Anda di halaman 1dari 40

MODUL

“Anatomi Fisiologi Sistem Urinaria”

Disusun oleh :
Kelompok 2

 Maria Margaretha Bifel (4840122098)


 Maria Marselin M Dura (4840122099)
 Maria Margaretha (4840122097)

AKADEMI FARMASI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS


Jl. Hogor Hini – Maumere – Flores - NTT
2022/2023

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kami, dengan judul “sistem
anatomi tubuh dan urinaria”.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada Bapak Tarsisius Jemading,
S.Kep, MM., Ns yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat mengetahui
lebih jelas mengenai anatomi tubuh dan urinaria. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan ini jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak dan semoga materi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Maumere, 13 september 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
Latar belakang...................................................................................................1
Rumusan masalah.............................................................................................2
Tujuan penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
Pengertian Sistem Urinaria...............................................................................3
Fungsi Sistem Urinaria......................................................................................3
Organ-Organ Yang Ada Dalam Sistem Urinaria..............................................4
Penyakit-Penyakit,Gejalah Serta Bagaimana Cara Penanganan Yang Berkaitan
Dengan Masalah Pada Sistem Urinaria...........................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................38
Kesimpulan........................................................................................................38
Saran..................................................................................................................38

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang 
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untukmempertahankan
homeostasis, yangberarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya
bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh,keasaman darah, ketersediaan
oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidupharus
mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting
adalah eliminasi, atau kemampuanuntuk mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal.Sistemkemih
memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting.Kelangsungan
hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
kosentrasigaram, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal.
Kelangsungan hidup sel jugabergantung pada pengeluaran secara terus
menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkanoleh sel pada saat
melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.Traktus urinarius
merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur
yangmenyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasisdengan mengatur konsentrasi banyak
konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan denganmengeliminasi
semua zat sisa metabolisme.Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh
manusia yang terutama bertanggung jawab untukmenyeimbangkan air dan
elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengaturtekanan
darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah.Sistem
kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan
ureter, yang bergerakurin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih,
yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urinkeluar melalui tubuh.Peran
dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi; melalui airseni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan

iii
bahan kimia dari aliran darah. Aspekpenting lain dari sistem urin adalah
kemampuannya untuk membedakan antara senyawa dalamdarah yang
bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam
darah yangberacun dan harus dihilangkan.
A. Rumusahan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan urinaria ?
2. Apa fungsi sistem urinaria ?
3. Apa saja organ-organ yang ada dalam sistem urinaria ?
4. Apa saja penyakit-penyakit,gejalah serta bagaimana cara penanganan
yang berkaitan dengan masalah pada sistem urinaria?
B. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi permasalahaan
akan dibahas di modul ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sistem urinaria


Urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat – zat yang tidak tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat – zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. 
Sistem urinaria merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-
sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan
nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah
metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin
kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan
sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.
Selain membersihkan darah dan membersihkan tubuh dari limbah,
terdapat beberapa fungsi tambahan yang juga penting yaitu pengaturan pH,
pengaturan tekanan darah (peran yang dibagi dengan jantung dan pembuluh

iii
darah), mengatur konsentrasi zat terlarut dalam darah, delapan puluh lima persen
dari erythropoietin (EPO) yang diproduksi untuk merangsang produksi sel darah
merah diproduksi di ginjal. Ginjal juga Berperan dalam sintesis akhir dari
produksi vitamin D,yaitu  calcidiol menjadi calcitriol, bentuk aktif vitamin D.
B. Fungsi dari sistem urinaria
Berikut adalah beberapa fungsi system urinaria.. bagian-bagian yang berbeda
melakukan berbagai macam fungsi seperti :
 Menyaring darah
 Memisahkan racun yang tidak anda butuhkan dari nutrisi
 Menyimpan dan membawa urine keluar dari tubuh anda
Fungsi utama sistem perkemihan adalah membantu proses pembentukan
urine dengan menyaring sisa pembuangan tubuh dan air berlebih dari darah.
Urine kemudian akan mengalir ke kandungan kemih melalui dua tabungan
tipis yang disebut ureter. Ketika kandungan kemih penuh, anda akan
membuang urine melalui uretra.
Selain itu, sistem urinaria dan ginjal juga berfungsi untuk mengilangkan
cairan pembuangan yang disebut dengan urea, serta menjaga keseimbangan air,
natrium, dan kalium.
Produksi urea terjadi saat makanan yang mengandung protei dipecahkan dalam
tubuh. sistem ini akan bekerjasama dengan kulit, usus, dan paru-paru untuk
menjaga keseimbangan tersebut.
orang dewasa akan mengeluarkan sekitar 2 liter cairan per hari. jumlah ini
tergantung jumlah cairan yang diminum dan yang di keluar melalui keringat
serta pernapasan.
adapula beberapa cara sistem urinaria membersihkan darah dari dalam tubuh,
yaitu :
 Darah memasuki setiap ginjal melalui artikel kecil,
 Ginjal menyaring darah, memisahkan racun dari nutrisi

iii
 Vitamin, mineral, nutrisi, dan protein kembali ke aliran darah
 produk sisa metabolisme dan urine bergerak melalui ureter ke
kandungan kemih anda
 saat sudah penuh, urine meninggalkan tubuh dengan melewati
uretra.
C. Organ-organ sistem urinaria
Organ-organ yang termasuk dalam sistem urinaria yaitu: kedua ginjal (ren,
kidney), ureter, kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/ nier) dan uretra.

Gambar 1. Organ Sistem Urinaria


1. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5
cm, terletak di ruang belakang selaput perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas.
Ginjal kanan terletak lebih ke bawah dibandingkan ginjal kiri.
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya
sebagai penyaring zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah)
yang merupakan sisa metabolisme tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses

iii
sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter
‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan menjadi urin,
yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai
ureter. Urin akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan
pada saat Anda berkemih.

Gambar 2. Struktur Ginjal


Ginjal dibungkus oleh  jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial
terdapat cekungan, dikenal sebagai hilus, yang merupakan tempat
keluar masuk pembuluh darah dan keluarnya ureter. Bagian ureter
atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai piala ginjal
(pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi menjadi mangkuk
besar dan kecil yang disebut kaliks mayor (2 buah) dan kaliks
minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan
ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada potongan
vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak daerah
piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini

iii
bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian
korteks yang melingkupinya dianggap sebagai satu lobus ginjal.
      Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai
jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri
atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi
oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke
korteks dan ada bagian korteks yang masuk ke medula. Bangunan-
bangunan  yang terdapat pada korteks dan medula ginjal adalah

1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yait: Korpus


Malphigi terdiri atas kapsulaBowman (bangunan berbentuk
cangkir) dan glomerulus (jumbai /gulungan
kapiler). Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus
proksimalis dan tubulus kontortus distal. 
2. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan
bagian sistim tubulus yaitu pars descendens dan descendens
ansa Henle, bagian tipis lengkung Henle, duktus ekskretorius
(duktus koligens) dan duktus papilarisBellini.  

2.    Ureter 
Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia.
Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina
propria. Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi
dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau tidak
teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang).
Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan dapat
berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria
terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lumen
pada potongan melintang tampak berbentuk bintang yang disebabkan adanya

iii
lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat longgarnya lapis luar
lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis. Lipatan ini akan
menghilang bila ureter diregangkan.

Gambar 3. Penampang melintang ureter


Panjang ureter sekitar 30 cm.Lapisanmuskularisnya terdiri atas
atas serat otot polos longitudinal disebelah dalam dan sirkular di
sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos di saluran
cerna). Lapisan adventisia atau serosa terdiri atas lapisan jaringan
ikat fibroelsatin. 
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal
ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan
menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf
sensoris sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan
menyebabkan penderita batu ureter akan berguling-gulung,
keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.
3.    Kandung kemih
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan
serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal
dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar
yang membentuk lamina propriadibawahnya. Tunikamuskularisnya terdiri atas

iii
berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya
tampak tak membentuk aturan tertentu. 

Gambar 4. kandung kemih


Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika
adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik. Fungsi kandung kemih adalah
menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.
4.    Uretra
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi
atas 3 bagian yaitu: 
 Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada
kandung kemih hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada
bagian ini bermuara 2 saluran yaitu duktus ejakulatorius dan saluran
keluar kelenjar prostat. 
 Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di
antara otot rangka pelvis menembus membran perineal dan berakhir
pada bulbus korpus kavernosus uretra. 
  Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus
korpus kavernosum dan bermuara pada glands penis.

iii
Gambar 5. Struktur Uretra Pria dan Wanita
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars
prostatika, lalu pada bagian lain berubah menjadi epitel
berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng
berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu
di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil
mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas
jaringan ikat fibro-elastis longgar.

Gambar 6. Histology Uretra 

iii
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya.
Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu
berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya.
Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter.

c. penyakit-penyakit yang terjadi pada system urinaria

Berikut ini adalah beberapa masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada
sistem urinaria:

1. infeksi saluran kemih


Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke dalam sistem
kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra, atau kandung
kemih. Namun, infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan kandung
kemih.

Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam
bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju
kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine akan dibuang ke
luar tubuh melalui saluran yang disebut uretra.

iii
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri masuk ke saluran kemih melalui
uretra. Setelah itu, bakteri berkembang biak di dalam kandung kemih. Jika
tidak ditangani, bakteri dapat menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi


menjadi dua jenis, yaitu:

 ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum
kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter
 ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu
kandung kemih dan uretra

ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan,
infeksi di ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh.

Infeksi saluran kemih dapat ditandai dengan sakit saat buang air
kecil, sering buang air kecil tapi urine yang keluar sedikit, dan warna
urine keruh atau merah karena adanya darah.Bila tidak diobati, infeksi
yang telah mencapai ginjal dapat menyebabkan kerusakan ginjal
permanen. Bahkan, tidak menutup kemungkinan infeksi akan menyebar
dan menyebabkan respons peradangan di seluruh tubuh.

Pengobatan infeksi saluran kemih adalah dengan pemberian antibiotik.


Namun, pemeriksaan akan terlebih dulu dilakukan oleh dokter agar jenis
antibiotik yang diresepkan sesuai dengan kondisi pasien. Khusus pada
pasien dengan keluhan berat, pengobatan harus diberikan di rumah sakit.

Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan banyak minum air,


sehingga bakteri yang mungkin masuk ke saluran kemih akan selalu
terbilas bersama urine. Pada wanita, ISK dapat dicegah dengan
menerapkan cara yang benar saat membersihkan organ intim setelah
buang air besar.

iii
2. Batu saluran kemih
Batu kandung kemih atau bladder calculi adalah batu yang terbentuk
dari endapan mineral di dalam kandung kemih. Jika batu tersebut
menyumbat saluran kemih, dapat timbul nyeri saat buang air kecil
sampai kencing berdarah.Batu kandung kemih bisa terjadi pada siapa
saja, termasuk anak-anak. Namun, penyakit ini lebih berisiko
dialami oleh pria yang berusia di atas 52 tahun, terutama yang
mengalami pembesaran prostat.

Prostat yang membesar bisa mengganggu proses pengosongan


kandung kemih sehingga urine mengkristal dan membentuk batu.
Jika tidak segera ditangani, batu kandung kemih dapat
menyebabkan infeksi dan perdarahan.

Batu kandung kemih terjadi ketika kandung kemih tidak bisa


mengeluarkan semua urine yang tertampung di dalamnya.
Kondisi tersebut menyebabkan mineral dalam urine mengendap
dan mengeras, kemudian mengkristal dan menjadi batu di

iii
kandung kemih.Kondisi-kondisi yang dapat memicu
terbentuknya batu kandung kemih adalah:

 Peradangan akibat infeksi kandung kemih


 Peradangan akibat terapi radiasi (radioterapi) di area
panggul
 Pembesaran prostat
 Penggunaan selang kencing (kateter)
 Riwayat batu ginjal atau operasi di kandung kemih
 Kantong abnormal yang terbentuk di dinding kandung
kemih (divertikel)
 Kandung kemih turun (sistokel)
 Penyakit yang dapat merusak saraf yang berfungsi
mengontrol kandung kemih, seperti diabetes, cedera
tulang belakang, dan stroke

Batu kandung kemih juga dapat dipicu


oleh dehidrasi berkepanjangan, kekurangan vitamin A atau
vitamin B. Sering mengonsumsi makanan berlemak, manis, atau
tinggi garam, juga dapat menyebabkan batu kandung kemih.

Gejala yang umum terjadi akibat batu kandung kemih adalah:

 Nyeri dan sensasi terbakar saat buang air kecil


 Urine berdarah (hematuria)
 Urine lebih pekat dan gelap
 Sulit buang air kecil
 Buang air kecil tidak lancar atau tersendat
 Nyeri di penis jika terjadi pada pria
 Nyeri di perut bagian bawah

iii
 Sering merasa ingin buang air kecil, terutama pada
malam hari
 Sering mengompol jika terjadi pada anak-anak

Pengobatan batu kandung kemih tergantung pada ukuran batu.


Jika batu kandung kemih berukuran kecil, dokter biasanya akan
menyarankan pasien untuk minum air putih lebih banyak.
Tujuannya adalah agar batu kandung kemih larut dan keluar
bersama urine.

Namun, jika ukuran batu cukup besar, dokter akan melakukan


beberapa metode pengobatan berikut untuk mengeluarkan batu
kandung kemih:

 Cystolitholapaxy
Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan selang
berkamera yang disebut sistoskop ke dalam kandung
kemih pasien. Sistoskop tersebut disambungkan dengan
alat khusus yang dapat menghancurkan batu hingga
menjadi kepingan kecil.
 Operasi
Dokter akan melakukan bedah terbuka jika ukuran batu
kandung kemih terlalu besar atau keras sehingga tidak
bisa dikeluarkan dengan cystolitholapaxy.

Batu kandung kemih merupakan kondisi yang sulit dicegah.


Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
menurunkan risiko terkena batu kandung kemih, seperti:

 Memperbanyak minum air putih, yaitu 2–3 liter, atau


sekitar 8 gelas per hari

iii
 Membatasi konsumsi makanan yang tinggi lemak, gula,
dan garam
 Menghindari kebiasaan menahan buang air kecil
 Menjalani pemeriksaan rutin ke dokter jika menderita
penyakit yang bisa meningkatkan risiko terjadinya batu
kandung kemih, seperti pembesaran prostat, diabetes, dan
stroke

Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah kondisi ketika terbentuk


batu di sistem urinaria, seperti batu ginjal, batu ureter, atau batu
kandung kemih.Ukuran batu umumnya bervariasi. Semakin
besar ukuran batu yang terbentuk, semakin besar pula risiko batu
tersebut menyumbat aliran urine dan menimbulkan penyakit.

3. Inkontinensia urine
Inkontinensia urine merupakan kondisi hilangnya kontrol
kandung kemih. Kondisi ini umum terjadi dan sering kali
membuat pengidapnya merasa malu. Tingkat keparahannya
berkisar dari sering buang air kecil saat batuk atau bersin, hingga
keinginan untuk buang air kecil yang begitu tiba-tiba dan kuat.
Alhasil, pengidpanya tidak bisa ke toilet tepat waktu. Meskipun
sering terjadi seiring bertambahnya usia, inkontinensia urine
bukanlah konsekuensi penuaan yang tidak terhindarkan. Jika
inkontinensia urine mempengaruhi aktivitas sehari-hari, maka
jangan ragu untuk mengunjungi dokter. Biasanya, penyesuaian
gaya hidup dan perubahan pola makan atau bahkan perawatan
medis tertentu dapat mengobati gejala inkontinensia
urine. Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh kondisi yang
terkait saluran kemih bagian bawah maupun kondisi yang tidak

iii
terkait saluran kemih bagian bawah. Jika terkait saluran kemih
bagian bawah, kondisi ini lebih diakibatkan karena aktivitas otot
dinding kandung kemih yang berlebihan. Hal tersebut bisa
dipengaruhi oleh penyakit saraf, sumbatan di saluran kemih, batu
di kandung kemih atau pun kanker kandung kemih.Namun,
inkontinensia urine juga dapat terjadi meski saluran kemih
normal. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada lanjut usia dan
terkait dengan kondisi mobilitas juga kognitif.Penyebab
inkontinensia sementara atau jangka pendek dapat mencakup:

 Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi di dalam saluran kemih (uretra, ureter, kandung


kemih dan ginjal) dapat menyebabkan rasa sakit dan
meningkatkan kebutuhan untuk buang air kecil 

 Kehamilan

Selama kehamilan, rahim memberi tekanan ekstra pada


kandung kemih saat mengembang. Sebagian besar wanita
yang mengalami inkontinensia selama kehamilan
menyadari bahwa inkontinensia akan hilang dalam
beberapa minggu setelah melahirkan.

 Obat-obatan

Inkontinensia dapat menjadi efek samping dari obat-


obatan tertentu, termasuk diuretik dan antidepresan. 

 Minuman

iii
Mengonsumsi minuman tertentu, seperti kopi dan
alkohol, dapat membuat seseorang perlu buang air kecil
lebih sering. Jika kamu berhenti mengonsumsi minuman
ini, kebutuhan untuk sering buang air kecil pun akan
menurun.

 Sembelit

Sembelit kronis (tinja yang keras dan kering) dapat


menyebabkan seseorang memiliki masalah kontrol
kandung kemih. 
Sementara itu, penyebab inkontinensia kronis atau jangka
panjang dapat meliputi:
 Gangguan Dasar Panggul. Ketika seseorang memiliki
masalah dengan otot-otot dasar panggul, maka dapat
memengaruhi fungsi organ, termasuk kandung kemih.
 Stroke. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang
mengalami masalah dengan kontrol otot. Hal ini
mencakup otot-otot yang mengontrol sistem kemih.
 Diabetes. Ketika mengidap diabetes, tubuh memproduksi
lebih banyak urine. Peningkatan jumlah urine dapat
menyebabkan masalah kebocoran. Selain itu, neuropati
perifer dapat mempengaruhi fungsi kandung kemih. 
 Menopause. Ketika tubuh wanita mengalami perubahan
kadar hormon dengan cepat, otot-otot dasar panggul juga
bisa menjadi lebih lemah. Hal ini bisa terjadi seiring
bertambahnya usia.

iii
 Multiple Sclerosis. Jika seseorang mengidap kondisi ini,
mungkin akan mengalami kehilangan kontrol dengan
kandung kemih, yang menyebabkan masalah kebocoran. 
 Pembesaran Prostat. Ketika prostat lebih besar dari
biasanya, dapat menyebabkan beberapa masalah kontrol
kandung kemih. Kondisi ini juga disebut sebagai benign
prostatic hyperplasia.
 Pasca Pengobatan Kanker Prostat. Selama operasi
kanker prostat, otot sfingter terkadang dapat rusak yang
menyebabkan inkontinensia stres. 

Jenis-Jenis Inkontinensia Urine


Jenis inkontinensia urin biasanya berkaitan dengan
penyebabnya. Termasuk:
 Inkontinensia Stres. Urine bocor saat batuk, tertawa,
atau melakukan aktivitas tertentu.
 Inkontinensia Urge. Ada dorongan tiba-tiba dan kuat
untuk buang air kecil dan urine bocor pada saat yang
sama atau setelahnya. 
 Inkontinensia Overflow. Ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih sepenuhnya dapat
menyebabkan kebocoran.
 Inkontinensia Total. Kandung kemih tidak dapat
menyimpan urine.
 Inkontinensia Fungsional. Urine keluar karena
seseorang tidak dapat ke toilet tepat waktu (masalah
mobilitas).
 Inkontinensia Campuran. Kombinasi berbagai jenis
inkontinensia urine.

iii
Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang mengalami
inkontinensia urine semakin meningkat. Selain itu, ada juga
faktor lain yang bisa memicu terjadinya kondisi tersebut,
yaitu:

 Jenis Kelamin. Wanita lebih sering mengalami


inkontinensia stres. Sedangkan pria yang memiliki
masalah kelenjar prostat berada pada peningkatan risiko
jenis inkontenesia urge dan overflow incontinence.
 Usia. Seiring bertambahnya usia, otot-otot kandung
kemih dan uretra kehilangan sebagian kekuatannya. 
 Kelebihan Berat Badan. Berat badan berlebih
meningkatkan tekanan pada kandung kemih dan otot-otot
di sekitarnya, yang melemahkannya. Sehingga
memungkinkan urine bocor saat seseorang batuk atau
bersin.
 Merokok. Penggunaan tembakau dapat meningkatkan
risiko inkontinensia urine.
 Riwayat Keluarga. Jika terdapat anggota keluarga dekat
mengalami inkontinensia urine, maka risiko kamu
mengalami kondisi tersebut lebih tinggi.
 Mengidap Penyakit Tertentu. Misalnya penyakit saraf
atau diabetes dapat meningkatkan risiko inkontinensia
urine. 

Berdasarkan jenisnya, berikut adalah beberapa gejala


inkontinensia urine uang bisa terjadi:

iii
 Inkontinensia Stres. Urine bocor keluar di saat terjadi
tekanan di kandung kemih, misalnya saat batuk, bersin,
atau tertawa.
 Inkontinensia Urge. Pengidap memiliki keinginan
yang kuat untuk tiba-tiba buang air kecil diikuti dengan
keluarnya urine yang tidak sengaja (mengompol).
Pengidap bisa buang air kecil hingga lebih dari 8 kali
dalam sehari, termasuk di malam hari.
 Inkontinensia Overflow. Pengidap sering mengompol
dalam jumlah urine yang sedikit-sedikit karena kandung
kemih tidak sepenuhnya kosong.

Menentukan penyebab, jenis, dan tingkat keparahan


inkontinensia urine sangat penting, agar dokter bisa
memberikan pengobatan yang tepat. Pengobatan
inkontinensia urine meliputi:

 Terapi Perilaku. Untuk mengurangi inkontinensia urine


dengan edukasi, pemantauan kebiasaan berkemih,

iii
penyesuaian asupan cairan dan kafein,  penurunan berat
badan untuk wanita yang kelebihan berat badan,
penggunaan alat bantu (misalnya, tempat berkemih di
samping tempat tidur), dan berbagai jenis pelatihan
kandung kemih dan saluran uretra (misalnya,
meningkatkan jarak waktu berkemih dan latihan otot
panggul).
 Terapi Obat. Dilakukan untuk merelaksasikan kandung
kemih. Obat yang digunakan merupakan obat golongan
antikolinergik yang dapat memiliki efek samping
diantaranya mulut kering, sulit BAB, penglihatan buram
dan rasa seperti kebingungan.
 Keteter. Pada beberapa kasus dapat dilakukan tindakan
berupa pemasangan kateter.
 Pembedahan. Ini dapat dilakukan terutama pada kasus
inkontinensia urine karena sumbatan di saluran kemih
atau pemasangan sfingter buatan (otot berbentuk cincin
untuk mencegah aliran urine dari kandung kemih ke
uretra). 

Inkontinensia urine di antaranya dapat dicegah dengan:

 Menjaga berat badan tetap ideal.


 Latihan otot panggul ( senam kegel).
 Membatasi mengonsumsi minuman yang bersifat diuretic,
seperti teh dan kopi.

iii
4. Uretritis

Uretritis adalah peradangan atau pembengkakan pada uretra, yaitu


saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar
tubuh. Peradangan pada uretra menyebabkan nyeri atau rasa
seperti terbakar saat buang air kecil. Uretritis umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang dapat menular
melalui hubungan seksual. Namun, uretritis juga dapat
disebabkan oleh penyebab non-infeksi.Uretritis umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang dapat menular
melalui hubungan seksual. Namun, uretritis juga dapat
disebabkan oleh penyebab non-infeksi.

Uretritis atau infeksi uretra terjadi ketika bakteri masuk ke


dalam saluran kemih dari kulit di sekitar lubang uretra atau
lubang kencing. Bakteri yang menyebabkan infeksi di ginjal
atau kandung kemih juga dapat menginfeksi uretra.

Berdasarkan penyebab peradangan, uretritis terbagi menjadi


dua jenis, yaitu:

iii
 Uretritis gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan
oleh bakteri penyebab gonore (Neisseria gonorrhoeae)
 Uretritis non-gonore, yaitu jenis uretritis yang disebabkan
oleh bakteri lain, seperti Chlamydia, Mycoplasma
genitalium, dan Ureaplasma urealyticum

Uretritis juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:

 Virus, antara lain herpes simplex (HSV-1 dan HSV-


2), human papillomavirus, dan cytomegalovirus
 Trikomonas, yaitu sejenis parasit penyebab trikomoniasis
 Cedera yang menyebabkan gangguan pada uretra
 Iritasi akibat pemakaian spermisida

Selain kondisi di atas, ada beberapa faktor yang bisa


meningkatkan risiko seseorang terkena uretritis, yaitu:

 Berjenis kelamin wanita


 Melakukan hubungan seks tidak aman, misalnya dengan
berganti pasangan atau tidak memakai kondom
 Memiliki riwayat infeksi menular seksual

Gejala utama uretritis adalah nyeri saat buang air kecil. Gejala
lain yang timbul bisa berbeda pada pria dan wanita. Pada pria,
gejalanya meliputi:

 Hematuria
 Penis mengeluarkan cairan kental berwarna kuning
kehijauan
 Rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil

iii
 Penis terasa gatal, membengkak, dan nyeri ketika
disentuh
 Kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak
 Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ejakulasi

Sementara itu, gejala uretritis pada wanita meliputi:

 Sakit perut
 Nyeri panggul
 Demam dan menggigil
 Rasa terbakar dan tidak nyaman ketika buang air kecil
 Dispareunia
 Keluar cairan dari vagina (keputihan)

Pengobatan uretritis atau infeksi uretra bertujuan untuk


menghilangkan bakteri penyebab infeksi, meredakan gejala yang
dialami, dan mencegah penyebaran infeksi.Metode utama untuk
mengobati uretritis adalah dengan pemberian antibiotik, antara
lain:

 Azithromycin
 Ceftriaxone
 Cefixime
 Doxycycline
 Erythromycin
 Gemifloxacin
 Gentamicin
 Levofloxacin
 Moxifloxacin
 Ofloxacin

iii
Uretritis yang disebabkan oleh infeksi trikomonas dapat diobati
dengan antibiotik metronidazole. Namun, jika uretritis
disebabkan oleh virus herpes simplex, maka pengobatan
dilakukan dengan obat antivirus, seperti:

 Acyclovir
 Famciclovir
 Valacyclovir

Jika bakteri penyebab uretritis sulit diidentifikasi, dokter akan


memberikan satu atau beberapa jenis antibiotik untuk mengatasi
infeksi. Sedangkan pada uretritis yang disebabkan oleh infeksi
menular seksual serta pada pasien yang sudah menikah,
pasangan seksual pasien juga harus menjalani pemeriksaan dan
pengobatan.

Prosedur lain yang dapat dilakukan untuk mengobati uretritis


adalah:

 Kateterisasi uretra
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kateter
ke dalam kandung kemih melalui uretra, untuk
mengeluarkan urine. Pada kasus cedera uretra, prosedur ini
dilakukan untuk mencegah retensi urine dan perdarahan
pada uretra.
 Sistoskopi
Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa kondisi uretra dan
kandung kemih menggunakan selang berkamera yang
disebut sistoskop. Dokter juga dapat mengangkat batu
kandung kemih jika ada. Sistoskopi dilakukan jika tindakan
kateterisasi uretra tidak mungkin dilakukan terhadap pasien.

iii
 Kateterisasi langsung ke kandung kemih
Bila uretra tersumbat, dokter akan memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui perut bagian bawah.
Tindakan ini dilakukan jika pasien tidak bisa menjalani
katerisasi uretra atau sistoskopi.

Langkah utama pencegahan uretritis adalah dengan melakukan


hubungan seks yang aman. Selain itu, menjaga kesehatan saluran
kemih juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko uretritis.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:

 Hindari berhubungan seksual dengan banyak pasangan.


 Selalu setia pada satu pasangan (monogami).
 Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
 Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum.
 Usahakan untuk buang air kecil setiap selesai berhubungan
seksual.
 Hindari paparan bahan kimia yang dapat menyebabkan
iritasi pada uretra, seperti sabun, lotion, atau deterjen.
 Jaga kebersihan vagina dan penis, salah satunya dengan
rutin mengganti pakaian dalam.
 Lakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi secara
berkala.

iii
5. Sindrom nefrotik

Sindrom Nefrotik adalah kumpulan gejala yang menyebabkan


gangguan ginjal. Kondisi ini bisa ditandai dengan tingginya
kadar protein pada urine akibat bocornya protein dari ginjal,
peningkatan lemak dan kolesterol dalam darah yang disebut
hiperlipidemia, serta edema atau bengkak seluruh badan yang
disebabkan oleh turunnya kadar albumin pada darah. Sindrom
Nefrotik perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan
komplikasi seperti anemia, penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, dan gagal ginjal.
Faktor risiko sindrom Nefrotik antara lain adalah:
 Kondisi medis seperti diabetes, lupus, dan amiloidosis.
 Obat-obatan seperti anti-radang non-steroid atau
beberapa antibiotik.
 Infeksi seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.
 Sindrom Nefrotik terjadi karena rusaknya ginjal (Sindrom
Nefrotik Primer), atau oleh penyakit lain (Sindrom Nefrotik
Sekunder). Pada kedua kondisi ini, terjadi kerusakan pada sistem
penyaringan pada ginjal yang disebut glomerulus. Sistem
tersebut merupakan pembuluh darah kecil yang bertugas
mengeliminasi zat-zat yang tidak diperlukan tubuh dan kelebihan

iii
cairan. Saat glomerulus rusak, tidak hanya produk sisa dan
kelebihan cairan yang dikeluarkan oleh ginjal, tetapi juga
protein-protein yang dibutuhkan oleh tubuh seperti albumin.
Albumin merupakan protein yang menjaga volume cairan dalam
pembuluh darah. Jika terjadi kebocoran albumin, darah
kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dari sel-sel
tubuh ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan edema.
Kebocoran albumin diukur dari kadar protein dalam urine.
Glomerulus yang rusak dapat mengeluarkan albumin 20 kali
lebih banyak dari normalnya, yaitu sekitar 3 gram atau lebih.
Penyebab sindrom Nefrotik Primer umumnya dikaitkan dengan
kelainan genetik juga dan biasanya disebabkan oleh formasi
jaringan parut pada glomerulus. Kondisi ini disebut Focal
Segmental Glomerulosclerosis (FSGS). Penyakit ginjal umum
lainnya yang menyebabkan sindrom Nefrotik adalah nefropati
membranosa atau terdapat deposit molekul imun pada
glomerulus yang menyebabkan penebalan pada glomerulus dan
mengganggu fungsinya.
Penyakit perubahan minimal (minimal changes disease) dapat
ditandai dengan fungsi ginjal yang jadi tidak normal. Meski saat
diamati di bawah mikroskop, glomerulus tampak normal atau
hampir normal. Kondisi inilah yang menjadi penyebab terbanyak
sindrom Nefrotik pada anak.Sindrom Nefrotik sekunder paling
sering disebabkan oleh penyakit diabetes, lupus, dan amiloidosis.
Kurang lebih setengah dari sindrom Nefrotik disebabkan oleh
penyakit lain yang mendasari.
Tanda dan gejala dari sindrom Nefrotik meliputi bengkak
seluruh tubuh yang disebut edema anasarca. Edema biasanya
paling jelas terlihat di mata dan pergelangan kaki. Gejala lainnya

iii
yaitu urine yang berbusa karena banyaknya protein dalam urine
dan peningkatan berat badan karena adanya retensi atau
penumpukan cairan dalam tubuh. Pengidap juga mengeluhkan
kelemahan atau kelelahan  dan turunnya nafsu makan.
Tidak ada penanganan definitif untuk sindrom Nefrotik. Namun,
tata laksana dapat dilakukan untuk mengontrol dan meringankan
gejala serta memperlambat kerusakan ginjal. Jika gagal ginjal
telah terjadi, pengidap harus menjalani cuci darah atau cangkok
ginjal.Obat-obatan lain bersifat suportif, seperti misalnya
pengobatan untuk mengontrol tekanan darah, kadar lemak dan
kolesterol, penggantian albumin, serta obat untuk mencegah
penggumpalan darah. Penanganan juga termasuk restriksi cairan
dan diet rendah garam.
Satu-satunya cara untuk mencegah sindrom Nefrotik dengan
mengontrol penyakit dan faktor risiko yang mendasari terjadinya
sindrom Nefrotik.

iii
6. Sindrom nefritik

Sindrom nefritik akut adalah peradangan yang terjadi di bagian


glomerulus. Glomerulus merupakan bagian ginjal yang berfungsi
untuk membuang cairan elektrolit yang tidak dibutuhkan tubuh.
Glomerulus juga memiliki fungsi untuk membuah limbah sisa
dari metabolisme tubuh. Selain menyebabkan peradangan pada
glomerulus, gejala sindrom nefritik akut juga muncul bersamaan
dengan beberapa gejala lainnya. Salah satu gejala khasnya
adalah sensasi panas dan perih saat buang air kecil. Selain itu,
gejala sindrom nefritik akut lainnya meliputi nyeri di bagian
panggul, ada darah pada urine, dan warna urine cenderung
keruh. Pembengkakan di wajah dan kaki juga bisa menjadi tanda
dari munculnya sindrom nefritik akut. 
Penyebab sindrom nefritik akut adalah respon imun yang
ditimbulkan oleh infeksi. Jenis penyakit ini bisa muncul dalam
diri semua orang, tidak terbatas usia atau jenis kelamin.Beberapa

iii
penyebab sindrom neftritik akut ini beserta dengan jenisnya
adalah:

 Sindrom Hemolitik Uremik, adalah kondisi ketika sel


darah merah menjadi rusak dan trombosit berkurang
jumlahnya. Berkurangnya trombosit ini terjadi karena
pengaruh racun yang ada di infeksi saluran pencernaan. 
 Henoch Schonlein Purpura, penyakit ini akan
menimbulkan peradangan di bagian pembuluh darah.
Penyakit ini juga bisa mempengaruhi kinerja sendi,
glomerulus, ginjal, dan organ pencernaan lainnya. 
 Hepatitis B atau C.
 Lupus Nefritis.
 Peradangan di pembuluh darah, pada akhirnya bisa
menimbulkan kerusakan organ atau vaskulitis. 
Beberapa pengobatan sindrom nefritik akut yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Istirahat 
Istirahat total adalah salah satu pengobatan paling efektif
untuk penderita sindrom nefritis akut. Dalam beberapa kasus,
sindrom nefritik akut akan sembuh dengan sendirinya dan bisa
melakukan pemulihan secara alami.Sembari melakukan
istirahat total, Anda bisa memperbanyak konsumsi makanan
berserat agar kondisi tubuh Anda semakin sehat. 
2. Obat-obatan 
Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi
ginjal pasien. Kalau penyakit Anda sudah serius, maka Anda
harus melakukan rawat inap di rumah sakit. Anda juga akan
diberikan infus antibiotik.Apabila kondisi ginjal sudah sangat

iii
meradang, maka Anda bisa saja diresepkan obat kortikosteroid.
Bukan tidak mungkin Anda juga bisa diberikan obat untuk
mengontrol tekanan darah dan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) secara
rutin. 
3. Suplemen dan diet 
Ginjal berperan untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam
tubuh. Elektrolit inilah yang bertugas agar metabolisme dalam
tubuh tetap seimbang.Kalau ginjal tidak berfungsi dengan
maksimal, maka keseimbangan elektrolit di dalam tubuh tentu
bisa terganggu. Tidak selalu berkurang, elektrolit di dalam
tubuh juga bisa bertambah banyak. Kalau elektrolit yang ada di
tubuh semakin banyak, maka elektrolit tersebut akan dibuang
menggunakan bantuan obat. 
4. Cuci darah 
Cuci darah adalah cara terakhir yang dapat dilakukan untuk
mengobati sindrom nefritis akut. Dengan melakukan cuci
darah, fungsi ginjal bisa tergantikan sementara sehingga organ
tersebut tidak perlu bekerja keras untuk mencuci darah yang
masuk ke tubuh. Kalau Anda mengalami masalah seperti gejala
sindrom nefritik akut, maka segera periksakan diri ke dokter.
Tujuannya agar tidak terlambat melakukan penanganan dan
bisa diberikan pengobatan yang sesuai. 

iii
7. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan kondisi di mana satu atau kedua ginjal


tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Terkadang, gagal ginjal
bersifat sementara dan muncul dengan cepat. Namun di lain
waktu, gagal ginjal juga dapat menjadi kondisi kronis yang akan
memburuk secara perlahan dalam waktu yang lama. Oleh karena
itu, gagal ginjal dapat dibedakan menjadi dua jenis utama,
yakni gagal ginjal kronis dan akut.Perlu diingat bahwa ginjal
merupakan sepasang organ yang terletak di daerah punggung
bawah tubuh. Organ tersebut memiliki beberapa fungsi penting
pada tubuh. Salah satunya seperti membuang racun atau limbah
dari tubuh. Racun tersebut nantinya akan masuk ke kandung
kemih dan dibuang ketika seseorang buang air kecil. Jika ginjal
kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah atau racun
dari darah, maka gagal ginjal akan terjadi. 
Mayoritas gagal ginjal akut terjadi karena berkurangnya aliran
darah ke ginjal. Berikut ini beberapa hal yang bisa menurunkan
aliran darah ke ginjal:
 Volume darah yang rendah.
 Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal.
 Gangguan pada pembuluh darah.

iii
 Pengaruh beberapa obat-obatan tertentu yang bisa
mengganggu suplai darah ke ginjal atau bahkan
mengganggu ginjal. Contohnya, obat anti inflmasi non-
steroid (OAINS), obat untuk hipertensi, dan antibiotik
tertentu.
 Cairan pewarna, yang digunakan pada uji pencitraan
tubuh dan sinar X.
Selain karena berkurangnya aliran darah ke ginjal, gagal ginjal
akut juga bisa dipicu oleh dua penyebab, yaitu:

 Tersumbatnya saluran urine.


 Kerusakan langsung di ginjal.
Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko terkena gagal
ginjal akut, yaitu: 
 Memiliki risiko tinggi menderita sumbatan saluran urine.
 Mengidap diabetes.
 Mengidap penyakit hati.
 Pembuluh darah pada lengan dan kaki tersumbat.Terkena
infeksi
 parah.
 Mengalami dehidrasi.
 Berusia 65 tahun atau lebih.
 Sedang dalam perawatan intensif di rumah sakit.
Pada fase awal, gagal ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala
apa pun dan hanya bisa dideteksi melalui uji laboratorium.
Namun, penyakit ini bisa berkembang dengan sangat cepat
sehingga membuat pengidapnya mengalami beberapa gejala,
seperti:

iii
 Berkurangnya produksi urine.
 Linglung atau kebingungan.
 Mual dan muntah.
 Sesak napas.
 Penumpukan cairan dalam tubuh atau edema.
 Kelelahan.
 Dehidrasi.
 Sakit di bagian dada.
 Nyeri punggung.
 Sakit perut.
 Tingginya tekanan darah atau hipertensi.
 Gangguan tidur.
Di samping itu, perlu diingat bahwa gagal ginjal dapat
menyebabkan gejala yang bervariasi pada setiap orang. Gejala yang
muncul akan tergantung dari tingkat keparahan pengidapnya. 
Umumnya pengidap gagal ginjal akut menjalani perawatan di
rumah sakit. Namun jika gejalanya sudah membaik, mereka
diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan dengan beberapa
ketentuan berikut ini:
 Tetap dianjurkan agar pasien berkonsultasi dengan dokter
ahli urologi dan ahli ginjal.
 Mengobati infeksi yang menjadi penyebab gagal ginjal akut.
 Memperbanyak konsumsi air mineral untuk menghindari
dehidrasi.
 Melakukan tes darah untuk memonitor tingkat kreatinin dan
garam.
 Menghentikan pengobatan apa pun yang berisiko
menyebabkan gagal ginjal akut.

iii
Pengidap gagal ginjal sebaiknya menjalani perawatan di rumah
sakit apabila:
 Adanya risiko penyumbatan urine.
 Penyakit yang menyebabkan gagal ginjal akut
membutuhkan pengobatan segera.
 Kondisi pasien semakin parah.
 Pasien terkena komplikasi gagal ginjal akut.
 Bagi orang yang mengalami gagal ginjal akut yang
cukup parah, mungkin diperlukan prosedur dialisis atau
cuci darah, karena ginjal sudah bisa menjalankan
fungsinya seperti normal.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah gagal ginjal:
 Ikuti instruksi pada label ketika mengonsumsi obat
bebas. Contohnya, ibuprofen dan aspirin.
 Jika diresepkan obat oleh dokter, pastikan untuk
mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk. Jangan
mengurangi atau melebihi dosis yang diresepkan. 
 Berkonsultasilah dengan dokter untuk menangani
gangguan ginjal. Ikuti rekomendasi dokter untuk
menjaga tubuh dari serangan penyakit yang bisa
memicu gagal ginjal. 
 Menjaga dan mengelola kondisi kesehatan saat ini.
Contohnya seperti pengidap diabetes yang perlu
menjaga kadar gula darahnya tetap stabil. 

iii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas sistem urinaria merupakan sistem yang
paling penting untuk membuang sisa metabolism makanan yang di
hasilkan oleh tubuh terutama oleh senyawa nitrogen seperti urea.
sistem urinary terdiri atas dua ginjal( Ren, Kidney), ureter, kandungan
kemih,(vesika urinaria/urinary bladder) dan uretra.
dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urine terjadih proses perkemih.
sedangkan proses berkemih merupakan proses pengosongan vesika
urinari (kandungan kemih).

B. SARAN
1. Dalam memenuhi kebutuhan, kita harus lebih memperhatikan
kebutuhan eliminasi urine.
2. menjaga kebersihan tempat keluarnya urine

iii

Anda mungkin juga menyukai