III KEPERAWATAN
KEBUTUHAN ELIMINASI
NIM : PO713201201053
KELAS : 1B
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
saya sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia
dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pembimbing
kebaikan semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa
KATA PENGANTAR....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1. Pengertian.............................................................................. ..................
3. Etiologi.................................................................................. .................
7. Komplikasi............................................................................ .................
1. PENGKAJIAN..............................................................................
A. Data...................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................
C.Rencana Keperawatan................................................................................
D. Implementasi Keperawatan.........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Batu saluran kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi
yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang
mempengaruhi daya larut substansi (Nurlina, 2008). Batu Saluran Kemih adalah penyakit
dimana didapatkan material keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik
saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah yang dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu
ginjal). Batu ini terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat dan sistein
(Chang, 2009 dalam Wardani, 2014).Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran
kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin
terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di
saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena
hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentuk di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah
batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal .
Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan akan
dikeluarkan berupa urine. Zat yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh melalui
pembuluh darah kapiler ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh tubuh.
Sistem perkemihan merupakan sistem rangkaian organ yang terdiri atas ginjal, ureter, vesika
urinaria, dan uretra (Syaifuddin, 2009). Ginjal, ureter, kadung kemih dan uretra membentuk
sistem urinarius. Fungsi utama ginjal adalah mengatur keseimbangan cairan serta elektrolit dan
komposisi asam basa cairan tubuh, mengeluarkan produk aktif metabolik dari dalam darah dan
mengatur tekanan darah. Urin yang terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal
melalui ureter kedalam kandung kemih tempat urin tersebut disimpan untuk sementara waktu.
Pada saat urinasi, kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat
uretra (Brunner & Suddarth, 2002). Meskipun cairan serta elektrolit dapat hilang melalui jalur
lain dan ada organ lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam basa, namun organ
yang mengatur kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal. Fungsi ekskresi ginjal
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Namun 9 demikian, berbeda dengan sistem
kardiovaskuler dan respiratorius, gangguan total fungsi ginjal tidak menimbulkan kematian
dalam waktu yang singkat.Ginjal harus mampu untuk mengekskresikan berbagai produk limbah
makanan dan metabolisme dalam jumlah yang dapat diterima serta tidak dieliminasi oleh organ
lain. Jika diukur tiap hari, jumlah produk tersebut biasanya berkisar dari 1 hingga 2 liter air, 6
hingga 8 gram garam (natrium klorida), 6 hingga 8 gram kalium klorida dan 70 mg ekuivalen
asam perhari. Di samping itu, ureum yang merupakan produk akhir metabolisme protein dan
berbagai produk limbah lainnya diekskresikan dalam urin (Brunner & Suddarth, 2002).
Ginjal
Menurut Saputra (2014) ginjal merupakan suatu organ bervaskuler banyak yang berbentuk
seperti kacang. Ginjal terdiri dari tiga bagian
Korteks renalis (bagian luar): mengandung mekanisme penyaringan darah dan dilindungi
oleh kapsul berfibrosa dan
lapisan lemak
Medula renalis (bagian tengah): mengandung 8 sampai 12 piramida ginjal (biji berlurik
yang sebagian besar tersusun dari
struktur tubular)
Pelvis renalis ( bagian dalam): menerima urine melalui kalises mayor10 Pada potongan
sagital ginjal terdapat 2 bagian yaitu bagian tepi luar ginjal yang disebut korteks dan
bagian dalam ginjal yang berbentuk segitiga disebut pyramid ginjal atau bagian medulla
ginjal. Didalam ginjal terdapat satuan fungsional ginjal yang paling kecil, yaitu nefron.
Tiap ginjal terdiri dari sekitar 1,2 juta nefron. Setiap nefron terdiri dari komponen
vaskuler yaitu glomerulus dan komponen tubulus, keduannya secara struktural dan
fungsional bekaitan erat (Sloane, 2003).Setiap nefron merupakan saluran yang tipis
(dengan diameter 20-50 ) dan memiliki bentuk yang memanjang/elongasi (dengan
panjang 50 mm). Nefron terdiri dari saluran berujung buntu (blind end) yang melebar.
Kapsul bowman yang diikuti oleh tubulus kontotus proksimal, ansa Henle serta tubulus
kontortus distal (Marya, 2013)Nefron terdiri dari beberapa bagian antara lain sebagai
berikut:11
Glomerulus
Glomerulus adalah masa kapiler yang berbentuk bola yang terdapat sepanjang arteriol,
fungsinya untuk filtrasi air danzat terlarut dalam darah. Glomerulus juga merupakan
gulungan gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul
bowman (Sloane, 2003).
Kapsul bowman
Kapsul bowman merupakan suatu pelebaran nefron yang dibatasi oleh epitel yang
menyelubungi glomeulus untuk mengumpulkan zat terlarut yang difiltrasi oleh
glomerulus
Tubulus kontroktul proksimal
Tubulus kontroktul proksimal merupakan bagian utama nefron. Tubulus ini dilapisi oleh
lapisan tunggal sel epitel yang memperlihatkan suatu brush border yang menonjol pada
permukaan lumen dan sejumlah besar mitokondria dan sitoplasma. Karasteristik
histologik epitel tubulus kontroktus proksimal ini mungkin berkolerasi dengan aktivitas
reabsorpsinya yang luas. Cairan yang difiltrasi akan mengalir ketubulus kontrotus
proksimal. Letak tubulus ini didalam korteks ginjal, sepanjang 15 mm dengan diameter
50-60 mm. bentuknya 12berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus yang
berjalan kearah medulla, yaitu ansa henle (Marya, 2013).
Ansa henle
Ansa henle terdiri dari segmen desenden yang tebal yang struktur serta fungsinya serupa
dengan tubulus kontroktus proksimal, lalu segmen tipis yang berjalan turun kedalam
medulla hingga kedalaman yang beragam untuk membentuk sebuah ansa
(gulungan/loop), dan segmen asenden yang tebal yang struktur serta fungsinnya serupa
dengan tubulus kontortus distal. Dengan menimbulkan hiperosmolalitas pada interstisium
medularis, ansa henle memainkan peranan yang penting dalam mekanisme pemekatan
urin pada ginjal (Marya, 2013).
Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal merupakan segmen nefron diantara macula densa dan duktus
koligentes. Sel-sel ditandai dengan tidak adanya brush border dan memiliki banyak
mitokondria pada tepi basalis yang menunjukkan peranan sekresi pada sel-sel tersebut
(Marya, 2013).
Duktus koligentes atau duktus pengumpul
Duktus koligentes merupakan saluran pengumpul yang akan menerima cairan dan zat
terlarut dari tubulus distal. Duktus koligers berjalan dari dalam berkas medulla menuju ke
medulla. 13 Setiap duktus pengumpul yang berjalan kearah medulla akan mengosongkan
urin yang telah terbentuk kedalam pelvis ginjal
Pembuluh darah ginjal
Setiap arteri renalis berasal langsung dari aorta. Arteri ini memasuki ginjal dan bercabang
secara progresif menjadi pembuluh arteri yang lebih kecil yaitu arteri interlobaris, arteri
arkuata dan arteri interlobularis. Setiap arteri interlobularis mempercabangkan suatu seri
arteriola aferen. Arteriola aferen terpecah menjadi 4-6 gelungan kapiler (glomerulus)
yang kemudian menyatu kembali menjadi arteriola eferen. Arteriola eferen bercabang-
cabang menjadi suatu jaringan kapiler, yaitu 14kapiler peritubularis untuk mengelilingi
bagian nefron yang berada dalam korteks renal (Marya, 2013).Arteriola eferen
glomerulus jukstamedularis membentuk suatu tipe kapiler peritubularis yang spesial dan
dinamakan vasa rekta. Vasa rekta relatif lurus dan merupakan gelungan kapiler panjang
yang berjalan turun kedalam medulla renal serta membentuk gelungan seperti penjepit
rambut disepanjang sisi ansa henle. Vasa rekta memiliki peranan yang penting dalam
memelihara hiperosmolalitas interstisium medularis (Marya, 2013).
Pembentukan urin
Menurut Saputra (2014) urine dihasilkan dari tiga proses yang terjadi di nefron: filtrasi
oleh glomerulus, reabsorsi oleh tubulus dan sekresi oleh tubulus.
Pada filtrasi oleh glomerulus: Transpor aktif dari tubulus kontortus proksimal
menyebabkan reabsorsi Na+ dan glukosa ke sirkulasi terdekat. Osmosis kemudian
menyebabkan reabsorsi H2O
Pada reabsorsi tubulus: Suatu zat bergerak dari filtrat kembali dari tubulus kontortus
distal ke kapiler peritubuler. Transfor aktif menyebabkan reabsorsi Na+. Adanya ADH
menyebabkan reabsorsi H2O.15
Pada sekresi oleh tubulus: suatu zat berpindah dari kapiler peritubuler ke dalam filtrat
tubulus. Kapiler peritubuler kemudian mensekresikan NH3 dan H+
Ureter
Ureter merupakan tabung fibromuskular yang menghubungkan setiap ginjal dengan kandung
kemih (ureter kiri sedikit lebih panjang dari ureter kanan), dikelilingi oleh tiga lapis dinding.
Berperan sebagai saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung kemih. Mempunya
gelombang peristaltik satu sampai lima kali setiap menit untuk mengalirkan urine ke kandung
kemih. Ureter dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Pelvis renalis: pelvis renalis adalah bagian atas yang mengembang. Struktur ini bermula
sebagai alat berbentuk mangkuk yang dikenal sebagai kaliks.
Ureter: ureter memiliki panjang sekitar 25,4 cm. Bagian atas terletak di depan otot
belakang abdomen; bagian bawah masuk ke dalam rongga pelvis sejati dan berakhir di
permukaan belakang kandung kemih di mana ureter menembus dinding kandung kemih
tersebut. Setiap ureter tersusun atas:
Jaringan fibrosa: lapisan paling luar
Jaringan otot bebas: lapisan tengah; urine mengalir dari ginjal ke dalam kandung kemih
melalui gerak peristaltic16
Jaringan epitel transisional: menyusun lapisan dalam ureter dan menjaganya dari
keasaman urine
Vesika Urinarius (Kandung Kemih) Menurut Syaifuddin (2009), vesika urinaria
(kandung kemih) : terletak tepat dibelakang os pubis, merupakan tempat penyimpanan
urin yang berdinding otot yang kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan jumlah urin
yang di kandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam rongga pelvis,
sedangkan dalam keadaan penuh dinding atas terangkat masuk kedalam region
hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak di belakang pinggir atas simpisis pubis dan
permukaan posteriornya berbentuk segi tiga. Bagian sudut superolateral merupakan
muara ureter dan sudut interior membentuk uretra.Bagian atas kandung kemih di tutupi
oleh peritoneum yang membentuk eksafasio retrovesikalis, sedangkan bagian bawah
permukaan posterior dipisahkan oleh rectum oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan
vesiko retro vesikalis. Permukaan posterior seluruhnya di tutupi oleh peritoneum dan
berbatasan dengan gulungan ileum dan kolon sugmoid. Sepanjang lateral permukaan
peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
Pengisian kandung kemih
Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan sekitar
lapisan otot yang tidak terlihat. Kontraksi peristaltic ureter 1-5 kali per menit. Akan
17menggerakkan urin pada pelvis renalis kedalam andung kemih dan disemprotkan setiap
gelombang peristaltic. Ureter yang berjalan miring melalui dinding kandung kemih untuk
menjaga ureter tertutup kecuali selama gelombang peristaltic untuk mencegah urin tidak kembai
di uretra.Apabila kandung kemih terisi penuh permukaan superior membesar, menonjol ke atas
masuk ke dalam rongga abdomen. Peritenium akan menutupi bagian bawah dinding anterior
kolum kandung kemih yang terletak dibawah kandung kemih dan permuaan atas prostat. Serabut
otot polos dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostat kolum kandung kemih yang
dipertahankan. Pada tempatnya oleh liga mentum puborostatika pada pria oleh ligamentum
pubovesikalis. Pada wanita yang merupaan penebalan fasia pubis.Membran mukosa kandung
kemih dalam keadaan kosong akan berlipat-lipat. Ipatan ini akan hilang apabila kandung kemih
berisi penuh. Daerah membrane mukosa meliputi permukaan dalam basis kandung kemih yang
dinamakan trigonum. Vesika ureter menembus dinding kandung kemih secara miring membuat
seperti katup yang mencegah aliran balik urin ke ginjal pada waktu kandung kemih terisi.18
Kontraksi otot muskulus detrusor bertanggung jawab pada pengosongan kandung kemih selama
berkemih (miksturasi) berkas Otot tersebut berjalan pada sisi uretra, serabut ini dinamakan
sfingter uretra interna. Sepanjang uretra terdpat sfingter otot rangka yaitu sfingter uretra
membrannosa (sfingter uretra eksterna). Epitel kemih dibentuk dari lapisan superfisialis sel
kuboid.
Uretra
Menurut Saputra dan Dwisang Evi (2014) uretra adalah suatu saluran sambungan yang
membawa urine dari kandung kemih ke arah luar. Uretra pada perempuan berukuran pendek
dengan panjang 3,8 cm. Lubang keluarnya membuka di antara bibir vagina, di atas lubang
vagina. Otot sfringter uretra perempuan terdapat di permulaan saluran tersebut. Pada Laki-laki
uretra memiliki panjang 15 hingga 20 cm dari kandung kemih ke lubang keluarnya di ujung
penis. Uretra laki-laki menjalankan dua tugas: tugas pertama adalah menyalurkan urine dan yang
kedua adalah menyalurkan mani. Uretra laki-laki dibagi menjadi beberapa bagian:
Bagian prostat: kelenjar prostat mengelilingi uretra di bagian ini;
3. Etiologi
Menurut Wijayaningsih (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi batu
Faktor intrinsik
Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-laki lebih besar
Faktor ekstrinsik
Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak purin, oksalat
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik).
4. Patofisiologi
Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. 3
faktor yang mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan
lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak kebawah melalui
saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang membentuk
batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan gabungan dari 20
beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn kemih mengandung kalsium fosfat dan
menyatakan bahwa sebagian batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat
sebagai inti. Substansi organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan
pembentuk batu.
Teori supersaturasi
batu.
Teori presipitasi-kristalisasi
urin. Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin,, santin, asam dan
garam urat. Sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap
garam-garam fosfat. 21
Menifestasi Klinis
Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu
saluran kemih sangat ditentukan oleh letaknya, besarnya, dan morfologinya.
Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda dan gejala umum yaitu
hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan
kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lainnya.
Batu pada pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala
berat, umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran
kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang ditemui antara lain :
bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena
adanya pionefrosis.
Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai
Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada
Menurut Wijayaningsih (2013), pemeriksaan diagnostik untuk batu saluran kemih diantaranya
sebagai berikut :
Urinalisa
Warna mungkin kuning, cokelat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan Kristal (sistin,
asam urat, kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat), alkali
(meningkatkan magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat), urin 24 jam :(kreatinin,
asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urin menunjukan
Infeksi saluran kemih (ISK), Bloodureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal
(tinggi pada serum atau rendah pada urin).
Darah lengkap
batu. 23
Komplikasi
Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu saluran kemih adalah :
Penatalaksanaan
Menurut Putri & Wijaya (2013), tujuan penatalaksanaan batu saluran kemih adalah
menghilangkan obstruksi, mengobati infeksi, menghilangkan rasa nyeri, serta mencegah
terjadinya gagal ginjal dan mmengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi. Adapun mencapai
tujuan tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu
Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa nyeri, obstruksi
disertai perubahan-perubahan pada ginjal, infeksi dan adanya gangguan fungsi ginjal.
Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri.
Mencari latar belakang terjadinya batu.
BAB II
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY. A
Umur : 25 tahun
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
1. Keluhan utama : Nyeri pada daerah perut bagian bawah tembus hingga belakang serta
menyebar kegenetalia. Nyeri dirasakan terutama saat buang air kecil seperti tertusuk-tusuk.
a. Faktor pencetus : -
c. Lokasi & penyebaranx : perut bagian bawah tembus kebelakang, sampai menyebar
kegenetalia.
e. Mulai & lamax keluhan: mulai februari, lamanya keluhan sekitar 4 bulanan.
f. Hal- hal yang meringankan / memperberat : saat buang air kecil terasa sakit dan tertusuk-tusuk
Lamanya di RS : -
Lainnya : -
4. Riwayat keluarga
a. Genogram
1. Suhu : 36,7 ° c
2. Denyut : 89x/menit
4. Pernapasan : 23 x/menit
IV. TB (TINGGI BADAN) : 167 BB (BERAT BADAN) : 62
V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN
1. Kepala
a. Bentuk kepala : Simetris antara kiri dan kanan tidak tampak ada lesi serta tidak ada deviasi trakea
e. Komentar : -
2. Mata / penglihatan
b. Peradangan : -
c. Sclera : -
3. Hidung / penciuman
a. Struktur : -
b. Polip : -
c. Sinus : -
d. Perdarahan : -
f. Komentar : -
4. Telinga / pendengaran
a. Stuktur : -
b. Nyeri : -
c. Cairan : -
g. Komentar : -
5. Mulut
c. Bicara : normal
6. Leher
c. Pembesaran tiroid : -
7. Pernapasan
d. Sputum : -
e. Vocal fremitas : -
f. Resonansi : -
8. Jantung
9. Abdomen
10. Musculoskeletal
a. Kekuatan otot : kekuatan otot 5
11. Endokrin
1. Apakah klien pernah mengalami masalah respirasi tentang perubahan bunyi napas : ya
Tidak
10. Saat kapan klien merasa nyeri : ketika buang air kecil
11. Seperti apa rasa nyeri yang klien rasakan : ditusuk –tusuk
13. Apakah klien pernah mendapatkan pengobatan untuk penyakit jantung hipertensi dan penyakit
4. Aspirasi : normal
PEMERIKSAAN FISIK
1. System pernapasan :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Gas darah :
2. Studi diagnostic
e. Kesulitan bernapas : -
PEMERIKASAAN FISIK
1. Inspeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorim
2. Studi diagnostik
1. Kanker : -
2. Batu ginjal : -
3. Batu empedu: -
4. gastrointestinal : -
5. aktivitas fisik : -
PEMERIKASAAN FISIK :
1. Pemeriksaan fisik
b. Kulit : halus :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Studi diagnostik
1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan rambut
3. Kebersihan mata
a. Telinga : -
b. Hidung : -
7. Genitalia
b. Alat / bahan yang dipakai mencuci : baskom, sikat, dan air dan rinso
2. Apaka klien menggunakan alat bantu sehubungan dengan adanya gangguan tersebut : tidak
1) Apakah klien mendengar suara yang berasal dari suatu objek : iya
2) Apak klien dapat melihat dengan jelas dari suatu objek : iya
1) Ruang
3) Lingkungan klien :
desinfeksi : sterilisasi
pengikatan: tidak
kebakaran : tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Studi diagnostic
ANALISA DATA
Nama : NY. A
Umur : 25 tahun
No Reg : 40 78 54
KESIMPULAN
1. DATA
dengan batu saluran kemih diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan
manifestasi klinis dari penyakit batu saluran kemih yaitu nyeri pada daerah
pinggang tembus hingga belakang, nyeri dapat berupa nyeri tekan atau nyeri
ketok pada daerah arkus kosta, warna urine kuning keruh dan batu nampak
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa keperawatan pada Andi Zakiyah dengan batu saluran kemih yang sesuai
dengan teori yaitu nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada
saluran kemih.
3. Rencana Keperawatan
kesenjangan rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa
yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori.
relaksasi napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan ketika merasa cemas
menganjurkan pada klien untuk selalu mengkonsumsi air yang cukup dan