Anda di halaman 1dari 204

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS

DENGAN MASALAH NYERI AKUT DI RUMAH SAKIT


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

LISA PANESIA

PO.71.20.1.18.054

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALEMBANG PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN 2021
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS
DENGAN MASALAH NYERI AKUT DI RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2021

Diajukan Kepada Poltekkes Kemenkes Palembang Untuk Memenuhi Salah


Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

OLEH:

LISA PANESIA

PO.71.20.1.18.054

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PALEMBANG PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN 2021

ii
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN
Jl.Merdeka76-78Palembang30134,Telp.(0711)351081,e-mail:prodid3kep.plg@poltekkespalembang.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Lisa Panesia
NIM : PO.71.20.1.18.054
Program Studi : D III Keperawatan Palembang
Institusi : Poltekkes Kemenkes Palembang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Palembang, 03 Mei 2021


Pembuat Pernyataan

Lisa Panesia
NIM. PO.71.20.1.18.054

Mengetahui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hj. Devi Mediarti, SPd.,S.Kep.,MKes Syokumawena, S.Kep, M.Kes


NIP. 196801281990032002 NIP. 1968012819900232002

iii
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN
Jl.Merdeka76-78Palembang30134,Telp.(0711)351081,e-mail:prodid3kep.plg@poltekkespalembang.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal : Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis dengan Masalah


Nyeri Akut di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Lisa Panesia
NIM : PO.71.20.1.18.054
Pembimbing 1 : Hj. Devi Mediarti, SPd.,S.Kep.,MKes
Pembimbing 2 : Syokumawena, S.Kep, M.Kes
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk disajikan pada seminar hasil
Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun 2021.

Palembang, Mei 2021


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hj. Devi Mediarti, SPd.,S.Kep.,MKes Syokumawena, S.Kep, M.Kes


NIP. 196801281990032002 NIP. 1968012819900232002

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI
Nama : Lisa Panesia
Nomor Induk Mahasiswa : Po.71.20.1.18.054
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Kayuagung,25 Juli 2000
Agama : Islam
Alamat : Jl.Sengabut Lk.IV , Kayuagung OKI
Nama Orang Tua
a. Ayah : Iskandar
b. Ibu : Siti Rukiyah
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

RIWAYAT PENDIDIKAN

Level Nama institusi/Jurusan Tahun Lulus


SD SD NEGERI 9 KAYUAGUNG 2012
SMP SMP NEGERI 1 KAYUAGUNG 2015
SMA SMK NEGERI 1 KAYUAGUNG 2018

MOTTO
- Allah dulu , Allah lagi Allah terus
- Tidak da yang merasa menang dan kalah sebelum pertandingan dimulai

v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan Mengucapkan Puji Syukur tiada terhingga kepada Allah SWT dan
Shalawat beriring salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Laporan Tugas Akhir ini saya Persembahkan untuk :
1. Yang paling utama yaitu Kepada Allah SWT, yang selalu memberikan
nikmat yang tiada hentinya kepada diriku dan keluargaku serta selalu
melancarkan segala urusanku didunia ini.
2. kedua orang tua ku Bapak Iskandar dan Ibu Siti Rukiyah,S.Pd terimakasih
selalu mendukung anakmu ini baik secara moril maupun materi serta
dukungan, mungkin ucapan terima kasih tak cukup untuk membalas jasa
kalian berdua untuk diriku ini,aku bangga mempunyai orang tua seperti
kalian. kalian adalah motivasi terbesarku untuk mewujudkan mimpi ini.
3. Kedua Saudara kandungku Ahmad Bastari,Amd dan Deni Kurniawan,ST
serta Ayukku Sari Apriyanti,SH terima kasih sudah menjadi kakak yang
baik dan selalu menjaga ku serta terima kasih atas cinta dan kasih kalian
berdua untuk adikmu ini. Dan tak lupa penyemangat baru ku keponakanku
Kenzie Alfathir Iskandar semoga kamu tumbuh menjadi anak yang baik
kelak nanti.
4. Adikku tersayang Putri Ramadhani Terimaksih juga selalu ada baik dalam
suka maupun duka, semangat berjuang, semoga urusanmu selalu
dilancarkan .
5. Dosen Pembimbingku dan Dosen Pengujiku Terimakasih sudah
membimbingku menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Pembimbing Akademikku Terimakasih sudah Membimbingku selama
dibangku perkuliahan selama 3 tahun ini.
7. Kak wahyu,Kak Sabrina,serta Saudaraku Dewi Dian Pertiwi Terima kasih
atas semua dukungan kalian.
8. Adik asuh Kakak ( Puput dan intan ) semangat terus untuk kalian berdua
9. Sahabat yang sudah aku anggap seperti saudara kandungku sendiri Thesya
Monica,Chika Suryanti,Sanah Oktarina,Tiara Dwi Yulindra, Ayu Puspita
Sari dan Yuni Wulandari. Terima kasih selalu mendengakan keluh
kesahku selama ini dan selalu mendukungku.
10. Squadku ( Pw, Lesdira,Maul,Silvy,Tiau,dan Rara) Terima kasih selalu
mendukungku dan selalu ada untukku.
11. Semua Dosen Poltekkes Palembang Khususnya Jurusan Keperawatan
terimakasih atas semua ilmu yang kalian berikan kepadaku semoga kalian
selalu sehat
12. Adik adik angkatan 52,53 semangat , lanjutkan perjuangan kalian titip
Kampus ya.
13. Teman Teman Angkatan 51 Glory Gen Terima Kasih atas semua suka
dukanya semoga kita semua sukses.
14. Almamaterku tercinta

vi
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN
Jl.Merdeka76-78Palembang30134,Telp.(0711)351081,e-mail:prodid3kep.plg@poltekkespalembang.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Lisa Panesia NIM. PO.71.20.1.18.054 dengan Judul
Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021 telah dipertahankan dihadapan
dewan penguji pada tanggal 07 Mei 2021.

Dewan Penguji
Penguji Ketua

Hj. Devi Mediarti, S.Pd.,S.Kep.,M.Kes


NIP. 196801281990032002

Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Sukma Wicaturatmashudi, Sp. KMB Rumentalia S, S.Kep., Ns.,M.Kep


NIP. 197206012001121002 NIP. 197707142002122004

Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan

Hj. Devi Mediarti, S.Pd.,S.Kep.,M.Kes


NIP. 196801281990032002

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan


Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, serta bimbingan dan
pengarahan dari bapak Dosen Pembimbing, penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini yang berjudul “Implementasi Keperawatan Pada Pasien
Gastritis Dengan Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2021”.

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi


salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di Jurusan DIII
Keperawatan Palembang Poltekkes Kemenkes Palembang. Penulis menyadari
bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini atas bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada:

1. Bapak Muhammad Taswin Ssi, Apt MM selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Palembang.
2. Ibu Hj Devi Mediarti S.P.d, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
3. Ibu Hj Devi Mediarti S.P.d, M.Kes. selalu Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
4. Ibu Hj Devi Mediarti S.P.d, M.Kes. selaku Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing,
mendidik dan mengarahkan, serta memotivasi semangat dan dorongan
kepada penulis selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

viii
5. Ibu Syokumawena, S.Kep, M.Kes . selaku Pembimbing Kedua yang
dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Laporan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Sukma Wicaturatmashudi M.Kep., Sp. KMB selaku dosen penguji I
Seminar Laporan Tugas Akhir.
7. Ibu Rumentalia S. S.Kep. Ns. M. Kep selaku dosen penguji II Seminar
Laporan Tugas Akhir.
8. Kedua orang tua dan keluargaku yang telah memberikan dukungan,
motivasi, dan do’a dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Semua dosen, staf, karyawan, dan karyawati Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang Jurusan Keperawatan yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir.
10. Teman-teman Angkatan 51 yang telah berjuang bersama dan saling
mendukung dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga Allah SWT melimpahkan


karunia serta rahmat-Nya untuk kita semua dan semoga Laporan Tugas Akhir ini
berguna bagi penulis dan pengembangan ilmu keperawatan. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Palembang, Mei 2021

Penulis

ix
ABSTRAK
Panesia, Lisa. 2021. Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dengan
Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun
2021. Program DIII Keperawatan, Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palembang, Pembimbing (I): Hj. Devi Mediarti, S.Pd.,
M.Kes. Pembimbing (II) Syokumawena,S.Kep.,M.Kes

Latar Belakang : Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang


dapat kronis, difus atau lokal. Gejala yang umum terjadi adalah nyeri akut. Untuk
mengatasi nyeri akut maka dilakukan implementasi keperawatan pada pasien
gastritis tersebut. Metode : Jenis penulisan ini adalah deskriptif dalam bentuk
studi kasus Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan implementasi
keperawatan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan dua responden yang
telah diberikan implementasi.Hasil : hasil penelitian pada kedua pasien setelah
dilakukan implementasi mengkaji nyeri didapatkan skala nyeri pada pasien 1
adalah 6 dan pasien 2 adalah 5, pada teknik relaksasi napas dalam adanya
perubahan skala nyeri menjadi ringan. Pada edukasi tentang nyeri, setelah
diberikan edukasi kedua pasien mulai mengetahui tentang nyeri yang dideritanya.
Pada kolaborasi pemberian obat, kedua pasien sangat kooperatif dan mau minum
obat tepat waktu.Kesimpulan : Melihat hasil penelitian ini maka perlu dilakukan
implementasi keperawatan mengkaji nyeri, teknik relaksasi napas dalam, edukasi
tentang nyeri dan kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi nyeri akut.

Kata Kunci : Nyeri akut,Gastritis, Implementasi Keperawatan

x
ABSTRACT
Panesia, Lisa. 2021. Implementation of Nursing in Gastritis Patients with Acute
Pain Problems at Muhammadiyah Hospital Palembang in 2021.
Nursing DIII Program, Department of Nursing Poltekkes Palembang
Health Ministry, Advisor (I): Hj. Devi Mediarti, S.Pd., M.Kes. Advisor
(II) Syokumawena, S.Kep., M.Kes

Background: Gastritis is an inflammation of the gastric mucosa that can be


chronic, diffuse or local. The most common symptom is acute pain. To overcome
acute pain, nursing implementation is carried out on these gastritis patients.
Method: This type of writing is descriptive in the form of a case study. The
approach used is the nursing implementation approach. This study was conducted
to compare two respondents who had been given the implementation. Results: the
results of the study in the two patients after the implementation of assessing pain
showed that the pain scale in patient 1 was 6 and patient 2 was 5, in the breath
relaxation technique in the presence of a change in the pain scale to be mild. In
education about pain, after being given education, the two patients began to know
about their pain. In the collaboration of drug administration, the two patients are
very cooperative and want to take medication on time. Conclusion: Seeing the
results of this study, it is necessary to implement nursing assessing pain, deep
breathing relaxation techniques, education about pain and collaboration in
administering drugs to reduce acute pain.

Keywords: Acute pain, Gastritis, Nursing Implementation

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN SAMPUL DALAM ...................................................................... ii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
HALAMAN ABSTRAK INDONESIA .............................................................. x
HALAMAN ABSTRAK INGGRIS ................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 4
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 4
1.4.1 Secara Teoritis .................................................................... 4
1.4.2 Secara Praktis ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit ......................................................................... 6
2.1.1 Anatomi Fisiologi .............................................................. 6
2.1.2 Definisi ............................................................................... 10

xii
2.1.3 Klasifikasi .......................................................................... 11
2.1.4 Etiologi ............................................................................... 14
2.1.5 PatoFisiologi ...................................................................... 15
2.1.6 Patoflow ............................................................................. 16
2.1.7 Tanda Dan Gejala Klinis Gastritis ..................................... 17
2.1.8 Penatalaksanaan ................................................................. 17
2.1.8.1 Gastritis Akut ......................................................... 17
2.1.8.2 Gastritis Kronis ...................................................... 17
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang ..................................................... 18
2.1.10 Perawatan ......................................................................... 18
2.1.11 Komplikasi ....................................................................... 19
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Gastritis ....................................... 19
2.2.1 Asuahan Keperawatan Gastritis ......................................... 19
2.2.1.1 Pengkajian .............................................................. 20
2.2.1.2 Diagnosa Keperawatan........................................... 25
2.2.1.3 Perencanaan Keperawatan ..................................... 25
2.2.1.4 Implementasi Keperawatan .................................... 29
2.2.1.5 Evaluasi Keperawatan ............................................ 30
2.3 Konsep Nyeri .............................................................................. 30
2.3.1 Definisi Nyeri ..................................................................... 30
2.3.2 Teori Nyeri ......................................................................... 31
2.3.3 Klasifikasi Nyeri ................................................................ 31
2.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ........................ 35
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Nyeri ........................................... 37
2.4.1 Pengkajian Keperawatan Nyeri .......................................... 37
2.4.2 Diagnosa Keperawatan Nyeri ............................................ 40
2.4.3 Intervensi Keperawatan Nyeri............................................ 42
2.5 Implementasi Nyeri ..................................................................... 43
2.5.1 Pengkajian Nyeri ................................................................ 43
2.5.2 Relaksasi Napas Dalam ...................................................... 44

xiii
2.5.3 Edukasi Tentang Nyeri ....................................................... 46
2.5.4 Kolaborasi Pemberian Obat ............................................... 47

BAB III METODE STUDI KASUS


3.1 Jenis / Desain / Rancangan Studi Kasus ..................................... 49
3.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 49
3.3 Defenisi Istilah ............................................................................ 50
3.4 Subjek Studi Kasus ..................................................................... 50
3.5 Tempat Dan Waktu ..................................................................... 51
3.6 Instrumen Dan Metode Pengumpulan Data ................................ 51
3.7 Etika Studi Kasus ........................................................................ 52
3.8 Analisis Data Dan Penyajian Data .............................................. 54
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang ........................ 55
4.1.1 Sejarah Singkat................................................................... 55
4.1.2 Keadaan Umum .................................................................. 55
4.1.3 Motto .................................................................................. 55
4.1.4 Visi dan Misi ...................................................................... 55
4.1.5 Sumber Daya Manusia ....................................................... 56
4.1.6 Fasilitas Pelayanan Kesehatan ........................................... 57
4.1.7 Profil Ruangan Ahmad Dahlan .......................................... 59
4.2 Hasil Studi Kasus ........................................................................ 60
4.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian ......................................... 60
4.2.2 Hasil Pengkajian................................................................. 61
4.2.3 Diagnosa Keperawatan ...................................................... 76
4.2.4 Intervensi Keperawatan ...................................................... 77
4.2.5 Implementasi Keperawatan ................................................ 79
4.2.6 Evaluasi Keperawatan ........................................................ 135
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Uraian Pembahasan ..................................................................... 138

xiv
5.1.1 Mengkaji Nyeri .................................................................. 138
5.1.2 Teknik Relaksasi Napas Dalam ......................................... 139
5.1.3 Edukasi Tentang Nyeri ....................................................... 140
5.1.4 Kolaborasi Pemberian Obat ............................................... 141
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 142
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 143
6.2 Saran ............................................................................................ 144
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 145
LAMPIRAN

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Lambung. ................................................................................................ 6

Gambar 2.1 Skala Nyeri Wajah. ................................................................................................ 40

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronik ......................................................... 33

Tabel 2.2 Perbedaan Nyeri Somatik,Superfisial, dan Viseral ............................................... 34

Tabel 2.3 Komponen Pengkajian Nyeri PQRST ..................................................................... 38

Tabel 4.1 Hasil Anamnesa ......................................................................................................... 61

Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik ...................................................................................................... 65

Tabel 4.3 Pola Aktivitas Sehari Hari ........................................................................................ 67

Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Laboratorium ............................................................................ 70

Tabel 4.5 Hasil Terapi Farmakologi ........................................................................................ 71

Tabel 4.6 Analisa Data Pasien 1 ................................................................................................ 72

Tabel 4.7 Analisa Data Pasien 2 ................................................................................................ 74

Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan............................................................................................. 77

Tabel 4.9 Implementasi Pasien 2............................................................................................... 79

Tabel 4.10 Implementasi Pasien 2 ............................................................................................ 107

Tabel 4.11 Evaluasi Pasien 1 ..................................................................................................... 134

Tabel 4.12 Evaluasi Pasien 2 ..................................................................................................... 135

xvii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1. Patoflow Gastritis ................................................................................................. 16

Skema 2.2. Skala Deskriptif Verbal......................................................................................... 39

Skema 2.3. Skala Penilaian Numerik ...................................................................................... 39

Skema 2.4. Pengukuran Skala Deskriptif .............................................................................. 39

Skema 3.1. Kerangka Konsep ................................................................................................. 49

Skema 4.1. Genogram Pasien 1 dan 2 .................................................................................... 64

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar ACC Judul


2. Lembar Konsultasi Pembimbing Pertama
3. Lembar Konsultasi Pembimbing Kedua
4. Surat Izin Penelitian Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang
5. Surat Izin Penelitian Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
6. Informerd consent
7. Lembar Format Pengkajian Asuhan Medikal Bedah
8. Standar Operasional Prosedur (SOP)
9. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
10. Leaflet
11. Dokumentasi

xix
1

BAB I
PENDAHULAN
1.2 Latar Belakang

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung,


peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan, pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2013).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
kronis, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi: gastritis
superficial akut dan gastritis atropik kronik, insidensi gastritis meningkat dengan
adanya lanjutan proses menua (Aspiani, 2014).
Gastritis disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan
malas untuk makan (Fahrur, 2013).
Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori (H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di
lambung. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak- anak dan
menyebabkan penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50%
penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan
menimbulkan masalah sepanjang hidup (Soemoharjo, 2013).
Hasil penelitian dari Rismayanti (2015) tentang faktor resiko kejadian
gastritis kebiasaan minum kopi, merokok, penggunaan obat anti inflamasi non
steroid dan pola makan serta konsumsi alkohol adalah merupakan faktor dari
pencetus Gastritis dan disarankan kepada masyarakat untuk tetap menjaga pola
hidup yang lebih sehat dan menghindari pencetus dari penyakit gastritis.
Penyebab dari gastritis menurut Herlan (2013) yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%)
dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih (2014) gastritis bisa
juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit autoimun, radiasi dan
Chron’s Disease.

Poltekkes Kemenkes Palembang


2

Menurut Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok


Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI) tahun 2011, menyatakan
diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia telah terinfeksi oleh H. Pylori
(Daldiyono, 2013). Penemuan infeksi Helicobacter pylori ini mungkin berdampak
pada tingginya kejadian gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan
angka kejadian gastritis yang cukup tinggi.
Gejala yang umum terjadi pada penderita Gastritis, baik Gastritis akut
maupun kronis adalah rasa nyeri, terutama nyeri lambung. Nyeri merupakan
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang terjadi akibat
kerusakan jaringan yang actual dan potensial. Berkaitan dengan hal tersebut, nyeri
yang dirasakan oleh individu yang mengalami gastritis, dari skala nyeri yang
paling ringan hingga terberat. Kondisi ini dipengaruhi oleh bagaimana individu
tersebut berespon terhadap nyeri (Carpenito, 2013).
Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan
perawatan kesehatan ( Potter, 2006 ). Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan
emosional yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh sering kali dijelaskan dalam
istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang terbakar,
melilit seperti emosi perasaan kaku, mual dan takut (Judha, 2012).
Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung semakin
meningkat dan akhirnya membuat lambung luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan
tukak lambung juga dapat menimbulkan perdarahan saluran cerna bagian atas
berupa hematomesis (muntah darah), menelan, perforasi dan anemia karena
gangguan absorpsi vitamin B12 (Anemia Pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan
kanker lambung (Ode, 2015).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO (2012), mengadakan tinjauan
terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka
kejadian gastritis di dunia,diantaranya:Inggris (22%),Cina (31%), Jepang (14,5%),
Kanada (35%),dan Prancis (29,5%). Di dunia,insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta
dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Di Indonesia, angka kejadian Gastritis pada beberapa daerah cukup tinggi
dengan prevalensinya 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.

Poltekkes Kemenkes Palembang


3

Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2013, Gastritis termasuk 10


penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dengan
jumlah 30.154 kasus 4,9% (Depkes RI, dalam Aspiani, 2014).
Penderita penyakit Gastritis yang terbanyak di Indonesia adalah Jakarta
yaitu 25 ribu penduduk. Pemicu dari penyakit Gastritis di Jakarta yaitu
dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang padat dan berprofesi pekerja keras
sehingga mengakibatkan makan menjadi tidak teratur dan banyak menderita
penyakit gastritis ini (Rismayanti, dkk, 2015).
Menurut profil kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, jumlah penderita
gastritis tahun 2017 sebanyak 49.115 orang penderita, tahun 2018 sebanyak
54.159 orang penderita, tahun 2019 sebanyak 728 orang, penderita dan tahun
2020 sebanyak 732 orang penderita.
Perawat memiliki peranan penting sebagai pemberi asuhan keperawatan
dan mempunyai fungsi sebagai edukator yang bertanggung jawab meningkatkan
pengetahuan, kesadaran serta kemampuan pasien dan keluarga mengenai
pentingnya menangani masalah Nyeri Akut pada pasien Gastritis.
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis tertarik untuk
mengambil judul “Implementasi Keperawatan pada pasien Gastritis dengan
masalah nyeri akut di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah
“Bagaimana Implementasi Keperawatan pada pasien Gastritis dengan masalah
Nyeri Akut di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021 ?“

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum

Agar penulis mampu melaksanakan “Implementasi Keperawatan pada


pasien Gastritis dengan masalah nyeri akut di RS Muhammadiyah Palembang
Tahun 2021”.

Poltekkes Kemenkes Palembang


4

1.3.2 Tujuan Khusus

Dalam penyusunan Studi Kasus pada pasien, diharapkan penulis mampu :


a. Mengkaji nyeri pada pasien Gastritis dengan masalah nyeri akut di RS
Muhammadiyah Palembang Tahun 2021
b. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam pada pasien Gastritis
dengan masalah nyeri akut di RS Muhammadiyah Palembang Tahun
2021
c. Melakukan tindakan edukasi tentang nyeri pada pasien Gastritis
dengan masalah nyeri akut di RS Muhammadiyah Palembang
Tahun2021
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat pada
pasien Gastritis dengan masalah nyeri akut di RS Muhammadiyah
Palembang Tahun 2021

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Secara Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan sumber
informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang
Implementasi Keperawatan pada pasien Gastritis dengan Masalah Nyeri Akut.
1.4.2 Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terutama dalam melakukan Implementasi Keperawatan pada
pasien Gastritis dengan Masalah Nyeri Akut.
b. Bagi Pasien dan Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang
penyakit Gastritis dengan masalah Nyeri Akut.
c. Bagi RS Muhammadiyah Palembang
Dapat dijadikan bahan kajian untuk membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) Asuhan Keperawatan pasien dengan Gastritis. Sebagai
acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam

Poltekkes Kemenkes Palembang


5

memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan sistem pencernaan


: gastritis dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang
dimiliki serta mau membimbing kepada mahasiswa tentang cara
memberikan asuhan yang berkualitas.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan keperawatan serta
referensi bagi mahasiswa dalam memahami implementasi keperawatan
secara komprehensif pada pasien Gastritis dengan masalah nyeri akut.

Poltekkes Kemenkes Palembang


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit


2.1.1 Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Lambung


Saluran Gastrointestinal (GI) adalah jalur panjang (panjang totalnya 23 –
26 kaki) yang berjalan melalui mulut ke esofagus, lambung dan usus sampai anus.
Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang
punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat
mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inci), menjadi distensi bila
makanan melewatinya.
Bagian sisa dari Gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal.
Lambung ditempatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah
tubuh, tepat dibawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat
berdistensi dengan kapasitas kira-kira 1500 ml. Inlet ke lambung disebut
pertemuan esofago-gastrik. Bagian ini dikelilingi oleh cincin otot halus, disebut
sfingter esofagus bawah (atau sfingter kardia), yang pada saat kontraksi, menutup
lambung dari esofagus. Lambung dapat dibagi kedalam empat bagian anatomis :
kardia (jalan masuk), fundus, korpus dan pilorus (outlet).
Lambung terdiri dari empat lapisan :
1) Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
2) Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis,
(a) Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot

Poltekkes Kemenkes Palembang


7

usofagus,(b) Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta
membentuk otot sfingter dan berada di bawah lapisan pertama dan (c)
serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan
dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura
minor (lengkung kecil).
3) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe.
4) Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal dan terdiri atas
banyak kerutan atau rugae yang hilang bila organ itu mengembang karena
berisi makanan.
Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran
limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini
dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan
dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang yang
salurannya dilapisi oleh epitelium silinder. Epitelium ini bersambung dengan
permukaan mukosa dari lambung. Epitelium dari bagian kelenjar yang
mengeluarkan sekret berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah
lambung.
Kelenjar kardia terletak paling dekat lubang yang ada di sebelah usofagus.
Kelenjar di sini berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dan
mengeluarkan sekret mukus alkali. Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja;
kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis sel. Beberapa sel, yaitu sel asam atau
sel oxintik, menghasilkan asam yang terdapat dalam getah lambung. Dan yang
lain lagi menghasilkan musin. Kelenjar pilorik. Kelenjar dalam saluran pilorik
juga berbentuk tubuler. Terutama menghasilkan mukus alkali. Otot halus sirkuler
di dinding pilorus membentuk sfingter piloris dan mengontrol lubang diantara
lambung dan usus halus. Secara ringkas, fungsi lambung antara lain :
a. Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk
jangka waktu pendek.
b. Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam
hidrokhlorida,dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
c. Protein diubah menjadi pepton.

Poltekkes Kemenkes Palembang


8

d. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.


e. Pencernaan lemak dimulai dari lambung.
f. Faktor antianemi dibentuk.
g. Chime, yaitu isi lambung yang cair, disalurkan masuk duodenum.
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran GI, yang jumlah
panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm area permukaan untuk
sekresi dan absorbsi. Usus halus dibagi ke dalam tiga bagian anatomik : bagian
atas disebut duodenum, bagian tengah disebut jejenum dan bagian bawah
disebut ileum. Duktus koledukus yang memungkinkan untuk pasase baik empedu
dan sekresi pankreas, mengosongkan diri ke dalam duodenum pada ampula vater.
Pertemuan antara usus halus dan besar terletak di bagian bawah kanan
duodenum. Ini disebut sekum. Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang
berfungsi untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan mencegah
refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat ini terdapat apendiks veriformis.
Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen
tranversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen
desenden pada sisi kiri abdomen. Bagian ujung dari usus besar terdiri dari dua
bagian : kolon sigmoid dan rektum. rektum berlanjut pada anus. Jalan keluar anal
diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik sfingter internal dan
eksternal.
Makanan yang masuk ke dalam mulut akan diproses dulu supaya lebih
mudah dicerna (diserap nutrisinya) dengan menggunakan berbagai macam enzim.
Selain itu, makanan juga akan lebih dihaluskan di dalam lambung. Proses
pencernaan pada manusia melalui berbagai tahapan yang cukup panjang dan
membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan
pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan
pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat
(amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7

Poltekkes Kemenkes Palembang


9

dan suhu 37oC. Supaya proses pencernaan berlangsung dengan lancar, sebaiknya
kita mengunyah makanan sebanyak 32 kali kunyahan. Selain supaya makanan
lebih mudah dihancurkan di lambung, kunyahan sebanyak 32 kali juga bertujuan
supaya semua karbohidrat dalam makanan diubah menjadi maltosa oleh enzim
ptialin. Jika tidak semuanya dirubah, maka akan susah dicerna dan akan terbuang
sia-sia.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati
kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot
di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan mekanik
supaya makanan lebih halus dan pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim
sebagai berikut:
 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu
(ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon
sekretin dan kolesistokinin pada usus halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.
Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3
– 4 jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas
jari terdapat enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:
1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula
lebih sederhana (maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu
enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam
amino yang siap diserap oleh usus halus.
Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan
ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui
saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam

Poltekkes Kemenkes Palembang


10

empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi


mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan
dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan
hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat
pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus
terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan.
Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan
gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino tunggal untuk diserap ke dalam
darah dengan menggunakan enzim peptidase yang terdapat dalam enterosit atau
sel dinding usus halus. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan
karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap.
Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam
lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan
lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat
bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa
makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga
menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan
darah. Sisa makanan (chymus) dalam usus besar masuk banyak mengandung air.
Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini
dinamakandefekasi dan dilakukan dengan sadar.
2.1.2 Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa yang dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain (Ode, 2015). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau
perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik (Price dan
Wilson, 2006 dalam Nurarif dan Kusuma, 2015).

Poltekkes Kemenkes Palembang


11

Gastritis pada lansia adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
kronis, difus atau lokal yang sering terjadi pada lansia: dua jenis gastritis yang
paling sering terjadi: gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronik,
insidensi gastritis meningkat dengan adanya lanjutan proses menua (Aspiani,
2014).
2.1.3 Klasifikasi Gastritis

Nuari mengatakan (2015) gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi dua,


yaitu :

a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan – kerusakan erosi (Dermawan & Rahayuningsih,
2010).

Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan erosi pada bagian superfisial. Jadi, gastritis akut merupakan
peradangan pada dinding lambung yang timbul secara mendadak dan cepat
sembuh dengan sendirinya dan memiliki tanda dan gejala yang khas. Agen
penyebab yang sering terjadi pada gastritis akut adalah makanan
berbumbu, pedas, alkohol, kafein, dan aspirin (Mutaqin dan Sari, 2011).

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan oleh diet,


misalnya makanan terlalu banyak, terlalu cepat, maka – makanan yang
terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain
termasuk alkohol, aspirin, refluks empedu dan terapi radiasi. Gastritis
dapat juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk gastritis
akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali, yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi.

b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama disebabkan oleh
ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori
(Dermawan & Rahayuningsih, 2010).

Poltekkes Kemenkes Palembang


12

Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan lambung yang bersifat


menahun. Jadi, gastritis kronis merupakan peradangan pada dinding
lambung yang timbul secara perlahan, berlangsung lama, penyebab dari
gastrtitis kronik ini belum diketahui dan dapat menyebabkan ulkus
peptikum, polip lambung, serta kanker lambung apabila tidak ditangani
(Mutaqin dan Sari, 2011).

Inflamasi yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung


jinak maupun ganas, oleh bakteri H. Pylori. Gastritis kronis mungkin
diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A ini terjadi pada fundus
atau korpus lambung. Tipe B (H. Pylori) mengenai antrum dan pylorus.
Mungkin berkaitan dengan bakteria H. Pylori. Faktor diit seperti minuman
panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alkohol, merokok atau refluks
isi usus ke dalam lambung.

Menurut Mutaqin dan Sari (2011), gastritis kronis diklarifikasikan dengan


tiga perbedaan, sebagai berikut :

a. Gastritis Superfisial
Gastritis superfisial dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa.

b. Gastritis Atrofik
Gastritis atrofik di mana peradangan terjadi pada seluruh lapisan mukosa.
Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan kanker lambung,
serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karateristik dari penurunan
jumlah sel parietal dan sel chief.

c. Gastritis Hipertrofik
Gastritis hipertrofik suatu kondisi dengan terbentuknya nodul- nodul pada
mukosa lambung yang bersifat ireguler, tipis dan hemoragik.

Poltekkes Kemenkes Palembang


13

Sukarmin (2012) mengatakan secara garis besar gastritis dibedakan


berdasarkan perjalanan dan gejala klinisnya :

a. Gastritis Akut Hemorogik Erosif


Gastritis tipe ini yang sering menyebabkan ulkus aktif. Dikategorikan
hemorogik erosive karena beresiko terjadi perdarahan masif dan perforasi
gaster.

b. Gastritis Aktif Kronik Non Erosif


Jenis peradangan lambung ini banyak terjadi pada daerah antrum.
Penyebab utama terjadinya gastritis aktif kronik non erosive adalah infeksi
Helicobacter pylori. Bakteri helicobacter pylori merupakan bakteri yang
berbentuk seperti sosis.

Gastritis jenis ini dapat mengakibatkan tukak lambung yang dysplasia sel
lambung dan dapat memicu timbulnya kanker lambung. Bakteri
helicobacter pylori dapat memicu timbulnya tukak lambung karena bakteri
ini juga merangsang peningkatan sekresi gastritin pada bagian antrum dan
peningkatakan HCL pada bagian fundus.

c. Gastritis Atropi
Penyebab tersering tipe ini adalah autoantibodi. Immunoglobulin G dan
limfosit-B kehilangan daya kenal terhadap sel lambung sehingga justru
malah merusak selnya. Sel parietal lambung mengalami atropi dan
mengalami gangguan terhadap reseptor gastrin, karbonhidrase, H+ /K+
ATPase dan faktor intrinsik. Atropi sel parietal dapat mengakibatkan
penurunan sekresi getah lambung dan faktor intrinsik menurun tetapi
justru terjadi peningkatan sekresi gastrin. Penurunan faktor intrinsik
sehingga terjadi defisiensi kobalamin (berakibat anemia pernisiosa).
Peningkatan sekresi gastrin akan mengakibatkan sel pembentuk gastrin
mengalami hipertropi dan hyperplasia sehingga dihasilkan histamin pada
sel lambung (timbul vasodilator pada pembuluh lambung). Hipertropi dan
hyperplasia gastrin itulah yang dapat memicu timbulnya sel karsinoid dan
metaplasia sel mukosa yang luas.

Poltekkes Kemenkes Palembang


14

d. Gastritis Reaktif
Gastritis reaktif tersering disebabkan pasca operasi daerah antrum atau
daerah pylorus yang mengakibatkan refluks enterogastrik yang
menyebabkan enzim pankreas dan garam empedu menyerang mukosa
lambung sehingga mengalami pengkisan. Selain itu getah usus yang alkalis
dapat menetralkan gastrin sehingga menjadi sangat cocok untuk
perkembangan Helicobacter pylori.

2.1.4 Etiologi
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori pada awal
infeksi mukosa lambung yang menunjukan inflamasi yang akut dan menjadi
kronis apabila diabaikan dapat menjadi kronik. Gastritis sering sekali akibat stres.
Penyebab Gastritis yaitu (Sudoyo, 2009 dalam Nurarif dan Kusuma, 2015) :
1) Endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan yang
terkontaminasi), kafein, alkohol, dan Aspirin merupakan agen-agen
penyebab yang sering.
2) Penyebab lain adalah obat obatan seperti : Sulfonamida, Steroid.
3) Beberapa makanan bumbu termasuk lada, cuka dapat menyebabkan gejala
mengarah Gastritis.
4) Gastritis kronik pada umumnya disebabkan akibat minuman alkohol
berlebihan dan merokok.

Poltekkes Kemenkes Palembang


15

2.1.5 Patofisologi Gastritis


Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim-enzim pancreas dapat
merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu mukosa pertahan
mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali, asam dan pepsin kedalam
jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan respons mukosa terhadap
kebanyakan penyebab iritasi tersebut dengan regenerasi mukosa, karena itu
gangguan tersebut sering menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus
menerus, jaringan menjadi radang dan dapat terjadi pendarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif
mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung. Gastritis kronis
dapat menimbulkan keadaan dengan atropi kelenjar kelenjar lambung dengan
keadaan mukosa terdapat bercak bercak penebalan warna abu abu. Hilangnya
mukosa lambung akhirnya akan berakibat kurangnya sekresi lambung dan
timbulnya anemia pernisiosa.
Mukosa lambung dengan bantuan prostaglandin melindungi muscular seluruh dari
arodigestive bila pertahanan gagal terjadi Gastritis. Setelah pertahan saraf
kalioergik, HCL berdifusi kedalam mukosa dan menyebabkan oedem. Perdarahan
dan erosi pada dinding gastric karena perkembangan penyakit, dinding gastric
menjadi tipis dan antrofi (Aspiani, 2014).

Poltekkes Kemenkes Palembang


16

2.1.6 PatoFlow

Obat obatan H.Pylori Kafein


(NISAD,Aspiran,Sulfano)
Melekat pada
Menggangu pembentukan epitel lambung Me↓ produksi
sawat mukosa lambung bikarbonat
Menghancurkan
lapisan mukosa
kekurangan
Me↓ barrier lambung Menyebabkan Volume Cairan
terhadap asam dan pepsin difusi kembali
asam lambung

inflamasi Erosi mukosa


lambung
Nyeri Epigastrium

Me↓ sensori untuk Me↓ tonus mukosa lambung


makan dan peristaltic kehilangan integritas
jaringan
Anoreksi Refluk isi
duodenum
Nyeri Akut Ke lambung

Mual Dorongan ekspulsi isi


lambung kemulut

Skema 2.1 Patoflow Gastritis


(Nurarif dan Kusuma, 2015, Guyton A, 2013. Maryani A. 2014).

Poltekkes Kemenkes Palembang


17

2.1.7 Tanda dan Gejala Klinis Gastritis


(Nurarif dan Kusuma, 2015) Mengungkapkan bahwa Tanda dan Gejala
Klinis Gastritis yaitu :
a. Gastritis akut nyeri bagian epigastrium, dispepsia, perdarahan (hematosis)
mual, muntah, dan pendarahan terselubung maupun nyata. Dengan
endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan odem, mungkin juga
ditemukan erosi dan perdarahan aktif.
b. Gastritis kronik : kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih
berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,
defisiensi zat besi, anemia, dan karsinoma lambung.
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.8.1 Gastritis Akut
Faktor utama dengan menghilangkan etiologi, diet lambung dengan porsi
kecil dan sering. Obat obatan ditunjukan untuk mengatur sekresi asam lambung
berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antacid
juga ditunjukan sebagai sifoprotek berupa sukralfat dan prostaglandin.
Penatalaksanaan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien
yang beresiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan
menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab, serta pengobatan suportif. Dan
usahakan menghindari alkohol dan makanan sampai gejala yang berkurang, bila
terdapat pendarahan penatalaksanaan pada saluran gastro intestinal atas. Bila
gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya perforasi.
2.1.8.2 Gastritis Kronis
Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan anti biotic untuk
membatasi Helicobacter pylory. Namun demikian tidak selalu mucul dengan
gastritis kronis. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus
dihindari bila terjadi anemia defisiensi besi (yang disebabkan oleh perdarahan
kronis), maka penyakit ini harus diobati. Pada anemia pernisiosa harus diberi
pengobatan vitamin b12 dan tetapi terapi yang sesuai. Gastritis kronis diatas
dengan memodifikasi diet dan meningkatkan istrahat serta memulai
farmakoterapi. Helicobacter pylory dapat diatasi dengan antibiotic (seperti
Tetrasiklin atau Amoxcilin). Pasien dengan gastritis dengan tipe A biasanya

Poltekkes Kemenkes Palembang


18

mengalami malabsorbsi vitamin B12 (Nurarif dan Kusuma, 2015).

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody.
H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positive menunjukan bahwa pasien
pernah mengalami kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.
Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi
akibat perdarahan pada lambung akibat Gastritis.
b. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylori dalam
feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi pemeriksaan.
c. Endoskopi saluran cerna bagian atas, dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran pencernaan bagian atas yang mungkin tidak
terlihat dari sinar X.
d. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda
tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan
ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen (Nurarif dan Kusuma, 2015)

2.1.10 Perawatan
Perawatan pada penyakit gastritis (Puspadewi dan Endang, 2015)
a. Istirahat yang cukup. Pada malam hari, usahakan untuk dapat tidur selama
8 jam dan pada siang hari beristirahat dengan duduk rileks atau berbaring
selama 1 jam.
b. Melatih diri untuk tenang, tidak terburu-buru
c. Hindari stress, hadapilah kenyataan hidup sebagaimana adanya, dan
usahakanlah untuk menghilangkan ketegangan atau kecemasan.
d. Atur diet yang sesuai, jangan minum minuman yang beralkohol, dan
hentikan kebiasaan merokok
e. Pemberian obat sangat mempengaruhi, khususnya tukang lambung dan

Poltekkes Kemenkes Palembang


19

usus dapat digolongkan yaitu, antasida untuk mengurangi nyeri,


pengahambat sekresi asam, zat pelindung mukosa berguna menutupi tukak
lambung, antibiotic untuk membunuh kuman Helicobacter pylori.
Metode inti teryata efektif untuk menyebuhkan tukak lambung dalam
waktu singkat (sekitar dua minggu) dengan presentasi kambuh dibawah 10%
sampai tahun berikutnya.
2 2.1.11 Komplikasi
Komplikasi Gastritis menurut Aspiani (2014) :
a. Komplikasi pada gastritis akut
(a) Perdarahan saluran cerna bagian atas
(b) Ulkus kalau prosesnya hebat
(c) Perforasi
b. Komplikasi pada gastritis kronik
(a) Atropi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terutama
terhadap vitamin B12.
(b) Gastritis kronik antrum pilorum dapat menyebabkan penyempitan
daerah antrum pilorum.
(c) Gastritis kronik sering dihubungkan dengan keganasan lambung,
terutama gastritis kronik antrum pylorus.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Gastritis


2.2.1 Asuhan Keperawatan Gastritis
Proses keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang
dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf
optimal melalui pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu
kebutuhan klien (Nursalam, 2005).
Dalam asuhan keperawatan pasien dengan gastritis, menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap, yaitu: pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan (implementasi), dan
evaluasi. Proses keperawatan ini merupakan pedoman untuk melaksanakan
asuhan keperawatan dengan uraian masing-masing sebagai berikut :

Poltekkes Kemenkes Palembang


20

2.2.1.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang
dilakukan secara sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi,
2012). Data tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga (data
sekunder), dan catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan
pendekatan proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan
melihat catatan medis. Adapun data yang diperlukan pada pasien gastritis
yaitu sebagai berikut :
a. Data dasar (Identitas Klien) : Meliputi nama lengkap nama panggilan,
tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama, bahasa yang
digunakan, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, sumber dana/
biaya serta identitas orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah.
2) Riwayat kesehatan sekarang : Meliputi perjalanan
penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan
timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor
pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Riwayat kesehatan terdahulu : Meliputi penyakit yang
berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah
sakit, dan riwayat pemakaian obat.
4) Riwayat kesehatan keluarga : Dihubungkan dengan
kemungkinan adanya penyakit keturunan, kecenderungan,
alergi dalam satu keluarga, penyakit menular akibat kontak
langsung maupun tidak langsung. Pada pasien gastritis, dikaji
adakah keluarga yang mengalami gejala serupa, penyakit
keluarga berkaitan erat dengan penyakit yang diderita pasien.
Apakah hal ini ada hubungannya dengan kebiasaan keluarga
dengan pola makan, misalnya minum-minuman yang panas,
bumbu penyedap terlalu banyak, perubahan pola kesehatan
berlebihan, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan rokok.

Poltekkes Kemenkes Palembang


21

Genogram : Genogram umumnya dituliskan dalam tiga


generasi sesuai dengan kebutuhan. Bila klien adalah seorang
nenek atau kakek, maka dibuat dua generasi dibawah, bila
klien adalah anak-anak maka dibuat generasi keatas.
5) Riwayat psikososial : Meliputi mekanisme koping yang
digunakan klien untuk mengatasi masalah dan bagaimana
motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya.
6) Pola kebiasaan sehari-hari. Menurut Gordon (2009), pola
kebiasaan sehari- hari pada pasien gastritis, yaitu:
a) Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan, dan
electrolit, nafsu makan, diet, kesulitan menelan,
mual/muntah, dan makanan sehat.
b) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekskresi, kandung kemih, maslah
nutrisi, penggunaan kateter.
c) Pola tidur dan istrahat
Menggambarkan pola tidur, istrahat,aktivitas dan persepsi
terhadap energi, jumlah tidur siang dan malam, masalah tidur
dan insomnia.
d) Pola aktivitas dan istrahat
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan
dan sirkulasi.
e) Pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran pasien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal,
pekerjaan.
f) Pola sensori kognitif
Menjelaskan tentang pola persepsi sensori meliputi
pengakjian penglihatan, pendengaran, pembauan.
g) Pola persepsi dan kosep diri

Poltekkes Kemenkes Palembang


22

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan kemampuan


konsep diri. Menggambarkan harga diri, peran identitas diri.
Manusia sebagai system terbuka sebagai mahluk bio- psiko-
sosio-spritual,dan dampak terhadap sakit.
h) Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas
i) Pola mekanisme/ penanggulangan stress dan koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress
j) Pola nilai dan kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai kenyakinkan
termasuk spiritual. (Allen.1998)
c. Kebutuhan dasar
Kaji pola makan dan minum, pola istirahat dan tidur, eliminasi dan
kebersihan diri dan faktor alergi.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskiltasi. Menurut Doengoes (2000), data dasar pengkajian pasien
gastritis meliputi :
1) Data Subjektif
a) Keadaan umum, tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kwadran epigastrik.
(1) Tanda-tanda vital
(2) B1 (Breath) : Takhipnea
(3) B2 (Blood) : Takikardi, hipotensi, distritmia, nadi
perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit
pucat.
(4) B3 (Brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat
kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri
epigastrum.
(5) B4 (Bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan
cairan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


23

(6) B5 (Bowel) : Anemia, anoreksia, mual, muntah, nyeri


ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
(7) B6 (Bone): Kelelahan, kelemahan.
b) Kesadaran : Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung
tidur, disorientasi/ bingung, sampai koma (tergantung pada volume
sirkulasi/ oksigenasi).
2) Data objektif
a) Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan
nutrisi), wajah berkerut.
b) Mata : Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis
(penurunan oksigen ke jaringan), konjungtiva pucat dan
kering.
c) Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan
intrasel mukosa) bibir pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut
tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan personal hygiene).
d) Abdomen
(1) Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering,
lembab, besar dan bentuk abdomen rata atau
menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada sering
merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
(2) Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif
selama perdarahan, dan hipoaktif setelah perdarahan.
(3) Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang
ditemukan hypertimpani (bisng usus meningkat).
(4) Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen
tegang. Terdapat nyeri tekan pada region epigastik
(terjadi karena distruksi asam lambung) (Doengoes,
2000).
e) Integumen : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada
jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit/ membrane
mukosa berkeringan (menunjukkan status syok, nyeri akut,
respon psikologik) (Doengoes, 2000).

Poltekkes Kemenkes Palembang


24

f) Pemeriksaan penunjang, menurut Priyanto (2009) yang


ditemukan pada pasien gastritis, yaitu :
(1) Endoscopy
untuk melihat kondisi saluran pencernaan dengan
menggunakan alat endoskop. Pada pasien gastritis,
pada pemeriksaan endoscopy tampak erosi multi yang
sebagian biasanya berdarah dan letaknya tersebar.
(2) Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan hispatologi adalah pemeriksaan dari
jaringan tubuh manusia. Pada Pasien gastritis, akan
tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
(3) Laboratorium
Mengambil sampel dalam bentuk darah, sputum,
urine, kerokan kulit, dan cairan tubuh lainnya dengan
tujuan untuk membantu meneggakan diagnosis
penyakit. Pada pasien dengan gastritis kronik, kadar
serum vitamin B12 nilai normalnya 200-1000 Pg/ml,
kadar vitamin B12 yang rendah merupakan anemia
megalostatik. Darah lengkap, diperiksa kadar
hemoglobin, hematoktit, trombosit, leukosit, dan
albumin.
(4) Analisa gaster
Untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, biasanya
sekresi HCL menurun
(5) Gastroscopi.
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan),
mengidentifikasi area perdarahan dan mengambil
jaringan untuk biopsi.

Poltekkes Kemenkes Palembang


25

2.2.1.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinik tentang respons individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang
aktual atau potensial, diagnosa Keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan
intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab
perawat.(Allen, 1998).
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien
individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. Tujuan pencacatan diagnosa keperawatan yaitu sebagai alat
komunikasi tentang masalah pasien yang sedang dialami pasien saat ini dan
merupakan tanggung jawab seorang perawat terhadap masalah yang
diidentifikasi berdasarkan data serta mengidentifikasi pengembangan rencana
intervensi keperawatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Data yang dikelompokan, dianalisa dan dipriositaskan masalahnya maka
ditentukan beberapa kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien gastritis
adalah:
a. D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis (inflamasi mukosa lambung )
b. D.0019 Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
c. D.0056 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik.
d. D.0111 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
2.2.1.3 Perencanaan Keperawatan (Intervensi)
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan (PPNI, 2017).
Selama perencanaan dibuat prioritas dengan kolaborasi pasien dan
keluarga, konsultasi tim kesehatan lain, modifikasi asuhan keperawatan dan catat
informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan pasien dan
penatalaksanaan klinik.

Poltekkes Kemenkes Palembang


26

Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2017)


intervensi keperawatan pada pasien Gastritis adalah
A. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Inflamasi
mukosa Lambung)
SLKI
Tingkat Nyeri Menurun (L.08066)
Intervensi : Manajemen Nyeri (I.08238)
1) Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
2) Teraupetik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3) Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

Poltekkes Kemenkes Palembang


27

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri


4) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
B. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan)
SLKI
Status nutrisi membaik (L. 03030)
Intervensi : Manajemen Nutrisi (I. 03119)
1) Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2) Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3) Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan

Poltekkes Kemenkes Palembang


28

4) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
SLKI
Toleransi Aktivitas Meningkat (L.05047)
Intervensi : Manajemen Energi (I. 05178)
1) Observasi
 Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2) Terapeutik
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
 Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
3) Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
4) Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

Poltekkes Kemenkes Palembang


29

D. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.


SLKI
Tingkat Pengetahuan membaik (L.12111)
Intervensi : Edukasi Kesehatan (I. 05178)
1) Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi faktor- faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
2) Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Edukasi
 Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat

2.2.1.4 Implementasi Keperawatan


Menurut Doenges (2000), Menyatakan bahwa implementasi adalah
tindakan pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu
mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun.
Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan
keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi
terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikn kepada pasien.
Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap
pendekatan, yaitu independen, dependen, interdependen.
a. Tindakan keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan
yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari
dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
b. Tindakan dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan
pelaksanaan rencana tindakan medis.

Poltekkes Kemenkes Palembang


30

c. Tindakan interdependen adalah tindakan keperawatan yang


menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan
tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan
dokter.
Keterampilan yang harus dipunyai perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan psikomotor. Dalam melakukan
tindakan khususnya pada klien dengan gastritis yang harus diperhatikan adalah
pola nutrisi, skala nyeri klien, serta melakukan pendidikan kesehatan pada
klien. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun
sebelum ke pasien.

2.2.1.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang
telah disusun dan direncanakan tercapai atau tidak (Harmoko, 2012). Berdasarkan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI, 2017) evaluasi keperawatan pada
pasien Gastritis adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Inflamasi
mukosa Lambung)
Outcome : Tingkat Nyeri Menurun (L.08066)
b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan
untuk makan)
Outcome :Status nutrisi membaik (L. 03030)
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Outcome : Toleransi Aktivitas Meningkat (L.05047)
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
Outcome :Tingkat Pengetahuan membaik (L.12111)

2.3 Konsep Nyeri


2.3.1 Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,
bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala

Poltekkes Kemenkes Palembang


31

atau pun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Menurut international association for study of pain (IASP) nyeri adalah
pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadi
kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya nyeri
(Kuntono, 2011).

2.3.2 Teori Nyeri


a. Teori Intensitas
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap
rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika
intensitasnya cukup kuat (Saifullah, 2015).
b. Teori gate control
Teori gate control dari Melzack dan Wali (1965) menyatakan bahwa
impuls nyeri dapat diatur dan dihambat oleh mekanisme pertahanan
disepanjang sistem saraf pusat, dimana impuls nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan
ditutup (Andarmoyo, 2013).
c. Teori pola
Teori pola diperkenalkan oleh Goldscheider (1989), teori ini menjelaskan
bahwa nyeri disebabkan oleh berbagai reseptor sensori yang di rangsang
oleh pola tertentu, dimana nyeri ini merupakan akibat dari stimulus
reseptor yang menghasilkan pola dari impuls saraf (Saifullah, 2015).

2.3.3 Klasifikasi Nyeri


Menurut Andarmoyo (2013) nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan
durasinya dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik.
1. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau
intervensi bedah dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat)
dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut akan berhenti
dengan sendirinya dan akhirnya menghilang dengan atau tanpa pengobatan

Poltekkes Kemenkes Palembang


32

setelah keadaan pulih pada area yang terjadi kerusakan. Nyeri akut
berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan). Kebanyakan orang pernah
mengalami nyeri seperti ini, misalnya pada saat sakit kepala, sakit gigi,
terbakar, tertusuk duri, pasca persalinan, pasca pembedahan, dan lain
sebagainya.
Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivasi sistem saraf simpatis yang akan
memperlihatkan gejala seperti peningkatan respirasi, peningkatan tekanan
darah, peningkatan denyut jantung, dan dilatasi pupil. Klien yang
mengalami nyeri akut biasanya juga akan memperlihatkan respons emosi
dan perilaku seperti menangis, mengerang kesakitan, mengerutkan wajah,
atau menyeringai.
2. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas bervariasi
dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Nyeri kronik dapat tidak
mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk
diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap
pengobatan yang dirahkan pada penyebabnya.
Menurut Ramadhana (2017) mengungkapkan bahwa klasifikasi nyeri
kronis berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi
a. Nyeri kronis persisten
Nyeri kronis persisten disebabkan karena komplikasi dari perwujudan
fisik dan psikologis sehingga perlu dilakukan intervensi fisik dan
psikologis.
b. Nyeri kronis intermitten
Nyeri kronis intermitten yaitu keadaan yang semakin memburuk, dan
membuat seseorang menjadi frustasi dan sering mengarah depresi
psikologis.
c. Nyeri kronis maligna
Sering terjadi pada penderita kanker yang disebabkan karena
pengobatannya tidak terkontrol dan disertai gangguan progresif lainnya.

Poltekkes Kemenkes Palembang


33

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik


Tujuan Memperingatkan adanya Tidak Ada
cederaatau masalah
Awitan Mendadak Terus menerus dan
intermitten
Intensitas Ringan sampai berat Ringan sampai berat
Durasi Durasi singkat (dari beberapa Durasi lama (6
detik, menit sampai 6 bulan) bulan atau lebih)
Respons 1. konsistensi dengan respons Tidak ada respon
autonom simpatis autonomy
2. Frekuensi jantung meningkat
3. Volume sekuncup meningkat
4. Tekanan darah meningkat
5. Dilatasi pupil
6. Tegangan otot meningkat
7. Penurunan motilitas
gastrointestinal
8. Mulut kering
Komponen Ansietas 1. Depresi
psikologis 2. Mudah marah
3. Menarik diri, isolasi
Respons - 1. Tidur terganggu
lainnya 2. Libido menurun
3. Nafsu makan
menurun
Tabel 2.1 Perbandingan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis (Zakiyah, 2015)
Menurut Zakiyah (2015) berdasarkan lokasi nyeri , nyeri dapat dibedakan
menjadi empat yaitu:
a. Somatic pain
Nyeri timbul karena gangguan bagian luar tubuh, nyeri ini dibagi
menjadi tiga :
1) Nyeri superfisial

Poltekkes Kemenkes Palembang


34

Biasanya timbul pada bagian permukaan tubuh akibat stimulus kulit


seperti laserasi, luka bakar, dan sebagainya. Nyeri jenis ini memiliki
durasi yang pendek, terlokalisasi, dan memiliki sensasi yang tajam.

2) Nyeri somatik dalam


Nyeri somatik dalam adalah nyeri yang terjadi pada otot dan tulang
serta struktur penyokong lainnya.
3) Nyeri visceral
Nyeri yang disebabkan oleh kerusakan organ internal.
Karakteristik Somatik Superficial Somatik dalam Visceral
Kualitas Tajam, menusuk Tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
difus difus, kejang
Lokalisasi Terpusat Menyebar Menyebar
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulus Cedera, abrasi Cedera, panas Distensi,
iskemia,
spasme
Penyebab Panas/ dingin Iskemia, Iritasi kimia
pergeseran
Reaksi autonom Tidak Ya Ya
Refleks Dalam Ya Ya
kontraksi otot
Contoh kasus Nyeri karena jarum Luka bakar Angina
suntik pectoris, ulkus
peptikum.
Tabel 2.2 Perbedaan Nyeri Somatik, Superfisial, dan Viseral (Zakiyah, 2015)
b. Nyeri Pantom (Phantom pain)
Nyeri pantom merupakan nyeri khusus yang dirasakan klien yang
mengalami amputasi, oleh klien nyeri dipersepsikan berada pada organ
yang diamputasi seolah-olah organ yang diamputasi masih ada. Contoh
: nyeri pada klien yang menjalani operasi pengangkatan ekstremitas.

Poltekkes Kemenkes Palembang


35

c. Nyeri menjalar (radiation of pain)


Nyeri menjalar merupakan sensasi nyeri yang meluas dari tempat awal
cedera kebagian tubuh yang lain. Nyeri seakan menyebar ke bagian
tubuh bawah atau sepanjang bagian tubuh, nyeri dapat bersifat
intermitten atau konstan. Contoh : nyeri punggung bagian bawah akibat
ruptur diskus intravertebral disertai nyeri yang menyebar pada tungkai
dan iritasi saraf skiatik.
d. Nyeri alih (reffered pain)
Nyeri alih merupakan nyeri yang timbul akibat adanya nyeri viseral
yang menjalar ke organ lain sehingga nyeri dirasakan pada beberapa
tempat. Nyeri jenis ini dapat timbul karena masuknya neuron sensori
dari organ yang mengalami nyeri kedalam medula spinalis dan
mengalami sinapsis dengan serabut saraf yang berada pada bagian
tubuh lainnya. Nyeri alih ini biasanya timbul pada lokasi atau tempat
yang berlawanan atau berjauhan sari lokasi asal nyeri.

2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri


Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri menurut (Prasetyo, 2010) :
a. Usia
Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan
prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri. Sebab,
mereka belum dapat mengucapkan kata-kata untuk mengungkapkan
secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau petugas
kesehatan. Pada pasien lansia, seorang perawat harus melakukan
pengkajian secara lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya
nyeri. Diperkirakan lebih dari 85% dewasa tua mempunyai sedikitnya
satu masalah kesehatan kronis yang dapat menyebabkan nyeri. Lansia
cenderung untuk mengabaikan nyeri dan menahan nyeri yang berat
dalam waktu yang yang lama sebelum , melaporkannya atau mencari
perawatan kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


36

b. Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
berespons terhadap nyeri. Beberapa kebudayaan memengaruhi jenis
kelamin dalam memaknai nyeri (misal : menganggap bahwa seorang
anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak
perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.
c. Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan dapat menimbulkan anggapan pada orang bahwa
memperlihatkan tanda-tanda kesakitan berarti memperlihatkan
kelemahan pribadinya. Pada beberapa kebudayaan lain justru sebaliknya,
memperlihatkan nyeri merupakan suatu hal yang alamiah, nyeri juga
dikaitkan dengan hukuman sepanjang sejarah kehidupan, bagi klien yang
secara sadar atau tidak sadar memandang nyeri sebagai suatu hukuman,
maka penyakit merupakan cara untuk menebus kesalahan atau dosa-dosa
yang telah diperbuat.
d. Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri dapat memengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Tiap
klien akan memberikan respons yang berbeda-beda apabila nyeri tersebut
memberi kesan suatu ancaman, kehilangan, hukuman atau suatu
tantangan.
e. Perhatian
Tingkat seseorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
memengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan
dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan
dengan respons nyeri yang menurun.
f. Ansietas
Hubungan antara ansietas dengan nyeri merupakan suatu hal yang
kompleks. Ansietas dapat meningkatkan persepsi nyeri dan sebaliknya,
nyeri juga dapat menyebabkan timbulnya ansietas bagi klien yang
mengalami nyeri. Adanya bukti bahwa sistem limbic yang diyakini dapat
mengendalikan emosi seseorang khususnya ansietas juga dapat

Poltekkes Kemenkes Palembang


37

memproses reaksi emosi terhadap nyeri yaitu dapat memperburuk atau


menghilangkan nyeri.
g. Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan peningkatan sensasi nyeri dan dapat
menurunkan kemampuan koping untuk mengatasi nyeri, apabila
kelelahan disertai dengan masalah tidur maka sensasi nyeri terasa
bertambah berat.
h. Pengalaman sebelumnya
Apabila individu sejak lama sering mengalami serangkaian episode nyeri
tanpa pernah sembuh atau menderita nyeri yang berat maka ansietas atau
bahkan rasa takut dapat muncul. Apabila individu mengalami nyeri
dengan jenis yang sama secara berulang, tetapi kemudian nyeri tersebut
berhasil dihilangkan, akan lebih mudah bagi individu tersebut untuk
menginterpretasikan sensasi nyeri akibatnya, klien akan lebih siap untuk
melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menghilangkan
nyeri.
i. Gaya koping
Gaya koping mempengaruhi individu dalam mengatasi nyeri. Sumber
koping individu diantaranya komunikasi dengan keluarga, atau
melakukan latihan atau menyanyi (Ekowati, 2012).
j. Dukungan keluarga dan social
Kehadiran dan sikap orang-orang terdekat sangat berpengaruh untuk
dapat memberikan dukungan, bantuan, perlindungan, dan meminimalkan
ketakutan akibat nyeri yang dirasakan, contohnya dukungan keluarga
(suami) dapat menurunkan nyeri kala I, hal ini dikarenakan ibu merasa
tidak sendiri, diperhatikan dan mempunyai semangat yang tinggi
(Widjanarko, 2012).

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Nyeri


2.4.1 Pengkajian Keperawatan Nyeri
Saat melakukan pengkajian tentang nyeri perawat harus yakin bahwa
pasien mengalami nyeri, walaupun dalam observasi tidak ditemukan luka atau

Poltekkes Kemenkes Palembang


38

cedera. Peran pemberian perawatan primer yaitu mengidentifikasi, dan mengobati


penyebab nyeri (Pasetyo, 2010).
Setiap individu memiliki pengalaman tentang nyeri oleh karena itu
perawat diharapkan dapat membantu pasien dengan mengontrol rasa nyeri dan
meningkatkan kenyaman pada pasien.
1. Mengkaji Persepsi Nyeri
P (proving incident)1. Faktor penyebab atau pencetus.
2. Faktor yang meringankan: keadaann yang dapat
menurunkan nyeri.
3. Faktor yang memperberat: teknik atau keadaan
yang dapat meningkatkan nyeri.

Q (quality/quantity) Deskripsi nyeri yang dirasakan seseorang,


karakteristik nyeri.
R (region/quantity) Region yang mengalami nyeri, dapat
ditunjukkan dengan gambar.
S (severity) Kekuatan dari nyeri dengan menggunakan
skala nyeri.
T (time) Waktu timbul nyeri, periode (durasi) nyeri
dirasakan.

Tabel 2.3 Komponen Pengkajian Nyeri PQRST (Kartikawati, 2011)


2. Mengkaji Intensitas Nyeri
a. Skala Deskriptif Verbal (Verbal Deskriptif Scale)
Skala deskriptif verbal merupakan sebuah garis yang terdiri dari
tiga sampai lima kata pendeskripsian yang tersusun dengan jarak
yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsian ini diurutkan dari tidak
nyeri sampai nyeri tidak tertahankan. Perawat menunjukan klien
skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri
yang dirasakan (Potter & Perry, 2006)

Poltekkes Kemenkes Palembang


39

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Tak
Tertahankan
Skema 2.2 Skala Deskriptif Verbal (Poter, 2006)
b. Skala Penilaian Numerik (Numeric Rating Scale)
Skala penilaian numerik atau numeric rating scale (NRS) lebih
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Klien
menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 (Meliala &
Suryamiharja, 2007).

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skema 2.3 Skala Penilaian Numerik (Potter, 2006)
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan
4-6 : Nyeri sedang
7-10 : Nyeri berat
c. Skala Analog Visual (Visual Analog Scale)
Skala analog visual adalah suatu garis lurus yang mewakili
intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat pendeskripsi
verbal pada ujungnya. (Potter & Perry, 2006).

Tidak Nyeri Nyeri Sangat


Hebat
Skema 2.4 Pengukuran Skala Deskriptif
d. Skala Nyeri Wajah (Faces Pain Scale)
Skala wajah terdiri atas enam wajah denganprofil kartun yang
menggambarkan wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa
nyeri), kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah
kurang bahagia, wajah yang sangat sedih sampai wajah yang sangat
ketakutan (nyeri yang sangat) (Potter & Perry, 2006).

Poltekkes Kemenkes Palembang


40

0 1 2 3 4 5
Gambar 2.2 Skala Nyeri Wajah (Potter, 2006)
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
1 : Nyeri Sedikit
2 : Nyeri Sedikit Mengganggu
3 : Nyeri Mengganggu Aktivitas
4 : Nyeri Sangat Mengganggu
5 : Nyeri Tak Tertahankan

2.4.2 Diagnosa Keperawatan Nyeri


A. Nyeri Akut
1. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lamat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang 3 bulan. (SDKI, 2017)
2. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (infarmasi, lakemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan)
3. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: -
Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif (waspada, posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
4. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif: -

Poltekkes Kemenkes Palembang


41

Objektif : Tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu


makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus
pada diri sendiri, diaphoresis
5. Kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaukoma
B. Nyeri Kronik
1. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
keruskan jaringan aktual tau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang
berlangsung lebih dari 3 bulan (SDKI, 2017)
2. Penyebab
1) Kondisi muskuloskeletal kronis
2) Kerusakan sistem saraf
3) Penekanan saraf
4) Infiltrasi tumor
5) Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan
reseptor
6) Gangguan imuntas (neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
7) Gangguan fungsi metabolik
8) Riwayat posisi kerja statis
9) Peningkatan indeks massa tubuh
10) Kondisi pasca trauma
11) Tekanan emosional
12) Riwayat penganiayaan (fisik, psikologis, seksual)
13) Riwayat penyalahgunaan obat/ zat
3. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : Mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan)

Poltekkes Kemenkes Palembang


42

Objektif : Tampak meringis, gelisah, tidak mampu


menuntaskan aktivitas
4. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : Merasa takut mengalami cedera berulang
Objektif : Bersikap protektif (posisi menghindari nyeri),
waspada, pola tidur berubah, anoreksia, fokus menyempit, berfokus
pada disi sendiri.
5. Kondisi Klinis Terkait
1) Kondisi kronis (mis arthritis reumatoid)
2) Infeksi
3) Cedera modula spinalis
4) Kondisi pasca trauma
5) Tumor

2.4.3 Intervensi Keperawatan Nyeri


Berdasarkan SIKI (2017) mengungkapkan bahwa intervensi keperawatan
pada pasien nyeri adalah
Manajemen Nyeri
1. Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
2. Tindakan
a) Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

Poltekkes Kemenkes Palembang


43

 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan


 Monitor efek samping penggunaan analgetik
b) Teraupetik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(misal TENS, hypnosis, akupuntur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
c) Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan mengunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan tekik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2.5 Implementasi Nyeri


2.5.1 Pengkajian Nyeri
a. Tahap preinteraksi
Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri dan alat tulis), membaca
catatan medis keperawatan, mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
dalam diri saya, membaca bismillah, mencuci tangan 6 langkah dan
bertemu dengan klien.
b. Tahap orientasi:
1. Mengucapkan salam
2. Memanggil nama klien dan memverifikasi dengan nama yang ada
direkam medis.
3. Memperkenalkan diri

Poltekkes Kemenkes Palembang


44

4. Menjelaskan prosedur dan tujuan


5. Kontrak waktu
6. Menanyakan kesediaan dan mempersilakan bertanya
7. Menjaga privasi klien.
c. Tahap kerja
1. Melakukan pengkajian nyeri dengan “PQRST”
a) P : Penyebab nyeri itu dapat timbul,hal-hal yang membuat nyeri itu
semakin bertambah atau dapat berkurang?
b) Q : Rasa nyeri yang dirasakan seperti apa ?
c) R : Daerah nyeri? Menyebar atau tidak?
d) S : Nyeri teringan yang pernah dirasakan, seberapa mengganggu
dari nyeri yang dirasakan terhadap aktivitas yang dilakukan
e) T : Lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
2. Mengevaluasi hasil dari pengkajian.
d. Tahap terminasi :
1. Mengeksplorasi perasaan pasien
2. Melakukan kontrak waktu selanjutnya
3. Mengucap salam
4. Mencuci tangan
e. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
2.5.2 Relaksasi Napas Dalam
a. Definisi
Teknik relaksasi napas dalam adalah suatu tindakan dengan sengaja
memfokuskan perhatian pada rangsangan lain daripada rangsangan nyeri
yang dialami (Putra dan Prasetyo, 2014)
b. Tujuan
Menurunkan intensitas nyeri pasien (Putra dan Prasetyo, 2014)
c. Indikasi
Pasien yang mengalami nyeri (Putra dan Prasetyo, 2014).

Poltekkes Kemenkes Palembang


45

d. Persiapan Pasien
1) Berikan salam, perkenalkan diri perawat, dan identifikasi pasien
denganmemeriksa identitas pasien secara cermat
2) Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3) Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman saat
tindakanberlangsung (Putra dan Prasetyo, 2014)
e. Cara Kerja
1) Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2) Cuci tangan
3) Jelaskan pada pasien bahwa perawat yakin ada nyeri
4) Jelaskan hubungan antara stress dan ketegangan otot terhadap nyeri
5) Jelaskan teknik pernapasanan
a) Irama lambat
 Tarik napas dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut
 Insruksikan untuk napas ekstra jika diperlukan
b) Pernapasan denyut jantung
 Bernapas lambat dan dalam
 Menghitung nadi pada pergelangan
 Tarik napas pada hitungan denyut nadi ke 2
 Menghembuskan napas pada hitungan nadi ke3
c) Pernapasan “He-Who”
 Mengambil napas dalam
 Tarik napas dan menyebut “He” pada saat tarik napas
 Menghembuskan napas sambil menyebut “Who”
 Frekuensi dapat ditingkatkan jika nyeri meningkat (jangan
melebihi 40x/menit)
6) Lakukan teknik bersama pasien dan beri kesempatan pasien
untukredemonstrasi
7) Anjurkan pasien untuk mempraktekkan teknik tersebut ketika
nyerimuncul
8) Jelaskan bahwa teknik ini dapat digunakan dengan obat-obatan
danbiasanya meningkatkan efeknya.

Poltekkes Kemenkes Palembang


46

9) Beritahu bahwa tindakan telah selesai


10) Cuci tangan
11) Kaji respon pasien (subyektif dan obyektif)
12) Buat kontrak pertemuan selanjutnya
13) Akhiri kegiatan dengan baik
14) Dokumentasikan nama, tindakan, tanggal dan jam pelaksanaan hasil
yang diperoleh, respon pasien selama tindakan, serta nama dan paraf
perawat pelaksana (Putra dan Prasetyo, 2014).
2.5.3 Edukasi Tentang Nyeri
a. Definisi
Memberikan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman tentang nyeri
pada pasien.
b. Tujuan
Setelah pasien mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan
pasien dan keluarga dapat memahami dan mengerti tentang konsep nyeri
c. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan.
d. Prosedur Kerja
Tahap Pembukaan
1. Membuka acara dengan mengucapkan salam dan perkenalan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penyuluhan kepada sasaran
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan penyuluhan dengan sasaran
Tahap Kerja
1. Mengkaji ulang tingkat pengetahuan sasaran
2. Menjelaskan pengertian nyeri, jenis- jenis nyeri, penyebab nyeri,
cara pencegahan nyeri, memonitor nyeri, strategi meredakan nyeri
dan faktor – faktor yang mepengaruhi nyeri.
3. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menanyakan hal –
hal yang belum dipahami
Tahap terminasi
1. Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang telah
disampaikan

Poltekkes Kemenkes Palembang


47

2. Menyimpulkan materi
3. Menutup acara dengan mengucapkan salam
2.5.4 Kolaborasi Pemberian Obat
e. Definisi
Pemberian obat adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memasukkan obat melalui rute mulut.
f. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan.
g. Persiapan alat
1) Daftar obat pasien (jenis/nama obat, dosis obat, jadwal pemberian,
nomor registrasi pasien)
2) Buku obat pasien3
3) Tempat obat dan tutupnya (beretiket nama pasien, kamar,dan nomor
tempat tidur)
4) Gelas ukur
5) Gelas obat
6) Gelas air minum
7) Air minum dan cerek
8) Sedotan
9) Pipet
10) Serbet
11) Lumpang obat dan alu obat
12) Baki
13) Bengkok/tempat sampah
h. Prosedur Kerja
1) Mencuci tangan
2) Mengatur tempat-tempat obat dalam baki, buku obat dan daftarobat
3) Menyiapkan obat yang diperlukan
4) Membaca daftar obat, mengambil obat sesuai dengan jenis danjumlah,
kemudian memasukkan ke dalam tempat obat pasiendan
mengembalikan obat ketempat semula.

Poltekkes Kemenkes Palembang


48

5) Meletakkan baki obat, air minum dalam gelas, sedotan dandaftar/buku


obat diatas meja obat beroda
6) Mendorong meja obat kekamar pasien
7) Memeriksa kembali obat lalu diberikan pada pasien. Tunggusampai
semua obat ditelan habis
8) Bantu pasien yang tidak bisa minum sendiri
9) Bersihkan dan rapikan kembali pasien
10) Obat yang sudah diminum pasien beri tanda (√) pada buku obatdan
jangan lupa tanda tangan perawat.
11) Mencuci tangan

Poltekkes Kemenkes Palembang


49

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Jenis / Desain / Rancangan Studi Kasus

Desain Studi Kasus adalah susunan atau rancangan yang dilakukan untuk
perbandingan yang memenuhi syarat untuk memperoleh hasil yang dapat
dipercaya (Notoadmojo, 2014).
Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk Laporan Tugas
Akhir untuk mengeksplorasi masalah Implementasi Keperawatan pada pasien
Gastritis dengan masalah Nyeri Akut di RS Muhammadiyah Palembang Tahun
2021. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan implementasi keperawatan
yang meliputi teknik relaksasi napas dalam, pendidikan kesehatan penyakit
gastritis dan kolaborasi pemberian obat. Untuk memperoleh informasi secara
terperinci terhadap kasus yang akan diterapkan implementasi keperawatan.
Penulis melakukan pengkajian Implementasi Keperawatan pada pasien Gastritis
dengan masalah Nyeri Akut di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021

3.2 Kerangka Konsep

Implementasi Keperawatan :
Masalah Nyeri Akut
1. Mengkaji Nyeri
2. Teknik Relaksasi Napas dalam
3. Edukasi Tentang Nyeri
4. Kolaborasi Pemberian Analgetik

Skema 3.1 Kerangka Konsep

Poltekkes Kemenkes Palembang


50

3.3 Definisi Istilah


Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa yang dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain (Ode, 2015).
Pengkajian nyeri merupakan penilaian nyeri meliputi ; apa yang
menyebabkan nyeri, bisakah si penderita menggambarkan rasa nyerinya? apakah
seperti diiris, tajam, ditekan, ditusuk-tusuk, rasa terbakar, kram, atau diremas -
remas? apakah nyerinya menyebar? kemana menyebarnya?, apakah nyeri
terlokalisir disatu tempat atau bergerak? seberapa parah nyeri nya? dari rentang 0-
10 menggunakan skala nyeri 0-10. Kapan nyeri itu timbul? apakah cepat atau
lambat? berapa lama nyerinya timbu? apakah terus menerus atau hilang timbul?
apakah pernah merasakan nyeri nya sebelum ini? apakah nyeri nya sama dengan
nyeri sebelum nya (Andarmoyo, 2013)
Teknik relaksasi napas dalam merupakan metode efektif untuk mengurangi
rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri akut dan kronis. Rileks sempurna
yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga
mencegah menghebatnya stimulasi nyeri (Muttaqin, 2009).
Edukasi tentang nyeri Memberikan pendidikan, pengetahuan dan
pemahaman tentang nyeri pada pasien Menjelaskan pengertian nyeri, jenis- jenis
nyeri, penyebab nyeri, cara pencegahan nyeri, memonitor nyeri, strategi
meredakan nyeri dan faktor – faktor yang mepengaruhi nyeri ( Pasetyo, 2010).
Kolaborasi pemberian analgetik merupakan kolaborasi dengan tim medis
lain baik itu dokter ataupun tenga kesehatan lain dalam pemberian terapi obat anti
nyeri untuk mengurangi nyeri lambung yang dirasakan oleh pasien (Yusmaninita,
2009)

3.4 Subyek Studi Kasus

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian keperawatan adalah


pasien gastritis dengan masalah nyeri akut . Pada Studi Kasus ini adalah dua orang
pasien yang mengalami Gastritis dengan masalah nyeri akut.

Poltekkes Kemenkes Palembang


51

3.5 Tempat dan Waktu

Laporan Tugas Akhir ini telah dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah


Palembang di Ruang Ahmad Dahlan , Waktu Pelaksanaan pada Tanggal 29 Maret
s/d 05 April Tahun 2021.

3.6 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan informasi (data) dilakukan dengan memperoleh informasi
secara langsung kepada pasien yang akan dilakukan implementasi keperawatan di
RS Muhammadiyah Palembang dengan melalui metode pengumpulan data yang
digunakan meliputi :
a) Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang – dahulu – keluarga dan lain-lain,
sumber data dari pasien, keluarga, perawat lainnya).
b) Observasi dan pemeriksaan fisik (dengan pendekatan IPPA : Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi) pada sistem tubuh pasien.
c) Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan
kuesioner).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format pengkajian
Implementasi Keperawatan pada pasien Gastritis dengan masalah Nyeri Akut.
Dalam penulisan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan hasil dapat
dibuktikan, ada beberapa yang harus diperlukan dalam penulisan dengan
wawancara mendalam sebagai berikut :
1. Buku catatan, berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan
sumber data.
2. Lembar observasi, untuk mencatat hasil implementasi pada
responden.
3. Camera, untuk memotret apabila penulis sedang melakukan
pembicaraan dengan informan sumber data.

Poltekkes Kemenkes Palembang


52

3.7 Etika Studi Kasus


Pertimbangan efek dalam penulisan ini dilaksanakan dengan memenuhi
prinsip-prinsip the Five Right of Human Subjects in Research (Macnee, 2004).
Lima hak tersebut meliputi hak self determinator, hak terhadap privacy dan
dignity, hak terhadap anonymity dan confidentiality, hak untuk mendapatkan
penanganan yang adil dan hak terhadap pelindungan dan ketidaknyamanan atau
kerugian.

1. Hak terhadap Privacy dan Dignity


Pasien memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan
dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol kapan
dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.
Proses pengumpulan data juga beresiko mengungkap pengalaman
pasien yang bersifat sangat rahasia bagi pribadinya. Penulis
menginformasikan bahwa pasien juga berhak untuk tidak menjawab
pertanyaan wawancara yang mungkin menimbulkan rasa malu atau
tidak ingin diketahui oleh orang lain. Jika pasien merasa tidak nyaman
untuk berpartisipasi lebih lanjut, pasien diperkenankan untuk
mengundurkan diri dari proses penelitian kapan pun yang ia inginkan.
Semua ini dilakukan peneliti untuk menghormati prinsip privacy dan
dignity.
2. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan
kerugian mengharuskan agar pasien dilindungi dan eksploitasi dan
penulis harus menjamin bahwa semua usaha dilakukan untuk
meminimalkan bahaya atau kerugian dari suatu penulisan, serta
memaksimalkan manfaat dari penulisan (Macnee, 2004). Pada
penulisan ini, untuk memenuhi hak-hak tersebut penulis memberikan
informed consent yang memungkinkan penulis untuk mengevaluasi
kesediaan pasien berpartisipasi dalam penulisan pada berbagai tahap
dalam proses penulisan (Streubert & Carpenter, 2011). Maksud dari
informed consent adalah agar pasien dapat membuat keputusan yang
dipahami dengan benar berdasarkan informasi yang tersedia dalam

Poltekkes Kemenkes Palembang


53

dokumen informed consent (Macnee, 2004). Pasien diberikan


penjelasan singkat tentang penulisan yang meliputi tujuan penulisan,
prosedur penulisan, durasi keterlibatan pasien, hak-hak pasien dan
diharapkan dapat berpartisipasi dalam penulisan ini kemudia
menandatangani lembar persetujuan.
3. Hak untuk Self Determination
Pasien memiliki otonomi dan hak untuk membuat keputusan secara
sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini atau untuk mengundurkan
diri dari penelitian.
4. Hak Anonymity dan Confidentiality
Semua informasi yang didapat dari pasien dijaga dengan sedemikian
rupa sehingga informasi individual tertentu tidak bisa langsung
dikaitkan dengan pasien, dan pasien juga harus dijaga kerahasian atas
keterlibatannya dalam penulisan ini. Untuk menjamin kerahasiaan
(confidentiality), maka penulis menyimpan seluruh dokumen hasil
pengumpulan data berupa lembar persetujuan mengikuti penulis,
biodata, kaset rekaman dan transkrip wawancara dalam tempat khusus
yang hanya bisa diakses oleh penulis dan dalam menyusun laporan
penulisan, penulis menguraikan data tanpa mengungkap identitas pasien
(anonymous).
5. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan individu hak yang
sama untuk dipilih atau terlibat dalam penulisan tanpa diskriminasi dan
diberikan penanganan yang sama dengan menghormati seluruh
persetujuan yang disepakati, dan untuk memberikan penanganan
terhadap masalah yang muncul selama partisipasi dalam penulisan.
Semua pasien mempunyai kesepakatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
penulisan ini dan mendapatkan perlakuan yang sama dari penulis.

Poltekkes Kemenkes Palembang


54

3.8 Analisis Data dan Penyajian Data


Penulisan ini adalah penulisan Deskriptif Analitik, dengan lebih banyak
bersifat uraian dari hasil observasi, wawancara dan telaah dokumentasi. Data yang
telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk
deskriptif.
Bungin (2003), mengemukakan teknik analisis data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah :
1. Pengumpulan Data : pengumpulan data pada penulisan ini adalah
dengan teknik observasi, wawancara dan telaah dokumentasi.
2. Reduksi Data (Pemilahan Data) : diartikan sebagai proses pemilihan
atau penyederhanaan data yang didapat dari catatan tertulis di
lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-
gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan
data/informasi yang tidak relevan.
3. Display Data : Pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam
bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik,
diagram, tabel dan bagan.
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan : Merupakan kegiatan akhir dari
analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu
menemukan makna data yang disajikan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang


4.1.1 Sejarah Singkat

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah Amal Usaha


Persyarikatan Muhammadiyah Palembang yang diresmikan tanggal 10 Dzulhijjah
1417 H / 18 April 1997 oleh Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Bapak H.
Ramli Hasan Basri) bersama Ketua PP Muhammadiyah (Bapak Prof. DR. Amien
Rais) merupakan satu-satunya amal usaha dibawah langsung Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) Sumatera Selatan.

4.1.2 Keadaan Umum

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang berada di Jl. Jendral Ahmad


Yani Kel. 13 Ulu Kec.SU I Palembang, Telpon 0711-511446 / 0711 513413/
0711 513144, Fax 0711-519988, Website www.rsmp.co.id, Whatsapp 0853 7809
0962, Email rsmuh_plg@yahoo.co.id, Tipe Kelas rumah sakit muhammadiyah
adalah C, Ijin Operasional SK Walikota No: 249/KPTS/DINKES/2018, Jumlah
tempat tidur dirumah sakit muhammadiyah sebanyak 211 TT, Luas tanah sebesar
42.962 m2 dan Luas Bangunan 7.594,17 m² .

4.1.3 Motto

“Melayani sebagai Ibadah dan Dakwah”

4.1.4 Visi dan Misi

a. Visi

“Terwujudnya rumah sakit yang professional dalam pelayanan dan


berkarakter islami”

b. Misi
1) Memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan secara
profesional, modern dan islami.

Poltekkes Kemenkes Palembang


56

2) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.


3) Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban dakwah amar
ma’ruf nahi munkar dalam bidang kesehatan.
4) Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyah dalam bidang
pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.

4.1.5 Sumber Daya Manusia

a. Dokter umum : 19

b. Dokter gigi :4

c. Dokter Spesialis

1) Penyakit Dalam : 10

Kebidanan dan
2) Kandungan :9

3) Bedah : 11

4) Anak :5

5) Patologi Klinik :1

6) Patologi Anatomi :1

7) Radiologi :1

8) Anastesi :4

9) Spesialis lain : 14

d. Perawat Ners :9

e. Perawat D-3 : 181

f. Perawat Gigi :2

Poltekkes Kemenkes Palembang


57

g. Bidan :56

h. Apoteker :5

i. Assisten Apoteker : 16

j. Tenaga Kesehatan Farmasi : 15

k. Analis Laboratorium : 17

l. Radiographer :8

m. Fisioterapi :2

n. D-3 gizi :3

o. D3 Perekam Medik : 15

p. AKL :1

q. Elektromedik :1

Total Profesi : 406

Tenaga Non Profesi : 233

Total : 639

4.1.6 Fasilitas Pelayanan Kesahatan

a. Pelayanan Rawat Inap


1) Ibnu Rasyid (bedah)
2) Ahmad Dahlan (Penyakit Dalam)
3) Rasyid Thalib (Anak)
4) Siti Walidah (Kebidanan)
5) Mas Mansyur (VIP Atas)
6) Ibnu Sina (VIP Bawah)
7) Ar Fachrudin (Kelas 1.A)
8) ICU/ICCU

Poltekkes Kemenkes Palembang


58

b. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan Dan Poliklinik


1) Poliklinik Onkologi Kebidanan & Kandungan
2) Poliklinik Gigi
3) Poliklinik Bedah Plastik
4) Poliklinik Bedah Ortopedi
5) Poliklinik Bedah Umum
6) Poliklinik Mata
7) Poliklinik THT
8) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
9) Poliklinik Paru
10) Poliklinik Kulit dan Kelamin
11) Poliklinik Bedah Digestiv
12) Poliklinik Tumor
13) Poliklinik Urologi
14) Poliklinik Jiwa
15) Poliklinik Syaraf
16) Poliklinik Anak
17) Poliklinik Jantung
18) Poliklinik Penyakit Dalam

c. Fasilitas Umum
1) Musholla Asy-Shifa’
2) Bank dan ATM
3) Kantin Umum
4) Koperasi pegawai
5) Fotokopi
6) Area parkir kendaraan yang luas
7) Bimbingan rohani pasien
8) Penyelenggaraan jenazah
9) Pengelolaan ZIS

Poltekkes Kemenkes Palembang


59

d. Fasilitas Pelayanan Khusus


1) Kamar Operasi
2) Kemoterapi
3) Hemodialisa
4) Fisioterapi
5) Instalasi Gawat Darurat
6) Observasi IGD
7) Perawatan Perinatal

e. Fasilitas Pelayanan Penunjang Medik


1) Pelayanan Farmasi
2) Pelayanan gizi
3) Pelayanan laboratorium
4) Pelayanan radiologi
a. Rontgen X-Ray
b. USG
5) Treadmill
6) Echocardigraphy
7) Bank darah
8) Ambulance
9) Senam DM
10) Senam Jantung Sehat

4.1.7 Profil Ruang Ahmad Dahlan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Ruang Penyakit Dalam Ahmad Dahlan adalah Ruang Rawat Inap Penyakit
Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yang berlokasi di lantai 2
dengan jumlah tempat tidur sebanyak 62 tempat tidur. Ruang rawat inap Ahmad
Dahlan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang terdiri dari Kelas 1 terdapat 4
buah kamar (AD 11 s/d AD 14), Kelas 2A terdapat 5 Kamar (AD 6 s/d AD 10),
Kelas 2B terdapat 2 kamar (AD 15 s/d AD 16) dan Kelas 3 terdapat 5 kamar
(AD1 s/d AD 5)

Poltekkes Kemenkes Palembang


60

Sumber Daya Manusia (SDM) perawatan Perawat di Ruangan Ahmad


Dahlan sebanyak 36 orang perawat termasuk kepala ruangan, adapun sistem
penugasan yang diterapkan di Ruangan adalah metode kepala ruangan, ketua tim,
penanggung jawab shift dan perawat pelaksana.

4.2 Hasil Studi Kasus


4.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Pasien 1

Pasien pertama adalah Tn A berumur 53 tahun, berjenis kelamin laki-laki,


Pendidikan terakhir SMP, alamat Jl. Banten II,16 ulu, Palembang, masuk
Rumah Sakit 28 Maret 2021 dengan No. rekam medik 043987. Identitas
penanggung jawab Tn. W adalah anak dari Tn. A yang berumur 27 tahun,
beragama islam, jenis kelamin laki- laki, tinggal serumah yaitu di Jl. Banten
II,16 ulu

Pasien 2

Pasien kedua adalah Ny. A berumur 43 tahun, berjenis kelamin perempuan,


pendidikan terakhir SMA, alamat Jl. H.Faqih Usman, II ulu, Palembang
masuk rumah sakit 02 April 2021 dengan No. Rekam Medik 280830.
Identitas penanggung jawab Tn. V adalah Suami dari Ny A yang berumur
49 tahun, beragama Islam, jenis kelamin laki-laki, tinggal serumah yaitu di
Jl. H.Faqih Usman , II ulu, Palembang.

Poltekkes Kemenkes Palembang


61

4.2.2. Hasil Pengkajian

1. Anamnesa

Hasil dari anamnesa pengkajian pasien 1 dan pasien 2 adalah sebagai


berikut :

Tabel 4.1 Hasil Anamnesa dari Kedua Pasien Gastritis di Ruang Rawat
Inap Ahmad Dahlan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
1 Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2

a Nama (Inisial) Tn. A Ny. A

b Usia/ Tanggal 53 Tahun, 42 Tahun,


12 Desember 1967 10 November 1978
Lahir
c Jenis Kelamin Laki – Laki Perempuan

d Alamat Jl. Banten II,16 ulu , Jl. H.Faqih Usman , II ulu,


Palembang Palembang
e Suku/ Bangsa Indonesia Indonesia

f Status Duda Menikah

Pernikahan
g Agama Islam Islam

h Pekerjaan Buruh Harian Lepas Ibu Rumah Tangga

i Diagnostik Gastritis Gastritis

Medis
j Nomer Medikal 043987 280830

Record
k Tanggal Masuk RS 28 Maret 2021 02 April 2021

l Tanggal Pengkajian 29 Maret 2021 03 April 2021


Diruang Ahmad Dahlan Diruang Ahmad Dahlan

Poltekkes Kemenkes Palembang


62

Identitas
2 Penanggung Jawab Pasien 1 Pasien 2
a Nama (Inisial) Tn . W Tn. M

b Usia 27 Tahun 49 Tahun

c Jenis Kelamin Laki-laki Laki-Laki

d Alamat Jl. Banten II,16 ulu , Jl. H.Faqih Usman , II ulu,


Palembang Palembang
e Hubungan Dengan Anak Suami
Klien
Status
3 Kesehatan Saat Ini Pasien 1 Pasien 2
A Keluhan Utama Saat Pasien mengatakan Pasien mengatakan nyeri
Masuk RS merasakan nyeri pada ulu hati dan disertai mual
perut kiri atas dan disertai muntah.Muntah
mual dan pasien tampak Sebanyak 4x/hari.
lemas. Lalu dibawa Kemudian oleh
keluarga ke Rumah Sakit. keluarganya dibawa ke
Rumah Sakit.
Keluhan Utama Saat Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri
Pengkajian ulu hati dan dirasakan ulu hati dan dirasakan
seperti ditusuk- tusuk, seperti ditusuk- tusuk,
nyeri tidak menjalar nyeri tidak menjalar
kebagian lain hanya kebagian lain hanya
dirasakan pada perut dirasakan pada perut
bagian kiri atas, skala bagian kiri atas, skala
nyeri 6, nyeri terjadi nyeri 5, nyeri terjadi
selama kurang lebih 30 selama kurang lebih 30
menit dan bertambah menit dan bertambah
berat saat banyak berat saat banyak
aktivitas dan setelah aktivitas dan setelah
makan. makan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


63

b. Riwayat Kesehatan Pasien mengatakan Pasien mengatakan nyeri


Sekarang merasakan nyeri pada ulu hati dan disertai mual
perut kiri atas dan disertai muntah. Muntah
mual dan pasien tampak Sebanyak 4x/hari.
lemas. Pemeriksaan tanda Pemeriksaan tanda vital
vital didapatkan hasil didapatkan hasil tekanan
tekanan darah darah 110/70 mmHg,
120/80mmHg, suhu 36,6˚ nadi 92 kali per menit,
C, frekuensi nadi 98 kali suhu 36,2 ˚C, frekuensi
per menit, frekuensi pernafasan 20 kali per
pernafasan 22 kali per menit. Skala nyeri 5
menit, skala nyeri 6.
Riwayat Kesehatan Pasien mengatakan baru Pasien mengatakan
Masa Lalu mengalami penyakit mempunyai penyakit
seperti ini dan belum gastritis kurang lebih 1
pernah dirawat di rumah tahun yang lalu dan
sakit sebelumnya. belum pernah dirawat di
rumah sakit sebelumnya
Riwayat Kesehatan Pasien Mengatakan Pasien Mengatakan
Keluarga Keluarganya Tidak Ada Keluarganya Tidak Ada
Yang Mempunyai YangMempunyai
Penyakit Menular Seperti Penyakit Menular Seperti
Tuberculosis (Tbc), Tuberculosis (Tbc),
Hepatitis,Human Immuno Hepatitis,Human Immuno
Deficiency Virus/ Deficiency Virus/
Acquired Immuno Acquired Immuno
Deficiency Syndrome Deficiency Syndrome
(HIV/AIDS)dan penyakit (HIV/AIDS)dan penyakit
menurun seperti Diabetes menurun seperti Diabetes
Mellitus (DM),Hipertensi Mellitus(DM), Hipertensi
c Riwayat psikososial Pasien mengatakan Pasien mengatakan
hubungan dengan hubungan dengan

Poltekkes Kemenkes Palembang


64

keluarga dan orang keluarga dan orang


sekitar rumahnya baik. sekitar rumahnya baik
dan komuniksi dengan
teman- temanya baik.
D Riwaya Spiritual Pasien mengatakan ia Pasien beragama islam,
beragama islam sebelum sebelum sakit dan di
di rawat pasien rawat pasien menjalankan
menjalankan sholat 5 sholat 5 waktu dan
waktu terkadang datang berdoa. Setela dirawat
pengajian di masjid. pasien tidak sholat hanya
Setelah di rawat pasien berdoa semoga cepat
hanya sering berdoa dan sembuh dan keluar dari
berdzikir. Rumah Sakit dan
melakukan aktifitas
seperti biasanya.

Genogram
Skema 4.1 Genogram P1 dan P2

Poltekkes Kemenkes Palembang


65

Dari skema 4.1 dapat disimpulkan bahwa P1 seorang duda dia tinggal
dengan anak anaknya sedangkan istrinya sudah meninggal dunia dan P2 tinggal
dengan suami dan anak-anaknya.

2. Pemeriksaan Fisik

Tabel 4.2 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum Lemah Lemah

Kesadaran Composmentis Composmentis

Tekanan darah 120/80 mmHg 110/70 mmHg

Suhu 36,6oC 36,2oC

Nadi 98 kali/menit 92 kali/menit

Respiration Rate 22x/menit 20x/menit

Poltekkes Kemenkes Palembang


66

Berat Badan 65 kg 48 kg

Skala Nyeri 6 5

2. Kepala Simetris, Tidak ada Simetris, Tidak ada

pembengkakan, tidak ada pembengkakan, tidak ada

ketombe ketombe

3. Rambut Bersih, tidak bermintak, Bersih, tidak bermintak,

tidak kering dan tidak kering dan tidak rontok

Rontok

4. Mata Simetris, lapang pandang Simetris, lapang pandang

baik, sklera putih, pupil baik, sklera putih, pupil

Isokor Isokor

5. Muka Simetris, Tidak ada Simetris, Tidak ada

oedema, pucat oedema, sedikit pucat

6. Hidung Simetris, tidak ada polip Simetris, tidak ada polip

7. Mulut Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada

sariawan, tidak karies sariawan, tidak karies

Gigi Gigi

8. Gigi Bersih Bersih

9. Lidah Lidah bersih Lidah bersih

10. Tenggorokan Normal Normal

11. Leher Normal, tidak ada Normal, tidak ada

pembesaran tiroid dan pembesaran tiroid dan

vena jugularis vena jugularis

Poltekkes Kemenkes Palembang


67

12. Dada Simetris, bunyi jantung Simetris, bunyi jantung


reguler, pernafasan reguler, pernafasan
Vesikuler vesikuler
13. Abdomen Nyeri epigastrium Nyeri epigastrium

14. Genital Tidak di kaji Tidak di kaji

15. Integument Tidak Ada Masalah Tidak Ada Masalah

16. Ekstremitas Ekstremitas atas sebelah Ekstremitas atas sebelah


kanan terpasang infus, kiri terpasang infus, tidak
tidak ada edema, tidak ada ada edema, tidak ada
fraktur fraktur
17. Persyarafan Kekuatan otot baik Kekuatan otot baik

Berdasarkan tabel 4.2 pemeriksaan fisik pada pasien 1 di dapatkan bahwa


pada keadaan umum lemah. tanda-tanda vital pasien 1 TD: 120/80 mmHg, frekuensi
nadi 98x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36.6 0C. Mulut simetris, mukosa
bibir lembab dan terdapat nyeri didaerah epigastrium dengan skala nyeri 6.
sedangkan hasil pemeriksaan fisik pada pasien 2 dengan keadaan umum
lemah,kesadaran composmentis, tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHg, Frekuensi
Nadi: 92x/menit, Frekuensi Napas : 20x/menit, Suhu : 36,20C ,mulut simetris,
mukosa bibir lembab terdapat nyeri didaerah epigastrium dengan skala nyeri 5.

Tabel 4.3 Pola Aktivitas Sehari-hari Pasien 1 dan Pasien 2


1. Pola Nutrisi Pasien 1 Pasien 2

a. Makan Sebelum sakit, pola Sebelum sakit, pola

makan pasien 2-3x/hari makan pasien 2x/hari

dengan nasi dan lauk pasien kadang tidak

pauk, pasien juga jarang sempat sarapan pagi

sarapan pagi kadang karna harus menggurus

hanya merokok dan anak . Sedangkan selama

Poltekkes Kemenkes Palembang


68

minum kopi setiap pagi. sakit pola makan pasien

Sedangkan selama sakit menjadi 3x/hari sebanyak

pola makan pasien ½ porsi.

menjadi 3x/hari sebanyak

1 porsi.

b. Minum Sebelum sakit, pola Sebelum sakit, pola

minum pasien sebanyak 7 minum pasien sebanyak 8

gelas/hari. Sedangkan gelas /hari. Sedangkan

selama sakit pola miinum selama sakit pola miinum

menjadi 6 gelas/hari. menjadi 6 gelas/hari.

2. Pola Eliminasi

a. BAK

Frekuensi ± 5x/hari ±5x/hari

Warna Kuning jernih Kuning jernih

b. BAB

Frekuensi ± 1x/hari ± 1x/hari

Konsistensi Padat Padat

3. Pola Istirahat/tidur

a. Malam Saat dirumah tidur jam Saat dirumah tidur jam

22.00 WIB, tidur selama 21.00 WIB, tidur selama

± 6 jam ± 7-8 jam

b. Siang Tidak tidur ± 1 jam

4. Personal Hygiene

a. Mandi 2x/hari 2x/hari

Poltekkes Kemenkes Palembang


69

b. Gosok Gigi 2x/hari 1x/hari

c. Ganti Pembalut - 1x/hari

5.Aktivitas/mobilitas fisik Pasien mengatakan Pasien mengatakan

sebelum sakit, ia sebelum sakit, ia

melakukan aktivitas melakukan aktivitas

sehari-hari secara sehari-hari secara mandiri.

mandiri. Sedangkan Sedangkan selama sakit ia

selama sakit ia dibantu dibantu oleh keluarganya

sebagian oleh keluarganya

6. Komunikasi Sebelum dan selama Sebelum dan selama

sakit, komunikasi pasien sakit, komunikasi pasien

lancar lancar

Berdasarkan tabel 4.3 hasil dari anamnesa pasien pertama dan pasien kedua.
Pasien 1 dengan riwayat kesehatan sekarang yaitu pasien mengeluh nyeri ulu hati
dengan skala nyeri 6. Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan orang-
orang disekitarnya, pasien kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan, selama
sakit pasien mengalami keterbatasan aktivitas, pasien tidak pernah sholat hanya
berdoa dan berdzikir di tempat tidur. Sebelum sakit pasien jarang sarapan pagi
kadang hanya minum kopi dan merokok.
Selanjutnya, hasil anamnesa pada pasien 2 dengan riwayat kesehatan sekarang
yaitu pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan skala nyeri 5 .di dalam keluarga tidak
ada riwayat penyakit, riwayat psikososial pasien memiliki hubungan baik dengan
orang dan keluarganya, pasien kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan,
pasien mengalami keterbatasan aktivitas untuk melakukan sholat seperti biasanya.
Sebelum sakit pasien mengatakan jarang sarapan karna sibuk menggurus anaknya
dan pola makan sebelum sakit 2-3x/hari.

Poltekkes Kemenkes Palembang


70

3. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien 1 dan pasien 2 didapatkan asilnya sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Laboratoruim
Hasil Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan
Pasien 1 Pasien 2
Hematologi
a. Hemoglobin
(Nilai Normal 14.0-18.0) 15,5 gr/dL 12,3 gr/dL
b. Leukosit
(Nilai Normal 4.0-10) 8.5 gr/dL 9.8 gr/dL

Hitung jenis sel


a. Basofil
0,2 % 0.0 %
(Nilai normal 0-4)
b. Eosinofil
1,2 % 1.4 %
(Nilai normal 01-4)
c. Staf
- -
(Nilai normal 2-5)
d. Segment
- -
(Nilai normal 36-66)
e. Limfosit
26,8 % 29,0 %
(Nilai normal 25-40)
f. monosit
5,5 % 5,4 %
(Nilai normal 4-8)
g. Trombosit
379 % 291 %
(Nilai normal 150-400)
h. Hematrokit
(Nilai normal 42-52) 42,5 % 47,5 %
Immunologi
Antigen SARS-CoV-2 Negatif Negatif
(Nilai Normal Positif)

Poltekkes Kemenkes Palembang


71

4. Farmakologi

Hasil dari Pemeriksaan terapi famakologi pasien 1 dan pasien 2 adalah sebagai
berikut :

Tabel 4.5 Hasil Terapi Farmakologi Pasien


No Pasien Jenis Dosis
1 Pasien 1 - Inj Lansoprazole 1x 30 mg
- Sucralfat Syr 3 kali 1 sendok makan.
- Domperidone 3x 10 mg
- Neurodex 1x1 Tablet
-IVFD Asering GTT 20 tetes / menit

2 Pasien 2 - Inj Lansoprazole 1x30 mg


- Inj Ondansetron 3x 4 mg
- Sucralfat Syr 3 kali 1 sendok makan.
- Neurodex 1x1Tablet
-IVFD RL GTT 20 tetes / menit

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pada terapi obat kedua pasien memiliki
perbedaan pada terapi obat injeksi dan terapi obat oral, pada pasien 1 terapi obat oral
Domperidone sedangkan, pada pasien 2 ada terapi obat injeksi Ondansetron..
Terdapat juga Perbedaan Cairan Infus,Pada pasien 1 mendapat terapi IVFD Asering
dan pasien 2 mendapat terapi IVFD RL, Selain itu Pasien 1 dan Pasien 2 mendapat
terapi obat yang sama yaitu inj lanzoprasol, Sucralfat Syr, Neurodex.

Poltekkes Kemenkes Palembang


72

Analisa Data

Pasien 1 ( Tn.A)

Tabel 4.6 Analisa Data Pasien 1

No Analisa Data Penyebab Masalah


Data Subjektif: Obat-obatan (NSAID, Aspirin, Nyeri akut
Steroid, Digitalis)
Pasien mengatakan nyeri ulu
hati dan dirasakan seperti
ditusuk- tusuk, nyeri tidak
menjalar kebagian lain Mengganggu pembentukan
hanya dirasakan pada perut sawar mukosa lambung
bagian kiri atas, skala nyeri
6, nyeri terjadi selama
kurang lebih 30 menit dan
bertambah berat saat banyak
aktivitas dan setelah makan. Menurunkan barier lambung
Data Obyektif: terhadap asam dan pepsin
-Pasien tampak meringis dan
memegangi perut
-Terdapat nyeri pada
(ulu hati)
Difusi asam lambung dan
Tanda Vital
pepsin
- Tekanan darah
120/80mmHg,
- suhu 36.6o C,
- frekuensi nadi 98 kali
per menit,
- frekuensi
Inflamasi mukosa lambung
pernafasan 22
kali per menit.
- Skala nyeri 6
Nyeri akut
Data Subjektif: Erosi mukosa lambung Defisit Nutrisi
Pasien mengeluh mual
muntah > 3x. Pasien
mengatakan tidak nafsu Menurunkan tonus dan
makan. peristaltik lambung
Data Obyektif:
- Pasien tampak muntah
- Pasien terlihat lemah. Refluks isi duodenum ke
- Muka sedikit pucat lambung
- Tanda Vital
Tekanan darah
120/80mmHg, Mual muntah

Poltekkes Kemenkes Palembang


73

suhu 36.6o C,
frekuensi nadi
98x/menit Defisit Nutrisi
frekuensi pernafasan
22 x/menit.
Skala nyeri 6

Data Subjektif: Erosi mukosa lambung Intoleransi


Pasien mengeluh badannya aktivitas
lemas dan susah untuk
beraktivitas. Dinding lambung menjadi tipis

Data Objektif:
- Pasien tampak lesu
- Aktivitas pasien Metabolisme karbohidrat dan
dibantu keluarga protein terganggu

Malnutrisi

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

Poltekkes Kemenkes Palembang


74

Pasien 2 ( Ny.A)

Tabel 4.7 Analisa Data Pasien 2

No Analisa Data Penyebab Masalah


Data Subjektif: Obat-obatan (NSAID, Aspirin, Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri Steroid, Digitalis)
ulu hati dan dirasakan
seperti ditusuk- tusuk, nyeri
tidak menjalar kebagian
lain hanya dirasakan pada
perut bagian kiri atas, skala Mengganggu pembentukan
nyeri 5, nyeri terjadi selama sawar mukosa lambung
kurang lebih 30 menit dan
bertambah berat saat
banyak aktivitas dan
setelah makan.
Data Obyektif:
Menurunkan barier lambung
Pasien tampak meringis
terhadap asam dan pepsin
dan memegangi perut
Terdapat nyeri pada (ulu
hati)
Difusi asam lambung dan
Tanda Vital
- Tekanan darah
pepsin
110/70mmHg,
- suhu 36,2o C,
- frekuensi nadi 92 kali
per menit,
- frekuensi pernafasan
20 kali per menit.
- Skala nyeri 5 Inflamasi Mukosa lambung

Nyeri akut

Data Subjektif: Erosi mukosa lambung Defisit Nutrisi


Pasien mengeluh mual
muntah > 4x. Pasien
mengatakan tidak nafsu Menurunkan tonus dan peristaltik
makan. lambung
Data Obyektif:
- Pasien tampak muntah
- Pasien terlihat lemah. Refluks isi duodenum ke
- Muka sedikit pucat lambung
Tanda Vital Mual muntah

Poltekkes Kemenkes Palembang


75

- Tekanan darah
110/70mmHg,
- suhu 36,2˚C, Defisit Nutrisi
- frekuensi nadi 92
x/menit,
- frekuensi pernafasan
20 x/menit
- Skala nyeri 5
Kasus Erosi mukosa lambung Intoleransi
Data Subjektif: Aktivitas
Pasien mengeluh badannya
lemas dan susah untuk Dinding lambung menjadi tipis
beraktivitas.

Data Objektif: Metabolisme karbohidrat dan


- Pasien tampak lesu protein terganggu
- Aktivitas pasien
dibantu keluarga
Malnutrisi

Kelemahan

Intoleransi aktivitas

Poltekkes Kemenkes Palembang


76

4.2.3 Diagnosa Keperawatan

Pasien 1 :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(inflamasi mukosa lambung)
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat
3. Intoleransi akivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

Pasien 2 :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(inflamasi mukosa lambung)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat
3. Intoleransi akivitas bergubungan dengan kelemahan fisik

Poltekkes Kemenkes Palembang


77

4.2.4 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan bertujuan untuk mencegah, mengurangi, dan
menurunkan masalah-masalah pasien dengan tepat dan benar. Dalam menentukan
perencanaan atau intervensi seorang perawat harus mengetahui batasan praktek
keperawatan, peran tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan
masalah serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman (Hiidayat,
2006).

Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut Tujuan : Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Setelah dilakukan 1) Observasi
agen pencedera tindakan keperawatan  Identifikasi lokasi,
fisiologis (Inflamasi 3x24 jam diharapkan karakteristik, durasi,
mukosa Lambung) Tingkat Nyeri Menurun frekuensi, kualitas,
(D.0077) intensitas nyeri
kriteria hasil :  Identifikasi skala
Tingkat Nyeri Menurun nyeri
(L.08066) 2) Teraupetik
1. Kemampuan  Berikan teknik
mengerjakan nonfarmakologis
aktivitas meningkat untuk mengurangi
2. Keluhan Nyeri rasa nyeri (Teknik
menurun Relaksasi Napas
3. Meringis menurun Dalam)
4. Gelisah menurun 3) Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Ajarkan teknik

Poltekkes Kemenkes Palembang


78

nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
4) Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu.

Poltekkes Kemenkes Palembang


79

4.2.5 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang
telah dirancang sebelumnya. Perawat harus mengetahui hal-hal yang diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan klien,
teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, hak-hak pasien serta memahami tingkat perkembangan klien (Hidayat,
2009).

Tabel 4.9 Implementasi Pasien 1

Tanggal Jam Dx Keperawatan Implementasi Respon


29/03/21 10.00 Nyeri akut 1.Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
10.00 berhubungan
a. Tahap preinteraksi
dengan agen
1) Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri
pencedera
dan alat tulis)
fisiologis
(inflamasi 2) membaca catatan medis keperawatan
mukosa
3) mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
lambung)
dalam diri saya, membaca bismillah.

4) mencuci tangan 6 langkah dan bertemu


dengan pasien.
b. Fase Orientasi
10.05

Poltekkes Kemenkes Palembang


80

1) assalamualaikum selamat pagi pak,


Waalaikumusalam,pagi.
2) apakah benar dengan Tn.A ? boleh
sebutkan tanggal lahirnya pak Iya benar, 12 desember 1967
3) baik pak perkenalkan saya Lisa mahasiswa
poltekkes kemenkes palembang prodi DIII
Kepereawatan Palembang
4) baik pak saya akan melakukan tindakan
pengkajian nyeri pada bapak yang mana
Pasien tampak memperhatikan
tujuan dari tindakan ini untuk mengetahui
saat perawat sedang menjelaskan.
tingkat nyeri yang bapak alami. Tindakan
ini membutuhkan waktu lebih kurang 10-
15 menit
5) apakah bapak bersedia ? jika bapak
bersedia bapak bisa menanda tangani Pasien bersedia dilakukan

informed consent. tindakan dan menandatangani

6) sebelum tindakan dimulai apakah bapak informed consent.

ada pertanyaan ? Pasien sudah jelas apa yang sudah


7) menyiapkan lingkungan lalu jangan lupa dijelaskan.
menjaga privasi pasien.
10.10 c. Fase Kerja

Poltekkes Kemenkes Palembang


81

1) setelah itu mendekatkan peralatan ke


pasien seperti kertas pengkajian nyeri dan
alat tulis,

2) lalu melakukan pengkajian nyeri dengan


PQRST,

3) P : Apa yang menyebabkan rasa nyeri? P : Pasien Mengatakan Nyeri Ulu


apakah ada hal yang menyebabkan kondisi hati dan tambah berat setelah
memburuk/membaik? makan

4) Q : Dapatkah bapak menjelaskan seperti Q : Nyeri yang dirasakan seperti


apa nyeri yang dirasakan?, ditusuk- tusuk
5) R : Apakah rasa sakitnya menyebar atau
R: nyeri pada Perut bagian kiri
tidak ?
pada ulu hati dan tidak menyebar
6) S : Seperti apa nyerinya ? (Menggunakan
S: 6
Skala Numerik)
T : Nyeri hilang timbul, sekitar
7) T : Kapan nyeri muncul? apakah perlahan
15-30 menit
atau tiba- tiba?
10.20 d. Fase Terminasi

Poltekkes Kemenkes Palembang


82

1) Baiklah pak, tindakan telah saya lakukan, Pasien memperhatikan dan tidak
besok saya akan kembali untuk mengkaji ada yang ditanyakan.
nyeri diwaktu yang sama. Apakah bapak
ada pertanyaan?

2) Saya permisi ya pak, Assalamualaikum Waalaikumussalam.

3) Mendokumentasikan hasil
10.30
10.30 2.Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam

a. Fase Prainteraksi

1) mengidentifikas kebutuhan/ indikasi


pasien ,

2) kemudian mencuci tangan,

3) terakhir menyiapkan alat berupa


handscoon, masker, antiseptik, skerem.
10.35
b. Fase Orientasi
1) Baik pak saya akan melakukan tindakan
teknik relaksasi napas dalam yang mana

Poltekkes Kemenkes Palembang


83

tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri Iya bersedia


yang bapak alami.
10.40 2) apakah bapak bersedia?
3) menjaga privasi pasien
c. Fase Kerja

1) menggunakan APD
Pasien posisi semi fowler
2) memasang tirai atau penutup
Pasien mengikuti arahan perawat
3) mengatur posisi yang nyaman,

4) meminta pasien meletakan satu tangan


Pasien menyimak dengan baik
didada dan satu tangan di abdomen,

5) melatih klien melakukan napas perut


(menarik napas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup), tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung, dan
Pasien mengikuti arahan perawat
konsentrasi pengembangan abdomen,

6) kemudian meminta klien menahan napas


hingga 3 hitungan, meminta

Poltekkes Kemenkes Palembang


84

menghembuskan napas perlahan dalam 3


hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup), Pasien mampu mengulangi teknik
napas dalam
7) dan terakhir meminta pasien untuk
melakukan napas dalam sebanyak 2-3 kali
11.00
atau hingga merasa lebih rileks dan nyeri
sedikit berkurang.
pasien mengatakan merasa
d. Fase Terminasi
nyaman setelah melakukan teknik
1) Baikalah pak tindakannya sudah saya
relaksasi napas dalam.
lakukan, bagaimana perasaan bapak?
baiklah saya akan kembali lagi besok
untuk melatih napas dalam diwaktu yang
sama. apakah ada yang ingin bapak waalaikumussalam
tanyakan?

2) saya permisi ya pak, assalamuaikum

3) dokumentasikan hasilnya
11.10
11.10
3.Melakukan Edukasi Tentang Nyeri

Poltekkes Kemenkes Palembang


85

a. Tahap Preinteraksi
11.15 1) Persiapan Alat
2) Menyiapkan bahan (leaflet)
b. Tahap Orientasi

1) Baik pak saya akan melakukan tindakan


edukasi tentang nyeri kepada bapak untuk
meningkatkan pengetahuan kepada bapak Iya bersedia
tentang nyeri yang bapak alami

2) apakah bapak bersedia ?


11.20 Pasien menyimak edukasi yg di
3) menyiapkan lingkungan. berikan oleh perawat.
c. Tahap Kerja
1) Menjelaskan pengertian Nyeri Pasien kooperatif dan aktif

2) Menjelaskan klasifikasi Nyeri berpartisipasi selama proses

3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Nyeri edukasi

4) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi


Nyeri Pasien sudah mampu menjelaskan

5) Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi pengertian nyeri


Nyeri
11.40 6) Bisakah bapak mengulangi apa yang sudah

Poltekkes Kemenkes Palembang


86

saya jelaskan tadi pak Sudah jelas, setelah dijelaskan saya


d. Tahap Terminasi sudah sedikit mengerti tentang
1) baiklah pak tindakan edukasi tentang nyeri nyeri yang saya rasakan ini.
sudah saya lakukan , bagaimana perasaan
bapak ? apakah ada yang ingin bapak
tanyakan? Iya waalaikumussalam
2) baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya
pak, besok saya akan melakukan edukasi
tentang nyeri pada waktu yang sama,
assalamualikum
11.50 3) dokumentasikan hasil
11.50
4.Melakukan kolaborasi pemberian obat
a. Fase Preinteraksi
1) membaca catatan medis keperawatan
2) Menyiapkan alat ( Spuit 10 cc, cairan
aquades 10 ml, 1 vial lansoprazole 30 mg,
11.55 handscoon,alcohol swab dan bengkok)
3) mencuci tangan sebelum bertemu pasien
b. Fase Orientasi

Poltekkes Kemenkes Palembang


87

1) baiklah pak saya akan melakukan tindakan


pemberian obat untuk bapak yang
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan asam lambung pada bapak.

2) apakah bapak bersedia? Iya bersedia


12.00
3) menjaga privasi klien
c. Fase Kerja
1) Mencuci tangan, Memasang Handscoon
2) siapkan dosis obat yang tepat dari vial Respon pasien terhadap
sesuai kebutuhan pasien. pemberian obat cukup baik.
3) membersihkan karet selang infus dengan
alcohol swab
4) klem selang infus terlebih dahulu
5) menarik sedikit penghisap untuk aspirasi
apakah jarum sudah masuk selang infus
6) menyuntikan obat secara perlahan melalui
Intravena ( selang infus )
7) menarik jarum keluar setelah obat selesai
dimasukkan

Poltekkes Kemenkes Palembang


88

8) jalankan tetesan infus dan atur lagi gtt infus


20 x/ menit
12.10 9) bersihkan alat dan rapikan pasien
melepaskan handscoon dan cuci tangan
d. Fase Terminasi
1) baiklah pak, tindakan telah saya Respon pasien terhadap Fase
lakukan,bagaimana perasaan bapak? terminasi ini cukup baik dan
apakah ada yang ingin ditanyakan ? merespon baik
2) saya permisi ya pak, besok saya akan Waalaikumussalam
datang kesini lagi untuk memberikan
tindakan pemberian obat diwaktu yang
sama ,assalamualaikum.
3) mendokumentasikan hasil
30/03/21 10.00 Nyeri akut 1.Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
10.00 berhubungan
a. Tahap preinteraksi
dengan agen
1) Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri
pencedera
dan alat tulis)
fisiologis
(inflamasi 2) membaca catatan medis keperawatan
mukosa
3) mengekspolasi kekuatan dan kelemahan

Poltekkes Kemenkes Palembang


89

lambung) dalam diri saya, membaca bismillah.

4) mencuci tangan 6 langkah dan bertemu


dengan pasien.
b. Fase Orientasi
10.05
1) assalamualaikum selamat pagi pak,
Waalaikumusalam,pagi.
2) apakah benar dengan Tn.A ? (melihat
gelang pasien) Iya benar

3) bagaimana perasaanya hari ini pak? Alhamdulillah , nyerinya sedikit


4) baik pak perkenalkan saya Lisa mahasiswa berkurang.
poltekkes kemenkes palembang prodi DIII
Kepereawatan Palembang
5) berdasarkan kontak waktu yang kemarin,
saya akan melakukan tindakan pengkajian
Pasien tampak memperhatikan
nyeri pada bapak yang mana tujuan dari
saat perawat sedang menjelaskan.
tindakan ini untuk mengetahui tingkat
nyeri yang bapak alami. Tindakan ini
membutuhkan waktu lebih kurang 10-15
menit
6) apakah bapak bersedia ? Iya saya bersedia

7) sebelum tindakan dimulai apakah bapak

Poltekkes Kemenkes Palembang


90

ada pertanyaan ?
Pasien sudah jelas apa yang sudah
8) menyiapkan lingkungan lalu jangan lupa
dijelaskan.
menjaga privasi pasien.
c. Fase Kerja
10.10
1) setelah itu mendekatkan peralatan ke
pasien seperti kertas pengkajian nyeri dan
alat tulis,
Setelah dilakukan pengkajian
2) lalu melakukan pengkajian nyeri dengan
PQRST,

3) P : Apa yang menyebabkan rasa nyeri?


apakah ada hal yang menyebabkan kondisi
memburuk/membaik?
P : Pasien Mengatakan Nyeri Ulu
4) Q : Dapatkah bapak menjelaskan seperti
hati sedikit berkurang
apa nyeri yang dirasakan?,
Q : Nyeri yang dirasakan seperti
5) R : Apakah rasa sakitnya menyebar atau
ditusuk- tusuk
tidak ?
R: nyeri pada Perut bagian kiri
6) S : Seperti apa nyerinya ? (Menggunakan
pada ulu hati dan tidak menyebar
Skala Numerik)

Poltekkes Kemenkes Palembang


91

7) T : Kapan nyeri muncul? apakah perlahan S: 4


atau tiba- tiba?
T : Nyeri hilang timbul, sekitar
d. Fase Terminasi
10.20 10-15 menit
1) Baiklah pak, tindakan telah saya lakukan,
besok saya akan kembali untuk mengkaji
nyeri diwaktu yang sama. Apakah bapak
ada pertanyaan? Pasien memperhatikan dan tidak
ada yang ditanyakan.
2) Saya permisi ya pak, Assalamualaikum

3) Mendokumentasikan hasil
Waalaikumussalam.

2.Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam


10.30
10.30 a. Fase Prainteraksi

1) mengidentifikas kebutuhan/ indikasi


pasien ,

2) kemudian mencuci tangan,

3) terakhir menyiapkan alat berupa


handscoon, masker, antiseptik, skerem.

Poltekkes Kemenkes Palembang


92

b. Fase Orientasi
10.35 1) Baik pak berdasarkan kontrak waktu
kemarin saya akan melakukan tindakan
teknik relaksasi napas dalam yang mana
tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri
yang bapak alami.
2) apakah bapak bersedia?
3) menjaga privasi pasien Iya bersedia
c. Fase Kerja
10.40
1) menggunakan APD

2) memasang tirai atau penutup

3) mengatur posisi yang nyaman,


Pasien posisi semi fowler
4) meminta pasien meletakan satu tangan
Pasien mengikuti arahan perawat
didada dan satu tangan di abdomen,

5) melatih klien melakukan napas perut


(menarik napas dalam melalui hidung
Pasien menyimak dengan baik
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup), tetap rileks, jangan

Poltekkes Kemenkes Palembang


93

melengkungkan punggung, dan


konsentrasi pengembangan abdomen,

6) kemudian meminta klien menahan napas


hingga 3 hitungan, meminta
Pasien mengikuti arahan perawat
menghembuskan napas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup),

7) dan terakhir meminta pasien untuk


melakukan napas dalam sebanyak 2-3 kali
Pasien mampu mengulangi teknik
atau hingga merasa lebih rileks dan nyeri
napas dalam
sedikit berkurang.
d. Fase Terminasi

11.00 1) Baikalah pak tindakannya sudah saya


lakukan, bagaimana perasaan bapak? pasien mengatakan merasa nyeri
baiklah saya akan kembali lagi besok sedikit berkurang setelah
untuk melatih napas dalam diwaktu yang melakukan teknik relaksasi napas
sama. apakah ada yang ingin bapak dalam.
tanyakan? Respon pasien terhadap
Fase terminasi ini cukup baik.
2) saya permisi ya pak, assalamuaikum

Poltekkes Kemenkes Palembang


94

Waalaikumussalam
3) dokumentasikan hasilnya
3.Melakukan Edukasi Tentang Nyeri
a. Tahap Preinteraksi
11.10
1) Persiapan Alat
11.10
2) Menyiapkan bahan (leaflet)
b. Tahap Orientasi

1) Baik pak sesuai kontrak waktu kemarin


11.15
saya akan melakukan tindakan edukasi
tentang nyeri kepada bapak untuk
meningkatkan pengetahuan kepada bapak
tentang nyeri yang bapak alami

2) apakah bapak bersedia ?

3) menyiapkan lingkungan.
c. Tahap Kerja Iya bersedia
1) Menjelaskan pengertian Nyeri
11.20 2) Menjelaskan klasifikasi Nyeri
3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Nyeri Pasien menyimak edukasi yg di
4) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi berikan oleh perawat.
Nyeri

Poltekkes Kemenkes Palembang


95

5) Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi


Nyeri
6) Bisakah bapak mengulangi apa yang sudah
saya jelaskan tadi pak Pasien sudah bisa menjelaskan
d. Tahap Terminasi pengertian nyeri, klasifikasinya,dan
1) baiklah pak tindakan edukasi tentang nyeri faktor yang mempengaruhi nyeri
11.40 sudah saya lakukan , bagaimana perasaan nya.
bapak ? apakah ada yang ingin bapak
tanyakan? Sudah jelas, setelah dijelaskan saya
2) baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya sudah sedikit mengerti tentang
pak, besok saya akan melakukan edukasi nyeri , klasifikasi,dan faktor nyeri
tentang nyeri pada waktu yang sama, yang saya rasakan ini.
assalamualikum
3) dokumentasikan hasil
Iya waalaikumussalam
4.Melakukan kolaborasi pemberian obat
a. Fase Preinteraksi
11.50 1) membaca catatan medis keperawatan
11.50 2) Menyiapkan alat ( Spuit 10 cc, cairan
aquades 10 ml, 1 vial lansoprazole 30 mg,

Poltekkes Kemenkes Palembang


96

handscoon,alcohol swab dan bengkok)


3) mencuci tangan sebelum bertemu pasien
b. Fase Orientasi

1) baiklah pak berdasarkan kontrak waktu


11.55
kemarin saya akan melakukan tindakan
pemberian obat untuk bapak yang
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan asam lambung pada bapak.

2) apakah bapak bersedia?

3) menjaga privasi klien


c. Fase Kerja
1) Mencuci tangan, Memasang Handscoon
Iya bersedia
12.00 2) siapkan dosis obat yang tepat dari vial
sesuai kebutuhan pasien.
3) membersihkan karet selang infus dengan
alcohol swab
4) klem selang infus terlebih dahulu Respon pasien terhadap
pemberian obat baik.
5) menarik sedikit penghisap untuk aspirasi
apakah jarum sudah masuk selang infus

Poltekkes Kemenkes Palembang


97

6) menyuntikan obat secara perlahan melalui


Intravena ( selang infus )
7) menarik jarum keluar setelah obat selesai
dimasukkan
8) jalankan tetesan infus dan atur lagi gtt infus
20 x/ menit
9) bersihkan alat dan rapikan pasien
melepaskan handscoon dan cuci tangan
d. Fase Terminasi
1) baiklah pak, tindakan telah saya
12.10 lakukan,bagaimana perasaan bapak?
apakah ada yang ingin ditanyakan ?
2) saya permisi ya pak, besok saya akan Saya merasa nyeri sedikit
kembali untuk melakukan tindakan berkurang
pemberian obat pada bapak diwaktu yang
sama ,assalamualaikum Waalaikumussalam
3) mendokumentasikan hasil
31/03/21 10.00 Nyeri akut 1.Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
10.00 berhubungan
a. Tahap preinteraksi
dengan agen

Poltekkes Kemenkes Palembang


98

pencedera
1) Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri
fisiologis
dan alat tulis)
(inflamasi
2) membaca catatan medis keperawatan
mukosa
lambung) 3) mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
dalam diri saya, membaca bismillah.

4) mencuci tangan 6 langkah dan bertemu


dengan pasien.
10.05
b. Fase Orientasi
Waalaikumusalam,pagi.
1) assalamualaikum selamat pagi pak,
2) apakah benar dengan Tn.A ? (melihat Iya benar
gelang pasien)
Alhamdulillah, nyeri sudah lebih
3) bagaimana perasaannya pak?
berkurang
4) baik pak saya Lisa mahasiswa poltekkes
kemenkes palembang prodi DIII
Kepereawatan Palembang Pasien tampak memperhatikan
5) baik pak berdasarkan kontrak waktu saat perawat sedang menjelaskan.
kemarin saya akan melakukan tindakan
pengkajian nyeri pada bapak yang mana
tujuan dari tindakan ini untuk mengetahui

Poltekkes Kemenkes Palembang


99

tingkat nyeri yang bapak alami. Tindakan


Pasien bersedia dilakukan
ini membutuhkan waktu lebih kurang 10-
tindakan
15 menit
6) apakah bapak bersedia ? Pasien sudah jelas apa yang sudah
7) sebelum tindakan dimulai apakah bapak dijelaskan.
ada pertanyaan ?
8) menyiapkan lingkungan lalu jangan lupa
menjaga privasi pasien.
10.10 c. Fase Kerja Setelah dilakukan pengkajian

1) setelah itu mendekatkan peralatan ke


pasien seperti kertas pengkajian nyeri dan
alat tulis,

2) lalu melakukan pengkajian nyeri dengan


PQRST, P : Pasien Mengatakan Nyeri

3) P : Apa yang menyebabkan rasa nyeri? sudah lebih berkurang dan

apakah ada hal yang menyebabkan kondisi mampu mengontrol nyeri

memburuk/membaik? Q : Nyeri yang dirasakan seperti


4) Q : Dapatkah bapak menjelaskan seperti ditusuk- tusuk
apa nyeri yang dirasakan?,

Poltekkes Kemenkes Palembang


100

5) R : Apakah rasa sakitnya menyebar atau R: nyeri pada Perut bagian kiri
tidak ? pada ulu hati dan tidak menyebar

6) S : Seperti apa nyerinya ? (Menggunakan S: 2


Skala Numerik)
T : Nyeri hilang timbul, sekitar 5-
7) T : Kapan nyeri muncul? apakah perlahan
10 menit
atau tiba- tiba?
d. Fase Terminasi Pasien memperhatikan dan tidak
ada yang ditanyakan
10.20 1) Baiklah pak, tindakan telah saya lakukan,
Waalaikumussalam.
Apakah bapak ada pertanyaan?

2) Saya permisi ya pak, Assalamualaikum

3) Mendokumentasikan hasil

2.Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam


10.30
a. Fase Prainteraksi
10.30
1) mengidentifikas kebutuhan/ indikasi
pasien ,

2) kemudian mencuci tangan,

Poltekkes Kemenkes Palembang


101

3) terakhir menyiapkan alat berupa


handscoon, masker, antiseptik, skerem.
b. Fase Orientasi
10.35
1) Baik pak berdasarkan kesepakatan kontrak
waktu kemarin saya akan melakukan
tindakan teknik relaksasi napas dalam
yang mana tujuannya untuk mengurangi
rasa nyeri yang bapak alami.
2) apakah bapak bersedia?
Iya bersedia
3) menjaga privasi pasien
c. Fase Kerja

1) menggunakan APD
10.40
2) memasang tirai atau penutup

3) mengatur posisi yang nyaman,


Pasien posisi semi fowler
4) meminta pasien meletakan satu tangan
Pasien mengikuti arahan perawat
didada dan satu tangan di abdomen,

5) melatih klien melakukan napas perut


(menarik napas dalam melalui hidung Pasien menyimak dengan baik

Poltekkes Kemenkes Palembang


102

hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap


tertutup), tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung, dan
konsentrasi pengembangan abdomen,

6) kemudian meminta klien menahan napas


hingga 3 hitungan, meminta
Pasien mengikuti arahan perawat
menghembuskan napas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup),

7) dan terakhir meminta pasien untuk


melakukan napas dalam sebanyak 2-3 kali
Pasien mampu mengulangi teknik
atau hingga merasa lebih rileks dan nyeri
napas dalam
sedikit berkurang.
d. Fase Terminasi

11.00 1) Baikalah pak tindakannya sudah saya


lakukan, bagaimana perasaan bapak? pasien mengatakan merasa
nyaman dan nyeri sudah lebih
2) apakah ada yang ingin bapak tanyakan?
berkurang setelah melakukan
3) saya permisi ya pak, assalamuaikum
teknik relaksasi napas dalam.

Poltekkes Kemenkes Palembang


103

Tidak ada yang ingin ditanyakan


4) dokumentasikan hasilnya

waalaikumussalam
3.Melakukan Edukasi Tentang Nyeri
a. Tahap Preinteraksi
11.10
1) Persiapan Alat
11.10
2) Menyiapkan bahan (leaflet)
b. Tahap Orientasi

11.15 1) Baik pak sesuai kesepakatan kemarin saya


akan melakukan tindakan edukasi tentang
nyeri kepada bapak untuk meningkatkan
pengetahuan kepada bapak tentang nyeri
yang bapak alami

2) apakah bapak bersedia ?


Iya bersedia
3) menyiapkan lingkungan.
c. Tahap Kerja
1) Menjelaskan pengertian Nyeri
2) Menjelaskan klasifikasi Nyeri
11.20
3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Nyeri Pasien menyimak edukasi yg di

Poltekkes Kemenkes Palembang


104

4) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi berikan oleh perawat.


Nyeri
Pasien kooperatif dan aktif
5) Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi
berpartisipasi selama proses
Nyeri
edukasi
6) Bisakah bapak mengulangi apa yang sudah
Pasien mampu menjelaskan
saya jelaskan tadi pak
pengertian nyeri, klasifikasi, tanda
d. Tahap Terminasi
dan gejala , faktor , dan cara
11.40 1) baiklah pak tindakan edukasi tentang nyeri
mengurangi nyeri
sudah saya lakukan , bagaimana perasaan
bapak ? apakah ada yang ingin bapak
Sudah jelas, setelah dijelaskan saya
tanyakan?
sudah mengerti tentang nyeri yang
2) baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya
saya rasakan ini.
pak, assalamualikum
3) dokumentasikan hasil
Iya waalaikumussalam

4.Melakukan kolaborasi pemberian obat


11.50 a. Fase Preinteraksi
11.50 1) membaca catatan medis keperawatan
2) Menyiapkan alat ( Spuit 10 cc, cairan
aquades 10 ml, 1 vial lansoprazole 30 mg,

Poltekkes Kemenkes Palembang


105

handscoon,alcohol swab dan bengkok)


3) mencuci tangan sebelum bertemu pasien
b. Fase Orientasi
11.55
1) baiklah pak sesuai kontrak waktu kita
kemarin saya akan melakukan tindakan
pemberian obat untuk bapak yang
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan asam lambung pada bapak.

2) apakah bapak bersedia?

3) menjaga privasi klien


Iya bersedia
c. Fase Kerja
12.00 1) Mencuci tangan, Memasang Handscoon
2) siapkan dosis obat yang tepat dari vial
sesuai kebutuhan pasien.
3) membersihkan karet selang infus dengan Respon pasien terhadap
alcohol swab pemberian obat baik.
4) klem selang infus terlebih dahulu
5) menarik sedikit penghisap untuk aspirasi
apakah jarum sudah masuk selang infus

Poltekkes Kemenkes Palembang


106

6) menyuntikan obat secara perlahan melalui


Intravena ( selang infus )
7) menarik jarum keluar setelah obat selesai
dimasukkan
8) jalankan tetesan infus dan atur lagi gtt infus
20 x/ menit
9) bersihkan alat dan rapikan pasien
melepaskan handscoon dan cuci tangan
d. Fase Terminasi
12.10 1) baiklah pak, tindakan telah saya
lakukan,bagaimana perasaan bapak?
apakah ada yang ingin ditanyakan ? Saya merasa nyerinya sudah lebih
2) saya permisi ya pak, assalamualaikum berkurang
3) mendokumentasikan hasil Tidak ada yang ingin saya
tanyakan
Waalaikumussalam

Poltekkes Kemenkes Palembang


107

Tabel 4.10 Implementasi Pasien 2

Tanggal Jam Dx Keperawatan Implementasi Respon


03/04/21 10.00 Nyeri akut 1.Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
10.00 berhubungan
a. Tahap preinteraksi
dengan agen
1) Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri
pencedera
dan alat tulis)
fisiologis
(inflamasi 2) membaca catatan medis keperawatan
mukosa
3) mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
lambung)
dalam diri saya, membaca bismillah.

4) mencuci tangan 6 langkah dan bertemu


dengan pasien.
b. Fase Orientasi
10.05
1) assalamualaikum selamat pagi bu, Waalaikumusalam,pagi.
2) apakah benar dengan Ny.A ? boleh
Iya benar, 10 November 1978
sebutkan tanggal lahirnya bu
3) baik bu perkenalkan saya Lisa mahasiswa
poltekkes kemenkes palembang prodi DIII
Kepereawatan Palembang

Poltekkes Kemenkes Palembang


108

4) baik pak saya akan melakukan tindakan


pengkajian nyeri pada ibu yang mana
tujuan dari tindakan ini untuk mengetahui Pasien tampak memperhatikan
tingkat nyeri yang ibu alami. Tindakan ini saat perawat sedang menjelaskan.
membutuhkan waktu lebih kurang 10-15
menit
Pasien bersedia dilakukan
5) apakah ibu bersedia ? jika ibu bersedia ibu
tindakan dan menandatangani
bisa menanda tangani informed consent.
informed consent.
6) sebelum tindakan dimulai apakah ibu ada
pertanyaan ? Pasien sudah jelas apa yang sudah
7) menyiapkan lingkungan lalu jangan lupa dijelaskan.
menjaga privasi pasien.
10.10 c. Fase Kerja

1) setelah itu mendekatkan peralatan ke


pasien seperti kertas pengkajian nyeri dan
alat tulis,

2) lalu melakukan pengkajian nyeri dengan


PQRST,
P : Pasien Mengatakan Nyeri Ulu
3) P : Apa yang menyebabkan rasa nyeri?

Poltekkes Kemenkes Palembang


109

apakah ada hal yang menyebabkan kondisi hati dan tambah berat setelah
memburuk/membaik? makan

4) Q : Dapatkah ibu menjelaskan seperti apa Q : Nyeri yang dirasakan seperti


nyeri yang dirasakan?, ditusuk- tusuk

5) R : Apakah rasa sakitnya menyebar atau R: nyeri pada Perut bagian kiri
tidak ? pada ulu hati dan tidak menyebar
6) S : Seperti apa nyerinya ? (Menggunakan
S: 5
Skala Numerik)
T : Nyeri hilang timbul, sekitar
7) T : Kapan nyeri muncul? apakah perlahan
15-30 menit
atau tiba- tiba?
d. Fase Terminasi
10.20
1) Baiklah bu, tindakan telah saya lakukan,
besok saya akan kembali untuk mengkaji Pasien memperhatikan dan tidak
ada yang ditanyakan.
nyeri diwaktu yang sama. Apakah ibu ada
pertanyaan?
Waalaikumussalam.
2) Saya permisi ya bu, Assalamualaikum

3) Mendokumentasikan hasil

Poltekkes Kemenkes Palembang


110

10.30 2.Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam


10.30
a. Fase Prainteraksi

1) mengidentifikasi kebutuhan/ indikasi


pasien,

2) kemudian mencuci tangan,

3) terakhir menyiapkan alat berupa


handscoon, masker, antiseptik, skerem.
10.35
b. Fase Orientasi
1) Baik bu saya akan melakukan tindakan
teknik relaksasi napas dalam yang mana
tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri
yang ibu alami.
2) apakah ibu bersedia? Iya bersedia
3) menjaga privasi pasien
10.40
c. Fase Kerja

1) menggunakan APD

2) memasang tirai atau penutup


Pasien posisi semi fowler
3) mengatur posisi yang nyaman,

Poltekkes Kemenkes Palembang


111

Pasien mengikuti arahan perawat


4) meminta pasien meletakan satu tangan
didada dan satu tangan di abdomen,

5) melatih klien melakukan napas perut


Pasien menyimak dengan baik
(menarik napas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup), tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung, dan
konsentrasi pengembangan abdomen,

6) kemudian meminta klien menahan napas Pasien mengikuti arahan perawat


hingga 3 hitungan, meminta
menghembuskan napas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut, bibir seperti Pasien mampu mengulangi teknik
meniup), napas dalam

7) dan terakhir meminta pasien untuk


melakukan napas dalam sebanyak 2-3 kali
atau hingga merasa lebih rileks dan nyeri
sedikit berkurang.
11.00
d. Fase Terminasi

Poltekkes Kemenkes Palembang


112

pasien mengatakan merasa


1) Baikalah bu tindakannya sudah saya
nyaman setelah melakukan teknik
lakukan, bagaimana perasaan ibu? baiklah
relaksasi napas dalam.
saya akan kembali lagi besok untuk
melatih napas dalam diwaktu yang sama.
apakah ada yang ingin ibu tanyakan?

2) saya permisi ya bu, assalamualaikum waalaikumussalam

3) dokumentasikan hasilnya

11.10 3.Melakukan Edukasi Tentang Nyeri


11.10 a. Tahap Preinteraksi
1) Persiapan Alat
2) Menyiapkan bahan (leaflet)
11.15 Iya bersedia
b. Tahap Orientasi

1) Baik bu saya akan melakukan tindakan


edukasi tentang nyeri kepada ibu untuk Pasien menyimak edukasi yg di
meningkatkan pengetahuan kepada ibu berikan oleh perawat.
tentang nyeri yang ibu alami.
Pasien kooperatif dan aktif
2) apakah ibu bersedia ? berpartisipasi selama proses

Poltekkes Kemenkes Palembang


113

edukasi
3) menyiapkan lingkungan.
c. Tahap Kerja
11.20 Pasien sudah mampu menjelaskan
1) Menjelaskan pengertian Nyeri
pengertian nyeri
2) Menjelaskan klasifikasi Nyeri
3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Nyeri
4) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi
Sudah jelas, setelah dijelaskan saya
Nyeri
sudah sedikit mengerti tentang
5) Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi
nyeri yang saya rasakan ini.
Nyeri
6) Bisakah ibu mengulangi apa yang sudah
saya jelaskan tadi bu.
d. Tahap Terminasi
11.40
1) baiklah bu tindakan edukasi tentang nyeri
sudah saya lakukan , bagaimana perasaan
ibu ? apakah ada yang ingin ibu tanyakan?
2) baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya bu,
besok saya akan melakukan edukasi
tentang nyeri pada waktu yang sama,
assalamualaikum
3) dokumentasikan hasil

Poltekkes Kemenkes Palembang


114

11.50 4.Melakukan kolaborasi pemberian obat


11.50 a. Fase Preinteraksi
1) membaca catatan medis keperawatan
2) Menyiapkan alat ( Spuit 10 cc, cairan
aquades 10 ml, 1 vial lansoprazole 30 mg,
handscoon,alcohol swab dan bengkok)
3) mencuci tangan sebelum bertemu pasien
11.55 b. Fase Orientasi

1) baiklah bu saya akan melakukan tindakan


pemberian obat untuk ibu yang bertujuan
untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan asam lambung pada ibu.
Iya bersedia
2) apakah ibu bersedia?

3) menjaga privasi klien


12.00 c. Fase Kerja
1) Mencuci tangan, Memasang Handscoon Respon pasien terhadap
2) siapkan dosis obat yang tepat dari vial pemberian obat cukup baik.
sesuai kebutuhan pasien.
3) membersihkan karet selang infus dengan

Poltekkes Kemenkes Palembang


115

alcohol swab
4) klem selang infus terlebih dahulu
5) menarik sedikit penghisap untuk aspirasi
apakah jarum sudah masuk selang infus
6) menyuntikan obat secara perlahan melalui
Intravena ( selang infus )
7) menarik jarum keluar setelah obat selesai
dimasukkan
8) jalankan tetesan infus dan atur lagi gtt infus
20 x/ menit
9) bersihkan alat dan rapikan pasien
melepaskan handscoon dan cuci tangan
12.10 d. Fase Terminasi
1) baiklah bu, tindakan telah saya Respon pasien terhadap Fase
lakukan,bagaimana perasaan ibu? apakah terminasi ini cukup baik dan
ada yang ingin ditanyakan ? merespon baik
2) saya permisi ya bu, besok saya akan datang
kesini lagi untuk memberikan tindakan Waalaikumussalam
pemberian obat diwaktu yang sama,
assalamualaikum.

Poltekkes Kemenkes Palembang


116

3) mendokumentasikan hasil
04/04/21 10.00 Nyeri akut 1.Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
10.00 berhubungan
a. Tahap preinteraksi
dengan agen
1) Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri
pencedera
dan alat tulis)
fisiologis
(inflamasi 2) membaca catatan medis keperawatan
mukosa
3) mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
lambung)
dalam diri saya, membaca bismillah.

4) mencuci tangan 6 langkah dan bertemu


dengan pasien.
b. Fase Orientasi
10.05
1) assalamualaikum selamat pagi bu, Waalaikumusalam,pagi.
2) apakah benar dengan Ny.A ? (melihat
Iya benar
gelang pasien)
3) bagaimana perasaanya hari ini bu? Alhamdulillah , nyerinya sedikit
4) baik bu perkenalkan saya Lisa mahasiswa berkurang.
poltekkes kemenkes palembang prodi DIII
Kepereawatan Palembang

Poltekkes Kemenkes Palembang


117

5) berdasarkan kontak waktu yang kemarin,


Pasien tampak memperhatikan
saya akan melakukan tindakan pengkajian
saat perawat sedang menjelaskan.
nyeri pada ibu yang mana tujuan dari
tindakan ini untuk mengetahui tingkat
nyeri yang ibu alami. Tindakan ini
membutuhkan waktu lebih kurang 10-15
menit
6) apakah ibu bersedia ? Iya saya bersedia
7) sebelum tindakan dimulai apakah ibu ada
Pasien sudah jelas apa yang sudah
pertanyaan ?
dijelaskan.
8) menyiapkan lingkungan lalu jangan lupa
menjaga privasi pasien.
10.10 c. Fase Kerja

1) setelah itu mendekatkan peralatan ke


Setelah dilakukan pengkajian
pasien seperti kertas pengkajian nyeri dan
alat tulis,

2) lalu melakukan pengkajian nyeri dengan


PQRST,
P : Pasien Mengatakan Nyeri Ulu
3) P : Apa yang menyebabkan rasa nyeri? hati sedikit berkurang

Poltekkes Kemenkes Palembang


118

apakah ada hal yang menyebabkan kondisi


Q : Nyeri yang dirasakan seperti
memburuk/membaik?
ditusuk- tusuk
4) Q : Dapatkah ibu menjelaskan seperti apa
R: nyeri pada Perut bagian kiri
nyeri yang dirasakan?,
pada ulu hati dan tidak menyebar
5) R : Apakah rasa sakitnya menyebar atau
S: 4
tidak ?

6) S : Seperti apa nyerinya ? (Menggunakan T : Nyeri hilang timbul, sekitar

Skala Numerik) 10-15 menit

7) T : Kapan nyeri muncul? apakah perlahan


atau tiba- tiba?
10.20 d. Fase Terminasi Pasien memperhatikan dan tidak
ada yang ditanyakan.
1) Baiklah bu, tindakan telah saya lakukan,
besok saya akan kembali untuk mengkaji
nyeri diwaktu yang sama. Apakah ibu ada Waalaikumussalam.
pertanyaan?

2) Saya permisi ya bu, Assalamualaikum

3) Mendokumentasikan hasil
10.30 2.Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam

Poltekkes Kemenkes Palembang


119

10.30
a. Fase Prainteraksi

1) mengidentifikas kebutuhan/ indikasi


pasien ,

2) kemudian mencuci tangan,

3) terakhir menyiapkan alat berupa


handscoon, masker, antiseptik, skerem.
b. Fase Orientasi
10.35
1) Baik bu berdasarkan kontrak waktu
kemarin saya akan melakukan tindakan
teknik relaksasi napas dalam yang mana
tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri
yang ibu alami.
2) apakah ibu bersedia?
Iya bersedia
3) menjaga privasi pasien
10.40
c. Fase Kerja

1) menggunakan APD

2) memasang tirai atau penutup

3) mengatur posisi yang nyaman,

Poltekkes Kemenkes Palembang


120

Pasien posisi semi fowler


4) meminta pasien meletakan satu tangan
Pasien mengikuti arahan perawat
didada dan satu tangan di abdomen,

5) melatih klien melakukan napas perut


(menarik napas dalam melalui hidung
Pasien menyimak dengan baik
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup), tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung, dan
konsentrasi pengembangan abdomen,

6) kemudian meminta klien menahan napas


hingga 3 hitungan, meminta
menghembuskan napas perlahan dalam 3 Pasien mengikuti arahan perawat
hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup),

7) dan terakhir meminta pasien untuk


melakukan napas dalam sebanyak 2-3 kali
Pasien mampu mengulangi teknik
atau hingga merasa lebih rileks dan nyeri
napas dalam
sedikit berkurang.
d. Fase Terminasi
11.00

Poltekkes Kemenkes Palembang


121

1) Baikalah bu tindakannya sudah saya


pasien mengatakan merasa nyeri
lakukan, bagaimana perasaan ibu? baiklah
sedikit berkurang setelah
saya akan kembali lagi besok untuk
melakukan teknik relaksasi napas
melatih napas dalam diwaktu yang sama.
dalam.
apakah ada yang ingin ibu tanyakan?
Respon pasien terhadap
2) saya permisi ya bu, assalamuaikum
Fase terminasi ini cukup baik.
3) dokumentasikan hasilnya Waalaikumussalam

11.10 3.Melakukan Edukasi Tentang Nyeri


11.10 a. Tahap Preinteraksi
1) Persiapan Alat
2) Menyiapkan bahan (leaflet)
11.15 b. Tahap Orientasi

1) Baik bu sesuai kontrak waktu kemarin


saya akan melakukan tindakan edukasi
tentang nyeri kepada ibu untuk
meningkatkan pengetahuan kepada ibu
tentang nyeri yang ibu alami

Poltekkes Kemenkes Palembang


122

2) apakah ibu bersedia ? Iya bersedia

3) menyiapkan lingkungan.
c. Tahap Kerja
11.20 Pasien menyimak edukasi yg di
1) Menjelaskan pengertian Nyeri
berikan oleh perawat.
2) Menjelaskan klasifikasi Nyeri
3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Nyeri
4) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi
Nyeri
5) Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi
Pasien sudah bisa menjelaskan
Nyeri
pengertian nyeri, klasifikasinya,dan
6) Bisakah ibu mengulangi apa yang sudah
faktor yang mempengaruhi nyeri
saya jelaskan tadi bu
nya.
d. Tahap Terminasi
11.40
1) baiklah bu tindakan edukasi tentang nyeri
Sudah jelas, setelah dijelaskan saya
sudah saya lakukan , bagaimana perasaan
sudah sedikit mengerti tentang
ibu ? apakah ada yang ingin ibu tanyakan?
nyeri , klasifikasi,dan faktor nyeri
2) baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya bu,
yang saya rasakan ini.
besok saya akan melakukan edukasi
tentang nyeri pada waktu yang sama,

Poltekkes Kemenkes Palembang


123

assalamualikum Iya waalaikumussalam


3) dokumentasikan hasil

11.50 4.Melakukan kolaborasi pemberian obat


11.50 a. Fase Preinteraksi
1) membaca catatan medis keperawatan
2) Menyiapkan alat ( Spuit 10 cc, cairan
aquades 10 ml, 1 vial lansoprazole 30 mg,
handscoon,alcohol swab dan bengkok)
3) mencuci tangan sebelum bertemu pasien
11.55 b. Fase Orientasi

1) baiklah bu berdasarkan kontrak waktu


kemarin saya akan melakukan tindakan
pemberian obat untuk ibu yang bertujuan
untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan asam lambung pada ibu.
Iya bersedia
2) apakah ibu bersedia?

3) menjaga privasi klien


12.00 c. Fase Kerja

Poltekkes Kemenkes Palembang


124

1) Mencuci tangan, Memasang Handscoon


Respon pasien terhadap
2) siapkan dosis obat yang tepat dari vial
pemberian obat baik.
sesuai kebutuhan pasien.
3) membersihkan karet selang infus dengan
alcohol swab
4) klem selang infus terlebih dahulu
5) menarik sedikit penghisap untuk aspirasi
apakah jarum sudah masuk selang infus
6) menyuntikan obat secara perlahan melalui
Intravena ( selang infus )
7) menarik jarum keluar setelah obat selesai
dimasukkan
8) jalankan tetesan infus dan atur lagi gtt infus
20 x/ menit
9) bersihkan alat dan rapikan pasien
melepaskan handscoon dan cuci tangan
12.10 d. Fase Terminasi
Saya merasa nyeri sedikit
1) baiklah bu, tindakan telah saya
berkurang
lakukan,bagaimana perasaan ibu ? apakah
ada yang ingin ditanyakan ?
Waalaikumussalam

Poltekkes Kemenkes Palembang


125

2) saya permisi ya bu, besok saya akan


kembali untuk melakukan tindakan
pemberian obat pada ibu diwaktu yang
sama, assalamualaikum
3) mendokumentasikan hasil
05/04/21 10.00 Nyeri akut 1.Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
10.00 berhubungan
a. Tahap preinteraksi
dengan agen
1) Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri
pencedera
dan alat tulis)
fisiologis
(inflamasi 2) membaca catatan medis keperawatan
mukosa
3) mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
lambung)
dalam diri saya, membaca bismillah. Iya benar

4) mencuci tangan 6 langkah dan bertemu Alhamdulillah, nyeri sudah lebih


dengan pasien. berkurang
b. Fase Orientasi
10.05
1) assalamualaikum selamat pagi bu,
2) apakah benar dengan Ny.A ? (melihat Pasien tampak memperhatikan
gelang pasien) saat perawat sedang menjelaskan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


126

3) bagaimana perasaannya bu?


4) baik bu saya Lisa mahasiswa poltekkes
kemenkes palembang prodi DIII
Kepereawatan Palembang
5) baik bu berdasarkan kontrak waktu
kemarin saya akan melakukan tindakan
pengkajian nyeri pada ibu yang mana Pasien bersedia dilakukan
tujuan dari tindakan ini untuk mengetahui tindakan
tingkat nyeri yang ibu alami. Tindakan ini
Pasien sudah jelas apa yang sudah
membutuhkan waktu lebih kurang 10-15
dijelaskan.
menit
6) apakah ibu bersedia ?
7) sebelum tindakan dimulai apakah ibu ada
pertanyaan ?
8) menyiapkan lingkungan lalu jangan lupa Setelah dilakukan pengkajian

menjaga privasi pasien.


10.10 c. Fase Kerja

1) setelah itu mendekatkan peralatan ke


pasien seperti kertas pengkajian nyeri dan
alat tulis,

Poltekkes Kemenkes Palembang


127

2) lalu melakukan pengkajian nyeri dengan P : Pasien Mengatakan Nyeri


PQRST, sudah lebih berkurang dan

3) P : Apa yang menyebabkan rasa nyeri? mampu mengontrol nyeri

apakah ada hal yang menyebabkan kondisi Q : Nyeri yang dirasakan seperti
memburuk/membaik? ditusuk- tusuk
4) Q : Dapatkah ibu menjelaskan seperti apa
R: nyeri pada Perut bagian kiri
nyeri yang dirasakan?,
pada ulu hati dan tidak menyebar
5) R : Apakah rasa sakitnya menyebar atau
S: 2
tidak ?
T : Nyeri hilang timbul, sekitar 5-
6) S : Seperti apa nyerinya ? (Menggunakan
10 menit
Skala Numerik)
Pasien memperhatikan dan tidak
7) T : Kapan nyeri muncul? apakah perlahan
ada yang ditanyakan
atau tiba- tiba?
Waalaikumussalam.
10.20 d. Fase Terminasi

1) Baiklah bu, tindakan telah saya lakukan,


Apakah ibu ada pertanyaan?

2) Saya permisi ya bu, Assalamualaikum

Poltekkes Kemenkes Palembang


128

3) Mendokumentasikan hasil

2.Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam


10.30
10.30 a. Fase Prainteraksi

1) mengidentifikasi kebutuhan/ indikasi


pasien ,

2) kemudian mencuci tangan,

3) terakhir menyiapkan alat berupa


handscoon, masker, antiseptik, skerem.
10.35 b. Fase Orientasi
1) Baik bu berdasarkan kesepakatan kontrak
waktu kemarin saya akan melakukan
tindakan teknik relaksasi napas dalam
yang mana tujuannya untuk mengurangi
rasa nyeri yang ibu alami.
2) apakah ibu bersedia? Iya bersedia
3) menjaga privasi pasien
10.40 c. Fase Kerja

Poltekkes Kemenkes Palembang


129

1) menggunakan APD

2) memasang tirai atau penutup

3) mengatur posisi yang nyaman, Pasien posisi semi fowler


Pasien mengikuti arahan perawat
4) meminta pasien meletakan satu tangan
didada dan satu tangan di abdomen,

5) melatih klien melakukan napas perut


Pasien menyimak dengan baik
(menarik napas dalam melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup), tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung, dan
konsentrasi pengembangan abdomen,

6) kemudian meminta klien menahan napas


hingga 3 hitungan, meminta Pasien mengikuti arahan perawat
menghembuskan napas perlahan dalam 3
hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup),

7) dan terakhir meminta pasien untuk


Pasien mampu mengulangi teknik
melakukan napas dalam sebanyak 2-3 kali

Poltekkes Kemenkes Palembang


130

atau hingga merasa lebih rileks dan nyeri napas dalam


sedikit berkurang.
11.00 d. Fase Terminasi pasien mengatakan merasa
nyaman dan nyeri sudah lebih
1) Baikalah bu tindakannya sudah saya
berkurang setelah melakukan
lakukan, bagaimana perasaan ibu?
teknik relaksasi napas dalam.
2) apakah ada yang ingin ibu tanyakan?
Tidak ada yang ingin ditanyakan
3) saya permisi ya bu, assalamuaikum

4) dokumentasikan hasilnya waalaikumussalam

3.Melakukan Edukasi Tentang Nyeri


11.10 a. Tahap Preinteraksi
11.10 1) Persiapan Alat
2) Menyiapkan bahan (leaflet)
11.15 b. Tahap Orientasi

1) Baik bu sesuai kesepakatan kemarin saya


akan melakukan tindakan edukasi tentang
nyeri kepada ibu untuk meningkatkan
pengetahuan kepada ibu tentang nyeri
yang ibu alami

Poltekkes Kemenkes Palembang


131

2) apakah ibu bersedia ? Iya bersedia

3) menyiapkan lingkungan.
c. Tahap Kerja
11.20
1) Menjelaskan pengertian Nyeri
2) Menjelaskan klasifikasi Nyeri Pasien menyimak edukasi yg di

3) Menjelaskan Tanda dan Gejala Nyeri berikan oleh perawat.

4) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi


Pasien kooperatif dan aktif
Nyeri
berpartisipasi selama proses
5) Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi
edukasi
Nyeri
Pasien mampu menjelaskan
6) Bisakah ibu mengulangi apa yang sudah
pengertian nyeri, klasifikasi, tanda
saya jelaskan tadi bu
dan gejala , faktor , dan cara
d. Tahap Terminasi
11.40 mengurangi nyeri
1) baiklah bu tindakan edukasi tentang nyeri
sudah saya lakukan , bagaimana perasaan
Sudah jelas, setelah dijelaskan saya
ibu ? apakah ada yang ingin ibu tanyakan?
sudah mengerti tentang nyeri yang
2) baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya bu,
saya rasakan ini.
assalamualikum
Iya waalaikumussalam
3) dokumentasikan hasil

Poltekkes Kemenkes Palembang


132

11.50 4.Melakukan kolaborasi pemberian obat


11.50 a. Fase Preinteraksi
1) membaca catatan medis keperawatan
2) Menyiapkan alat ( Spuit 10 cc, cairan
aquades 10 ml, 1 vial lansoprazole 30 mg,
handscoon,alcohol swab dan bengkok)
3) mencuci tangan sebelum bertemu pasien
11.55 b. Fase Orientasi

1) baiklah bu sesuai kontrak waktu kita


kemarin saya akan melakukan tindakan
pemberian obat untuk ibu yang bertujuan
untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan asam lambung pada ibu.

2) apakah ibu bersedia?


Iya bersedia
3) menjaga privasi klien
12.00 c. Fase Kerja
1) Mencuci tangan, Memasang Handscoon Respon pasien terhadap
2) siapkan dosis obat yang tepat dari vial pemberian obat baik.
sesuai kebutuhan pasien.

Poltekkes Kemenkes Palembang


133

3) membersihkan karet selang infus dengan


alcohol swab
4) klem selang infus terlebih dahulu
5) menarik sedikit penghisap untuk aspirasi
apakah jarum sudah masuk selang infus
6) menyuntikan obat secara perlahan melalui
Intravena ( selang infus )
7) menarik jarum keluar setelah obat selesai
dimasukkan
8) jalankan tetesan infus dan atur lagi gtt infus
20 x/ menit
9) bersihkan alat dan rapikan pasien
melepaskan handscoon dan cuci tangan
12.10 d. Fase Terminasi
1) baiklah bu, tindakan telah saya Saya merasa nyerinya sudah lebih
lakukan,bagaimana perasaan ibu? apakah berkurang
ada yang ingin ditanyakan ? Tidak ada yang ingin saya
2) saya permisi ya bu, assalamualaikum tanyakan
3) mendokumentasikan hasil waalaikumussalam

Poltekkes Kemenkes Palembang


134

4.2.6 Evaluasi Keperawatan

Tabel 4.11 Evaluasi Pasien 1

Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Catatan perkembangan

29 maret 2021 Nyeri akut berhubungan S: Pasien Mengatakan


dengan agen pencedera nyeri ulu hati seperti
fisiologis (inflamasi ditusuk tusuk
mukosa lambung)
O: KU :Lemah

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 98x/m

T : 36,6 ˚C

Skala nyeri 6

A: Masalah Belum
teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

30 maret 2021 Nyeri akut berhubungan S: Pasien Mengatakan


dengan agen pencedera nyeri sedikit berkurang
fisiologis (inflamasi
mukosa lambung) O: KU Sedang

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 84x/m

T : 36,2 ˚C

Skala nyeri 4

A : Masalah Teratasi
Sebagian

Poltekkes Kemenkes Palembang


135

P: Intervensi dilanjutkan

31 maret 2021 Nyeri akut berhubungan S: Pasien Mengatakan


dengan agen pencedera nyeri sudah lebih
fisiologis (inflamasi berkurang dan terkontrol
mukosa lambung)
O: KU baik

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 84x/m

T : 36,2 ˚C

Skala nyeri 2

A: Masalah Teratasi
Sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
oleh perawat ruangan.

Tabel 4.12 Evaluasi Pasien 2

Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Catatan perkembangan

03 April 2021 Nyeri akut berhubungan S: Pasien Mengatakan


dengan agen pencedera nyeri ulu hati seperti
fisiologis (inflamasi ditusuk tusuk
mukosa lambung)
O: KU :Lemah

TD : 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 98x/m

T : 36,6 ˚C

Skala nyeri 5

A: Masalah Belum

Poltekkes Kemenkes Palembang


136

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

04 April 2021 Nyeri akut berhubungan S: Pasien Mengatakan


dengan agen pencedera nyeri sedikit berkurang
fisiologis (inflamasi
mukosa lambung) O: KU Sedang

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 84x/m

T : 36,2 ˚C

Skala nyeri 4

A : Masalah Teratasi
Sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

05 April 2021 Nyeri akut berhubungan S: Pasien Mengatakan


dengan agen pencedera nyeri sudah lebih
berkurang dan terkontrol
fisiologis (inflamasi
mukosa lambung) O: KU baik

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 84x/m

T : 36,2 ˚C

Skala nyeri 2

A: Masalah Teratasi
sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
oleh perawat ruangan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


137

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Uraian Pembahasan


Setelah melakukan implementasi keperawatan kepada Tn.A dan Ny.A
dengan diagnosa gastritis dengan masalah nyeri akut di ruang ahmad dahlan
rumah sakit muhammadiyah palembang yang dilakukan selama 3 hari kepada
Tn.A pada Tanggal 29 maret 2021 s/d 31 Maret 2021 dan kepada Ny.A pada
tanggal 03 april 2021 s/d 05 April 2021, Maka penulis akan membahas
mengenai implementasi keperawatan pada pasien 1 (Tn.A) dan Pasien 2
(Ny.A) yang dirawat di rawat inap ahmad dahlan rumah sakit muhammadiyah
palembang.
a. Mengkaji Nyeri
Pengkajian nyeri dilakukan dengan metode mnemonic PQRST.
Penulis menanyakan beberapa pertanyaan yaitu apa yang menyebabkan
rasa nyeri, bagaimana kualitas nyeri yang dirasakan, apakah nyeri
menyebar, seperti apa sakitnya (skala nyeri), dan kapan rasa nyeri muncul,
untuk mengukur skala nyeri penulis menggunakan skala nyeri numerik.
Pada pasien 1 di hari pertama didapatkan bahwa pasien merasakan Pasien
Mengatakan Nyeri Ulu hati dan tambah berat setelah makan (P), Nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk- tusuk (Q), nyeri pada Perut bagian kiri
pada ulu hati dan tidak menyebar (R), skala 6 (S), Nyeri hilang timbul,
sekitar 15-30 menit (T). Yang membedakan pengkajian nyeri pada hari
kedua dan ketiga adalah pada komponen S dan T yaitu pada hari kedua
skala nyeri 4 dan hilang timbul sekitar 10-15 menit dan pada hari ketiga
skala nyeri 2 dan hilang timbul sekitar 5 – 10 menit.
Sedangkan Pada pasien 2 di hari pertama didapatkan bahwa Pasien
Mengatakan Nyeri Ulu hati dan tambah berat setelah makan (P), Nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk- tusuk (Q), nyeri pada Perut bagian kiri
pada ulu hati dan tidak menyebar (R), skala 5 (S), Nyeri hilang timbul,
sekitar 15-30 menit (T). Yang membedakan pengkajian nyeri pada hari
kedua dan ketiga adalah pada komponen S dan T yaitu pada hari kedua

Poltekkes Kemenkes Palembang


138

skala nyeri 4 dan hilang timbul sekitar 10-15 menit dan pada hari ketiga
skala nyeri 2 dan hilang timbul sekitar 5 – 10 menit.
Perbandingan antara pasien 1 dan pasien 2 terletak pada skala nyeri
dimana pada saat dikaji pertama kali pasien 1 mengungkapkan skala nyeri
6 sedangkan pasien 2 mengungkapkan skala nyeri 5, hal ini dapat
diakibatkan oleh perbedaan ambang nyeri dan tingkat toleransi terhadap
nyeri masing-masing individu.
Berdasarkan penelitian Oktavia (2017) mengenai upaya penurunan
nyeri di dapatkan bahwa pengkajian nyeri yang akurat diperlukan untuk
upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif. Hal ini berkaitan dengan yang
terjadi di lapangan dimana Hasil evaluasi pada kedua pasien setelah
dilakukan pengkajian nyeri secara berkelanjutan didapatkan bahwa skala
nyeri pasien berkurang.

b. Melakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam


Teknik napas dalam dilakukan dengan cara meminta pasien
meletakan satu tangan didada dan satu tangan di abdomen kemudian
melatih pasien melakukan napas perut (tarik napas dalam melalui hidung
3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup), menahan napas (3 hitungan) serta
menghembuskan napas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup).
Pada pasien 1 di hari pertama penulis mengajarkan kepada pasien
untuk melakukan teknik napas dalam dan meminta pasien untuk
mengulangi dan melakukan teknik napas dalam hingga nyeri sedikit
berkurang. Begitu pula pada hari kedua dan ketiga pasien melakukan
teknik napas dalam dengan benar dan mengulangi hingga nyeri berkurang.
setelah dilakukan implementasi keperawatan teknik relaksasi napas dalam,
pasien 1 mengatakan tindakan ini dapat mengurangi sedikit rasa nyeri dan
pasien mengulanginya sehingga didapatkan ada perubahan skala nyeri
yang pada awalnya skala nyeri 6 pada hari pertama turun menjadi skala
nyeri 4 pada hari kedua dan menjadi skala nyeri 2 pada hari ketiga.

Poltekkes Kemenkes Palembang


139

Pada pasien 2 di hari pertama penulis mengajarkan kepada pasien


untuk melakukan teknik napas dalam dan meminta pasien untuk
mengulangi dan melakukan teknik napas dalam hingga nyeri sedikit
berkurang. Begitu pula pada hari kedua dan ketiga pasien melakukan
teknik napas dalam dengan benar dan mengulangi hingga nyeri berkurang.
Setelah dilakukan implementasi keperawatan teknik relaksasi napas dalam,
pasien 2 mengatakan tindakan ini dapat mengurangi sedikit rasa nyeri dan
pasien mengulanginya sehingga didapatkan ada perubahan skala nyeri
yang pada awalnya skala nyeri 5 pada hari pertama turun menjadi skala
nyeri 4 pada hari kedua dan menjadi skala nyeri 2 pada hari ketiga.
Pasien 1 dan pasien 2 memiliki keinginan yang besar untuk segera
pulih, kedua pasien mengikuti apa yang diperintahkan dan selalu
mengulangi teknik relaksasi napas dalam saat merasakan nyeri sehingga
terdapat pengaruh teknik napas dalam terhadap penurunan skala nyeri.
Berdasarkan hasil penelitian Waulyo & seminar (2017) pada kasus
gastritis dilakukan implementasi mengkaji nyeri dan melakukan teknik
relaksasi napas dalam adanya perubahan skala nyeri sebelum dan sesudah
dilakukan implementasi mengkaji nyeri, yaitu pada kasus seorang pasien
dilakukan implementasi selama 10-15 menit, setelah itu peneliti meminta
pasien beristirahat sejenak,selanjutnya peneliti mengkaji ulang nyeri dan
hasilnya pasien mengatakan nyerinya berkurang dan pasien sudah lebih
rileks, pasien mengatakan skala nyeri dari 5-6 ( nyeri sedang) menurun
menjadi 3 (nyeri ringan). Hal ini berkaitan dengan yang terjadi di lapangan
dimana Hasil evaluasi pada kedua pasien setelah dilakukan teknik relaksasi
napas dalam secara berkelanjutan didapatkan bahwa skala nyeri pasien
berkurang.

c. Edukasi tentang nyeri


Hasil implementasi edukasi tentang nyeri didapatkan pada pasien 1
awalnya tidak mengetahui tentang nyeri namun setelah diberikan edukasi
tentang nyeri selama tiga hari pasien mampu menjelaskan apa itu nyeri,

Poltekkes Kemenkes Palembang


140

klasifikasi nyeri, faktor yang mempengaruhi nyeri, tanda dan gejala nyeri,
serta cara mengurangi nyeri.
pada pasien 2 awalnya tidak mengetahui tentang nyeri namun
setelah diberikan edukasi tentang nyeri selama tiga hari pasien mampu
menjelaskan apa itu nyeri, klasifikasi nyeri, faktor yang mempengaruhi
nyeri, tanda dan gejala nyeri, serta cara mengurangi nyeri.
Selama melakukan tindakan keperawatan edukasi tentang nyeri
pasien 1 dan pasien 2 menyimak dan sangat kooperatif mendengarkan
penjelas dari penulis tentang edukasi nyeri dan kedua pasien mampu
menjawab pertanyaan tentang nyeri.
Berdasarkan penelitian Zulainda (2016) tentang pengaruh edukasi
terhadap pengetahuan tentang nyeri serta tentang penyakit gastritis
ditemukan rata – rata pengetahuan responden setelah dilakukan
implementasi terjadinya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan edukasi yaitu dari 7,60 menjadi 14,33.

d. Kolaborasi Pemberian Obat


Pada pasien 1 di hari pertama penulis melakukan pemberian obat 1
vial lansoprazole 30 mg, Begitu pula pada hari kedua dan ketiga penulis
melakukan pemberian obat yang sama.
Pada pasien 2 di hari pertama penulis melakukan pemberian obat 1
vial lansoprazole 30 mg, Begitu pula pada hari kedua dan ketiga penulis
melakukan pemberian obat yang sama.
Selama melakukan tindakan kolaborasi pemberian obat pasien 1
dan pasien 2 kooperatif dan mengatakan bahwa pemberian obat dapat
menurunkan asam lambung dan mengurangi nyeri yang dirasakan oleh
pasien tersebut.
Berdasarkan penelitian Siska (2013) tentang asuhan keperawatan
nyeri akut di bangsal dahlia Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta
menunjukkan bahwa setelah dilakukannya implementasi seperti pemberian
analgesik, pasien mengungkapkan nyeri berkurang. Hal ini berkaitan
dengan yang terjadi di lapangan dimana Hasil evaluasi pada kedua pasien

Poltekkes Kemenkes Palembang


141

setelah dilakukan kolaborasi pemberian obat anti nyeri didapatkan bahwa


skala nyeri pasien berkurang.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Penulis menyadari bahwa penelitian ini terdapat banyak keterbatasan yaitu
a. Fokus penelitian ini dibatasi hanya pada dua pasien saja
b. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini tidak mengontrol faktor-faktor
lain yang dapat menyebabkan peningkatan skala nyeri, sehingga dirasa
perlu untuk menggali informasi lebih lanjut.

Poltekkes Kemenkes Palembang


142

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa lambung yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa yang dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain (Ode, 2015). Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau
perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik (Price dan
Wilson, 2006 ).

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien 1 dan pasien 2


Gastritis dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
didapat kesimpulan :

6.1.1 Tindakan Mengkaji Nyeri


Tindakan mengkaji nyeri tersebut sangat efektif untuk mengetahui
intensitas nyeri pasien dan untuk mengetahui tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Pada pelaksanaan dilapangan,
tidak ada hambatan dalam mengkaji nyeri pada kedua pasien semua berjalan
dengan baik dan lancar.
6.1.2 Teknik Relaksasi Napas dalam

Tindakan teknik relaksasi napas dalam pada kedua pasien didapat bahwa
nyeri pada pasien berkurang dikarenakan pasien mengatakan melakukan teknik
relaksasi napas dalam jika nyeri tersebut muncul. Tidak ada hambatan dalam
melakukan teknik relaksasi napas dalam pada kedua pasien.
6.1.3 Edukasi Tentang Nyeri
Tindakan edukasi tentang nyeri pada kedua pasien didapat bahwa kedua
Pasien awalnya belum mengetahui tentang nyeri yang dideritanya, namun
setelah dilakukan edukasi tentang nyeri pasien akhirnya tahu tentang nyeri yang
dideritanya, dan setelah diberikan edukasi tentang nyeri kedua pasien juga
akhirnya tahu cara penetalaksanaan nyerinya.

Poltekkes Kemenkes Palembang


143

6.1.4 Kolaborasi Pemberian Obat

Tindakan kolaborasi pemberian obat pada kedua pasien didapat


bahwa nyeri pada pasien berkurang sehingga pasien merasa nyaman. Obat
yang diberikan bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu
penyakit atau keluhan yang dirasakan pasien yang diberikan sesuai
anjuran dokter. Hanya saja hambatan dalam melakukan pemberian obat
dikarenakan keterbatasan waktu penulis dan aturan yang telah ditetapkan
di rumah sakit.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan Rumah Sakit dapat meningkatkan dan mempertahankan


kualitas pemberian asuhan keperawatan yang berfokus pada pasien dengan terus
mengoptimalkan Standar Operasional Prosedur (SOP) asuhan keperawatan pada
Pasien Gastritis dengan Masalah nyeri akut secara optimal .
6.2.2 Bagi pasien/keluarga

Dapat saling bekerjasama didalam tindakan asuhan keperawatan guna


untuk mengoptimalkan proses perawatan dan diharapkan pasien mampu
menerapkan implementasi yang telah diajarkan secara mandiri dan bisa dibantu
oleh keluarga.

6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Melalui Karya Tulis Ilmia ini dapat digunakan bahan pembelajaran semua
pihak institusi, dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan
pendidikan keperawatan khususnya dibidang keperawatan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


144

DAFTAR PUSTAKA

A Potter, & Perry, A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume 2. Jakarta: EGC
A.Aziz Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. 2013. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM). Surabaya: Health Books Publishing.

Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan proses keperawatan nyeri. Jogjakarta :


Arifianto, Fahrur. 2013. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI).

Ar-Ruzz Media
Asmadi. 2013. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Aspiani, RY. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans Info
Media.

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan


Metodologis Ke arah Penguasaan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Carpento, L.J. 2013. Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik


(Terjemahan). Edisi 6. Jakarta: EGC.

Daldiyono. 2013. Gastroenterologi Hepatolog. Jakarta: Sagung Seto.

Depkes RI. 2014. Konsep Kebiasaan Makan. (diakses tanggal 02 januari 2021).

Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Selatan.

Diyono, Sri Mulyanti. 2013. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Pencernaan.


Jakarta : Kencana
Doenges, Marilynn E.dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III.Alih
Bahasa: I Made Kriasa.EGC.Jakarta

Herlan, 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Gastritis. Dalam : Sudoyo
AWHidayah, 2012.Kesalahan-kesalahan Pola Makan Pemicu Penyakit
Mematikan.Yogyakarta : Buku Biru

Judha, Sudarti, (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan, Nuha
Medika : Yogyakarta

La Ode, Syarif. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Poltekkes Kemenkes Palembang


145

Macnee. 2004. Understanding Nursing Reseach: Reading and Using Research in


Practice. Philadelphia: Lippincott, William and Wilkins.

Mardalena, I. 2018. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem


Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuari Afrian Nian, 2015. Buku ajar asuhan pada gangguan sistem
gastrointestinal. Jakarta: TIM
Nuari .2014. Buku Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta: Trans Info Media.

Nurarif, A.H dan Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.

Potter, P.A., Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edsi 4.
Jakarta: EGC.

Prasetyo, S. N. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :


Graha Ilmu.
Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Leskonfi, Depok

Puspadewi, V.A., & Endang L. 2015. Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan.
Yogyakarta: Kanisius.

Rahma M., Ansar J., & Rismayanti. (2013).Faktor Resiko Kejadian Gastritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa .Jurnal MKMI.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5489/JURNAL
%20MKMI.pdf 09 Mei 2017.

Sjamsuhidajat R. Dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC
Soemoharjo, Fahrur. 2013. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan
kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI). Jakarta : PGI.

Sukarmin.2013. Keperawatan pada sistem pencernaan. Yogyakarta: Pustaka

Sunarmi. 2018. Faktor-faktor yang Berisiko dengan Penyakit Gastritis di


Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Palembang Tahun 2018.
Volume 8, Juni 2018. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan

Thahir, Nuryanti& Nurlela.(2018). “Pengaruh Relaksasi Napas Dalam Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Ruang Rawat Inap
Rsud Haji Makassar.”Patria Artha Journal Of Nursing Science2(2): 129–
34. Http://Ejournal.Patria-Artha.Ac.Id/Index.Php/Jns.

Poltekkes Kemenkes Palembang


146

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Wijaya, & Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta: Nuha Medika
Yogyakarta : Citra Cendika.
Yusmaninita. 2009. Rasionalitas Penggunaan Obat. RSUP H. Adam Malik,
Medan.

Poltekkes Kemenkes Palembang


LAMPIRAN
PERMOHONAN JUDUL LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini ,dengan ini mengajukan Judul Laporan Tugas Akhir :
Nama : Lisa Panesia
NIM : PO.71.20.1.18.054
Tingkat : III B
Pembimbing I : Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes
Pembimbing II : Syokumawena, S.Kep, M.Kes

No JUDUL
Implementasi Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus tipe II dengan Masalah Defisit
1.
Nutrisi di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021
Implementasi Keperawatan pada Pasien Gastritis dengan Masalah Nyeri akut di RS
2.
Muhammadiyah Palembang Tahun 2021
Implementasi Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus tipe II dengan Masalah
3.
Gangguan Integritas Kulit di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021

No Judul yang di ACC : 2

Demikian, atas bimbingan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Palembang, 29 Desember 2020

Lisa Panesia
NIM. PO.71.20.1.18.054

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes Syokumawena, S.Kep, M.Kes


NIP. 196801281990032002 NIP. 197507141999032004

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes


NIP. 196801281990032002
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Lisa Panesia


NIM : PO.71.20.1.18.054
JUDUL : Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dengan Masalah
Nyeri Akut Di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021
PEMBIMBING I : Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes

No. Tanggal Materi Hasil Konsultasi Paraf


1 29 Desember 2020 Konsultasi dan Acc Judul
Pengajuan Judul KTI

2 11 Januari 2021 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I


(Latar belakang, manfaat)

3 25 Januari 2021 Konsultasi Perbaikan ACC BAB I


BAB I lanjut BAB II

4 26 Januari 2021 Konsultasi BAB II Perbaikan BAB II


(Asuhan Keperawatan)

5 27 Januari 2021 Konsultasi Perbaikan ACC BAB II


BAB II Lanjut BAB III

6 28 Januari 2021 Konsultasi BAB III Perbaikan BAB III


(Definisi Istilah)

7 29 Januari 2021 Konsultasi Perbaikan ACC BAB III


BAB III Lanjut Seminar Proposal

8 22 April 2021 Konsultasi Bab IV Perbaiakan Bab IV


( profil ruangan dan
implementasi)
9 28 April 2021 Konsultasi perbaikan ACC Bab IV
Bab IV Lanjut Bab V
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN

28 April 2021 Konsultasi Bab V Perbaiakan Bab V


(Perbaikan Uraian
pembahasan)
29 April 2021 Konsultasi perbaikan ACC Bab V
Bab V Lanjut Bab VI

29 April 2021 Konsultasi Bab VI Perbaikan Bab VI


(saran)

30 April 2021 Konsultasi perbaikan ACC Bab VI


Bab VI

01 Mei 2021 Konsultasi abstrak ACC Abstrak


Lanjut Seminar Hasil

Palembang, 03 Mei 2021


Pembimbing I,

Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Lisa Panesia


NIM : PO.71.20.1.18.054
JUDUL : Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis Dengan Masalah
Nyeri Akut Di RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2021
PEMBIMBING I : Syokumawena, S.Kep, M.Kes

No. Tanggal Materi Hasil Konsultasi Paraf


1 29 Desember 2020 Konsultasi dan Acc Judul
Pengajuan Judul KTI

2 20 Januari 2021 Konsultasi BAB I Perbaikan BAB I


(Latar belakang, tujuan)

3 25 Januari 2021 Konsultasi Perbaikan ACC BAB I


BAB I lanjut BAB II

4 26 Januari 2021 Konsultasi BAB II Perbaikan BAB II


(Konsep penyakit, Askep)

5 27 Januari 2021 Konsultasi Perbaikan ACC BAB II


BAB II Lanjut BAB III

6 28 Januari 2021 Konsultasi BAB III Perbaikan BAB III


(Kerangka Konsep)

7 29 Januari 2021 Konsultasi Perbaikan ACC BAB III


BAB III Lanjut Seminar Proposal

8 22 April 2021 Konsultasi Bab IV Perbaiakan Bab IV


( profil ruangan dan
implementasi)
9 28 April 2021 Konsultasi perbaikan ACC Bab IV
Bab IV Lanjut Bab V
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN

10 28 April 2021 Konsultasi Bab V Perbaiakan Bab V


(Perbaikan Uraian
pembahasan)
11 29 April 2021 Konsultasi perbaikan ACC Bab V
bab V Lanjut Bab VI

12 29 April 2021 Konsultasi Bab VI Perbaikan Bab VI


(saran)

13 30 April 2021 Konsultasi perbaikan ACC Bab VI


bab VI

14 01 Mei 2021 Konsultasi abstrak ACC Abstrak


Lanjut Seminar Hasil

Palembang, 03 Mei 2021


Pembimbing II,

Syokumawena, S.Kep, M.Kes


NIP. 1968012819900232002
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN
Jl.Merdeka76-78Palembang30134,Telp.(0711)351081,e-mail:prodid3kep.plg@poltekkespalembang.ac.id

INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipasi)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Lisa
Panesia dengan judul Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis dengan Masalah
Nyeri Akut di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Palembang, 28 Maret 2021

Saksi Yang Memberikan Persetujuan

Marlin Aryanto Lase

Palembang, Maret 2021


Peneliti

Lisa Panesia
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIDIPLOMAIIIKEPERAWATAN
Jl.Merdeka76-78Palembang30134,Telp.(0711)351081,e-mail:prodid3kep.plg@poltekkespalembang.ac.id

INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipasi)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan oleh Lisa
Panesia dengan judul Implementasi Keperawatan Pada Pasien Gastritis dengan Masalah
Nyeri Akut di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2021.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya
dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Palembang, 05 April 2021

Saksi Yang Memberikan Persetujuan

Vifin Asnah

Palembang, 03 April 2021


Peneliti

Lisa Panesia
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PALEMBANG

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES PALEMBANG

FORMAT PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : ………………….... Tempat Praktik : ……………..

NIM : …………………… Tgl.pengkajian : ……………...

I. Identitas klien

Nama (inisial) : ………………...... Tgl MRS : ……………...

TTL : ………………….. Sumber : ……………...

(kab/kota, umur) /………tahun Informasi

Jenis kelamin : PerempuanLaki-laki

Alamat : ………………………………………………………
……………………………………………………….

Status perkawinan : Kawin Janda Duda Belum kawin

Agama : …………………...

Suku : …………………...

Pendidikan : SD SMP SMA PT

Pekerjaan : PNS ABRI/POLRIPensiunan

WiraswastaTani Buruh
Keluarga terdekat yang dapat dihubungi segera (orang tua/wali/suami/istri/dll)

Nama : …………………...
(lengkap/panggilan)

Pendidikan : SD SMP SMA PT

Pekerjaan : PNS ABRI/POLRI Pensiunan

WiraswastaTani Buruh

Alamat : ……………………………………………………..

……………………………………………………..

II. Status Kesehatan saat ini

1. Alasan kunjungan/ : ..............................................................................


..............................................................................
Keluhan utama
..............................................................................

2. Faktor pencetus : ..............................................................................


..............................................................................

3. Lamanya keluhan : ..............................................................................

4. Timbulnya keluhan :Bertahap Mendadak

5. Faktor yang : ..............................................................................


memperberat ..............................................................................

6. Upaya yang dilakukan


untuk mengatasinya

Sendiri
: ..............................................................................
Orang lain : ..............................................................................

7. Diagnosis Medis : ..............................................................................


..............................................................................

III. Riwayat Kesehatan yang lalu

1. Penyakit yang
pernah dialami

a. Kanak-kanak
: ..............................................................................
b. Kecelakaan
: ..............................................................................
c. Pernah dirawat
: Penyakit : .................... Waktu/lama: ........... /.......
d. Operasi
: ..............................................................................

2. Alergi : ..............................................................................
..............................................................................

3. Imunisasi : ..............................................................................
..............................................................................
..............................................................................

4. Kebiasaan : Merokok KopiAlkohol

Lain-lain, sebutkan .......................................

5. Obat-obatan

Sendiri : Jenis :........................................ , lamanya: ..........

Orang lain (resep) : Jenis :........................................ , lamanya: ..........

6. Pola nutrisi

a. Frekuensi makan : ............................. x / hari


b. Berat Badan (BB) : ............................. kg

c. Tinggi Badan (TB) : ............................. cm

d. Jenis makanan : ..............................................................................

..............................................................................

e. Nafsu makan : Baik

Sedang, alasan; mual/muntah/sariawan

Kurang, alasan; mual/muntah/sariawan

f. Perubahan BB : Tetap

3 bulan terakhir Bertambah .................. kg

Berkurang ................... kg

7. Pola Eliminasi

a. Buang Air Besar

Frekuensi : ......... x/hariPengg. pencahar: Ya Tidak

Waktu : Pagi Sore Malam

Warna : KuningHitam Abu-abu Lain..........

Konsistensi : Keras Lunak LembekCair

b. Buang Air Kecil

Frekuensi : ........... x/hari

Warna : Kuning/jernih CoklatCoklat tua

Bau : Putih Merah Lain-lain, sebutkan............


8. Pola tidur dan istirahat

a. Waktu tidur (jam) : ........................... WIB

b. Lama tidur (jam) : ........................... jam

c. Kebiasaan pengantar : ..............................................................................


..............................................................................
tidur

d. Kesulitan dalam : Menjelang tidur


Sering/mudah terbangun
hal tidur

Merasa tidak puas setelah bangun tidur

9. Pola aktivitas dan

Latihan

a. Kegiatan dalam : ..............................................................................


pekerjaan

b. Olahraga
: Jenis, sebutkan ........................ frekuensi: ............
c. Kegiatan dalam
: ..............................................................................
waktu luang
..............................................................................
d. Kesulitan/keluhan
dalam hal : Pergerakan tubuh
Mandi mengenakan pakaian

Bersolek

Berhajat

Sesak napas setelah mengadakan aktivitas

Mudah merasa kelelahan


10. Pola Bekerja

a. Jenis pekerjaan : PNSABRI/POLRIPensiunan

Wiraswasta TaniBuruhBelum kerja

b. Jumlah jam kerja : ................. jam/24 jam

c. Jadual kerja : Reguler Shift

:
d. Lain-lain, sebutkan ..............................................................................
IV. Riwayat Keluarga

Genogram

V. Riwayat Lingkungan

1. Kebersihan : ..............................................................................
..............................................................................
2. Bahaya :
..............................................................................
3. Polusi :

VI. Aspek Psikososial

1. Pola pikir dan persepsi


a. Alat bantu yang : Kaca mata

digunakan Alat bantu pendengaran

b. Kesulitan yang : Sering pusing

dialami Menurunnya sensitifitas terhadap sakit

Menurunnya sensitifitas terhadap panas/dingin

Membaca/menulis

2. Persepsi diri

a. Hal yang sangat : ..............................................................................


..............................................................................
dipikirkan saat ini
..............................................................................
b. Harapan setelah : ..............................................................................
..............................................................................
menjalani perawatan
..............................................................................
c. Perubahan yang :

dirasa setelah sakit

3. Suasana hati : ..............................................................................


..............................................................................
Rentang perhatian :

4. Hubungan / Bahasa utama : ................................................

komunikasi Bahasa daerah : ................................................

a. Bicara : JelasRelevan

Mampu mengekspresikan

Mampu mengerti orang lain


b. Tempat tinggal : Sendiri

Bersama orang lain, yaitu .................................

c. Kehidupan keluarga : Adat istiadat yang dianut: ....................................

Pembuatan keputusan dalam keluarga:................

Pola komunkasi : .................................................

Keuangan :Memadai Kurang

e. Kesulitan dalam : Hubungan orang tua

keluarga Hubungan sanak saudara

Hubungan perkawinan

5. Kebiasaan Seksual

a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi :

FertilitasLibidoEreksi

MenstruasiKehamilan Alat kontrasepsi

b. Pemahaman terhadap fungsi seksual : ................................................

........................................................................................................................

6. Pertahanan Koping

a. Pengambilan : Sendiri

keputusan Dibantu orang lain, sebutkan ..........................

b. Yang disukai tentang : ..............................................................................


..............................................................................
diri sendiri
c. Yang ingin dirubah : ..............................................................................
..............................................................................
dari kehidupan

d. Yang dilakukan jika :Pemecahan masalah


stress
Makan

Tidur

Makan obat

Cari pertolongan

Lain-lain (misal. marah, diam, dll),

sebutkan .........................................................

e. Yang dilakukan : ..............................................................................


..............................................................................
perawat agar anda
..............................................................................
nyaman dan aman

7. Sistem Nilai – Kepercayaan

a. Siapa atau apa : ..............................................................................


sumber kekuatan ..............................................................................

b. Apakakah Tuhan, Agama, Ya

Kepercayaan Tidak

c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan

frekuensi), sebutkan ....................................................................................

d. Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di Rumah


Sakit, sebutkan ............................................................................................

8. Tingkat perkembangan : Usia Karakteristik

.............. .................................................

.............. .................................................

.............. .................................................

.............. .................................................

VII. Pengkajian Fisik

1. Kepala : Bentuk : ..............................................................

Keluhan yang berhubungan: Pusing

Sakit kepala Lain-lain, sebutkan ..............

2. Mata : Ukuran pupil : .......... mm Isokor Unisokor

Reaksi terhadap cahaya : .....................................

Akomodasi : ........................................................

Bentuk : ...............................................................

Konjungtiva : .......................................................

Fungsi penglihatan : Baik Kabur

Tidak jelas Dua bentuk Sakit

Tanda-tanda radang : ...........................................

Pemeriksaan mata terakhir : ................................


Operasi : ..............................................................

Kaca Mata : .........................................................

Lensa Kontak : ....................................................

3. Hidung : Reaksi alergi : ......................................................

Cara mengatasinya : ......................................

Pernah mengalami flu : ........................................

Bagaimana frekuensi per tahun : ..................

Perdarahan : .........................................................

4. Mulut dan Gigi : Gigi : ....................................................................

Kesulitan/gg berbicara : .......................................

Kesulitan menelan : .............................................

Pemeriksaan gigi terakhir : ..................................

5. Pernapasan : Suara napas: Wheezing Ronchi basah

Ronchi kering Lain-lain, sebutkan..............

Frekuensi : ...................... x/menit

Pola napas: ...........................................................

Batuk : Ya Tidak

Dispnea : Ya Tidak

Sputum : ....................... Nyeri : Ya Tidak

Kemampuan melakukan aktivitas : .....................


..............................................................................

Batuk darah : Ya Tidak

Sianosis : .............................................................

Rontgen Foto terakhir .................... Hasil ............

..............................................................................

6. Kardiovaskuler dan : Nadi perifer : .......................................................

Sirkulasi Capillary Refill (CR) : ........................................

Distensi vena jugularis : ………………………..

Suara jantung : ………………………………….

Suara jantung tambahan : ....................................

Irama jantung (monitor) : ....................................

Nyeri : ............................. Edema : ....................

Palpitasi : ......................... Baal : .........................

Perubahan warna (kulit, kuku, bibir, dll) : ..........

Clubbing : ............................................................

Keadaan ekstrimitas :..........................................

Synkop : ...............................................................

7. Nutrisi : Jenis diet : ............................................................

Napsu makan :Baik Kurang

Rasa mual : Ya Tidak


Muntah : Ya Tidak

Intake cairan, Jenis: ................. Jumlah: ............

8. Eliminasi

Buang Air Besar : Penggunaan laxantif : Ya Tidak

Colostomy : .........................................................

Ileostomy : ...........................................................

Konstipasi : ..........................................................

Diare : ..................................................................

Buang Air Kecil : Inkontinensia : Ya Tidak

Infeksi : ...........................................................

Hamaturia : Ya Tidak

Kateter : Ya, sebutkan ................ Tidak

Urin – Output : .................................... cc

9. Reproduksi : Kehamilan : .........................................................

Buah dada : ..........................................................

Perdarahan : .........................................................

Pemeriksaan pap smear terakhir.......... ................

Hasil ..............................................................

Keputihan ............................................................

Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)


...............................
Prostat : ................................................................

Penggunaan kateter : ...........................................

10. Persafaran : Tingkat kesadaran : ......................... GCS : .......

Orientasi : ............................................................

Riwayat epilepsi / kejang / parkinson :

Ya Tidak

Reflek : ................................................................

Kekuatan menggenggam : ..................................

Pergerakan ekstrimitas : ......................................

11. Muskuloskletal : Nyeri : ..................................................................

Kekakuan : ...........................................................

Pola latihan gerak : ..............................................

12. Kulit : Warna : ................................................................

Integritas : ............................................................

Turgor : ................................................................

VIII. Data Laboratorium

Jenis Hasil Tanggal

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................


.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

IX. Pengobatan

Obat Dosis Tanggal

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

X. Hasil Pemeriksaan Penunjang lainnya

Jenis Hasil Tanggal

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

.................................. .............................................. .........................

XI. Persepsi Klien terhadap Penyakitnya

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
XII. Kesan perawat terhadap klien

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

XIII. Kesimpulan

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

Palembang, ………………….2021
Standar Operasional Prosedur (SOP)

SOP Pengkajian Nyeri


a. Tahap preinteraksi
Menyiapkan alat (kertas pengkajian nyeri dan alat tulis), membaca
catatan medis keperawatan, mengekspolasi kekuatan dan kelemahan
dalam diri saya, membaca bismillah, mencuci tangan 6 langkah dan
bertemu dengan klien.
b. Tahap orientasi:
1. Mengucapkan salam
2. Memanggil nama klien dan memverifikasi dengan nama yang ada
direkam medis.
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan prosedur dan tujuan
5. Kontrak waktu
6. Menanyakan kesediaan dan mempersilakan bertanya
7. Menjaga privasi klien.
c. Tahap kerja
1. Melakukan pengkajian nyeri dengan “PQRST”
a) P : Penyebab nyeri itu dapat timbul,hal-hal yang membuat nyeri itu
semakin bertambah atau dapat berkurang?
b) Q : Rasa nyeri yang dirasakan seperti apa ?
c) R : Daerah nyeri? Menyebar atau tidak?
d) S : Nyeri teringan yang pernah dirasakan, seberapa mengganggu
dari nyeri yang dirasakan terhadap aktivitas yang dilakukan
e) T : Lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
2. Mengevaluasi hasil dari pengkajian.
d. Tahap terminasi :
1. Mengeksplorasi perasaan pasien
2. Melakukan kontrak waktu selanjutnya
3. Mengucap salam
4. Mencuci tangan
e. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga
SOP Relaksasi Napas Dalam
a. Definisi
Teknik relaksasi napas dalam adalah suatu tindakan dengan sengaja
memfokuskan perhatian pada rangsangan lain daripada rangsangan nyeri
yang dialami (Putra dan Prasetyo, 2014)
b. Tujuan
Menurunkan intensitas nyeri pasien (Putra dan Prasetyo, 2014)
c. Indikasi
Pasien yang mengalami nyeri (Putra dan Prasetyo, 2014).
d. Persiapan Pasien
1) Berikan salam, perkenalkan diri perawat, dan identifikasi pasien
denganmemeriksa identitas pasien secara cermat
2) Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3) Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman saat
tindakanberlangsung (Putra dan Prasetyo, 2014)
e. Cara Kerja
1) Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2) Cuci tangan
3) Jelaskan pada pasien bahwa perawat yakin ada nyeri
4) Jelaskan hubungan antara stress dan ketegangan otot terhadap nyeri
5) Jelaskan teknik pernapasanan
a) Irama lambat
 Tarik napas dalam lewat hidung dan keluarkan lewat mulut
 Insruksikan untuk napas ekstra jika diperlukan
b) Pernapasan denyut jantung
 Bernapas lambat dan dalam
 Menghitung nadi pada pergelangan
 Tarik napas pada hitungan denyut nadi ke 2
 Menghembuskan napas pada hitungan nadi ke3
c) Pernapasan “He-Who”
 Mengambil napas dalam
 Tarik napas dan menyebut “He” pada saat tarik napas
 Menghembuskan napas sambil menyebut “Who”
 Frekuensi dapat ditingkatkan jika nyeri meningkat (jangan
melebihi 40x/menit)
6) Lakukan teknik bersama pasien dan beri kesempatan pasien
untukredemonstrasi
7) Anjurkan pasien untuk mempraktekkan teknik tersebut ketika
nyerimuncul
8) Jelaskan bahwa teknik ini dapat digunakan dengan obat-obatan
danbiasanya meningkatkan efeknya.
9) Beritahu bahwa tindakan telah selesai
10) Cuci tangan
11) Kaji respon pasien (subyektif dan obyektif)
12) Buat kontrak pertemuan selanjutnya
13) Akhiri kegiatan dengan baik
14) Dokumentasikan nama, tindakan, tanggal dan jam pelaksanaan hasil
yang diperoleh, respon pasien selama tindakan, serta nama dan paraf
perawat pelaksana (Putra dan Prasetyo, 2014).

SOP Edukasi Nyeri


a. Definisi
Memberikan pendidikan, pengetahuan dan pemahaman tentang nyeri
pada pasien
b. Tujuan
Setelah pasien mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan
pasien dan keluarga dapat memahami dan mengerti tentang konsep nyeri
c. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan.
d. Prosedur Kerja
Tahap Pembukaan
1. Membuka acara dengan mengucapkan salam dan perkenalan
2. Menyampaikan topik dan tujuan Penyuluhan kepada sasaran
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan penyuluhan dengan sasaran
Tahap Kerja
1. Mengkaji ulang tingkat pengetahuan sasaran
2. Menjelaskan pengertian nyeri, jenis- jenis nyeri, penyebab nyeri,
cara pencegahan nyeri, memonitor nyeri, strategi meredakan nyeri
dan faktor – faktor yang mepengaruhi nyeri.
3. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menanyakan hal –
hal yang belum dipahami
Tahap terminasi
1. Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang telah
disampaikan
2. Menyimpulkan materi
3. Menutup acara dengan mengucapkan salam

SOP Kolaborasi Pemberian Obat


a. Definisi
Pemberian obat adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
memasukkan obat melalui rute mulut.
b. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan.
c. Persiapan alat
1) Daftar obat pasien (jenis/nama obat, dosis obat, jadwal pemberian,
nomor registrasi pasien)
2) Buku obat pasien3
3) Tempat obat dan tutupnya (beretiket nama pasien, kamar,dan nomor
tempat tidur)
4) Gelas ukur
5) Gelas obat
6) Gelas air minum
7) Air minum dan cerek
8) Sedotan
9) Pipet
10) Serbet
11) Lumpang obat dan alu obat
12) Baki
13) Bengkok/tempat sampah
d. Prosedur Kerja
1) Mencuci tangan
2) Mengatur tempat-tempat obat dalam baki, buku obat dan daftarobat
3) Menyiapkan obat yang diperlukan
4) Membaca daftar obat, mengambil obat sesuai dengan jenis danjumlah,
kemudian memasukkan ke dalam tempat obat pasiendan
mengembalikan obat ketempat semula.
5) Meletakkan baki obat, air minum dalam gelas, sedotan dandaftar/buku
obat diatas meja obat beroda
6) Mendorong meja obat kekamar pasien
7) Memeriksa kembali obat lalu diberikan pada pasien. Tunggusampai
semua obat ditelan habis
8) Bantu pasien yang tidak bisa minum sendiri
9) Bersihkan dan rapikan kembali pasien
10) Obat yang sudah diminum pasien beri tanda (√) pada buku obatdan
jangan lupa tanda tangan perawat.
11) Mencuci tangan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Edukasi Tentang Nyeri


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Lisa Panesia
I. Analisa Situasi
Sasaran : Pasien yang menderita penyakit Gastritis dengan masala nyeri
akut dan keluarga pasien
Penyuluh : Mahasiswa yang sedang melakukan studi kasus di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang yang mampu
menyampaikan materi penyuluhan dengan baik
Ruangan :Rumah pasien dan keluarga pasien yang dilakukan kunjungan.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
partisipan dapat memahami tentang nyeri.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien
partisipan dapat:
1. Menjelaskan pengertian Nyeri
2. Menyebutkan klasifikasi Nyeri
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Nyeri
4. Menyebutkan Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
5. Menjelaskan cara Mengatasi / Mengurangi Nyeri

IV. Pokok-pokok Pembahasan


1. Pengertian Nyeri
2. Klasifikasi Nyeri
3. Tanda dan Gejala Nyeri
4. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
5. Cara Mengatasi / Mengurangi Nyeri
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. Media
1. Leaflet

VII. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan TIK Kegiatan Kegiatan peserta Waktu


penyuluhan

Pembukaan 1.Mengucapkan 1. Mengucapkan 1. Menjawab 5 menit


Salam
Salam Salam
2.Memperkenal -
kan Diri 2.Menyampaikan 2.Memperhatikan
dan mendengarkan
identitas diri

3. Menanyakan 3.Mendengaran dan


Apersepsi
Kilas menjawab
pengetahuan
Peserta

Relevansi 4.Membandingkan
pendapat 4.Mendengarkan
peserta dengan
kenyataan

5. Menjelaskan
5. Menjelaskan 5.Mendengarkan
dan memahami
Tujuan Tujuan tujuan

6.Kontrak waktu 6.Menyampaikan 6.Mendengarkan


dan menyepakati
kontrak waktu kontrak waktu

Pelaksanaan 1. Pengertian 1. Menjelaskan 1.Mendengarkan 20 menit


dan Memperhati-
Nyeri pengertian Nyeri kan materi yang
diberikan

2. Memberikan
2.Mengajukan
kesempatan pada Pertanyaan

peserta untuk

bertanya

2. Klasifikasi 1. Menyebutkan 1.Mendengarkan


Nyeri Klasifikasi Nyeri dan
Memperhatikan
materi yang
diberikan

2. Memberikan
2.Mengajukan
kesempatan pada Pertanyaan

peserta untuk

bertanya
3. Tanda dan 1. Menyebutkan 1.Mendengarkan
Gejala Nyeri dan Memperhatikan
Tanda dan Gejala materi yang
Nyeri diberikan

2. Memberikan
2.Mengajukan
kesempatan pada
peserta untuk Pertanyaan
bertanya

4. Faktor Yang 1. Menyebutkan 1.Mendengarkan


mempengaruhi faktor yang danMemperhati
nyeri mempengaruhi an materi yang
nyeri diberikan

2. Memberikan 2.Mengajukan
pertanyaan
kesempatan
pada peserta
untuk bertanya

5. Cara 1. Menjelaskan
Menangani / 1.Mendengarkan
cara Menangani/
mengurangi danMemperhati
mengurangi nyeri
Nyeri kan materi yang
diberikan

2. Memberikan 2.Mengajukan
Pertanyaan
kesempatan
pada

peserta untuk

bertanya
Penutup 1. Evaluasi 1. Memberikan 1. Menjawab 5 menit

Pertanyaan Pertanyaan

2. Kesimpulan 2. Menyimpulkan 2.Mendengarkan

hasil penyuluhan Kesimpulan

bersama peserta

3. Tindak lanjut 3. Menyampaikan 3.Memperhatikan


tindak lanjut
tindak lanjut

4.Salam penutup 4. Menyampaikan


4. Menjawab
salam

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan
2) Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan

2. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang direncanakan
2) Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
Penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
1) Jelaskan pengertian Nyeri ?
2) Sebutkan Klasifikasi Nyeri ?
3) Sebutkan Tanda dan Gejala Nyeri ?
4) Sebutkan Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
5) Jelaskan cara Mengatasi / Mengurangi Nyeri
Leaflet
DOKUMENTASI

Pasien 1
Pasien 2

Anda mungkin juga menyukai