Anda di halaman 1dari 93

SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI
PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

NAMA : YUNIAR RIZKA


NIM : PO.71.24.2.16.039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN
TAHUN 2020
SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI
PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)

NAMA : YUNIAR RIZKA


NIM : PO.71.24.2.16.039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN
TAHUN 2020

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI
PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

Disusun oleh:
NAMA : YUNIAR RIZKA
NIM : PO.71.24.2.16.039

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal:


Jumat, 22 Mei 2020

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Suprida, SKM, M.Kes Kharisma Virgian, SST, M.Keb


NIP. 196210051988032002 NIP. 198108272005012005

Palembang, 26 Mei 2020


Ketua Jurusan Kebidanan

Nesi Novita, S.SiT, M.Kes


NIP. 197308121992032002

iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI
PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG
TAHUN 2020

Disusun oleh:
NAMA : Yuniar Rizka
NIM : PO.71.24.2.16.039

Telah dipertahankan dalam


Seminar di depan Dewan Penguji
Pada tanggal :
Kamis, 04 Juni 2020

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua

Heni Sumastri, SPd, M.Kes (…………………………….)


NIP.196910231990032001

Anggota

Elita Vasra, SST, M.Keb (……………………………)


NIP.197305191993012001

Anggota

Suprida, SKM, M.Kes (……………………………)


NIP.196210051988032002

Palembang, 04 Juni 2020


Ketua Jurusan Kebidanan

Nesi Novita, S.SiT, M.Kes


NIP. 197308121992032002

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Proposal skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Yuniar Rizka


NIM : PO.71.24.2.16.039
Tanda Tangan :
Tanggal : 04 Juni 2020

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

MOTTO

“ Work hard in silence, Let your success be your noise”

PERSEMBAHAN

Yang Utama dari segalanya…


Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayangmu
telah memberikanku kekuatan, membekalkanku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaaan Rusullah Muhammad SAW.
Terima kasih kepada Ibunda dan Ayahanda selama ini telah memberikan support
baik secara moril dan finansial kepada anakmu yang sebentar lagi akan sarjana.
Kini aku telah menyelesaikan tugas akhirku dan berhak atas gelar sarjanaku! Tak
lupa juga Kakak- kakak dan ayuk- ayukku tersayang yang selalu menjadi inspirasi
terbesar ku untuk selalu melangkah lebih baik lagi. Teruntuk buat ponakan-
ponakan terhebatku, kalian adalah ponakan terlucu yang pernah aku miliki.
Terimakasih telah menyemangatiku!
Terima kasih Para dosen yang sudah memberikan bekal ilmu, semangat, motivasi,
dan pengalamannya.
Terima kasih Teman-teman seperjuanganku D4 Kebidanan 2016 yang telah
mewarnai perjalananku selama 4 tahun ini. Serta Para sahabatku yang selalu setia
menemani di kala suka maupun duka.
Terima kasih untuk kakak pembimbing dan adik bimbinganku, Kak Reta dan
Adik Icha yang selalu memberi semangat dan dukungan.
Semoga Allah SWT. senantiasa membalas semua kebaikan kalian dan kita dapat
terus menjaga tali silaturahmi yang selama ini terjalin. Aamiin ya rabbal alamin.

Yuniar Rizka

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-
Nya kepada kita semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
penelitian dengan judul “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang
Tahun 2020”. Proposal skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan (STr. Keb).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Suprida SKM, M.Kes
selaku dosen pembimbing I dan ibu Kharisma Virgian, SST, M.Keb. selaku dosen
pembimbing II. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Palembang
2. Ibu Nesi Novita, SSiT, M.Kes selaku Ketua jurusan kebidanan Politeknik
Kesehatan Palembang
3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Palembang
4. Ibu Heni Sumastri, SPd, M.Kes selaku dosen penguji 1 dan Ibu Elita Vasra,
SST, M.Keb selaku dosen penguji 2 di jurusan kebidanan Politeknik
Kesehatan Palembang
5. Teman-teman seangkatan prodi D-IV kebidanan Poltekkes Kemenkes
Palembang
Penulis menyadari proposal skripsi penelitian ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan proposal
skripsi ini sehingga akhirnya proposal skripsi penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi bidang pendidikan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Aamiin.

Palembang, Januari 2020

Penulis

vii
ABSTRAK

Rizka, Yuniar. 2020. Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan


Darah pada Lansia Permpuan di Puskesmas Pakjo Kota
Palembang Tahun 2020. Skripsi Prodi DIV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Palembang. Pembimbing: Suprida, SKM,
M.Kes dan Kharisma Virgian, SST, M.Keb.

Latar Belakang : Meningkatnya populasi lansia ini tidak dapat dipisahkan dari
masalah kesehatan yang terjadi pada lansia, menurunnya fungsi organ memicu
terjadinya berbagai penyakit degeneratif yaitu salah satunya hipertensi.
Hipertensi merupakan suatu gejala penyakit degeneratif kardiovaskuler yang
paling banyak dialami oleh lansia dan belum dapat diketahui dengan pasti
penyebabnya. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia selain dengan farmakologi
dapat pula dilakukan dengan non farmakologi seperti senam hipertensi.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota
Palembang tahun 2020
Metode : penelitian ini menggunakan rancangan Pre-eksperimen dengan one grup
pretest posttest design. Jumlah sampel 33 responden. Populasi penelitian ini
adalah semua lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang dengan
teknik pegambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan tensimeter digital dan lembar observasi, Sedangkan analisis data
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil : Dari penelitian ini didapatkan tekanan darah sebelum intervensi sebagian
besar adalah hipertensi 1 (51,5%) dan tekanan darah setelah pemberian intervensi
sebagian besar adalah prehipertensi (48,5%), Hasil analisis data dengan
menggunakan uji Wilcoxon Rank Test didapatkan hasil statistik signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 5% (P Value = 0,000 < 0,05).
Kesimpulan : ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang tahun 2020. Senam
hipertensi dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk menurunkan
tekanan darah pasien hipertensi. Diharapkan penderita hipertensi dapat
melaksanakan kegiatan senam hipertensi secara rutin sehingga tekanan darh dapat
dikendalikan.
Kata Kunci : Lansia, senam Hipertensi, tekanan darah

viii
ABSTRACT

Rizka, Yuniar. 2020. The effect of hypertension gymastic on reducing blood


pressure in elderly women at the Pakjo Health Center
Palembang City in 2020. Thesis DIV Midwifery Study
Program at the Ministry of Health Palembang Polytechnic.
Counselor: Suprida, SKM, M.Kes and Kharisma Virgian, SST,
M.Keb.

Background : The increasing population of the elderly can not be separated from
health problems that occur in the elderly, decreased organ function triggering the
occurrence of various degenerative diseases, one of which is hypertension.
Hypertension is a symptom of cardiovascular degenerative disease that is most
commonly experienced by the elderly and cannot be known with certainty the
cause. Management of hypertension in the elderly in addition to pharmacology
can also be done with non-pharmacology such as hypertension gymnastics.
Objective: To find out the effect of hypertension gymastic on reducing blood
pressure in elderly women at the Pakjo Health Center Palembang City in 2020
Method: this study used a Pre-experimental design with one group pretest posttest
design. The total of samples was 33 respondents. The population of this study was
all elderly women at the Pakjo Health Center Palembang City with a sampling
technique that was purposive sampling. Data collection techniques using digital
tensimeter and observation sheets, while data analysis using the Wilcoxon Signed
Rank Test.
The results: From this study it was found that most of the blood pressure before
the intervention was hypertension 1 (51.5%) and the blood pressure after the
intervention was mostly prehypertension (48.5%). The results of data analysis
using the Wilcoxon Rank Test obtained statistical results. significant by 0,000
smaller than the significant level of 5% (P Value = 0,000 <0.05).
Conclusion: there is the effect of hypertension gymnastics on decreasing blood
pressure in elderly women at Pakjo Health Center Palembang City in 2020.
Hypertension gymnastics can be used as an intervention to reduce blood pressure
in hypertensive patients. It is hoped that hypertension sufferers can carry out
routine hypertension exercise activities so that the blood pressure can be
controlled.
Keywords: Elderly, hypertension gymnastics, blood pressure

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Perumusan Masalah........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1. Tujuan Umum ............................................................................... 4
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
1. Manfaat Institusi ........................................................................... 5
2. Manfaat Peneliti ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Lansia ............................................................................................... 6
1. Pengertian Lansia .......................................................................... 6
2. Klasifikasi Lansia .......................................................................... 6
3. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Lansia ............................. 7
B. Hipertensi.......................................................................................... 9
1. Pengertian Hipertensi .................................................................... 9
2. Klasifikasi Hipertensi.................................................................... 10
3. Faktor Risiko ................................................................................ 11
4. Patofisiologis Hipertensi ............................................................... 13
5. Tanda dan Gejala Hipertensi ......................................................... 15
6. Komplikasi ................................................................................... 16
7. Penatalaksanaan Hipertensi ........................................................... 17
C. Senam Hipertensi .............................................................................. 20
1. Pengertian ..................................................................................... 20
2. Hubungan Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah .............................................................................. 21
D. Kerangka Teori ................................................................................. 23
E. Kerangka Konsep .............................................................................. 24
F. Hipotesis ........................................................................................... 24

x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian .............................................. 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 26
1. Populasi Penelitian .................................................................... 26
2. Sampel Penelitian ...................................................................... 26
D. Variabel ............................................................................................ 27
E. Definisi Operasional .......................................................................... 28
F. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 29
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 30
H. Metode Pengolahan Data ................................................................... 30
I. Analisa Data...................................................................................... 31
J. Masalah Etika Penelitian ................................................................... 31
K. Bagan Alur Penelitian ....................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................................. 35
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 35
2. Sejarah Puskesmas Pakjo Palembang ............................................. 36
3. Sarana dan Prasarana Puskesmas Pakjo Palembang ....................... 38
4. Visi dan Misi Puskesmas Pakjo Palembang ................................... 38
5. Motto Puskesmas Pakjo Palembang ............................................... 39
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 39
1. Gambaran Umum Responden Penelitian ........................................ 39
2. Analisis Univariat .......................................................................... 41
3. Analisis Bivariat ............................................................................ 41
C. Pembahasan ...................................................................................... 42
1. Karakteristik Responden................................................................ 42
2.Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan ........................................... 44
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN


A. Kesimpulan ....................................................................................... 49
B. Saran ................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 50

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah.............................................................. 10


Tabel 2.2. Klasifikasi Hipensi ......................................................................... 11
Tabel 2.3. Kategori Tekanan Darah ................................................................. 11
Tabel 3.1. Definisi Operasional ....................................................................... 29
Tabel 4.1. Gambaran Karaktreristik Responden .............................................. 39
Tabel 4. 2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Hipertensi
Pada Lansia Perempuan Sebelum Dilakukan Senam
Hipertensi ....................................................................................... 40
Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Hipertensi
Pada Lansia Perempuan Setelah Dilakukan Senam
Hipertensi ....................................................................................... 40
Tabel 4.4.Perbedaan Nilai Tekanan Darah Sebelum dan Setelah
Diberikan Senam Hipertensi pada Lansia Perempuan .................... 40

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian ............................................................ 34

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Teori ............................................................................. 23


Bagan 2.2. Kerangka Konsep ......................................................................... 24
Bagan 3.1. Desain Penelitian ........................................................................... 25

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Judul


Lampiran 2 Lembar Konsultasi
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Lembar Observasi
Lampiran 5 Standar Operasional Prosedur Senam Hipertensi
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8 Master Tabel
Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data SPSS
Lampiran 10 Sertifikat Persetujuan Etika Penelitian
Lampiran 11 Pernyataan Persetujuan Publikasi
Lampiran 12 Dokumentasi
Lampiran 13 Riwayat Hidup Peneliti

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia dapat diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya,

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Senja dan Prasetyo, 2019).

Meningkatnya penduduk lanjut usia dibutuhkan perhatian dari semua

pihak dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang ada. Penuaan

penduduk membawa berbagai implikasi baik dari aspek sosial, ekonomi,

hukum, politik dan terutama kesehatan (Komnas Lansia, 2010 dalam

penelitian Hernawan dan Fahrun, 2017).

Meningkatnya populasi lansia ini tidak dapat dipisahkan dari masalah

kesehatan yang terjadi pada lansia, menurunnya fungsi organ memicu

terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Azizah, 2011 dalam penelitian

Hermawan dan Fahrun, 2017). Penyakit degeneratif pada lansia ini jika tidak

ditangani dengan baik maka akan menambah beban finansial negara yang

tidak sedikit dan akan menurunkan kualitas hidup lansia karena meningkatkan

angka morbiditas bahkan dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2013 dalam

penelitian Hernawan dan Fahrun, 2017).

Beberapa penyakit degeneratif yang paling banyak diderita oleh lansia

antara lain, gangguan sendi, hipertensi, katarak, stroke, gangguan mental

emosional, penyakit jantung dan diabetes melitus (Riskesdas, 2013)

Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar

1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di

1
2

dunia terdiagnosis hipertensi. Institute for Health Metrics and

Evaluation (IHME) tahun 2017 menyebutkan bahwa dari total 1,7 juta

kematian di Indonesia didapatkan faktor risiko yang menyebabkan kematian

adalah tekanan darah (hipertensi) sebesar 23,7%. Sedangkan, menurut

Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di

Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).

Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,

sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218

kematian (Depkes, 2019).

Hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Berdasarkan

Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan (2017), didapatkan dari bulan

Januari sampai November tahun 2017 sebanyak 229.36 jiwa. Sedangkan dari

data Dinas Kesehatan Kota Palembang, angka kejadian penyakit hipertensi

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 yaitu sebanyak

6740 orang, pada tahun 2015 sebanyak 7944 orang, pada tahun 2015 sebanyak

8530 orang, pada tahun 2016 sebanyak 8686 orang dan bulan Januari sampai

September tahun 2017 sebanyak 6973. Berdasarkan data dari Puskesmas

Pakjo Palembang, Pada tahun 2017 pasien hipertensi sebanyak 3682 jiwa

menduduki urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar ( Khoirin dan Meri Rosita,

2018).

Semua jenis olahraga dan aktivitas ringan sangat bermanfaat untuk

menghambat proses degeneratif seperti senam hipertensi yang merupakan

olahraga ringan mudah dilakukan dan tidak memberatkan pada lansia.


3

Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh lanjut usia agar tetap bugar dan

segar, karena senam ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung

bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang

berkeliaran didalam tubuh (Widianti, 2010 dalam penelitian Ibrahim dan

Zakirullah, 2013). Hubungan senam hipertensi terhadap pengendalian tekanan

darah lansia sebagaimana disimpulkan dalam penelitian Wahyuni (2015).

Penelitian menunjukkan terjadinya perbaikan tekanan darah pada lansia

namun tidak mencapai taraf signifikansi yang diinginkan. Tidak tercapinya

perbaikan tekanan darah yang diinginkan disebabkan adanya faktor perancu

yang berhubungan dengan tekanan darah lansia antara lain pola makan, stress,

aktivitas fisik, genetik serta farmakologi dalam penelitian yang tidak dapat

dikendalikan.

Senam hipertensi merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan untuk

meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot dan rangka

yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Menurut Mahardani (2010) dalam

penelitian Hernawan dan Fahrun (2017) mengatakan dengan senam atau

berolahraga kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses

pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga

curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah

akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau

meregang, dan aliran darah akan turun sementara waktu, sekitar 30-120 menit

kemudian akan kembali pada tekanan darah sebelum senam. Jika melakukan

olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan darah akan

berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme
4

penurunan tekanan darah setelah berolahraga adalah karena olahraga dapat

merilekskan pembuluh - pembuluh darah. Sehingga dengan melebarnya

pembuluh darah tekanan darah akan turun.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang

Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun

2020?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang

Tahun 2020?

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui tekanan darah pada lansia perempuan sebelum senam

hipertensi di puskesmas pakjo kota Palembang tahun 2020.

b. Diketahui tekanan darah pada lansia perempuan setelah senam

hipertensi di puskesmas pakjo kota Palembang tahun 2020.

c. Diketahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan

darah pada lansia perempuan di puskesmas pakjo kota Palembang

tahun 2020.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Institusi

a. Di Pelayanan kesehatan

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif non

farmakologi untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dan

diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan lansia.

b. Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah literatur perpustakaan

yang dapat dijadikan bahan bacaan mahasiswa untuk menambah

wawasan dan pengetahuan.

2. Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman meneliti dan dapat mengaplikasikan teori

yang didapat selama proses penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lansia

1. Pengertian Lansia

Perubahan- perubahan dalam proses “aging” atau penuaaan

merupakan masa ketika seorang individu berusaha untuk tetap menjalani

hidup dengan bahagia melalui berbagai perubahan dalam hidup. Secara

definisi, seorang individu yang telah melewati usia 45 tahun atau 60 tahun

disebut lansia. Sebagian besar teori menjelaskan penuaan adalah

perubahan fisiologis dan psikologis pada lansia. Dalam menghadapi

perubahan ini, diperlukan adaptasi atau penyesuaian seorang individu.

Penekanan dan fokus intervensi dilakukan dengan melibatkan keluarga

sebagai sistem yang sangat memangaruhi kehidupan lansia (Senja dan

Prasetyo, 2019).

2. Klasifikasi Lansia

Batasan Lansia menurut WHO (2016) :

Lanjut usia meliputi:

usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia

(elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun , lanjut usia tua (old) usia 75

sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Klasifikasi lansia menurut Depkes RI (2013)

1) Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45- 59 tahun.

2) Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

6
7

3) Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau

lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.

5) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

3. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Lansia

Menurut Senja dan Prasetyo (2019), proses penuaan berawal dari

selesainya pertumbuhan pada usia 25 tahun. Beberapa orang menyadari

bahwa proses penuaan (di luar, rambut yang menjadi putih) dan proses ini

pada awalnya tidak menimbulkan permasalahan. Selanjutnya, proses ini

pada menimbulkan permasalahan. Selanjutnya, proses penuaan terjadi

semakin cepat dan perubahan fisiologis semakin jelas. Proses penuaan ini

ditandai dengan perubahan fisiologis yang terlihat dan tidak terlihat.

Perubahan fisik yang terlihat ini, seperti kulit yang mulai keriput dan

mengendur, rambut yang beruban, gigi yang ompong, serta adanya

penumpukan lemak di pinggang dan perut. Perubahan fisik yang tidak

terlihat ini misalnya perubahan fungsi organ, seperti penglihatan,

pendengaran, dan kepadatan tulang.

Di samping itu, terdapat beberapa teori terkait dengan penuaan yang

menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi serta dampak pada

aspek fisiologis dan psikososial.

a. Teori Imunitas

Seiring dengan berjalannya proses penuaan, teori sistem imun


8

menjelaskan adanya penurunan imunitas terkait dengan pertahanan

terhadap agen patogen atau organisme asing. Penyakit yang dapat

muncul diantaranya adalah penyakit infeksi dan kanker. Terkait

dengan peran kelenjar timus, dan kemampuan diferensiasi sel T maka

kemungkinan terjadi respons autoimun dan akan muncul penyakit

seperti atritis rheumatoid alergi (Senja dan Prasetyo, 2019).

b. Teori Neuroendokrin

Terkait dengan sistem saraf dan pengaturan hipofisis, dalam proses

penuaan terjadi gangguan pada area neurologi, yaitu waktu reaksi yang

diperlukan untuk menerima, memproses, dan merespons terhadap

perintah (Senja dan Prasetyo, 2019).

c. Teori Kepribadian

Dalam teori ini, dijelaskan bahwa penuaan yang sehat tidak

tergantung pada jumlah aktivitas sosial seseorang. Akan tetapi, pada

bagaimana kepuasan orang tersebut dengan aktivitas sosial yang

dilakukannya (Senja dan Prasetyo, 2019).

d. Teori Aktivitas

Dalam teori ini dijelaskan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia

secara negatif memengaruhi kepuasan hidup (Senja dan Prasetyo,

2019).

e. Teori Kontinuitas

Teori ini menjelaskan bahwa kepribadian seseorang seiring

dengan proses penuaan cenderung tidak berubah dan lebih jelas pada

saat orang tersebut bertambah tua. Seseorang yang senang dan


9

memiliki kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya

hidupnya sampai usia lanjut. Sementara itu, orang yang menyukai

kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas mungkin akan

menemukan kepuasan dalam melanjutkan gaya hidupnya. Proses

komunikasi yang menjadi poin penting dalam menjelaskan peran

keluarga akan sangat menentukan bagaimana orientasi nilai lansia,

fungsi afektif, serta fungsi sosialisasi mereka (Senja dan Prasetyo ,

2019).

B. Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Menurut American Heart Association (2017) tekanan darah tinggi

(HBP atau hipertensi) adalah kekuatan darah yang mengalir melalui

pembuluh darah secara konsisten terlalu tinggi..

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis ketika

tekanan darah pada dinding arteri meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai

“pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-

satunya cara mengetahui apakah seseorang memiliki hipertensi adalah

dengan mengukur tekanan darah. Kekuatan darah dalam menekan dinding

arteri ketika dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh menentukan ukuran

tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan

jantung sehingga pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan

jantung, stroke,atau penyakit ginjal. Pengukuran tekanan darah dalam

tekanan merkuri per millimeter (mmHg) dan dicatat dalam dua bilangan,

yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah
10

saat jantung berdetak memompa darah keluar. Sementara itu tekanan

diastolik merupakan tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi atau

fase relaksasi (Anies, 2018).

2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut Palmer (2005)

dalam Manuntung (2018), terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Hipertensi esensial (primer)

Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi,

sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor pola hidup seperti kurang bergerak

dan pola makan.

b. Hipertensi sekunder

Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus

tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan oleh

kondisi medis lain (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi terhadap

obat-obatan tertentu (misalnya pil KB).

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik
(mmHg)
Normal <120 <80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 1 140-159 90-99
Hipertensi 2 ≥160 ≥100
Sumber: American Heart Association dan Joint National ComitteVIII (AHA & JNC VIII,2014)
11

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi

Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Kategori
(mmHg)
(mmHg)
Optimal 120 80
Normal 120 – 130 80 – 85
Pra Hipertensi 130 – 140 85 – 90
Hipertensi ringan 140 – 160 90 – 100
Hipertensi sedang 160 – 180 100 – 110
Hipertensi berat >180 >110
Sumber : WHO (2016)

Tabel 2.3 Kategori Tekanan Darah

Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal 120-129 80-89
Normal tinggi 130-139 89
Hipertensi 1 140-159 90-99
Hipertensi 2 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi 3 > 180 > 110
Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016)

3. Faktor Risiko

Menurut Anies (2018), Berikut adalah beberapa faktor yang dapat

menyebabkan seseorang menderita darah tinggi.

a. Usia

Tidak dapat dimungkiri faktor usia merupakan salah satu penyebab

seseorang terkena tekanan darah tinggi. Semakin bertambah usia

seseorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya sehingga

tekanan darah di dalam tubuh orang yang sudah lanjut usia akan

mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas normalnya (Anies,

2018).

b. Keturunan

Orangtua yang mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi ada

kemungkinan dapat menurunkan kepada anaknya (Anies, 2018).


12

c. Jenis Kelamin

Pria yang berusia 45 tahun lebih berisiko terkena tekanan darah

tinggi dibandingkan wanita. Sementara itu, wanita yang berusia di atas

65 tahun lebih berisiko terkena penyakit ini (Anies, 2018).

d. Faktor Olahraga

Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga akan lebih

berisiko terkena tekanan darah tinggi. Jika tidak pernah melakukan

olahraga akan menyebabkan jantung menjadi tidak sehat. Hal ini

berakibat jantung tidak bisa memompa darah dan akan mengakibatkan

aliran darah di dalam tubuh menjadi tidak lancar (Anies, 2018).

e. Pola Makan

Pola makan yang buruk atau tidak sehat merupakan salah satu

penyebab orang terkena tekanan darah tinggi. Seseorang yang sering

mengonsumsi makanan- makanan yang menpunyai kadar lemak tinggi

akan berisiko terkena hipertensi. Makanan yang berlemak tinggi akan

membuat penyumbatan di pembuluh darah sehingga tekanan darah akan

menjadi naik (Anies, 2018).

f. Minum Alkohol

Minum beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh. Jika

Anda sering mengonsumsi minuman beralkohol sebaiknya mulai

mengurangi kebiasaan buruk tersebut atau bahkan harus

menghentikannya. Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar

trigliserida dalam darah. Padahal trigliserida adalah kolesterol yang


13

jahat dan dapat menyababkan tekanan darah menjadi naik secara drastis

(Anies, 2018).

g. Stres

Faktor lain yang penting adalah stres emosional. Orang sering

mengalami stres biasanya tekanan darahnya akan menjadi naik. Jika

orang sedang stres, hormon adrenalin dalam tubuhnya akan meningkat

sehingga akan menyebabkan tekanan darah di dalam tubuh menjadi

naik. Oleh karena itu, Anda harus sering melakukan refreshing untuk

menyegarkan otak Anda agar tidak mengalami stres yang berlarut- larut

(Anies, 2018).

4. Patofisiologis Hipertensi

Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara

faktor genetik dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator

neurohormonal. Secara umum hipertensi disebabkan oleh peningkatan

tahanan perifer dan atau peningkatan volume darah. Gen yang berpengaruh

pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan meliputi 30% sampai

40% hipertensi primer). Meliputi reseptor angiotensin II, gen angiotensin

dan rennin, gen sintetase oksida nitrat endothelial, gen protein reseptor

kinase, gen reseptor adrenergic, gen calcium transport dan natrium

hydrogen antiporter ( mempengaruhi sensitivitas garam), dan hipertensi

sebagai kelompok bawaan.

Teori terkini mengenai hipertensi primer meliputi peningkatan

aktivitas sistem saraf simpatis (SNS) yaitu terjadi respons maladaptif

terhadap stimulasi saraf simpatis dan perubahan gen pada reseptor


14

ditambah kadar katekolamin serum yang menetap, peningkatan aktivitas

sistem reninangiotensin - aldosteron (RAA), secara langsung

menyebabkan vasokonstiksi, tetapi juga meningkatkan aktivitas SNS dan

menurunkan kadar prostaglandin vasolidator dan oksida nitrat, memediasi

remodeling arteri (perubahan struktural pada dinding pembuluh darah),

memediasi kerusakan organ akhir pada jantung (hipertrofi), pembuluh

darah, dan ginjal. Defek pada transport garam dan air menyebabkan

gangguan aktivitas peptide natriuretik otak (brain natriuretic peptide,

BNF), peptide natriuretik atrial (atrial natriuretic peptide, ANF),

adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin dan berhubungan dengan asupan

diet kalsium,magnesium, dan kalium yang rendah. Interaksi kompleks

yang melibatkan resistensi insulin ditemukan pada banyak pasien

hipertensi yang tidak memiliki diabetes klinis. Resistensi insulin

berhubungan dengan penurunan pelepasan endhothelial oksida nitrat dan

vasodilator lain serta mempengaruhi fungsi ginjal. Resistensi insulindan

kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas SNS dan RAA. Beberapa

teori tersebut dapat menerangkan mengenai peningkatan tahanan perifer

akibat peningkatan vasokonstriktor (SNS, RAA) atau pengurangan

vasodilator (ANF, adrenomedulin, urodilatin, oksida nirat) dan

kemungkinan memediasi perubahan dalam apa yang disebut hubungan

tekanan natriuresis yang menyatakan bahwa individu penderita hipertensi

mengalami eksresi natrium ginjal yang lebih rendah bila ada peningkatan

tekanan darah. Pemahaman mengenai patofisiologi mendukung intervensi

terkini yang diterapkan dalam penatalaksanaan hipertensi, seperti


15

pembatasan asupan garam, penurunan berat badan, dan pengontrolan

diabetes penghambat SNS, penghambat RAA, vasolidator nonspesifik,

diuretik, dan obat- obatan ekperimental baru yang mengatur ANF dan

endotelin ( Manuntung, 2018).

5. Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut AHA American Heart Association (2017) bahwa Pada

pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah

yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti

perdarahan, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat

ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). Menurut Price

(2006), gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku

kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas,

sesak nafas, berkeringat dan pusing.

Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi

maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi

yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur,

sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar

dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi

yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung,

fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan

pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan

gangguan kesadaran hingga koma. sebagian besar gejala klinis timbul

setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat

terjaga. Kadang - kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan


16

peningkatan tekanan darah intrakranial (Khusnul Khotimah, 2018).

6. Komplikasi

Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri -

arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,

sehingga aliran darah ke daerah - daerah yang diperdarahinya berkurang.

Arteri - arteri otak yang mengalami arterrosklerosis dapat melemah

sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin,

2000 dalam Manuntung, 2018).

Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba- tiba, seperti orang

bingung, limbung dan bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu

bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut,

atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara) serta tidak sadarkan diri

secara mendadak (Manuntung, 2018).

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yaitu arterosklerosis

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila

terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah

tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka

kebutuhan kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi

dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian

juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan - perubahan waktu

hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia. Hipoksia

jantung, dan peningkatan risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).


17

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler- kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus,

mengakibatkan darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron

akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.

Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin

sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema

yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000 ).

Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah

yang kembalinya ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan

terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di

dalam paru- paru menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema

( Manuntung, 2018).

Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi

yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan

peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang

intertisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron - neuron disekitarnya

kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000 ).

7. Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Divine (2012) beberapa obat farmakologi yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi yaitu:

a. Diuretik

Jenis obat ini adalah obat yang mempengaruhi ginjal. Kadar garam

di dalam tubuh dikeluarkan bersamaan dengan zat cair yang ditahan

oleh garam. Biasanya tidak ada efek samping yang mengganggu, tetapi
18

efek tambahan dari diuretik adalah tidak saja garam yang dikeluarkan

dari tubuh, tetapi zat penting seperti kalium juga ikut keluar.

b. Alpha, beta, dan alpha-beta adrenergic blocker

Obat-obatan ini bekerja menghalangi pengaruh bahan-bahan kimia

tertentu dalam tubuh, juga dapat membuat jantung berdetak lebih

lambat dan tidak begitu keras dalam memompa.

c. Inhibitor ACE (Angiostensin Corverting Enzym)

Inhibitor ACE membantu mengendurkan pembuluh darah dengan

menghalangi pembentukan bahan kimia alamiah dalam tubuh yang

disebut angiostensin II.

d. Calcium Chanel Blocker

Obat ini membantu mengendurkan pembuluh darah dan

mengurangi aliran darah. Pengaruh penurunan tekanan darah dari obat

ini bisa singkat, bisa juga lama. Penurunan singkat tidak

direkomendasikan pada tekanan darah tinggi, sebab kontrolnya tidak

menentu, dan beberapa laporan mengaitkan dengan pengaruh terhadap

jantung yang merugikan.

Pengobatan modern untuk hipertensi banyak menyembuhkan

hipertensi namun pengobatan ini juga memiliki efek samping. Efek

samping yang sering timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan

mual.

Menurut JNC 8 (2014) dalam tesis Khusnul Khotimah (2018)

penatalaksanaan hipertensi non farmakologi adalah dengan modikasi

gaya hidup antara lain:


19

a. Penurunan berat badan

Menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik

(5- 20mm) / penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pingangg < 94 cm

untuk pria dan < 80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh < 25 kg/m2

rekomendasi penurunan berat badan meliputi nasehat mengurangi

asupan kalori dan juga meningkatkan aktifitas.

b. Adopsi pola makan DASH (dietary Approaches to stop Hypertension)

Pola makan DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik. Lebih

banyak makan buah, sayuran dan produk susu rendah lemak dengan

kadungan lemak jenuh lebih sedikit, kaya potassium dan kalsium.

c. Resistensi garam harian

Retensi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8

mmHg. Rekomendasi konsumsi garam seagai pola makan sehat.

d. Latihan fisik

WHO mendefinisikan aktivitas fisik sebagai gerakan tubuh yang

dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi-

termasuk aktivitas yang dilakukan saat bekerja, bermain, melakukan

pekerjaan rumah tangga, bepergian, dan terlibat dalam kegiatan rekreasi.

Istilah "aktivitas fisik" tidak boleh disamakan dengan "olahraga/latihan

fisik", yang merupakan subkategori aktivitas fisik yang direncanakan,

terstruktur, berulang, dan bertujuan untuk memperbaiki atau

mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik. Selain

olahraga, aktivitas fisik lain apa pun yang dilakukan selama waktu

senggang, untuk transportasi menuju ke dan dari tempat, atau sebagai


20

bagian dari pekerjaan seseorang, memiliki manfaat kesehatan. Selanjutnya,

aktivitas fisik baik intensitas sedang maupun kuat dapat meningkatkan

kesehatan (WHO, 2018).

C. Senam Hipertensi

1. Pengertian

Olahraga atau latihan fisik pada penderita hipertensi dapat menurunkan

berat badan, meningkatkan fungsi kardiovaskuler dan respirasi, menurunkan

Low-density lipoprotein (LDL< 200 mg/dl) dan meningkatkan High-density

lipoprotein (HDL> 40 mg/dl) sehingga mencegah penyakit jantung koroner

apabila latihan fisik ini dilakukan secara benar dan teratur. Metabolisme

tubuh, keseimbangan cairan dan eletrolit serta asam basa akan menyesuaikan

diri (Mary P McGowan, 2007 ).

Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa senam hipertensi

dapat membantu menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Semua jenis

olahraga dan aktivitas ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses

degeneratif seperti senam hipertensi yang merupakan olahraga ringan

mudah dilakukan dan tidak memberatkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini

akan membantu tubuh lanjut usia agar tetap bugar dan segar, karena senam

ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara

optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran

didalam tubuh (Ibrahaim dan Zakirullah, 2013).

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Anwari (2018) juga menyatakan

bahwa Senam hipertensi merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan

untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot


21

dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Senam hipertensi

dengan frekuensi latihan 1 kali seminggu dalam 3 minggu dengan lama

latihan 4 – 12 menit efektif menurunkan tekanan darah pada lansia.

Hernawan dan Fahrun (2017), dalam jurnalnya mengatakan dengan

senam atau berolahraga kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk

proses pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut jantung,

sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian

tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan

berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun. Jika melakukan

olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan darah

akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis.

Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena

olahraga dapat merilekskan pembuluh- pembuluh darah. Sehingga dengan

melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun.

2. Hubungan Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Efek senam hipertensi terhadap pembuluh darah adalah pembuluh darah

akan melebar (Vasodilatasi), saraf simpatis dan parasimpatis pembuluh

darah akan disekatnya, panas tubuh akan melebarkan pembuluh darah, dan

elastisitas dinding pembuluh darah yang baik terjadi pada tubuh.

Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling mudah

dipantau yang memperlihatkan baik respons segera terhadap senam

maupun adaptasi jangka panjang terhadap program senam tertentu.

Sewaktu seseorang melakukan gerak badan (senam) sel - sel otot yang aktif

menggunakan lebih banyak oksigen yang menunjang peningkatan


22

kebutuhan energi yang digunakan pada waktu senam. Kecepatan denyut

jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak darah beroksigen

keotot. Jantung beradaptasi terhadap olahraga teratur dengan intensitas dan

durasi yang cukup, dengan meningkatkan kekuatan dan efisiensinya,

sehingga jantung dapat memompa lebih banyak darah per denyutnya.

Setelah mengikuti senam denyut nadi menjadi lebih rendah dan tekanan

darah menjadi berkurang, minimal ada penurunan darah, meskipun belum

maksimal. Diharapkan setelah mengikuti latihan senam ini, para penderita

hipertensi dapat lebih mengurangi kenaikan tekanan darah, darah lebih

dapat meminimalisasi terjadinya serangan jantung dan hipertensi setiap

harinya (Mahardani, 2010)

Senam atau latihan olahraga bisa menurunkan tekanan darah karena

latihan itu dapat merilekskan pembuluh - pembuluh darah. Lama -

kelamaan, dapat melemaskan pembuluh- pembuluh darah, sehingga tekanan

darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan

tekanan air. Senam atau latihan olahraga juga dapat menyebabkan aktivitas

saraf, reseptor hormon, dan hormon- hormon tertentu menurun. Bagi

penderita hipertensi latihan olahraga tetap cukup aman. Catatan khusus

untuk penderita tekanan darah tinggi berat, misalnya dengan tekanan

tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 180 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih tinggi dari 110 mmHg, sebaiknya tetap menggunakan obat-

obatan penurun tekanan darah dari dokter sebelum memulai program

penurunan tekanan darah dengan latihan olahraga (Rismayanthi, 2011).


23

E. Kerangka Teori

Penatalaksanaan Farmakologis:
1) ACE inhibitors
2) Angiostensi receptor
blockers (ARB)
3) Β-Blockers
4) Calcium Channel Blockers
5) Thiazide-type diuretics

Hipertensi Primer
Penatalaksanaan Non Farmakologis:

1) Penurunan berat badan
2) Adopsi pola makan DASH
3) Resistensi garam harian
Faktor Resiko
1) Usia 4) Latihan fisik
Hipertensi (Senam hipertensi)
2) Keturunan
3) Jenis
Kelamin
4) Faktor Olahraga
5) Pola makan
6) Minum
7) Alkohol Kebutuhan oksigen dalam sel
8) Stres meningkat

Denyut jantung meningkat

Peningkatan tekanan darah

Hipertensi Sekunder
Vasodilatasi pembuluh darah

Aliran darah turun

Penurunan tekanan darah

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : Divine (2012), Sherwood (2005), Brick (2001) dalam Putra, prima Nurdiana (2014).
24

F. Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka

teori atau teori - teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu,

kerangka konsep ini terdiri dari variabel- variabel serta hubungan variabel

yang satu dengan yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan

mengarahkan kita untuk menganalisis hasil penelitian ( Notoatmodjo, 2018).

Pada penelitian ini, variabel independen adalah senam hipertensi dan variabel

dependen adalah penurunan tekanan darah. Adapun faktor - faktor yang

mempengaruhi hipertensi adalah usia, keturunan, jenis kelamin, faktor

olahraga, pola makan, minum alkohol dan stress. Namun, pada variabel

perancu, peneliti membatasi faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu usia

dan pendidikan.

Kerangka konsep dapat dilihat pada bagan 2.3 dibawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

Senam Hipertensi Penurunan Tekanan Darah

Variabel Perancu

Pendidikan

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


G. Hipotesis

Ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada

lansia perempuan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain

penelitian praeksperimen. Menurut Notoatmodjo (2018), Penelitian

eksperimen atau percobaan (experiment research) adalah suatu penelitian

dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk

mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya

perlakuan tertentu atau eksperiment tersebut.

Jenis desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pra experiment

dengan one group pretest and posttest design. Menurut Notoatmodjo (2018),

one group pretest and posttest design adalah rancangan yang tidak ada

kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi

pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan- perubahan yang

terjadi setelah adanya eksperimen (program).

Secara bagan, desain kelompok tunggal desain pretest dan posttest dapat

dilihat pada bagan 3.1 dibawah ini:

Pre Test Post Test


Nilai Tekanan Darah Senam hipertensi Penurunan Nilai
Post Test
PadaLansia Tekanan Darah Pada
perempuan x Lansia Perempuan

01 02
Bagan 3.1 Desain penelitin one grup pretest postest design
Modifikasi dari Notoatmodjo (2018)

Keterangan :

01 : Nilai tekanan darah sebelum dilakukan perlakuan

25
26

X : Senam Hipertensi

02 : Nilai tekanan darah setelah dilakukam perlakuan

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2020.

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoadmojo, 2018). Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh lansia

perempuan yang menderita hipertensi di puskesmas pakjo kota Palembang

yang berjumlah 45 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoadmojo, 2018). Jenis sampel pada penelitian ini adalah non

probability dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara

purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoadmojo, 2018).

Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2018), ukuran sampel yang layak

dalam penelitian eksperimen sederhana adalah 30 sampai dengan 500

responden.
27

Peneliti menetapkan jumlah sampel penelitian ini sebesar 30 responden

sesuai dengan jumlah minimal sampel spenelitian ekperimen sederhana.

Untuk menghindari adanya sampel yang drop out, maka dilakukan

koreksi sebesar 10% (Sastroasmoro dan Ismail, 2011). Besar sampel

ditambah dengan antisipasi drop out sebesar 10% sehingga sampel

minimal yang diperlukan adalah 33 responden sesuai dengan kriteria

tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud adalah krieria inklusia dan ekslusi

sebagai berikut

a. Kriteria inklusi

1) Bersedia mengikuti latihan senam hipertensi

2) Tidak memiliki gangguan/cedera (luka atau fraktur) pada

ekstremitas

3) Responden merupakan lansia berjenis kelamin perempuan yang

terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas atau petugas

kesehatan.

b. Kriteria ekslusi

1) Tidak hadir dalam latihan senam hipertensi

2) Memiliki cedera (luka atau fraktur) pada ekstremitas

3) Hipertensi berat: tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg dan atau

tekanan diastolik ≥ 110 mmHg.

D. Variabel

Menurut Sugiyono (2018), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya


28

Variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel independen

Variabel independen merupakan variabel risiko atau sebab

(Notoatmodjo, 2018). Variabel independen dalam penelitian ini adalah

senam hipertensi.

2. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan variabel akibat atau efek

(Notoatmodjo,2018). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

penurunan nilai tekanan darah pada lansia perempuan

E. Definisi Operasional

Definisi Opferasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yag diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2018).
29

Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Alat Hasil Skala


Ukur Ukur Ukur Ukur
Variabel Independen
1 Senam Olahraga dengan gerakan Intervensi - SOP
hipertensi ringan untuk merilekskan - Musik
pada lansia pembuluh- pembuluh
darah. Sehingga dengan
melebarnya pembuluh
darah tekanan darah akan
turun.

Variabel Dependen
2 Tekanan jumlah tenaga darah yang Melakukan Tensimeter 1. Normal jika nilai TD Ordinal
darah ditekan terhadap dinding Pengukuran digital = <120/80 mmHg
Arteri (pembuluh nadi) Tekanan darah 2. PreHipertensi jika
saat Jantung nilai TD = 120/80-
memompakan darah ke 139/89mmHg
seluruh tubuh manusia 3. Hipertensi 1 jika
nilai TD = 140/90-
159/99mmHg
4. Hipertensi 2 jika
nilai TD =
≥160/100mmHg
Sumber : American
Hearth Association &
Joint National Comitte
VIII (2014)
Variabel Perancu
4 Pendidikan Suatu proses untuk Wawancara Kuesioner 1. SD Ordinal
mendapatkan ilmu 2. SMP
pengetahuan secara 3. SMA
terorganisasi dan 4. PT
berjenjang

F. Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018). Alat dan bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah SOP senam hipertensi, video senam hipertensi,

laptop dan speaker untuk melakukan senam hipertensi sedangkan pengukuran

perubahan nilai tubuh tekanan darah dengan menggunakan SOP pengukuran

tekanan darah, tensimeter digital dan lembar observasi.


30

G. Teknik dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul melalui perubahan nilai tekanan darah lansia,

diedit, dan diberi pengkodean baru kemudian diolah. Selanjutnya data

dianalisis untuk menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat. Analisis

data dilakukan melalui komputerisasi, yang terdiri dari analisis univariat dan

analisis bivariat.

H. Metode pengolahan data

Menurut Notoatmodjo (2018), langkah-langkah proses pengolahan data

yaitu sebagai berikut :

1. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner tersebut:

a. Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.

b. Apakah jawaban atau tulisan masing- masing pertanyaan cukup

jelas atau terbaca.

c. Apakah jawaban relavan dengan pertanyaannya.

d. Apakah jawaban- jawaban pertanyaan konsisten dengan pertanyaan

yang lainnya.

2. Coding

Setelah semua kuesioner diedit dan disunting, selanjutnya dilakukan

peng ”kodean” atau “Coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Processing

Data, yakni jawaban- jawaban dari masing-masing responden yang


31

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf ) dimasukkan ke dalam program

atau “software” komputer. Salah satu paket program yang paling sering

digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket program SPSS for

Window.

4. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini

disebut pembersihan data (data cleaning).

I. Analisa data

Menurut Notoatmodjo (2018) analisis data biasanya menggunakan

prosedur bertahap yaitu :

1. Analisis univariat

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis unvariate tergantung

dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata- rata,

median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

(Notoatmodjo, 2018).

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis

distribusi frekuensi responden sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

senam hipertensi.
32

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Melihat dari hasil uji

statistik akan dapat disimpulkan adanya hubungan 2 variabel tesebut

bermakna atau tidak bermakna (Notoatmodjo, 2018).

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis

pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test.

J. Masalah Etika Penelitian

Etika penelitian masih dalam bentuk usulan. Menurut Vasra (2015),

etika penelitian adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent

Setiap responden memiliki hak secara otonomi untuk membuat suatu

keputusan secara sadar untuk berpartisipasi atau tidak dalam suatu

penelitian. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan penjelasan

tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

memberikan formulir persetujuan tertulis diketahui oleh suami/keluarga.

2. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga oleh

peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

3. Justice

Semua responden yang terlibat dalam penelitian ini diperlakukan secara

adil dan mendapatkan hak yang sama, tidak ada perbedaan prioritas pada

setiap sampel.
33

4. Anonimity

Asas anonimitas dalam penelitian yaitu peneliti menjaga nama responden.

Hal ini dapat dilihat pada lampiran bagian master tabel, peneliti hanya

menggunakan nomor responden sebagai kode atau tanda tanpa

menyertakan nama.

5. Respect for Person

Peneliti memberikan reward kepada responden sebagai bentuk

penghargaan atas waktu dan kesediaan menjadi responden.


34

K. Bagan Alur Penelitian

Melakukan kajian pada


Menentukan judul ACC
jurnal mengenai hal yang penelitian Penelitian
akan diteliti

Seminar proposal Menyusun proposal Menentukan


tempat penelitian

Revisi proposal Acc proposal Mengajukan


ethical clearance

Subjek penelitian Mengajukan


Mendapatkan surat
memenuhi kriteria surat izin
izin penelitian
inklusi penelitian

Memperkenalkan diri Melakukan test Memberikan


dan melakukan awal (pretest) intervensi
informed consent kepada berupa senam
subjek pengukuran hipertensi
tekanan darah

Melakukan
Analis data :
posttest berupa
Presentasi hasil Editing, Coding,
pengukuran
penelitian Processing,
Cleaning tekanan darah

Diagram 3.1.Bagan Alur Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pakjo atau sering disebut Puskesmas Bambu Kuning

merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kecamatan Ilir Barat I.

Terletak di Jalan Inspektur Marzuki. Wilayah kerjanya membawahi 1 (satu)

kelurahan yaitu Kelurahan Siring Agung.

Kelurahan Siring Agung mempunyai luas 6,4 km2, sebagian besar terdiri

dari dataran rendah, sebagian kecil rawa-rawa, relatif mudah dijangkau,

hanya Dusun Sungai Hitam (Rt.5 Rw.9) yang harus memutar melalui

Kabupaten Banyuasin karena ada sungai yang belum ada jembatan

penghubung.

Batas-batas Kelurahan Siring Agung yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan 20 Ilir, D IV

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Lorok Pakjo

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Demang Lebar Daun

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bukit Baru

2. Sejarah Puskesmas Pakjo Palembang

Puskesmas Pakjo didirikan tahun 1971 merupakan puskesmas non

inpres, tanah wakaf Bapak Soleh dan diusahakan oleh Ibu Suprapti

(anggota BPH).

Pada mulanya beroperasi sebagai Balai Pengobatan / KIA dipimpin oleh

berturut turut

35
36

a. dr. Tafsi Baslin

b. dr. Agus Prawira P

c. dr. Tien Bayasi

d. dr. Pasiha

e. dr.Nurlela Atika

f. dr.Taskiroh

g. dr. Melina Imran

h. dr. Anton Suwindro

i. dr. Erfiana Umar

j. dr. Martina Mudijataba

k.dr. Hj. Yulia Darlina

l. drg. Nina Agustina

m. Asnawi, SKM, M.Kes

Dalam pelaksanaan kegiatan, dibantu oleh 2 (dua) Puskesmas

Pembantu :

a. Puskesmas Pembantu (Pustu) Talang Masketip

Didirikan tahun 1987 dari dana inpres tanah wakaf dari Bapak M.

Said, terletak di Jalan Inspektur Marzuki Lr. Lematang Rt. 4 Rw. 9

Kelurahan Siring Agung.

b. Puskesmas Pembantu (Pustu) Siring Agung

Didirikan tahun 1980 dari dana inpres. Tanah merupakan hibah dari

Stanvac, terletak di Jalan Sei Talo dan Rehab pada tahun 2019

3. Sarana dan prasarana Puskesmas Pakjo Palembang

Sarana dan Prasarana Puskesmas Pakjo terdiri dari :


37

Lantai dasar :

a. Pendaftaran

b. Poli Umum

c. Poli Lansia

d. Poli KB

e. Poli KIA

f. Poli PTM

g. Laboratorium

h. Apotik

i. Toilet pria dan wanita

Lantai 2 :

a. Poli MTBS

b. Promkes / Kesling / Gizi

c. Poli Gigi

d. Poli PKPR

e. Ruang Pimpinan

f. Ruang Tata Usaha

Berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan nomor YM.

02.01/VI.14/615/2019, Puskesmas Pakjo berstatus Akreditasi Madya yang

penilaian akreditasi dilakukan pada tanggal 04 september – 6 september

tahun 2019 oleh tim surveyor dan Kementerian Kesehatan RI untuk

meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi kepuasan pelanggan.

Adapun sarana dan prasarana yang ditambah di Puskesmas Pakjo

tahun 2017 – 2019 adalah :


38

a. Ruang ASI

b. Ruang UGD

c. Custemer Service

d. Ruang Pertemuan

e. Ruang Pemeriksaan TB

f. Penggunaan Simpus

g. Pojok Anak ( Tempat bermain anak – anak )

h. Lapangan Parkir

i. Tersedianya 2 APAR

j. Poli PTM

k. Poli PKPR

4. Visi dan Misi Puskesmas Pakjo Palembang

a. Visi

Terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat yang prima di

wilayah kerja.

b. Misi

1) Meningkatkan kemitraan dengan semua pihak

2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) petugas

puskesmas

3) Meningkatkan sarana dan prasarana puskesmas serta memelihara

dengan baik dan benar

4) Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai standar

5) Meningkatnya kesejahteraan pegawai


39

5. Motto Puskesmas Pakjo Palembang

“Kepuasan anda harapan kami”

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Responden Penelitian

Gambaran umum responden dalam penelitian ini yaitu jumlah responden

penelitian sebanyak 33 orang lansia yang mengalami hipertensi. Penelitian

ini dilakukan pada kelompok lansia yang mengalami hipertensi yang

diajarkan untuk melakukan senam hipertensi. Penentuan sampel dalam

penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling yaitu sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi pada saat penelitian. Gambaran karakteristik

responden dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1
Gambaran Karakteristik Responden

No Variabel N %
1 Usia Ibu
Pra Lansia 17 51,5
Lansia 16 48,5
Total 33 100
2 Pendidikan
SD 3 9,1
SMP 14 42,4
SMA 12 36.4
PT 4 12.1
Total 33 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 33 responden

mayoritas PraLansia (45 – 59) tahun sebanyak 17 responden (51,5%) dan

berpendidikan SMP sebanyak 14 responden (42,4%).

2. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase dari variabel independen ( senam hipertensi ) dan variabel


40

dependen ( penurunan nilai tekanan darah pada lansia perempuan ).

Menurut American Heart Association dan Joint National Comitte VIII

(AHA & JNC VIII,2014), terdapat 4 kategori hipertensi yaitu

a. Normal ( <120/80 MmHg )

b. PreHipertensi ( 120/80 – 139/89 ) MmHg

c. Hipertensi 1 ( 140/90 – 159/99 ) MmHg

d. Hipertensi 2 ( ≥160/100 MmHg)

Berikut ini analisis data univariat ditampilkan dalam bentuk tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Hipertensi
Pada Lansia Perempuan Sebelum Dilakukan Senam Hipertensi di
Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020

Kategori Hipertensi Frekuensi Persentasi


Hipertensi 1 17 51,5
Hipertensi 2 16 48,5
Jumlah 33 100

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan

senam hipertensi responden yang mengalami hipertensi dengan kategori

hipertensi 1 sebanyak 17 responden ( 51,5% ) dan responden dengan

kategori hipertensi 2 sebanyak 16 responden ( 48,5%).

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Hipertensi
Pada Lansia Perempuan Setelah Dilakukan Senam Hipertensi di
Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020

Kategori Hipertensi Frekuensi Persentasi


PreHipertensi 16 48,5
Hipertensi 1 15 45,5
Hipertensi 2 2 6,1
Jumlah 33 100
41

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa setelah dilakukan senam

hipertensi responden yang mengalami hipertensi dengan kategori

prehipertensi sebanyak 16 responden (48,5%), responden dengan kategori

hipertensi 1 sebanyak 15 responden (45,5%) dan 2 responden (6,1%)

dengan kategori hipertensi 2.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel

independen ( senam hipertensi ) dengan variabel dependen ( penurunan nilai

tekanan darah pada lansia perempuan ), dengan menggunakan uji statistik

Wilcoxon Signed Rank Test, p value 0,000 dengan tingkat α ≤ 0,05 maka

terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel independen ( senam

hipertensi ) dengan variabel dependen ( penurunan nilai tekanan darah pada

lansia perempuan ), jika p value > α maka tidak terdapat pengaruh antara

variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.4
Perbedaan Nilai Tekanan Darah Sebelum dan Setelah Diberikan
Senam Hipertensi pada Lansia Perempuan di Puskesmas Pakjo Kota
Palembang Tahun 2020

Posttest
Pre Hipertensi 1 Hipertensi 2 Jumlah p Value*
Hipertensi
N % N % N %
Hipertensi 1 14 42,4 3 9,1 0 0 17 51,5
Pretest Hipertensi 2 2 6,1 12 36,4 2 6,1 16 48,5 0,000
Total 16 48,5 15 45,5 2 6,1 33 100
*Wilcoxon sign rank test

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa perbedaan nilai

tekanan darah sebelum dan setelah dilakukan senam hipertensi pada lansia

perempuan didapatkan bahwa sebelum dilakukan senam hipertensi

responden dengan kategori hipertensi 1 sebanyak 17 responden (51,5%) dan


42

16 responden (48,5%) dengan kategori hipertensi 2. Kemudian setelah

diberikan senam hipertensi terjadi penurunan nilai tekanan darah menjadi

responden dengan kategori prehipertensi sebanyak 16 responden (48,5%),

responden dengan kategori hipertensi 1 sebanyak 15 responden (45,5%)

dan 2 responden (6,1%) dengan kategori hipertensi 2.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pakjo kota Palembang pada bulan

Januari - Maret 2020 dengan frekuensi latihan 1 kali seminggu selama 3

minggu dengan lama latihan 4- 12 menit. Populasi pada penelitian ini adalah

semua lansia perempuan yang mengalami hipertensi. Pengambilan sampel

mengunakan teknik purposive sampling dengan cara peneliti menentukan

sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Data responden diperoleh dengan

menggunakan lembar observasi.

Selanjutnya data yang telah dikumpulkan diolah analisis data yang terdiri

dari analisis univariat dan bivariat. Pada analisis bivariat mengunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test dengan batas kemaknaan α = 0,05 dimana analisis

data dilakukan untuk melihat tingkat kemaknaan masing-masing variabel.

Yaitu variabel independen (Senam Hipertensi) dengan variabel dependen

(Penurunan tekanan darah pada lansia perempuan).

1. Karakteristik Responden

Diketahui dari hasil analisis karakteristik usia dari 33 responden

semuanya berjenis kelamin perempuan. Agrina et al berpendapat bahwa

wanita paska menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Hal

ini dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal yang lebih besar yang terdapat di
43

dalam tubuh perempuan dibandingkan laki- laki, yang dapat menyebabkan

peningkatan lemak dalam tubuh dan obesitas, yang dapat menyebabkan

berkurangnya aktivitas pada kaum perempuan. Perempuan lebih banyak

terpejan stressor dibanding laki – laki. Hal ini diduga karena adanya

perbedaan hormon, pengaruh melahirkan, ditinggalkan orang terdekat dan

perbedaan stressor psikososial antara laki- laki dan perempuan.

Diketahui dari usia lansia yang mengalami hipertensi sebagian besar

berada pada kategori pralansia ( 45 -59 ) tahun sebanyak 17 responden

(51,5%) dan kategori lansia ( ≥ 60 tahun ) sebanyak 16 responden ( 48,5%).

Seiring bertambahnya usia tubuh akan mengalami penurunan elastisitas

pada pembuluh darah sehingga tekanan darah secara otomatis akan naik dan

cenderung tidak stabil. Proses penuaan menyebabkan kemunduran

kemampuan tubuh mulai terjadi penurunan dari kekuatan otot, hingga

kekuatan jantung memompa darah sehingga harus diimbangi dengan

aktivitas – aktivitas yang rutin seperti senam (Darmojo, 2010).

Diketahui lansia yang menderita hipertensi sebagian besar

berpendidikan SMP terdapat 14 responden ( 42,4% ), SMA terdapat 12

responden ( 36,4% ), PT terdapat 4 responden ( 12,1% ) dan SD terdapat 3

responden ( 9,1% ). Hubungan antara pendidikan dengan tekanan darah

pada penelitian ini ada hubungan yang bermakna. Tingginya risiko terkena

hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena

kurangnya pengetahuan pada pasien yang berpendidikan rendah terhadap

kesehatan dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang

diberikan oleh petugas sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat


44

(Anggara dan Prayitno, 2013).

Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah

melakukan senam hipertensi responden dengan kategori prehipertensi

sebanyak 16 (48,5%), responden dengan kategori hipertensi 1 sebanyak 15

(45,5%) dan responden dengan kategori 2 sebanyak 2 (6,1%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, senam hipertensi

bermanfaat dalam menurunkan tekanan darah pada lansia.

2. Pengaruh Senam Hipertensi terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia Perempuan

Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji wicoxon menunjukkan p value

0,000 (ρ<0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna nilai tekanan darah

sebelum dan sesudah melakukan senam hipertensi, sehingga dapat

disimpulkan terdapat pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang

Tahun 2020.

Menurut Frilyan (2011), Hipertensi pada lansia erat hubungannya

dengan proses menua pada seseorang. Disini terjadi perubahan berupa

berkurangnya elastisitas pembuluh darah, sehingga terjadi kekakuan

pembuluh darah, keadaan ini diperberat dengan kurangnya aktifitas fisik.

Tekanan darah pada lansia yang sering tampak adalah bagian sistol, atau

yang terekam paling atas atau paling pertama dari alat pengukuran tekanan

darah. Hipertensi pada lansia sebagian besar merupakan hipertensi sistol

terisolasi (HST), dan pada umumya merupakan hipertensi primer. Baik HST

atau kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor resiko mortilitas dan
45

morbiditas pada lansia.

Menurut penelitian Anwari (2018), Salah satu pendekatan non

farmakologis yang digunakan dalam menurunkan tekanan darah adalah

senam hipertensi. Olahraga seperti senam hipertensi mampu mendorong

jantung bekerja secara optimal, dimana olahraga mampu meningkatkan

kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibatnya

dapat meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan volume

sekuncup yang akan langsung meningkatkan curah jantung sehingga

menyebabkan tekanan darah arteri meningkat, setelah tekanan darah arteri

meningkat akan terlebih dahulu, dampak dari fase ini mampu menurunkan

aktivitas pernafasan dan otot rangka yang menyebabkan aktivitas saraf

simpatis menurun, setelah itu akan menyebabkan kecepatan denyut jantung

menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena ini

mengakibatkan penurunan curah jantung dan penuruan resistensi perifer

total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah (Sherwood, 2011)

Menurut Whyte dan Laughlin (2011), Latihan olahraga dan aktivitas

fisik teratur memiliki hubungan positif yang kuat dengan fungsi vaskular

dan latihan olahraga dapat memodifikasi struktur vaskular dan fungsi sel

vaskular. Salah satu komponen penting dari efek pelatihan latihan ini adalah

peningkatan vasodilatasi bergantung-endotelium yang diyakini sebagai hasil

dari peningkatan stress gesekan pada endothelium selama latihan.

Selanjutnya latihan fisik juga menurunkan kadar endothelin-1, yang

merupakan vasokonstriktor kuat, penelitian pada hewan menunjukkan

bahwa latihan fisik juga mengurangi responsivitas vaskular terhadap


46

stimulasi alfa-adrenergik dan endothelin-1. Dengan demikian, latihan fisik

dapat menurunkan resistensi vaskular yang berdampak pada turunnya

tekanan darah (Chen dan Chang, 1996).

Terdapat bukti bahwa latihan fisik dapat menyebabkan perubahan pada

struktur pembuluh darah, hasil penelitian longitudinal yang dilakukan

Cameron dan Dart (1994) menyatakan bahwa terdapat penurunan dari

ketebalan intima-media pada pembuluh darah setelah latihan fisik. Hal ini

juga dapat berkontribusi terhadap menurunnya tekanan darah.

Selama penelitian, peneliti mengajarkan cara melakukan senam

hipertensi pada 33 responden. Kemudian menganjurkan responden

melakukan metode ini selama 4-12 menit. Metode ini dilakukan untuk

membantu meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen ke dalam otot –

otot jantung dan dapat merilekskan pembuluh darah. Dengan demikian

didapatkan hasil apakah hipertensi yang dialami dapat berkurang atau tidak

setelah responden melakukan senam hipertensi.

Sebelum dilakukan senam hipertensi sebagian besar responden dengan

kategori hipertensi 1 sebanyak 17( 51,5% ) dan responden dengan kategori 2

sebanyak 16 ( 48,5% ). Kemudian setelah melakukan senam hipertensi

sebagian besar responden dengan kategori prehipertensi sebanyak 16

( 48,5% ), responden dengan kategori hipertensi 1 sebanyak 15 ( 45,5% )

dan responden dengan kategori 2 sebanyak 2 ( 6,1% ).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Anwari (2018) di desa kemunigsari lor kabupaten Jember mengenai

pengaruh senam anti hipertensi lansia terhadap penurunan tekanan darah


47

lansia dengan hasil uji statistik ρ value 0,001 (ρ<0,05) yang artinya terdapat

perbedaan nilai tekanan darah lansia sebelum dan sesudah melakukan

senam hipertensi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hernawan dan

Fahrun (2017). Hasil dari penelitian ini adalah tekanan darah sebelum

pemberian intervensi sebagian besar adalah prehipertensi (39%) dan tekanan

darah setelah pemberian intervensi sebagian besar normal (56%), Sehingga

terdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan darah lansia di panti

wredha dharma bhakti pajang Surakarta (p-value = 0,001).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sianipar

dan Desi (2018). Dari hasil penelitian didapatkan nilai p value adalah 0,000

( ρ <0,05) yang berarti terdapat pengaruh senam hipertensi terhadap tekanan

darah pada penderita hipertensi di puskesmas kayon kota Palangka Raya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, setelah melakukan

senam hipertensi terdapatnya perbedaan yang bermakna nilai tekanan darah

sebelum dan sesudah melakukan senam hipertensi pada lansia perempuan di

Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020. Senam hipertensi dapat

bermanfaat dalam menurunkan nilai tekanan darah pada lansia yaitu dengan

melakukan senam hipertensi maka kebutuhan oksigen dalam sel akan

meningkat dan pada fase istirahat pembuluh darah akan dilatasi, aliran darah

akan menurun sehingga pembuluh darah akan elastis dan dengan

melebarnya pembuluh darah maka tekanan darah akan turun.

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan yang dimiliki peneliti


48

diantaranya waktu penelitian yang terlalu singkat dan terbatas. Selain itu,

terdapat faktor-faktor yang tidak dikendalikan yaitu usia ,pendidikan, konsumsi

garam, konsumsi makanan tinggi lemak, dan stress sehingga apabila tidak

terkontrol maka dapat meyebabkan tekanan darah responden meningkat atau

tetap.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh senam

hipertensi terhadap peurunuanan tekanan darah pada lansia perempuan di

Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020. Penelitian dilakukan pada 33

responden lansia kemudian dilakukan analisis data, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan senam hipertensi, mayoritas responden mengalami

hipertensi 1 sebanyak 17 responden (51,5%).

2. Sesudah melakukan senam hipertensi, mayoritas responden mengalami

prehipertensi sebanyak 16 responden (48,5%),

3. Berdasarkan uji wilcoxon sebelum dan setelah melakukan senam hipertensi

didapatkan ρ–value sebesar 0,000 (ρ<0,05) sehingga terdapat pengaruh yang

bermakna senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020.

B. SARAN

Adapun saran dari penelitian ini adalah :

1. Bagi responden diharapkan untuk tetap, atau mulai melakukan program

latihan fisik seperti senam hipertensi sebagai salah satu bentuk tatalaksana

hipertensi.

2. Bagi institusi kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi puskesmas sebagai tatalaksana non farmakologi yaitu

olahraga senam hipertensi untuk penurunan tekanan darah pada penderita

49
50

hipertensi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi referensi dan

sumber rujukan untuk penelitian selanjutnya dan dapat dilakukan penelitian

lanjutan dengan waktu intervensi yang lebih lama, dan memasukkan

variabel lain seperti konsumsi garam, stress, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Anggara, F.H.D., dan Prayitno, Nanang. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 5(1); Jan 2013.

Anies. 2018. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: ar-Ruzz Media.

Anwari, Misbakhul dkk. 2018. Pengaruh Senam Anti Hipertensi Lansia Terhadap
Penurunuan Tekanan Darah Lansia Di Desa Kemuningsari Lor Kecamatan
Panti Kabupaten jember. The Indonesian Journal Of Health Science, ISSN
2087-5053. September 2018.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013. Riset


Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta ; Kemenkes RI.

Cameron, J. D., And A. M. Dart. Exercise Training Increases Total Systemic


Arterial Compliance In Humans. Am. J. Physiol. 266: H693–H701, 1994.

Chen, H. I., And I. P. Chiang. Chronic Exercise Decreases Adrenergic Agonist-


Induced Vasoconstriction In Spontaneously Hypertensive Rats. Am. J.
Physiol. 271:H977–H983, 1996.

Corwin, E. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Klasifikasi Lansia. Departemen


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Depkes. 2019. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.


(www.depkes.go.id) pada tanggal 23 nov 2019 (data hipertensi).

Divine. Jon G. 2012. Program Olahraga Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta :


Citra Aji Parama.

Hernawan, Totok, dan Farun Nur Rosyid. 2017. Pengaruh Senam Hipertensi
Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di
Panti Wreda Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan
Vol. 10 No. 1 Juni 2017.

HS, Ibrahim, dan Zakirullah Syafei. 2013. Perbedaan Nilai Tekanan Darah
Lansia Dengan Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Olahraga Senam Pada
Lansia. Jurnal Ilmu Keperawatan Vol.1 No. 1 Mei 2013.

Khoirin, dan Meri Rosita. 2018.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kepatuhan Diet Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Pakjo Palembang.
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan. Vol 8 Juni 2018.
Khusnul Khotimah, Nurul. 2018. Model Peningkatan Kepatuhan Gaya Hidup
Sehat Pada Pasien Hipertensi Berbasis Social Cognitive Theory. Tesis:
Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga. Surabaya.

Manuntung, Alfeus. 2018. Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi.


Malang: Wineka Media.

Mary P. Mc Gowan, M.D. 2007. Menjaga Kebugaran Jantung. Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada.

Muhadi. 2016. Evidence Based Guideline Penanganan Pasien Hipertensi Dewasa.


Joined National Comiittee. Vol 43 no.1 th 2016.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi


Mahasatya.

Palmer, A & Wiliams, B (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Erlangga.

Price. S. A. 2006. Patofisiologis Konsep Klinis Proses penyakit. Jakarta : EGC.

Profil Dinas Kesehatan. (2017). Profil Kesehatan Kota Palembang. Palembang:


Dinas Kesehatan Kota Palembang.

Rismayanthi, Cerika. 2011. Penurunan Tekanan Darah Pada penderita Hipertensi


Melalui Senam Hipertensi Aerobik Low Impact. Jurnal Kesehatan. Vol VII
No1. April 2011.

Senja, Amalia, dan Tulus Prasetyo. 2019. Perawatan Lansia. Jakarta: Bumi
Medika.

Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia; dari Sel ke Sistem Edisi 3. Jakarta; EGC.

Sugiyono. 2018. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sya’diyah, Hidayatus. 2018. Keperawatan Lansia. Sidoarjo: Indomedia Pustaka


WHO. 2015. Health Status, Countries in ASEAN. World health statistic.
Whyte JJ, Laughlin MH. The Effects Of Acute And Chronic Exercise On The
Vasculature. Acta Physiol (Oxf). 2010;199(4):441-50.
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Judul

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jl. Jend Sudirman KM. 3 No.1365 Samping Masjid Ash-Shofa
Komplek RS. Moh Hoesein Palembang 30126. Telepon/Fax (0711)373104
Website: www.poltekkespalembang.ac.id Email:
poltekkes_palembang@yahoo.com

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL

Judul Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Yuniar Rizka
NIM : PO.71.24.2.16.039
Program Studi : D-IV Kebidanan
Judul Skripsi :“Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota
Palembang Tahun 2020”

Telah disetujui untuk penulisan skripsi Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan


Poltekkes Kemenkes Palembang.

Pembimbing I Pembimbing II

Suprida, SKM, M.Kes Kharisma Virgian SST, M.Keb


NIP. 196210051988032002 NIP. 198108272005012005

Mengetahui,
Ka. Prodi D-IV Kebidanan

Elita Vasra, SST, M.Kes


NIP. 197305191993012001
Lampiran 2. Lembar konsultasi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jendral Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-shofa
Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksmil (0711)373104
Website: www.poltekkespalembang.com id email: poltekkes_palembang@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Yuniar Rizka


NIM : PO.71.24.2.16.039
Pembimbing I :Suprida SKM, M.Kes
Judul Skripsi :“Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota
Palembang Tahun 2020”

No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf


1. 4 Oktober 2019 Pengajuan Judul Perbaikan
2. 7 Oktober 2019 Pengajuan Judul ACC
3. 13 Desember 2019 BAB I, II, III Perbaikan
4. 17 Desember 2019 BAB I, II, III Perbaikan
5. 30 Desember 2019 BAB I, II, III Perbaikan
6. 31 Desember 2019 Proposal Lengkap ACC
7. 2 Januari 2020 Seminar Proposal Perbaikan
8. 14 Januari 2020 Perbaikan Proposal ACC
9. 29Maret 2020 Perbaruan Judul ACC
10. 22 April 2020 BAB IV dan V Perbaikan
11. 25 April 2020 BAB I, II, III, IV dan V Perbaikan
12. 11 Mei 2020 Abstrak, Lampiran Perbaikan
13. 27 Mei 2020 BAB I, II, III, IV dan V ACC
14. 29 Mei 2020 PPT Skripsi ACC
15. 10 Juni 2020 SKRIPSI Perbaikan
16. 16 Juni 2020 SKRIPSI ACC

Mengetahui
Ka. Prodi D.IV Kebidanan

Elita Vasra, SST, M.Keb


NIP 197305191993012001
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jendral Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-shofa
Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksmil (0711)373104
Website: www.poltekkespalembang.com id email: poltekkes_palembang@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Yuniar Rizka


NIM : PO.71.24.2.16.039
Pembimbing II :Kharisma Virgian, SST, M.Keb.
Judul Skripsi :“Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota
Palembang Tahun 2020”

No Tanggal Materi Bimbingan Saran Paraf


1. 4 Oktober 2019 Pengajuan Judul Perbaikan
2. 7 Oktober 2019 Pengajuan Judul ACC
3. 13 Desember 2019 BAB I, II, III Perbaikan
4. 17 Desember 2019 BAB I, II, III Perbaikan
5. 30 Desember 2019 BAB I, II, III Perbaikan
6. 31 Desember 2019 Proposal Lengkap ACC
7. 2 Januari 2020 Seminar Proposal Perbaikan
8. 14 Januari 2020 Perbaikan Proposal ACC
9. 29Maret 2020 Perbaruan Judul ACC
10. 23 April 2020 BAB IV dan V Perbaikan
11. 25 April 2020 BAB I, II, III, IV dan V Perbaikan
12. 1 Mei 2020 Abstrak, Lampiran Perbaikan
13. 27 Mei 2020 BAB I, II, III, IV dan V ACC
14. 29 Mei 2020 PPT Skripsi ACC
15. 10 Juni 2020 SKRIPSI perbaikan
16. 16 Juni 2020 SKRIPSI ACC

Mengetahui
Ka. Prodi D.IV Kebidanan

Elita Vasra, SST, M.Keb


NIP 197305191993012001
Lampiran 3. Informed consent

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jalan Jendral Sudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-shofa
Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksmil (0711)373104
Website: www.poltekkespalembang.com id email: poltekkes_palembang@yahoo.com

INFORMED CONSENT

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN


TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI
PUSKESMAS PAKJO PALEMBANG
TAHUN 2020

Setelah mendapat penjelasan secara rinci dan memahami penelitian ini, saya
bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh
Yuniar Rizka, Program Studi D-IV Kebidanan Kemenkes Palembang, selanjutnya
saya tidak akan menuntut jika terjadi sesuatu hal dikemudian hari.
Berikut adalah identitas saya :
Tanggal Pengukuran :
Nama :
Umur :
Telpon/HP :
Pendidikan : :
Alamat :
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari siapapun.

Palembang, Maret 2020

Responden

( )
Lampiran 4. Lembar Observasi

Lembar Observasi

No. Responden :
Nama :
Usia :
Pendidikan :

Tekanan darah sebelum senam Tenakan darah setelah senam

Sistol : Sistol :
Diastol : Diastol :
Lampiran 5. SOP Senam hipertensi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN


PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
Jl. Jend Sudirman KM. 3 No.1365 Samping Masjid Ash-Shofa Komplek RS.
Moh Hoesein Palembang 30126. Telepon/Fax (0711)373104
Website: www.poltekkespalembang.ac.id Email:
poltekkes_palembang@yahoo.com

SOP SENAM HIPERTENSI

Standar Operasional Senam Hipertensi


Prosedur
Pengertian Olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan
yang diterapkan pada klien dengan hipertensi untuk
mendorong jantung bekerja optimal.
Tujuan a. Melebarkan pembuluh darah
b. Tahanan pembuluh darah menurun
Kebijakan Lansia yang terpilih menjadi responden sesuai kriteria inklusi
dan ekslusi untuk melakukan senam hipertensi

Persiapan Alat Speaker, Laptop, Video senam

Cara Kerja 1. Jalan ditempat


Mengangkat ujung kaki secara berulang- ulang dengan
hitungan yang diberikan (1x 8 hitungan)
2. Tepuk tangan
Tepukkan telapak tangan kanan dan kiri (4 x 8 hitungan )

3. Tepuk jari
Tepukkan jari tangan kanan dan kiri (4 x 8 hitungan)

4. Jalin tangan
Pertemukan sela- sela jari tangan kanan dan kiri
(4 x 8 hitungan)

5. Adu sisi kelingking


Buka telapak tangan menghadap ke atas dan pertemukan
kelingking kanan dan kiri (2 x 8 hitungan)
6. Adu sisi ibu jari
Buka telapak tangan menghadap ke bawah dan pertemukan
ibu jari kanan dan kiri (2 x 8 hitungan)

7. Ketok lengan atas


Rentangkan kedua tangan kedepan, lalu ketuk lengan atas
kanan dan kiri secara bergantian ( 2 x 8 hitungan )

8. Ketok nadi
Rentangkan kedua tangan kedepan, lalu ketuk nadi yang
berada di pergelangan tangan dan kiri secara bergatian

9. Buka dan mengepal


Rentangkan kedua tangan lalu kepal dan buka jari- jari tangan
(2 x 8 hitungan )
10. Menepuk lengan dan bahu
Rentangkan tangan ke depan lalu tepuk lengan kanan dan kiri
secara bergantian (4 x 8 hitungan)

11. Menepuk perut


Tepuk perut dengan kedua tangan (2 x 8 hitungan)

12. Tepuk punggung


Dengan posisi berdiri tepuk punggung dengan kedua tangan
(2 x 8 hitungan)
13. Tepuk paha bagian depan
Dengan posisi berdiri agak membungkuk tepuk pada dengan
kedua tangan (4 x 8 hitungan)

14. Tepuk betis


Tepuk betis bagian belakang (2 x 8 hitungan)

15. Jongkok berdiri


Dengan posisi kedua tangan di rentangkan ke depan, lalu naik
turun ke bawah dengan posisi setengah jongkok dan berdiri (2
x 8 hitungan)
16. Kaki jinjit
Dengan posisi berdiri tegap dan kedua tangan berada di depan
perut, lalu lakukan gerakan menjinjit (2 x 8 hitungan)

Evaluasi a. Respon klien


b. Nilai Tekanan Darah
c. Dokumentasi

Sumber : Poltekkes Kemenkes Semarang (2019)

/
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Balasan Peelitian
Lampiran 8. Master table

Rekapitulasi Data kuesioner Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap


Penurunanan Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan
di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020

No Usia Pendidikan Nilai TD PreTest Nilai TD PostTest


Responden ( Tahun) (MmHg) (MmHg)
1 54 SMP 140/90 135/87
2 47 SMA 155/90 130/83
3 56 SMA 150/90 135/88
4 66 SMP 170/100 159/95
5 53 SMP 163/107 155/95
6 48 SMP 140/95 135/85
7 59 SMA 163/100 150/90
8 62 SMA 168/105 153/95
9 77 SMA 169/100 155/90
10 47 PT 142/90 135/86
11 56 PT 147/95 138/88
12 63 SMA 165/100 155/90
13 72 SD 172/103 160/100
14 66 SMP 168/100 157/93
15 62 SMA 158/90 135/88
16 58 SMP 140/90 130/82
17 55 SMP 148/92 135/85
18 57 SMP 140/95 130/85
19 53 SD 153/94 150/90
20 54 SMA 150/90 138/89
21 49 SMP 143/96 135/87
22 63 SD 155/96 152/92
23 61 PT 165/100 148/95
24 65 SMA 171/106 155/96
25 56 SMP 168/100 152/90
26 55 SMA 143/97 135/82
27 61 SMP 169/102 148/95
28 71 SMA 168/106 147/95
29 65 SMP 165/100 138/87
30 70 PT 168/105 160/100
31 69 SMP 160/100 138/85
32 65 SMA 158/95 142/90
33 47 SMP 155/92 135/89
Lampiran 9. Hasil pengolahan data SPSS

Gambaran Karakteristik Responden


Frequencies

Statistics

Usia Pendidikan Nilai TD Nilai TD


PreTest PostTest
N Valid 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Pra Lansia 17 51.5 51.5 51.5
Lansia 16 48.5 48.5 100.0
Total 33 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid SD 3 9.1 9.1 9.1
SMP 14 42.4 42.4 51.5
SMA 12 36.4 36.4 87.9
PT 4 12.1 12.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Analisis Univariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

Nilai TD PreTest

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Hipertensi 1 17 51.5 51.5 51.5
Hipertensi 2 16 48.5 48.5 100.0
Total 33 100.0 100.0

Nilai TD PostTest

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Pre Hipertensi 16 48.5 48.5 48.5
Hipertensi1 15 45.5 45.5 93.9
Hipertensi 2 2 6.1 6.1 100.0
Total 33 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Nilai TD PreTest * Nilai 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
TD PostTest

Nilai TD PreTest * Nilai TD PostTest Crosstabulation

Count
Nilai TD PostTest Total
Pre Hipertensi1 Hipertensi 2
Hipertensi
Nilai TD PreTest Hipertensi 1 14 3 0 17
Hipertensi 2 2 12 2 16
Total 16 15 2 33
Analisis Bivariat Variabel Independen dan Variabel Dependen

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Sum of Ranks


Rank
Nilai TD PostTest - Nilai Negative Ranks 28a 14.50 406.00
TD PreTest Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 5c
Total 33
a. Nilai TD PostTest < Nilai TD PreTest
b. Nilai TD PostTest > Nilai TD PreTest
c. Nilai TD PostTest = Nilai TD PreTest

Test Statisticsa

Nilai TD
PostTest -
Nilai TD
PreTest
Z -5.135b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Lampiran 10. Sertifikat Persetujuan Etika Penelitian
Lampiran 11. Pernyataan Persetujuan Publikasi
Lampiran 12. Dokumentasi

Informed Consent

Pre Test
Melakukan Senam Hipertensi
Post Test
Lampiran 12. Riwayat Hidup Peneliti

RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA

Nama : Yuniar Rizka

NIM : PO.71.24.2.16.039

Tempat Tanggal lahir : Palembang, 12 Juni 1998

Agama : Islam

Alamat :Jalan Inspektur Marzuki Lr. Mufakat RT :

007 RW: 009 No.2517 Pakjo Palembang

Nama Ibu : Rosita

Nama Ayah : Habib Aman

Email : yuniarrizka15@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 26 Palembang : Lulus Tahun 2010

2. SMP Negeri 22 Palembang : Lulus Tahun 2013

3. SMA Negeri 11 Palembang : Lulus Tahun 2016

4. Poltekkes Kemenkes Palembang : Lulus Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai