Anda di halaman 1dari 22

KPERAWATAN DASAR II

‘’. SISTEM PERKEMIHAN.’’

DI SUSUN OLEH:

RAHAYU YULIANI 88190011 SITI JAMILAH 88190002

SALMA FITRIYANINGSIH 88190009 SURYANI KUMIS 88190017

SHIINTA PUSPITASARI 88190010 VANI MONICA 88190014

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

BANDUNG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN 2019-2020


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah penulis yang berjudul ‘’. SISTEM PERKEMIHAN.’’

Makalah ini di maksudkan sebagai tuntutan belajar bagi mahasiswa pendidikan kesehatan
khususnya program studi  S-1 Keperawatan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberi
banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi tim penulis sendiri, makalah ini terselesaikan
karena bantuan banyak pihak.
Tentunya penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan serta masih jauh dari kata
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para
pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 21 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian...........................................................................................3

D. Manfaat Penelitian.........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian system perkemihan………………………………………………


B. Fungsi system perkemihan……………………………………………………..
C. Organ – organ system perkemihan………………………………………….
D. Proses perkemihan…………………………………………………………………
E. Reflek berkemih……………………………………………………………..
F. Ekskresi urine…………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….…….16
B. Saran ……………………………………………………………….….…..16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................….. iii


BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa


metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan
kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Yang berfungsi untuk menyaring dan membuang zat
limbah dengan cara menghasilkan urine.

Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.Kelangsungan hidup dan
berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan
elektrolit lain di lingkungan cairaninternal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada
pengeluaran secara terusmenerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada
saatmelakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada


manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter,
dan uretra. Sampah metabolisme ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin.
Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara
dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

B. Rumusan Masalah

a. Pengertian system perkemihan.


b. Fungsi system perkemihan.
c. Organ – organ system perkemihan.
d. Proses perkemihan.
e. Reflek berkemih
f. Ekskresi urine.
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

B.       Fungsi system perkemihan.

1.         Membuang sisa metabolisme :

·         Sisa metabolisme Nitrogenous : ureum, creatinin, uric acid.

·         Racun-racun/Toxins

·         Obat-obat/Drugs

2.         Pengaturan homeostasis :

·         Keseimbangan air

·         Elektrolit

·         Keseimbangan asam-basa darah

·         Tekanan darah

·         Produksi darah merah

·         Mengaktifkan vitamin D

3. Menyaring dan membuang zat limbah lewat urine.


C.ORGAN-ORGAN SISTEM PERKEMIHAN

Sistem perkemihan ini merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal,ureter,vesika
urinaria dan uretra.

1. GINJAL

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak dirongga retroperitonial bagian atas.
Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini
terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limpatik, sistem saraf
dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.

Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh. Ginjal
terletak di dalam rongga abdomen, retroperitionial primer kiri dan kanan kolumna vertebralis
yang dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di belakang peritonium. Batas atas ginjal kiri
setinggi iga ke-11 dan ginjal kanan setinggi iga ke-12 dan bagian bawah ginjal kiri setinggi
vertebrae lumbalis ke-3. Setiap ginjal memiliki panjang 11-25 cm, lebar 5-7cm, dan tebal 2,5 cm.
Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan
wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang, sisi dalamnya menghadap ke
vertabrea thorakalis, sisi luarnya cembung dan di atas setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar
suprarenal.

Fungsi Ginjal Dan Homeostasis

Berbagai fungsi ginjal antara lain adalah:

- Mengekskresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme tubuh (sisa metabolisme dan
obat-obatan)
- Mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur jumlah cairan
tubuh
- Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D
- Menghasilkan beberapa hormon antara lain :
 Eritropoetin yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah
 Renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah serta hormon prostaglandin

Aliran Darah Ginjal

Kecepatan aliran darah melalui kedua ginjal sekitar 70 kg atau sekitar 1200 ml/mnt. Ada dua
jaringan kapiler yang mensuplai nefron tersebut 1) glomerulus,2 ) kapiler peritubulus. Jaringan
kapiler glomerulus menerima darah dari arteriol afferen dan jaringan ini dipisahkan dari jaringan
kapiler glomerulus merupakan suatu jaringan bertekanan tinggi sedangkan jaringan kapiler
peritubulus merupakan suatau jaringan bertekanan rendah.

Vasa recta, adalah suatu bagian khusu dari sistem kapiler peritubulus, yang merupakan suatu
jalinan kapiler yang turun ke sekitar bagian bawah ansa henle. Kapiler ini membentuk gulungan
di dalam medulla ginjal dan kemudian kembali kekorteks sebelum bermuara kedalam kedalam
vena. Vasa rekta memegang peranan khusus dalam pembentukan urine pekat.

Di dalam arteriol afferen tekanan turun dari 100 mmhg pada ujung arterinya menjadi tekanan
rata-rata kira kira 60 mmHg di dalam glomerulus. Ketika darah mengalir melalui arteriol efferen
dari glomerulus kesistem kapiler peritubulus, tekanan tersebut turun 47 mmHg lagi menjadi
suatu tekanan kapiler peritubulus rata-rata sebesar 13 mmHg.

Jadi jaringan kapiler bertekanan tinggi di dalam glomerulus bekerja pada tekanan rata-rata
sebesar 60 mmHg, sehingga menyebabkan filtrasi cairan yang cepat ke kapsule bowman.
Sebaliknya jaringan kapiler bertekanan rendah di dalam sistem kapiler peritubulus bekerja pada
tekanan rata-rata 13 mmHg yang memungkinkan absorsi cairan yang cepat karena tingginya
tekanan osmotik plasma.

Struktur Ginjal

Struktur Sekitar Ginjal


- Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengikat yang disebut kapsula fibrosa (true
kapsule) ginjal dan di luar terdapat jaringan lemak perirenal.
- Disebalah cranial ginjal terdapat kelnjar anak ginjal atau glandula adrenal / suprarenal yang
berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal dan jaringan lemak perirenal
dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini berfungsi sebagai barier yang menghambat meluasnya
perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah ekstra vasasi urine pada saat terjadinya
trauma ginjal. Selain itu fasia gerota berfungsi sebagai barier dalam menghambat
penyebaran infeksi atau menghambat metastase tumor ginjal keorgan disekitarnya.
- Disebelah posterior ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang iga ke
XI dan XII
- Sedangkan disebelah arterior dilindungi oleh organ intra peritoneal.
- Ginjal kanan dikelilingi oleh hati, kolon dan duodenum sehingga letaknya lebih rendah dari
yang kiri. Sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh, lambung,pangkreas,jejenum dan kolon.

Struktur Ginjal

- Secara anatomis ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal.
- Di dalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan di dalam medulla banyak terdapat
duktus ginjal
- Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam glomerulus kemudian
ditubuli ginjal,beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami rebsorsi dan zat-zat
hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari kurang
lebih 180 liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine
yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikasi ginjal untuk
kemudian disalurkan ke dalam ureter.
- Sistem pelvikasi ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibullum, kaliks mayor, dan
pelium/pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikasi terdiri atas epitel transisional dan dindingnya
terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter.
Nefron

Merupakan suatu fungsional ginjal mengandung kira-kira 1,3 juta nefron dan tiap nefron dapat
membentuk urina sendiri. Selama 24 jam dapat menyaring 170 liter darah. Pada dasarnya nefron
terdiri dari bagian-bagain sebagai berikut :

Glomerulus

Bagaian ini mengandung anyaman kapiler yang terletak di bagian kapsula bowman dan
menerima darah dari arteriola afferen dan meneruskan darah kesistem vena melalui arteriol
afferen. Glomerulur berdiameter 200 mm, dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang
menempati kapsula bowmen dimana cairan difiltrasikan.

1) Filtrasi Glomerulus
- Cairan yang difilterasikan melalui glomerulus ke dalam kapsul bowman disebut filtrat
glomerulus.
- Lapisan pada membran glomerulus yaitu lapisan endotel kapiler, membran basalis,
lapisan sel epitel yang diilustrasikan pada permukaan luar kapiler glomerulus. Tetapi
permeabalitas kapiler membran glomerulus 100-1000 kali permeabilitas kapiler biasa.
- Sangat besarnya permeabalitas glomerulus membrana disebabkan oleh struktur
khususnya, sel endotel kapiler yang melapisi glomerulus terdapat pori-pori yang disebut
fanestra. Dan pada filtrat harus melewati 3 lapisan diatas sehingga baru bisa filtrat di
alirkan ke kapsula bowman.
- Cela pori glomerulus menghalangi partikel yang besarnya lebih dari 7 nanometer
misalnya protein plasma.
- Komposisi cairan filtrat glomerulus mempunyai komposisi yang hampir sama dengan
cairan yang m erembes dari ujung arteri kedalam cairan interstisial. Tidak mengandung
eritrosit dan hanya mengandung 0,03 % protein atau 1/200 protein didalam plasma.
Elektrolit dan komposisi solut lain dari filtrat glomerulus juga ditemukan pada cairan
interstinal.
2)Laju Filtrasi Glomerulus
- Jumlah filtrat glomerulus yang dibantuk setiap menit dalam semua nefron kedua ginjal
disebut laju filtrasi glomerulus
- Pada orang normal sekitar 125 ml/mnt, tetapi dalam berbagai dapat berubah sampai 200
ml/mnt. Dengan perkataan lain dalam sehari sekitar 180 liter. Dan lebih dari 99 % filtrat
tersebut biasanya reabsorsi didalam tubulus dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk urine.
- Filtrasi glomerulus terjadi dengan cara yang hampir sama seperti merembesnya cairan
pada kapiler yang bertekanan tinggi ke dalam tubuh, yaitu tekanan di dalam kapiler
glomerulus menyebabkamn filtrasi cairan melalui membran kapiler kedalam kapsule
bowman. Sebaliknya tekanan osmotik koloid di dalam darah dan tekanan di dalam
kapsule bowman menentang filtrasi tersebut. Tekanan kapsula bowman sekitar 18
mmHg.
- Teknan osmotik koloid sekitar 32 mmHg.
- Tekanan filtrasi adalah tekanan notte yang memaksa cairan keluar melalui membran
glomerulus, dan ini sama dengan tekanan glomerulus dikurangi jumlah tekanan osmotic
koloid glomerulus dan tekanan kapsula, sehingga tekanan filtrasi normal sekitar 10
mmHg.

GFR = Tekanan Filtrasi x Kf

Kf. Normal adalah 12,5 ml permenit per mmHg

Koefisien filtrasi disebut Kf, yang merupakan konstanta dan merupakan laju filtrasi glomerulus
untuk kedua ginjal per mmHg tekanan filtrasi glomerulus sama dengan tekanan filtrasi dikalikan
koefisien filtrasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi LFG (GFR)


a) Tekanan arteri, bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan darah di dalam
glomerulus sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningkatan filtrasi masih diatur oleh
aoutoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastis.
b) Efek kontriksi arteriol afferen, pada laju filtrasi glomurus kontriksi arterior aferen
menurunkan kecepatan aliran darah dan juga menurunkan tekanan tekanan glomerulus,
akibatnya terjadi penurunan filtrasi glomerulus.
c) Efek kontriksi arteri eferen, kontriksi arteriol eferen meningkatkan tahanan terhadap aliran
keluar dari glomerulus dan ini akan meningkatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi bila
penyempitan arteri terlalu besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga akan
menurun.
d) Efek aliran darah glomerulus dan laju filtrasi glomerulus, bila arteriol afferen dan eferen
berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap menitnya akan menurun.
Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan
osmotik koloid plasma di dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan
filtrasi, sehingga bila aliiran darah glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka
laju filtrasi mungkin menjadi tertekanan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.

Autoregulasi Laju Filtrasi Glomerulus

- Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urina, tekanan ini dapat
berubah dari seksecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg.
- Hal ini menyebabkan perubahan yang sangat kecil atas laju filtrasi glomerulus. Efek ini
disebut auotoregulasi laju filtrasi glomerulus. Ini penting karena nefron memerlukan laju
filtrasi glomerulus yang optimum jika ia melakukan fingsinya. Bahkan laju filtrasi glomerulus
lebih besar atau lebih kecil 5 % dapat menyebabkan pengaruh yang besar yaitu kehilangan
cairan yang berlebih kedalam urina. Ekskresi produk-produk sisa yang diperlukan terlalu
kecil.
- Mekanisme umpan balik vasodilator arteriol afferen
- Mekanisme umpan balik vasokontriktor arteriol afferen
- Mekanisme autoregulasi laju filtrasi glomerulus
- Umpan bailk tubuloglomerulus mungkin timbul seluruhnya atau hampir seluruhnya pada
kompleks justaglomerulus yang mempunyai sifat laju filtrasi glomerulus yang rendah
memungkinkan reabsorsi klorida yang berlebihan di dalam tubulus sehingga menurunkan
konsentrasi ion klorida pada macula densa.

Tubulus

- Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir 1) melalui tubulus proksimal,2)
ansa henle, 3) tubulus distalis 4) duktus koligentes, kedalam pelvis ginjal.
- Sepanjang perjalanan ini zat direabsorsi dan di sekresi secara selektif oleh epitel tubulus, dan
cairan yang dihasilkan memasuki pelvis ginjal sebagai urine.
- Reabsorsi memegang peranan lebih penting dari pada sekresi pembentukan urine. Tetapi
sekresi sangant penting dalam menentukan ion kalium, hydrogen dan beberapa zat lain di
dalam urine.
- Mekanisme dasar absorsi dan seksresi dalam tubulus adalah:
 Transpor aktif melalui dinding tubulus
Tiap sel mempunyai brush boerder pada permukaan sel yang menghadap ke lumen.
Transposrt aktif antrium terjadi dari bagian dalam sel epitel melalui membran basalis.
Transport keluar sel ini mengurangi konsentrasi natrium di dalam sel dan menurunkan
potensial listrik di dalam sel. Kemudian karena konsentrasi rendah ini dan potensial
negatif di dalam sel menimbulkan suatu perbedaan konsentrasi ion natrium, sehingga
melakukan difusi dari tubulus melalui brush border ke dalam sel. Bila sudah berada di
dalam sel tersebut, natrium diangkut denganm proses tranport aktif ke dalam peritubular.
 Trasnpor Pasif
Bila berbagai solut ditransport keluar dari tubulus dan melalui epithel tubulus, maka
konsentrasi totalnya di dalam lumen tubulus menurun dan yang di luar akan meningkat.
Ini jelas menimbulkan perbedaan-perbedaan konsentrasi yang menyebabkan osmosis air
dalam darah yang sama dengan tranpor solut. Tetapi beberapa bagian dari sistem tubulus
lebih permeabel terhadap air dari pada yang lain.
- Salah satu fungsi ginjal yang paling penting adalah untuk mengatur osmolatitas cairan tubuh.
Ia berlaku begitu dengan mengekresikan kelebihan jumlah air kedalam urine bila cairan-
cairan tubuh terlalu encer atau dengan mengekskresikan kelebihan jumlah solut bila cairan
tersebut terlalu pekat.
- Keseimbangan glomerulo-tgubulus dan hubungan dengan eksresi volume cairan dengan
istilah keseimbangan glomerulo tubulus, dapat diartikan bila laju filtrasi glomerulus
meningkat, semua filtrasi tambahan direabsorsi dan tidak keluar kedalam urine.

Gelung Henle

Tubulus Distal Konvulta

Duktus Koligen Medula

2. URETER

Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari pielum
ginjal kedalam buli-buli. Pada orang dewasa panjang nya lurang lebih 20 cm. Dinding terdiri atas
mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional,otot polos sirkulair dan longitudinal yang dapat
vmelakukan peristaltic (kontraksi) guna mengeluarkan urine ke buli-buli.

Jika karena suatu sebab terjadi sumbatan pada aliran urine, terjadi kontraksi otot polos yang
berlebihan yang bertujuan untuk mendorong atau mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih.
Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala sesuai dengan irama
kontraksi ureter.

Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis beberapa tempat yang
ukuran diameternya relatif lebih sempit dari pada di tempat lain, sehingga batu atau benda lain
yang berasal dari ginjal seringkali tersangkut di tempat itu. Tempat penyempitan itu antara lain
adalah 1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi ureter juction, 2) tempat
ureter menyilang arteri iliaka rongga pelvis dan 3) pada saat ureter masuk ke buli-buli. Ureter
masuk kebuli dengan posisi miring dan berada di dalam otot buli-buli (intra mural). Keadaan ini
dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau refluk vesiko ureter
pada saat buli-buli berkontraksi.

Untuk kepentingan radiology dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi 2 bagian yaitu ureter
pars abdominalis yauitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka dan ureter
pars pelvis, yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk buli-buli.
Di samping itu ureter secara radiologis di bagi menjadi 3 bagian yaitu : 1) ureter 1/3 proksimal
mulai dari pelvis renalis sampai batas atas secrum, 2) ureter 1/3 medial mulai dari batas atas
secrum sampai pada batas bawah secrum dan 3) ureter 1/3 distal mulai batas bawah sacrum
sampai masuk ke buli-buli.

3. BULI-BULI
Buli-buli adalah organ berongga yang berdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyam.
Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, ditengah merupakan otot sirkulair, dan paling luar
merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel-sel trasisional yang sama seperti
mukosa-mukosa pada pelvis renalis,ureter,dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua
muara ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-
buli.

Secara anatomis bentuk buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu 1) permukaan superior yang
berbatasan dengan rongga peritoneum, 2) dua permukaan inferiolateral dan 3) permukaan
posterior.

Buli-buli berfungsi manampung urine dari ureter dan mengeluarkannya melalui uretra dalam
mekanisme miksi. Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal yang
volume untuk orang dewasa kurang lebih 300-450 ml, sedangkan untuk anak menurut formula
dari koff adalah :

Kapasitas buli = (umur (tahun) + 2) x 30 ml

Pada saat kosong, guli-buli terletak dibelakang simphisis pubis dan pada saat penuh berada di
atas simphisis pubis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi. Buli-buli yang terisi penuh
memberikan rangsangan pada saraf efferen dan menyebabkan aktivitas pusat miksi di medulla
spinalis segmen sacral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot destrusor, terbukannya
leher buli dan relaksasi spinger uretra sehingga terjadi proses miksi.
4. URETRA
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine keluar dai buli-buli melalui proses miksi.
Secara anatomis uretra di bagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada
pria organ ini berfungsi juga dalam menalurkan cairan mani atau sperma. Uretra dilengkapi
dengan sfingter uretra internal yang terletak pada pembatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter
uretra eksterna yang terletak pada pembatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra
interna dipersarafi oleh sistem saraf simpatis sehingga pada saat buli-buli penuh sfingter ini
terbuka. Sfingter uretra eksterna teridi atas otot bergaris di persarafi oleh sistem somatik yang
dapat diperintah sesuai keinginan seseorang, pada saat kencing sfingter ini terbuka dan tetap
tertutup pada saat menahan kencing.

Panjang uretra wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan uretra pria dewasa kurang lebih 20-25
cm. Perbedaan panjang ini lah yang menyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urine lebih
sering pada pria.

Uretra posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika yaitu bagian uretra yang dilingkupi
oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranase. Dibagaian posterior lumen uretra prostatika,
terdapat tonjolan verumontanum dan disebelah proksimal dan distal dari verumontanum ini
terdapat krista uretralis.

Bagian akhir dari vasdeferen yaitu kedua duktus ejakulatorius terdapat dipinggir kiri dan kanan
verumontanum,sedangkan sekresi kelenjar prostat bermuara di dalam duktud prostatikus yang
tersebar di uretra prostatika.

Uretra anterior adalah bagaian yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis. Uretra anterior
terdiri atas 1) pars bulbosa, 2) pars pendularis, 3) fossa navikularis dan 4) meatus uretra
eksterna. Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi
dalam proses produksi, yaitu kelenjar cowperi berada di dalam diafragma urogenitas dan
bermuara di uretra pars bulbosa.
Letak uretra wanita berada di bawah simphisis pubis dan bermuara sebelah anterior vagina. Di
dalam uretra bermujara kelenjar periuretra diantara kelenjar skene. Kurang lebih 1/3 medial
uretra, terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra
terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsi mempertahankan urine tetap berada di
dalam buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika tekanan intra vesika melebihi
tekanan intrauretra akibat kontraksi otot destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

D. Proses Perkemihan

Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simai bowman, berfungsi untuk


menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali
zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke ginjal terus berlanjut
ke ureter.

Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal. Darah dan
bagian plasma darah.

Ada tiga tahap pembentukan urine, yaitu:

1. Proses filtrasi
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi secara bebas
kecuali protein sehingga filtrasi glomerulus dalam kapsula Bowman hampir sama dengan
plasma, diubah oleh reabsorpsi air dan zar terlarut spesifik, kembali ke dalam darah atau oleh
sekresi zat lain dari kapiler peritubulus ke dalam tubulus.

Proses filtrasi (ultrafiltrasi) terjadi pada glomelurus. Proses ini terjadi karena permukaan
aferen lebih besar dari permukaan aferen sehingga terjadi penyerapan darah. Setiap menit kira-
kira 1.200 ml darah, terjadi dari 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk ke dalam kapiler
glomelurus. Untuk proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.

a. Tekanan yang menyebabkan filtrasi, merupakan hasil kerja jantng. Tekanan hidrostatik
kapiler glomelurus kira-kira 50 mmHg, tekanan ini cenderung mendorong air dan garam
melalui glomerulus.
b. Tekanan yang melawan filtrasi. Tekanan hidrostatik cairan di dalam kapsul bowman kira-
kira 5 mmHg. Tekanan osmotic koloid protein kira-kira 30 mmHg yang cenderung menarik
air dan garam ke dalam pembuluh kapiler.
c. Tekanan akhir menyebabkan filtrasi dikurangi tekanan yang melawan filtrasi sama dengan
fitraksi aktif (50-30+mmHg=25 mmHg). Kira-kira 120 ml plasma difiltrasi setiap menit.
Pada glomerulus membrane filtrasi hanya dapat dilalui oleh plasma, garam, glukosa dan
molekul kecil lainnya. Sel darah dan plasma terlalu besar untuk difiltrasi dengan cara ini.
Susunan cairan filtrasi sama seperti susunan plasma darah tetapi tidak ada proteinnya.
Membran glomerulus bekerja sebagai suatu saringan biasa dan tidak memerlukan energi untuk
proses ini. Pembentukan urine dimulai dengan glomerulus ke kapsula Bowman.

Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi secara bebas kecuali protein, sehingga filtrasi
glomerulus dalam kapsula Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Cairan diubah oleh
reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik kembali ke dalam darah atau oleh sekresi zat lain dari
kapiler peritubulus ke dalam tubulus.

2. Proses absorpsi
Penyerapan kembali sebagian besar terhadap glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi dan terjadi
pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal cairan filtrasi dipekatkan dan zat yang penting bagi
tubuh direabsorpsi. Kegiatan ini banyak dipengaruhi oleh hormon-hormon dan zat-zat yang
direabsorpsi berubah sesuai dengan keperluan tubuh setiap saat.

Air diserap dengan jumlah yang banyak. Zat esensial yang mutlak diperlukan (misalnya
glukosa, NaCl, dan garam) direabsorpsi dengan sempurna ke dalam kapiler peritubular, kecuali
kadarnya melebihi ambang ginjal. Batas kadar tertinggi suatu zat dalam darah yang apabila
dilampaui menyebabkan eksresi zat tersebut masuk ke dalam urine. Zat yang sebagian
diabsorpsi dan jumlah kecil dari hasil metabolism, misalnya ureum, fosfat, dan asam urat. Dan
zat yang sama sekali tidak diabsorpsi, tidak dapat disekresi oleh sel tubulus, misalnya kreatinin.

Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120 ml/ menit, 70-80% diabsorpsi oleh tubulus
proksimal, disebut juga reabsorpsi air obligatori. Sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif
dengan bantuan hormone vasopressin (ADH, hormone antidiuretic) di tubulus distal. Sebagian
kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligen yaitu saluran tempat bermuaranya tubulus distal.
3. Proses sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan filtrasi selama
metabolism sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun pH darah dan cairan tubuh
dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa
dengan asam kemudian disekresi sebagai ammonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap
alkalis.

E. Refleks Berkemih

Ketika kandung kemih terisi banyak urine, tekanan kandung kemih menjadi lebih tinggi.
Sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan ke segmen sacral medulla spinalis
melalui nervus pelvikus, kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih melalui nervus
parasimpatis. Ketika kandung kemih terisi sebagian, kontraksi berkemih biasanya secara spontan
berelaksasi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti berkontraksi dan tekanan turun kembali
ke garis basal.

Oleh karena kandung kemih terus terisi, refleks berkemih menjadi bertambah sering dan
menyebabkan kontraksi otot detrusor lebih kuat. Pada saat berkemih menjadi cukup kuat
menimbulkan refleks lain yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfingter ekstrenus untuk
menghambatnya. Jika inhibisi ini lebih kuat dalam otak daripada sinyal konstriktor volunteer ke
sfingter eksterna, berkemih pun akan terjadi. Jika berkemih tidak terjadi kandung kemih terisi
lagi dan refleks berkemih menjadi semakin kuat.

Perangsangan berkemih:

Refleks berkemih adalah refleks medulla spinalis. Seluruhnya bersifat auotomatik, tetapi
dapat dihambat atau dirangsang oleh pusat dalam otak. Pusat ini antara lain:

1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terletak di pons varoli.
2. Beberapa usat yang terletak di korteks serebral, terutama bekerja sebagai penghambat tetapi
dapat menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih
tinggi normalnya memegang peranan. Sebagai pengendaali akhir dari berkemih sebagai berikut:

a. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih, kecuali
peristiwa berkemih dikehendaki.
b. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul
dengan membuat kontraksi tonik terus-menerus. Pada sfingtes eksternus kandung kemih
sampai mendapat waktu yang baik untuk berkemih.
c. Jika tiba waktu untuk berkemih pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sakral untuk
membantu mencetuskan refleks berkemih. Dalam waktu bersamaan menghambat sfingter
ekstrernus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan tercetus dengan cara seseorang secara sadar mengonsentrasikan
otot-otot abdomennya yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih, sehingga meregangkan
dinding kandung kemih. Hal ini menstimulasi reseptor regang dan merangsang refleks berkemih
serta menghambat sfingter eksternus uretra secara simultan. Biasanya seluruh urine akan keluar
dalam keadaan normal.

F. Ekskresi Urine

1. Reabsorpsi tubulus

ginjal menangani beberapa zat yang difiltrasi secara bebas dalam ginjal dan diabsorpsi
dengan kecepatan yang berbeda. Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi
tubulus secara kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine.sedikit saja perubahan pada
filtrasi glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif
besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan
diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.

Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke dalam
cairan interstisial ginjal,melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah.reabsorpsi melalui
epitel tubulus kedalam dara,misalnya air dan zat terlarut dapat ditranspor melalui membran
selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan antar-sel (jalur para seluler).
Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut
ditranspor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara tekanan osmotik koloid.

Transpor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan
membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme.transpor yang berhubungan langsung
dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat(ATF) disebut transpor aktif
primer.transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi seperti
yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.

2. Reabsorpsi tubulus proksimal

secara normal sekitar 65% dari muatan natriun dan air yang difiltrasi dan nilai persentase
terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus promaksimal sebelum filtrat mencapai ansa
henle.persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.

Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush border. Permukaan membran brush
border dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran lumen yang
bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus
proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa,organik seperti garam garam
empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.

Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahakan suatu keseimbangan yang


tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor
hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi
glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari yang
lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem perkemihan adala sisem membuang samah dalam tubuh dari asilpenvcernaan atau hasil di
produsksi oleh metabolism, lalu mengontrolv volume dan keseimbangan cairan untuk seluruh
tubuh keseimbanagn antara asupan (akiba pencernaan atau metabolic) atau keluaran (ekresi)yang
sebaian di pertahankan oleh ginjal.

B. Saran
Perlunya wawasan bagi penulis dan tim dalam penjabaran dan referensi dari berbagai sumber
terkait
DAFAR PUSTAKA

Sumber:

Devi, Buana Kris A. 2017. Anatomi Fisiologi dan Biokimia Keperawatan. Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Sumber Gambar

https://firmanbiologi.wordpress.com/2013/08/27/konsep-ekskresi-sekresi-dan-ginjal-struktur-
fungsi-dan-proses-pembentukan-urin/

https://biologigonz.blogspot.com/2014/01/sistem-urinaria.html

materi

Setiadi. 2007. _Anatomi dan Fisiologi Manusia._ Edisi Pertama. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Anda mungkin juga menyukai