Disusun oleh :
Kelompok 2
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kami, dengan judul “sistem
anatomi tubuh dan urinaria”.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Tarsisius Jemading,
S.Kep, MM., Ns yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat mengetahui
lebih jelas mengenai anatomi tubuh dan urinaria. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan ini jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak dan semoga materi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
Latar belakang...................................................................................................1
Rumusan masalah.............................................................................................2
Tujuan penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
Pengertian Sistem Urinaria...............................................................................3
Fungsi Sistem Urinaria......................................................................................3
Organ-Organ Yang Ada Dalam Sistem Urinaria..............................................4
Penyakit-Penyakit,Gejalah Serta Bagaimana Cara Penanganan Yang Berkaitan
Dengan Masalah Pada Sistem Urinaria...........................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................38
Kesimpulan........................................................................................................38
Saran..................................................................................................................38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untukmempertahankan
homeostasis, yangberarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya
bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh,keasaman darah, ketersediaan
oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidupharus
mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting
adalah eliminasi, atau kemampuanuntuk mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal.Sistemkemih
memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.Kelangsungan
hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasigaram, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hidup sel jugabergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkanoleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.Traktus urinarius
merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur
yangmenyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasisdengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan denganmengeliminasi
semua zat sisa metabolisme.Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh
manusia yang terutama bertanggung jawab untukmenyeimbangkan air dan
elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengaturtekanan
darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah.Sistem
kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan
ureter, yang bergerakurin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih,
yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urinkeluar melalui tubuh.Peran
dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi; melalui airseni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan
iii
bahan kimia dari aliran darah. Aspekpenting lain dari sistem urin adalah
kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalamdarah yang
bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam
darah yangberacun dan harus dihilangkan.
A. Rumusahan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan urinaria ?
2. Apa fungsi sistem urinaria ?
3. Apa saja organ-organ yang ada dalam sistem urinaria ?
4. Apa saja penyakit-penyakit,gejalah serta bagaimana cara penanganan
yang berkaitan dengan masalah pada sistem urinaria?
B. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi permasalahaan
akan dibahas di modul ini.
BAB II
PEMBAHASAN
iii
darah), mengatur konsentrasi zat terlarut dalam darah, delapan puluh lima persen
dari erythropoietin (EPO) yang diproduksi untuk merangsang produksi sel darah
merah diproduksi di ginjal. Ginjal juga Berperan dalam sintesis akhir dari
produksi vitamin D,yaitu calcidiol menjadi calcitriol, bentuk aktif vitamin D.
B. Fungsi dari sistem urinaria
Berikut adalah beberapa fungsi system urinaria.. bagian-bagian yang berbeda
melakukan berbagai macam fungsi seperti :
Menyaring darah
Memisahkan racun yang tidak anda butuhkan dari nutrisi
Menyimpan dan membawa urine keluar dari tubuh anda
Fungsi utama sistem perkemihan adalah membantu proses pembentukan
urine dengan menyaring sisa pembuangan tubuh dan air berlebih dari darah.
Urine kemudian akan mengalir ke kandungan kemih melalui dua tabungan
tipis yang disebut ureter. Ketika kandungan kemih penuh, anda akan
membuang urine melalui uretra.
Selain itu, sistem urinaria dan ginjal juga berfungsi untuk mengilangkan
cairan pembuangan yang disebut dengan urea, serta menjaga keseimbangan air,
natrium, dan kalium.
Produksi urea terjadi saat makanan yang mengandung protei dipecahkan dalam
tubuh. sistem ini akan bekerjasama dengan kulit, usus, dan paru-paru untuk
menjaga keseimbangan tersebut.
orang dewasa akan mengeluarkan sekitar 2 liter cairan per hari. jumlah ini
tergantung jumlah cairan yang diminum dan yang di keluar melalui keringat
serta pernapasan.
adapula beberapa cara sistem urinaria membersihkan darah dari dalam tubuh,
yaitu :
Darah memasuki setiap ginjal melalui artikel kecil,
Ginjal menyaring darah, memisahkan racun dari nutrisi
iii
Vitamin, mineral, nutrisi, dan protein kembali ke aliran darah
produk sisa metabolisme dan urine bergerak melalui ureter ke
kandungan kemih anda
saat sudah penuh, urine meninggalkan tubuh dengan melewati
uretra.
C. Organ-organ sistem urinaria
Organ-organ yang termasuk dalam sistem urinaria yaitu: kedua ginjal (ren,
kidney), ureter, kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/ nier) dan uretra.
iii
sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter
‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin,
yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai
ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan
pada saat Anda berkemih.
iii
bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian
korteks yang melingkupinya dianggap sebagai satu lobus ginjal.
Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai
jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri
atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi
oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke
korteks dan ada bagian korteks yang masuk ke medula. Bangunan-
bangunan yang terdapat pada korteks dan medula ginjal adalah
2. Ureter
Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia.
Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina
propria. Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi
dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau tidak
teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang).
Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan dapat
berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria
terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lumen
pada potongan melintang tampak berbentuk bintang yang disebabkan adanya
iii
lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat longgarnya lapis luar
lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis. Lipatan ini akan
menghilang bila ureter diregangkan.
iii
berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya
tampak tak membentuk aturan tertentu.
iii
Gambar 5. Struktur Uretra Pria dan Wanita
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars
prostatika, lalu pada bagian lain berubah menjadi epitel
berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng
berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu
di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil
mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas
jaringan ikat fibro-elastis longgar.
iii
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya.
Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu
berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya.
Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter.
Berikut ini adalah beberapa masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada
sistem urinaria:
Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam
bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju
kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang ke
luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra.
iii
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih melalui
uretra. Setelah itu, bakteri berkembang biak di dalam kandung kemih. Jika
tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.
ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum
kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter
ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu
kandung kemih dan uretra
ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan,
infeksi di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh.
Infeksi saluran kemih dapat ditandai dengan sakit saat buang air
kecil, sering buang air kecil tapi urine yang keluar sedikit, dan warna
urine keruh atau merah karena adanya darah.Bila tidak diobati, infeksi
yang telah mencapai ginjal dapat menyebabkan kerusakan ginjal
permanen. Bahkan, tidak menutup kemungkinan infeksi akan menyebar
dan menyebabkan respons peradangan di seluruh tubuh.
iii
2. Batu saluran kemih
Batu kandung kemih atau bladder calculi adalah batu yang terbentuk
dari endapan mineral di dalam kandung kemih. Jika batu tersebut
menyumbat saluran kemih, dapat timbul nyeri saat buang air kecil
sampai kencing berdarah.Batu kandung kemih bisa terjadi pada siapa
saja, termasuk anak-anak. Namun, penyakit ini lebih berisiko
dialami oleh pria yang berusia di atas 52 tahun, terutama yang
mengalami pembesaran prostat.
iii
kandung kemih.Kondisi-kondisi yang dapat memicu
terbentuknya batu kandung kemih adalah:
iii
Sering merasa ingin buang air kecil, terutama pada
malam hari
Sering mengompol jika terjadi pada anak-anak
Cystolitholapaxy
Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan selang
berkamera yang disebut sistoskop ke dalam kandung
kemih pasien. Sistoskop tersebut disambungkan dengan
alat khusus yang dapat menghancurkan batu hingga
menjadi kepingan kecil.
Operasi
Dokter akan melakukan bedah terbuka jika ukuran batu
kandung kemih terlalu besar atau keras sehingga tidak
bisa dikeluarkan dengan cystolitholapaxy.
iii
Membatasi konsumsi makanan yang tinggi lemak, gula,
dan garam
Menghindari kebiasaan menahan buang air kecil
Menjalani pemeriksaan rutin ke dokter jika menderita
penyakit yang bisa meningkatkan risiko terjadinya batu
kandung kemih, seperti pembesaran prostat, diabetes, dan
stroke
3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine merupakan kondisi hilangnya kontrol
kandung kemih. Kondisi ini umum terjadi dan sering kali
membuat pengidapnya merasa malu. Tingkat keparahannya
berkisar dari sering buang air kecil saat batuk atau bersin, hingga
keinginan untuk buang air kecil yang begitu tiba-tiba dan kuat.
Alhasil, pengidpanya tidak bisa ke toilet tepat waktu. Meskipun
sering terjadi seiring bertambahnya usia, inkontinensia urine
bukanlah konsekuensi penuaan yang tidak terhindarkan. Jika
inkontinensia urine mempengaruhi aktivitas sehari-hari, maka
jangan ragu untuk mengunjungi dokter. Biasanya, penyesuaian
gaya hidup dan perubahan pola makan atau bahkan perawatan
medis tertentu dapat mengobati gejala inkontinensia
urine. Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh kondisi yang
terkait saluran kemih bagian bawah maupun kondisi yang tidak
iii
terkait saluran kemih bagian bawah. Jika terkait saluran kemih
bagian bawah, kondisi ini lebih diakibatkan karena aktivitas otot
dinding kandung kemih yang berlebihan. Hal tersebut bisa
dipengaruhi oleh penyakit saraf, sumbatan di saluran kemih, batu
di kandung kemih atau pun kanker kandung kemih.Namun,
inkontinensia urine juga dapat terjadi meski saluran kemih
normal. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada lanjut usia dan
terkait dengan kondisi mobilitas juga kognitif.Penyebab
inkontinensia sementara atau jangka pendek dapat mencakup:
Kehamilan
Obat-obatan
Minuman
iii
Mengonsumsi minuman tertentu, seperti kopi dan
alkohol, dapat membuat seseorang perlu buang air kecil
lebih sering. Jika kamu berhenti mengonsumsi minuman
ini, kebutuhan untuk sering buang air kecil pun akan
menurun.
Sembelit
iii
Multiple Sclerosis. Jika seseorang mengidap kondisi ini,
mungkin akan mengalami kehilangan kontrol dengan
kandung kemih, yang menyebabkan masalah kebocoran.
Pembesaran Prostat. Ketika prostat lebih besar dari
biasanya, dapat menyebabkan beberapa masalah kontrol
kandung kemih. Kondisi ini juga disebut sebagai benign
prostatic hyperplasia.
Pasca Pengobatan Kanker Prostat. Selama operasi
kanker prostat, otot sfingter terkadang dapat rusak yang
menyebabkan inkontinensia stres.
iii
Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang mengalami
inkontinensia urine semakin meningkat. Selain itu, ada juga
faktor lain yang bisa memicu terjadinya kondisi tersebut,
yaitu:
iii
Inkontinensia Stres. Urine bocor keluar di saat terjadi
tekanan di kandung kemih, misalnya saat batuk, bersin,
atau tertawa.
Inkontinensia Urge. Pengidap memiliki keinginan
yang kuat untuk tiba-tiba buang air kecil diikuti dengan
keluarnya urine yang tidak sengaja (mengompol).
Pengidap bisa buang air kecil hingga lebih dari 8 kali
dalam sehari, termasuk di malam hari.
Inkontinensia Overflow. Pengidap sering mengompol
dalam jumlah urine yang sedikit-sedikit karena kandung
kemih tidak sepenuhnya kosong.
iii
penyesuaian asupan cairan dan kafein, penurunan berat
badan untuk wanita yang kelebihan berat badan,
penggunaan alat bantu (misalnya, tempat berkemih di
samping tempat tidur), dan berbagai jenis pelatihan
kandung kemih dan saluran uretra (misalnya,
meningkatkan jarak waktu berkemih dan latihan otot
panggul).
Terapi Obat. Dilakukan untuk merelaksasikan kandung
kemih. Obat yang digunakan merupakan obat golongan
antikolinergik yang dapat memiliki efek samping
diantaranya mulut kering, sulit BAB, penglihatan buram
dan rasa seperti kebingungan.
Keteter. Pada beberapa kasus dapat dilakukan tindakan
berupa pemasangan kateter.
Pembedahan. Ini dapat dilakukan terutama pada kasus
inkontinensia urine karena sumbatan di saluran kemih
atau pemasangan sfingter buatan (otot berbentuk cincin
untuk mencegah aliran urine dari kandung kemih ke
uretra).
iii
4. Uretritis
iii
Uretritis gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan
oleh bakteri penyebab gonore (Neisseria gonorrhoeae)
Uretritis non-gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan
oleh bakteri lain, seperti Chlamydia, Mycoplasma
genitalium, dan Ureaplasma urealyticum
Gejala utama uretritis adalah nyeri saat buang air kecil. Gejala
lain yang timbul bisa berbeda pada pria dan wanita. Pada pria,
gejalanya meliputi:
Hematuria
Penis mengeluarkan cairan kental berwarna kuning
kehijauan
Rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil
iii
Penis terasa gatal, membengkak, dan nyeri ketika
disentuh
Kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ejakulasi
Sakit perut
Nyeri panggul
Demam dan menggigil
Rasa terbakar dan tidak nyaman ketika buang air kecil
Dispareunia
Keluar cairan dari vagina (keputihan)
Azithromycin
Ceftriaxone
Cefixime
Doxycycline
Erythromycin
Gemifloxacin
Gentamicin
Levofloxacin
Moxifloxacin
Ofloxacin
iii
Uretritis yang disebabkan oleh infeksi trikomonas dapat diobati
dengan antibiotik metronidazole. Namun, jika uretritis
disebabkan oleh virus herpes simplex, maka pengobatan
dilakukan dengan obat antivirus, seperti:
Acyclovir
Famciclovir
Valacyclovir
Kateterisasi uretra
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kateter
ke dalam kandung kemih melalui uretra, untuk
mengeluarkan urine. Pada kasus cedera uretra, prosedur ini
dilakukan untuk mencegah retensi urine dan perdarahan
pada uretra.
Sistoskopi
Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa kondisi uretra dan
kandung kemih menggunakan selang berkamera yang
disebut sistoskop. Dokter juga dapat mengangkat batu
kandung kemih jika ada. Sistoskopi dilakukan jika tindakan
kateterisasi uretra tidak mungkin dilakukan terhadap pasien.
iii
Kateterisasi langsung ke kandung kemih
Bila uretra tersumbat, dokter akan memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui perut bagian bawah.
Tindakan ini dilakukan jika pasien tidak bisa menjalani
katerisasi uretra atau sistoskopi.
iii
5. Sindrom nefrotik
iii
cairan. Saat glomerulus rusak, tidak hanya produk sisa dan
kelebihan cairan yang dikeluarkan oleh ginjal, tetapi juga
protein-protein yang dibutuhkan oleh tubuh seperti albumin.
Albumin merupakan protein yang menjaga volume cairan dalam
pembuluh darah. Jika terjadi kebocoran albumin, darah
kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dari sel-sel
tubuh ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan edema.
Kebocoran albumin diukur dari kadar protein dalam urine.
Glomerulus yang rusak dapat mengeluarkan albumin 20 kali
lebih banyak dari normalnya, yaitu sekitar 3 gram atau lebih.
Penyebab sindrom Nefrotik Primer umumnya dikaitkan dengan
kelainan genetik juga dan biasanya disebabkan oleh formasi
jaringan parut pada glomerulus. Kondisi ini disebut Focal
Segmental Glomerulosclerosis (FSGS). Penyakit ginjal umum
lainnya yang menyebabkan sindrom Nefrotik adalah nefropati
membranosa atau terdapat deposit molekul imun pada
glomerulus yang menyebabkan penebalan pada glomerulus dan
mengganggu fungsinya.
Penyakit perubahan minimal (minimal changes disease) dapat
ditandai dengan fungsi ginjal yang jadi tidak normal. Meski saat
diamati di bawah mikroskop, glomerulus tampak normal atau
hampir normal. Kondisi inilah yang menjadi penyebab terbanyak
sindrom Nefrotik pada anak.Sindrom Nefrotik sekunder paling
sering disebabkan oleh penyakit diabetes, lupus, dan amiloidosis.
Kurang lebih setengah dari sindrom Nefrotik disebabkan oleh
penyakit lain yang mendasari.
Tanda dan gejala dari sindrom Nefrotik meliputi bengkak
seluruh tubuh yang disebut edema anasarca. Edema biasanya
paling jelas terlihat di mata dan pergelangan kaki. Gejala lainnya
iii
yaitu urine yang berbusa karena banyaknya protein dalam urine
dan peningkatan berat badan karena adanya retensi atau
penumpukan cairan dalam tubuh. Pengidap juga mengeluhkan
kelemahan atau kelelahan dan turunnya nafsu makan.
Tidak ada penanganan definitif untuk sindrom Nefrotik. Namun,
tata laksana dapat dilakukan untuk mengontrol dan meringankan
gejala serta memperlambat kerusakan ginjal. Jika gagal ginjal
telah terjadi, pengidap harus menjalani cuci darah atau cangkok
ginjal.Obat-obatan lain bersifat suportif, seperti misalnya
pengobatan untuk mengontrol tekanan darah, kadar lemak dan
kolesterol, penggantian albumin, serta obat untuk mencegah
penggumpalan darah. Penanganan juga termasuk restriksi cairan
dan diet rendah garam.
Satu-satunya cara untuk mencegah sindrom Nefrotik dengan
mengontrol penyakit dan faktor risiko yang mendasari terjadinya
sindrom Nefrotik.
iii
6. Sindrom nefritik
iii
penyebab sindrom neftritik akut ini beserta dengan jenisnya
adalah:
iii
meradang, maka Anda bisa saja diresepkan obat kortikosteroid.
Bukan tidak mungkin Anda juga bisa diberikan obat untuk
mengontrol tekanan darah dan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara
rutin.
3. Suplemen dan diet
Ginjal berperan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam
tubuh. Elektrolit inilah yang bertugas agar metabolisme dalam
tubuh tetap seimbang.Kalau ginjal tidak berfungsi dengan
maksimal, maka keseimbangan elektrolit di dalam tubuh tentu
bisa terganggu. Tidak selalu berkurang, elektrolit di dalam
tubuh juga bisa bertambah banyak. Kalau elektrolit yang ada di
tubuh semakin banyak, maka elektrolit tersebut akan dibuang
menggunakan bantuan obat.
4. Cuci darah
Cuci darah adalah cara terakhir yang dapat dilakukan untuk
mengobati sindrom nefritis akut. Dengan melakukan cuci
darah, fungsi ginjal bisa tergantikan sementara sehingga organ
tersebut tidak perlu bekerja keras untuk mencuci darah yang
masuk ke tubuh. Kalau Anda mengalami masalah seperti gejala
sindrom nefritik akut, maka segera periksakan diri ke dokter.
Tujuannya agar tidak terlambat melakukan penanganan dan
bisa diberikan pengobatan yang sesuai.
iii
7. Gagal ginjal
iii
Pengaruh beberapa obat-obatan tertentu yang bisa
mengganggu suplai darah ke ginjal atau bahkan
mengganggu ginjal. Contohnya, obat anti inflmasi non-
steroid (OAINS), obat untuk hipertensi, dan antibiotik
tertentu.
Cairan pewarna, yang digunakan pada uji pencitraan
tubuh dan sinar X.
Selain karena berkurangnya aliran darah ke ginjal, gagal ginjal
akut juga bisa dipicu oleh dua penyebab, yaitu:
iii
Berkurangnya produksi urine.
Linglung atau kebingungan.
Mual dan muntah.
Sesak napas.
Penumpukan cairan dalam tubuh atau edema.
Kelelahan.
Dehidrasi.
Sakit di bagian dada.
Nyeri punggung.
Sakit perut.
Tingginya tekanan darah atau hipertensi.
Gangguan tidur.
Di samping itu, perlu diingat bahwa gagal ginjal dapat
menyebabkan gejala yang bervariasi pada setiap orang. Gejala yang
muncul akan tergantung dari tingkat keparahan pengidapnya.
Umumnya pengidap gagal ginjal akut menjalani perawatan di
rumah sakit. Namun jika gejalanya sudah membaik, mereka
diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan dengan beberapa
ketentuan berikut ini:
Tetap dianjurkan agar pasien berkonsultasi dengan dokter
ahli urologi dan ahli ginjal.
Mengobati infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut.
Memperbanyak konsumsi air mineral untuk menghindari
dehidrasi.
Melakukan tes darah untuk memonitor tingkat kreatinin dan
garam.
Menghentikan pengobatan apa pun yang berisiko
menyebabkan gagal ginjal akut.
iii
Pengidap gagal ginjal sebaiknya menjalani perawatan di rumah
sakit apabila:
Adanya risiko penyumbatan urine.
Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut
membutuhkan pengobatan segera.
Kondisi pasien semakin parah.
Pasien terkena komplikasi gagal ginjal akut.
Bagi orang yang mengalami gagal ginjal akut yang
cukup parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau
cuci darah, karena ginjal sudah bisa menjalankan
fungsinya seperti normal.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah gagal ginjal:
Ikuti instruksi pada label ketika mengonsumsi obat
bebas. Contohnya, ibuprofen dan aspirin.
Jika diresepkan obat oleh dokter, pastikan untuk
mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk. Jangan
mengurangi atau melebihi dosis yang diresepkan.
Berkonsultasilah dengan dokter untuk menangani
gangguan ginjal. Ikuti rekomendasi dokter untuk
menjaga tubuh dari serangan penyakit yang bisa
memicu gagal ginjal.
Menjaga dan mengelola kondisi kesehatan saat ini.
Contohnya seperti pengidap diabetes yang perlu
menjaga kadar gula darahnya tetap stabil.
iii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas sistem urinaria merupakan sistem yang
paling penting untuk membuang sisa metabolism makanan yang di
hasilkan oleh tubuh terutama oleh senyawa nitrogen seperti urea.
sistem urinary terdiri atas dua ginjal( Ren, Kidney), ureter, kandungan
kemih,(vesika urinaria/urinary bladder) dan uretra.
dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadih proses perkemih.
sedangkan proses berkemih merupakan proses pengosongan vesika
urinari (kandungan kemih).
B. SARAN
1. Dalam memenuhi kebutuhan, kita harus lebih memperhatikan
kebutuhan eliminasi urine.
2. menjaga kebersihan tempat keluarnya urine
iii