P07520119073
1
SCIENTIFIC WRITING
P07520119073
2
KARYA TULIS ILMIAH
P07520119073
3
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyutujui
Pembimbing
NIP : 197011301993032013
NIP. 196505121999032001
i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini Telah Di Uji Pada Sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Tahun 2022
Penguji I Penguji II
Tiurlan M. Doloksaribu, S.Kep,.Ns, M.Kep Wiwik Dwi Arianti, S.Kep, Ns, M.Kep
NIP . 197701062002122003 NIP . 197512021997032003
Ketua Penguji
NIP : 197011301993032013
ii
PERNYATAAN
Dengan Ini saya menyatakan bahwa KARYA TULIS ILMIAH ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘’GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM PADA BALITA DI
PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2022’’.
Pada kesempatan in penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada ibu
Masnila Siregar,S.Kep,Ns,M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan kepada penulis sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan. Dan tidak lupa penulis juga mengucapkan
terimaksih kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM., M. Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan RI Medan.
3. Ibu Afniwati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
4. Terimakasih juga penulis ucapakan kepada ibu Tiurlan Doloksaribu,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Penguji 1 dan ibu, Wiwik Dwi Arianti , S.Kep, Ns,
M.Kep selaku penguji 2 .
5. Para dosen dan seluruh staf di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
6. Teristimewa untuk ayah Davidson Simanungkalit Dan Ibu Jojor Br silaban
S.Pd Yang Saya Cintai ,serta adik saya Eben Ezer Silaban Dan Itawati
Rumti Silaban yang telah memberikan semangat serta dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini .
7. Terimaksih juga untuk teman-teman angkatan 33 ( 3B ) atas dukungan
kepada penulis , suka duka telah banyak kita lalui bersama kalian masa
perkulihan inio sangatlah berarti.
Penulis Menyadari Bahwa dalam Penulisan ini masih banyak kekurangan Dan
jauh dari Kesempurnaan, Baik Dari Segi Penulisan maupun isi. Maka dengan
v
segala kerendahan hati penulis yang mengharapkan kritik dan saran serta
masukan dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................4
1. Tujuan Umum.................................................................................................4
2. Tujuan Khusus ...............................................................................................4
D. Manfaat Peneliti ................................................................................................4
1. Bagi Institusi Pendidikan ................................................................................4
2. Bagi Peneliti ...................................................................................................5
3. Manfaat Teoritis .............................................................................................5
4. Manfaat Praktis ..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................6
A. Kejang Demam ..................................................................................................6
1. Pengertian Kejang Demam............................................................................6
2. Etiologi Kejang Demam .................................................................................6
3. Klasifikasi Kejang Demam .............................................................................7
4. Manifestasi Klinis Kejang Demam .................................................................7
5. Pertolongan Pertama kejang Demam ..................................................................... 7
6. Komplikasi ............................................................................................................... 8
7. Penatalaksanaan Kejang Demam ............................................................................ 9
B. Pengetahuan ....................................................................................................10
1. Pengertian ....................................................................................................10
2. Tingkat Pengetahuan ...................................................................................11
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .......................................11
.4. Cara Pengukuran Pngetahuan ...................................................................13
C. Kerangka Konsep ..............................................................................................13
D. Definisi Operasional ..........................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................15
A. Jenis dan Desain Penelitian ...........................................................................15
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................................15
C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................................15
D. Jenis dan Cara Pengumpuln Data .................................................................16
E. Pengolahan Data dan Analisis Data ...............................................................16
F. Etika Penelitian ...............................................................................................18
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................19
A. HASIL PENELITIAN ..................................................................................19
B. PEMBAHASAN .........................................................................................22
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Selain itu setiap keluarga
juga mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik,
mental/kognitif, dan sosial) dapat dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan
bangsa (Soetjiningsih & Gde Ranuh, 2019).
Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan
peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan
peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu
masa dalam kandungan, bayi dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu
sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal-awal
kehidupannya, yaitu tidak sampai mencapai usia satu tahun atau usia di bawah
lima tahun (Maryunani, 2018).
Penyakit dan berbagai gangguan kesehatan sulit dihindari oleh balita
dalam masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenal
berbagai macam penyakit yang dapat menyerang balita. Penyakit umum yang
dialami balita adalah asma, pilek, batuk disertai sesak nafas, demam disertai
dengan kejang (step), eksema, sakit telinga, telinga lengket, sembelit, diare, kutu
rambut dan cacingan (Novaria & Triton, 2018).
Menurut World Health Organisation (WHO) diperkirakan jumlah anak
yang mengalami kejang demam di dunia lebih dari 21,65 juta dan 216 ribu lebih
anak meninggal dunia. Kejang demam di Amerika diperkirakan meningkat 4-5%,
sedangkan angka kejadian kejang demam tertinggi di Asia berada di Guam yaitu
14%, India 5-10%, dan Jepang 6- 9%. Persentase angka kejadian demam di
bawah umur 4 tahun berkisar 3-4 % dan setelah usia 4 tahun, persentase angka
kejadian demam sekitar 6- 15 % (Wahid, 2019).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi
pada anak dan merupakan kondisi kegawatdaruratan yang memerlukan
penanganan pertama. Setiap kejang yang lama (lebih dari 5 menit) berdampak
membahayakan karena dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
Pengetahuan seorang ibu berpengaruh dalam melakukan tindakan, semakin baik
1
pengetahuan ibu tentang penyakit atau masalah kesehatan maka semakin baik
juga dalam penanganannya begitupun sebaliknya jika pengetahuan ibu kurang
maka dalam penanganan terhadap masalah kesehatan akan kurang baik
(Pratiwi, 2021).
Angka kejadian kejang demam di Indonesia pada tahun 2016 mencapai
2- 5% dengan 85% yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan. Tahun
2017, sebesar 17,4% anak mengalami kejang demam dan mengalami
peningkatan pada tahun 2018 dengan kejadian kejang sebesar 22,2%. Kejang
demam dapat mengakibatkan perasaan ketakutan yang berlebihan, trauma
secara emosi dan kecemasan pada orang tua, sekitar 25-50%anak kejang
demam mengalami bangkitan kejang demam berulang. Pengalaman pertama
orang tua saat melihat anak kejang demam akan menimbulkan ketakutan pada
orang tua, hal ini menjadi masalah dan sangat mengganggu (Angelia et al.,
2019).
Angka kejadian kejang demam anak di Sumatera Utara pada tahun 2010
ditemukan pada usia 2-5 tahun sebanyak 43 orang (42%) dan di tahun 2011
angka kejadian demam pada usia 2-5 tahun ditemukan sebanyak 63 orang (60%)
(RSUD Dr. Pirngadi Medan, 2015), Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil
studi pendahuluan yang dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan di ruangan
anak didapatkan data angka kejadian kejang demam pada pada 1 tahun terakhir
dari bulan Januari sampai Desember 2018 sebanyak 108 ibu yang memiliki anak
kejang demam (Lubis, 2019).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi
pada anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam. Hal ini
dikarenakan, anak yang masih berusia dibawah 5 tahun sangat rentan terhadap
berbagai penyakit disebabkan sistem kekebalan tubuh belum terbangun secara
sempurna (Windawati & Alfiyanti, 2020).
Penanganan kejang demam pada anak sangat tergantung pada peran
orang tua khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang kejang demam merupakan
peran penting yang mempengaruhi penatalaksanaan kejang demam. Ibu yang
memiliki pengetahuan baik tentang kejang demam dapat melakukan penanganan
yang baik untuk anaknya (Langging et al., 2018). Penanganan kejang demam
harus didasari dengan pengetahuan yang benar tentang kejang demam dan
memerlukan pembelajaran yang tepat melalui pendidikan baik formal maupun
2
informal (Purnama Dewi et al., 2019).
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya. Pengetahuan setiap orang akan berbeda-beda tergantung dari
bagaimana penginderaannya masing-masing terhadap objek atau sesuatu.
Dengan sendirinya pada saat pengindraan menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian serta persepsi terhadap obyek.
Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat
yang berbeda-beda (Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2022). Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, sosial
budaya dan lingkungan (Wawan dan Dewi, 2022).
Hasil penelitian Wahyudi (2019) tentang hubungan pengetahuan dan
sikap ibu dengan penanganan kejang demam pada balita didapatkan bahwa
Sebagian besar responden tidak baik dalam melakukan penanganan kejang
demam pada balita, yaitu sebanyak 18 orang (58,1%) dan sebagian besar
responden berpengetahuan kurang baik tentang kejang demam pada balita, yaitu
sebanyak 18 orang (58,1 %).
Pernyataan penelitian di atas didukung oleh penelitian Langging, dkk
(2018) tentang pengetahuan ibu tentang kejang demam didapat bahwa
pengetahuan ibu tentang kejang demam di posyandu Anggrek RW 05 Tlogomas
wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang diketahui lebih dari separuh
responden mempunyai pengetahuan dalam kategori cukup (60,0%).
Demikian juga penelitian Lubis (2019) tentang pengetahuan ibu tentang
perawatan kejang demam pada anak didapat bahwa pengetahuan ibu tentang
perawatan kejang demam pada anak di ruangan anak RSUP H. Adam Malik
Medan dari 32 responden, mayoritas berpengetahuan cukup ada 19 orang
(59,4%).
Daerah Tanjung Morawa merupakan wilayah kerja Puskesmas I Tanjung
Morawa Kota, terletak di Kecamatan Tanjung Morawa Kota Deli Serdang dimana
masih adanya kejadian kejang demam yang terjadi pada balita dan respon yang
diberikan orang tua khususnya Ibu terhadap kejadian tersebut. Hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Tanjung Morawa Kota didapatkan
bahwa ibu masih memiliki pengetahuan yang kurang dalam hal penanganan
kejang demam. Dari 10 ibu yang di wawancarai, 7 orang ibu mengatakan bahwa
mereka tidak tahu cara penanganan yang akan dilakukan ketika anak mereka
3
mengalami kejang demam. Hal ini disebabkan oleh belum adanya pengalaman
ibu menangani anak yang kejang demam dan para ibu belum pernah mengikuti
penyuluhan terkait penanganan demam maupun kejang demam pada anak. Dan
3 orang ibu yang memiliki anak lebih dari 2 orang mampu melakukan
penanganan yang baik pada anak jika mengalami kejang demam karena mereka
sudah memiliki pengalaman sebelumya dan para ibu sudah pernah mendapatkan
informasi tentang penanganan kejang serta sudah pernah melakukan
penanganan pada anak mereka jika mengalami kejang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul ‘’Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang kejang Demam
Pada Balita di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang Tahun
2022”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang kejang demam pada
balita di Daerah Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kejang demam pada
balita di Daerah Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita
berdasarkan umur
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita
berdasarkan pendidikan
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita
berdasarkan pekerjaan
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi atau wawasan dan pengetahuan tentang penanganan
4
kejang demam pada balita, sehingga mutu dalam bidang pendidikan meningkat.
2. Bagi Peneliti
Dapat menambahkan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan dari teori dan praktek.
3. Manfaat Teoritis
Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan tentang
gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang penanganan kejang demam pada
balita dan menambah wawasan penerapan ilmu keperawatan anak.
4. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Kesehatan
Menjadi rekomendasi bagi institusi untuk meningkatkan pelayanan yang
maksimal dalam keperawatan anak khususnya menyangkut kejang demam
pada balita.
b. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Menambah wawasan Ilmu dan teknologi dalam mencegah atau mengatasi
kejang demam pada balita.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sumber informasi, bahan acuan, dan sebagai data tambahan
oleh peneliti selanjutnya dalam mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu
tentang kejang demam pada balita.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kejang Demam
1. Pengertian Kejang Demam
Demam adalah meningkatnya temperature tubuh secara abnormal
(Suriadi, 2018).
Kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi. Kejang demar adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan sunu 38°C. Yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium, biasanya terjadi pada usia 3 bulan - 5 tahun.
Sedangkan usia < 4 minggu dan pernah kejang tanpa demam tidak termasuk
dalam kategori ini. Kejang demam tidak selalu seorang anak harus mengalami
peningkatan suhu seperti ini atas, kadang dengan suhu yang tidak erlalu tinggi
anak sudah kejang (Riyadi & Suharsono, 2020).
6
i. Gangguan sirkulasi
j. Penyakit degeneratif susunan saraf
3. Klasifikasi Kejang Demam
Ada 2 golongan kejang demam
a. Kejang demam sederhana
1. Dikeluarga penderita tidak ada rimayat epilepsi .
2. Sebelumnya tidak ada rimayat cedera otak oleh penyakit apa pun.
3. Serangan kejang demam yang pertamam terjadi anatara usia 6 bulan - 6
4. tahun.
5. Lamanya kejang berlangsung < 20 menit.
6. Kejang tidak bersifat tonik klonik.
7. Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
8. Sebelumya juga tidak didapatkan abnormalitas neurology atau
abnormalitas perkembangan.
9. Kejang tidak berulang dalam waktu singkat.
10. Tanpa gerakan fokal dan berulang dalam 24 jam.
b. Kejang demam komples.
Bila kejang tidak memenuhi kriteria tersebut dia tas maka golongan sebagai
kejang demam kompleks (Riyadi & Suharsono, 2020).
7
Langkah awal yang dapat dilakukan dalam melakukan pertolongan
pertama untuk mencegah terjadinya kejang pada anak demam adalah segera
memberi obat penurun panas, kompres air biasa atau hangat yang diletakkan di
dahi, ketiak dan lipatan paha. Beri anak banyak minumdan mamakn makanan
yang berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air, bisa berupa jus,
susu, teh dan minuman lainnya. Jangan selimiti anak dengan selimut tebal,
selimut dan pakaian tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan
menghalangi penguapan. Ketika terjadi kejang dan tidak berhenti setelah 5
menit, sebaiknya anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat Jika anak
pernah mengalami kejang demam diusia pertama kehidupannya, maka ada
kemungkinan ia akan mengalami kembali kejang meskipun temperatur nya lebih
rendah.
Menurut (Sofyan et al, 2016) penanganan pertama saat anak mengalami
kejang adalah:
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring.Bila terdapat
muntah,bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
4. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguh - nya sangat kecil)
lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
5. Ukur suhu, observasi dan catat bentuk dan lama kejang.
6. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5
menit Diazepam rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orang tua.
8. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih, suhu tubuh lebih dari 40 derajat celsius, kejang tidak berhenti
dengan diazepam rektal, kejang fokal, setelah kejang anak tidak
sadar atau terdapat kelumpuhan.
6. Komplikasi
Kompikasi kejang demam adalah :
f. Kerusakan Neorotransmiter
Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas
keseluruh sel ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada
neuron.
8
g. Epilepsi
Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari
sehingga terjadi serangan epilepsy yang sepontan.
h. Kelainan anatomi di otak
Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan
kelainan diotak yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan
sampai 5 tahun.
i. Kecacatan atau kelainan neorologis karena disertai demam.
7. Penatalaksanaan Kejang Demam
Penatalaksanaan kejang demam menurut Wulandan & Erawati (2016)
yaitu:
a) Penatalaksanaan Keperawatan
1) Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali
adalah ABC (Airway, Breathing, Circulation).
2) Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk
mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah bahaya.
3) Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa.
4) Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa
menyebabkan bahaya.
5) Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan.
6) Bila suhu tinggi berikan kompres hangat.
7) Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat.
8) Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan
dilepaskan.
b) Penatalaksanaan Medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah
diazepam untuk membrantas kejang secepat mungkin yang diberi
secara IV (intravena). IM (InMedi BB:< 10 kg:0,5,0,75 mg/kg BB
dengan minimal dalam spuit 7,5 mg, > 20 kg 0,5 mg/kg BB. Dosis
rata-rata dipakai 0,3 mg/kg BB/kali dengan maksimal 5 mg pada
anak berumur kurang dari 5 tahun,dan 10 mg pada anak yang lebih
besar
9
2) Untuk mencegah edema otak, berikan kortikosteroid dengan dosis
20 30 mg/kg BB/ hari dan dibagi dalam 3 dosis atau sebaiknya
glukortikoid misalnya deksametazon 0,5-1 ampul setiap 6 jam.
3) Setelah kejang teratasi dengan diazepam selama 45-60 menit
disuntikan antipileptik dengan daya kerja lama misalnya
fenobarbital, defenilhidation diberikan secara intramuskuler. Dosis
awal neonatus 30 mg: umur satu bulan- satu tahun 50 mg, umur
satu tahun keatas 75 mg.
B. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2019). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objekmelalui
pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap
objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada
waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2022)).
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat
hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin
luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dan pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang.
Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoatmodjo (dalam
Wawan dan Dewi, 2022)).
10
2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi,
2022) mencakup domain kognitif yang mempunyai 6 arah atau tingkat yaitu :
a. Tahu (Know)
Mengingat suatu materi atau objek yang telah dipelajari sebelumnya.
Tahu merupakan tingkatpengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
: menyebutkan, menguikan, mendefinisikan, menyatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut.
c. Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
kondisi yang riil.
d. Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan menyebarkan materi kedalam suatu komponen tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi yang ada kaitannya satu sama
lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi yang baru dari formulasi yang lama.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek penelitian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Mubarak (2007)
adalah:
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan
11
dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2003), pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perkembangan menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan. Pendidikan diperlukan untuk
memperoleh informasi misalnya informasi dalam bidang kesehatan, ekonomi
untuk meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang maka paparan informasi yang diterima semakin
mudah untuk didapatkan.
2. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003). usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Sedangkan menurut Hurlok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa.
Semakin cukup umur maka kematangan dalam mendapatkan informasi akan
semakin menjadi lebih baik dan paparan informasi yang didapat dari
lingkungan sekitar maupun dari dunia maya akan bertambah.
3. Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah
keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya
dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi
lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang
dan banyak tantangar Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
12
Pekerjaan atau lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan
dengan cara wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari suatu objek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan
tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif (Mubarok, 2007).
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap
responden yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari
responden, pengukuran pengetahuan juga dapat dilakukan dengan skala
kualitatif yaitu :
a. Baik : Hasil presentasi 76% - 100%
b. Cukup : Hasil presentasi 56% - 75%
c. Kurang : Hasil presentasi <56%
C. Kerangka Konsep
13
D. Definisi Operasional
14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
15
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah
proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang
ada (Nursalam, 2013). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan total sampling yaitu sebanyak 30 orang.
16
tujuan mengubah data menjadi bentuk informasi yang dipergunakan untuk
proses pengambilan keputusan, dalam proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya :
1) Editing data
Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau
dikumpulkan.Editing data dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2) Coding data
Peneliti membuat kode untuk hasil penelitian yang didapat. Coding
merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.
3) Tabulating data
Data yang diubah emnjadi kode kemudian disusun dan dikelompokkan ke
dalam tabel-tabel oleh peneliti. Proses tabulasi dilakukkan dengan cara
memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi.
4) Entry data
Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam tabel atau
database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana.Data atau jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode numeric dimasukkan kedalam program atau software.
5) Processing
Dalam tahap ini jawaban dari responden yang telah diterjemahkan
menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar mudah dianalisis.
6) Cleaning data
Peneliti memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam
mesin pengolah data sesuai dengan sebenarnya.
2. Analisis Data
1) Analisis Univariate
Analisa univariat merupakan analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel. Analisis ini dilakukan untuk mengukur umur,
pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi.
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat
(analisa deskriptif). Data yang diperoleh diolah selanjutnya di analisis untuk
17
mengetahui distribusi frekuensi atau presentase gambaran pengetahuan ibu
tentang kejang demam dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi
sebagai berikut.
F.Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara peneliti, pihak yang diteliti dan
masyarakat yang memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Persetujuan riset (informed concent)
Informed concent merupakan suatu proses pemberian informasi yang cukup
dapat dimengerti kepada responden mengenai partisipasinya dalam suatu
penelitian. Hal ini meliputi pemberian informasi kepada responded tentang
hak-hak dan tanggungjawab mereka dalam suatu penelitian dan
mendokumentasikan sifat kesepakatan dengan cara menandatangani
lembar persetujuan riset bila responden bersedia diteliti, namun apabila
responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa.
2. Kerahasiaan
Tanggung jawab peneliti untuk melindungi semua informasi ataupun data
yang dikumpulkan selama dilakukannya penelitian. Informasi tersebut hanya
akan dketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan responden,
dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil
penelitian.
3. Anonim
Tindakan peneliti untuk merahasiakan nama responden terkait dengan
partisipasi mereka dalam suatu proyek penelitian. Hal ini untuk menjaga
kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dari responden.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan secara langsung terhadap responden.
Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan kepada responden kemudian
memberikan penjelasan sesuai dengan etika penelitian. Apabila responden
bersedia maka dipersilahkan menandatangani lembar kuesioner untuk diisi atau
dijawab pada saat itu juga kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi. Hasil penelitian dan pengolahan data dapat dilihat sebagai berikut :
Pada tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa, berdasarkan usia mayoritas
responden berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 20 responden (66.7%).
Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan Menengah
(SMA/SMK) yaitu sebanyak 19 responden (63.3%). Berdasarkan pekerjaan
mayoritas responden bekerja yaitu sebanyak 16 responden (53.3%).
19
2. Tingkat Pengetahuan Responden
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kejang Demam
Pada Balita Berdasarkan Umur Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan Ibu
Total
Umur Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
<21 tahun 0 0.0 1 33.3 2 66.7 3 10.0
21-35 tahun 5 25.0 10 50.0 5 25.0 20 66.7
>35 tahun 5 71.4 2 28.6 0 0.0 7 23.3
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas didapat bahwa distribusi pengetahuan ibu
berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur < 21 tahun, pengetahuan ibu
mayoritas kurang sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur >35
tahun, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).
20
4. Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil distribusi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Kejang Demam
Pada Balita Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Tanjung Morawa Kota
Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan Ibu
Pendidikan Baik Cukup Kurang
n % N % n % n %
Dasar 0 0.0 2 25.0 6 75.0 8 26.7
Menengah 8 42.1 10 52.9 1 5.3 19 63.3
Perguruan Tinggi 2 66.7 1 33.3 0 16.7 3 10.0
Total 30 100.0
21
B. Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang gambaran pengetahuan ibu tentang
kejang demam pada balita di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2022.
1. Pengetahuan Tentang Kejang Demam Pada
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 diatas didapat bahwa distribusi
pengetahuan ibu berdasarkan umur yaitu ibu yang berumur < 21 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35
tahun, pengetahuan ibu mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur
>35 tahun, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).
Semakin tinggi umur seseorang maka pengetahuan yang dimiliki juga semakin
tinggi. Hal ini karena pengalaman yang dimiliki lebih banyak dan belajar dari
pengalaman sebelumnya. Hal tersebut menggambarkan bahwa semakin tua usia
dari responden maka dia akan mempunyai tingkat pengetahuan yang semakin
baik dikarenakan semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi dan
pengetahuan. Umur berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum
tinggi kedewasaannya, hal ini Akan sebagai dari pengalaman dan kematangan
jjiwa (Wawan dan Dewi, 2022).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open
behavior (Donsu, 2019). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objekmelalui
pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap
objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada
waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh
22
intensitas perhatiandan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan
(Notoatmodjo (dalam Wawan dan Dewi, 2022)).
Sebanyak 93.0% ibu menjawab benar tentang perlu memberikan obat
penurun panas untuk menangani anak yang sedang demam, pakaian sebaiknya
dilonggarkan agar jalan nafas adekuat dan beri kompres air hangat pada pasien
anak dengan kejang demam. Hal ini karena usia mayoritas responden berumur
21-35 tahun yaitu sebanyak 19 responden (63.3%).
Pada umur 20-35 tahun merupakan masa produktif yang memengaruhi
pengetahuan, motivasi, dan aktivitas seseorang. Ibu dengan usia yang lebih tua
dianggap memiliki pengalaman dalam hal mendidik anak yang lebih banyak
dibandingkan dengan ibu usia muda, sehingga pengetahuannya pun lebih baik
dibandingkan dengan usia muda (Inayati, 2015). Semakin cukup usia maka
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa umur mempengaruhi pengetahuan
ibu tentang kejang demam. Karena pengalaman ibu yang lebih tua lebih banyak
dibandingkan dengan ibu yang lebih muda. Semakin tua umur dari responden
maka dia akan mempunyai tingkat pengetahuan yang semakin baik dikarenakan
semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi dan pengetahuan.
Umur berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
23
tentang kejang demam yaitu sebanyak 2 responden (66.7%). Artinya semakin
tinggi pendidikan ibu maka pengetahuan ibu tentang kejang demam juga
semakin tinggi.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal
yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2022).
Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
perkembangan menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan. Pendidikan diperlukan untuk memperoleh
informasi misalnya informasi dalam bidang kesehatan, ekonomi untuk
meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang maka paparan informasi yang diterima semakin mudah untuk
didapatkan.
Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat
hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin
luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif.Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang.
Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu (Notoatmodjo (dalam
Wawan dan Dewi, 2022)).
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2. diatas dapat diketahui
bahwa, berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan Menengah
(SMA/SMK) yaitu sebanyak 19 responden (63.3%). Menurut Y.B Mantra yang
dikutip oleh Notoadmodjo (2016), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi
24
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan.
Berdasarkan asumsi peneliti bahwa pendidikan ibu yang tinggi akan lebih
mudah menerima suatu ide baru, sehingga promosi dan informasi mengenai
pengetahuan ibu tentang kejang demam mudah diterima dan diterapkan.
25
waktu untuk belajar dan mencari tahu informasi kepada sesama ibu, teman,
tetangga atau orang disekitar tentang kejang demam sehingga dapat mengatasi
anak pada saat terjadi kejang demam.
26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang kejang
demam pada balita di Puskesmas Tanjung Morawa Kota Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2022, dapat ditemukan suatu hasil kesimpulan, yaitu :
1. Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan umur
yaitu ibu yang berumur < 21 tahun, pengetahuan ibu mayoritas kurang
sebanyak 2 responden (66.7%). Umur 21-35 tahun, pengetahuan ibu
mayoritas cukup sebanyak 10 responden (50.0%). Umur >35 tahun,
pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 5 responden (71.4%).
2. Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan
pendidikan yaitu ibu yang berpendidikan dasar, pengetahuan ibu mayoritas
kurang sebanyak 6 responden (75.0%). Ibu yang berpendidikan menengah,
mayoritas cukup sebanyak 10 responden (52.9%). Ibu yang berpendidikan
tinggi, pengetahuan ibu mayoritas baik sebanyak 2 responden (66.7%).
3. Pengetahuan ibu tentang kejang demam pada balita berdasarkan pekerjaan
yaitu ibu yang bekerja mayoritas cukup sebanyak 8 responden (50.0%). Ibu
yang tidak bekerja pengetahuan ibu mayoritas kurang sebanyak 6
responden (42.9%).
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di berikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
dalam pendidikan kesehatan pada ibu tentang penanganan demam pada
balita. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penanganan demam yaitu
dengan dilakukan sosialisasi oleh bidan, kader, dan tenaga kesehatan
lainnya. Diupayakan agar dapat menjangkau tempat pemukiman yang
jauh, sehingga para ibu tidak kekurangan informasi.
2. Bagi Ibu
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu
27
dengan pengetahuan kurang baik. Ibu dapat mengikuti sosialisasi
kesehatan. Kemudian ibu dapat melakukan penanganan demam yang
baik didorong dengan adanya informasi kesehatan baik dari tenaga
kesehatan ataupun orang tua dan saudara ibu dalam penanganan
demam.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu baru dan diterapkan
pada proses pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Belajar mengasah kemampuan meneliti dan peduli terhadap profesi
perawat dan mendorong penulis untuk memulai dan terus mampu
mengembangkan diri, berpandangan luas, melatih indept interview dan
melatih komunikasi.
5. Bagi peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti
selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih mendalam dan dapat
menambah jumlah responden, serta mengunakan metodelogi penelitian
yang berbeda.
28
DAFTAR PUSTAKA
Angelia, A., Pelealu, A., Et, O., Palendeng, L., Kallo, V. (2019). Pemberian
Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Kejang Demam Pada Anak
Balita Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu. Jurnal Keperawatan, 7(2),
1–5.
Inayati. 2015. Efektivitas Gel Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica Linn)
sebagai Hand Sanitizer. Laporan Penelitian. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta.
Maryunani. 2018. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.
Novaria & Triton. 2018. Menjaga Kesehatan Balita. Yogyakarta : Tugu Publisher.
Pratiwi, Ni Kadek Putri Arta Indah. 2021. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Penanganan Kejang Demam Pada Balita Di Banjar Mekar
Bhuana Puskesmas I Denpasar Barat Tahun 2021. Kementerian
Kesehatan R.I Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan
Keperawatan Denpasar Tahun 2021
29
Riyadi & Suharsono. 2020. Asuhan Keperawatan Anak Sakit. Yogyakarta :
Gosyen Publishing.
Soetjiningsih & Gde Ranuh. 2019. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Sofyan, I., D, P. P., Dwi, W. P., Irawan, M., & Setyo, H. (2016). Penatalaksanaan
Kejang Demam, 25.
Suriadi & Yuliani. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : CV. Sagung
Seto.
Wawan dan Dewi. (2022). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wulandari, D., & Erawati, M. (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
30
LAMPIRAN 1
LEMBAR KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Medan, 2022
Responden Peneliti
31
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJANG DEMAM PADA
BALITA DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KOTA KABUPATEN
DELI SERDANG TAHUN 2022
A. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian: Isilah identitas dibawah ini, beri tanda centang (√) pada
kotak yang tersedia
No. Responden :
a. Identitas Orang Tua (Ibu)
1. Nama (inisial) :
2. Tanggal Lahir :
3. Alamat :
4. Pendidikan Terakhir :
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan Orangtua (Ibu) : PNS
Swasta
Wiraswasta
Tidak bekerja
b. Identitas Anak
1. Nama Anak :
2. Jenis Kelamin Anak :
3. Tanggal Lahir :
B. Tingkat Pengetahuan
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah dengan teliti semua pertanyaan dibawah ini sebelum menjawabnya.
2. Berilah tanda centang (√) sesuai dengan pilihan anda.
32
8 Pakaian sebaiknya dilonggarkan agar jalan nafas adekuat
9 Beri kompres air hangat pada pasien anak dengan kejang
demam
10 Anak dengan kejang demam sebaiknya diberi selimut tebal
11 Perlu memberikan obat penurun panas untuk menangani anak
yang sedang demam
12 Perlu mengukur suhu tubuh untuk mengetahui anak yang
sedang demam
13 Menurunkan panas segera dan memberikan obat anti kejang
minum (oral) dapat mencegah kekambuhan kejang demam
14 Perlu mengendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar
leher saat anak sedang kejang demam
15 Bila anak tidak sadar, perlu memposisikan anak terlentang
dengan kepala miring
16 Perlu membersihkan muntahan atau lendir di mulut atau
hidung saat anak dedang kejang demam
17 Perlu untuk tetap mendampingi anak selama kejang demam
18 Kejang demam dapat sembuh kembali
19 Langkah awal yang dapat dilakukan dalam melakukan
pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya kejang pada
anak demam adalah segera memberi obat penurun panas
20 Anak bisa diberi banyak minum dan makan makanan yang
berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air, bisa
berupa jus, susu, teh dan minuman lainnya
33
LAMPIRAN 3
34
LAMPIRAN 4
35
LAMPIRAN 5
36
LAMPIRAN 6
Jenis PENGETAHUAN
Kod Nama Tanggal Lahir SKOR Kategor
No Nama Umur Pendidikan Kode Pekerjaan Kode Kelamin TOTAL KODE
e Anak Anak P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 (%) i
Anak
1 Hariyati 20 1 SMP 1 Karyawan Swasta 1 Hernawati.s p 19-03-2019 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 30 Kurang 3
2 Fitri 34 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Angelina Vabrie P 3/8/2020 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75 Cukup 2
3 Sudarti 29 2 SMP 1 IRT 2 Eliyani P 6/8/2020 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 45 Kurang 3
4 Daliliyanti 47 3 SMA 2 Wiraswasta 1 Maida P 6/12/2020 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 Baik 1
5 Leni 30 2 SMP 1 IRT 2 Irwan L 7/10/2020 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 10 50 Kurang 3
6 Lidya 34 2 Perguruan Tinggi 3 Karyawan Swasta 1 Ruben Ginting L 10/9/2020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 Baik 1
7 Siti 38 3 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Lamsihar S L 8/8/2020 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 11 55 Cukup 2
8 Echi 35 2 Perguruan Tinggi 3 PNS 1 Nurlelea P 12/8/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 14 70 Cukup 2
9 Rosmalina 28 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Muliadi L 5-May 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 12 60 Cukup 2
10 Suriantun 38 3 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Gabriel L 3/5/2020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15 75 Baik 1
11 Esmeri 35 2 SMA 2 IRT 2 Reja Israini L 13-08-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 Baik 1
12 Sri 30 2 SMA 2 IRT 2 Imanuel L 27-07-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 13 65 Cukup 2
13 Dariah 27 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Aupratno L 12/7/2019 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 13 65 Cukup 2
14 Lisbet Br.S 33 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Koran Barus L 27-11-2019 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75 Cukup 2
15 Putri Envina 30 2 SMA 2 Wiraswasta 1 Rismi L 20-06-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15 75 Cukup 2
16 Siti Azizah 28 2 SMA 2 IRT 2 Sukarno L 5/10/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 12 60 Cukup 2
17 Maryuni 34 2 SMP 1 IRT 2 Maju Sitepu L 5/10/2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5 25 Kurang 3
18 Hapni 29 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 M. Manurung L 2/10/2019 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 80 Baik 1
19 Rasni 47 3 Perguruan Tinggi 3 Karyawan Swasta 1 Nurman Adil L 21-05-2020 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Baik 1
20 Elpi 25 2 SMA 2 IRT 2 Mangaji L 12/20/2019 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 14 70 Cukup 2
21 Suci 19 1 SMP 1 IRT 2 Donald L 12/2/2019 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 80 Baik 1
22 Raisyah SMP 33 2 SMP 1 IRT 2 Khairul L 13-05-2019 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 6 30 Kurang 3
23 Suyati 32 2 SMA 2 IRT 2 Suriadi L 13-05-2020 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Baik 1
24 Sitikamisah 32 2 SMA 2 Wiraswasta 1 Gabriel L 11/5/2020 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 15 75 Baik 1
25 Misrita 28 2 SMA 2 Karyawan Swasta 1 Hasanuddin L 23-05-2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 Baik 1
26 Misriwati 37 3 SMP 1 IRT 2 MHD.Azka L 23-05-2020 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 12 60 Cukup 2
27 Khaliza 37 3 SMA 2 Wiraswasta 1 Ahmad Sopian L 6/3/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 13 65 Cukup 2
28 Dede Wahyuni 18 1 SMP 1 IRT 2 Ikar L 12/3/2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 11 55 Kurang 3
29 Nurhayati 32 2 SMA 2 IRT 2 Juhari L 30-07-2019 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9 45 Kurang 3
30 Widya 46 3 SMA 2 IRT 2 Suparni L 8/6/2020 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 14 70 Cukup 2
TOTAL 26 24 24 24 24 11 9 28 28 7 28 7 22 16 18 14 26 17 19 19
RATA-RATA 87 80 80 80 80 37 30 93 93 23 93 23 73 53 60 47 87 57 63 63
Keterangan :
JK : Usia : Pendidikan : Pekerjaan : Pengetahuan :
1. Laki-laki 1. <21 tahun 1. Dasar (SD/SMP) 1. Bekerja 1. Baik : (76-100%)
2. Perempuan 2. 21-35 tahun2. Menengah (SMA/SMK) 2. Tidak Bekerja 2. Cukup :(56-75%)
3. >35 tahun 3. Perguruan Tinggi 3. Kurang : (<56%)
37
LAMPIRAN 7
Statistics
N Valid 30 30 30 30
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
38
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia *
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Pengetahuan
39
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan
*
30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Pengetahu
an
40
Crosstabs
41
LAMPIRAN 8
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
42
22 18/06/2022 Revisi Abstrak Dan Bimbingan
Bab 4&5
23 21/06/2022 Bimbingan Abstrak Dan
Bimbingan 4&5
ACC Semhas
( Afniwati,S.Kep.,Ns.,M.Kes )
NIP : 196610101989032002
43
LAMPIRAN 9
Dokumentasi
44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
1. 2007 s/d 2013 : SD Negeri 10877 JL Pembangunan
2. 2013 s/d 2016 : SMP Negeri 2 Tanjung Morawa
3. 2016 s/d 2019 : SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
4. 2019 s/d 2022 : Poltekikes Kemenkes Medan D3 Keperawatan
45