KURIKULUM MERDEKA
Dosen pengampu : Sitta Romadhona M.Pd
Miracle Worker”. Pada film ini dapat dikaitkan dengan kurikulum belajar, film ini
berkaitan dengan teori belajar, yaitu teori behaviorisme. seperti yang dipaparkan oleh
tokoh behaviorisme yaitu Albert Bandura (1925) yang terkenaldengan teori pembelajaranya
dibidang sosial atau kongnitif sosial serta efikasi diri daneksperimenya yang sangat terkenal
adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukan anak meniru secara persis prilaku agresif
dari orang dewasa disekitarnya. Begitu juga dalam film The Miracle Worker ini yang
digunakan dalam pembelajaran adalah peniruan pada apa yang diberikan pada pendidiknya,
seperti metode yang diperoleh kepada Hellen dari gurunya Ny Sullivan yaitu pembelajaran
yang menggunakan tangan sebagai alat untuk memahami segala sesuatu yang ada
disekitarnya yang disengaja diberikan dan dilakukan oleh Hellen seperti apa yang diberikan
1. Bentuk pembelajaran behaviorisme sendiri dalam film ini yaitu Hellen Keller sendiri
yang sejak kecil mendapatkan pendidikan dari kedua orang tuanya dengan stimulus-
stimulus positif kepada Hellen Keller ketika Hellen Keller marah serta mengamuk, agar
Hellen Keller sendiri merasakan ketenangan. Hal itu dilakukan berulang ulang kali oleh
kedua orang tua Hellen Keller setiap Hellen sedang marah. Sehingga Hellen menjadi
terbiasa dan menjadi bertingkah manja, karena Hellen Keller sendiri merasa bahwa apa
yang dilakukan orang tuanya adalah hal yang benar. Hellen Keller sendiri akan terus
mengulang sesuatu dengan cara marah dan mengamuk Hellen Keller akan mendapatkan
hadiah berupa permen pada saat dia marah-marah. Karena dia berfikir bahwa yang apa dia
lakukan adalah hal yang benar dan orang tua Hellen Keller menyukai hal tersebut.
2. Berawal dari kekhawatiran orang tua Hellen dengan keadaannya yang tidak kunjung
membaik hingga usia 10 tahun. Ayah Hellen, Arthur Keller awalnya mengusulkan untuk
membawanya ke rumah sakit jiwa, namun ditolak oleh istrinya, Kate Keller karena tidak
mau terpisah jauh dengan putri semata wayangnya. Setelah berdebat, akhirnya Arthur
memutuskan untuk memanggil seorang guru yang akan mengasuh dan mengajari Helen.
Terpilihlah Anne Sullivan yang dirasa sangat cocok untuk mengajari Hellen dengan
disambut baik, sambutan untuknya malah kurang mengenakkan karena Hellen justru
menjadi alternatif Anne dalam membalas perbuatan Hellen. Ia justru menyikapinya dengan
sabar. Awalnya, orang tua Hellen kurang percaya dengan cara mengajar Anne setelah
melihat Hellen yang terus-terusan kabur darinya. Bahkan ia pernah mengunci Anne di
dalam kamar dan menyembunyikan kunci di dalam mulutnya. Ketika sarapan, Hellen
mengambil makanan dari piring ibunya, ayahnya, dan kakak tirinya dengan menggunakan
tangan. Orang tua Hellen menganggap itu adalah hal wajar, namun tidak dengan Anne. Ia
menganggap itu adalah pola asuh yang tidak baik untuk Helen, sehingga kedisiplinan
merupakan pelajaran pertama untuk Hellen. Pada situasi ini, Anne mengajari Hellen adab
makan yang benar, seperti duduk dan memegang sendok. Proses ini tentu tidak mudah
baginya karena Hellen berperilaku manja dan sulit diatur. Dengan susah payah, Hellen
akhirnya berhasil makan di piring sendiri bahkan bisa melipat serbetnya. Meski demikian,
kemajuan ini ternyata tidak diapresiasi keluarga Keller. Hampir saja Anne dipecat akibat
cara mengajarnya membuat Helen tertekan. Ia melihat Hellen adalah anak yang cerdas
mengizinkan Anne mengajari Hellen dengan caranya sendiri. Di suatu malam, Anne
melihat sebuah gudang dekat perkebunan yang letaknya tak jauh dari rumah Helen. Ia pun
berpikir untuk mengajari Hellen di tempat tersebut untuk sementara. Orang tua Helen
sebenarnya tak setuju dengan rencana tersebut, namun karena keinginan besar Anne
3. Setelah melalui perbincangan yang cukup alot akhirrnya keluarga Keller menyetujuiniat
Ny. Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen dengan caranya sendiri, dan iameminta
agar ia dan Hellen ditempatkan di rumah yang sebenarnya dijadikan gudang olehkeluarga
Keller yang berada di samping rumah. Sebelum Hellen diajak masuk ke dalamrumah yang
akan dijadikan sebagai tempat tinggalnya bersama Ny. Sullivan, ia diajak berkeliling
menggunakan kereta selama berjam-jam agar Hellen merasa berada di tempat lainsetelah
Keller kepada Ny. Sullivandalam mengasuh dan mengajar Hellen. Ny. Sullivan sangat
awalnya Hellen sempat merasatakut dan terganggu akhirnya Ny. Sullivan berhasil
mendekati dan bahkan akrab Hellen. Ia pun mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda
yang ada di sekitarnya dengan menggunakan sandi tangan. Dengan cepat Hellen mampu
menggunakan sandi dengan tanganyang diajarkan oleh Ny. Sullivan, akan tetapi Hellen
tidak memahami apa yang diajarkannyasampai tiba hari terakhir yang diberikan oleh
keluarga Keller kepadanya. Kemudian Ny.Sullivan meminta tambahan waktu kepada
keluarga Keller dalam mengasuh serta mengajariHellen. Namun keluarga Keller enggan
memberikan tambahan waktu tersebut. Karena berakhirnya waktu yang diberikan kepada
Ny. Sullivan, Hellenpun kembali dibawa pulang kerumah oleh keluarga Keller. Hingga tiba
waktu makan bersama keluarga Keller, sebab belummemahami apa yang diajarkan Ny.
kedatangan Ny. Sullivan, yaitu memakan makanan dari piring-piring anggota keluarga yang
makan. Oleh karena itu Ny. Sullivan kembali bersikerasuntuk meminta waktu tambahan
dalam mengajar Hellen agar apa yang telah diajarkannyakepada hellen tidak hilang begitu
saja.
Dalam film ini mengajarkan bahwa Setiap orang berhak memiliki mimpi dan menjaganya
menjadi sebuah kenyataan. Dengan mimpi, tujuan hidup lebih tertata. Dengan mimpi,
Siswa berhak mempunyai mimpi tanpa batas membuat banyak orang termotivasi untuk
meraihnya. Rasanya begitu optimis, namun tak menjamin akan berjalan mudah. Terkadang
ada fase di mana kita merasa bahwa mimpi tersebut sulit diwujudkan. Beban yang berat
membuat kata ‘menyerah’ adalah satu-satunya jawaban yang tepat. Bukan karena tidak
mampu mewujudkan, namun kekurangan pada diri memaksa kita untuk hampir
Dalam film ini juga terdapat nilai karakter diantaranya ; Pertama, terdapat nilai karakter
dalam film “The Miracle Worker” yaitu nilai keyakinan, kerja keras, ketulusan, menghargai
dan sabar. Nilai-nilai tersebut dikembangkan agar manusia dapat menghayati dan
nilai pendidikan karakter dalam film “The Miracle Worker” ditemukan dalam 3 metode,
pendampingan, serta belajar dari pengalaman yang sukses maupun kegagalan. Ketiga,
implikasi penggunaan media film “The Miracle Worker” dalam pembentukan karakter pada
pembelajaran adalah untuk membangun self confidence, self spiritualization, dan self
actualization.