Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

PERANKOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENINGKATAN


KINERJA PEMERINTHAHAN DESA
(Studi Deskriptif Kualitatif Pemerintah Desa Habi)

OLEH :
ELISABETH NOVITA ARMYANTY MOONG
NIM : 052160005

FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2022

ii
SKRIPSI

PERANKOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENINGKATAN


KINERJA PEMERINTHAHAN DESA
(Studi Deskriptif Kualitatif Pemerintah Desa Habi)

Diajukansebagai Salah Satu


SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaIlmuKomunikasi pada Program
StudiIlmuKomunikasi

OLEH :
ELISABETH NOVITA ARMYANTY MOONG
NIM : 052160005

FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE
2022

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

JudulSkripsi : Peran Komunikasi Organisasi dalam Peningkatan Kinerja


Pemerintahan Desa

Nama : Elisabeth Novita A. Moong

NIM : 052160005

Program Studi : IlmuKomunikasi

Skripsi ini disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diuji di depan Dosen Penguji
padahari Selasa, 22 Februari 2022.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Intan Mustafa,S.I.Kom.,M.I.Kom EdmondusIswenyo Noang,S.IP.,M.Si


NIDN : 0805128602

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komunikasi

Intan Mustafa,S.I.Kom.,M.I.Kom
NIDN : 0805128602

HALAMAN PENGESAHAN

iv
Skripsidenganjudul“PeranKomunikasi Organisasi Dalam Peningkatan
Kinerja Pemerinthahan Desa”. Telah dipertahankan di depan DewanPenguji
padahari Jumad, 27 Mei 2022.

Penguji I : Markus Kristian Retu, S.I.Kom.,M.A.P ……………………….


NIDN : 0820118802

Penguji II : Lodowyk N. Kedoh, S.I.Kom.,M.I.Kom ……………………….


NIDN : 0808058004

Penguji III : Intan Mustafa, S.I.Kom.,M.I.Kom ……………………….


NIDN : 0805128602

Mengesahkan,

DekanFakultasIlmu-IlmuSosial

Dr. Hendrikus Pedro, S.Fil.,M.A


NIDN : 0817028501
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawahini :
Nama : Elisabeth Novita A. Moong
NIM : 052160005
Program : IlmuKomunikasi
Studi
Fakultas : Ilmu-IlmuSosial
JudulSkrip : PeranKomunikasiOrganisasidalamPeningkatanKinerjaPemerintah

v
si anDesa

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah benar-benar karya saya sendiri
dan bukan penjiplakan atau plagiat. Apabila di kemudian hari ditemukan
penjiplakan atau plagiat pada sebagian atau seluruh isi karya ini, maka saya siap
menerima sanksi yang diberikan.

Maumere, Mei 2022


Yang membuatpernyataan

Elisabeth Novita A. Moong


NIM :052160005

HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis tunjukan keHadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
berkat-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Dengan
ketulusan dan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya tercinta, Almarhum Bapak Gus Agustinus dan

Almarhumah Mama Ana Maria Agustina Marni yang telah membesarkan,

mendidik, mencintai saya dan selalu mendoakan keberhasilan saya

2. Adik Rio, Celi, Tania, Acel dan Mergi yang sudah mendukung saya

selama ini dalam menyelesaikan skripsi saya

3. Bapak Yance dan Mama Neti yang telah bersedia mengurus dan

melanjutkan pembiayaan pendidikan saya hingga selesai

4. Segenapkeluargabesar yang dengancaranyamasing-masing telah

mendukung saya sehingga saya dapat menyelesaikan Pendidikan saya

5. Teman-teman seperjuangan program studi ilmukomunikasi yang telah

menemani dan member motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

6. Almamater tercinta Universitas Nusa Nipa Indonesia

vi
MOTTO

Kita Boleh Saja Kecewa DenganApa Yang Terjadi, Tetapi Jangan


Pernah Kehilangan Harapan Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik

(Bambang Pamungkas)

vii
ABSTRAK

Peran Komunikasi Organisasi


Dalam Peningkatan Kinerja Pemerintah Desa
(Studi Deskriptif Kualitatif Pemerintah DesaHabi)

Elisabeth Novita Armyanty Moong

Komunikasi memiliki efek bagi pembangunan dalam kehidupan masyarakat. Efek komunikasi
dalam pembangunaan didefinisikan sebagai situasi komunikasi yang memungkinkan munculnya
partisipasi masyarakat secara sadar, kritis, sukarela, murni dan bertanggung jawab.Strategi
komunikasi pembangunan yang diterapkan di setiap wilayah atau komunitas dapat sangat
beragam.Sebagai daerah administrasi, desa harus mampu mengelola administrasi di kantor untuk
pengembangan potensi desa dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa.
Permasalahan yang terjadi di pemerintahan Desa Habi adalah hubungan komunikasi organisasi
antara kepala desa dengan aparatnya sering terjadi kendalaatauhambatan.
TujuandaripenelitianiniadalahMenganalisis sistem komuniksasi organisasi antara kepala desa dan
pegawai desa dan mngungkapkan kinerja pemerintahan Desa Habi, Kecamatan Kangae,
Kabupaten Sikka.Penelitaninimerupakanpenelitiandeskriptifdenganpendekatankualitatif. Subjek
penelitian ini adalah kepala desa dan tokoh masyarakat. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pola komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah desa Habi dalam
meningkatkan kinerja pemerintah desa adalah pola komunikasi organisasi yaitu komunikasi yang
dilakukan secara keterbukaan dan tatap muka.Dalam meningkatkan kinerja pemerintah desa maka
diperlukannya pola komunikasi yang baik dari kepala desa terhadap pegawai dan staf pemerintah
desa Habi. Para pegawai dan staf mampu melakukan dan ingin mencapai hasil maksimal dalam
pekerjaannya. Perwujudan kinerja yang maksimal, dibutuhkan suatu dorongan untuk
memunculkan kemauan dan semangat kerja, yaitu dengan motivasisehingga tercipta hasil kinerja
yang maksimal.Sementaraitukendalakomunikasiorganisasi yang terjadiadalahterjadi perbedaan
pendapat, kurangnya partisipasi karena kesibukan masing-masing dan tidak dijalankan komunikasi
berkelompok karena terhalang pandemi covid-19.
Kata Kunci :peran, komunikasiorganisasidanpeningkatankinerja

viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis tunjukan keHadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan berkat-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
Skripsi berjudul “Peran Komunikasi Organisasi dalam Peningkatan Kinerja
Pemerintahan Desa (Studi Deskripftif Kualitatif Pemerintah Desa Habi)”disusun
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan
Ilmu Komunikasi di Universitas Nusa Nipa Indonesia. Dalam penyelesaian skrips
iini, penulis memperoleh bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara
moril maupun materil. Untuk itu, tiada kata yang layak disampaikan selain ucapan
terimakasih, khususnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan segala berkat dan

pertolongan-Nya dalamsegalahal

2. Bapak Ir. VincentiusAngelitus, M.Si, sebagaiRektorUniversitas Nusa Nipa

Indonesia

3. BapakDr. Hendrikus Pedro, S.Fil.,M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu

Sosial Universitas Nusa Nipa Indonesia

4. IbuIntan Mustafa, S.I.Kom.,M.I.Kom, sebagai Ketua Program Studi

Pendidikan Universitas Nusa Nipa Indonesia

5. IbuIntan Mustafa, S.I.Kom.,M.I.Kom, sebagai pembimbing I yang

dengansabarmembimbingpenulisuntukmenyelesaikanskripsiini

6. Bapak Edmondus Iswenyo Noang,S.IP.,M.Si, sebagai pembimbing II yang

dengan sabar membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan bekal pengetahuan kepada penulis

8. Teman-teman dan semua pihak yang tidak bias penulis sebutkan satu per

satu yang secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan

skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Harapan kami, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
dunia Pendidikan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi yang
memerlukannya.

Maumere, Mei 2022

Elisabeth Novita A. Moong


NIM :052160005

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................................... vii
ABSTRACK .................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1
1.1 LatarBelakang ................................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah ........................................................................................... 3
1.3 TujuanPenelitian ............................................................................................ 3
1.4 ManfaatPenelitian .......................................................................................... 3
BAB II : TINJAUAN PENELITIAN .............................................................................. 6
2.1 PenelitianTerdahulu ....................................................................................... 6
2.2 LandasanTeori................................................................................................ 9
2..3KerangkaBerpikir .......................................................................................... 16
BAB III : METODE PENELITIAN .............................................................................. 19
3.1 MetodePenelitian ......................................................................................... 19
3.2 JenisPenelitian.............................................................................................. 19
3.3 WaktudanTempatPenelitian ......................................................................... 19
3.4 SubjekdanObjekPenelitian ........................................................................... 19
3.5 JenisdanSumber Data .................................................................................... 20
3.6 TeknikPengumpulan Data ............................................................................ 22
3.7 TeknikAnalisis Data..................................................................................... 23
BAB IV : HASIL PENELITIAN ................................................................................... 25
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 25
4.2 Pola Komunikasi Organisasi Pemerintah Desa Habi .................................... 28
4.3 Kendala Dalam Meningkatkan Kinerja Pemerintah Desa Habi ................... 29
4.4 Analisis Hasil Penelitian ............................................................................... 30
BAB V : PENUTUP ........................................................................................................ 33
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 33
5.2 Saran ............................................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 35
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 37
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Elemen Proses Komunikasi ........................................................................... 16
Gambar 2.2 KerangkaBerpikir .......................................................................................... 18
Gambar 3.1 BaganStrukturOrganisasiPemerintahDesaHabi ............................................ 27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komunikasi memiliki efek bagi pembangunan dalam kehidupan

masyarakat. Efek komunikasi dalam pembangunaan didefinisikan sebagai situasi

komunikasi yang memungkinkan munculnya partisipasi masyarakat secara

sadar,kritis,sukarela,murni dan bertanggung jawab.Strategi komunikasi pembangunan

yang diterapkan di setiap wilayah atau komunitas dapat sangat beragam,tergantung pada

latar belakang masing-masing anggota masyarakat, keadaan lingkungan alam dan sosial

setempat.Artinya strategi komunikasi pembangunan yang baik,dapat saja ditolak oleh

masyarakat sasaran di wilayah tertentu(Tahoba, 2011).

Pelaksanaan Undang-Undang Desa memerlukan adanya peran komunikasi

organisasi agar terwujudnya peningkatan kinerja dan pembangunan pedesaan. Adapun

Undang-Undangpemerintahan desa yang ditujukan guna meningkatkan partisipasi dan

komunikasi masyarakat dalam pembangunan desa.Tujuan itu menunjukkan bahwa

kehendak bottom-updalam berjalannya fungsi pemerintahan. Dalam konsep

demikian,masyarakat desa sudah saatnya menjadi perilaku utama dalam kegiatan

pembangunan di desanya.Tentu peran serta itu harus diikuti dengan tingkat pemhaman

yang memadai.Untuk itu peran pemerintah masih sangat diperlukan dalam sosialisasi

Undang-Undang ini. Berbagai hal harus diperhitungkan,direncenakandan diawasi

pelaksanaannya terus menerustermasuk diperlukan pengarahan,penyuluhan,bahkan

pendampingan agar benar-benar dilaksanakan sesuai aturan yang ada. Demi

keberhasilan pembangunan tersebut maka peran serta masyarakat dalam menentukan

arah pembangunan desa sangatlah penting agar tujuan dari pembangunan tersebut bisa
mencapai sasaran, yaitu bidang-bidang pembangunan yang dilaksanakan sesuai denga

napa yang menjadi kebutuhan masyarakat (Tahoba, 2011).

Sebagai daerah administrasi,desa harus mampu mengelola administrasi di

kantoruntuk pengembangan potensi desa dan meningkatkan peran serta masyarakat

dalam pembangunan desa.Pemerintah desa harus mampu menggerakan perekonomian

desa dengan meiakukan upaya-upaya efektif yang menggerakkan aktivitas-aktivitas

ekonomi masyarakat desa.Kesiapan pemerintah desa dalam otonomi desa tidak hanya

menghasilkan penerimaan besar dalam keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban

desa yang dapat nilai dengan uang serta segala sesutu berupa uang dan barang yang

berhubungan dengan pelaksanan hak dan kewajiban desa,selain itu juga harus

memberdayakan aktivitas komunikasi organisasi masyarakatdesa.Penjelasan tentang

memberdayakan aktivitas adalah memberdayakan mengandung makna adanya

aktivitas/usaha untuk menjadikan sesuatu dari keadaan yang tidak

berdaya,tidakbertenaga,tidak berkekuatan menjadi kondisi atau keadaan yang

berdaya,bertenaga,atau kuat (Antono, 2015).

Permasalahan yang terjadi di pemerintahan Desa Habi adalah hubungan

komunikasi organisasi antara kepala desa dengan aparatnya sering terjadi

kendala/hambatan.Hal ini disebabkankarena minimnya komunikasi dan keterbukaan

angaraan belanja desa,seperti kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat Desa Habi.

Dalam pra penelitian di Desa Habi melalui observasi, peneliti melihat ada berbagai

persoalan yang timbul dari minimnya komunikasi seperti sosialisasi tentang pandemi

covid-19 sehingga menyebabkan belum ada kesadaraan masyarakat seperti : mencuci

tangan,memakai masker dan juga jaga jarak.Hal seperti ini dalam hubungan komunikasi

organisasi antara kepala desa dan aparatnya kurang pro-aktif turun ke RT-RT atau
rumah-rumah penduduk Desa Habi untuk menjelaskan bahaya virus ini yang dapat

mematikan massal.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti

tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul“Peran Komunikasi Organisasi

Dalam Peningkatan Kinerja Pemerintahan Desa (Studi Deskripftif Kualitatif

Pemerintah Desa Habi)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran komunikasi organisasi dalam peningkatan kinerja

pemerintahan DesaHabi ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis sistem komuniksasi organisasi antara kepala desa dan pegawai

desa di kantor Desa Habi, Kecamatan Kagae, Kabupaten Sikka.

2. Mengungkapkan kinerja pemerintahan Desa Habi, Kecamatan Kangae,

Kabupaten Sikka.

3. Untuk menganalisis sistem komunuksai organisasi yang dilakukan kepala

desa dalam meningkatkan kinerja pemerintahan desa Habi.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Dengan tercapaiannya tujuan penelitian maka diharapkan akan

memberikan manfaat teoritis sebagai berikut :


a. Bagi Universitas Nusa Nipa

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan bacaan ilmiah bagi

mahasiswa dan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

acuan dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

b. Bagi Pemerintah Desa Habi

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam

menentukan kinerja yang tepat dan menjadi manfaat untuk sisi keilmuan

diharapkan memperkaya literatur yang mengkaji masalah kinerja

organisasi,serta menjadi referensi selanjutnya terkait dengan peningkatan

kinerja organisasi. Selain itu dapat juga memberikan sumbangan ilmu,

pemikiran dan masukan untuk pemerintahan Desa Habi, Kecamatan

Kangae, Kabupaten Sikka dalam pelaksanaan komunikasi organisasi

mulaidari kepala desa agar dapat meningkatkan kinerja

pemerintahannya.

c. Bagi Peneliti

Penelitianini diharapkan daapat menambah pengetahuan dan pengalaman

yang bisa berguna untuk memasuki dunia kerja.

b. Manfaat Praktis

Dari hasil penelitian, diharapkan mampu memberikan masukan yang

berguna bagi pemerintah dan secara khusus bagi pihak yang terkait yaitu Desa

Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka. Selain itu, karya ilmiah diharapkan

dapat berguna untuk pengembangan kemampuan dan penguasan ilmu-ilmu yang

pernah diperoleh peneliti selama mengikuti program pendidikan di Program Studi

Pendidikan Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa.


c. Manfaat Akademis

Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan penelitiandan

memperkaya hasil-hasil penelitian pada ilmu komunikasi khususnya dalam

kajian komunikasi organisasi.


BAB II

TINJAUAN PENELITIAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbadingan tidak

terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai sistem komunikasi organisasi

pemerintahan desa.

No NamaPeneliti Judul Tahun Metode Hasil

Penelitian Penelitian

1. Puput Purnama Sari, Komunikasi 2018 Penelitian Hasil


Lutfi Basit Organisasi Deskriptif penelitian
Kepala Desa Kualitatif menunjukan
Dalam bahwa
Membangun komunikasi
Kesadaran organisasi
Masyarakat yang dilakukan
Desa kepala desa
Terhadap untuk
Pembangunan membangun
Desa kesadaran
masyarakat
terhadap
pembangunan
desa yaitu ikut
serta dalam
musyawarah
dan gotong
royong. Selain
itu, ditemukan
komunikasi
public yang
dilakukan
Kepala Desa
dengan
masyarakat
yaitu
melakukan
pidato tentang
pentingnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
pembangunan
desa. Adapun
media yang
digunakan oleh
Kepala Desa
dalam
menyampaikan
informasi
kepada
masyarakat
yaitu dengan
media tatap
muka langsung
dan juga
menggunakan
surat.
2. ElfieMingkid, Stefi Komunikasi 2018 Penelitian Hasil
H. Harilama Organisasi Deskriptif penelitian
Pemerintah Kualitatif menunjukan
Desa Dalam bahwa
Peningkatan komunikasi
Pelayanan organisasi
Publik Pada pemerintah
Masyarakat desa dalam
Desa upaya
meningkatkan
pelayanan
public belum
baik. Selain itu
komunikasi
organisasi
tidak berjalan
baik yang
terlihat dari
komunikasi
internal
pemerintah
desa baik
komunikasi
vertikal
maupun
horizontal dan
eksternal yang
tidak
maksimal.
Tidak
tertatanya
agenda kerja
yang baik,
waktu dan
psikologis
merupakan
hambatan yang
dihadapi
pemerintah
desa dalam
menjalankan
komunikasi
organisasi.
3. Taufiq, Komunikasi 2020 Penelitian Hasil
SyamsuddinMaldun, Aparatur Desa Deskriptif penelitian
Nurkaidah Trehadap Kualitatif dapat
Peningkatan disimpulkan
Pelayanan bahwa syarat
Publik Desa komunikasi
terhadap
pelayanan
pulik di desa,
meliputi pesan
dalam
komunikasi
tidak hanya
harus berjalan
baik dan
efektif agar
mencapai
tujuan tertentu,
namun
komunikasi
juga harus
berjalan
dengan
menyenangkan
bagi kedua
belah pihak.
Fungsi
komunikasi
terhadap
pelayanan
publik di desa
meliputi
informasi
proses
berbagai
realitas,
karakteristik
dari
komunikasi.

2.2 Landasan Teori

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan diatas,maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan komunikasi

organisasi pemerintahan Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka.

2.2.1Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare yang artinya

memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam bahasa Inggris menjadi

communication, yang artinya proses pertukaran informasi, konsep, ide, gagasan,

perasaan dan lain-lain antara dua orang atau lebih. Dengan kata lain, secara

sederhana dapat dikemukakan pengertian komunikasi, ialah suatu proses pengiriman


pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau

komunikator kepada seorang penerima atau komunikasi dengan tujuan tertentu

(Suranto Aw, 2010: 2).

Pendapat lain mengemukakan secara sederhana, komunikasi dapat dilakukan

sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi dari penyampai pesan

(komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) dengan maksud atau tujuan

tertentu (YosalIriantara& Usep Syaripudin, 2013: 6). Definisi lain komunikasi

menurut Bowe (2003) dalam Wildan Zulkarnain (2013: 62) mengemukakan bahwa

komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima pesan, serta dikatakan efektif

jika pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimulasi tindakan atau mendorong

orang lain untuk bertindak sesuai dengan pesan tersebut.

2.2.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi kepentingan organisasi (memo, pernyataan, jumpa pers dan surat-surat

resmi). Sedangkan komunikasi nonformal adalah komunikasi yang disetujui secara

sosial, orientasinya bukan pada organisasi tetapi lebih kepada anggotanya secara

individu (Wiryanto, 2005).


2.2.3Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran

pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi

tertentu. Definisi tersebut menekankan pada aspek fungsional (objektif). Sedangkan

dilihat dari prespektif interpretatif (subjektif), komunikasi organisasi merupakan

perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam

proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang terjadi (Pace &Faules,

2001: 31-33).

Pernyataan definitif yang lebih sederhana dikemukakan Arnold

&Feldman (1986:154) bahwa komunikasi organisasi merupakan pertukaran

informasi diantara orang-orang di dalam organisasi, dimana prosesnya secara umum

meliputi tahapan-tahapan : anttention, comprehension, acceptance as true, dan

retention.

2.2.4 Komponen Komunikasi

Menurut Suranto Aw (2010: 5) kata “komponen” dalam Kamus Bahasa

Indonesia dijelaskan sebagai bagian dari keseluruhan aspek yang membentuk suatu

aktivitas atau kegiatan tertentu. Jadi komunikasi itu sebagai sebuah aktivitas, proses

atau kegiatan yang terbentuk karena adanya unsur-unsur komunikasi. Dalam hal ini,

komponen komunikasi dapat diidentifikasi antara lain yaitu :

1) Pengirim/komunikator

Pengirim adalah orang yang membuat pesan. Sebagai pengirim pesan yang

bertujuan tertentu, maka pengirim tidak selalu berada dalam posisi serba tahu

atau serba kenal terhadap penerima, kerena itu pengirim mentransmisi pesan
untuk mendapat respon demi menyamakan presepsi pesan (AloLiliweri,

2011: 39).

2) Penerima/komunikan

Penerima adalah orang yang menafsirkan pesan. Sama seperti informasi

mengenai objek atau peristiwa, maka penerima tentu pernah mempunyai

pengalaman sekecil apapun terhadap pesan-pesan tertentu, yang bisa sama

atau beda dengan pengirim. Ketika pesan tersebut diterima, maka orang yang

menerima pesan akan menginterpretasikan pesan-pesan tersebut kemudian

dapat dikirim kembali kepada pengirim (AloLiliweri, 2011: 39).

3) Enconding dan Deconding

Enconding adalah proses dimana pengirim menejermahkan ide atau

maksudnya ke dalam simbol-simbol berupa verbal atau nonverbal. Hasil dari

terjemahan ide ini merupakan pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.

Sementara itu, decondingadalah menerjemahkan simbol-simbol verbal

maupun nonverbal tersebut ke dalam pesan yang bisa saja mirip atau persis,

atau sangat berbeda dengan apa yang dimaksud oleh pengirim (AloLiliweri,

2011: 39).

4) Pesan

Pesan merupakan gagasan, perasaan atau suatu pemikiran yang telah di-

encode oleh pengirim atau di-decodeoleh penerima. Pada umumnya pesan-

pesan berbentuk sinyal, simbol, tanda-tanda atau kombinasi dari semua dan

berfungsi sebagai stimulus yang akan diresponoleh pihak penerima

(AloLiliweri, 2011: 40).

5) Saluran/Media
Saluran komunikasi merupakan sarana untuk memindahkan pesan dari

pengirim kepada penerima. Dalam komunikasi, semua pesan yang dikirimkan

harus melalui saluran, saluran dapat tunggal namun bisa juga banyak

(AloLiliweri, 2011: 40-41)

6) Noise/Gangguan

Komunikasi manusia tidaklah selalu lancar tanpa ada gangguan suatu apapun,

komunikasi sering mengalami gangguan atau distrosi. Perkembangan model

awal komunikasi berbasis pada teknik matematika, maka Shannon dan

Weaver dalam AloLiliweri, (2011: 41) mengartikan konsep noise sebagai

“kebisingan” (AloLiliweri, 2011: 41).

7) Feedback/Umpan balik

Feedback atau yang sering disebut dengan umpan balik adalah respons yang

diberikan oleh penerima terhadap pesan yang dikirimkan oleh pengirim (Alo

Liliweri,2011:42).

8) Kerangka Pengalaman

Kerangka pengalaman adalah pengalaman dan penerima yang berbasis pada

latar belakang sosial budaya,adat istiadat, pendidikan, pengetahuan,

interaksidan relasi sosial, status sosial. Semua faktor yang ada dan

membentuk kerangka pengalaman ini mempengaruhi cara seseorang

berkomunikasi dengan orang lain (AloLiliweri, 2011: 42).

9) Konteks

Semua komunikasi terjadi dalam suatu konteks. Konteks meliputi semua

unsur fisik dan psikologis dari lingkungan dimana komunikasi terjadi.


Konteks dapat bersifat fisik, budaya, sosial-psikologis ataupun temporal

(Orbe&Bruess 2005) dalam AloLiliweri (2011: 42).

10) Perubahan

Menurut Mambert (1971) dalam AloLiliweri (2011: 43), salah satu tujuan

utama dari komunikasi adalah “perubahan”. Para ahli komunikasi tidak

pernah menyebut “perubahan” sebagai tujuan utama komunikasi, namun

menyebutkan “perubahan” ini dalam kemasan seperti misalnya penerima

dapat memahami, mengetahui, melakukan, mengembangkan dan menikmati.

Padahal semua konsep yang disebut ini adalah bentuk “perubahan”, baik

perubahan maju maupun perubahan mundur. Agar komunikasi dapat

mencapai tujuan “perubahan” secara maksimal, maka komunikasi sepatutnya

direncanakan agar seluruh rangkaian aktivitas komunikasi dijalankan

berdasarkan urutan waktu dan ruang (AloLiliweri, 2011: 43).

Berdasarkan teori diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan komunikasi

terdapat komponen-komponen komunikasi, komponen komunikasi tersebut

antara lain pengirim/komunikator, penerima/komunikan, encoding dan

decoding, pesan, saluran/media, noise/gangguan, feedback/umpan balik,

kerangka pengalaman, konteks dan perubahan.

2.2.5Faktor-Faktor Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang

hubungan antara pimpinan dan karyawan. Untuk itu dalam suatu instansi dibutuhkan

komunikasi yang efektif. Secara umum faktor yang mempengaruhi komunikasi

organisasi dibedakan atas kemampuan personal dalam menyampaikan pesan atau

kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi komunikasi. Misalnya komunikasi di


dalam suatu kantor tentunya berbeda dengan komunikasi yang dilakukan di

khalayak/masyarakat, selain faktor situasi kemampuan komunikasi juga disesuaikan

dengan kondisi/keadaan yang terjadi di masyarakat. Hal De:Vito (1989:4)

mengemukakan faktor yang berkaitan dengan komunikasi sebagai berikut :

1) Keterbukaan

Kualitas keterbukaan mengacu pada 2 aspek yaitu, komunikator harus

terbuka pada orang yang diajaknya berinteraksi dan kesediaan untuk bereaksi

secara jujur terhadap stimulus yang datang serta kepemilikan perasaan dan

pikiran. Dengan demikian bisa dikatakan efektif jika keterbukaan dalam

komunikasi diwujudkan. Dengan sikap terbuka, maka kinerja bisa berjalan

lancar dan suasana kerja dapat menjadi lebih berkualitas.

2) Empati

Empati pada hakekatnya merupakan kemampuan mengetahui apa yang

sedang dialami orang lain, orang yang empatik akan mampu memahami

kondisi orang lain sehingga mampu menyesuaikan komunikasinya dengan

kondisi orang yang ditemanisaat berkomunikasi dengan kita. Agar

komunikasi dapat berlangsung dengan baik maka komunikator harus mampu

mengevaluasi, menilai, menafsirkan dan mengkritik. Hal ini dimaksudkan

agar tidak menghambat pemahaman.

3) Sikap Mendukung

Komunikasi akan berlangsung baik bila di antara komunikan dan

komunikator tercipta sikap saling mendukung. Sikap mendukung dalam

komunikasi sangatlah penting sebab bisa memberi motivasi dan

menghilangkan kekakuan yang mungkin saja muncul saat berkomunikasi.


4) Sikap Positif

Pada hakekatnya sikap positif dalam berkomunikasi adalah kemampuan

untuk melihat secara positif apa yang ada pada lawan bicara dan pada diri

sendiri dimana sikap positif ini bisa diwujudkan dalam bentuk dorongan.

5) Kesamaan

Menurut Thoha dalam Rakib (2002: 17), homophilly atau kesamaan

menunjukan pada suatu derajat kesamaan makna antara pihak-pihak yang

terkait dalam komunikasi, antara pihak komunikan dan komunikator.

Kesamaan atau kesetaraan sangat bermanfaat untuk menciptakan komunikasi

yang efektif. Kesamaan/kesetaraan merupakan suatu pengakuan bahwa kedua

belah pihak bekomunikasi sama-sama bernilai dan berharga. Komunikasi

dapat berjalan efektif apabila ada keinginan di antara kedua belah pihak untuk

melakukan komunikasi baik dilandasi kemampuan untuk saling memahami

dalam mengkomunikasikan pikiran dan perasaan, saling menerima dan

mendukung.

2.3 Karangka Berpikir

Istilah proses dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang

bagaimana komunikasi itu berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan

secara terus menerus, berubah-ubah dan tidak ada hentinya dalam rangka

penyampaian pesan. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik

karena antara si pengirim dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama

lainnya. Dengan demikian, akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam

individu baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Komunikasi sangat
berperan dalam menjaga kebutuhan manusia, karena komunikasi dibangun

sebagai sebuah mekanisme penyesuaian diri untuk manusia. Mekanisme

penyesuaian diri adalah alat bagi manusia yang digunakan untuk menolong

mereka mengenali dan merespon yang mengancam eksistensinya.

Dalam proses komunikasi akan ditentukan berbagai elemen-elemen,

elemen inilah yang membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien.

Elemen-elemen yang dibutuhkan dalam suatu proses komunikasi dapat

digambarkan sebagai berikut :

Mesaage Mesaage

Enconding Channel Deconding

Pengirim Penerima

Mesaage Mesaage
P
Decondng Channel Enconding

Gambar 2.1 Elemen Proses Komunikasi

Keterangan :

a. Pengirim (Sender) yang memulai komunikasi.Dalam suatu

organisasi,pengirim adalah mengkomunikasi-kannya kepada satu atau

lebih orang lain.

b. Pengkodean (Encoding) adalah pengirim pengkoedan informasi yang akan

disampaikan dengan cara menerjemakan ke dalam serangkaian simbol atau

isyarat.
c. Pesan (Message) adalah bentuk fisik yang digunakan oleh pengirim untuk

mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala bentuk yang dapat

dirasakan atau diterima oleh suatu atau lebih indra penerima.

d. Saluran (Channel) atau kenal ialah media yang digunakan untuk

menyampaikan pasan,misalnya udara untuk pesan yang disampaikan

deanga kata-kata atau kertas untuk pesan yang disampaikan dalam bentuk

tulisan.

e. Penafsiran kode (Decoding) adalah proses di mana penerima menafsirkan

pesan dan menerjemahkanya menjadi informasi yang berarti tulisan.

f. Penerima (Receiver) adalah orang yang menafsirkan pesan dari pengirim.

g. Gangguan (Noise) adalah semua faktor yang

mengganggu,membingungkan atau mengacaukan proses komunikasi.

h. Umpan balik (Feed-back) adalah kebalikan dari proses komunikasi yang

menyatakan reaksi terhadap komunikasi dari pengirim.

Dari uraian diatas, maka peneliti dapat menarik sebuah kerangka

berpikir. Dalam memahami peran komunikasi dalam organisasi untuk

mempertahankan solidaritasnya. Komunikasi dapat dipahami sebagai hubungan

antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara

tepat sehingga pesan yang di maksud dapat di pahami (Nurohman, 2011 : 10).

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diga mbarkan sebagai berikut :
Komunikasi
Organisasi
Pemerintah Desa

Kemampuan Dalam Kurangnya


Melaksanakan Tugas Pemberian Motivasi
Terhadap Pegawai

Peningkatan Kinerja
Pemerintah Desa
Gambar 2.2Kerangka Pemikiran
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian

deskripsi.Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan

subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang,berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.

3.2Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini,maka penulis menggunakan jenis

penelitian deskriptif kualitatif.Pedekatan deskriptif adalah usaha mengupayakan

suatu masalah,keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat

sekedar mengupayakan fakta,hasil penelitian ditekankan pada gambaran

objektiftentang keadaan yang sebenarnya dan objek yang diteliti.

3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu : 2 minggu(14 Maret-28 Maret 2022)

2. Tempat Penelitian :Kantor Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka

3.4 Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian sebagai informan,yang artinya orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat

penelitian.Sejalan dengan definisi tersebut,Moeliono (1993:862) mendeskripsikan

subjek penelitian sebagai orang diamati sebagai sasaran penelitian.Berdasarkan


pengertian tersebut peneliti mendeskripsikan subjek penelitianya adalah

masyarakat adat sebagai pelaku yang memperhatikan komunikasi organisasi

pemerintahan desa dalam peningkatan kinerja pemerintahan desa.

Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari suatu

penelitian.Titik perhatian tersebut berupa subtansi atau materi yang bersangkutan

yaitu teori dan nilai-nilai komunikasi organisasi.Objek dari penelitian adalah pada

gambaran tentang fenomena-fenomena yang ada pada masyarakat desa

Habi.Alasan memilih objek adalah sebagai sumber data dalam penelitian ini

adalah untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang masyarakat desa

Habi

3.5 Jenis Dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Menurut Indrianto dan Supomo (2002:145), data penelitian

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Data subyek (selft – report data)

Adalah jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau

karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek

penelitian (responden).

2. Data fisik (physical data)

Merupakan jenis data penelitian berupa obyek atau benda-benda fisik, antara

lain dalam bentuk ; bangunan atau bagian dari bangunan, pakaian, buku dan

lainnya. Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu

keberadaan atau kejadian pada masa lalu, data fisik dalam penelitian bisnis di

kumpulkan melalui metode observasi.


3. Data dokumenter (documentary data)

Data dokumenter adalah jenis data penelitian berupa: faktur, jurnal, surat-

surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Data

dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta siapa

yang terlibat dalam suatu kejadian.

Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan merupakan gabungan dari

data subyek, data fisik dan data dokumenter. Bertanya langsung ke responden

merupakan data subyek, bangunan gedung dan prasarana merupakan data fisik

sedangkan LAKIP, data pegawai dan jurnal-jurnal yang sesuai merupakan jenis

data documenter.

3.5.2 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2010:225), sumber data yang digunakan dalam

pengumpulan data penelitian adalah :

1. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara sesuai kuisioner yang

diperoleh langsung dari Kantor Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka

2. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan

data. Data sekunder dalam penelitian ini adalah bukti, catatan atau laporan

yang tersusun dalam arsip.


3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian.Dengan teknik

pengumpulan data diharapkan mempermudahkan peneliti dalam mendapatkan

data-data yang dibutuhkan. Untuk itu,dalam penelitian ini teknik pengumpulan

data yang digunakan menggunakan teknik dengan cara observasi, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks,suatu proses

yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakukan manusia

seperti terjadi dalam kenyatan, dengan observasi dapat kita peroleh dengan

metode lain.

Disini penulis menggunakan observasi deskriptif dimana peneliti

memasuki situasi sosial tertentu sebagai objek penelitian. Pada tahap ini

peneliti melakukan pengamatan secara umum dan menyeluruh, melakukan

deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Kemudian

semua data direkam, oleh karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan

dalam keadaan yang belum tertata.

2. Wawancara

Wawancara atau interviewmerupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data.Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan

tatap muka secara individual.Adakalanya juga,wawancara dilaksanakan


secara kelompok.Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari

individu dan dilaksanakan secara individual.

Disini penulis menggunakan wawancara semiterstrutur dengan

tujuan agar dapat menemukan permasalahan secara lebih terbuka, sehingga

proses wawancara ini dapat dilakukan dengan face to face maupun

menggunakan kontak pribadi atau via telepon. Untuk itu seorang

pewawancara harus memahami situasi dan kondisi segingga dapat memilih

waktu yang tepat untuk melakukan wawancara. Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informan. Jadi, pada wawancara ini, pewawancara

mengumpulkan data atau informasi secara langsung bertatap muka dengan

informan, dengan maksud mendapat gambaran lengkap tentang topik yang

diteliti (Bungin, 2011 : 57).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.Jadi

dokumentasi dapat dipahami sebagai setiap catatan tertulis yang

berhubungan dengan suatu peristiwa masa lalu,baik yang di persiapkan

maupun tidak dipersiapkan untuk suatu penelitian.Dokumentasi itu sendiri

ialah tenik pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen

atau arsip-arsip dari lembaga yang diteliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Miles Huberman 1992, terdapat tiga jalur data kualitatif, yaitu

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan


tranformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan terttulis di lapangan.

Proses ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian. Reduksi data

merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Upaya penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus selama

berada di lapangan. Kesimpulan ditarik semenjak peneliti kualitatif mencatat

keteraturan pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-kofigurasi yang

mungkin, alur sebab akibat, dan berbaga proporsi (Harsono, 2008:169).

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh penulis

adalah teknik analisis kualitatif yaitu data yang diperoleh melalui pengumpulan,

kemudian diinterpretasikan sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, dokumentasi dan diuraikan secara deskriptif untuk

mengidentifikasi bagaimana masalah bagaimana peranan komunikasi organisasi

dalam meningkatkan kinerja pemerintah desa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Luas dan Batas Wilayah

Desa Habi merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan

Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur dengan luas sekitar 325 Ha.

Desa ini terdiri atas tiga dusun. Desa ini dikelilingi oleh beberapa desa dengan

batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Teka Iku

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Watuliwung

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Langir

4.1.2 Keadaan Penduduk

Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari pemerintah desa

Habi, jumlah penduduk desa ini sebanyak 2.108 jiwa . Terdiri dari penduduk laki-

laki sebanyak 976 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.132 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga sebanyak 658 jiwa (Profil Desa Habi).

Mata pencaharian penduduk di desa ini umumnya adalah dalam sektor

pertanian (bertani). Faktor ekonomi yang terbatas ini, tentunya mempengaruhi

tingkat pendidikan seseoang. Berbicara tentang pendidikan di desa Habi, rata-rata

tingkat pendidikan masyarakat di desa ini hanya sampai ditingkat SMP.


Berdasarakan data yang diperoleh dari hasil wawancara kepala desa

Habi, penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat di desa ini tergolong

masyarakat yang maju karena masyarakat desa tersebut umumnya tidak ada lagi

warga yang buta huruf dan tidak dapat menghitung.

4.1.3 Visi dan Misi Pemerintah Desa Habi

A. Visi Pemerintah Desa Habi

Dengan semangat gotong royong, kita wujudkan pembangunan desa Habi

yang maju, mandiri, demokratis dan berkeadilan sosial berbasis budaya

lokal.

B. Misi Pemerintah Desa Habi

1. Mengutamakan norma dan nilai-nilai agama dalam semangat

pembangunan dan pelayanan.

2. Menyelenggarakan birokrasi yang efisien dan bebas KKN

(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan.

4. Meningkatkan mutu pendidikan (wajib belajar) dan pelayanan

kesehatan.

5. Pengembangan sektor pertanian dan kelautan.

6. Mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia.

7. Pengembangan ekonomi keraktaran berbasis potensi lokal.

8. Meningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan potensi Sumber Daya

Alam untuk menggerakan ekonomi desa secara lestari dan

berkelanjutan.

9. Pengembangan wisata bahari sebagai sumber pendapatan ekonomi.


10. Mewujudkan kondisi yang aman, tentram, tertib dan damai.

11. Menggalang sumber-sumber pendanaan baik dari daerah, pusat dan

pihak ketiga untuk memacu pembangunan desa serta meningkatkan

PADes dan menciptakan lapangan kerja baru di desa.

12. Pelatihan dan penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan di bidang pertanian, peternakan,

ekonomi, kemitraan, infrastruktur dan budaya.

13. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.

(Profil Desa Habi)

4.1.4 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Habi


Kepala Desa
Maria Nona Murni

Sekretaris
Veronika Talun, S.Psi

Kaur Tata Kaur Kaur


Kasie Kasie Kasie Usaha dan Perenanaan Keuangan
Pelayanan Kesejahteraan Pemerintahan Umum Yoseph Yodi Johana F. W.
Sisilia Wilfrid, Seriwiati Maria Theresia Y. Elisabeth N. Moa Bura Kasilda
S.Pd Pilipahi, SST Erlis, A. Ma.
Pust

Kepala Dusun Habi Gahar Kepala Dusun Habi Langir Kepala Dusun Wair Habi
Adelbertus Theofolus Kornelis Dodi Sandro Maria Valentina

Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Desa Habi


4.2 Pola Komunikasi OrganisasiPemerintah Desa Habi

Komunikasi adalah suatu cara menyampaikan informasi antara satu orang

dengan orang yang lain. Sebagai makhluk sosial manusia pasti melakukan

komunikasi agar dapat berinteraksi satu dengan lainnya, oleh karena itu komunikasi

sangat erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial.

Komunikasi merupakan proses timbal balik yang terjadi antara pengirim

dan penerima pesan. Proses komunikasi terdiri dari orang yang mengirim pesan,

isi pesan, serta orang yang menerima pesan. Antara si pengirim pesan maupun si

penerima pesan saling mempengaruhi. Orang yang menerima pesan akan

menjawab atau memberi reaksi terhadap pengiriman pesan, sehingga terjadi

interaksi antara pengirim dan penerima pesan.

Komunikasi yang digunakan oleh pemerintah desa Habi adalah

komunikasi yang berlangsung secara tatap muka, terbuka, sehingga dapat

memberikan suasana yang harmonis kepada staf dan aparat pemerintah desa Habi.

Komunikasi pemerintah desa Habi juga dilakukan dengan cara

bermusyawarah ketika terjadi permasalahan atau penyimpangan di antara

masyarakat desa ini. Apabila terjadi kesalahpahaman antara masyarakat di desa

ini, maka masalah tersebut dapat diselesaikan di tingkat RT atau di rumah salah

satu pihak yang bersangkutan dengan cara memanggil masing-masing pihak untuk

menjelaskan masalah yang terjadi dengan memanggil saksi-saksi agar masalah

tersebut dapat diselesaikan secara damai.

Komunikasi yang dilakukan pemerintah desa Habi adalah komunikasi

langsung, saling membagi perhatian kepada pegawai atau staf pemerintah desa
mapun masyarakat desa Habi. Membagi perhatian ini berupa pemberian motivasi

dari kepala desa terhadap pegawai atau staf pemerintah desa. Kepala desa harus

memahami karakteristik pegawai dan staf pemerintah desa sebelum memberikan

motivasi terhadap pegawai dan stafnya. Dengan demikian, kepala desa dapat

memotivasi pegawai dan staf pemerintah desa dengan melihat karakteristik

pegawai atau staf yang satu dengan lainnya dengan cara motivasi yang berbeda

pula.

Oleh karena itu, untuk mencapai kinerja yang diharapkan, dibutuhkan

motivasi pada pegawai dan staf. Dengan adanya motivasi dan penilaian kinerja,

tujuan organisasi dapat tercapai. Pemberian motivasi kepada seseorang

merupakam suatu mata rantai yang dimulai dari kebutuhan, menimbulkan

keinginan, menimbulkan tindakan dan menghasilkan keputusan. Hanya dengan

kejelasan tujuan maka semua personal yang terlibat dalam pemerintah desa Habi

dapat dengan mudah memahami dan melaksanakannya.

4.3 Kendala Dalam Meningkatkan Kinerja Pemerintah Desa

Salah satu faktor keberhasilan penyampaian pesan sangat bergantung

pada proses komunikasi yang digunakan. Namun dalam menyampaikan informasi,

tidak selalu berjalan lancar seperti yang diharapkan, pasti terjadi kendala yang

menghmbat kelancaran kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai kendala dalam komunikasi

organisasi pemerintah desa Habi, kepala desa Habi menuturkan bahwa pemerintah

mengalami gangguan komunikasi yang disebabkan adanya perbedaan


pendapat/presepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang

digunakan atau disampaikan dalam berkomunikasi.

Tidak ada kendala atau hambatan yang besar di antara masyarakat desa

dengan pemerintah desa Habi, selain adanya perbedaan pendapat atau

miskomunikasi. Selain itu, salah satu kendala dalam meningkatkan peran serta

masyarakat desa Habi adalah berkurangnya partisipasi masyarakat dengan alasan

mempunyai kesibukannya masing-masing.

Komunikasi yang dilakukan pemerintah desa Habi dapat juga dilakukan

dengan komunikasi kelompok. Dimana, kepala desa menghimbau aparat

pemerintsh desa Habi untuk hadir dalam rapat yang berkaitan dengan masalah

yang terjadi di desa. Namun, pola komunikasi seperti ini tidak dijalankan lagi

selama masa pandemi Covid-19 sehingga informasi dari pemerintah desa akan

disampaikan melalui setiap kepala dusun yang berkeliling dan menyampaikan

informasi menggunakan speaker atau alat pengeras suara.

4.4 Analisis Hasil Penelitian

Dari hasil penelitin diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

kinerja pemerintah desa Habi diperlukan pola komunikasi yang baik antara

pemerintah desa Habi dengan masyarakat desa Habi. Pola komunikasi yang

digunakan pemerintah desa adalah pola komunikasi organisasi yaitu komunikasi

yang dilakukan secara tatap muka dan keterbukaan. Pola komunikasi ini

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,

baik verbal maupun non verbal.


Pola komunikasi yang baik dapat meningkatkan hasil kerja pemerintah

desa Habi dan peran masyarakat di desa Habi. Untuk meningkatkan peran

masyarakat, diperlukan keterlibatan masing-masing pegawai dan staf pemerintah

Desa Habi. Pemberian motivasi dari kepala desa terhadap pegawai dan staf sangat

mempengaruhi kinerja pemerintah desa Habi. Pemberian motivasi ini berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai dan staf pemerintah desa Habi.

Adapun pemberian motivasi ini terdiri dari motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tidak ada beban

dari pegawai dan staf pemerintah desa untuk bersikap yang tidak wajar atau tidak

sebenarnya. Motivasi ini dapat berupa kebanggan seorang pegawai dan staf pada

pekerjaannya, kebanggan ini dapat diwujudkan dengan memberikan penghargaan

terhadap hasil kerja. Sedangkan motivasi ekstrinsik pada dasarnya akan aktif dan

berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ini dilakukan oleh kepala

desa untuk mendorong pegawai atau staf untuk berbuat semaksimal mungkin

dalam melaksanakan tugasnya. Motivasi ini dapat berupa kondisi kerja yang

nyaman, keamanan dalam bekerja, besaran gaji dan kesempatan promosi jabatan.

Adapun faktor keberhasilan penyampaian pesan atau informasi dalam

meningkatkan kinerja pemerintah desa tergantung pada proses komunikasi.

Namun, dalam menyampaikan informasi tidak selalu berjalan dengan lancar

seperti yang diharapkan, pasti adanya kendala yang menghambat kelancaran

kegiatan tersebut. Begitu juga dengan pemerintah desa Habi juga mengalami

gangguan-gangguan komunikasi. Gangguan komunikasi terjadi jika terdapat


intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses

komunikasi tidak berlangsung secara efektif.

Gangguan komunikasi yang dialami pemerintah desa Habi disebabkan

adanya perbedaan pendapat/presepsi antara komunikator dan masyarakat terhadap

pesan yang disampaikan. Kendala ini disebabkan karena adanya perbdaan

pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Selain itu juga partisipasi masyarakat

yang semakin berkurang dengan kesibukan masing-masing juga menjadi kendala

dalam meningkatkan peran serta masyarakat dengan pemerintah desa.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu :

1. Pola komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah desa Habi dalam

meningkatkan kinerja pemerintah desa adalah pola komunikasi

organisasi yaitu komunikasi yang dilakukan secara keterbukaan dan

tatap muka.

2. Dalam meningkatkan kinerja pemerintah desa maka diperlukannya

pola komunikasi yang baik dari kepala desa terhadap pegawai dan staf

pemerintah desa Habi. Para pegawai dan staf mampu melakukan dan

ingin mencapai hasil maksimal dalam pekerjaannya. Perwujudan

kinerja yang maksimal, dibutuhkan suatu dorongan untuk

memunculkan kemauan dan semangat kerja, yaitu dengan motivasi.

Pemberian motivasi ini berfungsi untuk merangsang kemampuan

pegawai dan staf pemerintah desa Habi, sehingga tercipta hasil kinerja

yang maksimal.

3. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah desa dalam meningkatkan

peran masyarakat dalam kinerja pemerintah desa Habi adalah adalah

adanya gangguan komunikasi dimana terjadi perbedaan pendapat,

kurangnya partisipasi karena kesibukan masing-masing dan tidak

dijalankan komunikasi berkelompok karena terhalang pandemi covid-

19.
5.2 Saran

Penulis sangat mengharapkan agar untuk kedepannya, siapa saja yang ingin

menduduki sebagai seorang pemimpin sekurang-kurangnya bisa berkomunikasi

dengan baik, agar dapat mempengaruhi warga dan juga dapat dipercaya oleh

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Antono HPA. 2015. Kesiapan Desa Menghadapi Implementasi Undang-Undang


Desa. Jurnal IlmiahCIVIS, 5(1) : 73-75.

Aw, S. (2010). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis,


Cetakan Kedua, Yogyakarta; Penerbit BFEE UGM

C, A. A. (2008). Pokoknya Kualitatif : Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan


Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

dkk, V. (2008). Penerapan Komunikasi Organisasi Peningkatan Kinerja


Pemerintahan
Desa. b

Elfie Mingkid, S. H. (2018). Komunikasi Organisasi Pemerintah Desa Dalam


Peningkatan Pelayanan Publik Pada Masyarakat Di Desa. LPPM Bidang
EkoSosBudKum , 68-80.

Faules, P. &. (2006). Komunikasi Organisasai "Strategi Meningkatkan Kinerja


Perusahaan". Bandung: Rosda.

Kantor Kepala Desa (2021), Profil desa Habi : Kecamatan Kangae Kabupaten
Sikka

Liliweri, A. (2011). Komunikasi Antar-Personal. Surabaya: Pranada Media.

Miles & Huberman, 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta : Universitas


Indonesia.

Moeliono. (1993). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik. Jakarta: Sinar Grafika.


Puput Purnama Sari, L. B. (2018). Komunikasi Organisasi Kepala Desa Dalam
Membangun Kesadaran Masyarakat Desa Terhadap Pembangunan Desa. Interaksi
, 47-60.
So, S. (2009). Komunikasi Organisasi Peningkatan Kinerja Pemerintahan Desa.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian : Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfaabeta.

Tahoba AEP.2011.Prosiding Seminar Nasional: Pengembangan Pulau-Pulau Kecil


Strategi Komunikasi Organisasi dalam Program Pengembangan Masyarakat
Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat:187-197
Taufiq, S. M. (2020). Komunikasi Aparatur Desa Terhadap Peningkatan
Pelayanan Publik Desa. Pradigma Administrasi Negara , 67-73.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa Melakukan
Sosialisasi Komunikasi Organisasi Desa
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar pertanyaan wawancara lini berfungsi untuk menjawab rumusan

masalah pada penelitian yang berjudul “PERANKOMUNIKASI ORGANISASI

DALAM PENINGKATAN KINERJA PEMERINTHAHAN DESA”. Daftar

pertanyaan untuk menjawab rumusan masalah :

Daftar Pertanyaan :

1. Menurut anda seperti apa itu pola komunikasi organisasi ?

2. Bagaimana bentuk pola komunikasi organisasi di pemerintah desa Habi ?

3. Apakah terdapat perantara dalam penerapan komunkasi organisasi ?

4. Bagaimana cara anda dalam meningkatkan kinerja pemerintah desa Habi ?

5. Apa kendala atau hambatan dari pola komunikasi organisasi yang

diterapkan di pemerintah Desa Habi ?


Lampiran 2. Hasil Wawancara

Narasumber 1 : Kepala Desa Habi

1. Menurut anda seperti apa itu pola komunikasi organisasi ?

Jawaban : Pola komunikasi organisasi merupakan salah satu tolak ukur

keberhasilan suatu pemerintahan dalam menjalankan sistem operasional

kerja.

2. Bagaimana bentuk pola komunikasi organisasi di pemerintah desa Habi ?

Jawaban : Bentuk pola komunikasi organisasi yang dijalankan adalah

menggunakan pola komunikasi organisasi yang dilakukan secara

kererbukaan dan tatap muka.

3. Apakah terdapat perantara dalam penerapan komunkasi organisasi ?

Jawaban : Tidak terdapat perantara karena bahasa yang digunakan dalam

penyampaian informasi juga terdiri atas dua yaitu bahasa lisan dan bahasa

tulisan misalnya papan informasi ataupun di beri surat ke masing-masing

kepala dusun untuk diumumkan.

4. Bagaimana cara anda dalam meningkatkan kinerja pemerintah desa Habi ?

Jawaban : Untuk meningkatkankinerja pemerintahan yang maksimal,

dibutuhkan suatu dorongan untuk memunculkan kemauan dan semangat

kerja, yaitu dengan pemberian motivasi yang berfungsi untuk merangsang

kemampuan pegawai dan staf pemerintah desa Habi, sehingga tercipta

hasil kinerja yang maksimal.


5. Apa kendala atau hambatan dari pola komunikasi organisasi yang

diterapkan di pemerintah Desa Habi ?

Jawaban :yang dihadapi oleh pemerintah desa dalam meningkatkan peran

masyarakat dalam kinerja pemerintah desa Habi adalah adalah adanya

gangguan komunikasi dimana terjadi perbedaan pendapat, kurangnya

partisipasi karena kesibukan masing-masing dan tidak dijalankan

komunikasi berkelompok karena terhalang pandemi Covid-19.


Lampiran 3. Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 5.Denah Detail Lokasi Penelitian

Peta Desa Habi, Kecamatan Kangae (Google Maps, 2021)


Lampiran 6.Wawancara Kepala Desa Habi
Lampiran 7.Wawancara Tokoh Masyarakat Desa Habi
Lampiran 8.Foto Kantor Desa Habi Tampak Depan
Lampiran 9.Foto Bersama Kepala Desa dan Staf Kantor Desa Habi

Anda mungkin juga menyukai