Anda di halaman 1dari 7

TUJUAN DAN UNSUR-UNSUR DINAMIS PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN
Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang
sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru agar
berhasil dalam membelajarkan siswa; sementara unsur-unsur dinamis pembelajaran
mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan
pembelajaran haruslah menunjang dan dalam rangka tercapainya tujuan belajar.
Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu
pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar, termasuk tujuannya. Sebab, jika
guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud atau tujuan
pembelajaran tersebut.
Pembelajaran model dahulu itu, memang tidak dicoba terkaitkan dengan
belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih terkonsentrasi pada kegiatan guru dan tidak
terkonsentrasi pada kegiatan siswa.
Jika pada masa sekarang ini, pembelajaran dicoba dikaitkan dengan belajar,
maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas
belajar siswa. Aktivitas belajar siswa harus dijadikan titik tolak dalam merancang
pembelajaran.
Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan
belajar siswa tersebut adala, disusunnya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang
tercapainya tujuan belajar. Muatan-muatan yang termaktub dalam tujuan belajar,
haruslah termaktub juga dalam tujuan pembelajaran.
Contoh kongkrit tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar
adalah sebagai berikut :
Tujuan Belajar

Tujuan Pembelajaran

Setelah menelaah teks butir-butir pertama Setelah siswa dibelajarkan dengan cara
pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan menelaahteks butir pertamapancasila, siswa
antara butir pertama dengan butir kedua dapat menjelaskan kaitan antara butir pertama
secara benar dengan menggunakan kata-kata dengan butir kedua secara benar dengan
sendiri.
Setelah

mengamati

berbagai

menggunakan kata-kata sendiri.


tumbuh- Setelah dibelajarkan dengan cara mengamati

tumbuhan di kebun percobaan sekolah, siswa tumbuh-tumbuhan

di

kebun

percobaan

dapat membedakan antara tumbuh-tumbuhan sekolah, siswa dapat membedakan antara


yang berkeping satu dan yang berkeping dua.

tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu dan


yang berkeping dua.

Dari contoh yang disebutkan tersebut sangatlah jelas, bahwa tujuan


pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar siswa adalah :
1. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi waktunya, yaitu setelah siswa belajar
atau dibelajarkan.
2. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi substansinya, yaitu siswa bisa apa
setelah belajar atau dibelajarkan.
3. Punya kesamaan tercapainya tujuan dari segi cara mencapainya.
4. Punya kesamaan takaran dalam pencapaian tujuan.
5. Punya kesamaan dari segi pusat kegiatan, yaitu sama-sama berada pada diri siswa.
Agar tujuan pembelajaran yang kongruen dengan tujuan belajar tersebut jelas,
berikut disajikan contoh tujuan pembelajaran yang tidak kongruen dengan tujuan
belajar :

Tujuan Belajar
Tujuan Pembelajaran
Setelah menelaah teks butir-butir pertama Setelah siswa dibelajarkan dengan cara
pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan menelaah teks butir pertama pancasila,
antara butir pertama dengan butir kedua siswa dapat menjelaskan kaitan antara
secara benar dengan menggunakan kata- butir pertama dengan butir-butir yang

kata sendiri.
lainnya.
Setelah mengamati berbagai tumbuh- Setelah dibelajarkan

dengan

cara

tumbuhan di kebun percobaan sekolah, mengamati tumbuh-tumbuhan di kebun


siswa

dapat

membedakan

antara percobaan

tumbuh-tumbuhan yang berkeping satu menamakan

sekolah,

siswa

tumbuh-tumbuhan

dapat
yang

dan yang berkeping dua.


berkeping satu dan berkeping dua.
Setelah menelaah teks butir-butir pertama Setelah siswa dibelajarkan dengan cara
pancasila, siswa dapat menjelaskan kaitan menelaah teks butir pertama pancasila,
antara butir pertama dengan butir kedua siswa dapat menjelaskan kaitan antara
secara benar dengan menggunakan kata- butir pertama dengan kedua secara benar
kata sendiri.

dengan menggunakan kata-kata yang

ada pada teks


Setelah mengamati berbagai tumbuh- Setelah dibelajarkan

dengan

cara

tumbuhan di kebun percobaan sekolah, membaca buku teks dan berdiskusi


siswa dapat membedakan antara tumbuh- dengan teman-temannya, siswa dapat
tumbuhan yang berkeping satu dan yang membedakan
berkeping dua.

tumbuh-tumbuhan

yang

berkeping satu dan berkeping dua.

Contoh yang disebutkan tersebut jelas menunjukkan tidak kongruennya antara


tujuan pembelajaran dengan tujuan belajar. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran
demikian ini tidak menunjang pencapaian tujuan belajar. Ada perbedaan titik tekan
antara tujuan belajar dengan tujuan pembelajaran. Pada contoh pertama dan kedua,
substansi tujuan belajar telah dikacaukan oleh substansi tujuan pembelajaran.
Sedangkan pada contoh ketiga dan keempat, tujuan belajar telah dikacaukan oleh
tujuan pembelajaran dari segi cara penyampaiannya.
C. UNSUR-UNSUR DINAMIS PEMBELAJARAN
Unsur-unsur dinamis dalam belajar meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.
2. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.
4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.

5. Kondisi subjek yang belajar dan upaya penyiapan dan pemenuhannya.


Dalam pembelajaran, harus ada upaya-upaya agar motivasi intrinsik yang ada
pada diri masing-masing pembelajar tetap terpelihara dan bahkan tertingkatkan.
Motivasi-motivasi yang terdapat pada diri siswa hendaknya tidak malah terkurangi
karena adanya aktivitas pembelajaran. Pembelajaran harus dirancang sedemikian,
hingga tercipta motivasi ekstrinsik yang malah mendukung terhadap motivasi
intrinsik yang telah ada.
Bahan belajar yang seharusnya tersedia dan upaya penyediaannya, justru harus
mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa. Oleh karena itu, penggunaan bahan
belajar harus selektif manakala guru bermaksud membelajarkan siswanya. Dalam
pembelajaran, harus diupayakan agar bahan-bahan belajar yang tersedia tidak justru
menjadi momok bagi siswa. Manakala para siswa bisa kecanduan tetkala membaca
novel, cerpen, komik, dan bacaan-bacaan ringan lainnya, maka tantangan
pembelajaran pada masa sekarang adalah: dapatkah pembelajaran tersebut dapat
mengubah bahan pelajaran yang menjadi momok, menjadi enak dipelajari atau dibaca
sebagaimana bacaan-bacaan yang ringan tadi. Tulisan-tulisan populer di majalahmajalah dan koran-koran, termasuk yang berisi ilmu pengetahuan dan teknologi
sekalipun, umumnya disenangi dan mudah dipahami oleh siswa dibandingkan dengan
bahan-bahan belajar yang diberikan sekolah. Karena itu, pengembangan bahan belajar
yang bisa diminati dan sekaligus bisa dinikmati demikian ini, juga merupakan
tantangan bagi guru dalam mengembangkan bahan belajar di sekolah.
Alat bantu belajar, jika dapat dipergunakan dengan baik di sekolah, sangatlah
mendukung bagi pencapaian tujuan belajar siswa. Karena itu, dalam pembelajaran,
hendaknya alat bantu yang terdapat di sekolah tersebut dipergunakan semaksimal
mungkin hingga dapat memperjelas bahan-bahan belajar yang dipelajari oleh siswa.
Di luar sekolah, umumnya telah banyak tersedia alat permainan yang
sekaligus menyimpan pesan-pesan pendidikan. Alat-alat permainan demikian,
umumnya lebih banyak menyita perhatian dan waktu siswa dibandingkan yang
tersedia di sekolah. Padahal, penggunaan alat-alat permainan demikian ini, tidak
memberikan ganjaran (reward) kepada penggunanya. Tetapi, realitasnya memang
lebih menarik dibandingkan alat-alat bantu belajar yang tersedia di sekolah. Disinilah
sebenarnya sekolah-sekolah kita hendaknya merasa tertantang untuk menyediakan

alat bantu yang tingkat kemenarikannya lebih tinggi dibandingkan dengan alat-alat
permainan yang tersedia diluar sekolah. Dengan cara demikian, alat-alat bantu yang
diupayakan tersedia di sekolah tersebut, besar kontribusinya bagi pencapaian tujuan
belajar siswa dan tujuan pembelajaran guru.
Suasana belajar hendaknya juga dikembangkan hingga masing-masing siswa
bisa kompetitif. Kompetisi masing-masing siswa perlu ditumbuh kembangkandengan
cara yang sehat. Sebab, dengan kompetisi yang sehat, akan memungkinkan setiap
siswa dapat berprestasi secara maksimal. Siswa akan berusaha semaksimal mungkin
guna mencapai prestasi yang setinggi mungkin.
Sungguhpun pembelajaran telah berupaya sedemikian agar siswa berhasil
dengan baik, satu hal yang perlu diperhatikan juga adalah kondisi mereka, baik
kondisi yang diperhatikan fisik maupun psikis. Pemahaman kondisi yang dalam
pembelajaan ini sangat penting, agar visi-visi yang sebelumnya terdapat pada mereka
dapat dioptimalkan pengembangan dan penggunaannya.
D. UNSUR DINAMIS PEMBELAJARAN PADA DIRI GURU
Belajar dan pembelajaran adalah aktivitas dimana guru dan pembelajar
berinteraksi. Interaksi demikian ini, tidak saja membutuhkan keterlibatan maksimal
dari pihak pembelajar, melainkan juga keterlibatan maksimal dari pihak guru. Oleh
karena itu, yang penting tidak saja unsur-unsur dinamis yang terdapat pada diri siswa,
melainkan yang juga sangat penting dalah unsur-unsur dinamis yang terdapat pada
diri guru.
Jika motivasi belajar siswa adalah unsur dinamis belajar yang terdapat pada
diri siswa, maka motivasi membelajarkan siswa adalah unsur dinamis yang terdapat
pada diri guru. Motivasi belajar siswa tersebut akan dapat dimaksimalkan, jika guru
mempunyai motivasi yang tinggi dalam membelajarkan siswanya.
Motivasi membelajarkan terhadap siswa ini, akan dengan sendirinya terdapat
pada diri guru, manakala guru tersebut menyadari kalau membelajarkan siswa adalah
suatu kegiatan yang mulia. Pemahaman akan mulianya pekerjaan membelajarkan
dengan sendirinya terdapat pada diri guru, manakala guru tersebut menganggap
profesi dan pekerjaannya adalah suatu panggilan. Ambisi tersebut ia wujudkan
melalui langkah-langkah konkrit manakala ia menyadari bahwa itu harus ia lakukan.

Motivasi membelajarkan terhadap para siswa ini akan terdukung dengan baik,
manakala guru tersebut berada dalam suatu kondisi tertentu. Yang dimaksudkan
dengan kondisi tertentu disini adalah, bahwa guru tersebut haruslah mempunyai
kemampuan tertentu. Kemampuan-kemampuan yang dapat mendukung bagi
tercapainya motivasi untuk membelajarkan siswa inilah yang lazim dikenal dengan
kompetensi guru. Adapun kompetensi guru meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Kemampuan merencanakan pengajaran.
b. Kemampuan melaksanakan pengajaran.
c. Kemampuan melaksanakan hubungan pribadi dengan siswa.
d. Kemampuan melaksanakan evaluasi pengajaran.
e. Kemampuan melaksanakan perbaikan pengajaran.
Lima kompetensi ini, adalah faktor-faktor kondisional yang harus dipersiapkan
oleh guru, manakala ia ingin menjadi guru yang sebenarnya.

E. KOMENTAR
Tujuan pembelajaran perlu dipelajari untuk mengetahui hal-hal yang
mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Disamping itu,unsur-unsur dinamis
pembelajaran juga harus dipelajari, karena akan mempengaruhi cara belajar siswa dan
akan membentuk strategi pembelajaran yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai