Anda di halaman 1dari 52

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu


Persyaratan menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan

OLEH
MARYENSI MAHELI EHA
NIM: PO530320318720

Telah di setujui untuk diujikan di depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Poltekkes Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
pada tanggal, 28 Juni 2021

PEMBIMBING

Maria Ch. Endang Sukartiningsih, SST, M. Kes.


NIP : 19680508202122002

MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

MARIA Kareri Hara, S.Kep,Ns.M.Kes


NIP : 19670210 198903 2 001

i
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA
KABUPATEN SUMBA TIMUR

Di Susun Oleh

MARYENSI MAHELI EHA


NIM:PO.530320318720

Telah diuji dan dipertahankan di depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Poltekkes Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu
pada tanggal, 29 Juni 2021

Dewan Penguji
Penguji I Penguji II

Yuneti Oktavianus Nyoko, SKM, M. Kes Maria Ch Endang Sukartiningsih, SST, M. Kes
NIP: - NIP. 19680508 200212 2 002

MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

Maria Kareri Hara, S.Kep,Ns.M.Kes


NIP : 19670210 198903 2 001

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi. Semua

sumber dan referensi baik yang di kutip maupun yang dirujuk telah dinyatakan benar.

Nama : Maryensi Maheli Eha

Nim : PO. 530320318720

Tanggal : Waingapu,,,,,,,2021

Tanda tangan :

(........................)

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Maryensi Maheli Eha

Tempat Tanggal Lahir : Kambauni,04 April 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Riwayat Pendidikan :

1. Tamat SD Lumbu menggit Tahun 2012

2. Tamat SMP Negeri 4 Mauliru tahun 2014/2015

3. Tamat SMA Negeri 1 Pandawai tahun 2017/2018

Riwayat Pekerjaan :-

MOTTO

Dan bergembiralah karena Tuhan;

maka ia akan memberikan kepada mu

apa yang di inginkan hatimu

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
bimbingan dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah yang
berjudul Studi Deskriptif Pengetahuan Masyarkat Tentang Pencegahan Demam Berdarah
Dengue( DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera
Kabupaten Sumba Timur.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maria Ch. Endang Sukartiningsih,
SST, M. Kes selaku pembimbing sekaligus penguji II yang telah meluangkan waktu dan
dengan sabar memberikan mimbingan, masukan serta motivasi penulis dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapkan terima kasih yang sama pula penulis sampaikan kepada
ibu Yuneti O. Nyoko, SKM.M. Kes selaku penguji 1 yang telah memberikan masukan
dan bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmih ini banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu . R. H. Kristina sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang


yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan
di program studi keperawatan waingapu
2. Ibu Maria Kareri Hara, S.Kep.Ns.M.Kes sebagai Ketua Program Studi
Keperawatan Waingapu
3. Bapak Benyamin Leba Hiho, selaku Kepala Puskesmas Kambaniru yang telah
memberikan kesempatan penulis untuk melakukan pengambilan data
4. Bapak/Ibu dosen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan di Program Studi Keperawatan Waingapu.
5. Bapak mama beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan, baik secara
materi maupun spiritual pada penulis dalam menyelesaikan Karya tulis ilmiah
ini.
6. Teman-teman yang selalu memotivasi dan membantu dalam menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
yang penulis tidak sebutkan satu per satu.

v
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kita
semua dalam menambah wawasan, dan referensi bagi perpustakaan Prodi Keperawatan
Waingapu

Waingapu, April 2021

Penulis

vi
ABSTRAK
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2021
“Maryensi Maheli Eha”
“Studi Deskriptif Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah
Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera
Kabupaten Sumba Timur”
XIII + 42 Halaman, 5 Tabel, 4 Lampiran

Latar Belakang: DBD masih menjadi masalah. Dimana berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, kasus penderita DBD tahun 2020 sebanyak 3.395
kasus.Di Puskesmas Kambaniru terdapat 39 kasus dengan DBD pada tahun 2020, dan
pada tahun 2021 Bulan Januari-Mei 25 kasus. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui
Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.
Metode : Jenis penelitian adalah metode deskriptif. Sampel adalah masyarakat di
Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru RT 008/RW OO2 Kaiku sebanyak 30 responden
dalam teknik survey. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Data secara
univariat Hasil: Dari 30 responden, 13 orang memiliki pengetahuan baik,(43,3%)
pengetahuan cukup 9 orang (30%) dan berpengetahuan kurang 8 orang (26,7 %).
Kesimpulan : Hasil terbanyak berpengetahuan baik yaitu 13 responden
(43,3%),pengetahuan cukup 9 orang (30%) berpengetahuan kurang 8 orang (26,7 %).
Saran: Di harapkan kepada Pemerintah, Puskesmas, dan Tim Kesehatan lainya untuk
menekan usia di bawah atau di atas 15-20 tahun dan tidak bekerja dalam pencegahan
demam berdarah dengan melakukan penyuluhan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Masyarakat, Pencegahan DBD

Kepustakaan : 11

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................v
DAFTAR SINGKAT..........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................viii
BAB 1 LATAR BELAKANG...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3Tujuan Penelitian............................................................................................................4
1.4 Manfaat Peneliti……………………………………………………………………………………………………………………4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................7


2.1 Konsep Demam Berdarah Dengue................................................................................7
2.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue........................................................................7
2.1.2 Etiologi.......................................................................................................................7
2.1.3 Epidemiologi Demam Berdarah Dengue....................................................................8
2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologis Demam Berdarah Dengue.........................................8
2.1.5 Faktor Resiko Demam Berdarah Dengue...................................................................9
2.1.6 Vektor Demam Berdarah Dengue .............................................................................9
2.1.7 Cara Penularan .........................................................................................................10
2.1.8 Pencegahan Demam Berdarah Dengue ...................................................................10
2.1.9 Manifestasi klinis DBD............................................................................................13
2.1.10 Diagnosa.................................................................................................................13
2.1.11 Pemeriksaan laboratorium DBD ............................................................................14
2.2. Konsep Pengetahuan .................................................................................................14
2.2.1 Definisi Pengetahuan................................................................................................15
2.2.2 Proses terjadinya pengetahuan..................................................................................15
2.2.3 Tingkat pengetahuan.................................................................................................16
2.3. Konsep Masyarakat....................................................................................................16
2.3.1 Pengertian Masyarakat……………………..………………………………………16

viii
BAB 3 KERANGKA KONSEP......................................................................................17
3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................................18
4.1 Definisi
Operasional………………………………………………………………………………19
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................19
4.1 Jenis Penelitian
4.2 Rencana Penelitian
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Independen
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.6 Instrumen Penelitian
4.7 Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data
4.7.1 Teknik Pengumpulan Data
4.7.2. Pengolahan Data
4.7.3 Analisa Data
4.8 Etika Penelitian
4.1 Jadwal Penelitian
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.2Tingkat pengetahuan30
5.2 Pembahasan30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan32
6.2 Saran33
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran…...………………………………………………………………….36

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.5 KeaslianPenelitian…...………………………………………………….……….5

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian


Tabel 5.1 Distribusi Ketenagaan Di Puskesmas Kambaniru……………………………....25

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin, Pendidikan,

Umur, dan Pekerjaan…………………………………………………………...26

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan

DBD………………………………………………………………………….27

x
DAFTAR SINGKATAN

DBD: Demam Berdarah Dengue

DEN 1: Virus Dengue Serotipe 1

DEN 2: Virus Dengue Serotipe 2

DEN 3: Virus Dengue Serotipe 3

DEN 4: Virus Dengue Serotipe 4

3M: Menguras, Mengubur, Menutup

PCR: Polymerase Chain Reaction

RNA: Ribonukleat Acid

SEL NK: Sel Natural Killer

NS1: Substitusi Nukleofilik 1 arti Reaksi Molekul Tunggal

xi
DATRAR GAMBAR

Gambar 3.1

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Permohonan Menjadi Responden…………………………………………..24

Lampiran 2: Persetujuan MenjadiResponden……………………………………………25

Lampiran 3: Lembar Kuisioner…………………………………………………………..26

Lampiran 4: Tabel distribusi Skor pertanyaan Pengetahuan……………………………

xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut

yang di sebabka oleh Virus Dengue terutama yang menyerang anak - anak yang

bertendensi menimbul kan syok dan kematian (WHO,2011 Putu nova helinayati,

2015).Menurut World Health Organization (WHO), Demam Berdarah Dengue

(DBD) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang

terinfeksi salah satu dari empat tipe Virus Dengue dengan manifestasi klinis demam,

nyeri otot atau nyeri sendi. Pada Demam Berdarah Dengue terjadi perembesan

plasma yang di tandai dengan hemo konsentrasi (Peningkatan hematocrit) atau

penumpukan cairan di rongga tubuh (WHO,2011 dalam Putu Nova Helinayati,2015).

World Health Organization (WHO), mencatat negara Indonesia sebagai negara

dengan kasus DBD ter tinggi di Asia Tenggara dengan urutan nomor dua di dunia

setelah Thailand (WHO,2009 dalam Dyah Ayu Riani 1, 2017). Data Indonesia yang

di laporkan Kemenkes RI menujukkan kasus di Indonesia mencapai 49.563 kasus.

Provinsi NTT merupakan salah satu Provinsi dengan jumlah kasus DBD yang tinggi

setiap tahunnya di bandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia(Dinkes, 2020

dalam Dawe et al., 2020).Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Sumba Timur, kasus penderita DBD tahun 2020 sebanyak 3.395 kasus

(Profil Dinas Kesehatan Sumba Timur, 2020). Puskesmas Kambaniru merupakan

salah satu Puskesmas yang ada di Sumba Timur dengan angka DBD 39 kasus pada

tahun 2020, dan kasus DBD Tahun 2021 bulan januari-mei sebanyak 25 kasus.

Kejadian DBD di pengaruhi oleh beberapa factor, salah satu faktor yang

mempengaruhi peningkatan angka kesakitan serta kematian adalah kurangnya

1
Pengetahuan masyarakat dalam pecegahan penyakit DBD dan masyarakat kurang

menjaga kebersihan lingkungan sekitar. memutuskan penyakit DBD dengan

melakukan 3M yaitu mengubur, menguras dan menutup (Lerik & Marni,2008).

Pengetahuan masyarakat tentang demam berdarah dengan perilaku 3M. Apa bila

pengetahuan masyarakat kurang maka 3M juga kurang dan masyarakat memiliki

pengetahuan dalam pencegahan DBD maka akan melakukan 3M dengan

baik(Kurniawati,2008, (Matthews, 2019)

Dinas Kesehatan selama ini telah melakukan berbagai upaya dalam

pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan memberantasan

nyamuk Aedes Aegypti melalui pengasapan, kemudian dengan menggunakan abate

yang di masukkan di dalam penampung air. Namun demikian kedua metode

tersebut belum berhasil. Saat ini Dinkes mengembangkan metode pencegahan

penyakit demam berdarah untuk mengubah dengan melibatkan serta masyarakat

dalam pemberantasan sarang nyamuk oleh masyarakat seacara rutin, serentak dan

berkesinambungan. Metode ini di pandang sangat efektif dan relatif. Pencegahan

DBD yang di anjurkan kepada keluarga atau masyarakat adalah dengan cara

melakukan kegiatan 3M yaitu menutup,tempat penampungan air, mengubur barang-

barang bekas yang dapat menampung air hujan di seitar rumah, menguras bak

mandi,manabur larvasida di tempat penampungan air,serta cara lain untuk mengusir

atau menghindari gigitan nyamuk Aedes Agypti dengan menggunakan kelambu

waktu tidur, dan memakai obat nyamuk (Ratnawulan, 2019)

Pengetahuan masyarakat merupakan salah satu faktor kompen yang

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD.Responden yang

berpegetahuan kurang baik dalam pencegahan DBD akan berdampak gejala DBD di

bandingkan dengan masyarakat yang yang memiliki pengetahuan baik dalam

2
pencegahan DBD. Observasi di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru

Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur ada beberapa masalah yang dapat

menyebabkan DBD. Kondisi lingkungan yang kurang bersih yaitu adanya sampah

berserakan, pakian tidak di simpan pada tempat yang tertutup, dan bak kamar mandi

kurang bersih dan ada jentik nyamuk.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

Studi Deskriptif Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Demam Berdarah

Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera

Kabupaten Sumba Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Demam Berdarh

Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmass Kambaniru Kecamataan Kambera

Kabupaten Sumba Timur?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Demam Berdarh

Dengue (DBD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamataan Kambera

Kabupaten Sumba Timur

1 .4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Sebagai salah satu alat bantu atau media bagi masyarakat untuk menambah

pengetahuan dunia kesehatan khususnya dalam pencegahan DBD

1.4.2 Bagi Puskesmas

3
Dapat menjadi masukan dalam rangka penanggulangan dan pencegahan penyakit

DBD di Puskesmas Kambaniru.

1.4.3 Bagi Peneliti

Mengasah kemampuan untuk melaksanakan penelitian yang memiliki tingkat

objektiviti yang tinggi, melatih kemampuan berinteraksi dengan masyarakat,

menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan tingkat pendidikan dan

pengetahuan masyarakat dengan kejadian DBD pada masyarakat

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Dari hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan program Studi

Keperawatan Waingapu untuk pengembangan kesehatan masyarakat, dan dapat

dijadikan referensi bagi adik-adik yang akan melakukan penelitian kedepannya

terutama mengenai DBD

4
1. 5 Keaslian Peneliti

No Nama Judul Desain Variabel & Analisis Hasil


Instrumen
1 Surakarta Hubungan Analitik Tingkat Uji Chi- Sebagian besar
Imba Wahyu Tingkat Observasio pengetahuan square kepala keluarga
Ginandra, Pengetahuan nal dengan dan perilaku, berpengetahuan
Burhannudin kepala pendekatan Instumen tinggi yaitu
Ichsan, Erika keluarga Cross penelitian sebanyak 23
Diana Risant, dengan Sectional. menggunakan orang (63,9 %)
(Imba Perilaku kuesioner dan yang
Wahyu Pencegahan pengetahuannya
Ginandra, Demam rendah
2015) Berdarah sebanyak 13
Dengue di orang (36,1 %).
Desa Hasil analisis
Sendangmul statistik
yo menunjukkan
Kabupaten nilai p = 0,005.
Blora
Fakultas
2 (Novikasari, Hubungan Case Dependen Uji Menunjukkan
2016) Pengetahuan control adalah Statistik bahwa distribusi
Orang Tua Hubungan chi square frekuensi
Tentang antar Tingkat responden
DBD Dengan Pengetahuan dengan kategori
Kejadian orang tua pengetahuan
DBD Pada tentang DBD baik
Anak Di dengan 47`responden
Puskesmas Kejadian (71,2%) dan
Iring Mulyo DBD Pada kategori
Kota Metro Anak, pengetahuan
Tahun 2014 Instumen kurang baik
penelitian sejumlah 19
menggunakan responden
kuesioner (28,8%).
Kelompok
kasus memiliki
proporsi
responden
dengan kategori
pengetahuan

5
yang sama yaitu
50% untuk
masing-masing
kategori, sedang
kelompok
control
memiliki
responden
terbanyak pada
kategori
pengetahuan
baik sejumlah
36% responden
(81,8)

3 (Engkeng et Hubungan Cross Dependen Uji Menunjukkan


al., 2017) Antar sectional adalah Statistik tindakan baik
Pengetahuan Hubungan chi square pengetahuan
Dan Sikap antara Sikap baik 28
Kepala dan Tindakan responden
keluarga Pemberantasa (63,6%) dan
Dengan n Sarang tingkat
Tindakan Nyamun pengetahuan
Pemberantas DBD, baik
an Sarang Instumen menunjukkan
Nyamuk penelitian tindakan tidak
DBD Di menggunakan baik 16
Kelurahan kuesioner responden
Paniki (36,4%).
Bawah Responden
Kecamatan dengan
Mapanget pengetahuan
Kota Manado tidak baik
menunjukkan
tindakan baik
19 responden
(36,5%) dan
pengetahuan
tidak baik
menunjukkan
tindakan tidak
baik 33
responden
(63,5%).

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

2.1.1 Pengertian DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus akut yang di

sebabka oleh Virus Dengue, terutama yang menyerang anak anak yang bertendensi

menimbul kan syok dan kematian. (Putu nova helinayati 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), Demam Berdarah Dengue (DBD)

merupakan penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah

satu dari empat tipe Virus Dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri

sendi. Pada Demam Berdarah Dengue terjadi perembesan plasma yang di tandai dengan

hemokonsentrasi (Peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh

(Putu nova helinayati,2015

2.1.2 Etiologi

Demam Berdarah Dengue di sebabkan oleh virus dengue yang di tularkan oleh

nyamuk. Virus dengue ini termasuk kelompok B Arthropod Virus (Arbovirus) yang

sekarang di kenal sebagai Genus Flaviviru, Famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis

serotipe DEN-1, DEN 2, DEN -3, dan DEN-4. Infeksi dari salah satu serotipe.

Menimbulkan antibodi terhadap virus yang bersangkutan, sedangkan aantibodi yang

terbentuk untuk serotipe lain sangat kurang, sehingga dapat memberikan perlindungan

terhadap serotipe lain. Seorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi

7
oleh ¾ serotipe yang berbeda selama hidupnya. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe

yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat.

Menurut WHO kriteria demam berdarah dengue ialah demam yang berlangsung

2-7 hari, terdapat manifestasi pendarahan, trombositopenia (jumlah trombosit <

100.000/mm3),dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.(Putu nova

helinayati ,2015)

2.1.3 Epidemiologi DBD

Demam berdarah dengue merupakan penyakit mosquito-borne viral dengan

penyebaran tercepat di dunia. Setiap tahun di perkirakan terjadi sekitar 50 juta infeksi

virus (WHO,2011). Sebanyak 70% popolasi berisiko terdapat di wilayah regional Asia

Tengga, pasifik barat. Negara-negara di daerah tersebut adalah Indonesia, Thailand,

Myanmar, Sri Lanka, dan 30% populasi berisiko lainnya terdapat di b enua Afrika serta

Amerika.

2.1.4 Patogenesis dan Potofisiologis DBD

DBD untuk pertama kalinya, sebagaian besar kasus DBD terjadi pada pasien

dengan infeksi sekunder. Hubungan antara kejadian DBD/DSS dengan infeksi DB

sekunder melibatkan sistem imum pada patogenesisnya. Baik imunitas alamilah seperti

sistem komplemen dan sel NK, maupun imunitas adaptif termasuk humoral dan imunitas

dimediasi sel terlibat dalam proses ini. Kenaikan aktivitas imun, khususnya pada infeksi

sekunder, menyebabkan respon sitokin yang berlebihan sehingga merubah permeabilitas

pembuluh darah. Selain itu, produk dari virus seperti NS1 juga berperan dalam mengatur

aktivitas komplemen dan permeabilitas pembulu h darah.

Tanda penting dari DBD adalah meningkatkan permeabilitas vascular sehingga

terjadi kebocoran plasma volume intravascular berkurang, dan syok di kasus yang parah,

Kebocoran plasma bersifat unik karena plasma yang bocor selektif, yaitu di pleura dan

8
rongga abdomen serta periodenya pendek (24-48 jam). pemulihan cepat dari syok tanpa

sequele dan tidak adanya inflamasi pada pleura dan peritoneum mengindikasikan

mekanisme yang terjadi adalah perubahan fungsi integritas vascular, bukan kerusakan

struktural dari endotel.

Infeksi virus denguemengakibatkan munculnya respon imun baik humoral

maupun seluler, mulai terbentuk pada infeksi primer dan akan meningkat (booster effect)

pada infeksi sekunder. Antibodi tersebut dapat ditemukan dalam darah pada demam hari

ke-5, meningkatkan pada minggu pertama-ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari.

2.1.5 Faktor Risiko DBD

Faktor resiko individu yang menentukan beratnya penyakit adalah infeksi

sekunder, usia, etnisitas dan penyakit kronis (asam bronkial, anemia, sel sabit dan

diabetes melitus). Pada anak-anak muda mungkin kurang mampu untuk mengkompensasi

kebocoran kapiler dari pada orang dewasa dan akibatnya berisiko lebih besar mengalami

syok dengue.

Pada wanita lebih berisiko mendapatkan manifestasi berat setelah terinfeksi virus

dengue (DBD) karena secara teori di yakini waanita lebih cenderung dapat meningkat

permeabilitas kapiler di bandingkan dengan laki-laki. Selain itu, orang kulit putih infeksi

virus dengue lebih berat di bandingkan dengan orang kulit hitam (negro)karena virus

lebih banyak berkembang biak pada sel mononuklear orang kulit putih. Infeksi virus

dengan lebih sering terjadi pada orang yang memiliki status gizi yang baik di banding

dengan orang malnutrisi. Pada orang yang memiliki indeks massa tubuh tinggi, kapiler

mereka secara intriksik lebih mungkin bococr sehingga bias menjadi lebih buruk dalam

infeksi dengue.

2.1.6 Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD)

9
Ciri-ciri nyamuk yang menularkan penyakit DBD dengan nama Aedes aegypti

adalah sebagai berikut:berwarna hitam dengan loreng putih di sekujur tubuh nyamuk bias

terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas ,nyamuk betina membunuhkan

darah setiap 2 hari sekali ,nyamuk betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari;

senang hinggap di tempat gelap benda tergantung di dalam di dalam rumah, lingkungan

rumag, gendung dan bangunan nyamuk bias hidup 2 bulan dengan rata-rata

2minggu( hindra 2008).

Tempat yang bias di jadikan tempat bertelur (kemabangbiak) adalah di tempat

yang tergenang air bersih dalam waktu lama seperti bak mandi, vas bunga, kaleng,

penambung air, lubang wc, dan talang air. Air kotor seperti got, air keruh, air empang,

genangan yang berhubungan dengan tanah bukan tempat yang cocok bagi nyamuk Aades

telur (Damara,2011).

2.1.7 Cara Penularan

Virus berkembanng dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam

kelenjar air liur, dan jika nyamuk inni mengigit orang lain maka virus dengue akan

dipindahkan Bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus akan bekembang

selama 4-6 hari dan orang tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus

dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu

minggu (Widoyono,2008)

2.1.9 Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Upaya pencegahan sarang nyamuk adalah kegiatan pencegahan telur, jentik dan

kepompong nyamuk penularan demam berdarah dengue. Menurut (Depkes RI, 2010)

Pencegahan melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur) langkah- langkah:

1) Menguras penampungan air

10
3M yang pertama yaitu menguras penampungan air antara lain bak mandi, bak

wc, vas bunga dan tempat minum burung. Cara menguras yang baik adalah

menguras penampungan air seminggu sekali dengan cara menyikat menggosok

rata dinding bagian dalam penampungan air, mendatar maupun turun. Maksudnya

agar telur nyamuk tidak menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik nyamuk

(Depkes RI,2006).

2) Menutup penampungan air

3M yang kedua yaitu menutup.ada 2 jenis menutup penampungan air agar

nyamuk tidak berkembangbiak yaitu menutup penampungan air dengan rapat agar

air yang di simpan tidak ada jentik. Jenis penampungan air antara lain: gentong,

drum, reservoar, dan emberisasi. Selanjutnya menutup penampungaan air agar

tidak terisi air, di tonggak bambu dapat di tutup dengan pasir, Menutup lubang

pada pagar dengan tanah, untuk ban bisa di tutup dengn plastic atau di masukkan

di dalam karung agar tidak kemasukan air (Depkes RI,2006)

3) Mengubur barang bekas

3M yang ke tiga yaitu mengubur. Barang-barang bekas yang dapat menampung

air dan tidak akan di gunakan lagi sebaiknya di singkirkan yang mudah adalah

mengubur ke dalam tanah. Beberapa barang bekas yang perlu di kubur antar lain

gelas, pecahan pring dan botol atau kaleng. Dengann melakukan 3M saja belum

cukup untuk melakukan pecegahan demam berdarah maka ada tindakan yang

harus di lakukan antar lain pecengahan jentik dan gigitan nyamuk, memelihara

ikan pemakan jentik nyamuk, memakai kelambu di saat tidur untuk menghidari

suara nyamuk, tidak mengantung pakian agar tidak menjadi tempat tinggal

nyamuk, memakai abate untuk mematikan berbagai jentik nyamuk dan larva

nyamuk, Penerangan ruangan karena nyamuk tidak menyukai tempat terang,

11
memakai obat nyamuk, adapun jenis obat nyamuk antara lain bakar baygon,

Autan obat nyamuk kulit, obat nyamuk hit elektrik isi ulang dan obat nyamuk

semprot agar terhhindar dari gigitan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah

(Depkes RI,2006). (Tito Rizki Yulinda, 2016).

2.1.10 Manifestasi Klinis DBD

Manifestasi klinik untuk demam berdarah dengue (DBD) yaitu:

1. Demam tinggi, timbul mendadak kontinua, kadang bifasik

2. Berlangsung antara2-7 hari.

3. Muka kemerahan

4. Nyeri epigastric, muntah, nyeri abdomen difus.

5. Disertai sakit tenggorok

6. Faring dan kunjungtiva yang kemerahan

7. Dapat di sertai kejang demam

Adapun tanda bahaya yaitu fase Efebris klinis tidak ada berbaikan atau

memburuk, tidak mau minum, muntah terus-terus, nyeri perut hebat, gelisah, perubahan

perilaku, perdarahan mimisan, muntah dan BAB hitam, menstruasi berlebihan, urin

berwarna hitam/hemoglobinuria ataau hematuria, pening, pucat (tangan kaki teraba

dingin), diuresis berkurang dalam 4-6 jam. Warning tersebut di gunakan untuk menilai

syok pada penderita DBD.

Tanda atau gejala DBD yang muncul seperti bitnik-bintik merah pada kulit. Selain

itu suhu badan lebih dari 38oc badan terasalemas dan lesu, gelisah, ujung tangan dan kaki

dingin berkeringat, nyeri ulu hati, dan muntah. Dapat pula di sertai perdarahan seperti

mimisan dan buang air besar bercampur darah serta turunnnya jumlah trombosit hingga

100.00/mm.

2.1.11 Diagnosa

12
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosa DBD di tegakkan semua hal di bawah ini:

1. Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari, biasanya bifasik.

2. Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/uL).

3. Terdapat minimal satu atau tanda-tanda perembesan plasma sebagai berikut efusi

pleura, asites atau hipopro-teinemia

4. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan sebagai berikut:

a. Uji bendung positif.

b. Petekie, ekimosis, atau purpura

c. Perdarahan mukosa (tersering epistaksi atau pendarahan gusi)

d. Hemate atau melena.(Wowor, 2013)

2.1.13 Pemeriksaan laboratorium DBD

Menegakkan diagnosa infeksi dengue dengan menggunakan pemeriksaan

laboratorium sangat berperan penting pada perawatan pasien, surveillans epidemiologi,

pemahaman pathogenesis infeksi dengue dan riset formulasi vaksi. Diagnosa definitive

infeksi virus dengue hanya dapa di lakukan di laboratorium dengan cara isolasi virus,

deteksi antigen virus atau RNA dalam serum atau jaringan tubuh (PCR), dan deteksi

spesifik dalam serum pasien. Pemeriksaan laboratorium yang di lakukan adalah

pemeriksaan darah rutin untuk menapis dan membantu menegakkan diagnose passion

demam berdarah dengue.

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu sseorang terhadap

objek mealalui indra yang di miliki (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan

sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di

pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

13
pengetahuan seseorang di peroleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra

penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo ,2012).

Menurut Notoatmodj (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi telah orang melakukan pengindran terhadap suatu objek teetentu. Dalam kamus

Besar Indonesia (2011), pengetahuan adalah sesuatu yang di ketahui berkaitan dengan

berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini di pengaruhi berbagai faktor

dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta

keadaan social budaya. Pengetahuan adalah informasi yang di ketahui atau di sadari

seseorang (Agus ,2013).

2.2.2 Proses terjadinya pengetahuan

Menurut notoatmodjo (2011) pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai

berikut:

1. Kesadaran, di mana o rang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulasi (Objek).

2. Merasa, tertarik terhadap stimulasi atau objek tersebut di sini sikap objek mulai

timbul

3. Menimbang-nimbang, terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya ,

hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

4. Mencoba, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang di kehendaki

5. Adaption, di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran,dan sikap terhadap stimulasi.(Ayu, 2019)

2.2.3 Tingkat Pengetahuan

14
Menurut Notoamodjo (2012) pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu(know) di artikan sebagai mengingat kembali suatu materi yang telah di pelajari

dan di terima dari sebelumnya. Kata kerja mengukur bahwa orang taahu tentang apa

yang telah di pelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan

suatu materi secara benar.

2) Memahami(comprehension)

Memahami merupakaan suatu kemampuan untuk menjelaskan dan

menginterprestasikan materi yang di ketahui secara benar. Orang yang telah paham

terhadap suatu materi ataau objek harus dapat menyebut, menjelaskan, dan

menyimulkan. Seseorang dinyatakan telah memahami penyakit DBD apabila

menjelaskan secara lengkap meliputi cara pencegahaan, penularan dan penyebab

penyakit DBD.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi smerupakan kamampuan seseorang yang teelah memahami suatu materi atau

objek dapat menggunakan ataau mengaplikasikan prinsip yang di ketahui tersebut

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks ataau situasi yang lain. Seseorang anggota masyarakat pada tingkat

aplikasi dapat menerapkan teori dengan menggunakan peralatan yang ada dalam

usaha pencegahan sederhana penyakit DBD di lingkungan masing-masing.

4) Analis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan seseorang yang telah memahami suatu atau objek

tertentu ke dalam komponen -komponen yang terdapat dalam suatu masalah dan

berkaitan satu sama lain. Pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis,

15
apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

membuat diagram terhadap pengetahuan ataau objek tertentu. Kemampuan

masyarakat dalam menganalisi penyakit DBD dapat di lihat dari penggunaan kata-

kata : dapat menggambarkan,membedakan memisahkan,dan mengelompokkan

berbagai masalah mengenai penyakit DBD yang meliputi cara pencegahan,penularan

dan penyebab.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan seseorang untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian suatu objek tertentu ke dalam bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Seorang dapat menerapkan

teori tentang penyakit DBD berbagai macam situasi kondisi berdasarkan keinginan

dan kehendak dengan fleksibel tetapi tepat pada sasaraannya.

6) Evaluasi (Evalution)

Evaluasi merupakan suatu kemampuanseseorang untuk melakukan penilain terhadap

suatu materi atau objek tertentu. Penilain itu di dasarkan pada suatu kriteria yang di

tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Dalam tingkat ini

seseorang dapat melakukan penilaian terhadap tindakan yang di lakukan orang lain

tentang cara pencegahan, penularan, dan penyebab penyakit DBD melakukan

evaluasi dan kemudian melakukan pembenahan sehingga sesuai dengan materi dan

aturan yang benar.

2.3 Konsep Masyarakat

2.3.1 Pengertian Masyarakat

Dalam bahasaa inggris di pakai istilah Society yang yang berasal dari kata latin

Socius, berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syarakaa

16
yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat adaalah sekumpulan manusia saling

“bergaul” atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”. Masyarakat merupakan orang

yang menepati suaatu wilayah baik langsung maupun tidak lansung saling berhubungan

sebagai usaha pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan ssosial melalui perasaan

solidaaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang sama.

Adapun macam-macam masyarakat yaitu:

a. Masyarakat Modern

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah tidak terikat padaa adat-

istiadat. Adat istiadat yang menghambat kemajuan segara di tinggalkan untuk

mengadopsi nilai-nilai baru yang secara rasional diyakini membawa kemajuan,

sehingga mudah menerima ide-ide baru.

b. Masyarakat tradisional

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang meelangsungkan

kehidupannyaa berdasarkan pada paatokan kebiasaan adat-istiadayat yang ada di

dalam lingkungannya. Kehidupannya belum terpenuhi oleh perubahan-perubahan

yang berasal dari luar lingkungan sosialnya, sehingga kehidupan masyarakat

tradisional cenderung statis.

17
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan Masyarakat Pencegahan DBD

= Diteliti

= Tidak di teliti

= Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

18
Tabel 3.1 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur
1 Variabel Segala Masyarakat Kuisoner Ordinal 1. Baik: Jika
Independen sesuatu yang mampu dapat
Pengetahuan diketahui menjelaskan menjawab
masyarakat masyarakat tentang pertanyaan
tentang tentang pencegahan DBD: dengan
pencegahaan pencegahan 1. Menerapakan benar 76-
DBD DBD 3M 100%.
2. Mengunakan 2. Cukup: Jika
Obat nyamuk dapat
3. Menberikan menjawab
larvasida pada pertanyaan
penampung dengan
air benar 56-
4. Tidak 75%.
mengantung 3. Kurang:
pakian Jika dapat
5. Memakai menjawab
kelambu pertanyaan
6. Penerangan dengan
ruangan benar
≤55%.

(Arikunto,
2013)

19
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunkan metode deskriptif yaitu suatu metode

untuk mendapatkan gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahaan

Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru

Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur

4.2 Rencana Penelitian

Rancana penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu

untuk meneliti suatu masalah melalui suatu kelompok yang bertujuan untuk

mengetahui Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam Berdarah

Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan Kambera

Kabupaten Sumba Timur.

4.3 Populasi Dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari variable yang menyangkut masalah

yang di teliti (Nursalam ,2003). Populasi menurut Notoatmodjo (2010) adalah

keseluruhan objek yang di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

masyarakat yang berada di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru RT 008/RW

002 sebanyak 802 orang Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.

4.3.2 Sampel

20
Menurut Notoadmodjo, 2005 sampel adalah sebagian masyarakat yang

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh

populasi. Sampel dari penelitian ini menggunakan sample minimal yaitu 30

orang (Nursalam,2003). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan Teknik Survey (dari rumah ke rumah).

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini yaitu:

1. Masyarakat yang berdomisili di Wilaya Kerja Puskesmas Kambaniru RT

008/RW 002 Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.

2. Dapat berkomunikasi dengan baik

3. Bersedia diteliti dan menandatangani surat peryataan calon penelitian

4. Masyarakat yang berumur 20 -70 tahun baik laki-laki maupun perempuan.

4.4 Variabel penilitian

1) Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel Independent adalah suatu kegiatan stimulus aktivitas yang

dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel

dependent (Nursalam, 2013). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah Pengetahuan masyarakat.

2) Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel Depeden adalah variabel respons akan muncul sebagai akibat

dari manipulasi suatu variabel-variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Pencegahan Demam Berdarah

Dengue

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru RT 08/ RW

002 Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur pada Bulan Mei 2021.

21
4.6 Interumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa lembaran kuesioner dalam bentuk pilihan

ganda (Multiple Choice) dengan memilih jawaban pilihan ganda a, b, c, d

atau e, dan berjumlah 15 soal.

4.7 Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data Dan Analisa Data

4.7.1. Teknik Pengumpulan data

a) Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara kunjungan ke

lokasi penelitian dan membagikan koisioner untuk di isi sendiri oleh

responden.

b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait. Dalam

penelitian ini data sekunder diperoleh dari dinas kesehatan,

puskesmas, buku sumber dan internet.

4.7.2 Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan editing, decoding, dan skoring.

1. Editing: yaitu untuk melihat apakah data yang diperoleh sudah terasa

lengkap atau kurang.

2. Decoding: mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya

dengan memberi kode pada masing-masing jawaban menurut item

pada kuesioner.

3. Skoring: yaitu dengan pemberian nilai dari masing-masing responden.

Pemberian score : bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah

diberi nilai 0.

22
4. Tabulasi: Mengelompokan data dalam bentuk tabel

4.7.3 Analisa Data

Data dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian diolah secara

univariat sesuai dengan variabel penelitian. Kategori baik 76-100%, cukup

56-75%, dan kurang ˂ 55. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel

dan narasi sehingga menggambarkan pengetahuan masyarakat tentang

pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan

Kambera Kabupaten Sumba Timur

4.8 Etika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan prinsip etika, antara lain:

1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responde)

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalag

subjek mengethaui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang

diteliti selama pengumpulan data. Jika bersedia diteliti maka responden

bersedia menadatangi lembar persetujuan, jika tidak bersedia diteliti maka

peneliti tidak memaksa dan menghormati haknya.

2. Confidentility (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang berikan oleh responden akan tetap dijamin

oleh peneliti.

3. Anomonity (Tanpa Nama)

Untuk menjada kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang di

isi oleh responden dan hanya diberikan kode tertentu.

23
4.9 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
No Kegiatan Feb Mar 2021 Apr 2021 Mei 2021 Juni 2021
2021
1 Persiapan √ √ √
proposal
2 Seminar √
Proposal
3 Perbaikan √
proposal

4 Pengambilan √ √
Data
5 Penyusunan √ √
laporan
6 Ujian KTI
7 Perbaikan KTI √
8 Pengumpulan √
KTI

24
BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Kambaniru merupakan satu-satunya puskesmas yang ada di

Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur, wilayah 52 KM 2 . Batas wilayah

kerja Puskesmas kambaniru sebelah utara dibatasi selat sumba, sebelah timur di

batasi kecamatan Pandawai, sebelah selatan dibatasi kecamatan kambata

Mapambuhangn dan sebelah utara dibatasi kecamatan Kota Waingapu, dengan

ketenagaan sejumlah 52 orang, berikut tabel distribusi ketenagaan di Puskesmas

kambaniru:

Tabel 5. 1 Distribusi Ketenagaan Di Puskesmas Kambaniru


Kabupaten Sumba Timur 2020

Jenis Tenaga Jumlah Persentase (%)

25
Dokter Umum 3 5.8
S.farm.Apt 1 1.92
S1 Gizi 1 1.92
SKM 1 1.92
SMF 1 1.92
D3 Kebidanan 9 17.3
D3 Keperawatan 14 26.92
D3 Keperawatan Gigi 2 3.8
D3 Kesling 1 1.92
SPK 4 7.7
Bidan P2BA 9 17.3
Lulusan SMA 6 11.58
Total 52 100
Sumber : Profil Puskesmas Kambaniru,2017

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa tenaga kerja untuk dokter umum 3 orang
(5,8%). Di atas dapat di lihat S.farm.Apt 1 orang (1.92%), di atas dapat di lihat S1
Gizi 1 orang (1.92), di atas dapat di lihat SKM 1 orang (1.92), di atas dapat di lihat
SMF 1 orang (1.92), di atas dapat di lihat D3 Kebidanan 9 orang (17,3%),di atas
dapat di lihat D3 Keperawatan 14 orang (26,92%), di atas dapaat di lihat D3
Keperawatan Gigi 2 orang (3,8%),di atas dapaat di lihat D3 Kesling 1(1,92),di atas
dapat di lihat SPK 4 orang ( 7,7%),di atas dapat di lihat bidan P2BA 9 orang
(17.3%),di atas dapat di lihat Lulusan SMA 6 orang (11.58%).

Tabel 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis kelamin,


Pendidikan, Umur Dan Pekerjaan Kabupaten Sumba Timur 2020

Karakteristik Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin
Laki-laki 14 53,3
Perempuan 16 46,7
Umur
15-20 Tahun 18 60
21-35 Tahun 7 23,3
>45 Tahun 5 16,7
Pendidikan
Dasar (SD-SMP) 10 33,3
Menengah (SMS-D3) 18 60
Tinggi S1 dst 2 6,7
Pekerjaan
Bekerja 18 60
Tidak bekerja 12 40
Total 30 100

26
Dalam Tabel 5.2 dapat di lihat bahwa dari 30 responden, jenis kelamin

laki-laki ada sebanyak 14 responden (46,7%), jenis kelamin perempuan sebanyak

16 responden (53,3%).

Dalam tabel 5.2 dapat di lihat bahwa dari 30 responden yang memiliki

umur 15-20 tahun sebanyak 18 responden (60%), umur 21-45 tahun ada sebanyak

7 responden (23%), umur >45 ada sebanyak 5 responden (16,7%).

Dalam tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden yang

memiliki Pendidikan Dasar ada sebanyak 10 responden (10%) (33,3%),

Pendidikan Menengah ada sebanyak 18 responden (60%), dan yang Pendidikan

Tinggi ada 2 responden (6,7%).

Dalam tabel 5.2 dapat di lihat bahwa dari 30 orang responden yang

memiliki pekerjaan petani ada sebanyak 11 responden (36,7%), yang memiliki

pekerjaan sebagai wirasuwasta sebanyak 5 (16,7%), memiliki pekerja avsel

bandara responden 1 (3,3%), dan yang memiliki pekerjaan guru 1 responden

1(3,3%). Tidak memiliki tidak bekerja IRT 12 (40%).

4.3.1 Tingkat Pengetahuan

Berikut di uraikan pengetaahuan responden, sesuai dengan jawaban yang di

berikan oleh responden dalam lembaran kuisioner.

Tabel 5. 3.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden


Terhadap Pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru
Kabupaten Sumba Timur 2020

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 13 43,3
Cukup 9 30
Kurang 8 26,7

27
Total 30 100

Dalam tabel 5.3, didapati pengetahuan responden pada kategori baik

sebesar 43,3 %, pada kategori cukup 30%, sedangkan pada kategori kurang

sebesar 26,7%.

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden kategori baik

sebanyak 13 orang (43,3%), kategori cukup 9 orang (30%), sedangkan kurang

sebanyak 8 orang (26,7%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang di

lakukan oleh (Imba Wahyu Ginandra, 2015) di Desa Sendangmulyon Provinsi

Jawa Tengah menunjukan Sebagian besar kepala keluarga berpengetahuan tinggi

tentang perilaku pencegahan demam berdaraah dengue yaitu sebanyak 23 orang

(63,9%) . Hasil penelitian ini juga sama dengan Novikasari ( 2016) di Puskesmas

Iring Mulyo Provinsi Lampung yang menunjukan bahwa sebagian besar orang

tua berpengetahuan baik tentang kejadian DBD pada anak sebanyak 47

responden (71,2%) . Dan penelitian ini juga sama dengan Engkeng et al,( 2017)

Di Kelurahan Paniki Bawah Provinsi Sulawesi Utara yang menunjukkan

sebagian besar kepala keluarga berpengetahuan baik tentang pemberantasan

sarang nyamuk DBD sebanyak 28 responden (63,6%).

28
Pengetahuan responden yang baik dapat di pengaruhi oleh umur, dimana

dalam penelitian ini mayoritas responden berumur 15-20 tahun (60%) Menurut

Wawan, A (2011) umur 15-20 tahun merupakan tahap remaja yang mulai

memahami dirinya dan lebih mudah menerima informasi sehingga

mempengaruhi konsekuensinya. Pengetahuan yang baik juga bisa di pengaruhi

oleh tingkat pendidikan, dimana dalam penelitian ini rata-rata responden

berpendidikan Menengah (60%) dimana menerut (Wied Hariy A. (1996),

menyebutkan bahwa tingkat Pendidikan turut pula menentukan mudahnya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada

umumnya semakin tinggi Pendidikan seseorang makin baik pula

pengetahuannya. Dan Pengetahuan yang baik juga bisa di pengaruhi oleh

pekerjaan, dimana dalam penelitian ini responden sebagian besar bekerja (60%),

dimana menurut B.Renita (2006) kerja merupakan kegiatan yang di lakukan

dalam upaya untuk mewujudkan kesejahteraan umum, terutama bagi oran-orang

terdekat (keluarga) dan masyarakat,untuk mempertahankan dan mengembangkan

kehidupan.

Di harapkan kepada Pemerintah, Puskesmas, dan Tim Kesehatan lainya

untuk memprioritaskan umur >20 tahun dan yang tidak bekerja dalam

memberikan Pendidikan kesehatan dalam pencegahan demam berdarah

dengue dengan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

dalam pencegahan demam berdarah dengue.

29
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dari 30 responden sebagian besar

berpengetahuan dalam baik yaitu 13 responden (43,3%).

6.2 Saran

Diharapkan kepaada puskesmas kambaniru lebih dapat meningkat kan promosi

kesehatan tentang pencegahan DBD dan kegiatan kerja bakti di wilayah kerja

puskesmas kambaniru.

1. Bagi Masyarakat

30
Masyarakat dapat mempertahankan pengetahuan yang baik terhadap

Pncegahan Demam Berdarah Dengue.

2. Bagi Puskesmas

Diharapkan kepada puskesmas kambaniru lebih dapat meningkatkan

promosi kesehatan tentang pencegahan DBD dan kegiatan kerja bakti di wilayah

kerja puskesmas.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan meneliti tentang pengetahuan dan sikap dalam pencegahan

DBD

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan ada peneliti tentang faktor-faktor lain dan menambah variabel-

variabel penelitian yang berhubungan dengan pencegahan demam berdarah dengue

serta menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda sehingga di

dapatkan hasil peneliti yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dawe, M. A. ., Romeo, P., & Ndoen, E. (2020). Pengetahuan dan Sikap Masyarakat serta
Peran Petugas Kesehatan Terkait Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Journal of Health and Behavioral Science, 2(2), 138–147.
https://doi.org/10.35508/jhbs.v2i2.2283
Engkeng, S., Max, R., & Mewengkang, D. (2017). Kecamatan Mapanget Manado.
Hubungan Antara Pengetahuaan Dan Sikap Kepala Keluarga Dengan Tindakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue, 9, 1–8.
Imba Wahyu Ginandra. (2015). No Hubungan Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga
DEangan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Desa Sendangmulyo

31
Kabupaten Blora Nsakahle.
Matthews, B. J. (2019). Aedes aegypti. Trends in Genetics, 35(6), 470–471.
https://doi.org/10.1016/j.tig.2019.03.005
Novikasari, L. (2016). Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Demam Berdarah
Dengue Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak Di Puskesmas Iring
Mulyo Kota Metro Tahun 2014 . The Journal of Holistic Healthcare), 10(4), 1–4.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/holistik/article/view/284
Putu nova helinayati, N. (2015). Faktor dan pencegahan demam berdarah dengue. NPN
Henilayati - 2015, 9–23.
Ratnawulan, A. (2019). Upaya Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue
di Desa. Bergas Kabupaten Semarang Universitas Negeri Semarang Tahun 2019.
Tito Rizki Yulinda, 2016. (2016). Pengaruh Pelatihan Pemantauan.,Tito Rizki Yulinda,
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016. 10–42.
Wowor, M. F. (2013). Deteksi Dini Demam Berdarah Dengue Dengan Pemeriksaan
Antigen Ns1. Jurnal Biomedik (Jbm), 3(1), 1–9.
https://doi.org/10.35790/jbm.3.1.2011.853

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran I

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU
JLN. ADAM MALIK, NO.126, TELP (0387) 61715

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

32
Kepada Yth : Bapak/Ibu di wilayah kerja puskesmas kambaniru
Nama saya : Maryensi Maheli Eha, mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu angkatan 2018 melaksanakan penelitian dengan
judul “Studi Deskriptif Pengetahuan Masyarakat tentang Pencegahan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kecamatan
Kambera Kabupaten Sumba Timur ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengetahuan bapak/Ibu terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui, maka dengan ini saya minta kesediaannya untuk
menadatangani lembar persetujuan ini dan saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk
menjawab pertanyaan yang saya berikan dalam bentuk lembar kuisoner. Jika ibu tidak
bersedia untuk berpartisipasi saya tidak akan memaksa.
Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Tanda tangan :....................
Tanggal :
Waingapu, 2021

Pemohon

MARYENSI MAHELI EHA


NIM : PO.530320318720

Lampiran II

“STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DBD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANIRU

KECAMATAN KAMBERA KABUPATEN SUMBA TIMUR”

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

33
OLEH

MARYENSI MAHELI EHA


NIM : PO.530320318720

Setelah saya membaca permohonan di atas, maka saya menyatakan bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini. Sebagai bukti kesediaan saya menjadi responden di

bawah ini saya bubuhkan tanda tangan saya :

Waingapu, 2021

Tanda Tangan Responde

Lampiran 3

LEMBAARAN KUISIONEER

STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBANIRU KECAMATAN KAMBERA
KABUPATEN SUMBA TIMUR
TAHUN 2021

34
1.DATA UMUM

IDENTITAS RESPONDEN

1. No = …………( Diisi peneliti)

2. Umur =……………….

3. Jenis kelamin =……………….

4. Pendidikan =…………………

5. Pekerjaan =……………….

II. DATA KHUSUS

Pentunjuk pengisian: jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan

benar.

Berilah tanda chek list (√) pada kotak yang telah di sediakan kotak yang telah di sediakan

sesuai dengan jawaban Bapak/Ibu.

1.Waktu yang baik untuk menguras bak mandi atau penampungan air adalah……

a) 2 hari

b) 3 hari

c) 4 hari

d) 5 hari

e.) 1 minggu

2. Apa saja yang harus di tutup untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah?

Kecuali……

a) Menutup lubang Bambu dengan pasir

b) Menutup lubang pada pagar dengan tanah

c) Menutup penampungan air dengan rapat

d) Menutup selokan air

35
e) Menutup ban dengan plastic atau masukkan dalam karung

3. Apa saja yang harus di kubur untuk mencegah terjadinya penyakit demam berdarah?

Kecuali……

a) gelas bekasan

b) pecahan piring

c) botol atau kaleng

d) plastic

e) meja

4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kegunaan abate?

a) Di campur dengan minuman

b) Mematikan jentik dan larva nyamuk

c) Mematikan kecoak

d) Membersih kan air

e) Mematikan kutu air

5. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kepanjangan dari 3M dalam pencegahan DBD?

a) Menggali, mengubur dan menutup

b) Mencuci, menguras dan mengubur

c) Menggali, menyiram dan menutup

d) Mengubur, menguras dan menutup

e) Memberikan abate, mecuci dan menguras

6. Manfaat memakai kelambu di saat tidur untuk ……

a) Menghindari suara dan gigitan nyamuk

b)) Menghindari gigitan semut

Gc) Menghias tempat tidur agar indah

d) Menghindari dari gigitan lalat

36
e) Melindungi dari kedinginan

7. Jenis obat nyamuk yang dapat di gunakan untuk mencegah demam berdarah?

Kecualli….

a) Bakar baygon

b) Autan obat nyamuk kulit

c) Obat nyamuk hit elektrik isi ulang

d) Obat nyamuk semprot

e) Obat nyamuk makan

8. Di larang mengantung pakian agar tidak…………

a) Tidak menjadi tempat tinggal nyamuk

b) Tidak menjadi tempat sarang semut

c) Tidak menjadi tempat sarang lalat

d) Tidak menjadi tempat sarang burung

e) Tidak menjadi tempat kecoak

9. Melakukan penerangan ruangan karena nyamuk…….

a) Tidak menyukai tempat terang

b) Tidak menyukai tempat gelaap

c) Menyukai tempat terang

d) Menyukai angin

e) Menyukai matahari

10. Cara menguras penampungan air yang baik adalah…………

a) Dengan menyikat atau menggosok rata dinding bagian dalam penampungan

air, mendatar maupun turun agar telur nyampu tidak menempel dapat lepas dan

tidak menetas jentik nyamuk

b) Menyikat luar dinding

37
c)Menguras tanpa membersihkan

d) Membersih kan lantai

e) Membersihkan pintu

11. Cara menutup Penampungan air yang baik adalah….

a) Menutup rapat air dengan rapat

b) Tidak menutup rapat

c) Tidak menutup

d) Menutup bak mandi

e) Menutup Wc

12. Ketika penampungan air tidak di kuras maka yang terjadi………

a) Tempat tinggal jentik

b) Tempat tinggal semut

c) Tempat tinggal burung

d) Tempat tinggal kecoak

e) Tempat tinggal belalang

13. Tujuan dari Cara menguras yang baik dengan menyikat menggosok rata dinding

bagian dalam penampungan air, mendatar maupun turun, maksudnya adalah……..

a) agar telur nyampuk tidaak menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik

nyamuk

b) Agamr telur semut mati

c) Agar telur lalat Mati

d) Agar telur cicak mati

e) Agar kutu air mati

14. Manfaat obat nyamuk adalah……….

a) Menghindari dari gigitan nyamuk yang menyebabkan demam berdarah

38
b) Menghindari dari gigitan semut yang menyebabkan demam berdarah

c) Menghindari dari gigitan lalat yang menyebabkan demam berdarah

d) Menghindari dari gigitan cicak yang menyebabkan demam berdarah

e) Menghindari dari gigitan kecoak yang menyebabkan demam berdarah

15. Barang bekas gelas, pecahan pring dan botol atau kaleng dan plastic dalam 3M

sebaiknya di….

a) Mengubur

b) Menguras

c) Menutup

d) Mengali

e) Menghias ruangan

39

Anda mungkin juga menyukai