Anda di halaman 1dari 105

PENERAPAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

UNTUK MENURUNKAN TINGKAT ANSIETAS PADA


ANAK PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI
DI RS. TK. IV DR NOESMIR BATURAJA

KARYA TULIS ILMIAH

DESY TRI ASTUTI


NIM: PO.71.20.2.19.047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
PENERAPAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
UNTUK MENURUNKAN TINGKAT ANSIETAS PADA
ANAK PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI
DI RS. TK. IV DR NOESMIR BATURAJA

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Kepada Poltekkes Kemenkes Palembang


UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Keperawatan

Oleh

DESY TRI ASTUTI


NIM: PO.71.20.2.19.047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


NAMA : DESY TRI ASTUTI
NIM : PO.71.20.2.19.047
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Institusi : Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan Baturaja

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.

Baturaja, 2022

Pembuat Pernyataan

DESY TRI ASTUTI

NIM: PO71.20.2.19.047

Mengetahui:

Pembimbing Utama Pebimbing Pendamping

Meilina Estiani,SKM,M.Kes Suparno,SST,M.Kes


NIP.196705171990032002 NIP.196403201988031004
S

iii
Poltekkes Kemenkes Palembang
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh DESY TRI ASTUTI NIM PO.71.20.2.19.047 dengan
judul “Penerapan Terapi Bermain Mewarnai Gambar untuk Menurunkan Tingkat
Ansietas pada Anak Prasekolah Akibat Hospitalisasi Di RS. TK. IV DR Noesmir
Baturaja” telah diperiksa disetujui :

Baturaja, 8 maret 2022

Pembimbing Utama Pebimbing Pendamping

Meilina Estiani,SKM,M.Kes Suparno,SST,M.Kes


NIP.196705171990032002 NIP.196403201988031004

iv
Poltekkes Kemenkes Palembang
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah olehDesy Tri Astuti dengan judul “Penerapan Terapi Bermain
Mewarnai Gambar untuk Menurunkan Tingkat Ansietas pada Anak Prasekolah
Akibat Hospitalisasi Di RS. TK. IV DR Noesmir Baturaja” telah dipertahankan di
depan dewan penguji pada tanggal 14 Juni 2022

Dewan Penguji

Ketua Penguji Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Meilina Estiani,SKM,M.Kes Ni Ketut Sujati,APP, M.Kes Hj. Eni Folendra,SKM,MPH


NIP.196705171990032002 NIP.196604181986032001 NIP.196611041990032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan

H. Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes


NIP.196905251989031002

v
Poltekkes Kemenkes Palembang
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :

Soal kalah menang jangan Anda bilang sekarang, kita berjuang dulu". – Najwa
Shihab

PERSEMBAHAN :

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan:

1. KepadaAllah SWT atas segala nikmat berupa kesehatan, kekuatan dan


inspirasi yang sangat banyak dalam proses penyelesaian Laporan Tugas
Akhirini.
2. Teruntuk orang-orang yang sangat berharga di kehidupanku yaitu kedua
orang tuaku, Ayah saya Mudrika dan Ibu saya Neneng yang selalu terus
mendoakanku di tiap langkahku dan selalu memberikan semua
dukungannya kepadaku. Saya sangat bersyukur kepada Allah karena telah
mengirimkan kedua orang malaikat didunia dan semoga Allah melindungi
setiap langkah kedua orang tuaku dan semoga Allah memberikanku
banyak kesempatan untuk membahagiakan kedua orang tuaku.
Terimakasih telah mendukungku sejauh ini, dan aku akan berjanji akan
membahagiakan kedua rang tuaku tersayang. Terimakasih atas kasih
sayang yang sangat luar biasa yang telah kalian berikan kepadaku
selama ini. Aku berjanji tidak akan pernah mengecewakan kalian. Aku
akan melakukan semua yang terbaik atas semua kepercayaan yang telah
kalian semua berikan. Pencapaian saya saat ini merupakan persembahan
istimewa yang saya berikan untuk ayah dan ibu.
3. Teruntuk kedua saudara saya, saudara laki-laki saya yanuar dan sudara
perempuan saya wikaterimakasih telah menjadi saudara yang sangat
berharga. Terimakasih telah menjadi contoh yang baik bagi
saya,terimakasih atas dukungan dan inspirasi yang telah kalian berikan.
4. Teruntuk diri sendiri terima kasih karena telah mampu bertahan sejauh ini
dengan segala rintangan yang telah dihadapi, dan masih bersemangat
untuk menggapai cita-cita yang akn dicapai.

vi
Poltekkes Kemenkes Palembang
5. Terima kasih kepada Pembimbing akademik saya bapak Suryanda S.pd,
M.Kes, terima kasih karena telah memberikan bimbingan dan memberi
arahan dengan penuh kesabaran sehingga saya dapat sampai di tahap ahkir
sekarang ini.
6. Terima kasih untuk Dosen Pembimbing I ibu Meilina Estiani, SKM,M.Kes
dan Dosen Pembimbing II bapak Suparno, SST,M.Kes karena telah
membimbing dan memberi arahan dengan penuh kesabaran sehingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan
tepatwaktu.
7. Teruntuk teman-teman seperjuangan “ANGKATAN XVIII” yang telah
berjuang bersama dalam perkuliahan dan penyusunan Laporan Tugas
Akhir di Prodi Keperawatan Baturaja, terima kasih atas dukungan,
motivasi, semangat, kenangan dan kebersamaan yang indah selama ini.
8. Teruntuk Sahabat saya yang telah saya anggap seperti saudara saya sendiri
Febry Rama Saputra dan Sherina Fitriani terimakasih telah menjadi
sahabat terbaik dan teristimewa yang saya miliki selama ini, terimakasih
atas suport dan dukungan yang telah kalian berikan selama ini dan Kurnia
Sariputri selaku teman seperjuangan dalam menyusun Tugas Akhir ini
yang sama-sama telah melewati halangan dan rintangan selama menyusun
Tugas Akhir.

vii
Poltekkes Kemenkes Palembang
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Palembang Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari bebagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Muhammad Taswin.,SSi,.Apt.,MM.,M.Kes Selaku Direktur


Politeknik Kesehatan Palembang.
2. Ibu Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes Selaku Ketua Jurusan/ketua
program studi diploma 3 keperawatan
3. Bapak H. Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes Selaku Ketua Prodi Keperawatan
Baturaja
4. Ibu Meilina Estiani, SKM,M,Kes selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu,tenaga,dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Suparno,SST,M.kes selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiyah.
6. Bapak Suryanda.S.Pd.M.Kesselaku Pembimbing Akademik
7. Ibu Ni Ketut Sujati,APP, M.Kesselaku penguji I
8. Ibu Hj. Eni Folendra Rosa,SKM,MPH selaku penguji II

Semoga bantuan serta budi baik yang telah di berikan kepada


penulis,mendapat balasan dari Allah SWT.Besar harapan penulis agar Karya Tulis
Ilmiyah akhir ini dapat bermanfaat.

Baturaja, 2022

Desy Tri Astuti

viii
Poltekkes Kemenkes Palembang
ABSTRAK
Astuti,Desy Tri. 2022. Penerapan Terapi Bermain Mewarnai Gambar Untuk
Menurunkan Tingkat Ansietas Pada Anak Prasekolah Akibat Hospitalisasi
Di RS.TK. IV Dr Noesmir Baturaja. Program Studi Diploma III
Keperawatan Baturaja Poltekkes Kemekkes Palembang. Pembimbing (I) :
Meilina Estiani, SKM, M.Kes. Pembimbing (II) : Suparno, SST, M.Kes.

Latar Belakang :Ansietas atau Kecemasan merupakan respon yang sering


muncul pada anak yang menjalani perawatan di rumah sakit. Salah satu intervensi
keperawatan untuk membantu mengurangi kecemasan pada anak usia prasekolah
adalah dengan penerapan bermain mewarnai gambar. Mewarnai gambar
merupakan salah satu terapi bermain yang dapat diberikan pada anak dengan
diberi kesempatan untuk bermain dengan menggunakan buku yang siap diwarnai
dan pensil warna terhadap.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efektifitas penerapan terapi bermain mewarnai
gambar terhadap respon Ansietas anak usia prasekolah yang sedang menjalani
hospitalisasi.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diganosa
keperawatan, intervensi, dan evaluasi pada dua orang sampel sebagai partisipan
penelitian.
Hasil Penelitian : Setelah dilakukan penerapan terapi bermain mewarnai gambar
selama 2 hari, penerapan ini dapat menurunkan tingkat Ansietas pada anak usia
pra sekolah.
Kesimpulan : Bahwa penerapan terapi bermain mewarnai gambar dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat Ansietas pada anak prasekolah sehingga
ansietas atau kecemasan anak berkurang dan lebih kooperatif dalam menerima
perawatan.

Kata Kunci : Hospitalisasi, Ansietas, Terapi bermain dengan mewarnai gambar.

ix
Poltekkes Kemenkes Palembang
ABSTRACT

Astuti,Desy Tri. 2022. Application of Image Coloring Play Therapy to Reduce


Anxiety Levels in PreschoolErs Due to Hospitalization. TK. IV Dr Noesmir
Baturaja. Diploma III Nursing Study Program Baturaja Poltekkes
Kemekkes Palembang. Supervisor (I) : Meilina Estiani, SKM, M.Kes.
Supervisor (II) : Suparno, SST, M.Kes.
Background: Anxiety is a response that often appears in children undergoing
hospital treatment. One of the nursing interventions to help reduce anxiety in
preschool-aged children is the application of playing coloring pictures. Coloring
pictures is one of the play therapies that can be given to children by being given
the opportunity to play using books that are ready to be colored and colored
pencils against.
Research Objectives: To determine the effectiveness of the application of play
therapy coloring pictures on the anxiety response of preschool-aged children who
are undergoing hospitalization.
Research Methods: This study uses a case study design using a nursing care
approach, namely assessment, nursing diagnosis, intervention, and evaluation of
two samples as research participants.
Research Results: After applying the play therapy to coloring pictures for 2 days,
this application can reduce anxiety levels in pre-school age children.
Conclusion: That the application of playing coloring pictures can be used to
reduce anxiety levels in preschool children so that children's anxiety is reduced
and more cooperative in receiving treatment.

Keywords: Hospitalization, Anxiety, Play therapy by coloring pictures.

x
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. vi


KATA PENGANTAR ................................................................... viii
ABSTAK ......................................................................................... ix
ABSTRACT ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xv


BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................... 4
1.4.1 Bagi Masyarakat ....................................................... 4
1.4.2 Bagi Program Studi D3 Keperawatan Baturaja .......... 4
1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan Khususnya Perawat Anak ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................... 5


2.1 Konsep Hospitalisasi .......................................................... 5
2.1.1 Definisi Hospitalisasi ................................................ 5
2.1.2 Dampak Hospitalisasi ............................................... 5
2.1.3 Reaksi Anak Prasekolah Terhadap Hospitalisasi ....... 6
2.2 Konsep Ansietas ................................................................ 6

xi
Poltekkes Kemenkes Palembang
2.2.1 PengertianAnsietas.................................................... 6
2.2.2 Penyebab Ansietas .................................................... 7
2.2.3 Tingkat Ansietas ....................................................... 8
2.2.4 Pengukuran Tingkat Ansietas .................................... 9
2.3 Konsep Permainan Mewarnai Gambar ............................. 11
2.3.1 Definisi Mewarnai Gambar ..................................... 11
2.3.2 Tujuan Terapi Mewarnai Gambar ........................... 12
2.3.3 Cara Bermain .......................................................... 12
2.4 Asuhan Keperawatan ....................................................... 14
2.4.1 Pengkajian Keperawatan ......................................... 14
2.4.2 Diagnosis Keperawatan ........................................... 15
2.4.3 Perencanaan Keperawatan....................................... 15
2.4.4 Pelaksanaan Keperawatan ....................................... 17
2.4.5 Evaluasi Keperawatan ............................................. 17
2.5 Hasil Penelitian yang berhubungan dengan Terapi Bermain
mewarnai gambar dalam menurunkan tingkat Ansietas
akibat hospitalisasi ........................................................... 17
2.5.1 Hasil Penelitian yang dilakukan Idris & Reza
( 2017) .................................................................... 17
2.5.2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryani & Zaly
(2019) ..................................................................... 17
BAB III METEODELOGI STUDI KASUS .................................. 19
3.1 Rancangan Studi Kasus .................................................... 19
3.2 Kerangka Studi Kasus ...................................................... 19
3.3 Definisi Istilah ................................................................. 20
3.4 Subyek Studi Kasus ......................................................... 20
3.5 Fokus Studi Kasus ........................................................... 20
3.6 Tempat dan Waktu Studi Kasus ....................................... 21
3.6.1 Tempat/lokasi ......................................................... 21
3.6.2 Waktu .................................................................... 21
3.7 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ....................... 21
3.8 Etika Studi Kasus ............................................................. 21

xii
Poltekkes Kemenkes Palembang
3.9 Analisis dan Penyajian Data ............................................. 22
BAB IV HASIL STUDI KASUS .................................................... 23
4.1 Keadaan Umum Lokasi Studi Kasus ................................. 23
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit TK.IV.Dr Noesmir Baturaja ... 23
4.1.2 Sarana dan Prasarana ............................................... 24
4.1.3 Visi, Misi dan Motto ............................................... 26
4.1.4 Struktur Organisasi .................................................. 27
4.2 Hasil Studi Kasus .............................................................. 28
4.2.1 Gambaran Pengkajian .............................................. 28
4.2.2 Analisa Data ............................................................ 30
4.2.3 Gambaran Diagnosis Keperawatan .......................... 33
4.2.4 Gambaran Intervensi ............................................... 33
4.2.5 Gambaran Implementasi .......................................... 39
4.2.6 Gambaran Evaluasi ................................................. 47
BAB V PEMBAHASAN ................................................................ 50
5.1 Uraian Pembahasan ... ....................................................... 50
5.2 Keterbatasan Studi Kasus .................................................. 53
BAB VI PENUTUP ........................................................................ 54
6.1 Kesimpulan ....................................................................... 54
6.2 Saran................................................................................. 54

xiii
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR TABEL

Pengukuran Tingkat Ansietas Menggunakan SLKI (2019)

xiv
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan


Lampiran 2 Surat Izin Studi Kasus
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Instrumen Studi Kasus
Lampiran 5 Bukti Proses Bimbingan
Lampiran 6 Foto Kegiatan Studi Kasus
Lampiran 7 Pengkajian Klien

xv
Poltekkes Kemenkes Palembang
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hospitalisasi merupakan masuknya individu ke rumah sakit
sebagai seorang pasien dengan beragam alasan antara lain pemeriksaan
diagnostik, melakukan perawatan medis, melakukan prosedur operasi,
pemberian obat dan juga dapat menstabilkan ataupun melakukan
pemantauan kondisi (Heri&Intan,2017).
Menurut Selye (1996) dalam Teti & Cecep (2015), Kecemasan
merupakan gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya
perasaan ketakutan ataupun kekhawatiran yang teramat dan berkelanjutan,
tidak mengalami gangguan dalam menilai sesuatu, dan perilaku yang
terganggu tapi masih di batas normal.
Berdasarkan data WHO (2016), jumlah anak yang dirawat di
rumah sakit pada tahun 2016 berjumlah sebanyak 530 juta jiwa dengan
angka presentase sebanyak 63%. Kemudian menurut data dari UNICEF
jumlah anak pada usia pra sekolah di 3 negara terbesar yang ada didunia
mencapai 148 juta 958 jiwa anak dengan insiden, 57 juta anak dirawat
pada setiap tahunnya di rumah sakit dengan presentase sebanyak 75%
yang mengalami trauma berupa ketakutan (Heri&Intan,2017).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2018
bahwa 3%-10% pasien anak yang di rawat di Amerika Serikat mengalami
stress selama hospitalisasi. Sekitar 3%-7% dari anak usia sekolah yang di
rawat di Jerman juga mengalami hal yang serupa, 5%-10% anak yang di
hospitalisasi di Kanada dan Selandia Baru juga mengalami tanda stress
selama di hospitalisasi.
Angka kesakitan anak di Indonesia mencapai lebih dari 45% dari
jumlah keseluruhan populasi anak di Indonesia (Kemenkes RI, 2018).
Sehingga didapat peningkatan hospitalisasi pada anak menurut Data Badan
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 angka rawat inap atau hospitalisasi

1
Poltekkes Kemenkes Palembang
2

anak di Indonesia naik sebesar 13% dibandingkan tahun 2017. (Badan


Pusat Statistik., 2018).
Menurut Kementrian Kesehatan RI(2016), jumlah hospitalisasi
pada anak di indonesia mencapai 2,3% dari jumlah penduduk yang ada di
indonesia. Berdasarkan Survei KEMENPPPA(2015), didapatkan data anak
sebanyak 1.425 anak yang terdampak hospitalisasi. Dampak hospitalisasi
berat sebesar 33,2% sedangkan hospitalisasi sedang sebesar 41,6% dan
hospitalisasi ringan sebesar 25,2% (Kementrian Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak,2015).
Berdasarkan Data dari ruang anak di RS.TK.IV Dr Noesmir
Baturaja pada tahun 2021 jumlah anak yang dirawat inap sebanyak 510
anak dengan persentase 61,2%.
Untuk mengurangi dampak dari hospitaliasi yang dialami anak
selama proses perawatan, maka diperlukan suatu media yang dapat
mengungkapkan rasa cemas dari anak yaitu salah satunya dengan terapi
bermain (Dayani,dkk ,2015)
Bermain yaitu suatu aktivitas yang dimana anak bisa melakukan
ataupun mempraktikkan keterampilannya, mengekspresikan terhadap
pemikirannya, menjadi lebih kreatif, dan mepersiapkan dirinya dalam
berperan dan berperilaku menjadi dewasa. Dengan bermain anak akan bisa
selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan pemikirannya, emosional
dan mentalnya sehingga akan membatu anak menjadi tumbuh kreatif,
penuh inovatif dan cerdas (Alimul ,2012).
Permainan pada anak prasekolah dapat dilakukan penerapan
dengan cara melakukan skill play, seperti mewarnai. Karena dapat
mengurangi tingkat kecemasan pada anak selama Hospitalisasi
(Susilaningrum, dkk, 2013).
Masalah kecemasan atau ansietas umumnya muncul pada anak
yang mengalami hospitalisasi tanpa melihat jenis kelamin dan umur anak.
Menurut standar diagnosa keperawatan umumnya kecemasan ini dilakukan
dengan teknik distraksi. Teknik distraksi ini adalah mengalihkan perhatian
atau mengurangi emosi dan pikiran negatif terhadap sensasi yang tidak
3

diinginkan. Bentuk teknik distraksi dapat bermacam-macam, antara lain


membaca buku, menonton televisi, bermain, aktivitas terapi, membaca
cerita, dan bernyanyi. Bermain dalam upaya hospitalisasi bisa dengan
menggunakan Teknik Mewarnai Gambar.
Terapi mewarnai gambar adalah salah satu permainan yang sesuai
dengan prinsip yang terdapat rumah sakit dimana secara psikologis
permainan ini dapat membantu anak dalam menunjukkan perasaannya
yang sedang cemas, takut, sedih, tertekan dan emosi. (Arifin &
Udiyani,2019).
Berdasarkan latar belakang dari masalah diatas, peneliti tertarik
melakukan studi kasus dengan judul penerapan teknik mewarnai gambar
untuk menurunkan tingkat Ansietas pada anak prasekolah akibat
hospitalisasi di RS.TK.IV.DR Noesmir Baturaja.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimanakah gambaran penerapan terapi bermain mewarnai
gambar untuk menurunkan tingkat Ansietas pada anak pra sekolah akibat
hopitalisasi di RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran dari penerapan terapi bermain
mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat Ansietas pada anak pra
sekolah akibat hopitalisasi di RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mendapatkan gambaran sebelum dilakukan penerapan
terapi bermain mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat
Ansietas pada anak pra sekolah akibat hopitalisasi di
RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja.
2. Untuk mendapatkan gambaran setelah dilakukan penerapan
terapi bermain mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat
4

Ansietas pada anak pra sekolah akibat hopitalisasi di


RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga dari anak yang
mengalami ansietas akibat hopitalisasi.

1.4.2 Bagi Program Studi D3 Keperawatan Baturaja


Sebagai referensi bacaan bagi mahasiswa pada tentang cara
mengatasiansietas pada anak melalui penerapan terapi mewarnai
gambar.

1.4.3 Bagi Petugas Kesehatan Khususnya Perawat Anak

Manfaat studi kasus bagi perawat anak yaitu sebagai informasi


tentang cara mengatasi ansietas pada anak akibat hospitalisasi
untuk menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi anak akibat
hospitalisasi.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Hospitalisasi

2.1.1 Definisi Hospitalisasi

Hospitalisasi adalah suatu proses yang karena suatu alasan yang


darurat atau berencana, lalu mengahruskan anak untuk tinggal di rumah
sakit, dan menjalani terapi sampai saat pemulangannya untuk kembali
kerumah. Selama saat proses tersebut, orang tua dan anak dapat
mengalami berbagai macam kejadian yang menurut dari bebrapa penelitian
ditunjukkan dengan pengalaman yang penuh dengan stress dan sangat
traumatik (Supartrini,2014).

Hospitalisasi adalah sebuah pengalaman yang mengacam bagi tiap


orang. Karena penyakit yang diderita akan menimbulkan perubahan dari
perilaku normal sehingga klien harus menjalani perawatan di rumah
sakit(hospitalisasi) (Asmadi,2015).

2.1.2 Dampak Hospitalisasi

Hospitalisasi sering kali menimbulkan peristiwa penuh stress dan


traumatik. Efek dari hospitalisasi pada anak sendiri mencakup ansietas
(kecemasan) serta ketakutan (Kyle & Carman,2015).

Kecemasan memiliki dampak jangka pendek yakni berupa


ketakutan yang jika tidak segera ditangani dapat membuat anak melakukan
penolakan terhadap tindakan perawatan dan pengobatan yang akan
diberikan sehingga dapat berpengaruh terhadap lamanya hari si anak di
rawat,mungkin juga bisa memperberat kondisi anak dan bahkan dapat
menyebabkan kematian pada anak (Heri&Intan,2017).

5
Poltekkes Kemenkes Palembang
6

Kemudian Dampak jangka panjang dari kecemasan pada anak sakit


dirawat yang tidak segera ditangani abisa saja menyebabkan beberapa hal
yang akan terjadi seperti kesulitan dan kemampuan membaca yang
buruk,memiliki gangguan bahasa dan perkembangan kognitif, menurunnya
kemampuan intelektual dan sosial serta fungsi imun (Heri&Intan,2017).

2.1.3 Reaksi Anak Prasekolah Terhadap Hospitalisasi

Perawatan yang terdapat dirumah sakit memaksa anak untuk


berpisah dari lingkungan yang dirasanya aman, menyenangkan dan penuh
kasih sayang, yaitu lingkungan rumah, permainan, teman-teman
sepermainannya. Reaksi dari anak terhadap perpisahan ditunjukkan anak
usia pra sekolah dengan seperti menolak untuk makan, sering bertanya,
menangis walaupun perlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan. Perawatan dirumah sakit juga dapat membuat anak menjadi
kehilangan kontrol terhadap dirinya. Hal ini menimbulkan reaksi agresif
dengan cara marah dan berontak , mengucapkan kata-kata marah,
betergantungan dengan orang tua dan tidak mau bekerjasama dengan
perawat (Supartrini,2014).
Hospitalisasi sering kali menimbulkan peristiwa penuh stress dan
traumatik. Efek dari hospitalisasi pada anak sendiri mencakup ansietas
(kecemasan) serta ketakutan (Kyle & Carman,2015).

2.2 Konsep Ansietas

2.2.1 PengertianAnsietas

Ansietas adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan gejala


somatik, vegetatif dan kognitif sebagai respon terhadap tidak adanya rasa
aman atau ketidakmampuan dalam mengatasi suatu masalah (Honesdocs
Editorial Team,2019).

Poltekkes Kemenkes Palembang


7

Kecemasan termasuk ke dalam kelompok emosi primer yang


meliputi perasaan bimbang, was-was, ragu-ragu, khawatir, kaget, gelisah,
Perasa terancam, dan sebagainya. Kita juga bisa mengetahui adanya
anxietas dengan cara menanyakan langsnung kepada orang tersebut, asal
orang tersebut tidak menyembunyikan perasaan emosinya secara
sengaja,dan sebagainya (Willy,2013).

Menurut Sarafino (1994) dalam Tetty & Cecep (2015), Kecemasan


merupakan suatu keadaan ketakutan terhadap ketidakberdayaan dirinya
dan respon terhadap kehidupan dirinya yang tidak berarti.

Kecemasan atau ansietas merupakan penilaian dan respon


emosional terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kondisi dialami secara
subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan
merupakan suatu perasaan yang berlebihan terhadap kondisi ketakutan,
kegelisahan, bencana yang akan datang, kekhawatiran atau ketakutan
terhadap ancaman nyata atau yang dirasakan (Heri&Intan,2017).

2.2.2 Penyebab Ansietas

Menurut Savitri (2003), kecemasan sendiri biasanya merupakan


hasil yang berlebihan terhadap tekanan dari emosi. Ada empat faktor
utama yang dapat mempengaruhi pola dasar yang menunjukkan reaksi dari
rasa cemas, yakni :

a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitaran tempat tinggal dapat mempengaruhi
cara befikir tentang individu dan orang lain. Kecemasan sendiri
wajar timbul jika seseorang sedang merasa tidak aman terhadap
lingkungannya.

Poltekkes Kemenkes Palembang


8

b. Emosi yang Ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan


jalan keluar dari permasalahannya dari hubungan personal. Hal ini
benar terutama jika individu menekan rasa amarah atau frustasi
dalam jangka waktu yang lama.

c. Sebab-sebab Fisik
Fikiran dan tubuh senantiasa saling berinterkasi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Dan biasanya dapat dilihat
dalam kondisi contohnya seperti kehamilan, saat remaja ketika baru
pulih dari suatu penyakit. Disaat-saat seperti ini dapat memicu
perubahan perasaan, dan dapat menyebabkan kecemasan.
d. Keturunan
Walaupun ada gangguan emosi yang telah ditemukan dalam
keluarga tertentu, tetapi ini bukan merupakan dari penyebab
penting dari timbulnya kecemasan.

2.2.3 Tingkat Ansietas

Kecemasan sendiri berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan


tidak berdaya. Menurut Peplau (1952) dalam Yulifah (2020) ada empat
tingkatan yaitu :

a. Kecemasan Ringan
Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami dalam sehari-
hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya yang
meluas, serta menajamkan indera. Dapat memotivasi individu
untuk dapat belajar dan serta mampu untuk mecahkan masalah
secara efektif serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Kecemasan sedang
Individu terfokua hanya pada suatu pikiran yang menjadi
perhatiannya, terjadinya penyempitan lapangan persepsi, serta
masih dapat melakukan sesuatu dengan adanya arahan orang lain.

Poltekkes Kemenkes Palembang


9

c. Kecemasan berat
Lapangan dari persepsi individu sangat sempit. Pusat
perhatiannya pada detail yang kecil dan spesifik yang tidak dapat
berfikir akan hal-hal lain. Seluruh perilaku yang dimaksudkan
adalah untuk mengurangi terjadinya kecemasan dan memerlukan
banyak perintah/ arahan supaya terfokus pada area yang lain.
d. Panik
Individu mengalami kehilangan kendali diri dan detail
perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka individu tidak
mampu melakukan apapun meski sudah diberikan perintah.
Terjadinya aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan
bersosialisasi dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan
hilangnya pikiran rasional, serta tidak mampu berfungsi secara
efektif. Dan biasanya disertai dengan adanya disorganisasi
kepribadian.

2.2.4 Pengukuran Tingkat Ansietas

Pengukuran tingkat Ansietas menggunakan Standar Luaran


Keperawatan Indonesia (SLKI), 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penentuan luaraan keperawatan dalam rangka memberikan asuhan
keperawatan yang aman, efektif dan etis.

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun


Meningkat Menurun

Verbalisasi Kebingungan
pada anak

Verbalisasi Khawatir
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Poltekkes Kemenkes Palembang


10

Gelisah pada anak

Tegang pada anak

Frekuensi nadi anak

Gemetar (tremor) pada


anak

Pucat pada anak

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


Pertanyaan
Memburuk Membaik

Konsentrasi pada anak

Pola tidur pada anak

Kontak mata

Tabel 1. Pengukuran tingkat Ansietas menggunakan SLKI (2019)

Pada luaran keperawatan terdapat komponen ekspektasi, yaitu penilaian


terhadap hasil yang diharapkan tercapai. Ekspektasi menggambarkan seperti
apa kondisi, perilaku atau persepsi pasien akan berubah setelah diberikan
intervensi keperawatan. Terdapat tiga kemungkinan ekspektasi yang
diharapkan, yaitu :

a. Meningkat, yaitu bertambah dalam ukuran, jumlah, derajat atau tingkatan


b. Menurun, yaitu berkurang dalam ukuran, jumlah, derajat atau tingkatan
c. Membaik, yaitu menimbulkan efek yang lebih baik, adekuat, atau efektif
Ekspektasi Menurun digunakan pada luaran negatif seperti Tingkat
keletihan, Tingkat Ansietas, Tingkat Berduka, Tingkat Infeksi, Tingkat
Perdarahan, Respon Alergi.

Komponen selanjutnya yaitu kriteria hasil. Kriteria hasil merupakan


karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur oleh perawat dan
dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
keperawatan. Kriteria hasil juga dapat disebut sebagai indikator karena

Poltekkes Kemenkes Palembang


11

menggambarkan perubahan-perubahan yang ingin dicapai setelah pemberian


intervensi keperawatan.

Pada pengukuran tingkat Ansietas ini menggunakan metode ceklist


sesuai dengan angka atau nilai dengan skala :

1 2 3 4 5

Meningkat Cukup Meningkat Sedang Cukup Menurun


Menurun

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Memburuk Sedang Cukup Membaik


Membaik

2.3 Konsep Permainan Mewarnai Gambar

2.3.1 Definisi Mewarnai Gambar

Menurut Tri (2015), Mewarnai secara harfiah merupakan


membubuhkan warna atau cat pada suatu gambar. Dengan mewarnai anak
bukan hanya belajar mengal warna namun juga memberi kesempatan anak
untuk mengekprsikan diri. Kegiatan mewarnai gambar dapat melatih
keterampilan motorik sekaligus kemampuan kognitif sebab dalam
mewarnai anak dilatih untuk menggunakan alat mewarnai secara tepat
serta otot tangan menjadi terlatih.

Permainan mewarnai gambar juga dapat melatih dan meningkatkan


kreatifitas anak (Heri & Intan,2017).

Mewarnai gambar adalah suatu bentuk dari kegiatan kreativitas,


dimana anak diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna
pada bebeerapa bentuk atau pola dari gambar, sehingga terciptalah sebuah
kreasi seni (Olivia,2013).

Poltekkes Kemenkes Palembang


12

Teknik ini sangat berguna dalam berbagai situasi contohnya nyeri,


cemas, kurangnya kebutuhan tidur, stress, serta emosi yang ditunjukkan.
Mewarnai memang menuntut sikap dan teknik relaksasi yang mumpuni,
menurut potter & perry semakin anda bisa menghadirkan relaksasi maka
akan ada penurunan respirasi, nadi dan jumlah metabolik dalam tubuh
(Rizal,2021).

2.3.2 Tujuan Terapi Mewarnai Gambar

Tujuan menerapkan terapi bermain pada anak di rumah sakit adalah


agar anak dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama
perawatan, agar dapat mengekpresikan pikiran dan fantasi anak, agar anak
dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat
dan agar anak dapat beradaptasi secara efektif dengan lingkungan yang
baru yaitu rumah sakit sehingga kecemasan anak karena hospitalisasi dapat
berkurang karena terapi bermain tersebut ( Andriana,2011).

Selain itu terapi bermain akan melepaskan anak dari ketegangan


dan kecemasan yang dialami. Karena dengan bermain anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainan (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya dalam bermain. Akibat adanya distraksi dan
relaksasi yang terjadi, anak yang mengalami cemas akhirnya menjadi tidak
cemas lagi (Supartini, 2004).

2.3.3 Cara Bermain

Menurut Ni’ & Yuni (2016) Prosedur pelaksanaan :


a. Setelah semuanya siap, terapis mulai dengan memberikan instruksi
pelaksanaan mewarnai dengan instruksi perlahan lahan dan satu
persatu.
b. Instruksi diberikan sambil bercerita agar imajinasi juga ikut tersentuh
dengan intonasi suara yang variatif dan komunikatif, dan yang

Poltekkes Kemenkes Palembang


13

terpenting adalah anak sangat menyukai dongeng, sehingga diharapkan


perhatian hanya tertuju ke objek
c. Kemudian berikan alat mewarnai gambar dan minta anak memilih
warna hijau, jika masih salah terapis ambilkan warna hijau sambil di
angkat tinggi-tinggi
d. Setelah selesai satu warna, segera berikan tepuk tangan dan komentar
positif
e. Kemudian berikan kembali alat mewarnai gambar dan minta anak
memilih warna coklat, jika masih salah terapis ambilkan warna coklat
sambil diangkat tinggi-tinggi
f. Begitu seterusnya sampai seluruh gambar selesai diwarnai.
g. Prinsip yang penting yang tidak boleh terlupakan adalah setiap kali
selesai mewarnai satu bagian, berikan reward berupa pujian.
h. Tanyakan pada anak apakah ia merasa senang.
i. Kemudian terapis kembali memberi instruksi untuk menyelesaikan
mewarnai bagian yang belum diselesaikan dengan prinsip yang sama
dengan instruksi sebelumnya. Dan memberikan pujian positif setiap kali
dia selesai melakukan tugas dengan baik.
j. Setelah anak selesai mewarnai seluruh gambar, beri tepuk tangan
sambil mengucapkan "wah hebatt... Gambar nya sudah selesai...." ,
Kemudian ajak dia tos dan beri kesukaannya misalnya minuman atau
pelukan.
k. Pada tahap ini, terapis juga mencatat respon anak pada lembar
monitoring, mencatat waktu yang dihabiskan anak untuk menyelesaikan
gambar dan mencatat cara anak menyelesaikan gambar, apakah
dikerjakan dengan asal²an, mata melihat penuh kerarah gambar atau
anak masih menoleh kesana kesini pada saat mewarnai, termasuk
respon anak ketika diberi reward, hal ini penting untuk mengetahui
apakah anak senang atau sebaliknya ketika diberi reward. Yang
terpenting adalah mencatat berapa kali anak dapat mengikuti instruksi
dengan baik, catatan ini penting karena perilaku ini akan diberi
penguatan pada saat selanjutnya.

Poltekkes Kemenkes Palembang


14

2.4 Asuhan Keperawatan


2.4.1 Pengkajian Keperawatan

Menurut Kyle & Susan (2015) dalam Farida (2018), pengkajian


kesehatan yang menyeluruh dan akurat merupakan dasar bagi asuhan
keperawatan yang lengkap. Pengkajian kesehatan ini, seharusnya meliputi
riwayat kesehatan menyeluruh dan pemeriksaan fisik.

a. Riwayat kesehatan
1. Demografi : meliputi nama anak, usia, jenis kelamin, dan informasi
demografi lain.
2. Keluhan utama : meliputi keluhan yang dirasakan anak, catat sesuai
dengan yang disampaikan anak atau orangtua.
3. Riwayat kesakitan saat ini : meliputi awitan, durasi, pengobatan
sebelumnya, segala hal yang mengurangi dan memperburuk masalah
kesehatan.
4. Riwayat keehatan masa lalu : meliputi riwayat prenatal, riwayat
perinatal, riwayat kesakitan dimasa lalu, masalah tumbuh kembang,
riwayat alergi makanan dan obat, status imuisasi.
5. Riwayat kesehatan keluarga : meliputi usia dan status kesehatan
orangtua, saudara kandung, dan anggota keluarga lain.
6. Tinjauan sistem : mengkaji tentang riwayat baik pada masa lalu
maupun sekarang yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan, kulit, kepala dan leher, mata dan penglihatan, telinga
dan pendengaran, mulut dan gigi, sistem pernapasan, sistem
kardiovaskuler, sistem gastrointestinal, sistem genitourinaria, dan
sistem muskuloskeletal.
7. Riwayat perkembangan : mengkaji tentang kemampuan motorik
kasar, keterampilan motorik halus yang sudah dicapai, kemampuann
perawatan diri, toilet trainingg, keterampilan makan, dan
keterampilan sosial.
8. Riwayat fungsional : melakukan pengkajian mengenai pola
kebiasaan sebelum sakit dan saat atau setelah sakit meliputi, nutrisi,

Poltekkes Kemenkes Palembang


15

eliminasi, aktivitas dan olahraga, perilaku tidur, perawatan


kebersihan diri, dan aspek psikososial.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi penampilan umum, tanda-tanda vital
(suhu, denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah), pengukuran
tubuh (berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar perut dan lingkar dada) dan pengkajian secara sistematis
head to toe.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu,keluarga, atau komunitas pada masalah
kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang
optimal (SDKI,2017).

Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hospitalisasi yang


telah disesuaikan dengan SDKI (2017) adalah :

Ansietas Berhubungan Dengan Krisis Situasional (Hospitalisasi) (D.0080)

2.4.3 Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang


dikerjakan oleh perawat yang di dasarkan pada pengetahuan dan penilaian
klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan
klien individu, keluarga, dan komunitas (SIKI, 2018).

Sesuai dengan diagnosa yang diambil yaitu Ansietas Berhubungan


Dengan Krisis Situasional (Hospitalisasi).

Tujuan : Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali diharapkan


kecemasan menurun.

Poltekkes Kemenkes Palembang


16

Kriteria Hasil :
1. Verbalisasi kebingungan menurun
2. Verbalisasi khawatir akibat kindisi yang dihadapi menurun
3. Perilaku gelisah menurun
4. Perilaku tegang menurun
5. Frekuensi nadi menurun
6. Tremor menurun
7. Pucat menurun
8. Konsentrasi membaik
9. Pola tidur membaik
10. Kontak mata membaik (SLKI, 2019).
Intervensi :

Observasi :

1. Identifikasi pilihan teknik distraksi yang diinginkan.


Terapeutik :
1. Gunakan teknik distraksi (mis. Membaca buku, menonton
televisi,bermain, aktivitas terapi, membaca cerita, bernyanyi)
Edukasi :
1. Jelaskan manfaat dan jenis distraksi bagi panca indra (mis. Musik,
televisi, baca, video, permainan)
2. Anjurkan menggunakan teknik sesuai dengan tingkat energi,
kemampuan, usia, tingkat perkembangan
3. Anjurkan membuat daftar aktivitas yang menyenangkan
4. Anjurkan berlatih teknik distraksi (SIKI, 2018).

2.4.4 Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi. Dalam melakukan implementasi pada anak

Poltekkes Kemenkes Palembang


17

diperlukan untuk melibatkan orang tua, karena orang tua yang akan
melakukan perawatan di rumah dan orang tua sebagai mekanisme koping
anak (Dermawan,2012 dalam Farida, 2018).

2.4.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil atau perbuatan dengan


standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana
tujuan tercapai. Efektifitas intervensi keperawatan ditentukan dengan
pengkajian ulang yang kontinu. Pengkajian ulang meliputi keluhan yang
dirasakan anak setelah diberikan intervensi dan juga membandingkan
kondisi anak saat dilakukan evaluasi dengan kriteria keberhasilan pada
rencana keperawatan (Dermawan, 2012 dalam Farida, 2018).

2.5 Hasil Penelitian yang berhubungan dengan Terapi Bermain


mewarnai gambar dalam menurunkan tingkat ansietas akibat
hospitalisasi

2.5.1 Hasil Penelitian yang dilakukan Idris & Reza (2017)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Idris &


Reza (2017), hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang
dialami anak usia prasekolah mengalami penurunan sesudah terapi
bermain. Hal ini berarti bahwa terapi bermain mewarnai gambar
merupakan salah satu teknik yang dapat mengalihkan perhatian anak akan
suatu objek yang mencemaskannya, dan didapatkan hasil P value 0,009.
2.5.2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryani & Zaly (2019)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aryani &
Zaly (2019), tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah yang
mengalami hospitalisasi sebelum diberikan terapi bermain mewarnai
gambar di ruang paviliun anak RSPAD sebagian besar tergolong
kecemasan berat yaitu sebanyak 29 anak (82,9%). Tingkat kecemasan
pada anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi sesudah diberikan

Poltekkes Kemenkes Palembang


18

terapi bermain di ruang paviliun anak di RSPAD sebagian besar tergolong


kecemasan sedang 28 anak (80%). Terdapat pengaruh pemberian terapi
bermain terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah di ruang
paviliun anak di RSPAD, dan didapatkan hasil P value 0,00.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Rancangan studi kasus dalam penelitian ini adalah penelitian


studi kasus tentang penerapan teknik mewarnai gambar untuk menurunkan
tingkat ansietas pada anak prasekolah akibat hospitalisasi di RS.TK.IV Dr
Noesmir Baturaja.

3.2 Kerangka Studi Kasus

Kerangka studi kasus ini menggambarkan rancangan asuhan


keperawatan yang merupakan tahapan asuhan keperawatan yang
menjelaskan hubungan komponen atau aspek yang dieksplorasi kedalam
studi kasus. Hasil Kajian yang menggambarkan Masalah
Ansietas akibat Hospitalisasi pada anak yang
Pengkajian Keperawatan dirawat di RS.TK.IV. DR. Noesmir Baturaja

Ansietas berhubungan dengan Krisis


Diagnosis Keperawatan
situasional (Hospitalisasi)
Merencanakan tindakan keperawatan berupa
Rencana Keperawatan penerapan Terapi Bermain mewarnai gambar

Menilai tingkat ansietas sebelum dilakukan


Pelaksanaan penerapan terapi bermain mewarnai gambar
Keperawatan
Melakukan penerapan terapi bermainmewarnai
gambar

Menilai tingkat ansietassesudah dilakukan


penerapan terapi bermain mewarnai gambar

Mengevaluasi sebelum dan sesudah


Evaluasi Keperawatan melakukan tindakan Terapi bermain Mewarnai
Gambar

19
Poltekkes Kemenkes Palembang
20

3.3 Definisi Istilah


a. Hospitalisasi merupakan keadaan dimana seseorang yang masuk
rumah sakit yang akan melakukan perawatan di rumah sakit untuk
kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.
b. Ansietas atau kecemasan adalah keadaan yang menimbulkan rasa
takut dan kekhawatiran pada seseorang akibat dari sesuatu yang
dianggap dirinya sebagai ancaman.
c. Mewarnai gambar adalah bentuk dari sebuah kreativitas yang
diciptakan dari sebuah goresan warna pada suatu media gambar
dengan menggunakan alat mewarnai.

3.4 Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus ini adalah anak usia pra sekolah yang dirawat
diruang rawat inap RS.TK.IV.DR Noesmir Baturaja 2022. Berjumlah 2
orang tanpa menjurus penyakit. Subjek penelitian memenuhi kriteria
inklusi yaitu:

a. Usia Anak 3-6 Tahun


b. Orang Tua Bersedia Anaknya Menjadi Responden
c. Jumlah Peserta : 2 Anak Didampngi Orang Tua
d. Tanpa melihat gender dan penyakit yang diderita
e. Anak yang dapat menggunakan tangannya untuk mewarnai gambar

3.5 Fokus Studi Kasus


Penerapan terapi bermain mewarnai gambar untuk menurunkan
tingkat ansietas pada anak pra sekolah akibat hopitalisasi di RS.TK.IV DR
Noesmir Baturaja.

Poltekkes Kemenkes Palembang


21

3.6 Tempat dan Waktu Studi Kasus


3.6.1 Tempat/lokasi
Studi kasus ini dilakukan Di RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja
tahun 2022 di ruang anak RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja.

3.6.2 waktu
Studi kasus ini dilakukan dengan melakukan kunjungan pada anak
dengan minimal melakukan 3x kunjungan yang dimulai pada bulan
Februari s/d Juni 2022.

3.7Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen atau alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


a. alat ukur kecemasan menggunakan checklist pengukuran tingkat
ansietas berdasarkan SLKI.
2. Metode pengumpulan data :
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan dengan cara melakukan Observasi dan
wawancara pada anak usia prasekolah dengan Hospitalisasi
RS.TK.IV DR Noesmir Baturaja.
b. Data Sekunder
Data yang didapatkan dari data rekam medik di RS.TK.IV DR
Noesmir Baturaja.

3.8 Etika Studi Kasus

Dalam penelitian studi kasus ini, setelah peneliti mendapatkan


rekomendasi dari Poltekkes Kemenkes Palembang Prodi Keperawatan
Baturaja dan surat izin dari wilayah kerja penelitian, selanjutnya peneliti
akan melakukan survey awal yaitu dengan memberikan Informed concsent
yang merupakan persetujuan untuk menjadi responden. Peneliti juga tidak
akan menyebutkan nama responden (Anonimity) melainkan menggunakan

Poltekkes Kemenkes Palembang


22

inisial. Kemudian peneliti juga menerapkan prinsip etik keperawatan salah


satunya yaitu Confidentiality atau kerahasiaan dimana informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien, dokumentasi tentang keadaan kesehatan
klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan peningkatan
kesehatan klien, dan berdiskusi tentang klien diluar area pelayanan
hendaknya dihindari.

3.9 Analisis dan penyajian data

Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu peneliti


mulai mengumpulkan data sampai dengan semua data telah terkumpul.
Adapun urutan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :

a. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses analisis dari hasil pengumpulan


data awal sepanjang pelaksanaan studi kasus. Hasil dari
pengumpulan data tersebut didapat dari seluruh rangkaian kegiatan
penelitian berdasarkan komponen asuhan keperawatan.

b. Penyajian Data

Penyajian data dapat berupa teks naratif.

c. Interpretasi Data

Dari data yang disajikan, kemudian data tersebut dibahas dan di


bandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara
teoritis dengan perilaku kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB IV

HASIL STUDI KASUS

4.1 Keadaan Umum Lokasi Studi Kasus

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit TK.IV.Dr Noesmir Baturaja

Pada tahun 1957 diwilayah OKU didirikan satu-satuan kecil


kesehatan tentara yang disebut TPA (Tempat Perawatan Abri) Tahun 1960
TPA tersebut berubah satuan menjadi Detasemen Kesehatan Militer
Kodim 0403 (Denkesdim 0403) yang lebih dikenal dengan sebutan DKT
(Djawatan Kesehatan Tentara). Berdasarkan surat keputusan Kasad Nomor
Skep/76/X/1985 tanggal 28 Oktober 1985, Tentang perubahan status
Denkesdim 0403 menjadi Poliklinik Induk 02.08.01. Baturaja.

Rumah Sakit Tk.IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja berubah


menjadi status dari poliklinik induk menjadi Rumkit berdasarkan surat
keputusan kepala Staf Angkatan Darat Nomor Skep/5/1/1996 tanggal 08
Januari 1996 dan sprin pangdam II/SwjII/Sriwijaya pada tanggal 21 Mei
1996. Berdasarkan Surat Pangdam II/Sriwijaya nomor B/678/XI/1999
Tanggal 15 November 1999 tentang persetujuan memberikan izin
menggunakan nama Rumkit Tk.IV.Dr.Noesmir Baturaja untuk Rumkit
Tk.IV 02.07.05 Baturaja, Maka pada tanggal 19 Desember 1999 setelah
diresmikan oleh pangdam II/Swj Nama Rumkit Tk.Iv 02.07.05 dr.Noesmir
Baturaja dapat Digunakan.

Tugas dan tanggung jawab Rumkit Tk.IV 02.07.05 dr.Noesmir


Baturaja dalam membina, menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi
kesehatan meliputi bidang bantuan dan dukungan kesehatan preventif,
kuratif, rehabilitasi, kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan militer pada
umumnya di wilayah Kodim 0403 OKU. Rumkit Tk.IV 02.07.05
dr.Noesmir Baturaja merupakan sandaran dukungan kesehatan dan

23
Poltekkes Kemenkes Palembang
24

pelayanan kesehatan bagi 10 satuan TNI AD dengan lebih dari 5052 jiwa
TMT 1 Januari 2014 terwadahi sebagai pasien BPJS.

4.1.2 Sarana Dan Prasarana

Rumah sakit Tk.IV. 02.07.05 Dr, Noesmir Baturaja memiliki


fasilitas pelayanan diantaranya :

a) UGD

Sarana yang ada di ugd meliputi : bed pasien 3 buah, meja dokter dan
perawat 1 buah, kamar tidur dokter 1 buah, brankar 1 buah, oksigen 2 buah
yang besar dan 2 buah yang kecil, computer 1 buah, televise 1 buah, trolli
2 buah, kursi 4 buah, dispenser 1 buah, kulkas 1 buah.

b) Poliklinik

Terdiri dari beberapa poli yaitu poli spesialis bedah, poli spesialis
penyakit dalam, poli spesialis anak, poli spesialis kandungan dan
kebidanan, poli gigi, poli spesialis kulit dan kelamin, poli THT dan poli
syaraf.

c) Radiologi

Fasilitas yang ada di ruang ini yaitu : pemeriksaan foto rontgent, ct-
scan, pemeriksaan MRI

d) Apotek

Sarana di ruang ini yaitu : computer, etalase obat, televise, obat-


obatan, perlengkapan dalam pelayanan medis dan keperawatan (misalnya,
perlengkapan infuse, perlengkapan kateterisasi, perlengkapan oksigenisasi,
spuit, naal, dan sebagainya).

Poltekkes Kemenkes Palembang


25

e) Laboratorium

Fasilitas diruang ini meliputi : pemeriksaan urine, pemeriksaan darah,


pemeriksaan sputum, feses dan segala macam cairan yang berada di tubuh
pasien yang perlu memerlukan pemeriksaan laboratorium.

f) Unit HCU

Fasilitas di ruang ini meliputi : bed vip 2 buah, bed utama 5 buah,
televisi 1 buah, meja perawat 1 buah, wc pasien 2 buah, wc perawat 1
buah, kulkas 1 buah, lemari inventaris 1 buah, dispenser 1 buah, trolli 2
buah, etalase 1 buah.

g) Ruang Rawat Inap


1) VIP utama : ruang gardena, ruang wijaya kusuma, ruang nusa
indah, ruang dahlia, ruang anggrek, ruang cempaka, ruang raflesia,
ruangICU.
2) VIP : ruang aster

Kelas 1 : ruang bougenvil, ruang tanjung, ruang bonsai,


ruangmelur, ruang couvis, ruang lavender

Kelas II A : ruang wira, ruang lily, ruang sakti, ruang teratai, ruang
melati

Kelas II B : ruang flamboyant, ruang neonates, ruang kemuning,


ruang hesty 2

Kelas III : ruang kenanga, ruang asoka, ruang mawar, ruanghesty

h) Ambulance

Ambulance di RS Tk.IV.Dr. Noesmir Baturaja berjumlah 6 buah dan


masing – masing dalam keadaan baik.

Poltekkes Kemenkes Palembang


26

4.1.3 Visi, Misi Dan Motto


a) Visi : menjadi kebanggaan prajurit, PNS, TNI dan keluarga serta
masyarakat penggunanya dalam bidang pelayanan kesehatan.
b) Misi : memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada
prajurit, PNS, TNI dan keluarga serta masyarakat penggunaannya
dalam bidang pelayanan kesehatan.
c) Motto : ramah, cepat, dan cermat

Poltekkes Kemenkes Palembang


27

4. 1. 4 Struktur Organisasi

Kepala
Wakil Kepala

Komite Medik Komite Keperawatan Staf Medim Fungsional Organisasi Tetap


.

Uryanmed Bendahara URTUUD

Instal Instal Unit Unit Instal Bedah Instal Unit


Unit Jaringan Farmasi Rikkes
Gadar Watlan Jangdiag & Anastesi Watnap

Poltekkes Kemenkes Palembang


28

4. 2 Hasil Studi Kasus

4.2.1 Gambaran pengkajian


Klien I

Pengkajian klien pertama mulai dilakukan pada tanggal 28Mei


2022. Klien bernama An “R” yang berusia 5 Tahun 9 Bulan. Klien lahir
pada tanggal 13 September 2016, Klien tinggal di Desa Wayheling,
Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU. Klien beragama islam, klien saat
ini duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, An. “R” merupakan anak
pertama dari 2 bersaudara dan tinggal bersama orang tua dan saudaranya.
Penanggung jawab dari An “R” adalah Tn “H”.
Pada saat pengkajian di tanggal 28 mei 2022 penulis melakukan
pengkajian bioadata klien. Selanjutnya penulis mengkaji keluhan yang
dialami klien didapatkan ayah klien mengatakan anaknya demam dan
nyeri pada ulu hati. N: 128x/mnt, RR :27x/mnt, S : 37,4ºC, BB : 16,7 Kg.
Data subjektif yang didapatkan orang tua klien mengatakan selama
anaknya dirawat di rumah sakit klien menjadi lebih rewel karena
lingkungan dirumah sakit yang berbeda dengan lingkungan rumahnya dan
karena kondisi klien yang sedang sakit, klien sering menangis karena
meimnta untuk pulang, Klien merasa cemas dan takut selama dirawat di
rumah sakit, orang tua klien mengatakan anaknya sering terbangun saat
malam hari karena merasa tidak enak badan. Data objektif yang
didapatkan KondisiAnsietas pada anak meningkat dari data yang didapat
sebagai berikut : verbalisasi kebingungan pada anak meningkat, verbalisasi
khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak cukup meningkat, gelisah pada
anak meningkat, tegang pada anak meningkat, frekuensi nadi anak
meningkat, gemetar (tremor) pada anak cukup meningkat dan pucat pada
anak, meningkat. Kemudian Pola Perilaku pada anak memburuk dari data
yang telah didapatkan sebagai berikut : konsentrasi pada anak memburuk,
pola tidur pada anak memburuk, dan kontak mata memburuk.

Poltekkes Kemenkes Palembang


29

Klien II

Pengkajian klien kedua mulai dilakukan pada tanggal 02Juni 2022.


Klien bernama An “S” yang berusia 5 Tahun 11 Bulan. Klien lahir pada
tanggal 04 Juli 2016, Klien tinggal di Rs. Sriwijaya Blok PA 03,
Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU. Klien beragama islam, klien
saat ini duduk di bangku Taman Kanak-Kanak, An. “S” merupakan anak
kedua dari 2 bersaudara dan tinggal bersama orang tua dan saudaranya.
Penanggung jawab dari An “S” adalah Ny “Y”.
Pada saat pengkajian di tanggal 02 Juni 2022 penulis melakukan
pengkajian bioadata klien. Selanjutnya penulis mengkaji keluhan yang
dialami klien didapatkan ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk
dan pilek . N: 126x/mnt, RR :25x/mnt, S : 37,0ºC, BB : 21,7 Kg.
Data subjektif yang didapatkan Orang tua klien mengatakan selama
anaknya dirawat di rumah sakit klien menjadi lebih rewel karena kondisi
klien yang sedang sakit, klien merasa bosan selama dirawat dirumah sakit
dan sering meminta untuk pulang kerumah, Klien merasa cemas dan takut
selama dirawat di rumah sakit. Data objektif yang didapatkan
KondisiAnsietas pada anak meningkat dari data yang didapat sebagai
berikut : verbalisasi kebingungan pada anak meningkat, verbalisasi
khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak meningkat, gelisah pada anak
meningkat, tegang pada anak cukup meningkat, frekuensi nadi anak
meningkat, gemetar (tremor) pada anak cukup meningkat dan pucat pada
anak meningkat. Kemudian Pola Perilaku pada anak memburuk dari data
yang telah didapatkan sebagai berikut : konsentrasi pada anak memburuk,
pola tidur pada anak cukup memburuk, dan kontak mata memburuk.

Poltekkes Kemenkes Palembang


30

4.2.2 Analisa Data

Data Fokus Problem Analisis

Klien I

 Data subjektif : Ansietas Krisis


a) Ayah klien mengatakan klien
Situasional
menjadi rewel.
(Hospitalisasi).
b) Ayah klien mengatakan klien
cemas dan takut. (D.0080).
c) Ayah klien mengatakan
anaknya sering terbangun saat
malam hari.
d) Ayah klien mengatakan BB
lahir anaknya 3,7 Kg.

 Data objektif :

KondisiAnsietas pada anak


meningkat dari data yang didapat
sebagai berikut :

1) Verbalisasi kebingungan pada


anak meningkat
2) Verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang dihadapi anak
cukup meningkat
3) Gelisah pada anak meningkat
4) tegang pada anak meningkat
5) Frekuensi nadi anak meningkat
6) Gemetar (tremor) pada anak
cukup meningkat

Poltekkes Kemenkes Palembang


31

7) Pucat pada anak meningkat.


Pola Perilaku pada anak ketika
mengalami ansietas memburuk
dari data yang telah didapatkan
sebagai berikut :
1) Konsentrasi pada anak
memburuk
2) Pola tidur pada anak
memburuk
3) Kontak mata memburuk.

TTV :
N : 128x/menit.
RR : 27x/menit.
S : 37,4 ºC.
BB : 16,7 Kg.
Klien II
 Data subjektif : Ansietas Krisis
a) Ibu klien mengatakan klien
Situasional
menjadi rewel.
b) Ibu klien mengatakan klien (Hospitalisasi).
cemas dan takut.
(D.0080).
c) Ibu klien mengatakan anaknya
merasa bosan.
d) Ibu klien mengatakan BB lahir
anaknya 3,9 Kg.

 Data objektif :

KondisiAnsietas pada anak


meningkat dari data yang didapat

Poltekkes Kemenkes Palembang


32

sebagai berikut :

1) Verbalisasi kebingungan pada


anak meningkat
2) Verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang dihadapi anak
meningkat
3) Gelisah pada anak meningkat
4) tegang pada anak cukup
meningkat
5) Frekuensi nadi anak meningkat
6) Gemetar (tremor) pada anak
cukup meningkat
7) Pucat pada anak meningkat.
Pola Perilaku pada anak ketika
mengalami Ansietas memburuk
dari data yang telah didapatkan
sebagai berikut :
1) Konsentrasi pada anak
memburuk
2) Pola tidur pada anak cukup
memburuk
3) Kontak mata memburuk.

TTV :
N : 126x/menit.
RR : 25x/menit.
S : 37,0 ºC.
BB : 21,7 Kg.

Poltekkes Kemenkes Palembang


33

4.2.3 Gambaran Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Klien IAn


“R” pada tanggal28 Mei 2022 dan Klien II An “S” pada tanggal 2 juni
2022, maka peneliti merumuskan diagnosis Ansietas Berhubungan Dengan
Krisis Situasional (Hospitalisasi) (D.0080).

4.2.4 Gambaran Intervensi


Berdasarkan masalah keperawatan yang dialami klien I yaitu An
“R” dan klien II yaitu An “S”, dengan diagnosis keperawatan yang sama
yaitu, Ansietas Berhubungan Dengan Krisis Situasional (Hospitalisasi).
Maka peneliti merencanakan penerapan terapi bermain mewarnai gambar
untuk menurunkan tingkat Ansietas pada anak pra sekolah akibat
hospitalisasi sebanyak 2x penerapan yaitu :

Klien I Klien II Rasional

Intervensi ini dilakukan Intervensi ini dilakukan


sebanyak 2x penerapan sebanyak 2x penerapan
dengan bermain dengan bermain
mewarnai gambar. mewarnai gambar.

Observasi : Observasi :
Identifikasi pilihan Identifikasi pilihan Untuk mengetahui
teknik distraksi yang teknik distraksi yang pemilihan dari teknik
diinginkan. diinginkan. distraksi yang akan
Pilihan teknik yang Pilihan teknik yang diterapkan pada klien,
digunakan yaitu dengan digunakan yaitu dengan yaitu dengan terapi
terapi bermain mewarnai terapi bermain mewarnai bermain dengan
gambar. Mewarnai gambar. Mewarnai mewarnai gambar.
gambar adalah suatu gambar adalah suatu

Poltekkes Kemenkes Palembang


34

bentuk dari kegiatan bentuk dari kegiatan


kreativitas, dimana anak kreativitas, dimana anak
diajak untuk memberikan diajak untuk memberikan
satu atau beberapa satu atau beberapa
goresan warna pada goresan warna pada
bebeerapa bentuk atau bebeerapa bentuk atau
pola dari gambar, pola dari gambar,
sehingga terciptalah sehingga terciptalah
sebuah kreasi seni sebuah kreasi seni
(Olivia,2013). (Olivia,2013).

Teraupetik : Teraupetik :
Gunakan teknik distraksi Gunakan teknik distraksi Agar dapat membantu
(mis. Membaca buku, (mis. Membaca buku, menurunkan tingkat
menonton televisi, menonton televisi, ansietas atau kecemasan
bermain, aktivitas terapi, bermain, aktivitas terapi, pada klien akibat
membaca cerita, membaca cerita, hospitalisasi dengan
bernyanyi). bernyanyi). terapi bermain
Pilihan teknik yang Pilihan teknik yang mewarnai gambar.
digunakan yaitu dengan digunakan yaitu dengan
terapi bermain mewarnai terapi bermain mewarnai
gambar : gambar :
1. Berikan lembar 1. Berikan lembar Agar mendapatkan
informed consent informed consent persetujuan dari orang
pada orang tua klien pada orang tua klien tua klien untuk
bahwa anaknya bahwa anaknya dilakukan penerapan
bersedia untuk bersedia untuk terapi bermain
dijadikan responden dijadikan responden mewarnai gambar.
bahwa akan dilakukan bahwa akan dilakukan
terapi bermain terapi bermain
mewarnai gambar mewarnai gambar

Poltekkes Kemenkes Palembang


35

yang akan dilakukan yang akan dilakukan


sebanyak 2x sebanyak 2x
pertemuan. pertemuan.
2. ukur tingkat ansietas 2. ukur tingkat ansietas Untuk mengetahui
atau kecemasan atau kecemasan tingkat kecemasan pada
menggunakan menggunakan klien sebeleum
instrumen ceklist instrumen ceklist dilakukan penerapan.
yang di adopsi yang di adopsi
berdasarkan observasi berdasarkan observasi
dan wawancara untuk dan wawancara untuk
tingkat ansietas pada tingkat ansietas pada
SLKI 2019. SLKI 2019.
3. Lakukan penerapan 3. Lakukan penerapan Untuk membantu
terapi bermain terapi bermain menurunkan tingkat
mewarnai gambar mewarnai gambar kecemasan dengan
dengan menggunakan dengan menggunakan mewarnai gambar.
buku mewarnai dan buku mewarnai dan
pensil warna yang pensil warna yang
telah disediakan oleh telah disediakan oleh
peneliti. peneliti.

4. Setelah semuanya 4. Setelah semuanya Untuk melakukan


siap, peneliti mulai siap, peneliti mulai penerapan sesuai
dengan memberikan dengan memberikan dengan yang dianjurkan
instruksi pelaksanaan instruksi pelaksanaan oleh peneliti.
mewarnai dengan mewarnai dengan
instruksi perlahan instruksi perlahan
lahan dan satu lahan dan satu
persatu. persatu.
5. Berikan alat 5. Berikan alat Agar klien dapat
mewarnai gambar dan mewarnai gambar dan mengekspresikan

Poltekkes Kemenkes Palembang


36

minta klien memilih minta klien memilih perasaan klien dengan


warna yang ingin warna yang ingin warna yang akan
digunakan. digunakan. digunakan.

6. Setelah selesai satu 6. Setelah selesai satu Agar klien merasa


warna, segera berikan warna, segera berikan senang dan semangat.
tepuk tangan dan tepuk tangan dan
komentar positif. komentar positif.
7. Kemudian berikan 7. Kemudian berikan Agar klien dapat
kembali alat kembali alat mengekspresikan
mewarnai gambar dan mewarnai gambar dan perasaan klien dengan
minta anak memilih minta anak memilih warna yang akan
warna yang lain yang warna yang lain yang digunakan.
ingin digunakannya. ingin digunakannya.

8. Begitu seterusnya 8. Begitu seterusnya Agar klien merasa


sampai seluruh sampai seluruh senang dan
gambar selesai gambar selesai bersemangat.
diwarnai. diwarnai.
9. Prinsip yang penting 9. Prinsip yang penting
yang tidak boleh yang tidak boleh
terlupakan adalah terlupakan adalah
setiap kali selesai setiap kali selesai
mewarnai satu bagian, mewarnai satu bagian,
berikan reward berupa berikan reward
pujian. berupa pujian.

10. Tanyakan pada klien 10. Tanyakan pada klien Untuk mengetahui
apakah ia merasa apakah ia merasa perasaan klien.
senang. senang.

Poltekkes Kemenkes Palembang


37

11. Kemudian peneliti 11. Kemudian peneliti Agar klien dapat


kembali memberi kembali memberi mengekspresikan
instruksi untuk instruksi untuk perasaan klien dengan
menyelesaikan menyelesaikan warna yang akan
mewarnai bagian mewarnai bagian digunakan.
yang belum yang belum
diselesaikan dengan diselesaikan dengan
prinsip yang sama prinsip yang sama
dengan instruksi dengan instruksi
sebelumnya. Dan sebelumnya. Dan
memberikan pujian memberikan pujian
positif setiap kali dia positif setiap kali dia
selesai melakukan selesai melakukan
tugas dengan baik. tugas dengan baik.
12. Setelah klien selesai 12. Setelah klien selesai Agar klien merasa
mewarnai seluruh mewarnai seluruh senang.
gambar, beri tepuk gambar, beri tepuk
tangan sambil tangan sambil
mengucapkan "wah mengucapkan "wah
hebatt... Gambar nya hebatt... Gambar nya
sudah selesai...." . sudah selesai...."
13. Catat respon klien 13. Catat respon klien Untuk mengetahui
pada lembar ceklist pada lembar ceklist tingkat kansietas atau
untuk mengukur untuk mengukur kecemasan pada klien
tingkat ansietas pada tingkat ansietas pada setelah dilakukannya
anak setelah anak setelah penerapan bermain
dilakukan penerapan dilakukan penerapan mewarnai gambar.
terapi bermain terapi bermain
mewarnai gambar. mewarnai gambar.
14. akhiri permainan dan 14. akhiri permainan dan Agar dapat melakukan
menjelaskan kontrak menjelaskan kontrak penerapan pada kontrak

Poltekkes Kemenkes Palembang


38

bermain berikutnya. bermain berikutnya. berikutnya.

Edukasi : Edukasi :

1. Jelaskan manfaat dan 1. Jelaskan manfaat dan Agar klien dan orang
jenis distraksi bagi jenis distraksi bagi tua mengetahui manfaat
panca indra (mis. panca indra (mis. dari penerapan terapi
Musik, televisi, baca, Musik, televisi, baca, bermain mewarnai
video, permainan). video, permainan). gambar.

2. Anjurkan 2. Anjurkan Agar klien bermain


menggunakan teknik menggunakan teknik mewarnai gambar
sesuai dengan tingkat sesuai dengan tingkat sesuai dengan tingkat
energi kemampuan, energi kemampuan, kemampuannya.
usia, tingkat usia, tingkat
perkembangan. perkembangan.
3. Anjurkan membuat 3. Anjurkan membuat Agar aktivitas yang
daftar aktivitas yang daftar aktivitas yang dilakukan klien dampat
menyenangkan. menyenangkan. membuatnya senang.

4. Anjurkan berlatih 4. Anjurkan berlatih Agar klien dapat kapan


teknik distraksi. teknik distraksi. saja melakukan
penerapan terapi
bermain mewarnai
gambar tanpa harus
menunggu peneliti
datang untuk
mendampingi sehingga
dapat mengurangi
tingkat ansietas klien.

Poltekkes Kemenkes Palembang


39

4.2.5 Gambaran Implementasi


Setelah menyusun rencana keperawatan, selanjutnya adalah
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilaksanakan dalam waktu 2 hari
dengan melakukan 2x penerapan sebagai berikut :

Klien I Respon Klien I (S,O)

Implementasi ini dilakukan sebanyak


2x penerapan dengan bermain
mewarnai gambar.

Observasi :
Mengidentifikasi pilihan teknik S : Klien dan orang tua mengatakan
distraksi yang diinginkan. mengatakan bersdia untuk dilakukan
Pilihan teknik yang digunakan yaitu penerapan bermain mewarnai gambar.
dengan terapi bermain mewarnai
O : Klien tampak tegang.
gambar. Mewarnai gambar adalah
suatu bentuk dari kegiatan kreativitas,
dimana anak diajak untuk memberikan
satu atau beberapa goresan warna pada
bebeerapa bentuk atau pola dari
gambar, sehingga terciptalah sebuah
kreasi seni (Olivia,2013).

Teraupetik :
Menggunakan teknik distraksi (mis.
Membaca buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi, membaca
cerita, bernyanyi).
Pilihan teknik yang digunakan yaitu
dengan terapi bermain mewarnai
gambar :

Poltekkes Kemenkes Palembang


40

1. Mengukur tingkat ansietas atau S : Ayah Klien mengatakan anaknya


kecemasan menggunakan sering terbangun saat malam hari.
instrumen ceklist yang di adopsi O :
berdasarkan observasi dan
1) Klien tampak kebingungan
wawancara untuk tingkat ansietas
2) Klien tampak khawatir
pada SLKI 2019.
3) Klien tampak Gelisah
2. Melakukan penerapan terapi
4) Klien tampak tegang
bermain mewarnai gambar dengan
5) Frekuensi nadi anak meningkat
menggunakan buku mewarnai dan
N : 128x/menit.
pensil warna yang telah disediakan
6) Klien tampak Gemetar
oleh peneliti.
7) Klien Pucat
3. Semuanya siap, peneliti mulai
8) Klien tampak tidak berkonsentrasi.
dengan memberikan instruksi
9) Tidak ada kontak mata.
pelaksanaan mewarnai dengan
instruksi perlahan lahan dan satu
persatu.
4. Memberikan alat mewarnai gambar
dan minta klien memilih warna
yang ingin digunakan.
5. Selesai satu warna, segera berikan
tepuk tangan dan komentar positif.
6. Kemudian berikan kembali alat
mewarnai gambar dan minta anak
memilih warna yang lain yang
ingin digunakannya.
7. Seterusnya sampai seluruh gambar
selesai diwarnai.
8. Prinsip yang penting yang tidak
boleh terlupakan adalah setiap kali
selesai mewarnai satu bagian,
berikan reward berupa pujian.

Poltekkes Kemenkes Palembang


41

9. Menanyakan pada klien apakah ia S : klien mengatakan senang selama


merasa senang. melakukan terapi bermain mewarnai
10. peneliti kembali memberi instruksi gambar.
untuk menyelesaikan mewarnai O : klien tampak senang.
bagian yang belum diselesaikan
dengan prinsip yang sama dengan
instruksi sebelumnya. Dan
memberikan pujian positif setiap
kali dia selesai melakukan tugas
dengan baik.
11. Klien selesai mewarnai seluruh
gambar, beri tepuk tangan sambil
mengucapkan "wah hebatt...
Gambar nya sudah selesai...." .
12. Mencatat respon klien pada lembar S : klien mengatakan senang bermain
ceklist untuk mengukur tingkat mewarnai gambar.
ansietas pada anak setelah O:
dilakukan penerapan terapi - Klien tampak tegang
bermain mewarnai gambar. - Klien tampak pucat
13. Mengakhiri permainan dan 1) Kebingungan pada klien mulai
menjelaskan kontrak bermain berkurang
berikutnya. 2) Klien sudah mulai tidak khawatir
3) Klien tampak tenang
4) Klien tampak lebih santai
5) Frekuensi nadi anak
N : 115x/menit.
6) Gemetar pada klien sudah mulai
berkurang
7) Klien tampak Pucat
8) Klien tampak berkonsentrasi.
9) Kontak mata pada klien membaik.

Poltekkes Kemenkes Palembang


42

Edukasi :

1 Menjelaskan manfaat dan jenis S : klien dan orang tua klien mengerti
distraksi bagi panca indra (mis. dengan penjelasan yang diberikan
Musik, televisi, baca, video, oleh peneliti.
permainan) :
Jenis yang digunakan O:
adalahpermainan mewarnai - Klien tampak tenang
gambar, manfaat dari permainan ini - Klien tampak mengerti
adalah untuk pengalihan dan
menurunkan tingkat ansietas klien
akibat hospitalisasi.
2 Menganjurkan menggunakan
teknik sesuai dengan tingkat energi
kemampuan, usia, tingkat
perkembangan :
Dianjurkan ketika klien sedang
tidak dalam kondisi lemah, anak
bisa melakukan kegiatan
menggunakan tangan yang tidak
sedang terpasang infus, saat
melakukan kegiatan anak boleh
dengan posisi duduk/ berbaring,
Penerapan ini dilakukan pada anak
dengan usia prasekolah(3-6 tahun).
3 Menganjurkan membuat daftar
aktivitas yang menyenangkan :
Dianjurkan bagi orang tua untuk
mengajak klien bermain mewarnai
gambar saat klien mulai merasa
bosan, rewel dan saat mengalami

Poltekkes Kemenkes Palembang


43

cemas. Karena alat permainan


mewarnai gambar telah diberikan
dan tinggalkan untuk klien.
4 Menganjurkan berlatih teknik
distraksi :
Dianjurkan kepada orang tua dan
klien untuk melakukan permainan
mewarnai gambar saat anak ingin
melakukan permainan tanpa harus
menunggu peneliti datang untuk
mendampingi.

Klien II Respon Klien II (S,O)

Implementasi ini dilakukan sebanyak


2x penerapan dengan bermain
mewarnai gambar.
Observasi :
Mengidentifikasi pilihan teknik S : Klien dan orang tua mengatakan
distraksi yang diinginkan. mengatakan bersdia untuk dilakukan
Pilihan teknik yang digunakan yaitu penerapan bermain mewarnai gambar.
dengan terapi bermain mewarnai
O : Klien tampak tegang.
gambar. Mewarnai gambar adalah
suatu bentuk dari kegiatan kreativitas,
dimana anak diajak untuk memberikan
satu atau beberapa goresan warna pada
bebeerapa bentuk atau pola dari
gambar, sehingga terciptalah sebuah
kreasi seni (Olivia,2013).

Poltekkes Kemenkes Palembang


44

Teraupetik :
Menggunakan teknik distraksi (mis.
Membaca buku, menonton televisi,
bermain, aktivitas terapi, membaca
cerita, bernyanyi).
Pilihan teknik yang digunakan yaitu
dengan terapi bermain mewarnai
gambar :
1. Mengukur tingkat ansietas atau S : Ibu Klien mengatakan anaknya
kecemasan menggunakan sering terbangun saat malam hari.
instrumen ceklist yang di adopsi O :
berdasarkan observasi dan
1) Klien tampak kebingungan
wawancara untuk tingkat ansietas
2) Klien tampak khawatir
pada SLKI 2019.
3) Klien tampak Gelisah
2. Melakukan penerapan terapi
4) Klien tampak tegang
bermain mewarnai gambar dengan
5) Frekuensi nadi anak meningkat
menggunakan buku mewarnai dan
N : 126x/menit.
pensil warna yang telah disediakan
6) Klien tampak Gemetar
oleh peneliti.
7) Klien Pucat
3. Semuanya siap, peneliti mulai
8) Klien tampak tidak berkonsentrasi.
dengan memberikan instruksi
9) Tidak ada kontak mata.
pelaksanaan mewarnai dengan
instruksi perlahan lahan dan satu
persatu.
4. Memberikan alat mewarnai gambar
dan minta klien memilih warna
yang ingin digunakan.
5. Selesai satu warna, segera berikan
tepuk tangan dan komentar positif.
6. Kemudian berikan kembali alat

Poltekkes Kemenkes Palembang


45

mewarnai gambar dan minta anak


memilih warna yang lain yang
ingin digunakannya.
7. Seterusnya sampai seluruh gambar
selesai diwarnai.
8. Prinsip yang penting yang tidak
boleh terlupakan adalah setiap kali
selesai mewarnai satu bagian,
berikan reward berupa pujian.
9. Menanyakan pada klien apakah ia S : klien mengatakan senang selama
merasa senang. melakukan terapi bermain mewarnai
10. peneliti kembali memberi instruksi gambar.
untuk menyelesaikan mewarnai O : klien tampak senang.
bagian yang belum diselesaikan
dengan prinsip yang sama dengan
instruksi sebelumnya. Dan
memberikan pujian positif setiap
kali dia selesai melakukan tugas
dengan baik.
11. Klien selesai mewarnai seluruh
gambar, beri tepuk tangan sambil
mengucapkan "wah hebatt...
Gambar nya sudah selesai...." .
12. Mencatat respon klien pada lembar S : klien mengatakan senang bermain
ceklist untuk mengukur tingkat mewarnai gambar.
ansietas pada anak setelah O:
dilakukan penerapan terapi - Klien tampak tegang
bermain mewarnai gambar. - Klien tampak pucat
13. Mengakhiri permainan dan 1) Kebingungan pada klien mulai
menjelaskan kontrak bermain berkurang
2) Klien sudah mulai tidak khawatir

Poltekkes Kemenkes Palembang


46

berikutnya. 3) Klien tampak tenang


4) Klien tampak lebih santai
5) Frekuensi nadi anak
N : 110x/menit.
6) Gemetar pada klien sudah mulai
berkurang
7) Klien tampak Pucat
8) Klien tampak berkonsentrasi.
9) Kontak mata pada klien membaik.

Edukasi :

1 Menjelaskan manfaat dan jenis S : klien dan orang tua klien mengerti
distraksi bagi panca indra (mis. dengan penjelasan yang diberikan oleh
Musik, televisi, baca, video, peneliti.
permainan) :
O:
Jenis yang digunakan
- Klien tampak tenang
adalahpermainan mewarnai
- Klien tampak mengerti
gambar, manfaat dari permainan ini
adalah untuk pengalihan dan
menurunkan tingkat ansietas klien
akibat hospitalisasi.
2 Menganjurkan menggunakan
teknik sesuai dengan tingkat energi
kemampuan, usia, tingkat
perkembangan :
Dianjurkan ketika klien sedang
tidak dalam kondisi lemah, anak
bisa melakukan kegiatan
menggunakan tangan yang tidak
sedang terpasang infus, saat

Poltekkes Kemenkes Palembang


47

melakukan kegiatan anak boleh


dengan posisi duduk/ berbaring,
Penerapan ini dilakukan pada anak
dengan usia prasekolah (3-6 tahun).
3 Menganjurkan membuat daftar
aktivitas yang menyenangkan :
Dianjurkan bagi orang tua untuk
mengajak klien bermain mewarnai
gambar saat klien mulai merasa
bosan, rewel dan saat mengalami
cemas. Karena alat permainan
mewarnai gambar telah diberikan
dan tinggalkan untuk klien.
4 Menganjurkan berlatih teknik
distraksi :
Dianjurkan kepada orang tua dan
klien untuk melakukan permainan
mewarnai gambar saat anak ingin
melakukan permainan tanpa harus
menunggu peneliti datang untuk
mendampingi.

4.2.6 Gambaran Evaluasi


Proses evaluasi pada klien I yaituAn “R” dan klien II yaitu An “S”
dilakukan dengan mengobservasi tingkat Ansietas klien.
Klien I

Kriteria hasil yang didapatkan setelah dilakukan terapi bermain


mewarnai gambar yang telah diinstruksikan oleh peneliti dan diobservasi
dengan menggunakan format lembar checklist menurut SLKI (2019) pada

Poltekkes Kemenkes Palembang


48

hari pertama setelah dilakukan penerapan terapi bermain mewarnai gambar


didapatkan data Kondisi Ansietas pada anak sedang dari data yang
didapat sebagai berikut: verbalisasi kebingungan pada anak sedang,
verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak sedang, gelisah
pada anak cukup menurun, tegang pada anak cukup menurun, frekuensi
nadi anak cukup menurun, gemetar (tremor) pada anak sedang dan pucat
pada anak sedang. Kemudian Pola Perilaku pada anak membaik dari data
yang telah didapatkan sebagai berikut : konsentrasi pada anak sedang, pola
tidur pada anak cukup memburuk, dan kontak mata cukup membaik. Dan
pada hari kedua setelah dilakukan penerapan terapi bermain mewarnai
gambar didapatkan data KondisiAnsietas pada anak menurun dari data
yang didapat sebagai berikut : verbalisasi kebingungan pada anak
menurun, verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak cukup
menurun, gelisah pada anak menurun, tegang pada anak menurun,
frekuensi nadi anak menurun, gemetar (tremor) pada anak cukup menurun
dan pucat pada anak menurun. Kemudian Pola Perilaku pada anak
membaik dari data yang telah didapatkan sebagai berikut : konsentrasi
pada anak cukup membaik, pola tidur pada anak cukup membaik, dan
kontak mata membaik.
Klien II

Kriteria hasil yang didapatkan setelah dilakukan terapi bermain


mewarnai gambar yang telah diinstruksikan oleh peneliti dan diobservasi
dengan menggunakan format lembar checklist menurut SLKI (2019) pada
hari pertama setelah dilakukan penerapan terapi bermain mewarnai gambar
didapatkan data KondisiAnsietas pada anak sedang dari data yang
didapat sebagai berikut: verbalisasi kebingungan pada anak sedang,
verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak sedang, gelisah
pada anak sedang, tegang pada anak sedang, frekuensi nadi anak sedang,
gemetar (tremor) pada anak cukup meningkat dan pucat pada anak
meningkat. Kemudian Pola Perilaku pada anak membaik dari data yang
telah didapatkan sebagai berikut : konsentrasi pada anak sedang, pola tidur

Poltekkes Kemenkes Palembang


49

pada anak sedang, dan kontak mata cukup memburuk. Dan pada hari
kedua setelah dilakukan penerapan terapi bermain mewarnai gambar
didapatkan data Kondisi Ansietas pada anak menurun dari data yang
didapat sebagai berikut : verbalisasi kebingungan pada anak menurun,
verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak cukup menurun,
gelisah pada anak menurun, tegang pada anak menurun, frekuensi nadi
anak menurun, gemetar (tremor) pada anak cukup menurun dan pucat pada
anak cukup menurun. Kemudian Pola Perilaku pada anak membaik dari
data yang telah didapatkan sebagai berikut : konsentrasi pada anak
membaik, pola tidur pada anak cukup membaik, dan kontak mata
membaik.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Uraian Pembahasan


Pada klien I An “R”dilakukan pengkajian di tanggal 28 Mei 2022
pada pukul 15.00 WIB didapatkan hasil anak mengalami Ansietas akibat
hospitalisasi karena anak juga baru pertama kali masuk rumah sakit. Pada
kasus II An “S”dilakukan pengkajian di tanggal 02 Juni 2022 pada pukul
15.00 WIB didapatkan anak mengalami Ansietas akibat hospitalisasi
karena anak juga baru pertama kali masuk rumah sakit. Dalam hal ini anak
yang baru masuk rumah sakit karena untuk dilakukannya tindakan
keperawatan akan mengalami perubahan perasaan terutama kecemasan
karena karena adanya perubahan lingkungan, keadaan, dan akan dilakukan
tindakan-tindakan keperawatan yang akan diberikan.
Pada klien I An “R” setelah dilakukan penerapan terapi bermain
mewarnai gambar didapatkan hasil selama 2x pertemuan klien sudah bisa
mengikuti kegiatan dengan baik, klien mampu mengungkapkan
perasaannya,tidak ada peningkatan denyut nadi dan pernapasan mampu
melakukan terapi bermain mewarnai gambar sesuai dengan yang
diajarkan.Pada klien An “S” setelah dilakukan penerapan terapi bermain
mewarnai gambar didapatkan hasil selama 2x pertemuan klien sudah bisa
mengikuti kegiatan dengan baik, klien mampu mengungkapkan
perasaannya,tidak ada peningkatan denyut nadi dan pernapasan mampu
melakukan terapi bermain mewarnai gambar sesuai dengan yang
diajarkan. Pada An “R” dan An “S” orang tua klien mengatakan ansietas
atau kecemasan dari anaknya sedikit berkurang setelah dilakukan
penerapan terapi bermain mewarnai gambar.
Pengaruh warna secara kejiwaan ini berbeda dengan pengaruh
warna secara inderawi karena hal itu merupakan rasa masing-masing
individu. Pengaruh warna secara inderawi relatif sama untuk setiap
individu, misalnya warna orange dan kuning yang dapat menyilaukan atau

50
Poltekkes Kemenkes Palembang
51

warna hijau yang menyejukkan. Terapi warna dinyatakan bisa


membantu menyeimbangkan gangguan fisik, emosional dan spiritual.
Setiap warna berbeda dan membawa sifat penyembuhan yang spesifik.
Warna digunakan untuk menenangkan pikiran dan jiwa adalah hijau dan
biru. Warna biru melambangkan ketenangan dan kesedihan. Selain itu,
warna biru juga membantu mengatasi peradangan, menghentikan
perdarahan, meredakan demam, meredakan stress, rasa nyeri serta
menenangkan agresi dan histeria. Warna hijau dapat dikatakan penyembuh
yang luar biasa. Hijau digunakan untuk menyeimbangkan dan
menstabilisasi energi tubuh. Warna kuning dapat menstimulasi
konsentrasi. Warna kuning dapat digunakan untuk mengurangi keluhan
penyakit yang berhubungandengan stress. Warna merah untuk
memulihkan pasien dengan amarah (Turana, 2010).
Pada klien I An “R” selama melakukan penerapan bermain
mewarnai gambar klien I lebih dominan memilih warna kuning dan hijau
sebagai warna yang dipilih untuk mewarnai gambar sedangkan pada klien
II An “S” selama melakukan penerapan bermain mewarnai gambar klien II
lebih dominan memilih warna merah sebagai warna yang dipilih untuk
mewarnai gambar.
Menurut teori penurunan tingkat kecemasan pada pasien anak
akibat hospitalisasi disebabkan karena teknik ini sangat berguna dalam
berbagai situasi contohnya nyeri, cemas, kurangnya kebutuhan tidur,
stress, serta emosi yang ditunjukkan. Mewarnai memang menuntut sikap
dan teknik relaksasi yang mumpuni, menurut potter & perry semakin anda
bisa menghadirkan relaksasi maka akan ada penurunan respirasi, nadi dan
jumlah metabolik dalam tubuh (Rizal,2021).
Mewarnai gambar adalah suatu bentuk dari kegiatan kreativitas,
dimana anak diajak untuk memberikan satu atau beberapa goresan warna
pada bebeerapa bentuk atau pola dari gambar, sehingga terciptalah sebuah
kreasi seni (Olivia,2013).

Poltekkes Kemenkes Palembang


52

Terapi bermain akan melepaskan anak dari ketegangan dan


kecemasan yang dialami. Karena dengan bermain anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainan (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya dalam bermain. Akibat adanya distraksi dan
relaksasi yang terjadi, anak yang mengalami cemas akhirnya menjadi tidak
cemas lagi (Supartini, 2004).
Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi
bermain dengan mewarnai gambar tingkat ansietas klien mengalami
penurunan. Dari hasil pengkajian awal ditemukan kondisi tingkat ansietas
klien meningkat dan pola perilaku klien memburuk dan setelah dilakukan
penerapan terapi bermain mewarnai gambar selama 2 hari didapatkan
kondisi tingkat ansietas klien menurun dan pola perilaku klien membaik.
Hasil tersebut didukung dengan penelitian Idris, Reza (2017)
&Aryani, Zaly (2019) , tentang pengaruh terapi bermain mewarnai gambar
terhadap penurunantingkat ansietas pada pasien anak usia pra sekolah
akibat hospitalisasi, dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa
terdapat perbedaan tingkat ansietas sebelum dan sesudah dilakukan terapi
bermain mewarnai gambar terhadap penurunan kecemasan pada pasien
anak usia pra sekolah akibat dari hospitalisasi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terapi bermain mewarnai gambar mampu memberikan efek yaitu
menurunkan tingkat ansietas pada anak yang mengalami hospitalisasi.
Dari penerapan terapi bermain mewarnai gambar didapatkan hasil
bahwa sebelum diberikan terapi bermain dengan terapi bermain mewarnai
gambar pada An “R” dan An “S” didapatkan kondisi tingkat Ansietas
klienmeningkat dan pola perilaku klien memburuk dan setelah dilakukan
penerapan terapi bermain mewarnai gambar didapatkan kondisi tingkat
ansietas pada An “R” dan An “S” menurun dan pola perilaku membaik,
karena klien mampu mengatasi ansietas dengan terapi bermain mewarnai
gambar.

Poltekkes Kemenkes Palembang


53

5.2 Keterbatasan Studi Kasus


Saat melakukan studi kasus yang menjadi hambatan adalah saat
mencari responden yang sesuai dengan kriteria studi kasus yakni anak usia
prasekolah yang dirawat dirumah sakit selama saya melakukan penelitian
hanya sedikit, sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk penentuan
reponden. Solusi dari keterbatasan studi kasus ini kita sebagai peneliti
harussetiap hari mendatangi rumah sakit agar mendapatkan responden
sesuai dengan kriteria peneliti.
keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Peneliti hanya
dapat melihat perkembangan terapi bermain mewarnai gambarpada klien
usia pra sekolah ( 3-5 tahun) yang mengalami ansietas akibat hospitalisasi.
Sebelum dan sesudah dilakukannya penerapan terapi bermain mewarnai
gambar hanya dapat melihat perkembangan kecemasan yang dirasakan
oleh anak usia pra sekolah ( 3-5 tahun) akibat hospitalisasi dengan
ansietas. Diharapakan untuk orang tua klien agar melakukan penerapan
terapi bermain mewarnai gambar jika anaknya mengalami ansietas akibat
hospitalisasi sesuai prosedur yang telah diterapkan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan terhadap
penerapan bermain mewarnai gambar untuk menurunkan tingkat ansietas
pada anak akibat hospitalisasi, dengan ini peneliti menyimpulkan bahwa
berdasarkan hasil yang didapatkan dari penerapan yang dilakukan pada 2
klien yang mengalami ansietas akibat hospitalisasi dengan terapi mewarnai
gambar dapat menurunkan tingkat ansietas pada klien dan membuat klien
menjadi lebih nyaman dengan kondisi tingkat ansietas anak yang menurun
juga didapatkan pola perilaku pada anak menjadi membaik.

6.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan pengetahuan
dari orang tua dan keluarga dalam mengatasi ansietas pada anak
selama dilakukannya perawatan di rumah sakit.
2. Bagi Program Studi D3 Keperawatan Baturaja
Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan referensi bacaan bagi mahasiswa di Departemen
keperawatan anak dalam penerapan terapi bermain mewarnai gambar
dengan ansietas akibat hospitalisasi.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat Anak
Penelitian ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh tenaga
kesehatan khususnya perawat anak dalam memberikan penyuluhan
kesehatan terkait penerapan terapi bermain mewarnai gambar.

54
Poltekkes Kemenkes Palembang
DAFTAR PUSTAKA

Andriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan terapi Bermain pada Anak. Nurse
Jurnal Keperawatan Volume 9, No 1 Maret 2013.

Arifin, RF., Udiyani, RRR. (2019) Efektifitas Terami Menggambar dan Mewarnai
Gambar terhadap Kecemasan Hospitalisasi Usia Prasekolah. Jurnal
Akademika Baiturrahim Jambi. (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021.
Asmadi. (2015). Konsep dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC.
Aziz, AH. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika.
D, Aryani., Nw, Zaly. (2019). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar
Terhadap Kecemasan Hospitalisasi pada Anak Prasekolah. Jurnal Akademika
Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No.1 Maret 2021.
Dayani, NE., Budiarti, LY., Lestari, D. (2015). Terapi Bermain Clay terhadap
Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah (3-6 tahun) yang menajlani
hospitalisasi di RSUD Banjarbaru. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi
(JABJ) Vol 10, No.1 Maret 2021.
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka
Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Heri, S., Intan, F. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit.Forum
Ilmiah Kesehatan.
Heri, S., Intan, F. (2017). Penurunan Tingkat Kecemasan Anak akibat Hospitalissi
dengan Penerapan Terapi Bermain. Jurnal Pro Ners, Volume 6, No.1, 2021.
Honestdocs Editorial Team (2019). Anxiety – Tanda, Penyebab, gejala, Cara
Mengobati. Diakses pada link : https://www.honestdocs.id/ansietas

J, Rizal. (2021). Rahasia Mewarnai Hari Berujung Prestasi. Penerbit KBM


Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Borneo
Nursing. Journal (BNJ) Vol.4 No.1 Tahun. (2021).
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2015). Profil
Anak Indonesia. Jakarta. Borneo Nursing.

Kyle., Carman. (2015). Buku Ajar Keperawatan Pediatri (Essetials of Pediatric


Nursing). Volume 2. Edisi 2. Jurnal Afiat Vol.4 No.2 Tahun 2018
”Kesehatan Jiwa”.
Kyle., Terri & Susan Carmen. (2008). Essentials of Pediatric Nursing. Hong
Kong. Libbrary of Congress Cataloging-in-Publication Data. (2015). Buku
Praktik Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
M, Idris., M, Reza. (2017). Efektifitas Terapi Bermain (Mewarnai) terhadap
Penurunan Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah (3-
6 tahun) diruang melati RSUD Kota Bekasi. Jurnal Afiat Vol.4 No.2 Tahun
2018 ”Kesehatan Jiwa”.
Ni’, M., Yuni, N. (2016). Individu Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan Inklusif.
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Olivia, F. (2013). Gembira Bermain Corat-coret. Jurnal Akademika Baiturrahim
Jambi (JABJ) Vol 10, No.1 Maret 2021.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis KeperawatanIndonesia. Jakarta selatan:
DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan:
DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta selatan: DPP
PPNI.
Savitri, R. (2003). Kecemasan. Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Pustaka
Populer Obor.
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Nurse Jurnal
Keperawatan Volume 9, No 1 Maret 2013.
Supartini, Y. (2014). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Buku
Kedokteran EGC.
Susilaningrum, R., Nursalam & Utami, S. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak unuk Perawat dan Bidan Edisi 2. Jurnal Pro Ners, Volume 6, No.1,
2021.
Tetti, S., Cecep, E. (2015). Konsep dan Aplikasi Relaksasi dalam Keperawatan
Maternitas. PT Refika Aditama.
Tri. (2015). Jurnal Pendidikan Dwijaya Utama. Dwi Jaya Utama
Turana. (2010). Penerapan terapi bermain mewarnai gambar untuk menurunkan
tingkat kecemasan hospitalisasi anak usia pra sekolah (3-6 tahun).diakses
dilink: https://jurnal.ummi.ac.id/index.php/lentera/article/download/216/85/
Willy, FM. (2013). Ilmu Perilaku dalam Pelayan Kesehatan. Pusat Terbitan dan
Percetakan UNAIR (AUP).
Yulifah, SB. (2020). Aspek Kecemasan saat Menghadapi Ujian dan Bagaimana
Strategi Pemecahannya. Civi. Jakad Media Publishing.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal kegiatan

Bulan
No Kegiatan Tanggal Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Pengajuanjudul 27-12-2022
LTA

2. Konsultasitema 04-01-2022
LTA

3. Konsultasi dan 12-01-2022


revisijudul LTA

4. ACC Judul LTA 20-01-2022

5. Konsultasi BAB 1 25-02-2022

6. Revisi dan 26-02-2022


konsultasi BAB 1

7. Konsultasi BAB 2 28-02-2011

8. Konsultasi BAB 3 02-03-2022

9. Revisi dan 07-03-2022


konsultasi BAB 1,
2, dan 3

10. ACC BAB 1, 2, 08-03-2022


dan 3

11 Konsultasi hasil 29-03-


sempro 2022

12 Acc hasil revisi 07-04-


sempro 2022

13 Konfirmasi surat 26-04-


penelitian 2022

14 Konfirmasi 25-05-
mengenai klien 2022

15 Rencana 31-05-
pendampingan 2022

16 Konsultasi 02-06-
mengenai pasien 2022

17 Konsultasi bab 06-06-


4,5,6 2022

18 Revisi dan 08-06-


konsultasi hasil 2022
revisi

19 Acc LTA 09-06-


2022
Lampiran 2 : Surat Izin Studi Kasus
Lampiran 3 : informasi dan Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
KLIEN I
KLIEN II
Lampiran 4 : Instrumen Studi Kasus
Pengkajian untuk mengukur tingkat Ansietas pada anak
KLIEN I : AN “R”
SEBELUM DILAKUKAN PENERAPAN 28/05/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN I : AN “R”
SETELAH DILAKUKAN PENERAPAN 28/05/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN I : AN “R”
SEBELUM DILAKUKAN PENERAPAN 29/05/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN I : AN “R”
SETELAH DILAKUKAN PENERAPAN 29/05/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN II : AN “S”
SEBELUM DILAKUKAN PENERAPAN 02/06/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN II : AN “S”
SETELAH DILAKUKAN PENERAPAN 02/06/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN II : AN “S”
SEBELUM DILAKUKAN PENERAPAN 03/06/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
KLIEN II : AN “S”
SETELAH DILAKUKAN PENERAPAN 03/06/2022
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Pengkajian Untuk Mengukur Tingkat Ansietas Pada Anak

Menurut SLKI (2019), kriteria hasil yang dapat dinilai dalam


tingkat Ansietas adalah sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Pertanyaan Meningkat Cukup Sedang Cukup menurun


meningkat menurun

Verbalisasi Kebingungan 
pada anak

Verbalisasi Khawatir 
akibat kondisi yang
dihadapi anak

Gelisah pada anak 

Tegang pada anak 

Frekuensi nadi anak 

Gemetar (tremor) pada 


anak

Pucat pada anak 

1 2 3 4 5

Memburuk Cukup Sedang Cukup membaik


Pertanyaan
memburuk membaik

Konsentrasi pada anak 

Pola tidur pada anak 

Kontak mata 
Lampiran 5 : Bukti Proses Bimbingan
Lampiran 6 : Foto Kegiatan Studi Kasus

Klien I

Klien II
Lampiran 7 : format pengkajian keperawatan anak

Klien I (An. R)

Format Pengkajian Keperawatan Anak

Pengkajian Tanggal : 28 Mei 2022

Tanggal MRS : 27 Mei 2022

Ruang : Nusa indah

Jam : 16.40 WIB

No. RM : 106365

Diagnosa : Febris

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : An. R
Umur :5 Tahun 9 Bulan
Nama Ayah : Tn.H
Nama Ibu : Ny.E
Pekerjaan Ayah :Kades
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat :Desa Wayheling, Kec. Lengkiti, Kab. OKU
Suku : Ogan
Agama : Islam
Pendidikan : Taman kanak-kanak

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Keluhan Utama :
Ayah klien mengatakan anaknya demam dan nyeri pada ulu hati.
TTV:
N: 128x/menit
Rr: 27x/menit
S: 37,4°C
BB : 16,7 Kg
b. Keluhan Saat Pengkajian :
Kondisi kecemasan pada anak meningkat dengan data yang didapat:
1) Verbalisasi kebingungan pada anak meningkat
2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak cukup
meningkat
3) Gelisah pada anak meningkat
4) Tegang pada anak meningkat
5) Frekuensi nadi anak meningkat
6) Gemetar (tremor) pada anak cukup meningkat
7) Pucat pada anak meningkat.
Pola Prilaku pada anak ketika mengalami kecemasan memburuk. Dengan
data yang telah didapatkan sebagai berikut:
1) Konsentrasi pada anak memburuk
2) Pola tidur pada anak memburuk
3) Kontak mata memburuk

3. Riwayat Kesehatan Masa Lampau


1. Penyakit waktu kecil : Ayah klien mengatakan saat masih kecil
anaknya hanya mengalami sakit demam
biasa dan batuk.

2. Pernah dirawat dirumah sakit : Belum pernah, baru pertama kali masuk
rumah sakit

3. Obat-obat yang digunakan : paracetamol/sanmol.

4. Tindakan (operasi) : tidak pernah

5. Alergi : tidak ada

6. Kecelakaan : tidak pernah


4. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki

=Perempuan

= Klien

=Tinggal serumah

5. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


PERTUMBUHAN FISIK
1. Berat Badan : 16,7 Kg
2. Tinggi Badan : Tidak terkaji
3. Waktu Tumbuh Gigi : Tidak terkaji
6. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Suport system dalam keluarga :
Suport system klien adalah kedua orang tua klien.
2. Kegiatan keagamaan :
Tidak terkaji

7. AKTIVITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Selera makan Klien makan 3x sehari Nafsu makan klien


menurun

b. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Jenis minuman Air putih Air putih

Frekuensi minuman 8 gelas/hari 6 gelas/hari

Kebutuhan cairan 1500ml/hari 1800ml/hari

Cara pemenuhan Minum air putih Minum air putih


dan menggunakan
infus
c. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Jam tidur
- Tidur siang
3 jam sehari 1 jam sehari
- Tidur malam
8 jam sehari 5 jam sehari

Pola tidur tidak teratur Menjadi sering


terbangun

Kebiasaan sebelum T Tidak Tidak terkaji


tidur terkaji

Kesulitan tidur Tidak ada kesulitan Terganggu karena


sakit

d. Aktivitas / mobilitas fisik


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Kegiatan sehari-hari Bermain bersama Hanya terbaring di


teman rumah sakit

Pengaturan jadwal Tidak terkaji Tidak terkaji


harian

Penggunaan alat bantu Tidak dibantu oleh orang


aktivitas menggunakan alat tua
bantu aktivitas
Kesulitan pergerakan Tidak ada Badan terasa lemah
tubuh kesulitan
e. Rekreasi / bermain
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Perasaan saat sekolah (ITK) Senang karena Sedih karena tidak


bertemu teman bisa bertemu teman

Waktu luang Bermain Hanya berbaring


dirumah sakit

Perasaan setelah rekreasi Senang Sedih, karena


sedang sakit

Waktu senggang Bermain bersama Agak terganggu


keluarga anggota keluarga karena sedang sakit

Kegiatan hari libur Bermain Hanya terbaring


dirumah sakit

B. DATA OBJEKTIF
 Keadaan umum :
Keadaan umum klien baik, namun klien tampak pucat dan lemah.
 Kesadaran : Composmentis
 TTV : N: 128x/menit, Rr: 28x/menit, S: 37,4°C
 BB : 16,7 Kg
 Psiko-sosio-spiritual
a. Orang yang paling dekat :
Orang terdekat klien adalah kedua orang tuanya.
b. Hungan dengan teman dan lingkungan sekitar :
Baik, karena sering bermain bersama.
c. Konsep diri :
Anak merasa takut dan cemas.
d. Merasa takut/cemas selama dirawat :
Iya, klien tampak takut dan cemas selama dirawat di rumah sakit

Masalah : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (hospitalisasi)


Klien II (An. S)

Format Pengkajian Keperawatan Anak

Pengkajian Tanggal : 02 Juni 2022

Tanggal MRS : 01 Juni 2022

Ruang : Sakura

Jam : 17.00 WIB

No. RM : 106280

Diagnosa : Febris

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : An.S
Umur :5 Tahun 11 Bulan
Nama Ayah : Tn.M
Nama Ibu : Ny.Y
Pekerjaan Ayah :WIRASWASTA
Pekerjaan Ibu : PNS
Alamat : Rs.Sriwijaya Blok PA 03
Suku : Ogan
Agama : Islam
Pendidikan :Taman kanak - kanak

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk dan pilek
TTV:
N: 126x/menit
Rr: 25x/menit
S: 37,8°C
BB: 21,7 Kg

b. Keluhan Saat Pengkajian


Kondisi kecemasan pada anak meningkat dengan data yang didapat:
1) Verbalisasi kebingungan pada anak meningkat
2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi anak meningkat
3) Gelisah pada anak meningkat
4) Tegang pada anak cukup meningkat
5) Frekuensi nadi anak meningkat
6) Gemetar (tremor) pada anak cukup meningkat
7) Pucat pada anak meningkat.
Pola Prilaku pada anak ketika mengalami kecemasan memburuk. Dengan
data yang telah didapatkan sebagai berikut:
1) Konsentrasi pada anak memburuk
2) Pola tidur pada anak cukup memburuk
3) Kontak mata memburuk

3. Riwayat Kesehatan Masa Lampau


1. Penyakit waktu kecil : Ibu klien mengatakananaknya tidak ada
riwayat sakit terdahulu, hanya demam
batuk biasa.

2. Pernah dirawat dirumah sakit : Belum pernah, baru pertama kali masuk
rumah sakit

3. Obat-obat yang digunakan : Paracetamol atau sanmol

4. Tindakan (operasi) : Belum pernah

5. Alergi : Tidak Ada

6. Kecelakaan : Tidak Pernah


4. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki

=Perempuan

= Klien

=Tinggal serumah

5. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


PERTUMBUHAN FISIK
1. Berat Badan : 21,7 Kg
2. Tinggi Badan : Tidak terkaji
3. Waktu Tumbuh Gigi : Tidak terkaji

6. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Suport system dalam keluarga :
Suport system klien adalah kedua orang tuanya
2. Kegiatan keagamaan :
Tidak terkaji

7. AKTIVITAS SEHARI-HARI
a. Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Selera makan Klien makan 3x Nafsu makan menurun


sehari

b. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Jenis minuman Air putih Air putih

Frekuensi minuman 8 gelas/hari 6 gelas/hari

Kebutuhan cairan 1500ml/hari 1800ml/hari

Cara pemenuhan Minum air putih Minum air putih


dan menggunakan
infus

c. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Jam tidur
- Tidur siang
3 jam sehari 1 jam sehari
- Tidur malam
8 jam sehari 6 jam sehari

Pola tidur Klien tidur teratur Klien kadang


terbangun

Kebiasaan sebelum T Tidak Tidak ada


tidur ada

Kesulitan tidur Tidak ada kesulitan AgakTerganggu


karena sakit

d. Aktivitas / mobilitas fisik


Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Kegiatan sehari-hari Bermain bersama Hanya terbaring di


teman rumah sakit

Pengaturan jadwal Tidak terkaji Tidak terkaji


harian

Penggunaan alat bantu tidak menggunakan Aktivitas klien


aktivitas alat bantu aktivitas dibantu oleh orang
tua

Kesulitan pergerakan Tidak ada Badan terasa lemah


tubuh
e. Rekreasi / bermain
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Perasaan saat sekolah Senang karena Sedih karena tidak


bertemu teman bisa bertemu teman
Waktu luang Bermain Hanya terbaring di
rumah sakit

Perasaan setelah rekreasi Senang Sedih, karena


sedang sakit

Waktu senggang Bermain bersama Agak terganggu,


keluarga ayuk dan orang karena sedang sakit
tuanya

Kegiatan hari libur Bermain Hnya terbaring di


rumah sakit

B. DATA OBJEKTIF
 Keadaan umum :Keadaan umum klien baik, tetapi klien masih
tampak pucat dan lemah
 Kesadaran : Composmentis
 TTV : N: 126x/menit, Rr: 25x/menit, S: 37,0°C
 BB : 21,7 Kg
 Psiko-sosio-spiritual
a. Orang yang paling dekat :
orang terdekat klien yakni keluarganya.
b. Hungan dengan teman dan lingkungan sekitar :
Baik, Karena sering bermain bersama.
c. Konsep diri :
Klien merasa cemas dan takut.
d. Merasa takut/cemas selama dirawat :
Iya, klien tampak takut dan cemas saat dirawat di rumah sakit

Masalah : Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (hospitalisasi)


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : Desy Tri Astuti

Tempat Tanggal Lahir : Baturaja, 30 Desember 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Arwana II Blok S No.82, Rt/Rw 012/08, Kel. Baturaja

Permai, Kec. Baturaja Timur, Kab. Ogan Komering Ulu

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Mudrika

Nama Ibu : Neneng Widorini

Saudara : 1. Yanuar Eka Putra

2. Wika Anggraini

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2006-2007 : TK AISYAH II (BATURAJA)

Tahun 2007-2013 : SD NEGERI 41 OKU (BATURAJA)

Tahun 2013-2016 : SMP NEGERI 13OKU (BATURAJA)

Tahun 2016-2019 :SMA NEGRI 4 OKU (BATURAJA)

Tahun 2019-2022 :POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI DIII

Anda mungkin juga menyukai