Synopsis
SINOPSIS
Film yang dibintangi seorang anak kecil yang bernama Hellen Keller, ia adalah seorang
anak perempuan yang cantik berusia sekitar sepuluh tahun yang mempunyai cacat atau
keterbatasan indera. Ia mengalami kebutaan dan tidak bisa berbicara. Hellen Keller merupakan
anak dari pasangan Arthur Keller dan Catie Keller, karena melihat kondisi hellen seperti itu
ayahnya hendak membawa hellen kerumah sakit jiwa, karena sudah di bawa ke beberapa rumah
sakit di dua negara tidak ada yang sanggup. Namun hal tersebut ditolak oleh ibu dan bibi Hellen.
Kemudian bibi Hellen menyarankan agar ayah Hellen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di
Baltimore guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Hellen. Lalu
ayah hellen mengirim surat kepada Dr. cuisolm,Tak berapa lama surat itupun sampai pada Dr.
Chisolm dan beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus
pengajar Hellen, yang mempunyai latar belakang hampir sama dengan apa yang dialami hellen,
bahkan ia dibesarkan di rumah sakit jiwa.Setelah sampai di rumah keluarga Keller, Ny. Sullivan
langsung pendekatan dengan Hellen. Tetapi dengan kedatangan Ny.sullivan hellen merasa
terganggu dan Hellen marah-marah, lalu hellen menuju kamar dengan membawa bawaan
Ny.sulivan dan menemukan boneka didalam tas yang di bawanya tadi, hellen merasa senang,
dengan penemuanya itu Ny.sillivan memberitahu nama “boneka” itu dengan sandi tangan. Akan
tetapi ia sempat dikunci di dalam kamar oleh Hellen dan kuncinya di bawa lalu di buang, karena
merasa terganggu akan kehadirannya. Dengan adanya kejadian tersebut tidak berarti
membatalkan niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen. Kemudian Saat
keluarga Keller sedang makan bersama, seperti hari-hari sebelumnya kebiasaan Hellen selalu
memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga satu persatu dengan tangan
langsung(tanpa sendok makan). Namun Ny. Sullivan tidak mau jika Hellen melakukan hal ini
secara terus-menerus, dan hellen marah-marah karena tidak boleh melakukan hal yang
diinginkan,kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dari sebelumnya. Akhirnya ia meminta agar
seluruh anggota keluarga Keller untuk meninggalkannya bersama Hellen di ruang makan
bersama ny.sullvia untuk diajari makan yang baik, ny.sullvian agak kesulitan mengajari hellen
namun, setelah beberapa waktu di dalam ruang makan Hellenpun akhirnya mampu makan
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 1/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
menggunakan piring sendiri bahkan mampu juga menggunakan sendok serta garpu. Meskipun
keadaan di ruang makan menjadi berantakan serta Hellen kelihatan tertekan. Melihat keadaan
tersebut keluarga Keller merasa tidak senang dan hendak memecat Ny. Sullivan, akan tetapi Ny.
Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman
kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu Ny. Sullivan
juga mengetahui bahwa Hellen mempunyai kecerdasan
yang tinggi meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera.
Setelah melalui perbincangan-pembicaraan akhirrnya keluarga Keller menyetujui niat Ny.
Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen dengan caranya sendiri, dan ia meminta agar ia
dan Hellen ditempatkan di rumah yang sebenarnya dijadikan gudang oleh keluarga Keller yang
berada di hutan yang tidak jau dari rumah. Kemudian hellen diantar pake kereta kuda. Dengan
keterbatasan waktu yang diberikan keluarga Keller kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan
mengajar Hellen. Ny. Sullivan sangat bersunggguh-sungguh karena merasa memiliki kemiripan
latar belakang. Meskipun pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu akhirnya Ny.
Sullivan berhasil mendekati Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di
sekitarnya dengan menggunakan huruf sandi tangan. Dengan cepat Hellen mampu
menggunakan sandi dengan tangan yang diajarkan oleh Ny. Sullivan, akan tetapi Hellen tidak
memahami apa yang diajarkannya sampai tiba hari terakhir yang diberikan oleh keluarga Keller
kepadanya. Kemudian Ny. Sullivan meminta tambahan waktu kepada keluarga Keller dalam
mengasuh serta mengajari Hellen. Namun keluarga Keller
enggan memberikan tambahan waktu tersebut.
Karena berakhirnya waktu yang diberikan kepada Ny. Sullivan, Hellenpun kembali
dibawa pulang ke rumah oleh keluarga Keller. Hingga tiba waktu makan bersama keluarga
Keller, sebab belum memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan kepadanya Hellen akhirnya
makan kembali menggunakan kebiasaannya sebelum kedatangan Ny. Sullivan, yaitu memakan
makanan dari piring-piring anggota keluarga yang makan. Oleh karena itu Ny. Sullivan kembali
untuk meminta waktu tambahan dalam mengajar Hellen agar apa yang telah diajarkannya kepada
hellen tidak hilang begitu saja. Di lain pihak keluarga Keller tetap tidak mau memberikan waktu
tambahan untuk Ny. Sullivan dalam mengajar dan mengasuh Hellen. Akhirnya Ny. Sullivan
membawa Hellen keluar rumah dan menuju sumur pompa yang terletak di depan rumah keluarga
Keller. Meskipun awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 2/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
merelakannya. Setelah beberapa waktu, dengan sumur pompa dan air tersebut akhirnya Hellen
mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Hellen meminta
Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian
Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang penngacara terkenal meskipun
ia mempunyai banyak kerterbatasan.
HE MIRACLE WORKER
Film ini menceritakan kehidupan keluarga yang sangat harmonis dan sangat bahagia
tapi ditangah-tengah kebahagiaan itu terdapat helen seorang anak kecil yang sangat
luar biasa. Ia lahir normal di Tuscumbia, Alabama pada 1880. Pada usia 19 bulan, ia
diserang penyakit misterius yang menyebabkannya buta dan tuli. pada usianya7
tahun, Ia jadi liar dan tidak dapat diajar dan dalam keadaan seperti itu dia sangat
nakal dan susuah untuk dikendalikan, dia sangat pemarah dan selalu membuat
kekacauan dalam rumahnya apa bila apa yang ia inginkan tidak dituruti oleh orang
disekitarnya. sehinga suatu saat ayahnya(Athur keller) merasa kesal akan ulahnya
dan berkeiginan membawanya kerumah sakit jiwa tapi bibinya mencegahnya dan
memberikan soluli agar Helen dicarikan guru prifat untuk mendidiknya agar jadi lebih
baik.
Akhirnya Athur menyetujuinya dan mengirim surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore.
Tapi Dr. Chisolm tidak bisa apa-apa, lalu ia meromendasikan Dr. Alexsander Bell yaitu
Nyonya Annie Sullivan walaupun agak keberatan dia berusaha meyangguinya. karena
Dr. Chilson mempercayakan hal itu kepada Nyonya Annie Sullivan yang memiliki
sosok seorang pengasuh yang cerdas dan berpegalaman dalam hal ini. Walupun
dengan metode yang sangat susah dipahami oleh Helen yaitu dengan menggunakan
tangan dan peraba, Nyonya Sullivan tetap berusaha keras untuk mendidiknya dengan
sabar dan perhatian penuh kepadanya agar ia tau maksud yang diajarkanya.
Dalam hal ini Sullivan sempat mengalami kesusahan dalam memberikan pengajaran
kepada Helan. karena Helan masih ada perhatian dari orang tuanya yang selalu tidak
setuju apabila Sullivan memberikan metode belajarnya yang agak kasar, lalu Sullivan
meminta untuk membawa Helan kesuatu tempat yaitu rumah untuk mereka
berdua(Sullivan dan Helan) agar tidak ada gangguan baik dari orang sekitarnya
atuapun keluarganya. Dan dalam hal ini keluarganya sempat tidak percaya pada
metode yang diberikan sullivan pada Helan, setelah ber hasil lalu semua keluarga
percaya kalau metode yang di berikannya memberi manfaaat banyak pada Helan.
A. Sinopsis
Film The Miracle Worker menceritakan tentang seorang anak yang bernama Helen
Keller dilahirkan dalam keadaan normal. Akan tetapi, ketika sembuh dari sakitnya.
Dia mengalami tuli, bisu dan buta. Dia dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1880 di
Tuscumbia, sebuah kota pedesaan kecil di Northwest Alabama, Amerika Serikat. Putri
Kapten Arthur Henley Keller dan Kate Adams Keller. Dan film tersebut juga
menceritakan perjuangan Annie Sullivan dalam mendidik Helen dari tidak bisa apa-
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 3/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
apa, tak mengenal aturan, liar, hingga menjadi gadis cantik, pintar, dan mampu
berkomunikasi.
Helen Keller dibesarkan oleh orangtua yang sangat mencintai dan menyanyanginya,
lebih-lebih ketika dia mengalami penyakit cukup berat bagi anak seusianya. Dan pada
saat Helen berusia sekitar enam tahun, dia telah berkembang menjadi anak yang
susah diatur dan dikendalikan. Meskipun orangtuanya mencobanya tetapi tidak
mampu untuk menolong atau mengendalikannya. Kapten Arthur Henley Keller
berniat untuk membawa dia ke rumah sakit jiwa tetapi ibu dan bibi Helen
melarangnya kemudian setelah itu ayah Helen menulis surat kepada Dr. Chilsom
untuk mengirim seorang pengasuh.
Dr. Chilsom pun merekomendasikan Annie Sullivan kepada keluarga Kapten Arthur
Henley Keller, Annie Sullivan adalah sosok pengasuh yang cerdas dan sabar dalam
megajari Helen meskipun cara pengajaran agak terkesan kasar.
Dari saat Annie Sullivan tiba, jelas bahwa ia dan Helen akan mencengkeram dalam
perjuangan besar karena Helen belum bisa berinteraksi dengan orang yang belum di
kenalnya dan Annie Sullivan percaya dapat berhubungan dengan Helen, kalau saja
pihak keluarga tidak campur tangan. Karena menurut Annie Sullivan, selama ini cara
yang dilakukan oleh keluarga dalam memperlakukan Helen itu adalah salah.
Annie Sullivan meyakinkan keluarga Helen terutama kapten Arthur Henley Keller ,
bahwa dia membutuhkan kontrol penuh dalam mendidik Helen. Annie Sullivan yakin
bahwa bahasa adalah kunci untuk memperoleh akses ke benak Helen, dan ia terus-
menerus mantra yang nama-nama benda di telapak tangan Helen dengan harapan
bahwa Helen akan mengenali korelasi. Walaupun Helen dapat mengeja kembali pada
telapak tangan Annie Sullivan, pemahaman bahwa kata-kata yang mewakili hal-hal
yang berada di luar jangkauan dia.
Annie Sullivan meminta kepada kapten Arthur Henley Keller dan kelurga, sebuah
tempat yang tenang, nyaman dan aman dari campur tangan dari pihak keluarga. Dari
pihak keluarga pun menyetujui, dan mereka memberikan rumah yang berada tak
jauh dari rumahnya tapi hanya untuk beberapa minggu saja. Setelah menghabiskan
dua minggu di sana, Helen akhirnya taat Annie Sullivan, tetapi ketika waktunya habis
dan mereka kembali ke keluarga. Akan tetapi sungguh sangat disayangkan, Helen
segera kembali pada perilaku lamanya. Para keluarga kapten Arthur Henley Keller
yang toleran dan membiarkan Helen kembali kepada perilaku lamanya, tapi Annie
Sullivan tidak membiarkannya. Dia membawa Helen ke rumah itu lagi dan meminta
waktu lagi untuk mendidik Helen menjadi anak yang baik lagi penurut.
Helen belum sepenuhnya memahami arti kata-kata. Ketika Annie Sullivan
menuntunnya ke pompa air, semua itu menjadi berubah. Pertama-pertama Annie
Sullivan, memompa air ke atas tangan Helen, Annie Sullivan mengeja kata air di
tangan Helen dan menjelaskan arti kata-kata padannya dan Annie Sullivan bisa
segera melihat di wajahnya bahwa ia akhirnya mengerti.
Helen segera meminta Annie Sullivan untuk nama pompa akan dieja di tangannya
dan kemudian nama dari terali. Sepanjang jalan kembali ke rumah Helen belajar
nama dari segala sesuatu yang menyentuh dan juga menanyakan nama untuk Annie
Sullivan. Annie Sullivan mengeja nama “Guru” di tangan Helen. Dalam beberapa jam
berikutnya Helen belajar tiga puluh ejaan kata-kata baru.
Sejak saat itu kemajuan Helen sangat menakjubkan. Kemampuannya untuk belajar
jauh sebelum apa pun yang orang pernah lihat sebelumnya dalam seseorang tanpa
penglihatan atau pendengaran. Tak lama sebelum Annie Sullivan mengajar Helen
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 4/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
untuk membaca, pertama dengan mengangkat dan kemudian dengan huruf braile,
dan menulis dengan kedua biasa dan mesin tik braile.
Kiranya itulah yang menjadi dasar Annie Sullivan untuk terus-menerus mendidik
Helen sampai “bisa”. Helen Keller, seorang buta-tuli-bisu yang menjadi orang besar
nan berjasa. Berkat kegigihannya dalam belajar serta kesabaran gurunya, ia menjadi
perempuan terbatas yang berprestasi. Ia menjadi pengacara terkenal dengan
spesifikasi persamaan sosial. Ia juga aktif menyeru kepada dunia untuk peduli kepada
orang bisu-tuli. Atas perjuangannya itu, Hellen dianugrahi Honorary University
Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions
Humanitarian Award.
Analisis
Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang
menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon). Metode pengajaran yang digunakan oleh Nyi.
Sulivan adalah dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian Tingkah laku
Hellen.Tingkah laku ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum
belajar :
Pada dasarnya pembiasaan klasik ( classical conditioning) adalah sebuah prosedur peciptaan
refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.
Teori pembiasaan perilaku respon merupakan teori belajar yang paling muda usianya dan masih
sangat berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini. Penciptanya adalah
Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904).
Teori ini di kembangkan oleh Albert Bandura. Dalam teori ini ditegaskan bahwa anak akan
meniru perilaku orang dewasa dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar,
sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan
tingkah laku. Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-
darkan stimulus yang tidak menyenang-kan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 5/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya. Memahami kepribadian manusia ,
mempelajari dan memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah laku.
Dalam kisah Hellen Keller dalam film The Miracle Worker ini terdapat beberapa bentuk
pengaplikasian teori-teori pembelajaran (behaviorisme), antara lain ialah: ketika hellen marah
ibu Hellen selalu memberikan makanan yang bias menjadikan hellen tenang, ketika Ny.sullifan
melihatnya ia menegur ibu Hellen, karena memberikan hadiah kepada Helen ketika melakukan
kesalahan. Dan juga ketika Ny.sulivan mengajari hellen ia membawa boneka untuk diberikan
hadiah ketika apa yang diajarkan bias ia lakukan.
(koneksionisme dan pembiasaan perilaku respon). Ny. Sulivan membiasakan Hellen
menggunakan sandi tangan untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk
dipahaminya, bahkan mengajaknya berkeliling agar mengetahui dan memahami semuanya yang
ada di lingkungan tempat Hellen belajar dengan pemanfaatan lingkungan yang ada. Hingga
akhirnya Hellen dapat memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan melalui pembiasaan-
pembiasaan yang telah diberikanya (pembiasaan/conditioning). Seperti mengajari Hellen
mengeja kata-kata yang ia pernah rasakan, seperti memberinya kue,susu dan lain sebagainya
untuk memudahkan pemahaman hellen. Selain itu hal tersebut juga dilakukan secara berulang-
ulang (teori pembiasaan perilaku respon).Membiasakan Hellen makan menggunakan pring
sendiri, sendok dan garpu sehingga ia menjadi terbiasa melakukan hal tersebut
pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan
tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus
segera diperbaiki. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang digunakan dapat
menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behafiorisme ini adalah
terbentuknya perilaku yang diinginkan.
Meskipun teori behaviorisme berhasil digunakan Ny. Sullivan dalam mengasuh dan
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 6/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
mengajar Hellen, akan tetapi terdapat pula peran teori pembelajaran kognitivisme dalam
prosesnya. Yaitu secara kognitif Hellen tidak akan mau mempelajari apa yang diajarkan Ny.
Sullivan kepadanya jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari. Hellen tidak akan memahami
apa yang telah diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya jika ia tidak menghendaki hal tersebut.
Meskipun proses belajar itu dapat diamati secara langsung, akan tetapi proses belajar juga
merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati secara langsung. Seperti halnya kehendak
atau kemauan.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 7/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 8/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
D. KELEMAHAN
1. Meskipun teori behaviorisme berhasil digunakan Ny. Sullivan dalam mengasuh dan
mengajar Hellen, akan tetapi terdapat pula peran teori pembelajaran kognitivisme
dalam prosesnya. Yaitu secara kognitif Hellen tidak akan mau mempelajari apa yang
diajarkan Ny. Sullivan kepadanya jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari Ny,
Sullivan pada malam pertama Hellen dan Ny. Sullivan menempati rumah bekas
gudang yang berada di samping rumah keluarga Keller
2. Hellen tidak akan memahami apa yang telah diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya
TINJAUAN PEMBELAJARAN
A. TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL-KOGNITIF ALBERT BANDURA (1925)
Setelah melihat dan memahami film The Miracle Worker ini penulis dapat mengambil
kesipulan bahwa teori yang dipakai cenderung pada teori pembelajara yang hampir
sama seperti yang dipaparkan oleh tokoh behaviorisme yaitu Albert Bandura (1925)
yang terkenal dengan teori pembelajaranya dibidang sosial atau kongnitif sosial serta
efikasi diri dan eksperimenya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukan anak meniru secara persis prilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
1. Asumsi yang diberikan pada teori kignitif:
Individu melakukan pembelajaran dengan meniru lingkungan terutama perilaku
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 9/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
orang lain.
Ada keterkaitan yang erat antara lingkungan, perilaku dan pribadi dalam proses
pembelajaran.
Hasil Belajar berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari.
Begitu
adalah juga dalampada
peniruan film apa
The Miracle Worker pada
yang diberikan ini yang digunakan seperti
pendidiknya, dalam pembelajaran
metode yang
diperoleh kepada Helen dari gurunya Ny Sullivan yaitu pembelajaran yang
menggunakan tangan sebagai alat untuk memahami segala sesuatu yang ada
disekitarnya yang disengaja diberikan dan dilakukan oleh Helan seperti apa yang
diberikan oleh Sullivan padanya.
2. Adapun faktor-fakto yang diperoleh dalam penemuan Albert ini yaitu:
a. perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamatan. Seperti
perhatian yang diberikan oleh Sullivan pada Helan yaitu dia meminta pada oranng
tua Helan untuk tinggal bersama dirumah tanpa adanya orang tua yang
mendampinginya dalam beberapa waktu karena ia ingin memberikan perhatian
penuh pada Helen agar tidak banyak pengaru dari luar ataupun keluarganya untuk
mempermudah sullivan memberikan teori belajarnya.
b. penyimpanan atau proses pengingat, mencakup pada kode-kode atau simbol.
Sama halnya hal yang dilakukan oleh Sullivan dalam meberikan pembelajaran pada
Helen, dia menggunakan kode-kode yang berbeda-beda dalam suatu hal. Dan ini
memudahkan Helen untuk menyimpan dan mengingatnya dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan
umpan balik. Di gambarkan pada waktu Sullivan memberikan pembelajaran
memahami air dan ini sangat susah dan memerlukan kesabaran dalam mengajarinya
dan butuh pembelajaran yang berulang-ulang sampai helen dapat memahaminya.
Dapat dilihat dalam film ini meiliki faktor-faktor yang mendukung pembelajaran pada
siswa, diantaranya adalah:
• Memiliki ciri yang bersesuaian dengan individu
• Nilai prestise dari model tersebut
• Kualitas rasa kepuasan
Selain itu dalam teori yang ditemukan oleh Albert ini harus diperhatikan model atau
teladan memiliki prinsip-prinsip sebagai gerikut;
a) tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh denagan cara
menggorganisasikan sejak awal dan mengulangi prilaku secara simbolik kemudian
melakukanya.
b) individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
c) individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut
disukai dan dihargai dan perilakunya memiliki nilai yang bermanfaat.
3. Proses pembelajaran dalam teori bandura terjadi dalam tiga komponen (unsur)
yaitu:
prilaku model
pegaruh perilaku model
proses intienal belajar.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 10/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
b) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam
kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan
jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu
melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
c) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan
melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung
pada kecepatan berbeda.
d) Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran
gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun
penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.
Setelah menyaksikan tayangan film The Miracle Worker dan mengkaji kembali teori
pembelajaran kognitifisme diatas, ternyata proses belajar yang dilalui oleh Hellen
Worker banyak diwarnai oleh faktor kognitif.
Dalam film ini terdapat ciri-ciri yang mengarah pada teori kognitif yang menitik
beratkan pada mental dan proses berfikir menurut tingkatannya, sehingga dapat
dianalisa teori kognitf yang mendasarinya yaitu;
1. Usia Hellen Keller pada waktu itu sekitar 10 tahun dalam pandangaan teori kognitif
itu disebut masa operasional konkrit
2. schemata
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 11/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru
adalah sebagai fasilitator dan dalam menjabarkan implikasi dalam teori kognitif
Pieget menagatakan memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental
anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan
anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Ny. Sullivan dalam hal ini mengerti betul
bahwa dalam mendidik Hellen dia harus bisa menyentuh sisi mentalnya dan hanya
dengan indra praba dan penciuman yang dimilki Hellen dia mencoba membreikan
kosa kata dan bahasa sebnyak-banyak dengan menggunakan metode belajar.
Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan
berbeda maka metode yang digunakan oleh Ny. Sullivan dalam mendidik Hellen
sesuai dengan kekurangan dan kelebihan yang ia miliki meski terkadang dipandang
kasar dan tidak manusiawi terlebih bagi anak seperti Hellen yang serba kekurangan
seperti ketika Hellen menyiram mukanya, ia kemudian membalasnya, begitu juga
ketika Hellen memukul mukanya ia juga membalas dengan memukul muka Hellen.
Tapi, sebenarnya tidak demikian. karena apa yang diperbuat oleh Ny. Sullivan. Ia
sangat memahami ilmu psikologi. Keadaan Helen memang menuntut diberi
perlakuan “keras”.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 12/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
nama/sifat terhadap sebuah objek atau sering disebut dengan istilah insight.
Kelemahan
Harus diakui walau teori kognitif dalam film ini banyak berperan namun bukan
berarti semua hal yang dialami oleh Hellen Keller didasari oleh teori kognitif, ada
beberapa hal yang tidak tersentuh dengan teori ini diantaranya: Disamping proses
berfikir dan mental Hellen Keller juga memerlukan proses pembiasan dan latihan,
Tingkah laku yang dikembalikan pada reflek, Adanya sebuah potensi yang terbentuk
sebelumnya, Proses belajar juga memerlukan indra raba dan penciuman, Pengaruh
lingkungan, Mekanisme hasil belajar melalui stimulus respon dan Penekanan reaksi
terhadap stimulus dan reinforcement.
kelebihan
Teori ini banyak digunakan oleh para pendidik dalam memberikan pendidikan pada
siswa yang mengalami kesusahan dalam hal memperoleh pendidikan dan
pengetahuan.
PENUTUP
Demikian hasil analisi film the miracle worker ini saya paparkan berdasarkan teori
kognitifisme dengan tokoh ALBERT BANDURA dan JEAN PIAGET yang mungin banyak
kekurangan atau kesempurna. Dan mohon bagi penganalisis selanjutnya dapat
memberikan kesempurnaan dan kekurangan itu.v
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 13/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Anak yang mengalami tuna rungu dan tuna wicara akan mengalami masalah dalam hal
berkomunikasi. Mereka sulit untuk mengutarakan apa yang mereka inginkan dan sulit untuk
memahami aspek-aspek emosional yang dikomunikasikan oleh orang lain. Keluarga sebagai
pihak terdekat dari anak yang mengalami kecacatan juga akan merasakan dampak tersebut.
Banyak orang tua mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, dalam arti kesulitan dalam
menjelaskan isyu-isyu yang menurut mereka penting. Seringkali kemudian stres muncul
(Mangunsong, 2009).
Dampak dari kecacatan anak terhadap orang tua salah satunya adalah orang tua bisa
menjadi depresi atau terlalu protektif, atau bahkan kehilangan minatnya pada anak (Elliot &
Place, 2006 dalam Mangunsong, 2009). Hal ini juga terjadi pada keluarga Helen dimana orang
tuanya mengalami kesulitan untuk memahami apa yang diinginkan Helen. Orang tua Helen
terlalu protektif dengan anaknya. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan ini
salah karena membuat Helen menjadi tidak mandiri. Bahkan sikap yang terlalu protektif dari
orang tua Helen menghambat proses pembelajaran yang diterapkan oleh Anne Sullivan.
Temper tantrum dan frustasi yang bersifat fisik seringkali ditunjukkan oleh anak yang
mengalami kecacatan karena mereka kurang mampu untuk mengemukakan masalahnya dalam
bentuk bahasa (Mangunsong, 2009). Temper tantrum yang dialami oleh Helen sering kali
menimbulkan masalah di rumahnya. Bukan hanya menyebabkan keadaan rumah menjadin
berantakan tapi temper tantrum yang dialami Helen juga kerap menimbulkan perdebatan antara
ayah dan saudara tirinya. Bahkan pernah mengancam keselamatan adik bayinya. Rutinitas
sehari-hari di keluarga yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus menjadi terganggu
(Mangungsong, 2011). Hal ini telah terjadi dalam kehidupan keluarga Helen.
Di beberapa keluarga, memiliki seorang anak dengan kecacatan dirasakan sebagai sebuah
tragedi, disisi lain, itu mungkin dilihat sebagai sebuah krisis tetapi merupakan sesuatu yang bisa
dikelola, pada sisi yang lainnya itu hanyalah satu faktor lagi yang untuk dipertimbangkan dalam
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 14/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
kehidupan sehari-hari sebagai usaha berjuang meraih kesuksesan (Begab, 1966 dalam Gargivlo,
R.M, 2007). Keluarga Helen telah melihat permasalahan yang dialami Helen sebagai suatu kiris
yang bisa ditanggulangi dan lebih melihat masalah ini sebagai suatu tantangan tersendiri.
Meskipun pada awalnya masalah ini cukup membuat keluarga Helen kesulitan, namun ternyata
peningkatan yang dialami Helen memberikan kebahagiaan tersendiri bagi keluarganya. Hal ini
telah mengajarkan keluarga Helen untuk lebih tegar dan lebih optimis dalam menjalani
permasalahan hidup.
Pembahasan
1. Tinjauan Teori Pembelajaran dalam Film The Miracle Worker.
Dari hasil analisis saya ketika menyaksikan film The Miracle Worker terdapat Teori
pembelajaran yang lebih dominan menggunakan teori Behaviorisme, karena di dalam film itu
dapat kita temukan perubahan perilaku peserta didik yang ditandai dengan adanya hubungan
antara stimulus dengan respon.
Teori behaviorisme merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah
laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam
hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Prinsip-
prinsip teori behaviorisme sebagai berikut :
1. Objek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
Ciri-ciri teori behaviorisme antara lain :
1. Mengutamakan unsur-unsur.
2. Bagian kecil bersifat mekanistis.
3. Menekankan peranan lingkungan
4. Mementingkan pembentukan reaksi dan respon
5. Menekankan pentingnya latihan dan kemampuan.
6. Mementingkan mekanisme hasil belajar.
Teori behaviorisme terdapat hubungan antara S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari
lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat
bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil
belajar. Di dalam film The Miracle Worker, pembelajaran yang diberikan lebih dominan tentang
bahasa, teori behaviorisme juga mengatakan bahwa peniruan sangat penting dalam mempelajari
bahasa.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 15/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran
atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon
dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap
penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa
saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement)
reinforcement) maka respon akan semakinpun
respon kuat. Begitu akan
juga bila penguatan
tetap dikurangidikuatkan.
(negative
Proses penguatan ini diperkuat oleh suatu situasi yang dikondisikan dan dilakukan secara
berulang-ulang. Sementara itu karena peserta didik mendapat rangsangan dari dalam dan luar.
Maka akan mempengaruhi proses pembelajaran dan peserta didik akan merespon dengan
mengatakan sesuatu. Ketika responnya benar, maka peserta didik tersebut akan mendapat
penguatan dari orang dewasa di sekitarnya. Saat proses ini terjadi berulang-ulang, lama kelamaan
peserta didik akan menguasai percakapan. Sebagaimana di dalam film The Miracle Worker yaitu
peserta didik (Helen) dalam memahami kata-kata atau nama-nama dengan benda-benda yang
dipegang ataupun diraba mempunyai korelasi. Di samping itu juga Annie Sullivan yang selalu
mengajari Helen dengan cara berulang-ulang. Oleh karena jika peserta didik mendapatkan
stimulusresponnya
bentuk secara berulang-ulang akan terjadi
adalah melakukan apa yangsuatu pembiasaan.
telah di ajarkanMaka
oleh ia pun Sullivan
Annie akan merespon
selaku
pendidiknya.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk mendidik peserta didik yang masih banyak membutuhkan
peranan orang dewasa dalam proses pembelajarannya, sehingga tujuan yang ingin dicapai sesuai
dengan apa yang di cita-citakan.
Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dan Watson Pavlo mengadakan percobaan laboratories
terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi
bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas
untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 16/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut
diterapkan, strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan.
Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini
adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan
reaksi. Yangteori
Kelemahan terpenting dalambelajar
ini adalah belajarhanyalah
menurut terjadi
teori ini adalahotomatis
secara adanya latihan dandan
keaktifan pengulangan.
penentuan
pribadi dihiraukan.
Carlk L. Hull
Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement
bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor. Dalam mempelajari hubungan
S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai
unsur O (organisma). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred),
efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output.
Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan faktor penting dalan belajar. Skinner
berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pada teori ini
guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga
disebut dengan operant conditioning. Operant conditing menjamin respon terhadap stimulus. Bila
tidak menunjukkan stimulus, maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan
tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses
belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan Skinner membagi menjadi 2 jenis respon.
1. Responden, Respon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlo.
2. Operans
Respon yang terjadi karena situasi random. Operans conditioning adalah suatu proses penguatan
5. Dalamuntuk
dipakai pembelajaran
mendisaindigunakan
Software shapping Robert
instructional Gagne berupa
(Program (1916-2002) Teori gagne
Drill Tutorial). banyak
Kontribusi
terbesar dari teori instructional Gagne adalah 9 kondisi instructional:
1. Gaining attention = mendapatkan perhatian
2. Intorm learner of objectives = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai
3. Stimulate recall of prerequisite learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan
belajar.
4. Present new material = penyajian materi baru
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 17/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
9. Enhance retention and recall = meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat.
Robert Gagne (1916-2002)
Ia adalah seorang pskologi pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne disebut sebagai modern Neobehaviouristik
mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat
dimodifikasi. Ketrampilan yang paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan
yang lebih tinggi dalam heirarki ketrampilan intelektual.
pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang
berkesinambungan antara kognitif perilaku dan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang
berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, dan motivasi.
Jadi Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas
“mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan.
Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar.
Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Teori belajar behavioristik dengan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati.
kebiasaan.Pengulangan
Hasil yangdan pelatihandari
diharapkan digunakan supaya
penerapan teoriperilaku yang diinginkan
behavioristik ini adalahdapat menjadi
terbentuknya
suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan
perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative. Evaluasi atau penilaian didasari
atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,
tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 18/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
b). Kelebihan
1). Teori ini cocok untuk pemperoleh kemampuan yang membutuhkan prkatek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek dan daya tahan.
2). Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih, mengajar dan mendidik peserta didik yang
masih membutuhkan peran orang tua.
3). Teori
tidak ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan
produktif.
D. Kesimpulan
Belajar menurut teori behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan
respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan
adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Prinsip penerapan teori belajar ini
adalah: (1) belajar itu berdasarkan keseluruhan; (2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan;
(3) Belajar berkat insight (4) Belajar berkat insight; dan (5) Belajar berdasarkan pengalaman.
Hellen Keller yang sejak kecil dididik oleh keluarganya dengan memberikan stimulus-
stimulus ketika ia mulai brutal dan mengamuk agar ia tenang sementara. Hal ini dilakukannya
secara berulang-ulang tiap kali Hellen marah, hingga akhirnya ia terbiasa dengan keadaan seperti
ini. Hasilnya Hellen menjadi anak yang manja, liar dan pemarah.ia pun terus seperti itu, mungkin
ia mengangap apa yang dilakukan adalah benar, karena ia selalu mendapatkan hadiah berupa
manisan setiap kali ia marah.
Keluarganya menerapkan teori Behavioristik yang lebih menekankan timbulnya
perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur. Teori ini juga bersifat otomatis – mekanis dalam
menghubungkan stimulus dan respons, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot.
Padahal setiap anak memiliki self direction (kemampuan mengarahkan diri) dan self control
(pengalaman diri) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak merespon jika ia tidak
menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 19/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Pendekatan kognitif yang dilakukan oleh Ny. Sullivan memberikan perspektif bahwa
belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah),
meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampaknya lebih nyata dalam pada setiap peristiwa
belajar. Dalam hal ini, seorang pakar psikologi menyimpulkan bahwa anak-anak memiliki
kebutuhan yang melekat dalam dirinya sendiri untuk belajar.
Ny. Sullivan memulai tugasnya untuk mengubah anak yang tidak terkontrol menjadi
sosok yang sukses dengan memberikan boneka yang merupakan buatan anak-anak dari sekolah
Perkin (sekolah khusus orang cacat yang kemudian dibuat khusus untuk Helen). Dengan
mengejakan D-O-L-L (boneka) melalui tangan, ia berharap dapat menghubungkan objek dengan
huruf. Hellen ternyata belajar dengan cepat dengan metode yang tepat pula, namun ia tidak tahu
bagaimana cara untuk mengucapkan kata-kata. Selama beberapa hari, ia banyak belajar mengeja
kata-kata baru namun dengan cara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Dengan
datangnya Ny. Sullivan, ia mengubah pembelajaran behaviorisme menjadi pendekatan kognitif.
Ia menyingkirkan semua stimulus-stimulus yang biasa diberikan pada Helen. Akibatnya Hellen
memberontak, marah dan liar. Namun, Ny. Sullivan juga memberikan stimulus. Jika Helen mau
mengeja huruf dengan jari-jarinya. Dan ketika Hellen mengeja C-A-K-E dengan benar, maka
iapun akan mendapatkan cake. Ny. sullivan memanfaatkan indra penciuman dan perasa untuk
mengenalkan bawha tiap benda itu mempunyai nama dan makna. Hal ini diajarkan pada Hellen
terus menerus, hingga Hellen sudah mengetahui banyak sekali nama-nama benda yang ada
disekitarnya, tapi ia belum tahu bahwa tiap kata itu memiliki makna.
Dalam proses belajar membutuhkan waktu dan tempat yang khusus, maka dalam hal ini
Ny. Sullivan memilih untuk berdua saja dengan Helen dalam satu tempat. Agar tidak ada campur
tangan dari orang lain yang akan mempengaruhi proses belajarnya. Dalam tempat
pengasingannya, Helen mengalami kemajuan yang luar biasa. Ia mempunyai ketrampilan
menjahit, makan dengan tenang dan teratur, bahkan sudah mengetahui banyak kata-kata,
walaupun ia belum tahu maknanya.
Kemajuan positif dalam belajar harus selalu dijaga agar jangan sampai hasil yang baik
itu menjadi hilang karena pengaruh lingkungan atau bahkan keluarganya sendiri, jika
keluarganya mengajarkan cara yang salah dalam perkembangan anaknya. Hal inilah yang
menjadikan Ny. Sullivan untuk selalu mendampingi muridnya Helen Keller hingga dewasa.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 20/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Suatu hari, Ny.sullivan mengajak Hellen dengan sedikit memaksanya pergi ke sebuah
sumur pompa terbuka. Ny. Sullivan mulai memompakan air dan menaruh tangan Hellen dibawah
keran air tersebut. Begitu air menyentuh tangan Hellen, ia mencoba untuk mengeja secara
perlahan kata „W-A-T-E-R' (air) melalui tangan hellen yang satunya kemudian semakin cepat.
Tiba-tiba, sinyal itu dapat dimengerti oleh pikiran Hellen. Ia akhirnya tahu bahwa water (air)
adalah zat dingin yang mengalir ditangannya. Setelah ia mengerti, lalu berhenti dan menyentuh
tanah dan menanyakan ejaannya
Berawal dari sumur tadilah, Hellen mulai mengerti bahwa setiap benda memiliki nama
dan makna, dan iapun mulai mengenal apa yang ada disekelilingnya, dan mulailah ia belajar dan
terus belajar.
C. PENUTUP
Dari kisah Hellen dan Ny. Sullivan, kita mendapatkan banyak pelajaran yang sangat
berharga, dan yang paling utama ialah rasa syukur kita kepada tuhan yang telah memberikan
kesempurnaan panca indra.
Kemudian, kesabaran seorang guru yang mencurahkan semua daya dan melakukan segala
upaya agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Walaupun banyak terdapat
kekurangan yang ada pada anak didik, dalam kisah hellen yang buta, dan tuli. Akan tetapi
dengan kesabaraan yang dimiliki oleh Ny. Sullivan dan keyakinan serta ketekunannya, ia dapat
mengubah semua kekurangan menjadi keistimewaan yang belum tentu dicapai oleh orang yang
normal sekalipun.
Kemudian, ketegasan seorang guru juga diperlukan terhadap anak didik dan orangtuanya.
Tegas bukan berarti keras. Tegas berarti mengatakan ”Ya” jika ya dan mengatakan ”Tidak” jika
memang tidak sambil memberikan penjelasan atas setiap perkataan. Hal ini perlu dilakukan
secara konsisten atau dijadikan pembiasaan agar anak dapat berpikir mana yang benar dan mana
yang salah, sehingga ia dapat berhati-hati dalam bertindak. Dengan menerapkan hal ini, karakter
anak akan terbentuk dengan sendirinya karena dirinya selalu diberikan penjelasan atas
perbuatannya, maka nantinya ia akan terbiasa untuk berkomunikasi dan berdiskusi, sekaligus
mengasah kecerdasannya dalam berpikir.
Seorang pendidik haruslah selalu bekerja keras dan pantang menyerah. Hal itu
merupakan modal bagi seorang pendidik sehingga mampu memberikan pendidikan secara
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 21/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
menyeluruh dan tuntas. Sikap optimis pun sangat diperlukan oleh seorang pendidik karena
dengan bersikap optimislah, pendidik dapat lebih termotivasi untuk berinovasi agar berguna bagi
anak didinya
. Jika Inderanya ada yang ganjil dan bukan pikirannya, dia pasti punya bahasa, “bahasa
lebih penting bagi pikiran dari pada cahaya mata”. Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat
atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati.
Daftar Pustaka :
Tunarungu
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 22/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
melalui kemampuan membaca (bahasa reseptif visual) dan menulis (bahasa ekspresif
visual).
Berdasarkan proses pemerolehan bahasa pada anak mendengar, Myklebust (1963)
mengembangkan pola tersebut pada anak tunarungu. Ia menerapkan pencapaian perilaku
2
berbahasa yang telah dijelaskan diatas pada anak tunarungu. Berhubung pada masa itu
teknologi pendengaran belum berkembang, maka anak tunarungu dipandang tidak/kurang
memungkinkan memperoleh bahasa melalui visual atau taktil kinestetik, atau kombinasi
keduanya. Dengan demikian tersedia tiga alternative, yaitu: isyarat, membaca, dan
membaca ujaran. Myklebust menganggap media membaca ujaran merupakan pilihan
yang tepat disbanding isyarat dan membaca. Dengan kemajuan teknologi pendengaran
saat ini, maka sisa pendengarannya dapat dioptimalkan untuk menstimulasi anak
tunarungu dalam perolehan bahasa.
Apabila membaca ujaran menjadi dasar pengembangan bahasa batini anak
tunarungu, kita dapat melatih anak tunarungu untuk menghubungkan pengalaman yang
diperolehnya dengan gerak bibir dan mimik pembicara. Bagi anak kurang dengar yang
menggunakan alat bantu dengar, dapat menghubungkannya dengan lambang bunyi
bahasa (lambang auditori). Setelah itu, anak tunarungu mulai memahami hubungan antara
lambang bahasa (visual & auditori) dengan benda atau kejadian sehari-hari, sehingga
terbentuklah bahasa reseptif visual/auditori. Sama halnya seperti anak mendengar,
kemampuan bahasa ekspresif (bicara) baru dapat dikembangkan setelah memiliki
kemampuan bahasa reseptif. Selanjutnya anak tunarungu dapat mengembangkan
kemampuan bahasa reseptif visual (membaca) dan bahasa ekspresif visual (menulis).
Demikian perilaku bahasa verbal yang dapat terjadi pada anak tunarungu.
Pada umumnya, anak tunarungu memasuki sekolah tanpa/kurang memiliki
kemampuan berbahasa verbal, berbeda dengan anak mendengar yang memasuki sekolah
setelah memperoleh bahasa. Oleh karena itu, dalam pendidikan anak tunarungu, proses
pemerolehan bahasa anak tunarungu diberikan di sekolah melalui layanan khusus.
Layanan pemerolehan bahasa tersebut menekankan pada percakapan, seperti halnya
percakapan yang terjadi antara anak mendengar dengan ibunya/orang terdekatnya dalam
pemerolehan bahasa, dengan memperhatikan sensori yang dapat diberikan stimulasi.
Percakapan merupakan kunci perkembangan bahasa anak tunarungu (Hollingshead,
1982). Oleh karena itu, tugas guru SLB/B adalah mengantarkan anak tunarungu dari
masa prabahasa menuju purnabahasa melalui percakapan dan bersifat alamiah.
Berkaitan dengan hal tersebut, Van Uden telah mengembangkan metode pengembangan
bahasa melalui percakapan, yang dikenal dengan Metode Maternal Reflektif (MMR).
2
Metode ini memiliki ciri bahwa percakapan itu terkait dengan kegiatan melakukan
sesuatu bersama antara ibu atau orang lain dengan anak (bersifat alamiah), serta
menerapkap metode tangkap dan peran ganda. Metode tangkap dan peran ganda
maksudnya adalah bahwa ibu atau orang lain menangkap ungkapan anak, kemudian
membahasakannya serta menanggapi ungkapan tersebut, sehingga tercipta suatu
percakapan.
Pengembangan Kemampuan Bicara Anak Tunarungu
Pengembangan kemampuan berbicara merupakan serangkaian upaya agar anak
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengekspresikan pikiran, gagasan,
dan perasaanya dengan cara berbicara. Nugroho (2004) mengemukakan bahwa layanan
bina-bicara memiliki tiga macam tujuan, yaitu:
Di bidang pengetahuan, agar anak memiliki pengetahuan tentang: a) cara mengucapkan
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 23/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
seluruh bunyi bahasa Indonesia; b) cara mengucapkan kata, kelompok kata dan kalimat
Bahasa Indonesia; c) mengevaluasi bicaranya sendiri, berdasarkan pengamatan visual,
auditif, dan kinestetik; d) mengendalikan alat ucapnya untuk peningkatan kualitas bicara;
serta e) pemilihan kata dan kelompok kata yang tepat.
Di bidang keterampilan, agar anak terampil: a) mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
Indonesia; b) mengucapkan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa Indonesia; c)
mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan pengamatan visual, auditif, dan kinestetik; d)
mengendalikan alat ucapnya demi perbaikan dan peningkatan mutu bicaranya; dan e)
menggunakan kata-kata, kelompok kata, dan kalimat sesuai dengan gagasan dan tata
bahasa yang baik dan benar.
Di bidang sikap, agar anak memiliki: a) senang menggunakan cara bicara dalam
mengadakan komunikasi dengan orang lain; b) senang mengadakan evaluasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan serta berusaha meningkatkan kemampuannya.
Tujuan akhir bina-bicara bagi anak tunarungu, adalah agar ia memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dasar untuk: a) berkomunikasi di masyarakat; b) bekerja dan
beritegrasi dalam kehidupan masyarakat; serta c) berkembang sesuai dengan asas
pendidikan seumur hidup.
2
Dalam pelaksanaanya, layanan bina bicara, meliputi:
Pertama, latihan prabicara: latihan keterarahwajahan, keterarahsuaraan, dan pelemasan
organ bicara.
Kedua, latihan pernafasan, misalnya meniup dengan hembusan, meniup dengan letupan,
menghirup serta menghembuskan nafas melalui hidung.
Ketiga, latihan pembentukan suara: menyadarkan anak untuk bersuara, merasakan
getaran, menirukan ucapan guru sambil merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara,
serta meraban sambil mersakan getaran.
Keempat , pembentukan fonem.
Kelima, penggemblengan, pembetulan, serta penyadaran irama/aksen.
Keenam, pengembangan.
Lebih lanjut, Nugroho (2004) mengemukakan bahwa materi yang diajarkan dalam
layanan bina bicara, meliputi: meteri fonologik (fonem segmental dan suprasegmental);
materi morfologik (kata dasar, kata jadian, kata ulang dan kata majemuk); materi
sintaksis (kalimat berita, ajakan, perintah, larangan dan kalimat tanya); serta materi
sistematik.
Dalam pengembangan bicara anak tunarungu, ada beberapa metode yang
didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
Pertama, berdasarkan cara menyajikan materi, metode yang dapat digunakan adalah:
a. Metode global berdiferensisasi.
Metode ini, disamping didasarkan pada cara menyajikan materi, juga didasarkan pada
perimbangan kebahasaan. Bahasa pertama-tama nampak dalam ujaran secara totalitas.
Oleh karena itu dalam mengajar atau melatih anak berbicara, dimulai dengan ujaran
secara utuh (global), baru kemudian menuju ke pembentukan fonem-fonem sebagai
satuan bahasa yang terkecil.
b. metode analisis sintetis.
Metode ini merupakan kebalikan dari metode global diferensiasi. Penyajian materi
dilakukan mulai dari satuan bahasa terkecil (fonem) menuju kata dan kalimat.
Kedua, berdasarkan modalitas yang dimiliki anak tunarungu, kita dapat menggunakan
metode:
2
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 24/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 25/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Selanjutnya Havighurst (1961) mengartikan tugas – tugas perkembangan itu sebagai
berikut :
A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the
individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task,
while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with
later task.
Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila tugas itu dapat menentukan tugas
berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan – kesulitan
dalam menentukan tugas – tugas berikutnya.
Yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst adalah sebagai
berikut :
1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2. Tuntutan masyarakat secara kultural
3. Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri
4. Tuntutan norma agama
Hellen keller :
1. Perkembangan wicara
2. Perkembangan emosional
3. Belum bisa memenuhi tugas perkembangan (menurut Havighurst)
pendidikan
yang berartianak pra sekolah lainnya. Kohnstamm meyebut periode ini dengan periode estetis,
keindahan.
Ciri dari periode masa kanak-kanak ialah:
1) Perkembangan emosi kegembiraan hidup
2) Kebebasan
3) Fantasi.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 26/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker
Ketiga ciri tersebut, dapat berkembang dengan berbagai bentuk ekspresi seperti; permainan,
dongeng, nyanyian dan menggambar itulah sebabnya, empat kegiatan tersebut sering dijadikan
isi materi kurikulum di TK.
Tugas perkembangan masa kanak-kanak:
1. Menguasai kemampuan fisik dasar untuk bermain
2. Bisa bermainsikap
3. Membentuk dengan teman
positif sebayadiri sendiri
terhadap
4. Mempelajari peran gender yang sesuai
5. Mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca, menghitung, dan menulis
6. Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan sistem nilai
7. Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan sehari-hari
8. Mengembangkan sikap yang tepat terhadap kelompok sosial tertentu
baik
Task.adalah memulai apa yang
Tugas perkembangan masa disebut denganMunandar
anak menurut tugas-tugas perkembangan
(1985) atau
adalah belajar Development
berjalan, belajar
mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis
kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-
konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri
sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar
membedakan baik dan buruk.
Sedangkan menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada masa anak-
anak adalah sebagai berikut:
a) Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
i) Mencapai kebebasan pribadi.
4. Nn. Sullivan melatih stimulasi intervensi pada Helen Keller melalui
pendekatan Naturalistic
5. Parenting yang buruk indulgent parenting
6. Perkembangan kognitif scaffolding
7.
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 27/27