Anda di halaman 1dari 58

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG


DEMAM PADA BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG
MORAWA KOTA KABUPATEN DELI SERDANG

JOHANNES SAMUEL PURBA

P07520119073

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN
2022

1
SCIENTIFIC WRITING

DESCRIPTION OF MOTHER'S KNOWLEDGE ABOUT FEVER


SEQUELS IN TOLLS AT TANJUNG MORAWA HEALTH
CENTER, DELI SERDANG REGENCY

JOHANNES SAMUEL PURBA

P07520119073

MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH


DEPARTMENT OF NURSING
YEAR 2022

2
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG


DEMAM PADA BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG
MORAWA KOTA KABUPATEN DELI SERDANG

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma lll Keperawatan

JOHANNES SAMUEL PURBA

P07520119073

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN
2022

3
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG


DEMAM PADA BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG
MORAWA KOTA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
2022
NAMA : JOHANNES SAMUEL PURBA
NIM : P07520119073

Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Di Uji Dihadapan


Penguji
Medan, 22 Juni 2022

Menyutujui

Pembimbing

(Masnila Siregar, S.Kep., Ns, M.Pd)

NIP : 197011301993032013

Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

( Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes )

NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG


DEMAM PADA BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG
MORAWA KOTA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
2022
NAMA : JOHANNES SAMUEL PURBA
NIM : P07520119073

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Di Uji Pada Sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Tahun 2022

Penguji I Penguji II

Tiurlan M. Doloksaribu, S.Kep,.Ns, M.Kep Wiwik Dwi Arianti, S.Kep, Ns, M.Kep
NIP . 197701062002122003 NIP . 197512021997032003

Ketua Penguji

( Masnila Siregar, S.Kep , Ns, M.Pd )

NIP : 197011301993032013

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

( Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes )


NIP. 196505121999032001

ii
PERNYATAAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM


PADA BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA
KABUPATEN DELI SERDANG

Dengan Ini saya menyatakan bahwa KARYA TULIS ILMIAH ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 22 juni 2022

(Johannes Samuel Purba )


Nim : P07520119073

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN

KARYA TULIS ILMIAH, 22 JUNI 2022

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM PADA


BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2022

V BAB + 42 Halaman + 5 Tabel + 1 Gambar + 10 Lampiran


ABSTRAK

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi


pada anak dan merupakan kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan
penanganan pertama. Setiap kejang yang lama (lebih dari 5 menit) berdampak
membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Pengetahuan seorang ibu berpengaruh dalam melakukan tindakan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang
kejang demam pada balita di Daerah Puskesmas I Tanjung Morawa Kota.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptip kuantitatif.
Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu memiliki anak balita di Puskesmas
Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang berjumlah 30 orang dengan
jumlah sampel sebanyak 30 orang.
Hasil dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang kejang demam
pada balita berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur < 21 tahun, pengetahuan
ibu mayoritas kurang sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur >35
tahun, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).
Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan pendidikan
yaitu ibu yang berpendidikan dasar, pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak
6 responden (75.0%). Ibu yang berpendidikan menengah, mayoritas cukup
sebanyak 10 responden (52.9%). Ibu yang berpendidikan tinggi, pengetahuan
ibu mayoritas baik sebanyak 2 responden (66.7%). Pengetahuan ibu tentang
kejang demam pada balita berdasarkan pekerjaan yaitu ibu yang bekerja
mayoritas cukup sebanyak 8 responden (50.0%). Ibu yang tidak bekerja
pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak 6 responden (42.9%).
Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan ibu masih kurang
tentang kejang demam pada balita. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan dalam pendidikan kesehatan pada ibu
tentang penanganan demam pada balita.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kejang Demam, Balita


Daftar bacaan : 22 (2007-2022

iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘’GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM PADA BALITA DI
PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2022’’.
Pada kesempatan in penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada ibu
Masnila Siregar,S.Kep,Ns,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan kepada penulis sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan. Dan tidak lupa penulis juga mengucapkan
terimaksih kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM., M. Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan RI Medan.
3. Ibu Afniwati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
4. Terimakasih juga penulis ucapakan kepada ibu Tiurlan Doloksaribu,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Penguji 1 dan ibu, Wiwik Dwi Arianti , S.Kep, Ns,
M.Kep selaku penguji 2 .
5. Para dosen dan seluruh staf di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
6. Teristimewa untuk ayah Davidson Simanungkalit Dan Ibu Jojor Br silaban
S.Pd Yang Saya Cintai ,serta adik saya Eben Ezer Silaban Dan Itawati
Rumti Silaban yang telah memberikan semangat serta dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini .
7. Terimaksih juga untuk teman-teman angkatan 33 ( 3B ) atas dukungan
kepada penulis , suka duka telah banyak kita lalui bersama kalian masa
perkulihan inio sangatlah berarti.

Penulis Menyadari Bahwa dalam Penulisan ini masih banyak kekurangan Dan
jauh dari Kesempurnaan, Baik Dari Segi Penulisan maupun isi. Maka dengan

v
segala kerendahan hati penulis yang mengharapkan kritik dan saran serta
masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, 22 Juni 2022


Penulis

Johannes Samuel Purba


P07520119073

vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................4
1. Tujuan Umum.................................................................................................4
2. Tujuan Khusus ...............................................................................................4
D. Manfaat Peneliti ................................................................................................4
1. Bagi Institusi Pendidikan ................................................................................4
2. Bagi Peneliti ...................................................................................................5
3. Manfaat Teoritis .............................................................................................5
4. Manfaat Praktis ..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................6
A. Kejang Demam ..................................................................................................6
1. Pengertian Kejang Demam............................................................................6
2. Etiologi Kejang Demam .................................................................................6
3. Klasifikasi Kejang Demam .............................................................................7
4. Manifestasi Klinis Kejang Demam .................................................................7
5. Pertolongan Pertama kejang Demam ..................................................................... 7
6. Komplikasi ............................................................................................................... 8
7. Penatalaksanaan Kejang Demam ............................................................................ 9
B. Pengetahuan ....................................................................................................10
1. Pengertian ....................................................................................................10
2. Tingkat Pengetahuan ...................................................................................11
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .......................................11
.4. Cara Pengukuran Pngetahuan ...................................................................13
C. Kerangka Konsep ..............................................................................................13
D. Definisi Operasional ..........................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................15
A. Jenis dan Desain Penelitian ...........................................................................15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................................15
C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................................15
D. Jenis dan Cara Pengumpuln Data .................................................................16
E. Pengolahan Data dan Analisis Data ...............................................................16
F. Etika Penelitian ...............................................................................................18

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................19
A. HASIL PENELITIAN ..................................................................................19
B. PEMBAHASAN .........................................................................................22

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................27


A. KESIMPULAN ...........................................................................................27
B. SARAN .......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................


Lembar Kuesioner ...................................................................................................

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur, Pendidikan dan Pekerjaan


Responden Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang ............................................................................................... 29
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kejang
Demam Pada Balita Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang ...................................................................... 30
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Kejang Demam Pada Balita Berdasarkan Umur Di Puskesmas
Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang .................................. 30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang
Kejang Demam Pada Balita Berdasarkan Pendidikan Di
Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang ............. 31
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
Tentang Kejang Demam Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang ......... 31

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan Menjadi responden


2. Lembar Kuesioner Penelitian
3. Surat izin Survei Pendahuluan
4. Surat izin penelitian
5. Surat balasan dari puskesmas
6. Master tabel
7. SPSS
8. Lembar Konsultasi
9. Dokumentasi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga
juga mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik,
mental/kognitif, dan sosial) dapat dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan
bangsa (Soetjiningsih & Gde Ranuh, 2019).
Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan
peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan
peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu
masa dalam kandungan, bayi dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu
sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal
kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia satu tahun atau usia di bawah
lima tahun (Maryunani, 2018).
Penyakit dan berbagai gangguan kesehatan sulit dihindari oleh balita
dalam masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenal
berbagai macam penyakit yang dapat menyerang balita. Penyakit umum yang
dialami balita adalah asma, pilek, batuk disertai sesak nafas, demam disertai
dengan kejang (step), eksema, sakit telinga, telinga lengket, sembelit, diare, kutu
rambut dan cacingan (Novaria & Triton, 2018).
Menurut World Health Organisation (WHO) diperkirakan jumlah anak
yang mengalami kejang demam di dunia lebih dari 21,65 juta dan 216 ribu lebih
anak meninggal dunia. Kejang demam di Amerika diperkirakan meningkat 4-5%,
sedangkan angka kejadian kejang demam tertinggi di Asia berada di Guam yaitu
14%, India 5-10%, dan Jepang 6- 9%. Persentase angka kejadian demam di
bawah umur 4 tahun berkisar 3-4 % dan setelah usia 4 tahun, persentase angka
kejadian demam sekitar 6- 15 % (Wahid, 2019).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi
pada anak dan merupakan kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan
penanganan pertama. Setiap kejang yang lama (lebih dari 5 menit) berdampak
membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Pengetahuan seorang ibu berpengaruh dalam melakukan tindakan, semakin baik

1
pengetahuan ibu tentang penyakit atau masalah kesehatan maka semakin baik
juga dalam penanganannya begitupun sebaliknya jika pengetahuan ibu kurang
maka dalam penanganan terhadap masalah kesehatan akan kurang baik
(Pratiwi, 2021).
Angka kejadian kejang demam di Indonesia pada tahun 2016 mencapai
2- 5% dengan 85% yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan. Tahun
2017, sebesar 17,4% anak mengalami kejang demam dan mengalami
peningkatan pada tahun 2018 dengan kejadian kejang sebesar 22,2%. Kejang
demam dapat mengakibatkan perasaan ketakutan yang berlebihan, trauma
secara emosi dan kecemasan pada orang tua, sekitar 25-50%anak kejang
demam mengalami bangkitan kejang demam berulang. Pengalaman pertama
orang tua saat melihat anak kejang demam akan menimbulkan ketakutan pada
orang tua, hal ini menjadi masalah dan sangat mengganggu (Angelia et al.,
2019).
Angka kejadian kejang demam anak di Sumatera Utara pada tahun 2010
ditemukan pada usia 2-5 tahun sebanyak 43 orang (42%) dan di tahun 2011
angka kejadian demam pada usia 2-5 tahun ditemukan sebanyak 63 orang (60%)
(RSUD Dr. Pirngadi Medan, 2015), Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil
studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan di ruangan
anak didapatkan data angka kejadian kejang demam pada pada 1 tahun terakhir
dari bulan Januari sampai Desember 2018 sebanyak 108 ibu yang memiliki anak
kejang demam (Lubis, 2019).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi
pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam. Hal ini
dikarenakan, anak yang masih berusia dibawah 5 tahun sangat rentan terhadap
berbagai penyakit disebabkan sistem kekebalan tubuh belum terbangun secara
sempurna (Windawati & Alfiyanti, 2020).
Penanganan kejang demam pada anak sangat tergantung pada peran
orang tua khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang kejang demam merupakan
peran penting yang mempengaruhi penatalaksanaan kejang demam. Ibu yang
memiliki pengetahuan baik tentang kejang demam dapat melakukan penanganan
yang baik untuk anaknya (Langging et al., 2018). Penanganan kejang demam
harus didasari dengan pengetahuan yang benar tentang kejang demam dan
memerlukan pembelajaran yang tepat melalui pendidikan baik formal maupun

2
informal (Purnama Dewi et al., 2019).
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya. Pengetahuan setiap orang akan berbeda-beda tergantung dari
bagaimana penginderaannya masing-masing terhadap objek atau sesuatu.
Dengan sendirinya pada saat pengindraan menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian serta persepsi terhadap obyek.
Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat
yang berbeda-beda (Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2022). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial
budaya dan lingkungan (Wawan dan Dewi, 2022).
Hasil penelitian Wahyudi (2019) tentang hubungan pengetahuan dan
sikap ibu dengan penanganan kejang demam pada balita didapatkan bahwa
Sebagian besar responden tidak baik dalam melakukan penanganan kejang
demam pada balita, yaitu sebanyak 18 orang (58,1%) dan sebagian besar
responden berpengetahuan kurang baik tentang kejang demam pada balita, yaitu
sebanyak 18 orang (58,1 %).
Pernyataan penelitian di atas didukung oleh penelitian Langging, dkk
(2018) tentang pengetahuan ibu tentang kejang demam didapat bahwa
pengetahuan ibu tentang kejang demam di posyandu Anggrek RW 05 Tlogomas
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang diketahui lebih dari separuh
responden mempunyai pengetahuan dalam kategori cukup (60,0%).
Demikian juga penelitian Lubis (2019) tentang pengetahuan ibu tentang
perawatan kejang demam pada anak didapat bahwa pengetahuan ibu tentang
perawatan kejang demam pada anak di ruangan anak RSUP H. Adam Malik
Medan dari 32 responden, mayoritas berpengetahuan cukup ada 19 orang
(59,4%).
Daerah Tanjung Morawa merupakan wilayah kerja Puskesmas I Tanjung
Morawa Kota, terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kota Deli Serdang dimana
masih adanya kejadian kejang demam yang terjadi pada balita dan respon yang
diberikan orang tua khususnya Ibu terhadap kejadian tersebut. Hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Tanjung Morawa Kota didapatkan
bahwa ibu masih memiliki pengetahuan yang kurang dalam hal penanganan
kejang demam. Dari 10 ibu yang di wawancarai, 7 orang ibu mengatakan bahwa
mereka tidak tahu cara penanganan yang akan dilakukan ketika anak mereka

3
mengalami kejang demam. Hal ini disebabkan oleh belum adanya pengalaman
ibu menangani anak yang kejang demam dan para ibu belum pernah mengikuti
penyuluhan terkait penanganan demam maupun kejang demam pada anak. Dan
3 orang ibu yang memiliki anak lebih dari 2 orang mampu melakukan
penanganan yang baik pada anak jika mengalami kejang demam karena mereka
sudah memiliki pengalaman sebelumya dan para ibu sudah pernah mendapatkan
informasi tentang penanganan kejang serta sudah pernah melakukan
penanganan pada anak mereka jika mengalami kejang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul ‘’Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang kejang Demam
Pada Balita di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang Tahun
2022”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang kejang demam pada
balita di Daerah Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2022.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kejang demam pada
balita di Daerah Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita
berdasarkan umur
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita
berdasarkan pendidikan
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita
berdasarkan pekerjaan

D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi atau wawasan dan pengetahuan tentang penanganan

4
kejang demam pada balita, sehingga mutu dalam bidang pendidikan meningkat.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambahkan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan dari teori dan praktek.
3. Manfaat Teoritis
Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan tentang
gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan kejang demam pada
balita dan menambah wawasan penerapan ilmu keperawatan anak.
4. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Kesehatan
Menjadi rekomendasi bagi institusi untuk meningkatkan pelayanan yang
maksimal dalam keperawatan anak khususnya menyangkut kejang demam
pada balita.
b. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Menambah wawasan Ilmu dan teknologi dalam mencegah atau mengatasi
kejang demam pada balita.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sumber informasi, bahan acuan, dan sebagai data tambahan
oleh peneliti selanjutnya dalam mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu
tentang kejang demam pada balita.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kejang Demam
1. Pengertian Kejang Demam
Demam adalah meningkatnya temperature tubuh secara abnormal
(Suriadi, 2018).
Kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Kejang demar adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan sunu 38°C. Yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium, biasanya terjadi pada usia 3 bulan - 5 tahun.
Sedangkan usia < 4 minggu dan pernah kejang tanpa demam tidak termasuk
dalam kategori ini. Kejang demam tidak selalu seorang anak harus mengalami
peningkatan suhu seperti ini atas, kadang dengan suhu yang tidak erlalu tinggi
anak sudah kejang (Riyadi & Suharsono, 2020).

2. Etiologi Kejang Demam

Menurut Riyadi & Suharsono (2020), etiologi kejang demam adalah :


a. Faktor-faktor perinatal
b. Malformasi otak congenital
c. Faktor genetika
d. Penyakit infeksi
1. Bakteri : penyakit pada traktus respiratorius, pharingitis, tonsillitis, otitis
media.
2. Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dengue (virus penyebab
demam berdarah).
e. Demam
Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit
dengan demam tinggi.
f. Gangguan metabolism
g. Trauma
Kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian cedera kepala
h. Neoplasma, toksin
Neoplasma dapat menyebabkan kejang pada usia berapa pun, namun
mereka merupakan penyebab yang sangat penting dari kejang pada usia
pertengahan dan kemudian ketika insidenpenyakit neoplastik meningkat.

6
i. Gangguan sirkulasi
j. Penyakit degeneratif susunan saraf
3. Klasifikasi Kejang Demam
Ada 2 golongan kejang demam
a. Kejang demam sederhana
1. Dikeluarga penderita tidak ada rimayat epilepsi .
2. Sebelumnya tidak ada rimayat cedera otak oleh penyakit apa pun.
3. Serangan kejang demam yang pertamam terjadi anatara usia 6 bulan - 6
4. tahun.
5. Lamanya kejang berlangsung < 20 menit.
6. Kejang tidak bersifat tonik klonik.
7. Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
8. Sebelumya juga tidak didapatkan abnormalitas neurology atau
abnormalitas perkembangan.
9. Kejang tidak berulang dalam waktu singkat.
10. Tanpa gerakan fokal dan berulang dalam 24 jam.
b. Kejang demam komples.
Bila kejang tidak memenuhi kriteria tersebut dia tas maka golongan sebagai
kejang demam kompleks (Riyadi & Suharsono, 2020).

4. Manifestasi Klinis Kejang Demam


Menurut Wulandari & Erawati (2016) manifestasi kejang demam yaitu :
a) Kejang demam menpunyai kejadian yang tinggi pada anak yaitu 34%.
b) Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri, banyak dialami oleh anak laki -
laki.
c) Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu badan naik diakibatkan infeksi
disusunan saraf pusat seperti otitis media dan bronchitis.
d) Bangkitan kejang berbentuk tonik-klonik.
e) Takikardi: pada bayi, frekuensi sering di atas 150-200 kali permenit.
5. Pertolongan Pertama kejang Demam
Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada
penderita sakit yang membutuhkan bantuan medis dasar Medis dasar yang
dimaksud disini adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang
dapat dimiliki orang awam (Ronald, 2015).

7
Langkah awal yang dapat dilakukan dalam melakukan pertolongan
pertama untuk mencegah terjadinya kejang pada anak demam adalah segera
memberi obat penurun panas, kompres air biasa atau hangat yang diletakkan di
dahi, ketiak dan lipatan paha. Beri anak banyak minumdan mamakn makanan
yang berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air, bisa berupa jus,
susu, teh dan minuman lainnya. Jangan selimiti anak dengan selimut tebal,
selimut dan pakaian tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan
menghalangi penguapan. Ketika terjadi kejang dan tidak berhenti setelah 5
menit, sebaiknya anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat Jika anak
pernah mengalami kejang demam diusia pertama kehidupannya, maka ada
kemungkinan ia akan mengalami kembali kejang meskipun temperatur nya lebih
rendah.
Menurut (Sofyan et al, 2016) penanganan pertama saat anak mengalami
kejang adalah:
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring.Bila terdapat
muntah,bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
4. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguh - nya sangat kecil)
lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
5. Ukur suhu, observasi dan catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5
menit Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orang tua.
8. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat celsius, kejang tidak berhenti
dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak
sadar atau terdapat kelumpuhan.
6. Komplikasi
Kompikasi kejang demam adalah :
f. Kerusakan Neorotransmiter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada
neuron.

8
g. Epilepsi
Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari
sehingga terjadi serangan epilepsy yang sepontan.
h. Kelainan anatomi di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan
kelainan diotak yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan
sampai 5 tahun.
i. Kecacatan atau kelainan neorologis karena disertai demam.
7. Penatalaksanaan Kejang Demam
Penatalaksanaan kejang demam menurut Wulandan & Erawati (2016)
yaitu:
a) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali
adalah ABC (Airway, Breathing, Circulation).
2) Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk
mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah bahaya.
3) Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa.
4) Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa
menyebabkan bahaya.
5) Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan.
6) Bila suhu tinggi berikan kompres hangat.
7) Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat.
8) Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan
dilepaskan.
b) Penatalaksanaan Medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah
diazepam untuk membrantas kejang secepat mungkin yang diberi
secara IV (intravena). IM (InMedi BB:< 10 kg:0,5,0,75 mg/kg BB
dengan minimal dalam spuit 7,5 mg, > 20 kg 0,5 mg/kg BB. Dosis
rata-rata dipakai 0,3 mg/kg BB/kali dengan maksimal 5 mg pada
anak berumur kurang dari 5 tahun,dan 10 mg pada anak yang lebih
besar

9
2) Untuk mencegah edema otak, berikan kortikosteroid dengan dosis
20 30 mg/kg BB/ hari dan dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya
glukortikoid misalnya deksametazon 0,5-1 ampul setiap 6 jam.
3) Setelah kejang teratasi dengan diazepam selama 45-60 menit
disuntikan antipileptik dengan daya kerja lama misalnya
fenobarbital, defenilhidation diberikan secara intramuskuler. Dosis
awal neonatus 30 mg: umur satu bulan- satu tahun 50 mg, umur
satu tahun keatas 75 mg.

B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2019). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objekmelalui
pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap
objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada
waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2022)).
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat
hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin
luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dan pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang.
Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoatmodjo (dalam
Wawan dan Dewi, 2022)).

10
2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi,
2022) mencakup domain kognitif yang mempunyai 6 arah atau tingkat yaitu :
a. Tahu (Know)
Mengingat suatu materi atau objek yang telah dipelajari sebelumnya.
Tahu merupakan tingkatpengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
: menyebutkan, menguikan, mendefinisikan, menyatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut.
c. Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
kondisi yang riil.
d. Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan menyebarkan materi kedalam suatu komponen tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi yang ada kaitannya satu sama
lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang lama.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Mubarak (2007)
adalah:
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

11
dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2003), pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perkembangan menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan. Pendidikan diperlukan untuk
memperoleh informasi misalnya informasi dalam bidang kesehatan, ekonomi
untuk meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang maka paparan informasi yang diterima semakin
mudah untuk didapatkan.
2. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003). usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Sedangkan menurut Hurlok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa.
Semakin cukup umur maka kematangan dalam mendapatkan informasi akan
semakin menjadi lebih baik dan paparan informasi yang didapat dari
lingkungan sekitar maupun dari dunia maya akan bertambah.
3. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah
keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya
dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi
lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangar Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.

12
Pekerjaan atau lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan
dengan cara wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari suatu objek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan
tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif (Mubarok, 2007).
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap
responden yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari
responden, pengukuran pengetahuan juga dapat dilakukan dengan skala
kualitatif yaitu :
a. Baik : Hasil presentasi 76% - 100%
b. Cukup : Hasil presentasi 56% - 75%
c. Kurang : Hasil presentasi <56%
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan antara berbagai


variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang
ada dan kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakannya sebagai
landasan untuk penelitiannya. Kerangka konsep penelitianya itu kerangka
hubungan antara konsep–konsep yang akan diukur atau diamati melalui
penelitian yang akan dilakukan. Diagram dalam kerangka konsep harus
menunjukkan hubungan antara variabel - variabel yang akan diteliti .
Variabel Independen Variabel Dependen
Faktor yang mempengaruhi
Pengetahuan ibu tentang kejang
pengetahuan : demam :
- Umur - Baik
- Pendidikan - Cukup
- Pekerjaan - Kurang

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

13
D. Definisi Operasional

Definisi operasional, merupakan variabel operasional yang dilakukan


penelitian berdasarkan karakteristik yang diamati. Definisi operasional ditentukan

berdasarkan para meter ukuran dalam penelitian. Definisi operasional meng


ungkapkan variabel dari skala pengukuran masing-masing variabel.

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur
1 Umur Umur mempengaruhi daya Kuesioner 1. <21 tahun Nominal
tangkap dan pola pikir 2. 21-35 tahun
seseorang. Semakin 3. >35 tahun
bertambah usia akan
semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga
pengetahuan yang
diperolehnya semakin
membaik
2 Pendidikan suatu usaha untuk Kuesioner 1. Dasar (SD/SMP) Ordinal
mengembangkan 2. Menegah
kepribadian dan (SMA/SMK)
kemampuan di dalam dan 3. Tinggi (DIII, S-1,
di luar sekolah dan S-2, S-3)
berlangsung seumur
hidup.
3 Pekerjaan aktivitas atau kegiatan Kuesioner 1. Bekerja Nominal
yang dilakukan oleh 2. Tidak Bekerja
responden sehingga
memperoleh penghasilan.
4 Pengetahuan Segala sesuatu yang di kuesioner 1. Baik : (76-100%) Ordinal
ketahui oleh ibu tentang 2. Cukup :(56-75%)
kejang demam pada balita 3. Kurang : (<56%)

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian
yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi di dalam masyarakat. Dalam bidang kesehatan
masyarakat survei deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau
memotret masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan
sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas tertentu
(Notoatmodjo, 2020). Pada penelitian ini peneliti akan medeskripsikan
bagaimana gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam pada Balita
di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2022.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini akan dilakaksanakan pada bulan Mei 2022 sampai Juni
2022.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objekatau subjek yang memi liki kualitas dan,
karakteristik tertentu yang sudah ditentukan oleh peneliti sebelumnya.
Populasi merupakan individu yang memiliki sifat yang sama walaupun
presentase kesamaan itu sedikit atau dengan kata lain seluruh individu yang
akan dijadikan sebagai obyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua ibu memiliki anak balita pada bulan Mei 2022 sampai Juni
2022 di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang
berjumlah 30 orang.

15
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah
proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang
ada (Nursalam, 2013). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan total sampling yaitu sebanyak 30 orang.

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpul kan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
sekunder yaitu:
a. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh langsung dari
responden dengan menggunakan kuisoner yaitu berupa data umur,
pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan pada ibu yang memiliki anak balita
pada bulan Mei 2022 sampai Juni 2022 di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang.
b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang tidak langsung
diperoleh atau diambil oleh peneliti tetapi diperoleh dari data yang sudah ada
yaitu pengumpulan informasi dari Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang.
2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan
kuisoner yang berisi pertanyaan tertulis kepada responden.
3. Langkah-langkah Penelitian
1. Merumuskan Masalah
2. Merumuskan Hipotesis
3. Melakukan Ekperimen
4. Mengolah dan Menganalisis Data
5. Menarik Kesimpulan
6. Melaporkan Hasil Penelitian

E. Pengolahan Dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data terlebih dahulu data diolah dengan

16
tujuan mengubah data menjadi bentuk informasi yang dipergunakan untuk
proses pengambilan keputusan, dalam proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya :
1) Editing data
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan.Editing data dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2) Coding data
Peneliti membuat kode untuk hasil penelitian yang didapat. Coding
merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.
3) Tabulating data
Data yang diubah emnjadi kode kemudian disusun dan dikelompokkan ke
dalam tabel-tabel oleh peneliti. Proses tabulasi dilakukkan dengan cara
memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi.
4) Entry data
Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel atau
database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana.Data atau jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode numeric dimasukkan kedalam program atau software.
5) Processing
Dalam tahap ini jawaban dari responden yang telah diterjemahkan
menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar mudah dianalisis.
6) Cleaning data
Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam
mesin pengolah data sesuai dengan sebenarnya.
2. Analisis Data
1) Analisis Univariate
Analisa univariat merupakan analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel. Analisis ini dilakukan untuk mengukur umur,
pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi.
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat
(analisa deskriptif). Data yang diperoleh diolah selanjutnya di analisis untuk

17
mengetahui distribusi frekuensi atau presentase gambaran pengetahuan ibu
tentang kejang demam dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi
sebagai berikut.

F.Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara peneliti, pihak yang diteliti dan
masyarakat yang memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Persetujuan riset (informed concent)
Informed concent merupakan suatu proses pemberian informasi yang cukup
dapat dimengerti kepada responden mengenai partisipasinya dalam suatu
penelitian. Hal ini meliputi pemberian informasi kepada responded tentang
hak-hak dan tanggungjawab mereka dalam suatu penelitian dan
mendokumentasikan sifat kesepakatan dengan cara menandatangani
lembar persetujuan riset bila responden bersedia diteliti, namun apabila
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa.
2. Kerahasiaan
Tanggung jawab peneliti untuk melindungi semua informasi ataupun data
yang dikumpulkan selama dilakukannya penelitian. Informasi tersebut hanya
akan dketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan responden,
dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil
penelitian.
3. Anonim
Tindakan peneliti untuk merahasiakan nama responden terkait dengan
partisipasi mereka dalam suatu proyek penelitian. Hal ini untuk menjaga
kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dari responden.

18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap responden.
Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan kepada responden kemudian
memberikan penjelasan sesuai dengan etika penelitian. Apabila responden
bersedia maka dipersilahkan menandatangani lembar kuesioner untuk diisi atau
dijawab pada saat itu juga kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi. Hasil penelitian dan pengolahan data dapat dilihat sebagai berikut :

A.1. Analisis Univariat


Yang dianalisis univariat adalah karakteristik responden (umur,
pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan pengetahuan ibu tentang kejang
demam pada balita di Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2022 . Untuk hasil penelitian dapat dilihat berikut ini.
1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur, Pendidikan dan Pekerjaan Responden


Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang

Umur Frekuensi Persentase (%)


<21 tahun 3 10.0
21-35 tahun 20 66.7
>35 tahun 7 23.3
Total 30 100.0
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Dasar 8 26.7
Menengah 19 63.3
Perguruan Tinggi 3 10.0
Total 30 100.0
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Bekerja 16 53.3
Tidak Bekerja 14 46.7
Total 30 100.0

Pada tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa, berdasarkan usia mayoritas
responden berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 20 responden (66.7%).
Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan Menengah
(SMA/SMK) yaitu sebanyak 19 responden (63.3%). Berdasarkan pekerjaan
mayoritas responden bekerja yaitu sebanyak 16 responden (53.3%).

19
2. Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam


Pada Balita Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Baik 10 33.3
Cukup 13 43.4
Kurang 7 23.3
Total 30 100.0

Pada tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa, berdasarkan pengetahuan


mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang kejang demam
pada balita di Daerah Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2022 yaitu sebanyak 13 responden (43.4%).

3. Pengetahuan Responden Berdasarkan Umur


Hasil distribusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kejang Demam
Pada Balita Berdasarkan Umur Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan Ibu
Total
Umur Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
<21 tahun 0 0.0 1 33.3 2 66.7 3 10.0
21-35 tahun 5 25.0 10 50.0 5 25.0 20 66.7
>35 tahun 5 71.4 2 28.6 0 0.0 7 23.3
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapat bahwa distribusi pengetahuan ibu
berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur < 21 tahun, pengetahuan ibu
mayoritas kurang sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur >35
tahun, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).

20
4. Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil distribusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kejang Demam
Pada Balita Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan Ibu
Pendidikan Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
Dasar 0 0.0 2 25.0 6 75.0 8 26.7
Menengah 8 42.1 10 52.9 1 5.3 19 63.3
Perguruan Tinggi 2 66.7 1 33.3 0 16.7 3 10.0
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapat bahwa distribusi pengetahuan ibu


berdasarkan pendidikan yaitu ibu yang berpendidikan dasar, pengetahuan ibu
mayoritas kurang sebanyak 6 responden (75.0%). Ibu yang berpendidikan
menengah, mayoritas cukup sebanyak 10 responden (52.9%). Ibu yang
berpendidikan tinggi, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 2 responden
(66.7%).

5. Pengetahun Responden Berdasarkan Pekerjaan


Hasil distribusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kejang Demam
Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan Ibu
Pekerjaan Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
Bekerja 7 43.8 8 50.0 1 6.3 16 53.3
Tidak Bekerja 3 21.4 5 35.7 6 42.9 14 46.7
Total 30 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapat bahwa distribusi pengetahuan ibu


berdasarkan pekerjaan yaitu ibu yang bekerja mayoritas cukup sebanyak 8
responden (50.0%). Ibu yang tidak bekerja pengetahuan ibu mayoritas kurang
sebanyak 6 responden (42.9%).

21
B. Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang gambaran pengetahuan ibu tentang
kejang demam pada balita di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2022.
1. Pengetahuan Tentang Kejang Demam Pada
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 diatas didapat bahwa distribusi
pengetahuan ibu berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur < 21 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35
tahun, pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur
>35 tahun, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).
Semakin tinggi umur seseorang maka pengetahuan yang dimiliki juga semakin
tinggi. Hal ini karena pengalaman yang dimiliki lebih banyak dan belajar dari
pengalaman sebelumnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa semakin tua usia
dari responden maka dia akan mempunyai tingkat pengetahuan yang semakin
baik dikarenakan semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi dan
pengetahuan. Umur berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum
tinggi kedewasaannya, hal ini Akan sebagai dari pengalaman dan kematangan
jjiwa (Wawan dan Dewi, 2022).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2019). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objekmelalui
pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap
objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada
waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh

22
intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2022)).
Sebanyak 93.0% ibu menjawab benar tentang perlu memberikan obat
penurun panas untuk menangani anak yang sedang demam, pakaian sebaiknya
dilonggarkan agar jalan nafas adekuat dan beri kompres air hangat pada pasien
anak dengan kejang demam. Hal ini karena usia mayoritas responden berumur
21-35 tahun yaitu sebanyak 19 responden (63.3%).
Pada umur 20-35 tahun merupakan masa produktif yang memengaruhi
pengetahuan, motivasi, dan aktivitas seseorang. Ibu dengan usia yang lebih tua
dianggap memiliki pengalaman dalam hal mendidik anak yang lebih banyak
dibandingkan dengan ibu usia muda, sehingga pengetahuannya pun lebih baik
dibandingkan dengan usia muda (Inayati, 2015). Semakin cukup usia maka
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa umur mempengaruhi pengetahuan
ibu tentang kejang demam. Karena pengalaman ibu yang lebih tua lebih banyak
dibandingkan dengan ibu yang lebih muda. Semakin tua umur dari responden
maka dia akan mempunyai tingkat pengetahuan yang semakin baik dikarenakan
semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi dan pengetahuan.
Umur berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

2. Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam Pada Balita Berdasarkan


Pendidikan Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.4 diatas didapat bahwa distribusi
pengetahuan ibu berdasarkan pendidikan yaitu ibu yang berpendidikan dasar,
pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak 6 responden (75.0%). Ibu yang
berpendidikan menengah, mayoritas cukup sebanyak 10 responden (52.9%). Ibu
yang berpendidikan tinggi, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 2
responden (66.7%). Ibu yang berpendidikan perguruan tinggi mayoritas
mempunyai pengetahuan mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik

23
tentang kejang demam yaitu sebanyak 2 responden (66.7%). Artinya semakin
tinggi pendidikan ibu maka pengetahuan ibu tentang kejang demam juga
semakin tinggi.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2022).
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perkembangan menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan. Pendidikan diperlukan untuk memperoleh
informasi misalnya informasi dalam bidang kesehatan, ekonomi untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang maka paparan informasi yang diterima semakin mudah untuk
didapatkan.
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat
hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin
luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif.Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang.
Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoatmodjo (dalam
Wawan dan Dewi, 2022)).
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2. diatas dapat diketahui
bahwa, berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan Menengah
(SMA/SMK) yaitu sebanyak 19 responden (63.3%). Menurut Y.B Mantra yang
dikutip oleh Notoadmodjo (2016), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi

24
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa pendidikan ibu yang tinggi akan lebih
mudah menerima suatu ide baru, sehingga promosi dan informasi mengenai
pengetahuan ibu tentang kejang demam mudah diterima dan diterapkan.

3. Pengetahuan Ibu Tentang Kejang Demam Pada Balita Berdasarkan


Pekerjaan Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden bekerja yaitu sebanyak


16 responden (53.3%). Ibu yang bekerja cenderung lebih banyak mencurahkan
waktu dan perhatiannya pada pekerjan sedangkan ibu yang tidak bekerja
cenderung lebih mempunyai banyak luang waktu untuk belajar dan mencari tahu
informasi kepada sesama ibu, teman, tetangga atau orang disekitar tentang
kejang demam sehingga dapat mengatasi anak pada saat terjadi kejang
demam. Banyaknya waktu luang yang dimiliki sehingga ibu dapat mengetahui
penanganan kejang demam misalnya ibu melonggarkan baju pada saat terjadi
demam kejang, memberikan kompres air hangat pada pasien anak dengan
kejang demam.
Semua bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya hubungan
sosial yang baik yang dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara teori, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah
sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangar Sedangkan bekerja umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Menurut Thomas yang kutip oleh
Nursalam, pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan tidak diartikan
sebagai sumber kesenangan, akan tetapi merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang, dan memiliki banyak tantangan. Sedangkan bekerja
merupakan kagiatan yang menyita waktu.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki
pengetahuan lebih baik tentang kejang demam karena memiliki banyak luang

25
waktu untuk belajar dan mencari tahu informasi kepada sesama ibu, teman,
tetangga atau orang disekitar tentang kejang demam sehingga dapat mengatasi
anak pada saat terjadi kejang demam.

26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang kejang
demam pada balita di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2022, dapat ditemukan suatu hasil kesimpulan, yaitu :
1. Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan umur
yaitu ibu yang berumur < 21 tahun, pengetahuan ibu mayoritas kurang
sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35 tahun, pengetahuan ibu
mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur >35 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).
2. Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan
pendidikan yaitu ibu yang berpendidikan dasar, pengetahuan ibu mayoritas
kurang sebanyak 6 responden (75.0%). Ibu yang berpendidikan menengah,
mayoritas cukup sebanyak 10 responden (52.9%). Ibu yang berpendidikan
tinggi, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 2 responden (66.7%).
3. Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan pekerjaan
yaitu ibu yang bekerja mayoritas cukup sebanyak 8 responden (50.0%). Ibu
yang tidak bekerja pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak 6
responden (42.9%).

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di berikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
dalam pendidikan kesehatan pada ibu tentang penanganan demam pada
balita. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penanganan demam yaitu
dengan dilakukan sosialisasi oleh bidan, kader, dan tenaga kesehatan
lainnya. Diupayakan agar dapat menjangkau tempat pemukiman yang
jauh, sehingga para ibu tidak kekurangan informasi.
2. Bagi Ibu
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu

27
dengan pengetahuan kurang baik. Ibu dapat mengikuti sosialisasi
kesehatan. Kemudian ibu dapat melakukan penanganan demam yang
baik didorong dengan adanya informasi kesehatan baik dari tenaga
kesehatan ataupun orang tua dan saudara ibu dalam penanganan
demam.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu baru dan diterapkan
pada proses pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Belajar mengasah kemampuan meneliti dan peduli terhadap profesi
perawat dan mendorong penulis untuk memulai dan terus mampu
mengembangkan diri, berpandangan luas, melatih indept interview dan
melatih komunikasi.
5. Bagi peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti
selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih mendalam dan dapat
menambah jumlah responden, serta mengunakan metodelogi penelitian
yang berbeda.

28
DAFTAR PUSTAKA

Angelia, A., Pelealu, A., Et, O., Palendeng, L., Kallo, V. (2019). Pemberian
Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Kejang Demam Pada Anak
Balita Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu. Jurnal Keperawatan, 7(2),
1–5.

Donsu, Jenita DT. (2019). Metodologi Penelitian Keperawatan.Yogyakarta :


Pustaka Baru Press

Inayati. 2015. Efektivitas Gel Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn)
sebagai Hand Sanitizer. Laporan Penelitian. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta.

Langging, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. (2018). Hubungan Antara


Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Kejang Demam Pada Balita
Di Posyandu Anggrek RW 05 Tlogomas Wilayah Kerja Puskesmas
Dinoyo Kota Malang. 3.

Lubis, S. P. S. (2019). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Kejang


Demam Pada Anak Di Ruangan Anak RSUP H. Adam Malik Medan. 1–
13.

Maryunani. 2018. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.

Mubarak, W.I. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S. 2003 . Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo. 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novaria & Triton. 2018. Menjaga Kesehatan Balita. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika

Pratiwi, Ni Kadek Putri Arta Indah. 2021. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Penanganan Kejang Demam Pada Balita Di Banjar Mekar
Bhuana Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2021. Kementerian
Kesehatan R.I Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan
Keperawatan Denpasar Tahun 2021

Purnama Dewi, S. M., Agustini, I. B., & Wulansari, N. T. (2019). Efektivitas


Pendidikan Kesehatan Tentang Kejang Demam Terhadap Sikap Orang
Tua Dalam Penanganan Kegawatdaruratan Kejang Demam Pada Anak Di
Banjar Binoh Kelod Desa Ubung Kaja. Jurnal Riset Kesehatan Nasional,
3(1), 75. https://doi.org/10.37294/jrkn.v3i1.142

29
Riyadi & Suharsono. 2020. Asuhan Keperawatan Anak Sakit. Yogyakarta :
Gosyen Publishing.

Ronald, H. (2015). Pertolongan Pertama Kesehatan.


https://docplayer.info/29824346 -Pertolongan-pertama-ditulisoleh-dr-
hamidie-ronald-mpd.html

Soetjiningsih & Gde Ranuh. 2019. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.

Sofyan, I., D, P. P., Dwi, W. P., Irawan, M., & Setyo, H. (2016). Penatalaksanaan
Kejang Demam, 25.

Suriadi & Yuliani. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : CV. Sagung
Seto.

Wahid, Rilyani, R. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan


Penanganan Kejang Demam Pada Balita Sebelum Dirawat Di Rumah
Sakit Ahmad Yani Metro. Concept And Communication, Null(23), 301–
316.

Wahyudi dkk. (2019). Demam Tifoid dengan Komplikasi Sepsis : Pengertian,


Epidemiologi, Patogenesis, dan Sebuah Laporan Kasus .Vol. 3 No. 3.

Wawan dan Dewi. (2022). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Windawati, W., & Alfiyanti, D. (2020). Penurunan Hipertermia Pada Pasien


Kejang Demam Menggunakan Kompres Hangat. Ners Muda, 1(1), 59.
https://doi.org/10.26714/nm.v1i1.5499

Wulandari, D., & Erawati, M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

30
LAMPIRAN 1

LEMBAR KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:


Nama :
Umur :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM
PADA BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA KABUPATEN
DELI SERDANG TAHUN 2022” yang akan dilakukan oleh Annisa safitri
mahasiswi Program Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk
keperluan penelitian dan saya bersedia menjadi responden penelitian ini.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.

Medan, 2022
Responden Peneliti

( ) (Johanes Samuel Purba)


NIM. P07520119073

31
LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM PADA
BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA KABUPATEN
DELI SERDANG TAHUN 2022

A. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian: Isilah identitas dibawah ini, beri tanda centang (√) pada
kotak yang tersedia
No. Responden :
a. Identitas Orang Tua (Ibu)
1. Nama (inisial) :
2. Tanggal Lahir :
3. Alamat :
4. Pendidikan Terakhir :
 Tamat SD
 Tamat SMP
 Tamat SMA
 Tamat Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan Orangtua (Ibu) :  PNS
 Swasta
Wiraswasta
 Tidak bekerja
b. Identitas Anak
1. Nama Anak :
2. Jenis Kelamin Anak :
3. Tanggal Lahir :

B. Tingkat Pengetahuan
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah dengan teliti semua pertanyaan dibawah ini sebelum menjawabnya.
2. Berilah tanda centang (√) sesuai dengan pilihan anda.

NO PERNYATAN Benar Salah


1 Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena kenaikan
suhu tubuh (suhu diatas 38C)
2 Kejang demam banyak terjadi pada bayi dan balita
3 Kejang demam dapat dicetuskan oleh radang telinga, radang
tenggorokan
4 Riwayat keluarga dengan kejang demam dapat meningkatkan
resiko terjadinya kejang demam
5 Jika terjadi kejang demam, posisi bayi/balita sebaiknya
dimiringkan
6 Kaku sebagian tubuh merupakan tipe gambaran kejang pada
kejang demam?
7 Saat serangan kejang demam, singkirkan benda-benda yang
berbahaya

32
8 Pakaian sebaiknya dilonggarkan agar jalan nafas adekuat
9 Beri kompres air hangat pada pasien anak dengan kejang
demam
10 Anak dengan kejang demam sebaiknya diberi selimut tebal
11 Perlu memberikan obat penurun panas untuk menangani anak
yang sedang demam
12 Perlu mengukur suhu tubuh untuk mengetahui anak yang
sedang demam
13 Menurunkan panas segera dan memberikan obat anti kejang
minum (oral) dapat mencegah kekambuhan kejang demam
14 Perlu mengendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar
leher saat anak sedang kejang demam
15 Bila anak tidak sadar, perlu memposisikan anak terlentang
dengan kepala miring
16 Perlu membersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung saat anak dedang kejang demam
17 Perlu untuk tetap mendampingi anak selama kejang demam
18 Kejang demam dapat sembuh kembali
19 Langkah awal yang dapat dilakukan dalam melakukan
pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya kejang pada
anak demam adalah segera memberi obat penurun panas
20 Anak bisa diberi banyak minum dan makan makanan yang
berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air, bisa
berupa jus, susu, teh dan minuman lainnya

33
LAMPIRAN 3

34
LAMPIRAN 4

35
LAMPIRAN 5

36
LAMPIRAN 6

Jenis PENGETAHUAN
Kod Nama Tanggal Lahir SKOR Kategor
No Nama Umur Pendidikan Kode Pekerjaan Kode Kelamin TOTAL KODE
e Anak Anak P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 (%) i
Anak
1 Hariyati 20 1 SMP 1 Karyawan Swasta 1 Hernawati.s p 19-03-2019 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 30 Kurang 3
2 Fitri 34 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Angelina Vabrie P 3/8/2020 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75 Cukup 2
3 Sudarti 29 2 SMP 1 IRT 2 Eliyani P 6/8/2020 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 45 Kurang 3
4 Daliliyanti 47 3 SMA 2 Wiraswasta 1 Maida P 6/12/2020 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 Baik 1
5 Leni 30 2 SMP 1 IRT 2 Irwan L 7/10/2020 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 10 50 Kurang 3
6 Lidya 34 2 Perguruan Tinggi 3 Karyawan Swasta 1 Ruben Ginting L 10/9/2020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 Baik 1
7 Siti 38 3 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Lamsihar S L 8/8/2020 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 11 55 Cukup 2
8 Echi 35 2 Perguruan Tinggi 3 PNS 1 Nurlelea P 12/8/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 14 70 Cukup 2
9 Rosmalina 28 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Muliadi L 5-May 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 12 60 Cukup 2
10 Suriantun 38 3 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Gabriel L 3/5/2020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15 75 Baik 1
11 Esmeri 35 2 SMA 2 IRT 2 Reja Israini L 13-08-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 Baik 1
12 Sri 30 2 SMA 2 IRT 2 Imanuel L 27-07-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 13 65 Cukup 2
13 Dariah 27 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Aupratno L 12/7/2019 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 13 65 Cukup 2
14 Lisbet Br.S 33 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Koran Barus L 27-11-2019 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75 Cukup 2
15 Putri Envina 30 2 SMA 2 Wiraswasta 1 Rismi L 20-06-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15 75 Cukup 2
16 Siti Azizah 28 2 SMA 2 IRT 2 Sukarno L 5/10/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 12 60 Cukup 2
17 Maryuni 34 2 SMP 1 IRT 2 Maju Sitepu L 5/10/2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5 25 Kurang 3
18 Hapni 29 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 M. Manurung L 2/10/2019 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 80 Baik 1
19 Rasni 47 3 Perguruan Tinggi 3 Karyawan Swasta 1 Nurman Adil L 21-05-2020 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Baik 1
20 Elpi 25 2 SMA 2 IRT 2 Mangaji L 12/20/2019 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 14 70 Cukup 2
21 Suci 19 1 SMP 1 IRT 2 Donald L 12/2/2019 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 80 Baik 1
22 Raisyah SMP 33 2 SMP 1 IRT 2 Khairul L 13-05-2019 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6 30 Kurang 3
23 Suyati 32 2 SMA 2 IRT 2 Suriadi L 13-05-2020 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Baik 1
24 Sitikamisah 32 2 SMA 2 Wiraswasta 1 Gabriel L 11/5/2020 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15 75 Baik 1
25 Misrita 28 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Hasanuddin L 23-05-2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 Baik 1
26 Misriwati 37 3 SMP 1 IRT 2 MHD.Azka L 23-05-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 12 60 Cukup 2
27 Khaliza 37 3 SMA 2 Wiraswasta 1 Ahmad Sopian L 6/3/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 13 65 Cukup 2
28 Dede Wahyuni 18 1 SMP 1 IRT 2 Ikar L 12/3/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 11 55 Kurang 3
29 Nurhayati 32 2 SMA 2 IRT 2 Juhari L 30-07-2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 45 Kurang 3
30 Widya 46 3 SMA 2 IRT 2 Suparni L 8/6/2020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14 70 Cukup 2
TOTAL 26 24 24 24 24 11 9 28 28 7 28 7 22 16 18 14 26 17 19 19
RATA-RATA 87 80 80 80 80 37 30 93 93 23 93 23 73 53 60 47 87 57 63 63

Keterangan :
JK : Usia : Pendidikan : Pekerjaan : Pengetahuan :
1. Laki-laki 1. <21 tahun 1. Dasar (SD/SMP) 1. Bekerja 1. Baik : (76-100%)
2. Perempuan 2. 21-35 tahun2. Menengah (SMA/SMK) 2. Tidak Bekerja 2. Cukup :(56-75%)
3. >35 tahun 3. Perguruan Tinggi 3. Kurang : (<56%)

37
LAMPIRAN 7

Statistics

Usia Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan

N Valid 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <21 tahun 3 10.0 10.0 10.0


21-35 tahun 20 66.7 66.7 76.7

>35 tahun 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Dasar (SD/SMP) 8 26.7 26.7 26.7

Menengah (SMA/SMK) 19 63.3 63.3 90.0


Perguruan Tinggi 3 10.0 10.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bekerja 16 53.3 53.3 53.3

Tidak Bekerja 14 46.7 46.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

38
Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 10 33.3 33.3 33.3

Cukup 13 43.3 43.3 76.7

Kurang 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia *
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Pengetahuan

Usia * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total
Usia <21 tahun Count 0 1 2 3
% within Usia 0.0% 33.3% 66.7% 100.0%
21-35 tahun Count 5 10 5 20
% within Usia 25.0% 50.0% 25.0% 100.0%
>35 tahun Count 5 2 0 7
% within Usia 71.4% 28.6% 0.0% 100.0%
Total Count 10 13 7 30
% within Usia 33.3% 43.3% 23.3% 100.0%

39
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan
*
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Pengetahu
an

Pendidikan * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total
PDasar (SD/SMP) Count 0 2 6 8
e % within
n 0.0% 25.0% 75.0% 100.0%
Pendidikan
dMenengah Count 8 10 1 19
i(SMA/SMK)
d % within
42.1% 52.6% 5.3% 100.0%
i Pendidikan
kPerguruan Tinggi Count 2 1 0 3
a % within
66.7% 33.3% 0.0% 100.0%
n Pendidikan
Total Count 10 13 7 30
% within
33.3% 43.3% 23.3% 100.0%
Pendidikan

40
Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pekerjaan * Pengetahuan 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%

Pekerjaan * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Total
Pekerjaan Bekerja Count 7 8 1 16
% within Pekerjaan 43.8% 50.0% 6.3% 100.0%
Tidak Bekerja Count 3 5 6 14
% within Pekerjaan 21.4% 35.7% 42.9% 100.0%
Total Count 10 13 7 30
% within Pekerjaan 33.3% 43.3% 23.3% 100.0%

41
LAMPIRAN 8
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

JUDUL KTI : Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kejang


Demam Pada Balita Di Puskesmas
Tanjung Morawa Kota Kabupaten deli
Serdang Tahun 2022
NAMA MAHASISWA : JOHANNES SAMUEL PURBA
NIM : P07520119073
NAMA PEMBIMBING : Masnila Siregar , S.Kep.,Ns.,M.Pd
NO TANGGAL REKOMENDASI PEMBIMBING Tanda tangan
Pembimbing mahasiswa
1 07/12/2021 Pengajuan Judul KTI

2 08/12/2021 Revisi Judul KTI


3 10/12/2021 ACC Judul KTI
4 15/12/2021 Telah Jurnal
( 7 Jurnal Nasional Dan 3
Internasional )
5 20/12/2021 Bimbingan Bab
1&2
6 02/02/2022 Bimbingan Bab
1,2&3
7 14/02/2022 Revisi Bab
1,2&3
8 01/03/2022 Bimbingan Bab
1,2&3
9 02/03/2022 Bimbingan Bab
1,2&3 Beserta kuesioner
10 02/03/2022 ACC Sempro
11 05/04/2022 Bimbingan Revisi Online Proposal
Bab 1&3
12 19/04/2022 Bimbingan Proposal Ofline Bab
1,2&3
13 05/04/2022 Bimbingan Revisi Online Proposal
Bab 1,2&3
14 19/04/2022 Bimbingan Proposal Ofline Bab
1,2,3
15 28/04/2022 Bimbingan Online Bab
1,2&3
16 17/05/2022 Bimbingan Ofline Bab
1,2&3
17 18/05/2022 Bimbingan Kuesioner Dan ACC
Revisian
18 10/06/2022 Bimbingan Bab
4&5
19 13/06/2022 Revisi Bab 4&5
20 14/06/2022 Revisi Bab 4
Pembahasan & Bab5
21 17/06/2022 Bimbingan Abstrak Dan
Bimbingan Pembahasan Bab 4

42
22 18/06/2022 Revisi Abstrak Dan Bimbingan
Bab 4&5
23 21/06/2022 Bimbingan Abstrak Dan
Bimbingan 4&5
ACC Semhas

( Afniwati,S.Kep.,Ns.,M.Kes )
NIP : 196610101989032002

43
LAMPIRAN 9

Dokumentasi

44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Johannes Samuel Purba


Tempat / Tgl lahir : Medan,30 Mei 2001
Agam : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Jl. Pembangunan Lk III Pekan Tanjung Morawa
Gg. Swadaya
Kec : Perbaungan
Kabupaten : Deli Serdang

Riwayat Pendidikan :
1. 2007 s/d 2013 : SD Negeri 10877 JL Pembangunan
2. 2013 s/d 2016 : SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
3. 2016 s/d 2019 : SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
4. 2019 s/d 2022 : Poltekikes Kemenkes Medan D3 Keperawatan

45

Anda mungkin juga menyukai