Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

“METABOLISME KARBOHIDRAT”

Oleh:

Anjai Rifo Kamarullah (4173341011)

Hafizah Salsabila Yonita Chan (4171141022)

Helen Ribka Simarmata (4173141029)

Ismi Rindu Adinda (4171141033)

Khairunnisa (4171141024)

Muhammad Rivky rasidi (4172141009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


1
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kita
rahmat, kesehatan dan kesempatan, sehingga kami dapat menyusun atau menyelesaikan
penyusunan makalah “ CRITICAL BOOK REPORT” . Tugas ini untuk memenuhi salah satu
mata kuliah “BIOKIMIA”. Selama penyusunan makalah ini, kami banyak mengalami
hambatan dan kesulitan. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,
makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun dengan harapan dan menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua. kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas
ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman kami yang belum seberapa.

Atas semua itu dengan rendah hati kami harapkan kritik dan saran yang membangun
guna menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

Medan, 26 Februari 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................................1

1.2. Tujuan.........................................................................................................................1

1.3. Manfaat.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

2.1. Identitas Buku.............................................................................................................2

2.2. Ringkasan Buku..........................................................................................................3

2.3. Kelebihan dan kekurangan Buku..............................................................................18

BAB III PENUTUP.......................................................................................................19

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................19

3.2. Saran.........................................................................................................................19

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam kehidupan, molekul yang sangat penting bagi tubuh makhluk hidup adalah
karbohidrat. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidat
adalah senyawa karbon dan air. Secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer
gula. Karbohidrat adalah senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil.
Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid atau berupa keton. Dalam sel-sel ubuh,
karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang mempunyai peranan
penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri sendiri,
teapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Oleh karena itu sebagai mahasiswa calon pendidik yang mengajar pada bidang biologi
kelak, membutuhkan refrensi buku yang cocok sebagai pedomannya dalam memberikan ilmu
bagi calon peserta didiknya. Salah satu materi yang akan dibahas yaitu mengenai
“Metabolisme”. Materi metabolisme dibahas dalam pembelajaran biologi SMA (Sekolah
Menengah Atas) kelas XI IPA yang tercantum dalam silabus kurikulum 2013. Hal ini
memungkinkan pendidik maupun peserta didik sangat membutuhkan bahan ajar tentang
metabolisme, khususnya metabolisme karbohidrat hal inilah yang melatar belakangi
penyusunan critical jurnal report, guna memilih buku yang lengkap dan sesuai dengan
kebutuhan.

1.2.Tujuan.

1. Menarik kesimpulan isi dari ketiga buku buku


2. Mencari kelemahan dan kelebihan dari ketiga buku

1.3.Manfaat.

1. Menambah wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai “metabolisme


karbohidrat”
2. Membantu penulis melatih diri menjadi seorang kritikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


2.1.1 Identitas Buku 1
Judul : Biokimia untuk Biologi
Penulis : 1. Dra. Martina restuati, Msi

2. Dra. Melva Silitonga, Msi

3. Dra. Uswatun Hasanah, Msi

4. Drs. M. Yusuf Nasution, Msi

Penerbit : FMIPA

Tahun : 2019

2.1.2. Identitas Buku 2

Judul Buku : METABOLISME KIMIA

Penulis : Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes.

Kota Tempat Terbit : Dempasar-Bali

Tahun Terbit : 2013

Penerbit : Udayana University Press

Edisi : Pertama

Jumlah Halaman : 102 halaman

ISBN : 978-602-7776-60-9

2.1.3. identitas Buku 3


Judul : Prinsip-prinsip Biokimia
Penulis : David S page
Penerbit : PT. Gelora Aksara Pratama
Tahun :1997
Kota : Surabaya
Edisi : ke-3

2
2.2. Ringkasan Buku

2.2.1. Buku 1

Karbohidrat digolongkan menjadi 2 kelompok besar di dalam makanan, yaitu :

1. Karbohidrat yang tersedia, yaitu karbohidrat yang dapat dicerna dan diserap oleh
tubuh. Bentuk karbohidrat ini meliputi monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida ᵝ- glukan
2. Karbohidrat yang tidak tersedia, yaitu karbohidrat yang tidak dihidrolisis, sehingga
tubuh tidak dapat menyerapnya. Bentuk karbohidrat ini meliputi oligosakarida
(raffinosa), disakarisda (laktosa), polisakarida b-glukan dan serat.

Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk
dioksidasi dan menyediakan energi untuk proses metabolisme lain. Dari proses pencernaan
terdapat 3 monosakarida utama yang dihasilkan, yaitu : glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Fruktosa dikategorikan penting secara kuantitatif, apabila konsumsi sukrosa dilakukan dalam
jumlah banyak. Galaktosa hanya berarti secara kuantitatif, apabila laktosa merupakan
karbohidrat utama dalam makanan. Dari ketiga monosakarida tersebut, glukosalah yang
paling besar peranannnya. Fruktosa dan galaktosa dapat dikonversi menjadi glukosa oleh
hati.

Proses metabolisme karbohidrat merupakan proses yang kompleks, yang apabila


disederhanakan. Dapat dilihat pada gambar berikut

A. OKSIDASI PIRUVAT
Setelah terbentuk piruvat, untuk menuju kearah pembentukan asetil-CoA, maka
piruvat akan mengalami oksidasi terlebih dahulu. Dalam peritiwa oksidasi piruvat terdapat 5
tahap reaksi yang membutuhkan 3 enzim dan 5 koenzim. Yang secara keseluruhan tergolong
kompleks piruvat dehidrogenase.

3
B. SIKLUS ASAM SITRAT (SIKLUS KREBS)

Siklus asam sitrat merupakan jalur sentral degradasi residu asetil yang berasal dari
karbohidrat, asam lemak dan asam aminon . Siklus asam sitrat yaitu pusat dari produksi
energy dan precursor anabolic yang penting untuk respirasi dan biosintesis sel. Melalui siklus
ini akan terbentuk sejumlah precursor untuk biosintesis asam amino dan protein, misalnya
senyawa b-ketoglutarat, yaitu senyawa kunci dalam biosintesis kedua senyawa tersebut.
Berikut siklus asam sitrat (Siklus Krebs)

C. RESPIRASI
Banyak organisme melakukan mekanisme respirasi dengan menggunakan senyawa
anorganik sebagai oksidan, serta senyawa organic maupun anprganik
D. SIKLUS GLIOSILAT

Dalam siklus glioksilat, asetil CoA bereaksi dengan oksalaoasetat untuk membentuk
sitrat. Pemecahan isositrat tidak terjadi seperti halnya reaksi dengan enzim isositrat
dehidrogenase dalam siklus asam sitrat. Akan tetapi, pemecahan isositrat dilakukan oleh
enzim enzim isositrat liase, untuk membentuk suksinat dan glioksilat. Gioksilat akan
berkondensasi dengan asetil CoA untuk menghasilkan malat, melalui aktivitas enzim malat
sintase. Kemudian malat akan didehidrogenasi menjadi oksaloasetat yang dapat
berkondensasi dengan molekul lain dari asetil-CoA untuk memulai siklus kembali.

E. JALUR PANTOSA FOSFAT

Jalur pantosa fosfat adalah jalur katabolic minor lain bagi glukosa yang mempunyai
tujuan tertentu dan bersifat khusus. Jalur katabolic ini bukan merupakan jalur utama, tetapi
mengarah kepada pembentukan produk tertentu yang dibutuhkan sel.

4
F. SIKLUS GLUKONEOGENESIS

Glukosa yang dibentuk melalui proses glukogenesis ditujukan untuk memenuhi tubuh
terhadap glukosa, bila karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah cukup dari makanan.
Mekanisme glukoneogenesis adalah konvensi nonkarbohidrat menjadi glukosa. Jlan utama
yang terdapat pada glukonegenesis pada pkoknya merupakan kebalikan dari glikolisis.

G. SINTESIS DAN METABOLISME GLIKOGEN


Regulasi sintesis dan penggunaan glikogen
Regulasi glikogen secara tidak langsung dilakukan oleh mekanisme regulasi
glikolisis dan siklus asam sitrat. Apabila terjadi kelebihan, maka glikogen sintase diaktifkan,
akan tetapi glikogen foforilase dinonaktifkan. Dengan demikian glukosa tersebut akan
disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hati. Namun apabila kadar glukosa rendah, maka
glikoegn fosforilase distimulir dan terjadi penghambatan pada glikogen sintase.

Asam laktat

Saat tubuh sedang melakukan kerja fisik yang berat, maka tubuh akan melakukan kompensasi
dengan melakukan proses respirasi yang cepat, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Dalam
hal ini glikogen otot akan mengalami proses anaerobik (glikolisis) yang menghasilkan asam
laktat dan digunakan sebagai sumber energi. Apabila tubuh mendapat istirahat dann cukup
mendapat oksigen maka hati akan mengubah asam laktat menjadi glikogen hati kembali.

Metabolisme glikogen

Terdapat 2 peristiwa yang tersangkut dalammetabolisme glikogen, yaitu :

1. Glikogenesis yaitu pembentukan glikogen


2. Glikogenesis yaitu pemecahan glikogen menjadi gula

2.2.2.1. Buku 2

Topik bahasan dalam Bab ini adalah Metabolisme sel yang mencakup karbohidrat
sebagai “tongkat kehidupan” bagi kebanyakan organisme. Karbohidrat dalam bentuk gula
dan pati dilambangkan bagian utama kalori total yang dikonsumsi (diit) manusia dan bagi
kebanyakan kehidupan hewan, seperti berbagai mikroorganisme. Karbohidrat juga

5
merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintesis lainnya yang
menggunakan energi matahari untuk melakukan sintesis karbohidrat dan CO2 dan H2O.
Sejumlah besar pati dan karbohidrat lainnya yang dibuat dalam fotosintesis menjadi energi
pokok dan sumber karbon bagi sel nonfotosmtetis pada hewan, tanaman dan dunia mikrobial
(Albert L.Lehninger, 2000).

Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya, Pati dan glikogen berperan
sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai
unsure struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri dan ta naman dan pada jaringan
pengikat dan dinding sel organisme Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi
kerangka, sebagai perekat di antara sel, dan senyawa pemberi spesifi sitas biologi pada
permukaan sel hewan (Murray,K.,2002).

Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Lebih
jauh, metabolisme bukanlah suatu proses acak malainkan sangat terintegrasi dan
terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem multi
enzim. Apa saja yang mengkoordinasi dan mengintergrasi proses tersebut? Faktor ini dapat
dilihat dari visi makro dan mikroekologi di mana reaksi tersebut berlangsung (Albert,
Lehninger, 2000).

Pada faktor makroekologi, komponen yang terlihat ialah:


1. Kebutuhan energi makhluk hidup yang memberikan respon terhadap internal tubuh seperti
kebutuhan glukosa darah untuk siap dipecah menjadi energi.
2. Rasa lapar yang umum muncul pada makhluk hidup, ini berkaitan dengan rangsangan
sekresi HC1 dan enzim pencernaan di lambung untuk segera diisi kembali oleh makanan.

Faktor mikroekologi yang berpengaruh terhadap laju reaksi kimia dalam makhluk hidup
ialah:

1. Peran metabolit hasil reaksi kimia, di mana metabolit ini dapat berperan sebagai faktor
penghambat aktivitas enzim yang mengkatalisis reaksi tersebut.

2. Keberadaan hormon yang sering menjadi pemicu/penghambat suatu reaksi.

6
Metabolisme memiliki empat fungsi spesifik, yaitu:

1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi sari makanan yang kaya energi dari
lingkungan atau dari energi solar.

2. Untuk mengubah molekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makro molekul
nutrien menjadi prekusor unit pembangun makro molekul sel.

3. Untuk menggabungkan unit-unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipid,
polisakarida, dan komponen sel lainnya.

4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi khusus
sel.

Walaupun melibatkan ratusan reaksi enzimatik yang berbeda, lintas metabolisme yang
utama yang menjadi perhatian kita, hanya sedikit, lintas-lintas ini sama pada hampir semua
bentuk kehidupan. Lintas metabolik dijalankan oleh sistem enzim yang bertahap (ingat kuliah
enzim pada Biokimia) (AlbertL. Lehninger 2000). Ada lintas katabolik (penguraian) dan
lintasan anabolic (pembentukkan) ditunjukkan pada Gambar. 1.1.

Katabolisme (penguraian)
Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrient untuk menghasilkan energi
utama (karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi
enzimatik yang berurutan. Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobic seperti Gambar 1.2
halaman berikut. Tahap 1. Makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun
utamanya. Jadi, polisakarida dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi
asam lemak, gliserol, dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis menjadi 20 komponen
asam aminonya. (Albert L.Lehninger, 2000).

Pada tahap katabolisme II: berbagai produk yang terbentuk di dalam tahap I
dikumpulkan dan diubah menjadi sejumlah (lebih kecil) molekul-molekul yang lebih
sederhana. Jadi heksosa, pentosa, dan gliserol dari tahap I diuraikan menjadi satu jenis
senyawa antara 3-karbon : piruvat, yang kemudian diubah menjadi satu jenis 2-karbon yaitu
gugus asctil dari asetil-koenzim A. Dengan cara yang sama, asam lemak dan kerangka karbon
dari hampir semua asam amino juga dipecah membentuk gugus asetil-KoA Asctil-KoA
merupakan produk akhir yang bersifat umurn dari tahap II katabolisme.

7
Pada tahap III, gugusan asetil dari asetil KoA diberikan pada siklus asam sitrat, vaitu,
lintas aklur \ang beiMtat unrum yang dilalui oleh nutrien pengjiasil energi. l). Di sini, terjadi
oksidasi nutrien, menghasiikan karbon dioksida, air dan amonia (I produk nitrogen lain).
Lintas akhir katabolisme karenanya menycrupai sungai yang luas, yang dialiri dari berbagai
cabang anak sungai (Gambar 1.3) (Albert L.Lehninger, 2000).

Anabolisme (biosintesis) merupakan kebalikan dari katabolisma, yang harus


memenuhi tiga tahapan seperti keterangan di atas.

Metabolisme juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

 Metabolisme Primer: melibatkan ratusan enzim, tetapi jika dicermati lebih lanjut,
sebenarnya memiliki lintasan tertentu umumnya sama dengan pada semua makhluk
hidup. Contoh : lintasan glikolisis yang memecah molekul glukosa menjadi asetil
koenzim A.
 Metabolisme sekunder: lintasan/jalur yang terjadi bukan dalam kehidupan tertentu
misal: mikroba dan tanaman. Contoh: pembentuk alkaloid pada tanaman dan
pembentukkan molekul karbohidrat khusus pada Inulin (polimer fruktosa
linear),dengan pada semua makhluk hidup. Contoh : lintasan glikolisis yang memecah
molekul glukosa menjadi asetil koenzim A.

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton. Nama karbohidrat berasal dari
kenyataan bahwa kebanyakan senyawa golongan ini mempunyai rumus empiris, yang
menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan memiliki nisbah karbon
terhadap oksigen sebagai 1: 2: 1. Sebagai contoh rumus eimpiris D-glukosa adalah
C6H12O0.(Murray,K.,2002).

Terdapat tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida


(lihat diktat biokimia ). Monosakarida adalah gula sederhana memiliki satu unit aldehide atau
keton. Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik, karenanya
terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak di alam adalah: ribosa,
fruktosa, dan manosa adalah rangkaian gula-D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom
karbon dapat barada dalam bentuk cincin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cincin
beranggota-lima) atau piranosa (cincin beranggota-enam) (Murray, K., 2002).

8
Furanosa dan piranosa terdapat dalam bentuk anomer a dan yang dapat saling bertukar
dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang
dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi. Disakarida terdiri atas dua
monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen. Maltosa mengandung dua residu
D-glukosa.dalam ikatan Į-(1o4) glikosida. Laktosa mengandung D-galaktosa dan D-glukosa.
Sukrosa, suatu gula nonpereduksi, mengandung unit D-galaktosa dan D-fruktosa yang
digabungkan oleh atom karbon anomernya. (Murray, 2002).

Polisakarida (glikan) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan glikosida.


Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat. Polisakarida penyimpan paling
banyak pati dan glikogen, polimer glukosa bercabang dengan berat molekul tinggi berikatan
Į(1ol) pada rantai utamanya, dan ikatan Į(2o6) pada titik cabangnya. Ikatan Į (lo4) dapat
dihidrolisis oleh a-amilase dan ikatan Į(1o4) dapat dihidrolisis glukosidase(Gb 1.3 ),
polisakarida lain memegang peranan struktural pada dinding sel, selulosa. Polisakarida
struktural pada tumbuh-tumbuhan mempunyai unit D-glukosa yang berikatan E(1o4).
(Murray,K.,2002).

Sel hewan memiliki kulit luar atau glikokaliks fl eksibel yang mengandung rantai
oligosakarida yang berikatan dengan lipid dan protein. Kebanyakan permukaan sel atau
protein ekstraselular adalah glikoprotein. Jaringan pengikat hewan mengandung beberapa
mukopolisakarida asam, yang terdiri atas unit gula secara berganti-ganti, satu di antaranya
memikili gugus asam. Struktur tersebut dengan polisakarida sebagai komponen utama,
disebut proteoglikan. (Albert L.Lehninger., 2000).

Glikolisis dan Glukoneogenesis


Glikolisis Kebutuhan akan glukosa di dalam semua jaringan tubuh adalah minimal,
dan sebagian (misal otak serta eritrosit) memang memerlukan glukosa dalam jumlah besar.
Glikolisis mcrupakan pemecahan glukosa. Pada periode awal, dalam proses penyelidikan
terhadap glikolisis disadari bahwa peristiwa fermentasi di dalam ragi adalah serupa dengan
peristivva pemecahan glukogen di dalam otot. Kalau suatu otot mengadakan kontraksi dalam
media anaerob, yaitu media yang kandungan oksigennya di kosongkan, maka glikogen akan
menghilang dan muncul laktat sebagai produk akhir yang utama (Albert L.Lehninger., 2000).
Kalau oksigen diambil, maka proses aerob terjadi kembali, dan glikogen kembali
muncul, sedangkan laktat menghilang. Namun, jika kontraksi otot tersebut berlangsung

9
dalam keadaa aerob, laktat tidak akan menumpuk dan piruvat menjadi produk glikolisis
(Gb.1.4 ). Sebagai hasil pengamatan metabolism karhohidrat lazim dipisahkan monjadi fase
anerob dan aerob.(Murray,K., 2000).

Walaupun begitu, pembedaan ini hanya berupa kesepakatan saja, karena reaksi yang
terjadi dalam glikolisis, dalam keadaan dengan atau tanpa oksigen tetap sama, yang berbeda
hanya taraf reaksi dan produk akhirnya. Kalau pasokan oksigen kurang maka oksidasi
kembali NADH yang terbentuk dari NAD saat glikolisis terganggu. Dalam keadaan ini,
NADH akan dioksidasi kembali melalui perangkaian dengan proses reduksi piruvat menjadi
laktat, dan NAD yang terbentuk secara demikian memungkinkan berlangsungnya glikolisis
(Murray,K.,2002).

Jadi, glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, tetapi hal ini akan membawa
akibat jumlah energi yang dibebaskan permol glukosa yang teroksidasi terbatas. Sebagai
konsekuensinya, untuk menghasilkan energi dalam suatu jumlah tartentu, lebih baik glukosa
harus mengalami glikolisis di bawah keadaan aerob (Murray,K.,2002).

Glikolisis Aerobik
Sebagian besar otot manusia menghasilkan laktat bila bekerja berat, walaupun
peredaran darahnya tidak terganggu dan penggunaan oksigen sangat besar. Sejauh mana hal
ini berlangsung tergantung pada keadaan enzim dan tenaga yang dihasilkan. Serat otot merah
yang mengandung banyak mitokondria membentuk sedikit sekali laktat sedang serat otot
putih yang mengandung sedikit mitokondria akan membentuk banyak laktat (Stryer L.,1996).

Serat putih menggunakan oksigen dan imbangan antara oksidasi dan glikolisis
tergantung pada tenaga yang dikeluarkan. Otot mempunyai nilai ambang anaerobik, yaitu
batas beban kerja, yang bila dilampaui akan mengaktbatkan peningkatan kadar laktat yang
tajam. Hasil ATP, dari gugusan glikogen yang merupakan hasil metabolisme glukosa untuk
memperoleh hasil akhir laktat,

dimana ATP hanya terbentuk dari jalur Embden-Meyerhof. Tidak ada ATP terbentuk pada
penggunaan NADH untuk reduksi piruvat menjadi laktat:

Glukosa dalam glikogen + 3 (ADP + P1) + 2 NAD –––>

2 piruvat + 3 ATP + 2 NADH + 4 H'

10
2 piruvat + 2 NADH - 2 H ----------------------> 2 laktat + 2 NAD

–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Jumlah: glukosa + 3 (ADP – p1)-----------------> 2 laktat + 2 H + 3 ATP*

Ini sangat berbeda dengan jumlah ATP yang dihasilkan pada pembakaran lengkap glukosa :
Glukosa dalam glikogen +6 O2 ----> 6 O2 t 36,5 - 38 ATP.

*Persamaan ini tidak mengikut sertakan stoikiometri pengambilan H selama pembentukkan


ATP, yang sudah berimbang dengan pembebasan H pada penggunaan ATP. Pemakaian ATP
mendahului pembentukkannya. Kadar ADP meningkat, mitokondria bekerja penuh tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan ATP, kadar ADP akan meningkat terus dan menigkatkan
jalur Embden Meyerhof sampai kecepatan pembentukkan dapat mengimbangi
penggunaannya Peningkatan tajam pembentukkan piruvat dan NADH adalah sebab dari
peningkatan laktat. Bila berawal dari 12 sampai 13 gugusan glikosa harus diubah menjadi
laktat untuk menghasilkan jumlah ATP yang sama dengan oksidasi satu gugusan glukosa
menjadi CO2 dan H2 O (Stryer L., 1996).

Lintasan glikolisis, p,PO3 , pi HOPO3 , (-) inhibisi; Atom Karbon I–>3pada fruktosa
biphospat membentuk dihidroksibiasetonisphospat ke dalam atomkarbon 4––>6 membentu
gliseraldehid 3-phospat. Istilah bis-seperti bisphospat menunjukkan bahwa gugusan-gugusan
phospat tersebut terpisahkan, sedangkan istilah diphospat seperti dalam adenosin phospat
menunjukkan bahwa kedua gugusan itu bersatu (Murray, K., 2002).

Asal batas ambang anaerobik


Piruvat terbentuk dalam jalur Embden Meyerhof baik pada pembentukkan laktat
maupun pada pembakaran lengkap:
Untuk menghasilkan sejumlah ATP yang sama, lebih banyak piruvat harus dibentuk,
bila laktat merupakan hasil akhir dibandingkan bila piruvat dioksidasi menjadi CO2 dan
H2O. Hal ini merupakan sebab mengapa laktat meningkat dengan cepat setelah batas ambang
anaerobik tercapai (Murry,K., 2002).

11
Keuntungan glikolisis aerobik adalah besarnya energi yang dapat dihasilkan. Karena
pembentukkan piruvat 25 kali lebih cepat dari oksidasinya berarti pembentukan ATP dapat
dibuat 2 kali lebih cepat dengan mengubah glikogen menjadi laktat, daripada oksidasi
glikogen sccara lengkap: 25 x 3 = 75 ATP dibandingkan dengan 16,5 sampai 38 ATP selama
waktu yang sama. Kerugian glikolisis adalah penggunaan yang besar dari glikogen; untuk
sejumlah energi yang sama, proses glikolisis hanya dapat bertahan selama seperduabelasnya
daripada pambakaran sempurna sejumlah glikogen (Murray,K., 2002).

Glikogen merupakan penimbunan glukosa sebagai cadangan energi bila dibutuhkan


oleh tubuh, jumlah glikogen berbeda dalam berbagai jaringan dan bahkan dalam satu jaringan
pun jumlahnya dapat berbeda, tergantung pada penyediaan glukosa dan kebutuhan energinya.
Sebagian besar glikogen terdapat di hati dan otot (Murray,K., 2002).

Jumlah glikogen orang normal berkisar 400mM gugusan glikosil (65 gram berat
kering) per kilogram berat jaringan. Jumlah ini berkurang waktu puasa dan bertambah pada
diit tinggi- karbohidrat. Otot mengandung 85 mM gugusan glikosil (14 gram) per kilogram
jaringan, yang tidak berubah banyak pada saat puasa dan diit tinggi-karbohidrat. Tetapi
jumlah menurun sampai 1 mM per kilogram jaringan atau bahkan lebih rendah, pada kerja
berat selama satu atau dua jam. Setelah penurunan ini, diit tinggi karbohidrat selama
beberapa hari dapat meningkatkan kadar glikogen 300 mM per kilogram (Murray,K., 2002).

Walaupun kadar glikogen hati lebih besar dari otot, jumlah glikogen seluruhnya lebih
banyak pada otot karena massa otot lebih banyak. Seseorang dengan bobot 70 kg mempunyai
otot sebanyak 28 kg, sedang hatinya adalah 1,6 kg. Dengan demikian, jumlah total yang ada
pada hati adalah 0,6 M dan pada otot 2,4 M. Jumlah total dalam tubuh, dalam semua jaringan,
akan menjadi sedikit di atas 3 M dan pada keadaan puasa semalam mendekati 3M.
Mekanisme terjadinya penimbunan glikogen (Gb 1.5), yaitu glikogen dibentuk dengan setiap
kali penambahan satu gugus glukosa pada molekul ini, untuk membentuk rantai amilosa yang
kemudian diatur kembali membentuk percabangan. Keseluruhan proses ini dapat dibagi
menjadi 3 tahapan ialah:

1. Perubahan glukosa 6-phospat menjadi uridin diphospat glukosa (UDP-glukosa).

2. Pemindahan satuan glikosil dari UDP-glukosa ke rantai glikogen. sehingga terjadi


perpanjangan rantai amilosadengan ikatan Į-1.4.

12
3. Terjadinya percabangan dengan memindahkan sebagian rantai ke gugus hidroksil G6 rantai
didekatnya.

Pembentukan UDP-glukosa terjadi karena pemindahan dari glukosa 6-phospat


menjadi glukosa l-phospat (di sini glukosa terikat pada glikogcn melalui atom C1), reaksinya
reversibel dan dikatalisis oleh fosfoglukomutase, yang menggunakan glukosa l,6- bi phospat,
dalam kadar rendah sebagian senyawa-antara. Glukosa l-phospat selanjutnya bereaksi dengan
UTP membentuk UDP glukosa dan pirophospat anorganik (di sini UTP yang digunakan hasil
reaksi nukleotida disfosfokinase) (Murry,K., 2002).

UDP-glukosa mengalihkan gugusan glikosilnya pada ujung percabangan glikogen,


yang dikatalisis oleh glukogen sintetase. Karena reaksi ini khusus untuk gugus hidroksil atom
1o4 ujung yang terdapat glikogen, maka terjadi pemanjangan rantai lo4, lihat kembali
(Gb.1.3). Karena sifat rantai tidak berubah pada pemanjangan ini, reaksi yang dikatalisis
enzim ini terjadi terus menerus, bila dibiarkan akibatnya membentuk rantai amilosa 1o ^4
yang sangat panjang. Tetapi, dalam sel penimbun glikogen terdapat pula enzim glikosil -4 : 6-
transferase (enzim percabangan), yang memindahkan sebagian rantai amilosa ke gugus
hidroksil C6 pada rantai yang berdekatan (Murray,K., 2002). Enzim ini memindahkan tujuh
satuan glukosa yang terdapat pada ujung rantai yang mengandung sekurang-kurangnya 11
satuan glukosa, ke cabang di dekatnya pada glukosa yang terletak sekurang-kurangnya empat
satuan glukosa dari percabangan yang terdekat (umunnya yang dipindahkan 7, tetapi tidak
mutlak). Rantai cabang yang baru terbentuk dengan demikian terdiri atas 7 satuan glukosa,
sedangkan sisa cabang lama terdiri 4, namun lebih lazim, sisa cabang tersebut terdiri antara
enam sampai sembilan satuan. Energi bebas standar pada ikatan 1-6 glikosidik 4.800
joules/mol lebih rendah daripada ikatan 1-4 ulikosidik, sehingga keseimbangan reaksi lebih
menguntungkan percabangan (Murray,K., 2002).

Lintasan glikogenesis dan glikogenolisis di dalam hati. Dua fospat energi tinggi
digunakan dalam menyisipkan 1mol glukosa ke dalam glikogen, + stimulasi, inhibisi, Insulin
menurunkan kadar cAMP hanya setelah kadar cAMP dinaikan oleh glukagon (epinerin)
Glukagon bekerja aktif di dalam otot jantung tidak aktif di dalam otot (Murray, K.,2002)

Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan senyawa-senyawa bukan karbon menjadi glukosa atau
glikogen (Gambar 1.6) di bawah ini Glukosa dibentuk dari glukosa-6 phospat dengan bantuan
enzim glukosa 6-phospatase, enzim ini terdapat pada hati dan ginjal. Tetapi tidak ditemukan

13
pada jaringan adiposa serta otot atau dengan enzim heksokinase dan glukokinase membentuk
glukosa 6-phospat dari glukosa. Jadi, enzim-enzim ini merupakan proses kebalikan glikolisis.
Subtrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, membentuk piruvat atau anggota
siklus asam trikarboksilat (TCA) masuki mitokondria sebelum konversi menjadi oksaloasetat
serta konversi terakhir menjadi glukosa. Tropionat merupakan glukosa pada hewan pemamah
biak, dan memasuki lintasan glukoneogenesis utama lewat siklus asam trikarboksilat setelah
proses konversi menjadi suksinil-KoA. (Gb. 1.7) (Murray,K., 2002).
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat
tidak tersedia dengan jumlah mencukupi di dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus
menerus sangat diperlukan sebagai sumber energi, khususnya bagi jaringan system syaraf dan
eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan untuk jaringan adiposa sebagai sumber gliserol-gliserol,
dan mungkin mempunyai peranan dalam mempertahankan kadar senyawa-senyawa antara
pada siklus asam sitrat di dalam jaringan tubuh.(Murray,K., 2002).

Mekanisme glukoneogenesis dipakai untuk membersihkan berbagai produk


metabolisme jaringan lainnya dari dalam darah, misal laktat yang dihasilkan oleh otot serta
eritrosit dan gliserol dihasilkan oleh adiposa serta propionat yang merupakan asam
glukogenik dari hewan pemamah-biak. Hanya sebagian dari laktat yang terbentuk pada kerja
yang berat akan dioksidasi dalam jaringan yang lain. Sebagian sisanya akan diubah kembali
menjadi glukosa atau kadang-kadang kalau persediaan glukosa masih cukup, akan diubah
menjadi lemak.

Bagi tubuh lemak merupakan bahan bakar yang ditimbun dalam jangka waktu lama,
tetapi seperti glikogen dan zat pati hanya merupakan cadangan bahan bakar
sementara/singkat bila keadaan kekurangan oksigen. Sumber energi pada glukoneogenesis
pada siklus asam trikarboksilat (TCA) dari piruvat Gb. 1.8). Metabolisme propionat
(Murray,K., 2002)

Siklus asam sitrat (siklus Krebs/TCA) merupakan rangkaian reaksi di dalam


mitokondria yang menghasilkan katabolisme residu asetil dengan membebaskan sejumlah
ekuivalen hidrogen, yang pada oksidasi menyebabkan pelepasan sebagian energy bebas
bahan bakar jaringan. Residu asetil berbentuk asetil Ko-A (CH3 CO - S.KoA, asetil aktif),
yaitu senyawa ester dari koenzirn A, Ko-A mengandung vitamin asam pantotenat
(Murray,K., 2002).

14
Fungsi utama siklus asam sitrat adalah bekerja sebagai lintasan-akhir bersama untuk
oksidasi karbohidrat, lipid dan protein (lihat gambar 1.2 tentang katabolisme). Pada
hakikatnya siklus tersebut terdiri atas kombinasi molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat.
Siklus ini pun merupakan bagian intergral dari proses yang menyediakan sejumlah besar
energi bebas yang terlepas selama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein (Murray,K., 2002).

2.2.3. Buku 3

Sering kali kita menganggap bahwa karbohidrat hanya digunakan sebagai sumber
energi utama. Tetapi secara kenyataannya karbohidrat dapat digunakan untuk keperluan
struktural tidak saja dalam tumbuhan tetapi juga karbohidrat dapat digunakan untuk
keperluan matriks atau zat dasar yang digunakan untuk mengelilingi seldalam jaringan
organisme tingkat tinggi.

Ada tiga kelas karbohidrat : monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Kita dapat
menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida, dan oligosakarida untuk
menghasilkan monosakarida dan hidrolisis lanjut tidak menghasilkan apapun yang lebih kecil
dari monosakarida. Oligosakarida adalah polimer yang terdiri dari dua hingga enam satuan
monosakarida. Polisakarida seperti pati dan glukosa mengandung beribu-ribu satuan
monosakarida yang berhubungan secara bersambung-sambungan kovalen yang dapat
dihidrolisasikan.

a. Monosakarida

Satuan monosakarida adalah baik suatu polihidroksi aldehida maupun suatu


polihidroksi keton dengan rumus empiris (CH2O)n . jika dikurangi dari unsur H2O dari
rumus empiris monosakarida, akan tinggal hanya karbon. Di alam biologis yang paling
melimpah adalah pentosa dan heksosa meskipun triosa dan tetraoksa serta heptos juga
memainkan perana penting dalam metabolisme tumbuhan dan hewan. Monosakarida
selanjutnya terbagi menjadi dua kelompok aldosa dan keton tergantung pada sifat gugus
fungsionalnya : aldehida atau keton.

Sakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dehidroksiaseton dapat


diketahui bahwa dehidroksiaseton merupakan molekul simetrik namun atom karbon kedua
gliseralehidanya adalah asimetrik,sehingga gliseral dehidanya terdiri dari dua bentuk

15
bayangan cermin yang tidak dapat dihimpitkan. Semua monosakarida kecuali dihidroksi
aseton mengandung satu atau lebih karbon asimetrik.

Monosakarida adalah streokimia yaitu struktur untuk gula dengan konfigurasi D telah
ditentukan analisa secara lanjut dan teliti dari gliseraldehida , dengan menggunakan reaksi
stero kimia pereaksi dapat dipertahankan. Gula-D angat penting bagi seluruh alam pada
sistem hidup,bayangan cermin bentuknya imbangan L jarang ditemukan dalam alam.
Beberapa pasang gula – L penting dalam gambaran Fischerman.

Monosakarida sebagai struktur cincin yaitu aldehida dan keton membentuk masing-
masing hemiasetal. Karenaᵦ monosakarida mempunyai baik gugus aldehida atau keton
ditambah gugus-gugus alkohol, maka pembentukan hemiasetol dan hemiasetal dapat terjadi
di dalam untuk menghasilkan suatu sruktur cincin. Dan lingkaran karena adanya tegangan
sudut ikatan.

Bila ἃ-D glukosa murni dan ᵦ-D glukosa atau D-glukosa alam dilarutkan dalam air,
larutan yang terjadi adalah campuran keseimbangan yang sama dalam alpha dan beta.
Perubahan bentuk-bentuknya disebut mutarotasi dan katalisasi oleh enzom mutarotase. Maka
akan dihasilkan struktur cincing yang beranggotakan enam maka dihasilkan dalam
pembentukan hemiasetal dalam, dalam aldoheksosa disebut cincin piranosa menurut siklus
heterosiklik piranketosa dapat mengalami pembentukan cincin serupa melalui hemiketal.
Aldopentosa, heksosa, dll.

Monosakarida adalah reaksi aldosa yang merupakan gula pereduksi, yang berarti
bahwa fungsi aldehida bebas dari bentuk rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi
gugus asam karboksilat. Ketosa tidak mudah dioksidasikan pada persyaratan lunak yang
kalau aldosa teroksidasi perbedaan ini merupakan dasar bagi bermacam-macam uji
pengenalan,terutam untuk glukosa,yang sebagai suatu aldoheksosa merupakan gula
pereduksi. Uji tersebut merupan uji tollen dan benedict.

b. Ologosakarida

Oligosakarida yang paling umum adalah disakarida yang tersusun dari dua satuan
monosakarida(identik atau berbeda) yang digabungkan melalui ikatan glikosidayang dapat
dihidrolisasikan. Sejumlah trisakarida dan oligosakarida tingkat tinggi didapatkan di dalam

16
alam tetapi tidak dapat dibatasi bahwa perhatian kita dalam disakarida yang umum dari
sukrosa,laktosa dan maltosa.

Disakarida merupaakan glikosida yang berbentuk apabila monosakarida bereaksi sebgai


alkohol dan yang lainnya bereaksi sebagai hemiasetal. Disakarida yang paling sederhana
barangkalio adalah maltosa yang pada hidrolisa menghasilkan larutan D-glukosa murni.
Selobiosa merupakan disakarida yang paling dianggap merupakan pengulang dasardalam
selulosa. Kalau kita melihat strukturselobiosa maka jelas disakarida terbentuk dari-OH
anometrik dari satu satuan padakonfigurasi beta –OH nomor 4. Sukrosa (gula tebu)
merupakan disakarida yang barangkali paling banyak kita mendapatkan pengalaman secara
langsung. Karena ikatan glikosida terbentuk dari hidroksil anometrik dan kedua satuan
monosakarida, maka sukrosa dapat dihidrolisasikan mengalami mutarotasi. Sukrosa dapat
dihisrolisasikan baik secara enzimatik maupun secara kimia untuk mendapatkan campuran.

Homopilisakarida banayk bekerja sebagai cadangan karbohidrat bagi organisme dimana


ia terdapat. Misalnya laminaran cadangan karbohidrat dari rumout laut laminaris. Kita tentu
mengenal pati gandum dan pati jagung yang merupakan cadangan karbohidrat bagi kedua
tumbuhan. Pati terbagi menjadi dua golongan: amilopektin dan amilos. Amilosa molekul
makro linial; amilopektin bercabang. Bobot molekul pati dapat berkisar sampai jutaan.satuan
pengulangan dasar bagi kedua amilosa dan amilopektinadalah satuan maltosa.

Molekul pati mempunyai dua akhiran yang berbeda:akhiran tak pereduksi dengan gugus
OH nomor 4 yang bebas dan akhir pereduksi dengaan gugus OH bebas anomerik.
Percabangan dalam amilopektin berlangsung kira-kira dalam satuan glukosa di dalam rantai
polisakarida. Titik percabangan terjadi pada pembentukan sambungan. Hidrolisa secara
sistematik dari pati merupakan proses penting pada pencernaan kita yang dapat membuat
enzim penghidrosa pati menjadi dua kelas amilase dan air liur.

17
2.3. Kelebihan Buku
Buku 1 Buku 2 Buku 3
Kelebihan 1. Materi yang 1. Materi yang 1. Buku ini
disajikan cukup disajikan lengkap menyajikan
lengkap 2. Menggunakan pendalaman
2. Materi yang bahasa yang dalam segi
dijelaskan selalu mudah dipahami rumus kimia
disertai dengan 3. Iliustrasi dan 2. Penyajian
siklus materi gambar yang pengertian
sehingga digunakan sangat materi cukup
pembaca lebih mendukung lengkap
mudah materi 3. Susunan kata
memahami. 4. Susunan nya yang rapi.
3. Kata kata yang sangat rapi
digunakan cukup
mudah dipahami

Kekurangan 1. Terdapat kata 1. Pada materi 1. Buku ini sangat


kata yang metabolisme susah sekali
berulang ulang primer dan dimengerti bagi
sehingga kalimat dekunder tidak pembaca yang
menjadi tidak disebutkan menguasia
efektif perbedaan kimia pemula
2. Terdapat angka keduanya, 2. Banyak istilah
yang diulangi sehingga yang tidak
dua kali membuat dijelaskan
pembaca kurang secara detail
mengerti 3. Tidak memiliki
gradien warna
sehingga
membuat
bosan.

BAB III

18
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari ketiga buku yang kami bandingkan yakni antara buku 1,2 dan 3 Terlihat jelas
sekali bahwa buku 3 yang lebih pantas dijadikan pedoman bagi seorang calon pendidik yang
menginginkan agar menjadi pendidik yang lebih memahami ilmu mengenai metabolisme
karbohidrat, karena memiliki cakupan materi yang luas walaupu kata yang digunakan sedikit
rumit.
Buku 2 lebih ccok digunakan untuk bahan bacaan bagi siswa, karena materi yang
dibahas lengkap dan tidak terlalu dalam, dan juga dilengkapi gambar dan ilustrasi yang
sangat mendukun untu materi ini, sehingga memungkinkan pembaca lebih bisa mencerna
materi dengan baik.

Dibandingkan buku 1 Terdapat banyak kekurangan dalam penulisan sehingga kurang


tepat untuk dijadikan pedoman bagi seorang awam yang tidak mengetahui apa-apa mengenai
jaringan metabolisme. Pembaca tentu akan sangat kekurangan materi jika buku inilah yang
dijadikan pedoman.

3.2. Saran

Dari perbandingan antara ketiga buku, jika pembaca ingin lebih memahami mengenai
materi mengenai metabolisme karbohidrat maka buku 3 yang berjudul “Prinsip-Prinsip
Kimia” karya Davis S Page lebih tepat dan disarankan untuk segera dibaca.

Daftar Pustaka

19
Page, S, David. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia. Surabaya : PT. Gelora Asmara Pratama

Restuati, Martina, dkk. 2019. Biokimia Untuk Biologi. Medan : Unimed Press

Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Bali : Udayana University Press

20

Anda mungkin juga menyukai