Anda di halaman 1dari 27

7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

ANALISIS FILM THE MIRACLE WORKER

Synopsis

SINOPSIS
Film yang dibintangi seorang anak kecil yang bernama Hellen Keller, ia adalah seorang
anak perempuan yang cantik berusia sekitar sepuluh tahun yang mempunyai cacat atau
keterbatasan indera. Ia mengalami kebutaan dan tidak bisa berbicara. Hellen Keller merupakan
anak dari pasangan Arthur Keller dan Catie Keller, karena melihat kondisi hellen seperti itu
ayahnya hendak membawa hellen kerumah sakit jiwa, karena sudah di bawa ke beberapa rumah
sakit di dua negara tidak ada yang sanggup. Namun hal tersebut ditolak oleh ibu dan bibi Hellen.
Kemudian bibi Hellen menyarankan agar ayah Hellen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di
Baltimore guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Hellen. Lalu
ayah hellen mengirim surat kepada Dr. cuisolm,Tak berapa lama surat itupun sampai pada Dr.
Chisolm dan beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus
 pengajar Hellen, yang mempunyai latar belakang hampir sama dengan apa yang dialami hellen,
 bahkan ia dibesarkan di rumah sakit jiwa.Setelah sampai di rumah keluarga Keller, Ny. Sullivan
langsung pendekatan dengan Hellen. Tetapi dengan kedatangan Ny.sullivan hellen merasa
terganggu dan Hellen marah-marah, lalu hellen menuju kamar dengan membawa bawaan

 Ny.sulivan dan menemukan boneka didalam tas yang di bawanya tadi, hellen merasa senang,
dengan penemuanya itu Ny.sillivan memberitahu nama “boneka” itu dengan sandi tangan. Akan
tetapi ia sempat dikunci di dalam kamar oleh Hellen dan kuncinya di bawa lalu di buang, karena
merasa terganggu akan kehadirannya. Dengan adanya kejadian tersebut tidak berarti
membatalkan niat Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen. Kemudian Saat
keluarga Keller sedang makan bersama, seperti hari-hari sebelumnya kebiasaan Hellen selalu
memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga satu persatu dengan tangan

langsung(tanpa sendok makan). Namun Ny. Sullivan tidak mau jika Hellen melakukan hal ini
secara terus-menerus, dan hellen marah-marah karena tidak boleh melakukan hal yang
diinginkan,kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dari sebelumnya. Akhirnya ia meminta agar 
seluruh anggota keluarga Keller untuk meninggalkannya bersama Hellen di ruang makan
 bersama ny.sullvia untuk diajari makan yang baik, ny.sullvian agak kesulitan mengajari hellen
namun, setelah beberapa waktu di dalam ruang makan Hellenpun akhirnya mampu makan

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 1/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

menggunakan piring sendiri bahkan mampu juga menggunakan sendok serta garpu. Meskipun
keadaan di ruang makan menjadi berantakan serta Hellen kelihatan tertekan. Melihat keadaan
tersebut keluarga Keller merasa tidak senang dan hendak memecat Ny. Sullivan, akan tetapi Ny.
Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman
kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu Ny. Sullivan
 juga mengetahui bahwa Hellen mempunyai kecerdasan
yang tinggi meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera.
Setelah melalui perbincangan-pembicaraan akhirrnya keluarga Keller menyetujui niat Ny.
Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen dengan caranya sendiri, dan ia meminta agar ia
dan Hellen ditempatkan di rumah yang sebenarnya dijadikan gudang oleh keluarga Keller yang
 berada di hutan yang tidak jau dari rumah. Kemudian hellen diantar pake kereta kuda. Dengan

keterbatasan waktu yang diberikan keluarga Keller kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan
mengajar Hellen. Ny. Sullivan sangat bersunggguh-sungguh karena merasa memiliki kemiripan
latar belakang. Meskipun pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu akhirnya Ny.
Sullivan berhasil mendekati Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di
sekitarnya dengan menggunakan huruf sandi tangan. Dengan cepat Hellen mampu
menggunakan sandi dengan tangan yang diajarkan oleh Ny. Sullivan, akan tetapi Hellen tidak 
memahami apa yang diajarkannya sampai tiba hari terakhir yang diberikan oleh keluarga Keller 
kepadanya. Kemudian Ny. Sullivan meminta tambahan waktu kepada keluarga Keller dalam
mengasuh serta mengajari Hellen. Namun keluarga Keller 
enggan memberikan tambahan waktu tersebut.
Karena berakhirnya waktu yang diberikan kepada Ny. Sullivan, Hellenpun kembali
dibawa pulang ke rumah oleh keluarga Keller. Hingga tiba waktu makan bersama keluarga
Keller, sebab belum memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan kepadanya Hellen akhirnya
makan kembali menggunakan kebiasaannya sebelum kedatangan Ny. Sullivan, yaitu memakan
makanan dari piring-piring anggota keluarga yang makan. Oleh karena itu Ny. Sullivan kembali
untuk meminta waktu tambahan dalam mengajar Hellen agar apa yang telah diajarkannya kepada
hellen tidak hilang begitu saja. Di lain pihak keluarga Keller tetap tidak mau memberikan waktu
tambahan untuk Ny. Sullivan dalam mengajar dan mengasuh Hellen. Akhirnya Ny. Sullivan
membawa Hellen keluar rumah dan menuju sumur pompa yang terletak di depan rumah keluarga
Keller. Meskipun awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 2/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

merelakannya. Setelah beberapa waktu, dengan sumur pompa dan air tersebut akhirnya Hellen
mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Hellen meminta
 Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian
Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang penngacara terkenal meskipun
ia mempunyai banyak kerterbatasan.

HE MIRACLE WORKER
Film ini menceritakan kehidupan keluarga yang sangat harmonis dan sangat bahagia
tapi ditangah-tengah kebahagiaan itu terdapat helen seorang anak kecil yang sangat
luar biasa. Ia lahir normal di Tuscumbia, Alabama pada 1880. Pada usia 19 bulan, ia
diserang penyakit misterius yang menyebabkannya buta dan tuli. pada usianya7
tahun, Ia jadi liar dan tidak dapat diajar dan dalam keadaan seperti itu dia sangat
nakal dan susuah untuk dikendalikan, dia sangat pemarah dan selalu membuat
kekacauan dalam rumahnya apa bila apa yang ia inginkan tidak dituruti oleh orang
disekitarnya. sehinga suatu saat ayahnya(Athur keller) merasa kesal akan ulahnya
dan berkeiginan membawanya kerumah sakit jiwa tapi bibinya mencegahnya dan
memberikan soluli agar Helen dicarikan guru prifat untuk mendidiknya agar jadi lebih
baik.
Akhirnya Athur menyetujuinya dan mengirim surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore.
Tapi Dr. Chisolm tidak bisa apa-apa, lalu ia meromendasikan Dr. Alexsander Bell yaitu
Nyonya Annie Sullivan walaupun agak keberatan dia berusaha meyangguinya. karena
Dr. Chilson mempercayakan hal itu kepada Nyonya Annie Sullivan yang memiliki
sosok seorang pengasuh yang cerdas dan berpegalaman dalam hal ini. Walupun
dengan metode yang sangat susah dipahami oleh Helen yaitu dengan menggunakan
tangan dan peraba, Nyonya Sullivan tetap berusaha keras untuk mendidiknya dengan
sabar dan perhatian penuh kepadanya agar ia tau maksud yang diajarkanya.
Dalam hal ini Sullivan sempat mengalami kesusahan dalam memberikan pengajaran
kepada Helan. karena Helan masih ada perhatian dari orang tuanya yang selalu tidak
setuju apabila Sullivan memberikan metode belajarnya yang agak kasar, lalu Sullivan
meminta untuk membawa Helan kesuatu tempat yaitu rumah untuk mereka
berdua(Sullivan dan Helan) agar tidak ada gangguan baik dari orang sekitarnya
atuapun keluarganya. Dan dalam hal ini keluarganya sempat tidak percaya pada
metode yang diberikan sullivan pada Helan, setelah ber hasil lalu semua keluarga
percaya kalau metode yang di berikannya memberi manfaaat banyak pada Helan.

A. Sinopsis
Film The Miracle Worker menceritakan tentang seorang anak yang bernama Helen
Keller dilahirkan dalam keadaan normal. Akan tetapi, ketika sembuh dari sakitnya.
Dia mengalami tuli, bisu dan buta. Dia dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1880 di
Tuscumbia, sebuah kota pedesaan kecil di Northwest Alabama, Amerika Serikat. Putri
Kapten Arthur Henley Keller dan Kate Adams Keller. Dan film tersebut juga
menceritakan perjuangan Annie Sullivan dalam mendidik Helen dari tidak bisa apa-

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 3/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

apa, tak mengenal aturan, liar, hingga menjadi gadis cantik, pintar, dan mampu
berkomunikasi.
Helen Keller dibesarkan oleh orangtua yang sangat mencintai dan menyanyanginya,
lebih-lebih ketika dia mengalami penyakit cukup berat bagi anak seusianya. Dan pada
saat Helen berusia sekitar enam tahun, dia telah berkembang menjadi anak yang
susah diatur dan dikendalikan. Meskipun orangtuanya mencobanya tetapi tidak
mampu untuk menolong atau mengendalikannya. Kapten Arthur Henley Keller
berniat untuk membawa dia ke rumah sakit jiwa tetapi ibu dan bibi Helen
melarangnya kemudian setelah itu ayah Helen menulis surat kepada Dr. Chilsom
untuk mengirim seorang pengasuh.
Dr. Chilsom pun merekomendasikan Annie Sullivan kepada keluarga Kapten Arthur
Henley Keller, Annie Sullivan adalah sosok pengasuh yang cerdas dan sabar dalam
megajari Helen meskipun cara pengajaran agak terkesan kasar.
Dari saat Annie Sullivan tiba, jelas bahwa ia dan Helen akan mencengkeram dalam
perjuangan besar karena Helen belum bisa berinteraksi dengan orang yang belum di
kenalnya dan Annie Sullivan percaya dapat berhubungan dengan Helen, kalau saja
pihak keluarga tidak campur tangan. Karena menurut Annie Sullivan, selama ini cara
yang dilakukan oleh keluarga dalam memperlakukan Helen itu adalah salah.
Annie Sullivan meyakinkan keluarga Helen terutama kapten Arthur Henley Keller ,
bahwa dia membutuhkan kontrol penuh dalam mendidik Helen. Annie Sullivan yakin
bahwa bahasa adalah kunci untuk memperoleh akses ke benak Helen, dan ia terus-
menerus mantra yang nama-nama benda di telapak tangan Helen dengan harapan
bahwa Helen akan mengenali korelasi. Walaupun Helen dapat mengeja kembali pada
telapak tangan Annie Sullivan, pemahaman bahwa kata-kata yang mewakili hal-hal
yang berada di luar jangkauan dia.
Annie Sullivan meminta kepada kapten Arthur Henley Keller dan kelurga, sebuah
tempat yang tenang, nyaman dan aman dari campur tangan dari pihak keluarga. Dari
pihak keluarga pun menyetujui, dan mereka memberikan rumah yang berada tak

 jauh dari rumahnya tapi hanya untuk beberapa minggu saja. Setelah menghabiskan
dua minggu di sana, Helen akhirnya taat Annie Sullivan, tetapi ketika waktunya habis
dan mereka kembali ke keluarga. Akan tetapi sungguh sangat disayangkan, Helen
segera kembali pada perilaku lamanya. Para keluarga kapten Arthur Henley Keller
yang toleran dan membiarkan Helen kembali kepada perilaku lamanya, tapi Annie
Sullivan tidak membiarkannya. Dia membawa Helen ke rumah itu lagi dan meminta
waktu lagi untuk mendidik Helen menjadi anak yang baik lagi penurut.
Helen belum sepenuhnya memahami arti kata-kata. Ketika Annie Sullivan
menuntunnya ke pompa air, semua itu menjadi berubah. Pertama-pertama Annie
Sullivan, memompa air ke atas tangan Helen, Annie Sullivan mengeja kata air di
tangan Helen dan menjelaskan arti kata-kata padannya dan Annie Sullivan bisa
segera melihat di wajahnya bahwa ia akhirnya mengerti.
Helen segera meminta Annie Sullivan untuk nama pompa akan dieja di tangannya
dan kemudian nama dari terali. Sepanjang jalan kembali ke rumah Helen belajar
nama dari segala sesuatu yang menyentuh dan juga menanyakan nama untuk Annie
Sullivan. Annie Sullivan mengeja nama “Guru” di tangan Helen. Dalam beberapa jam
berikutnya Helen belajar tiga puluh ejaan kata-kata baru.
Sejak saat itu kemajuan Helen sangat menakjubkan. Kemampuannya untuk belajar
 jauh sebelum apa pun yang orang pernah lihat sebelumnya dalam seseorang tanpa
penglihatan atau pendengaran. Tak lama sebelum Annie Sullivan mengajar Helen

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 4/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

untuk membaca, pertama dengan mengangkat dan kemudian dengan huruf braile,
dan menulis dengan kedua biasa dan mesin tik braile.
Kiranya itulah yang menjadi dasar Annie Sullivan untuk terus-menerus mendidik
Helen sampai “bisa”. Helen Keller, seorang buta-tuli-bisu yang menjadi orang besar
nan berjasa. Berkat kegigihannya dalam belajar serta kesabaran gurunya, ia menjadi
perempuan terbatas yang berprestasi. Ia menjadi pengacara terkenal dengan
spesifikasi persamaan sosial. Ia juga aktif menyeru kepada dunia untuk peduli kepada
orang bisu-tuli. Atas perjuangannya itu, Hellen dianugrahi Honorary University
Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The Lions
Humanitarian Award.

Analisis
Teori belajar behaviorisme menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang
menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon). Metode pengajaran yang digunakan oleh Nyi.
Sulivan adalah dengan  mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini
menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian Tingkah laku
Hellen.Tingkah laku ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum
 belajar :

Pembiasaan klasik, pembiasaan prilaku respon, Peniruan.

  Pada dasarnya pembiasaan klasik ( classical conditioning) adalah sebuah prosedur peciptaan
refleks baru dengan cara mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut.

  Teori pembiasaan perilaku respon merupakan teori belajar yang paling muda usianya dan masih
sangat berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini. Penciptanya adalah
Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904).

  Teori ini di kembangkan oleh Albert Bandura. Dalam teori ini ditegaskan bahwa anak akan
meniru perilaku orang dewasa dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar,
sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan
tingkah laku. Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-
darkan stimulus yang tidak menyenang-kan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 5/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

 pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya. Memahami kepribadian manusia ,
mempelajari dan memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah laku.

Dalam kisah Hellen Keller dalam film The Miracle Worker ini terdapat beberapa bentuk 

 pengaplikasian teori-teori pembelajaran (behaviorisme), antara lain ialah: ketika hellen marah
ibu Hellen selalu memberikan makanan yang bias menjadikan hellen tenang, ketika Ny.sullifan
melihatnya ia menegur ibu Hellen, karena memberikan hadiah kepada Helen ketika melakukan
kesalahan. Dan juga ketika Ny.sulivan mengajari hellen ia membawa boneka untuk diberikan
hadiah ketika apa yang diajarkan bias ia lakukan.
(koneksionisme dan pembiasaan perilaku respon). Ny. Sulivan membiasakan Hellen
menggunakan sandi tangan untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitarnya untuk 
dipahaminya, bahkan mengajaknya berkeliling agar mengetahui dan memahami semuanya yang
ada di lingkungan tempat Hellen belajar dengan pemanfaatan lingkungan yang ada. Hingga
akhirnya Hellen dapat memahami apa yang diajarkan Ny. Sullivan melalui pembiasaan-
 pembiasaan yang telah diberikanya (pembiasaan/conditioning). Seperti mengajari Hellen
mengeja kata-kata yang ia pernah rasakan, seperti memberinya kue,susu dan lain sebagainya
untuk memudahkan pemahaman hellen. Selain itu hal tersebut juga dilakukan secara berulang-
ulang (teori pembiasaan perilaku respon).Membiasakan Hellen makan menggunakan pring
sendiri, sendok dan garpu sehingga ia menjadi terbiasa melakukan hal tersebut

(pembiasaan/conditioning) serta dilakukan berulang-ulang hingga


Hellen mampu melakukannya (teori pembiasaan perilaku respon).
Hellen meniru apa yang dilakukan Ny. Sullivan terhadapnya, yaitu Ny. Sullivan
menamparya ketika pertama kali Hellen diajari makan menggunakan piring , sendok serta garpu
sendiri. (teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura). Dalam pembelajaran yang telah di
ajarkan Ny.sulivan merupakan pembelajaran yang membutuhkan waktu dan kesabaran, karena
dalam pembelajaran ini perlu kebiasaan-kebiasaan dan pengaplikasikan atau pembiasaan. Tujuan

 pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan
tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus
segera diperbaiki. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang digunakan dapat
menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behafiorisme ini adalah
terbentuknya perilaku yang diinginkan.
Meskipun teori behaviorisme berhasil digunakan Ny. Sullivan dalam mengasuh dan

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 6/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

mengajar Hellen, akan tetapi terdapat pula peran teori pembelajaran kognitivisme dalam
 prosesnya. Yaitu secara kognitif Hellen tidak akan mau mempelajari apa yang diajarkan Ny.
Sullivan kepadanya jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari. Hellen tidak akan memahami
apa yang telah diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya jika ia tidak menghendaki hal tersebut.
Meskipun proses belajar itu dapat diamati secara langsung, akan tetapi proses belajar juga
merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati secara langsung. Seperti halnya kehendak 
atau kemauan.

B. TEORI-TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISME


Secara pragmatis, teori pembelajaran dapat dipahami sebagai prinsip umum atau
sebagai kumpulan prinsip-prinsip yang saling berhubungan dan merupakan atas
sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Dari sekian
banyak teori pembelajaran yang ditemukan di antaranya adalah teori pembelajaran
behaviorisme dan teori pembelajaran kognitivisme.
Dalam teori pembelajaran behaviorisme terdapat beberapa macam teori, di
antaranya yang terkenal adalah sebagai berikut:
1. Koneksionisme
Teori koneksionisme (connectionism) adalah teori yang ditemukan serta
dikembangkan oleh Edward L. Throndike (1874/1949) berdasarkan eksperimen yang
ia lakukan pada tahun 1890-an. Eksperimen Thorndike ini menggunakan hewan-
hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena balajar.
Seekor kucing yang lapar ditempatkan dalam sangkar yang berbentuk kotak berjeruji
yang dilengkapi dengan peralatan. Seperti pengungkit, gerendel pintu, dan tali yang
menghubungkan pengungkit dengan gerendel tersebut. Peralatan ini ditata
sedemikian rupa sehingga memungkinkan kucing tersebut memperoleh makanan
yang tersedia di depan sangkar tadi.
Berdasarkan eksperimen di atas, Thorndike berkesimpulan bahwa belajar adalah
hubungan antara stimulus dan respons. Oleh karena itulah sehingga teori
koneksionisme disebut juga “S-R Bond theory” dan “S-R Psychology of Learning”.
Selain itu teori ini terkenal juga dengan sebutan “Trial and Error Learning”. Istilah ini
menunjuk pada panjangnya waktu atau banyaknya kekeliruan dalam mencapai suatu
tujuan (Hilgard & Bower, 1975).
Aplikasi teori koneksionisme dalam pembelajaran biasanya guru memberikan hadiah
kepada murid atau anak didiknya ketika anak didik mampu mengerjakan sesuatu
dalam kegiatan belajar tersebut dan hadiah yang hendak diberikan guru sudah
dibberitahukan terlebih dahulu kepada murid atau anak didiknya.
2. Pembiasaan Klasik
Teori pembiasaan klasik (classical conditioning) ini berkembang berdasarkan hasil
ekksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (1849/1936). Pada dasarnya classical
conditioning adalah sebuah prosedur peciptaan refleks baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut (Terrace, 1973).
Selanjutnya, mungkin karena fungsinya, teori Pavlov ini juga disebut respondent
conditioning (pembiasaan yang dituntut).

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 7/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Dalam eksperimennya Pavlov menggunakan anjing untuk mengetahui hubungan-


hubungan antara conditioned stimulus (CS), unconditioned stimulus (UCS),
conditioned respons (CR), dan unconditioned resspons (UCR). Dengan penjelasan CS
adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respons yang dipelajari, sedangkan
respon yang dipelajari itu disebut CR. Adapun UCS berarti rangsangan yang
menimbulkan respons yang tidak diipelajari, dan respons yang tidak dipelajari disebut
UCR.
Anjing percobaan itu mula-mula diikat sedemikian rupa dan pada salah satu kelenjar
air liurnya diberi alat penampung cairan yang dihubungkan dengan pipa kecil (tube).
Perlu diketahui bahwa sebelum dilatih (dikenai eksperimen), secara alami anjing itu
selalu mengeluarkan air liur setiap kali mulutnya berisi makanan. Ketika bel
dibunyikan, seccara alami pula anjing itu menunjukkna reaksinya yang relevan, yakni
tidak mengeluarkan air liur.
Kemudian dilakukan eksperimen berupa latihan pembiasaan mendengarkan bel (CS)
bersama-sama dengan pemberian makanan berupa serbuk daging (UCS). Setelah
latihan yang berulang-ulang ini selesai, suara bel (CS) tasi didengarkan lagi tanpa
disertai makanan (UCS). Apakah yang terjadi? Ternyata anjing percobaan tadi
mengeluarkan air liur juga (CR), meskipun hanya mendengarkan suara bel (CS). Jadi,
CS menghasilkan CR apabila CS dan UCS telah berkali-kali dihadirkan secara bersama.
Sebagai contoh aplikasinya dalam pembelajaran ialah adanya seorang guru
perempuan yang selalu menggunakan sepatu “cethok” (jika berjalan selalu berbunyi
thok-thok), ia menyuruh anak-anak didiknya memberikan penghormatan kepadanya
ketika ia datang. Setelah hal itu dilakukan berulang-ulang, akhirnya anak didiknnya
selalu bersiap-siap untuk memberikan penghormatan kapadanya ketika para anak
didik tersebut mendengar suara sepatu yang dikenakannya tersebut.
3. Pembiasaan Perilaku Respon
Teori pembiasaan perilaku respon merupakan teori belajar yang paling muda usianya
dan masih sangat berpengaruh di kalangan para ahli psikologi belajar masa kini.

Penciptanya adalah Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904).


Dalam salah satu eksperimennya Skinner menggunakan seekor tikus yang
ditempatkan dalam sebuah peti yang kemudian dikenal dengan nama “Skinner Box”.
Peti sangkar ini terdiri dari dua komponen pokok, yakni: manipulandum dan alat
pemberi reinforcement yang antara lain berupa wadah makanan. Manipulandum
adalah komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan
reinforcement. Komponen ini terdiri atas tombol, batang jeruji, dan pengungkit
(Reber, 1988).
Sedangkan aplikasinya dalam pembelajaran biasanya guru memberikan punishment
(hukuman) kepada anak didiknya ketika anak didiknya tidak mencapai target
tertentu. Misalnya nalai anak didik berada di bawah target yang telah ditentukan
sebelumnya. Akan tetapi hukuman tersebut tidak diberitahukan dahulu kepada anak
didiknya.
4. Albert Bandura
Teori ini di kembangkan oleh Albert Bandura. Dalam teori ini ditegaskan bahwa anak
akan meniru perilaku orang dewasa dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

C. APLIKASI TEORI PEMBELAJARAN BEHAVIORISME DALAM FILM THE MIRACLE


WORKER
Dalam kisah Hellen Keller dalam film The Miracle Worker ini terdapat beberapa

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 8/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

bentuk pengaplikasian teori-teori pembelajaran (behaviorisme), antara lain ialah:


a) Ibu Hellen, Catie Keller selalu memberikan permen kepada Hellen ketika ia
mengamuk, guna untuk menenangkannya. Meskipun pada akhirnya hal terseut tidak
disetujui oleh Ny. Sullivan karena ibunya memberikan hadiah ketika Hellen
melakukan kesalahan. (koneksionisme dan pembiasaan perilaku respon).
b) Ny. Sulivan membiasakan Hellen menggunakan sandi tangan untuk memahami
segala sesuatu yang ada di sekitarnya, bahkan mengajaknya berkeliling agar
mengetahui dan memahami semuanya itu. Hingga akhirnya Hellen dapat memahami
apa yang diajarkan Ny. Sullivan melalui pembiasaan-pembiasaan
(pembiasaan/conditioning). Seperti mengajari Hellen mengeja kata “cake” sebelum
memberinya kue dan lain sebagainya. Selain itu hal tersebut juga dilakukan secara
berulang-ulang (teori pembiasaan perilaku respon).
c) Membiasakan Hellen makan menggunakan pring sendiri, sendok dan garpu
sehingga ia menjadi terbiasa melakukan hal tersebut (pembiasaan/conditioning)
serta dilakukan berulang-ulang hingga Hellen mampu melakukannya (teori
pembiasaan perilaku respon).
d) Hellen meniru apa yang dilakukan Ny. Sullivan terhadapnya, yaitu Ny. Sullivan
menamparya ketika pertama kali Hellen diajari makan menggukan piring , sendok
serta garpu sendiri. (teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura).

D. KELEMAHAN
1. Meskipun teori behaviorisme berhasil digunakan Ny. Sullivan dalam mengasuh dan
mengajar Hellen, akan tetapi terdapat pula peran teori pembelajaran kognitivisme
dalam prosesnya. Yaitu secara kognitif Hellen tidak akan mau mempelajari apa yang
diajarkan Ny. Sullivan kepadanya jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari Ny,
Sullivan pada malam pertama Hellen dan Ny. Sullivan menempati rumah bekas
gudang yang berada di samping rumah keluarga Keller
2. Hellen tidak akan memahami apa yang telah diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya

 jika ia tidak menghendaki hal tersebut


3. Meskipun proses belajar itu dapat diamati secara langsung, akan tetapi proses
belajar juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati secara langsung.
Seperti halnya kehendak atau kemauan, pengambilan keputusan dan lain sebagainya.

TINJAUAN PEMBELAJARAN
A. TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL-KOGNITIF ALBERT BANDURA (1925)
Setelah melihat dan memahami film The Miracle Worker ini penulis dapat mengambil
kesipulan bahwa teori yang dipakai cenderung pada teori pembelajara yang hampir
sama seperti yang dipaparkan oleh tokoh behaviorisme yaitu Albert Bandura (1925)
yang terkenal dengan teori pembelajaranya dibidang sosial atau kongnitif sosial serta
efikasi diri dan eksperimenya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang
menunjukan anak meniru secara persis prilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
1. Asumsi yang diberikan pada teori kignitif:
Individu melakukan pembelajaran dengan meniru lingkungan terutama perilaku

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 9/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

orang lain. 
Ada keterkaitan yang erat antara lingkungan, perilaku dan pribadi dalam proses
pembelajaran. 
Hasil Belajar berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku
sehari-hari. 

Begitu
adalah juga dalampada
peniruan film apa
The Miracle Worker pada
yang diberikan ini yang digunakan seperti
pendidiknya, dalam pembelajaran
metode yang
diperoleh kepada Helen dari gurunya Ny Sullivan yaitu pembelajaran yang
menggunakan tangan sebagai alat untuk memahami segala sesuatu yang ada
disekitarnya yang disengaja diberikan dan dilakukan oleh Helan seperti apa yang
diberikan oleh Sullivan padanya.
2. Adapun faktor-fakto yang diperoleh dalam penemuan Albert ini yaitu:
a. perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamatan. Seperti
perhatian yang diberikan oleh Sullivan pada Helan yaitu dia meminta pada oranng
tua Helan untuk tinggal bersama dirumah tanpa adanya orang tua yang
mendampinginya dalam beberapa waktu karena ia ingin memberikan perhatian
penuh pada Helen agar tidak banyak pengaru dari luar ataupun keluarganya untuk
mempermudah sullivan memberikan teori belajarnya.
b. penyimpanan atau proses pengingat, mencakup pada kode-kode atau simbol.
Sama halnya hal yang dilakukan oleh Sullivan dalam meberikan pembelajaran pada
Helen, dia menggunakan kode-kode yang berbeda-beda dalam suatu hal. Dan ini
memudahkan Helen untuk menyimpan dan mengingatnya dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan
umpan balik. Di gambarkan pada waktu Sullivan memberikan pembelajaran
memahami air dan ini sangat susah dan memerlukan kesabaran dalam mengajarinya
dan butuh pembelajaran yang berulang-ulang sampai helen dapat memahaminya.
Dapat dilihat dalam film ini meiliki faktor-faktor yang mendukung pembelajaran pada
siswa, diantaranya adalah:
• Memiliki ciri yang bersesuaian dengan individu
• Nilai prestise dari model tersebut
• Kualitas rasa kepuasan
Selain itu dalam teori yang ditemukan oleh Albert ini harus diperhatikan model atau
teladan memiliki prinsip-prinsip sebagai gerikut;
a) tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh denagan cara
menggorganisasikan sejak awal dan mengulangi prilaku secara simbolik kemudian
melakukanya.
b) individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang
dimilikinya.
c) individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut
disukai dan dihargai dan perilakunya memiliki nilai yang bermanfaat.

3. Proses pembelajaran dalam teori bandura terjadi dalam tiga komponen (unsur)
yaitu:
prilaku model 
pegaruh perilaku model 
proses intienal belajar. 

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 10/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

4. Kelemahan dalam film The Miracle Worker


Walaupun dalam teori ini banyak memberikan teori pembelajaran tetep saja ada
kekuranganya, diantaranya:
1. proses pembelajaran dengan menggunakan penciuman dan peraba.
2. Waktu yang cukup lama.
3. Siswa susah memahami apa yang dipelajari.
4. Pengaruh lingkungan
5. Pengaruh keluarga

5. Kelebihan dalam film The Miracle Worker


1. Mampu mendidik siswa walau dengan indra yang tidak sempurna.
2. Memudahkan adak didik dalam memintak atau berkomunikasi dengan orang lain.
3. Menjadikan siswa menjadi lebih mandiri dan prcaya diri walau mempunyai
kelemahan dalam panca indranya.

B. TEORI KOGNITIFISME JEAN PIAGET (1896-1980)


Teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss
yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam
lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep
kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan.
Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu 
a) Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak
sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak
sehingga sampai pada hasil tersebut.

b) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam
kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan
 jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu
melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
c) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan
melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung
pada kecepatan berbeda.
d) Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran
gagasan  – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun
penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.
Setelah menyaksikan tayangan film The Miracle Worker dan mengkaji kembali teori
pembelajaran kognitifisme diatas, ternyata proses belajar yang dilalui oleh Hellen
Worker banyak diwarnai oleh faktor kognitif.
Dalam film ini terdapat ciri-ciri yang mengarah pada teori kognitif yang menitik
beratkan pada mental dan proses berfikir menurut tingkatannya, sehingga dapat
dianalisa teori kognitf yang mendasarinya yaitu;
1. Usia Hellen Keller pada waktu itu sekitar 10 tahun dalam pandangaan teori kognitif 
itu disebut masa operasional konkrit
2. schemata

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 11/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

3. Cara berfikir dan proses mental anak


4. Perkembangan nalar memerlukan pertukaran gagasan
5. Zone of proximal development menurut teori Vygotsky.
6. scaffolding
Hellen Keller ketika diajar oleh Ny.Sullivan usianya telah mencapai 10 tahun, usia ini
dalam pandangaan teori kognitif itu disebut masa operasional konkrit (7-11 tahun)
pada masa ini kemampuan bahasa dan kemampuan untuk berfikir dengan bentuk
simbolis mampu memikirkan operasi secara logis, masalah konkrit (yang ada) dengan
cara logis memehami hukum perlindungan dan mampu mengklasifikasi dan
mengurutkan memahami reversibilitas (kebalikan), dalam kondisi ini Hellen tidak bisa
menggunakan potensi kemampuan bahasanya secara vokal karena ia bisu tetapi daya
kemampuan berfikirnya tetap berjalan bahkan lebih cerdas dari anak-anak seusianya
pada umumnya.
Disinilah Ny. Sullivan memainkan peranya, sebagai seorang psikolog ia memahami
betul bahwa Hellen adalah anak yang cerdas (tidak gila) sehingga tidak perlu dibawa
kerumah sakit jiwa, ia menagajari Hellen dengan menitik beratkan pada mental dan
potensi akalnya yang ini merupakan proses pembelajaran dalam teori kognitif.
Teori kognitif juga membahas munculnya dan diperolehnya schemata —skema
tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-
tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam
merepresentasikan informasi secara mental. Dari film ini dapat dilihat bagaimana
kesabaran Ny. Sullivan dalam mengajarkan kosa kata dan lingkungan kepada Hellen
yang akhirnya juga membuahkan hasil yaitu Ny. Sullivan mampu menanamkan insight
pada ruang berfikirnya Hellen. Insight yaitu pemahaman seseorang secara totalitas
terhadap suatu objek ini lah yang dicapai Hellen Keller, akhirnya ia mengerti bahwa
tiap kata yang diajarkan oleh Ny. Sullyvan memilki makna dan bentuk tertentu yang
dapat ia rasakan dan kata/benda yang pertama ia fahami dalam film itu ialah water
(air).

Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif 
memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru
adalah sebagai fasilitator dan dalam menjabarkan implikasi dalam teori kognitif 
Pieget menagatakan memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental
anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan
anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Ny. Sullivan dalam hal ini mengerti betul
bahwa dalam mendidik Hellen dia harus bisa menyentuh sisi mentalnya dan hanya
dengan indra praba dan penciuman yang dimilki Hellen dia mencoba membreikan
kosa kata dan bahasa sebnyak-banyak dengan menggunakan metode belajar.
Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan.
Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan
berbeda maka metode yang digunakan oleh Ny. Sullivan dalam mendidik Hellen
sesuai dengan kekurangan dan kelebihan yang ia miliki meski terkadang dipandang
kasar dan tidak manusiawi terlebih bagi anak seperti Hellen yang serba kekurangan
seperti ketika Hellen menyiram mukanya, ia kemudian membalasnya, begitu juga
ketika Hellen memukul mukanya ia juga membalas dengan memukul muka Hellen.
Tapi, sebenarnya tidak demikian. karena apa yang diperbuat oleh Ny. Sullivan. Ia
sangat memahami ilmu psikologi. Keadaan Helen memang menuntut diberi
perlakuan “keras”. 

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 12/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk


perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara
langsung. Hal itulah yang dialami Hellen Keller ia baru mengerti arti sebuah gagasan
ketika Ny. Sullyvan membawanya ke pompa air dan memompanya untuk
mendapatkan air padahal sebelumnya ia sudah begitu banyak diajari kosa kata dan
bahas oleh Ny. Sullivan namun ia tidak dapat memahaminya secara langsung
sehingga sangat menguji kesabaran Ny. Sullivan untuk menjelaskannya namun
akhirnya ia didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan
dengan lingkungan setelah ia mengerti dan memahami gagasan atau arti sebuah
kata.
Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan
sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara
mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam
kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih mampu dalam film ini diuraikan secara demonstratif bahwa proses
berfikirnya Hellen Keller pada usia 10 tahun telah sampai pada tingkat ini. Hal ini
terbukti ketika ia memahami arti sebuah kosa kata sehingga ia telah dapat mengatasi
masalah utamanya yaitu berkomonukasi dengan orang sekitarnya khususnya orang
tua dan gurunya. Ia tidak mungkin dapat menunjukkan rasa cinta dan terimakasihnya
kepada gurunya yang diekspresikannya dengan mencium pipi Ny. Sullivan kalau ia
belum mengerti sebuah masalah dan belum dapat memecahkannya.
Scaffolding adalah memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama
tahap  – tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Dalam kasus Hellen
Keller tentu yang dimaksud dengan mengurangi bantuan bukanlah bantuan
memperkenalkan padanya kosa kata baru, melainkan proses yang amat rumit yaitu
proses menanamkan dalam pemikirannya pengetahuan menyeluruh tentang sebuah

nama/sifat terhadap sebuah objek atau sering disebut dengan istilah insight.
Kelemahan 
Harus diakui walau teori kognitif dalam film ini banyak berperan namun bukan
berarti semua hal yang dialami oleh Hellen Keller didasari oleh teori kognitif, ada
beberapa hal yang tidak tersentuh dengan teori ini diantaranya: Disamping proses
berfikir dan mental Hellen Keller juga memerlukan proses pembiasan dan latihan,
Tingkah laku yang dikembalikan pada reflek, Adanya sebuah potensi yang terbentuk
sebelumnya, Proses belajar juga memerlukan indra raba dan penciuman, Pengaruh
lingkungan, Mekanisme hasil belajar melalui stimulus respon dan Penekanan reaksi
terhadap stimulus dan reinforcement.
kelebihan 
Teori ini banyak digunakan oleh para pendidik dalam memberikan pendidikan pada
siswa yang mengalami kesusahan dalam hal memperoleh pendidikan dan
pengetahuan.
PENUTUP 
Demikian hasil analisi film the miracle worker ini saya paparkan berdasarkan teori
kognitifisme dengan tokoh ALBERT BANDURA dan JEAN PIAGET yang mungin banyak
kekurangan atau kesempurna. Dan mohon bagi penganalisis selanjutnya dapat
memberikan kesempurnaan dan kekurangan itu.v

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 13/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Dampak Kecacatan Bagi Anggota Keluarga 

Anak yang mengalami tuna rungu dan tuna wicara akan mengalami masalah dalam hal
 berkomunikasi. Mereka sulit untuk mengutarakan apa yang mereka inginkan dan sulit untuk 
memahami aspek-aspek emosional yang dikomunikasikan oleh orang lain. Keluarga sebagai
 pihak terdekat dari anak yang mengalami kecacatan juga akan merasakan dampak tersebut.
Banyak orang tua mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, dalam arti kesulitan dalam

menjelaskan isyu-isyu yang menurut mereka penting. Seringkali kemudian stres muncul
(Mangunsong, 2009).
Dampak dari kecacatan anak terhadap orang tua salah satunya adalah orang tua bisa
menjadi depresi atau terlalu protektif, atau bahkan kehilangan minatnya pada anak (Elliot &
Place, 2006 dalam Mangunsong, 2009). Hal ini juga terjadi pada keluarga Helen dimana orang
tuanya mengalami kesulitan untuk memahami apa yang diinginkan Helen. Orang tua Helen
terlalu protektif dengan anaknya. Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan ini
salah karena membuat Helen menjadi tidak mandiri. Bahkan sikap yang terlalu protektif dari
orang tua Helen menghambat proses pembelajaran yang diterapkan oleh Anne Sullivan.
Temper tantrum dan frustasi yang bersifat fisik seringkali ditunjukkan oleh anak yang
mengalami kecacatan karena mereka kurang mampu untuk mengemukakan masalahnya dalam
 bentuk bahasa (Mangunsong, 2009). Temper tantrum yang dialami oleh Helen sering kali
menimbulkan masalah di rumahnya. Bukan hanya menyebabkan keadaan rumah menjadin
 berantakan tapi temper tantrum yang dialami Helen juga kerap menimbulkan perdebatan antara
ayah dan saudara tirinya. Bahkan pernah mengancam keselamatan adik bayinya. Rutinitas
sehari-hari di keluarga yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus menjadi terganggu
(Mangungsong, 2011). Hal ini telah terjadi dalam kehidupan keluarga Helen.
Di beberapa keluarga, memiliki seorang anak dengan kecacatan dirasakan sebagai sebuah
tragedi, disisi lain, itu mungkin dilihat sebagai sebuah krisis tetapi merupakan sesuatu yang bisa
dikelola, pada sisi yang lainnya itu hanyalah satu faktor lagi yang untuk dipertimbangkan dalam

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 14/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

kehidupan sehari-hari sebagai usaha berjuang meraih kesuksesan (Begab, 1966 dalam Gargivlo,
R.M, 2007). Keluarga Helen telah melihat permasalahan yang dialami Helen sebagai suatu kiris
yang bisa ditanggulangi dan lebih melihat masalah ini sebagai suatu tantangan tersendiri.
Meskipun pada awalnya masalah ini cukup membuat keluarga Helen kesulitan, namun ternyata
 peningkatan yang dialami Helen memberikan kebahagiaan tersendiri bagi keluarganya. Hal ini
telah mengajarkan keluarga Helen untuk lebih tegar dan lebih optimis dalam menjalani
 permasalahan hidup.

Pembahasan
1. Tinjauan Teori Pembelajaran dalam Film The Miracle Worker.
Dari hasil analisis saya ketika menyaksikan film The Miracle Worker terdapat Teori
 pembelajaran yang lebih dominan menggunakan teori Behaviorisme, karena di dalam film itu
dapat kita temukan perubahan perilaku peserta didik yang ditandai dengan adanya hubungan
antara stimulus dengan respon.
Teori behaviorisme merupakan teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah
laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami peserta didik dalam
hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Prinsip-
 prinsip teori behaviorisme sebagai berikut :
1. Objek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
Ciri-ciri teori behaviorisme antara lain :
1. Mengutamakan unsur-unsur.
2. Bagian kecil bersifat mekanistis.
3. Menekankan peranan lingkungan
4. Mementingkan pembentukan reaksi dan respon
5. Menekankan pentingnya latihan dan kemampuan.
6. Mementingkan mekanisme hasil belajar.

Teori behaviorisme terdapat hubungan antara S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku
manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari
lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat
 bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil
 belajar. Di dalam film The Miracle Worker, pembelajaran yang diberikan lebih dominan tentang
 bahasa, teori behaviorisme juga mengatakan bahwa peniruan sangat penting dalam mempelajari
 bahasa.

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 15/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran
atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon
dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap
 penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa
saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive

reinforcement)
reinforcement) maka respon akan semakinpun
respon kuat. Begitu akan
juga bila penguatan
tetap dikurangidikuatkan.
(negative
Proses penguatan ini diperkuat oleh suatu situasi yang dikondisikan dan dilakukan secara
 berulang-ulang. Sementara itu karena peserta didik mendapat rangsangan dari dalam dan luar.
Maka akan mempengaruhi proses pembelajaran dan peserta didik akan merespon dengan
mengatakan sesuatu. Ketika responnya benar, maka peserta didik tersebut akan mendapat
 penguatan dari orang dewasa di sekitarnya. Saat proses ini terjadi berulang-ulang, lama kelamaan
 peserta didik akan menguasai percakapan. Sebagaimana di dalam film The Miracle Worker yaitu
 peserta didik (Helen) dalam memahami kata-kata atau nama-nama dengan benda-benda yang
dipegang ataupun diraba mempunyai korelasi. Di samping itu juga Annie Sullivan yang selalu
mengajari Helen dengan cara berulang-ulang. Oleh karena jika peserta didik mendapatkan

stimulusresponnya
 bentuk secara berulang-ulang akan terjadi
adalah melakukan apa yangsuatu pembiasaan.
telah di ajarkanMaka
oleh ia pun Sullivan
Annie akan merespon
selaku
 pendidiknya.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk mendidik peserta didik yang masih banyak membutuhkan
 peranan orang dewasa dalam proses pembelajarannya, sehingga tujuan yang ingin dicapai sesuai
dengan apa yang di cita-citakan.

2. Tokoh-Tokoh Teori Behaviorisme


Edward Lee Thorndike (1874-(((1874-1949) Menurut Thorndike belajar  merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar 
ini disebut teori “connectionism”. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang

dimasukkan pada sangkar


di dalam sangkar tertutup
disentuh. yang apabila
Percobaan tersebutpintunya dapat dibuka
menghasilkan secaradan
teori Trial otomatis
Error.bila knop
Ciri-ciri
 belajar dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon terhadap berbagai
situasi, ada eliminasai terhadap berbagai respon yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi
mencapai tujuan. Thorndike menemukan hukum-hukum yaitu sebagi berikut:
1 Hukum kesiapan (Law of Readiness).
Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka
 pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung
diperkuat.
2 Hukum latihan.
Semakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.
3 Hukum akibat.
Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung
diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.

Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dan Watson Pavlo mengadakan percobaan laboratories
terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi
 bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas
untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 16/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

 bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut
diterapkan, strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus
alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan.
Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini
adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan

reaksi. Yangteori
Kelemahan terpenting dalambelajar
ini adalah belajarhanyalah
menurut terjadi
teori ini adalahotomatis
secara adanya latihan dandan
keaktifan pengulangan.
penentuan
 pribadi dihiraukan.

Carlk L. Hull 
Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement
 bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor. Dalam mempelajari hubungan
S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai
unsur O (organisma). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred),
efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output.

Skinner (1904-1990) 
Skinner menganggap reward dan rierforcement merupakan faktor penting dalan belajar. Skinner 
 berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pada teori ini
guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin. Teori ini juga
disebut dengan operant conditioning. Operant conditing menjamin respon terhadap stimulus. Bila
tidak menunjukkan stimulus, maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan
tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses
 belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan Skinner membagi menjadi 2 jenis respon.
1. Responden, Respon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlo.
2. Operans
Respon yang terjadi karena situasi random. Operans conditioning adalah suatu proses penguatan

 perilaku operans yang dapat mengakibatkansesuai


menghilang perilaku tersebut dapat diulang kembali atau
keinginan.
Prinsip belajar Skinners adalah :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi
 penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai
sistem modul.
3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman.
Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.
4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan
digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.

5. Dalamuntuk
dipakai pembelajaran
mendisaindigunakan
Software shapping Robert
instructional Gagne berupa
(Program (1916-2002) Teori gagne
Drill Tutorial). banyak 
Kontribusi
terbesar dari teori instructional Gagne adalah 9 kondisi instructional:
1. Gaining attention = mendapatkan perhatian
2. Intorm learner of objectives = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai
3. Stimulate recall of prerequisite learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan
 belajar.
4. Present new material = penyajian materi baru

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 17/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

5. Provide guidance = menyediakan pembimbingan


6. Elicit performance = memunculkan tindakan
7. Provide feedback about correctness = siap memberi umpan balik langsung terhadap hasil yang
 baik 
8. Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan

9. Enhance retention and recall = meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat.
Robert Gagne (1916-2002) 
Ia adalah seorang pskologi pendidikan berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan
 penemuannya berupa condition of learning. Gagne disebut sebagai modern Neobehaviouristik 
mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat
dimodifikasi. Ketrampilan yang paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan
yang lebih tinggi dalam heirarki ketrampilan intelektual.

Albert Bandura (1925-sekarang) 


Teori belajar Bandura adalah teori belajar sosial atau kognitif sosial diri yang menunjukkan

 pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura
menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang
 berkesinambungan antara kognitif perilaku dan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang
 berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, dan motivasi.

Jadi Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas
“mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan.
Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar.
Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Teori belajar behavioristik dengan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan

diamati.
kebiasaan.Pengulangan
Hasil yangdan pelatihandari
diharapkan digunakan supaya
penerapan teoriperilaku yang diinginkan
behavioristik ini adalahdapat menjadi
terbentuknya
suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan
 perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative. Evaluasi atau penilaian didasari
atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,
tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi

C. Kekurangan dan Kelebihan Teori Behaviorisme.


a). kekurangan
1). Teori behaviorisme hanya menganalisa perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan saja.

2). Teori Behaviorisme


emosional; tidak
behaviorisme mau ingin
hanya memperoalkan
mengetahuiapakah manusiaperilakunya
bagaimana baik atau jelek, rasional oleh
dikendalian atau
faktor-faktor lingkungan.
3). Penerapan teori behaviorisme juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang
sangat tidak menyenagkan bagi siswa yakni guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi
 belangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus murid pelajari.
4). Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan dari
guru.

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 18/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

 b). Kelebihan
1). Teori ini cocok untuk pemperoleh kemampuan yang membutuhkan prkatek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek dan daya tahan.
2). Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih, mengajar dan mendidik peserta didik yang
masih membutuhkan peran orang tua.

3). Teori
tidak ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan
produktif.

D. Kesimpulan
Belajar menurut teori behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan
respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan
adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Prinsip penerapan teori belajar ini
adalah: (1) belajar itu berdasarkan keseluruhan; (2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan;
(3) Belajar berkat insight (4) Belajar berkat insight; dan (5) Belajar berdasarkan pengalaman.

PROSES PEMBELAJARAN HELLEN KELLEN


Hellen Kellen memiliki kekurangan panca indra yang penting, namun ia juga memiliki
kemampuan lainnya yang menonjol, yaitu otak yang cerdas, penciuman dan perasa yang kuat.
Kemampuan inilah yang dimanfaatkan oleh Ny. Sullivan untuk mengajarinya bahasa lewat
isyarat tangannya yang biasa dipelajari oleh anak yang cacat.

Hellen Keller yang sejak kecil dididik oleh keluarganya dengan memberikan stimulus-
stimulus ketika ia mulai brutal dan mengamuk agar ia tenang sementara. Hal ini dilakukannya
secara berulang-ulang tiap kali Hellen marah, hingga akhirnya ia terbiasa dengan keadaan seperti
ini. Hasilnya Hellen menjadi anak yang manja, liar dan pemarah.ia pun terus seperti itu, mungkin
ia mengangap apa yang dilakukan adalah benar, karena ia selalu mendapatkan hadiah berupa
manisan setiap kali ia marah.
Keluarganya menerapkan teori  Behavioristik  yang lebih menekankan timbulnya
 perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur. Teori ini juga bersifat otomatis – mekanis dalam
menghubungkan stimulus dan respons, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot.
Padahal setiap anak memiliki  self direction (kemampuan mengarahkan diri) dan  self control  
(pengalaman diri) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak merespon jika ia tidak 
menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati.

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 19/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Pendekatan kognitif yang dilakukan oleh Ny. Sullivan memberikan perspektif bahwa
 belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (yang bersifat jasmaniah),
meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampaknya lebih nyata dalam pada setiap peristiwa
 belajar. Dalam hal ini, seorang pakar psikologi menyimpulkan bahwa anak-anak memiliki
kebutuhan yang melekat dalam dirinya sendiri untuk belajar.
 Ny. Sullivan memulai tugasnya untuk mengubah anak yang tidak terkontrol menjadi
sosok yang sukses dengan memberikan boneka yang merupakan buatan anak-anak dari sekolah
Perkin (sekolah khusus orang cacat yang kemudian dibuat khusus untuk Helen). Dengan
mengejakan D-O-L-L (boneka) melalui tangan, ia berharap dapat menghubungkan objek dengan
huruf. Hellen ternyata belajar dengan cepat dengan metode yang tepat pula, namun ia tidak tahu
 bagaimana cara untuk mengucapkan kata-kata. Selama beberapa hari, ia banyak belajar mengeja

kata-kata baru namun dengan cara yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Dengan
datangnya Ny. Sullivan, ia mengubah pembelajaran behaviorisme menjadi pendekatan kognitif.
Ia menyingkirkan semua stimulus-stimulus yang biasa diberikan pada Helen. Akibatnya Hellen
memberontak, marah dan liar. Namun, Ny. Sullivan juga memberikan stimulus. Jika Helen mau
mengeja huruf dengan jari-jarinya. Dan ketika Hellen mengeja C-A-K-E dengan benar, maka
iapun akan mendapatkan cake. Ny. sullivan memanfaatkan indra penciuman dan perasa untuk 
mengenalkan bawha tiap benda itu mempunyai nama dan makna. Hal ini diajarkan pada Hellen
terus menerus, hingga Hellen sudah mengetahui banyak sekali nama-nama benda yang ada
disekitarnya, tapi ia belum tahu bahwa tiap kata itu memiliki makna.
Dalam proses belajar membutuhkan waktu dan tempat yang khusus, maka dalam hal ini
 Ny. Sullivan memilih untuk berdua saja dengan Helen dalam satu tempat. Agar tidak ada campur 
tangan dari orang lain yang akan mempengaruhi proses belajarnya. Dalam tempat
 pengasingannya, Helen mengalami kemajuan yang luar biasa. Ia mempunyai ketrampilan
menjahit, makan dengan tenang dan teratur, bahkan sudah mengetahui banyak kata-kata,
walaupun ia belum tahu maknanya.
Kemajuan positif dalam belajar harus selalu dijaga agar jangan sampai hasil yang baik 
itu menjadi hilang karena pengaruh lingkungan atau bahkan keluarganya sendiri, jika
keluarganya mengajarkan cara yang salah dalam perkembangan anaknya. Hal inilah yang
menjadikan Ny. Sullivan untuk selalu mendampingi muridnya Helen Keller hingga dewasa.

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 20/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Suatu hari, Ny.sullivan mengajak Hellen dengan sedikit memaksanya pergi ke sebuah
sumur pompa terbuka. Ny. Sullivan mulai memompakan air dan menaruh tangan Hellen dibawah
keran air tersebut. Begitu air menyentuh tangan Hellen, ia mencoba untuk mengeja secara
 perlahan kata „W-A-T-E-R' (air) melalui tangan hellen yang satunya kemudian semakin cepat.
Tiba-tiba, sinyal itu dapat dimengerti oleh pikiran Hellen. Ia akhirnya tahu bahwa water (air)
adalah zat dingin yang mengalir ditangannya. Setelah ia mengerti, lalu berhenti dan menyentuh
tanah dan menanyakan ejaannya
Berawal dari sumur tadilah, Hellen mulai mengerti bahwa setiap benda memiliki nama
dan makna, dan iapun mulai mengenal apa yang ada disekelilingnya, dan mulailah ia belajar dan
terus belajar.

C. PENUTUP 
Dari kisah Hellen dan Ny. Sullivan, kita mendapatkan banyak pelajaran yang sangat
 berharga, dan yang paling utama ialah rasa syukur kita kepada tuhan yang telah memberikan
kesempurnaan panca indra.
Kemudian, kesabaran seorang guru yang mencurahkan semua daya dan melakukan segala
upaya agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Walaupun banyak terdapat
kekurangan yang ada pada anak didik, dalam kisah hellen yang buta, dan tuli. Akan tetapi
dengan kesabaraan yang dimiliki oleh Ny. Sullivan dan keyakinan serta ketekunannya, ia dapat
mengubah semua kekurangan menjadi keistimewaan yang belum tentu dicapai oleh orang yang
normal sekalipun.
Kemudian, ketegasan seorang guru juga diperlukan terhadap anak didik dan orangtuanya.
Tegas bukan berarti keras. Tegas berarti mengatakan ”Ya” jika ya dan mengatakan ”Tidak” jika
memang tidak sambil memberikan penjelasan atas setiap perkataan. Hal ini perlu dilakukan
secara konsisten atau dijadikan pembiasaan agar anak dapat berpikir mana yang benar dan mana
yang salah, sehingga ia dapat berhati-hati dalam bertindak. Dengan menerapkan hal ini, karakter 
anak akan terbentuk dengan sendirinya karena dirinya selalu diberikan penjelasan atas
 perbuatannya, maka nantinya ia akan terbiasa untuk berkomunikasi dan berdiskusi, sekaligus
mengasah kecerdasannya dalam berpikir.
Seorang pendidik haruslah selalu bekerja keras dan pantang menyerah. Hal itu
merupakan modal bagi seorang pendidik sehingga mampu memberikan pendidikan secara

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 21/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

menyeluruh dan tuntas. Sikap optimis pun sangat diperlukan oleh seorang pendidik karena
dengan bersikap optimislah, pendidik dapat lebih termotivasi untuk berinovasi agar berguna bagi
anak didinya
. Jika Inderanya ada yang ganjil dan bukan pikirannya, dia pasti punya bahasa, “bahasa
lebih penting bagi pikiran dari pada cahaya mata”. Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat
atau disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati.

Daftar Pustaka :

Mangunsong, F. 2009. Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Depok: LPSP3


Fakultas Psikologi UI

Mangunsong, F.2011. Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Depok: LPSP3


Fakultas Psikologi UI
Gargivlo, R.M. 2007. Special education in contemporary society. USA: Thomson Wadsworth 

Diposkan oleh Reza Lidia Sari di 00:58

Tunarungu

Pengembangan Berbahasa Anak Tunarungu


Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak tunarungu, kita perlu
memahami perolehan bahasa yang terjadi pada anak mendengar dan juga yang terjadi
 pada anak tunarungu. Myklebust (1963; dalam Bunawan & Yuwati, 2000)
mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa anak yang mendengar berawal dari adanya
 pengalaman atau situasi bersama antara bayi dan ibunya atau orang lain yang berarti
dalam lingkungan terdekatnya. Melalui pengalaman tersebut, anak „belajar‟ 
menghubungkan pengalaman dan lambang bahasa yang diperoleh melalui
 pendengarannya. Proses ini merupakan dasar berkembangnya bahasa batini (inner 
language). Setelah itu, anak mulai memahami hubungan antara lambang bahasa dengan
 benda atau kejadian yang dialaminya sehingga terbentuklah bahasa reseptif anak. Dengan
kata lain anak memahami bicara lingkungannya (bahasa reseptif auditori). Setelah bahasa
reseptif auditori „agak‟ terbentuk, anak mulai mengungkapkan diri melalui kata-kata
sebagai awal kemampuan bahasa ekspretif auditoria tau berbicara, meskipun pada
dasarnya perkembangan kea rah bicara muncul lebih dini lagi, yaitu dengan adanya masa
meraban. Kemampuan itu semua berkembang melalui pendengarannya (auditori). Setelah
anak memasuki usia sekolah, penglihatannya berperan dalam perkembangan bahasa

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 22/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

melalui kemampuan membaca (bahasa reseptif visual) dan menulis (bahasa ekspresif 
visual).
Berdasarkan proses pemerolehan bahasa pada anak mendengar, Myklebust (1963)
mengembangkan pola tersebut pada anak tunarungu. Ia menerapkan pencapaian perilaku
2
 berbahasa yang telah dijelaskan diatas pada anak tunarungu. Berhubung pada masa itu
teknologi pendengaran belum berkembang, maka anak tunarungu dipandang tidak/kurang
memungkinkan memperoleh bahasa melalui visual atau taktil kinestetik, atau kombinasi
keduanya. Dengan demikian tersedia tiga alternative, yaitu: isyarat, membaca, dan
membaca ujaran. Myklebust menganggap media membaca ujaran merupakan pilihan
yang tepat disbanding isyarat dan membaca. Dengan kemajuan teknologi pendengaran
saat ini, maka sisa pendengarannya dapat dioptimalkan untuk menstimulasi anak 
tunarungu dalam perolehan bahasa.
Apabila membaca ujaran menjadi dasar pengembangan bahasa batini anak 
tunarungu, kita dapat melatih anak tunarungu untuk menghubungkan pengalaman yang
diperolehnya dengan gerak bibir dan mimik pembicara. Bagi anak kurang dengar yang
menggunakan alat bantu dengar, dapat menghubungkannya dengan lambang bunyi
 bahasa (lambang auditori). Setelah itu, anak tunarungu mulai memahami hubungan antara
lambang bahasa (visual & auditori) dengan benda atau kejadian sehari-hari, sehingga
terbentuklah bahasa reseptif visual/auditori. Sama halnya seperti anak mendengar,
kemampuan bahasa ekspresif (bicara) baru dapat dikembangkan setelah memiliki
kemampuan bahasa reseptif. Selanjutnya anak tunarungu dapat mengembangkan
kemampuan bahasa reseptif visual (membaca) dan bahasa ekspresif visual (menulis).
Demikian perilaku bahasa verbal yang dapat terjadi pada anak tunarungu.
Pada umumnya, anak tunarungu memasuki sekolah tanpa/kurang memiliki
kemampuan berbahasa verbal, berbeda dengan anak mendengar yang memasuki sekolah
setelah memperoleh bahasa. Oleh karena itu, dalam pendidikan anak tunarungu, proses
 pemerolehan bahasa anak tunarungu diberikan di sekolah melalui layanan khusus.
Layanan pemerolehan bahasa tersebut menekankan pada percakapan, seperti halnya
 percakapan yang terjadi antara anak mendengar dengan ibunya/orang terdekatnya dalam
 pemerolehan bahasa, dengan memperhatikan sensori yang dapat diberikan stimulasi.
Percakapan merupakan kunci perkembangan bahasa anak tunarungu (Hollingshead,
1982). Oleh karena itu, tugas guru SLB/B adalah mengantarkan anak tunarungu dari
masa prabahasa menuju purnabahasa melalui percakapan dan bersifat alamiah.
Berkaitan dengan hal tersebut, Van Uden telah mengembangkan metode pengembangan
 bahasa melalui percakapan, yang dikenal dengan Metode Maternal Reflektif (MMR).
2
Metode ini memiliki ciri bahwa percakapan itu terkait dengan kegiatan melakukan
sesuatu bersama antara ibu atau orang lain dengan anak (bersifat alamiah), serta
menerapkap metode tangkap dan peran ganda. Metode tangkap dan peran ganda
maksudnya adalah bahwa ibu atau orang lain menangkap ungkapan anak, kemudian
membahasakannya serta menanggapi ungkapan tersebut, sehingga tercipta suatu
 percakapan.
Pengembangan Kemampuan Bicara Anak Tunarungu
Pengembangan kemampuan berbicara merupakan serangkaian upaya agar anak 
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk mengekspresikan pikiran, gagasan,
dan perasaanya dengan cara berbicara. Nugroho (2004) mengemukakan bahwa layanan
 bina-bicara memiliki tiga macam tujuan, yaitu:
Di bidang pengetahuan, agar anak memiliki pengetahuan tentang: a) cara mengucapkan

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 23/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

seluruh bunyi bahasa Indonesia; b) cara mengucapkan kata, kelompok kata dan kalimat
Bahasa Indonesia; c) mengevaluasi bicaranya sendiri, berdasarkan pengamatan visual,
auditif, dan kinestetik; d) mengendalikan alat ucapnya untuk peningkatan kualitas bicara;
serta e) pemilihan kata dan kelompok kata yang tepat.
Di bidang keterampilan, agar anak terampil: a) mengucapkan bunyi-bunyi bahasa
Indonesia; b) mengucapkan kata, kelompok kata, dan kalimat bahasa Indonesia; c)
mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan pengamatan visual, auditif, dan kinestetik; d)
mengendalikan alat ucapnya demi perbaikan dan peningkatan mutu bicaranya; dan e)
menggunakan kata-kata, kelompok kata, dan kalimat sesuai dengan gagasan dan tata
 bahasa yang baik dan benar.
Di bidang sikap, agar anak memiliki: a) senang menggunakan cara bicara dalam
mengadakan komunikasi dengan orang lain; b) senang mengadakan evaluasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan serta berusaha meningkatkan kemampuannya.
Tujuan akhir bina-bicara bagi anak tunarungu, adalah agar ia memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dasar untuk: a) berkomunikasi di masyarakat; b) bekerja dan
 beritegrasi dalam kehidupan masyarakat; serta c) berkembang sesuai dengan asas
 pendidikan seumur hidup.
2
Dalam pelaksanaanya, layanan bina bicara, meliputi:
 Pertama, latihan prabicara: latihan keterarahwajahan, keterarahsuaraan, dan pelemasan
organ bicara.
 Kedua, latihan pernafasan, misalnya meniup dengan hembusan, meniup dengan letupan,
menghirup serta menghembuskan nafas melalui hidung.
 Ketiga, latihan pembentukan suara: menyadarkan anak untuk bersuara, merasakan
getaran, menirukan ucapan guru sambil merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara,
serta meraban sambil mersakan getaran.
 Keempat , pembentukan fonem.
 Kelima, penggemblengan, pembetulan, serta penyadaran irama/aksen.
 Keenam, pengembangan.
Lebih lanjut, Nugroho (2004) mengemukakan bahwa materi yang diajarkan dalam
layanan bina bicara, meliputi: meteri fonologik (fonem segmental dan suprasegmental);
materi morfologik (kata dasar, kata jadian, kata ulang dan kata majemuk); materi
sintaksis (kalimat berita, ajakan, perintah, larangan dan kalimat tanya); serta materi
sistematik.
Dalam pengembangan bicara anak tunarungu, ada beberapa metode yang
didasarkan pada beberapa hal, yaitu:
 Pertama, berdasarkan cara menyajikan materi, metode yang dapat digunakan adalah:
a. Metode global berdiferensisasi.
Metode ini, disamping didasarkan pada cara menyajikan materi, juga didasarkan pada
 perimbangan kebahasaan. Bahasa pertama-tama nampak dalam ujaran secara totalitas.
Oleh karena itu dalam mengajar atau melatih anak berbicara, dimulai dengan ujaran
secara utuh (global), baru kemudian menuju ke pembentukan fonem-fonem sebagai
satuan bahasa yang terkecil.
 b. metode analisis sintetis.
Metode ini merupakan kebalikan dari metode global diferensiasi. Penyajian materi
dilakukan mulai dari satuan bahasa terkecil (fonem) menuju kata dan kalimat.
 Kedua, berdasarkan modalitas yang dimiliki anak tunarungu, kita dapat menggunakan
metode:
2

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 24/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

a. Metode multisensori, yaitu menggunakan seluruh sensori untuk memperoleh


kesan bicara, seperti: penglihatan, pendengaran, perabaan (taktil), serta kinestetik.
 b. Metode suara, yang saat ini lebih dikenal dengan metode auditori verbal, yaitu
metode pengajaran bicara yang lebih mengutamakan pada pemanfaatan sisa
 pendengaran dengan menggunakan sistem amplifikasi pendengaran.
 Ketiga, berdasarkan fonetika, metode yang dapat digunakan dalam pengajaran bicara,
adalah:
a. Metode yang bertitik tolak pada fonetik, yaitu didasarkan pada mudah sukarnya
 bunyi-bunyi menurut ilmu fonetik, dan dianggap sama bagi semua anak. Bunyi
 bahasa yang diajarkan dimulai dari deretan bunyi paling depan/muka di mulut,
karena bunyi-bunyi tersebut paling mudah dilihat dan ditiru, yaitu kelompok 
konsonan bilabial (p, b, m dan w). Setelah konsonan bilabial dikuasai, dilanjutkan
 pada konsonan dental (l, r, t, d dan n), kemudian konsonan velar (k,g dan ng), dan
selanjutnya konsonan palatal (c, j, ny, y dan s).
 b. Metode tangkap dan peran ganda, yaitu metode yang menuntut kepekaan guru
menangkap fonem yang diucapkan anak secara spontan, yang merupakan titik 
tolak untuk dikembangkan kedalam kata, kelompok kata, dan kalimat. Metode ini
didasarkan pada fonem yang paling mudah bagi tiap-tiap anak (prinsip
individualitas).
Untuk keefektifan pelaksaan pelatihan bicara anak tunarungu, dibutuhkan berbagai
sarana dan prasarana, antara lain:
a) Alat-alat stimulasi visual: cermin, gambar-gambar, kartu identifikasi, pias kata
dan sebagainya.
 b) Alat-alat stimulasi auditoris: speech trainer, alat bantu dengar baik klasikal
maupun individual dan sebagainya.
c) Alat-alat untuk stimulasi vibrasi: vibrator dan sikat getar.
d) Alat-alat latihan pernafasan: lilin, kapas, minyak kayu putih, gelembung air sabun,
 peluit, terompet, harmonika, saluran kayu dengan bola pingpong dan sebagainya.
e) Alat-alat untuk pelemasan organ bicara: permen bertangkai, madu dan sebagainya.
Layanan bina bicara dapat diberikan kepada anak tunarungu secara individual maupun
klasikal. Layanan secara individual diberikan di ruang khusus (ruang bina bicara), dengan
lama latihan antara 20-25 menit setiap kali pertemuan. Layanan bina bicara secara
klasikal diadakan menjelang percakapan dari hati ke hati melalui latihan mendengar dan
 bicara secara terpadu. Disamping kedua pendekatan tersebut, bina bicara dapat diberikan
secara nonformal, yang artinya layanan bicara berupa pembetulan ucapan yang salah
( speech correction) diberikan kapan saja, demana saja, kepada siapa saja dan oleh siapa 

 PENGERTIAN DAN SUMBER TUGAS  –  TUGAS PERKEMBANGAN 

Robert Havighurst melalui perspektif psikologisnya berpendapat bahwa periode yang


 beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menentukan tugas  –  tugas perkembangan
yang khusus. Tugas  –  tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan,
 pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan
kebahagiaan dalam hidupnya.

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 25/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Selanjutnya Havighurst (1961) mengartikan tugas  –  tugas perkembangan itu sebagai
 berikut :
 A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the
individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task,
while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with
later task. 
Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada
 periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila tugas itu dapat menentukan tugas
 berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan  –  kesulitan
dalam menentukan tugas – tugas berikutnya.

Yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst adalah sebagai
 berikut :
1.  Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu
2.  Tuntutan masyarakat secara kultural
3.  Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri
4.  Tuntutan norma agama

Hellen keller :
1.  Perkembangan wicara
2.  Perkembangan emosional
3.  Belum bisa memenuhi tugas perkembangan (menurut Havighurst)

1. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak 


Periode kanak-kanak (umur 3-5 tahun), yaitu usia pra sekolah sebagai periode peralihan dari
masa bayi keusia anak sekolah sebelum anak masuk sekolah, jiwanya telah matang untuk 
sekolah, yaitu matang karena dipersiapkan di taman kanak-kanak atau TPA, dan jenis-jenis

 pendidikan
yang berartianak pra sekolah lainnya. Kohnstamm meyebut periode ini dengan periode estetis,
keindahan.
Ciri dari periode masa kanak-kanak ialah:
1) Perkembangan emosi kegembiraan hidup
2) Kebebasan
3) Fantasi.

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 26/27
7/18/2019 Analisis Film the Miracle Worker

Ketiga ciri tersebut, dapat berkembang dengan berbagai bentuk ekspresi seperti; permainan,
dongeng, nyanyian dan menggambar itulah sebabnya, empat kegiatan tersebut sering dijadikan
isi materi kurikulum di TK.
Tugas perkembangan masa kanak-kanak:
1. Menguasai kemampuan fisik dasar untuk bermain

2. Bisa bermainsikap
3. Membentuk dengan teman
positif sebayadiri sendiri
terhadap
4. Mempelajari peran gender yang sesuai
5. Mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca, menghitung, dan menulis
6. Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan sistem nilai
7. Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan sehari-hari
8. Mengembangkan sikap yang tepat terhadap kelompok sosial tertentu

2. Tugas Perkembangan Masa Anak 


Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembagan dengan

 baik
Task.adalah memulai apa yang
Tugas perkembangan masa disebut denganMunandar
anak menurut tugas-tugas perkembangan
(1985) atau
adalah belajar Development
berjalan, belajar 
mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar membedakan jenis
kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-
konsep yang sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri
sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar 
membedakan baik dan buruk.

Sedangkan menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada masa anak-
anak adalah sebagai berikut:
a) Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
 b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
i) Mencapai kebebasan pribadi.

4.  Nn. Sullivan melatih stimulasi intervensi pada Helen Keller melalui
pendekatan Naturalistic
5.  Parenting yang buruk  indulgent parenting
6.  Perkembangan kognitif scaffolding
7. 

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-film-the-miracle-worker-56d6cfe89d7a3 27/27

Anda mungkin juga menyukai