipelajari anak didiknya dalam waktu tertentu. Pada pelajaran mengenai gugus
fungsi dalam mata kuliah kimia organik misalnya, seorang guru ingin mahasiswanya
mempelajari gugus-gugus fungsi apa saja, bagaimana suatu gugus fungsi dengan
gugus fungsi yang lainnya dibedakan, bagaimana mensintesis senyawa dalam gugus
fungsi tertentu, dan reaksi apa saja yang berkaitan dengan masing-masing gugus
fungsi. Sejauh apa guru menginginkan mahasiswanya mempelajari hal-hal tersebut
merupakan sebuah tujuan pembelajaran.
BAB II

ISI

A. Tingkatan Kognitif Menurut Bloom


Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan
pendidikan. Taksonomi ini diajukan oleh Benjamin S. Bloom pertama kali pada tahun
1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, dan setiap
domain tersebut dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang lebih rinci. Tujuan
pendidikan dibagi menjadi tiga domain yaitu :
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian, atau
keterampilan berpikir
2. Affective Domain (Ranah Afektif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi, dan
cara penyesuaian diri
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor), yang berisi perilaku-perilaku
yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, atau mengoperasikan mesin.
Ada beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan
ketiga domain tersebut diantaranya berdasarkan yang diungkapkan oleh Ki Hajar
Dewantoro, yaitu cipta, rasa, dan karsa. Selain itu juga dikenal istilah penalaran,
penghayatan, dan pengamalan.
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap
tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah,
seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di
tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
1. Domain Kognitif
Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan :
a. Pengetahuan
Berisi kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, defenisi,
fakta-fakta, gagasan, pola, urutan metodologi, dan sebagainya. Sebagai contoh,
ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yang berada di level ini
bisa menguraikan dengan baik defenisi dari kualitas, karakterisitik produk yang
dihasilkan, atau standar kualitas minimum untuk produk.
b. Pemahaman
Berisi kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan
dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, memberi
deskripsi, dan gagasan utama
c. Aplikasi
Ditingkatan ini, seseorang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan
gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya di dalam kondisi kerja.
Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam fish bone diagram.
d. Analisis
Ditingkat analisis seseorang akan mampu menganalisis informasi kemudian
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola dan hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari skenario yang rumit. Sebagai contoh, di tingkat ini
seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan
menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
e. Sintesis
Seseorang ditingkat sintesis akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari
sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat dan mampu mengenali data
ataupun informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manager kualitas memberikan solusi untuk
menurunkan tingkat reject berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab
turunnya kualitas produk.
f. Evaluasi
Seseorang di tingkat analisis dikenali dari kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan sebagainya dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh. Di tingkat ini seorang manajer
kualitas harus mampu menilai solusi alternatif yang sesuai untuk dijalankan
berdasarkan efektifitas, urgensi, manfaat, nilai ekonomis, dan sebagainya.

B. Tingkatan Kognitif Menurut Anderson


Taksonomi Anderson merupakan revisi dari Taksonomi Bloom yang dimana
diajukan secara umum untuk lebih melihat ke depan (ahead of time) dan merespon
tuntutan berkembangnya komunitas pendidikan, termasuk bagaimana anak-anak
berkembang dan belajar serta bagaimana guru menyiapkan bahan ajar, seluruhnya
mengalami perkembangan yang signifikan bila dibandingkan dengan empat puluh
tahun yang lalu.
Adapun perbaikan Taksonomi Bloom sehingga menjadi Taksonomi Anderson
yaitu :
1. Mengingat, yaitu menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, dan pengenalan
2. Memahami, yaitu menerjemahkan, menjabarakan, menafsirkan,
menyederhanakaan, dan membuat perhitungan
3. Menerapkan, yaitu memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan
mengenali, pola penerapan, ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda
4. Menganalisis, yaitu memecahkan ke dalam bagian, bentuk, dan pola
5. Menilai, berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa
6. Menciptakan, yaitu menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang
sebelumnya kurang jelas
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Ada 6 tingkatan kognitif menurut Bloom yaitu:
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Aplikasi
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2. Kognitif Anderson merupakan perbaikan dari taksonomi Bloom yaitu :
a. Mengingat
b. Memahami
c. Menerapkan
d. Menganalisis
e. Menilai
f. Menciptakan
DAFTAR PUSTAKA
Jimmy Wales, Larry Sanger. (2001, Januari 15). Wikipedia. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org

Sari, I. M. (2012, Maret 8). Direktori File UPI. Diambil kembali dari http://file.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai