Oleh :
SULISTYA WAHYUDI
19125
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (A.Md.Kep) pada
Akademi Keperawatan Hermina Manggala Husada
Oleh :
SULISTYA WAHYUDI
19125
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar – benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lainyang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
(Sulistya Wahyudi)
Mengetahui:
Pembimbing
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Sulistya Wahyudi NIM 19125 dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada An. G dengan Dengue Haemorrhagic Fever di Ruang Anak
RS Hermina Jatingara” ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada
Ujian Sidang di hadapan Tim Penguji.
Mengetahui,
Direktur Akademi Keperawatan Manggala Husada
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Sulistya Wahyudi NIM 19125 dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada An. G dengan Dengue Haemorhagic Fever di Ruang Anak RS
Hermina Jatingara” ini telah dipertahankan di Dewan Penguji pada 1 September
2020
Penguji II
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Dengue
Haemorrhagic Fever di Ruang Anak RS Hermina Jatingara”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah melalui banyak bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini pula
penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat :
1. Yulisar Khiat., SE. MARS, Selaku Ketua Yayasan Bhakti Husada Jaya.
2. Ibu Ns. Suryani Hartati, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Direktur Akademi
Keperawatan Hermina Manggala Husada.
3. Ibu Ns. Rosa Melati, M.Kep., Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing dan
penguji dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah saya ini.
4. Ibu Ns. Ajeng Dwi Retnani, M.Kep. selaku penguji dan dosen
keperawatan anak yang telah memberikan masukan dan pengarahan bagi
penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah saya ini.
5. Seluruh dosen berserta staf pendidik Akademi Keperawatan Hermina
Manggala Husada yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu
selama penulis mengikuti pendidikan selama 1 tahun ini.
6. Istri dan Anak yang selalu mendukung, memberi semangat dan selalu
mendoakan serta memberikan ridho kepada saya sehingga penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik
7. Tidak lupa saya ucapkan kepada KASATKES DENMA MABESAL yang
telah memberikan izin kepada kami untuk melanjutkan pendidikan
Diploma III.
8. Rekan mahasiswa/I angkatan III RPL yang aelalu memberi semangat saya
di setiap harinya dan menjadi keluarga baru saya
9. Atasan senior dan rekan sejawat tempat saya bekerja di SATKES
DENMA MABESAL yang selalu memberikan semangat
v
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah saya dapat memberikan
manfaat untuk pembaca dan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran
sangat diharapkan yang sifatnya membangun agar bisa lebih baik lagi.
terutama dalam hal mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Anak dengan
Dengue Haemorragic Fever.
( Sulistya Wahyudi )
vi
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM..................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................ii
BIODATA PENULIS............................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR ARTI, SINGKATAN, DAN ISTILAH.................................................xi
ABSTRAK............................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................3
1.4 Manfaat.......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Pengertian...................................................................................................6
2.2 Etiologi.......................................................................................................7
2.3 Patofisiologi................................................................................................8
2.4 Manifestasi Klinik....................................................................................11
2.5 Pemeriksaan Penunjang............................................................................12
2.6 Penatalaksanaan........................................................................................13
2.7 Komplikasi................................................................................................17
2.8 Asuhan Keperawatan................................................................................17
BAB III METODE PENULISAN.........................................................................32
3.1 Desain Karya Tulis Ilmiah........................................................................32
3.2 Batasan Masalah.......................................................................................32
3.3 Lokasi dan Waktu.....................................................................................32
3.4 Pengumpulan Data....................................................................................33
vii
3.5 Analisis Data.............................................................................................33
3.6 Etik Karya Tulis Ilmiah............................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................36
4.1 Hasil..........................................................................................................36
4.2 Pembahasan...............................................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................65
5.1 Kesimpulan...............................................................................................65
5.2 Saran.........................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
viii
DAFTAR TABEL
Haemorrhagic Fever...........................................................................43
Haemorrhagic Fever...........................................................................43
An.G..................................................................................................46
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR ARTI, SINGKATAN, DAN ISTILAH
xi
ABSTRAK
Pendahuluan: Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi Virus Dengue yang diperantarai melalui gigitan nyamuk
Aedes albopictus, Aedes aegypti, dan Aedes polynesiensis. Kemenkes RI (2020) menyatakan
angka kematian akibat DHF di Indonesia dari Januari-Juni tahun 2020 berkisar 446 jiwa. Hasil
laporan rekam medik (RM) RS Hermina Jatinegara, didapatkan data dari bulan Mei-Juli 2020
tercatat jumlah pasien anak yang terjangkit DHF pada bulan Mei sebanyak 81 pasien dari 187
pasien dengan persentase 43,31%, Juni sebanyak 48 pasien dari 166 pasien dengan persentase
28,91%, dan bulan Juli sebanyak 40 pasien dari 140 pasien dengan persentase 28,57%.
Manifestasi klinis DHF di antaranya yaitu demam, nyeri sendi disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Maka dari itu, klien yang mengalami
DHF perlu segera mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Tujuan karya tulis ilmiah ini
yaitu untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan DHF pada anak. Metode: Penulisan karya
tulis ilmiah ini yaitu menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi dokumentasi.
Tempat pengambilan kasus dilakukan di RS. Hermina Jatinegara pada tanggal 21 Mei-23 Mei
2020. Hasil: Masalah keperawatan yang muncul pada kasus tersebut yaitu hipertermia,
hipovolemia, dan defisit nutrisi. Masalah keperawatan tersebut sesuai dengan teori yang
dijelaskan pada karya tulis ilmiah ini. Evalusasi tindakan keperawatan yang telah diberikan yaitu
2 masalah teratasi di antaranya yaitu hipertermia dan defisit nutrisi sedangkan masalah
hipovolemia teratasi sebagian sampai hari ke-3 perawatan. Diskusi: Penulis menyarankan agar
hipovolemia dapat teratasi, perawat dapat menganjurkan pasien memperbanyak asupan cairan oral,
memonitor intake dan output cairan, dan memantau nilai hematokrit secara berkala.
ABSTRACT
Introduction: Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by Dengue Virus infection
which is mediated by the bites of Aedes albopictus, Aedes aegypti, and Aedes polynesiensis
mosquitoes. The Indonesian Ministry of Health (2020) states that the death rate due to dengue
fever in Indonesia from January to June 2020 is around 446 people. The results of the medical
record report (RM) of Hermina Jatinegara Hospital, obtained data from May-July 2020, it was
recorded that the number of children infected with DHF in May was 81 patients from 187 patients
with a proportion of 43.31%, June as many as 48 patients from 166 patients with the proportion
of 28.91%, and in July there were 40 patients out of 140 patients with a proportion of 28.57%.
The clinical manifestations of DHF include pain, joint pain with leukopenia, rash,
lymphadenopathy, thrombocytopenia and hemorrhagic diathesis. Therefore, clients who
experience DHF need to get intensive care immediately at the hospital. The purpose of this
scientific paper is to see a description of DHF nursing care in children. Methods: Writing
scientific papers using descriptive methods with a documentation study approach. The place for
taking cases is at the hospital. Hermina Jatinegara on 21 May-23 May 2020. Results: Nursing
problems that arose in this case were hyperthermia, hypovolemia, and nutritional deficits. The
nursing problem is in accordance with the existing theory in this scientific paper. Evaluation of
the nursing actions that have been given, namely 2 problems resolved including hyperthermia and
nutritional deficits, while the problem of hypovolemia is partially resolved until the 3rd day of
treatment. Discussion: The authors suggest that in order for hypovolemia to be resolved, the
nurse can ignore the patient's heavy fluid intake, monitor fluid intake and output, and periodically
assess the hematocrit value.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
(DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
Indonesia pada bulan Juni tahun 2020 mencapai 68 ribu kasus, lalu
ditemukan 100 sampai 500 kasus per hari. Angka kematian akibat DHF di
Indonesia dari awal Januari sampai dengan Juni tahun 2020 berkisar 446
jiwa.
persen, 3) Usia 5-14 tahun, jumlah kasus mencapai 29 persen dengan angka
1
2
Jatinegara, didapatkan data dari bulan Mei-Juli 2020 tercatat jumlah pasien
anak yang terjangkit DHF pada 3 bulan berturut-urut yaitu bulan Mei
sebanyak 81 pasien dari 187 pasien dengan persentase 43,31%, Juni sebanyak
48 pasien dari 166 pasien dengan persentase 28,91%, dan bulan Juli sebanyak
shock syndrome) akibat adanya kebocoran plasma (Nurarif & Kusuma, 2015).
Apabila klien mengalami kegagalan sirkulasi dan tidak segera diatasi dapat
2014).
intensif di rumah sakit. Perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan
intake dan output cairan ataupun nutrisi, dan mengobservasi adanya tanda
(PPNI, 2015).
meningkatkan hidrasi, dan yang paling penting adalah untuk melakukan pola
1.3 Tujuan
Jatinegara,
Jatinegara,
Jatinegara.
bentuk narasi.
1.4 Manfaat
1) Mahasiswa
2) Rumah Sakit
3) Institusi Pendidikan
Karya tulis ilmiah ini dapat menjadi salah satu sumber pedoman
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
(DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
disebabkan oleh virus dengue yang ditandai dengan demam, nyeri sendi
6
7
2.2 Etiologi
Flaviviridae (Bennett, 2014). Virus dengue terdiri dari 4 serotipe virus yaitu
daerah tropis dan subtropis di dunia (Barrows et al., 2014). Keempat serotipe
dengue lebih dari satu serotipe (Nurarif & Kusuma, 2015). Infeksi salah satu
gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus betina yang sebelumnya
telah membawa virus dalam tubuhnya yang diperoleh dari penderita DHF
dengan host yang mempunyai imunitas rendah, selain itu faktor lingkungan
yang memungkinkan untuk menjadi tempat perkembangbiakan vektor
2.3 Patofisiologi
nyamuk aedes aegypty dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran
dan terbentuklah kompleks virus antibodi yang tinggi dalam sirkulasi akan
dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan
peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau terjadi vaskulitis yang mana
darah sehingga darah mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga organ
dan renjatan (syok) (Suriadi, 2010). Jika virus masuk ke dalam sistem
mengganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya adalah tempat sintesis
dan oksidasi lemak. Namun, karena hati terserang virus dengue maka hati
tidak dapat memecahkan asam lema tersebut menjadi bahan keton, sehingga
DIC
Asidosis metabolik
Hipoksia jaringan
Resiko syok
(hipovolemik) Hipovolemia b.d. peningkatan Ke extravaskuler
permeabilitas kapiler
Paru-paru
Hepar Abdomen
torniquet positif.
3) Trombositopenia <100.00/ul
pleura.
a) Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20% dari nilai baku sesuai umur dan
jenis kelamin.
adekuat.
1) Leukosit: dapat normal atau menurun. Pada hari ke-3 dapat ditemui
plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok
akan meningkat.
atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan
pembekuan darah.
9) Golongan darah atau cross match: bila akan diberikan transfusi darah.
rontgen thorax (Nurarif & Kusuma, 2015). Pada foto tersebut ditemukan
efusi pleura pada hemitoraks kanan, tatapi efusi dapat dijumpai pada kedua
hemitoraks apabila terjadi kebocoran plasma hebat (Suhendro dkk., 2016).
Asites dan efusi pleura juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG
(Suhendro dkk.,2016).
2.6 Penatalaksanaan
Anak dianjurkan untuk meminum larutan oralit atau jus buah, air
tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat
berikut:
(3) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa
stabil.
(compensated shock).
di antaranya yaitu:
1) Upaya promotif
2) Upaya preventif
3) Upaya kuratif
jam, beri minum 1,5-2 liter per hari, lalu beri kompres hangat
darah menurun, anemia dan anuria dan sakit perut, beri infus
perdarahan.
4) Upaya rehabilitatif
2015).
2.7 Komplikasi
disfungsi hati dan ginjal. Selain itu, penggantian cairan yang berlebihan
pada gangguan pernapasan , kongesti paru akut dan atau gagal jantung.
Syok yang berkepanjangan dan terapi cairan yang tidak tepat dapat
2.8.1 Pengkajian
1) Identitas pasien
alamat tempat tinggal, nama orang tua, pendidikan orang tua dan
Keluhan utama yang timbul pada anak dengan DHF adalah demam
Tanda dan gejala yang timbul pada anak dengan DHF adalah demam
timbul pada anak disertai batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah,
nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta pada
tingkat DHF yang parah timbul tanda perdarahan pada kulit, gusi,
2017). Oleh karena itu, perlu dikaji apakah ada anggota keluarga di
6) Riwayat imunisasi
8) Kondisi lingkungan
pembawa DHF.
9) Pola kebiasaan
keluhan pada saat buang air kecil. Anak yang mengalami DHF
dan keluhan pada saat buang air besar. Anak yang mengalami
hari, dan durasi tidur siang serta malam. Anak yang mengalami
persendian.
f) Perilaku dan tanggapan bila ada kelurga yang sakit serta upaya
a) Keadaan umum
c) Dada
efusi pleura.
d) Abdomen
perdarahan.
f) Integument
g) Ekstremitas
Akral teraba dingin, sering terjadi nyeri otot, sendi, dan tulang.
a) Trombositopenia <100.00/ul
b) Leukosit: dapat normal atau menurun. Pada hari ke-3 dapat
adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total
efusi pleura
yang adekuat.
antaranya yaitu:
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. spasme jalan napas d.d. batuk
berubah.
2) Hipertermia b.d. proses penyakit d.d. suhu tubuh di atas normal,
CRT>3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba
sensiri, diaforesis.
Sumber: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2015), (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019), (Tim
Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
2.8.4 Implementasi
sebagainya.
2.8.5 Evaluasi
spasme jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil batuk efektif
meningkat, produksi sputum menurun, mengi menurun, wheezing
teratasi dengan kriteria hasil suhu tubuh membaik, kulit merah menurun,
dengan kriteria hasil denyut nadi perifer meningkat, warna kulit pucat
membaik.
membaik.
muntah) data teratasi dengan kriteria hasil porsi makan yang dihabiskan
.
BAB III
METODE PENULISAN
Penulis pada karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus
pengkajian satu unit secara intensif misalnya satu pasien, keluarga, kelompok,
dan komunitas, atau institusi. Walaupun jumlah subjyek sedikit, tetapi jumlah
Fokus studi kasus dan studi dokumentasi pada karya tulis ilmiah ini
Masalah studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada anak
2020.
32
33
1) Studi Dokumentasi
topik pada karaya tulis ilmiah ini, lalu penulis membandingkan dengan
teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik
analisis yang digunakan yaitu dengan cara observasi oleh perawat ruangan
1) Pengumpulan data
3) Penyajian data
4) Kesimpulan
1) Veracity (kejujuran)
penulis adalah benar adanya dan karya tulis ilmiah ini dibuat oleh penulis
sendiri.
inisial.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
4.1 Hasil
4.1.2 Pengkajian
1) Identitas Pasien
36
37
2) Resume
keluhan utama demam disertai mual, muntah, pusing dan lemas sejak
16,5 kg, tinggi badan 115 cm. Pasien diberikan cairan RL 14tpm dan
3) Riwayat Keperawatan
di rumah sakit, tidak nafsu makan, nyeri pada ulu hati dan
8/10, berat badan bayi 4000 gr, panjang badan bayi 51 cm. Ibu
e) Riwayat imunisasi
campak.
f) Riwayat perkembangan
tahun 5 bulan.
sebaya.
g) Kondisi lingkungan
yaitu padat, berwarna coklat, dan bau khas. Namun, pada saat
sebelum sakit pasien mandi 2x/hari pada saat pagi dan sore
saat pagi dan sore hari dan menggunakan pasta gigi. Lalu
membersihkan diri.
hingga sore hari. Lalu pada waktu sore hari an. G bermain
mewarnai.
Tidak dikaji
4) Pengkajian Fisik
a) Kesadaran Umum
dan kering, ptechie (+), tidak ada perdarahan gusi, dan lidah
sesak.
c) Dada
batuk, tidak ada sputum, tidak ada penggunaan otot bantu napas,
ptechie (+)
d) Abdomen
Tidak dikaji
f) Integument
CRT>2 detik, turgor kulit tidak elastis dan kering, kulit tampak
g) Ekstremitas
ptechie (+)
5) Pemeriksaan Laboratorim
6) Pemeriksaan Penunjang
7) Penatalaksanaan
Data Objektif:
1. Suhu tubuh di atas nilai normal
( 38,50C)
2. Takikardia (N=135x / menit)
3. Kulit teraba hangat
4. Kulit tampak merah
5. Leukosit meningkat (10 /mm3)
Data Subjektif: Hipovolemia Peningkatan Permeabilitas
1. Ibu pasien mengatakan anak minum Kapiler
kurang lebih sekitar 500 ml/hari
2. Ibu mengatakan anak mengeluh lemas
Data Objektif:
1. Membran mukosa tampak kering dan
pucat
2. Petechie pada seluruh bagian tubuh
3. Hematokrit meningkat (38,5 103/цL)
4. Trombosit menurun (52 103/цL)
5. Frekuensi nadi meningkat
(135x/menit)
6. Nadi teraba lemah
Data Subjektif: Defisit Nutrisi Ketidakmampuan
1. Ibu pasien mengatakan nafsu makan mencerna makanan (mual,
an. G menurun muntah)
2. Ibu pasien mengatakan an. G
mengeluh mual dan muntah (2x selama
di rumah sakit)
3. Ibu pasien mengatakan an. G hanya
menghabiskan 1/4 piring makan
4. Ibu pasien mengatakan sebelum sakit
BB an. G adalah 21 kg.
Data Objektif:
1. Membran mukosa tampak pucat dan
kering
2. BB saat sakit adalah 16,5 kg
3. BB/TB= < -2 (Kurus)
1) Hipertermia b.d. proses penyakit (infeksi virus dengue) d.d. suhu tubuh
d.d. penurunan berat badan (21 kg menjadi 16,5 kg), nafsu makan
4.1.5 Perencanaan
Tabel 4.6 Rencana Intervensi Keperawatan pada An. G dengan Dengue Haemorrhagic Fever
Edukasi:
1. Anjurkan klien untuk memperbanyak tirah baring
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Hipovolemia b.d. peningkatan permeabilitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen hipovolemia
kapiler, selama 3x24 jam maka status cairan klien Observasi:
Dibuktikan dengan: terpenuhi dengan kriteria hasil: 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
1. Pasien merasa lemas 1. Kekuatan nadi meningkat 2. Monitor intake dan output cairan
2. Membran mukosa tampak kering dan 2. Frekuensi nadi membaik
pucat (70-120x/menit) Terapeutik:
3. Peningkatan nilai hematokrit (38,5 3. Tekanan nadi membaik 1. Berikan asupan cairan oral kepada klien
103/цL) 4. Membran mukosa membaik
4. Petechie 5. Kadar hematokrit membaik (33-38 103/цL) Edukasi:
5. Frekuensi nadi meningkat (135x/menit) 6. Kadar trombosit membaik (150-440 1. Anjurkan pasien memperbanyak asupan cairan oral
6. Nadi teraba lemah, trombosit menurun 103/цL
(52 103/цL). Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan intravena (isotonis,
hipotonis, dan atau koloid)
3. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan mencerna Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nutrisi
makanan (mual, muntah) d.d. penurunan berat 3x24 jam maka status nutrisi terpenuhi dengan Observasi:
badan (21 kg menjadi 16,5 kg), nafsu makan kriteria hasil: 1. Identifikasi adanya mual muntah
menurun, membran mukosa pucat 1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat 2. Monitor asupan makanan
2. Berat badan meningkat 3. Monitor berat badan
(BB/TB = - 2 SD- 2SD)
3. Nafsu makan membaik Terapeutik:
4. Membran mukosa membaik 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan
5. Frekuensi makan membaik 2. Berikan makanan yang sesuai dengan kondisi
pasien
Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk ketika makan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(pereda nyeri dan antiemetik)
4.1.6 Pelaksanaan
Tabel 4.7 Implementasi Keperawatan pada An. G dengan Dengue Haemorrhagic Fever
Hipovolemia b.d. 08.05 Mengobservasi tanda gejala 08.10 Mengukur tanda-tanda vital dan 08.24 Mengukur tanda-tanda vital dan
peningkatan hipovolemia pada An. G mengobservasi tanda gejala mengobservasi tanda gejala
permeabilitas kapiler, Hasil: hipovolemia hipovolemia
Dibuktikan dengan: 1. Anak tampak lemas Hasil: Hasil:
1. Pasien merasa 2. Membran mukosa tampak 1. Anak masih tampak lemas 1. KU : Baik
lemas kering dan pucat 2. Petechie (+) 2. Membran mukosa lembab
2. Membran 3. Petechie 3. Membran mukosa lembab 3. Petechie (-)
mukosa tampak 4. N 135x/menit, 4. N 120x/menit 4. N 110x/menit
kering dan pucat 5. Hematokrit 38,5 103/цL 5. Hematokrit 38,3 103/цL 5. Hematokrit 38.8 103/цL
3. Peningkatan nilai 6. Trombosit 52 103/цL 6. Trombosit 68 103/цL 6. Trombosit 87 103/цL
hematokrit (38,5
103/цL) 08.20 Memonitor intake dan output cairan 08.15 Memonitor intake dan output 08.28 Memonitor intake dan output
4. Petechie dan menganjurkan pasien cairan cairan
5. Frekuensi nadi memperbanyak asupan cairan oral Hasil: Hasil:
meningkat Hasil: 1. Ibu pasien mengatakan 1. Ibu pasien mengatakan An.G
(135x/menit) 1. Ibu pasien mengatakan An.G An.G sudah mulai mau minum sekitar 1½ botol
6. Nadi teraba dari awal masuk minum kurang minum banyak sekitar 1½ mineral ukuran 500 ml
lemah, trombosit lebih 1/2 botol mineral besar botol mineral ukuran 500 ml 2. Tampak tertampung urine
menurun (52 ukuran 1 Liter dengan paksaan 2. Tampak tertampung urine pagi 490 cc
103/цL). An. G sering menolak minum pagi 720 cc
dan ibu pasien mengatakan 10.00 Memberikan terapi cairan dan
akan memperbanyak memberi 10.00 Memberikan terapi cairan dan elektrolit intravena sesuai dengan
asupan cairan. elektrolit intravena sesuai dengan resep permintaan
2. Tampak tertampung urine pagi resep permintaan Hasil:
400 cc Hasil: 1. Pasien mendapatkan terapi infus
1. Pasien mendapatkan terapi RL 12 jam/2 kolf/ 14
10.00 Memberikan terapi cairan dan infus RL 12 jam/2 kolf/ 14 gtt/menit
elektrolit intravena sesuai dengan gtt/menit
resep permintaan
Hasil:
1. Pasien mendapatkan terapi infus
RL 12 jam/2 kolf/ 14 gtt/menit
Defisit nutrisi b.d. 08.10 Mengidentifikasi adanya mual dan 08.15 Mengidentifikasi adanya mual 08.30 Mengidentifikasi adanya mual dan
ketidakmampuan muntah dan muntah muntah
mencerna makanan Hasil: Hasil: Hasil:
(mual, muntah) d.d. 1. Ibu pasien mengatakan an. G 1. Ibu pasien mengatakan an. 1. Ibu pasien mengatakan an. G
penurunan berat badan tampak mual G tampak sudah tidak tampak tidak mual dan nafsu
(21 kg menjadi 16,5 2. Muntah 1x sesudah sarapan terlalu mual makan meningkta
kg), nafsu makan pagi 2. Muntah tidak ada 2. Tidak ada muntah
menurun, membran 3. Ibu pasien mengatakan bahwa 3. Ibu pasien menjelaskan 3. Ibu pasien mengatakan
mukosa pucat an. G mengeluh nyeri pada ulu bahwa an. G mengatakan bahwa an. G sudah
hati nyeri pada ulu hati mengeluh nyeri pada ulu hati
berkurang
10.00 Memberikan terapi obat antiemetik 10.00 Memberikan terapi obat
sebelum makan 10.00 Memberikan terapi obat antiemetik sebelum makan
Hasil: antiemetik sebelum makan Hasil:
1. Metoclopramid 2,5 mg /1x/hari Hasil: 3. Metoclopramid 2,5 mg
(IV) 1. Metoclopramid 2,5 mg /1x/hari (IV)
2. Ranitidine 1/2 ampul/ 12jam /1x/hari (IV) 4. Ranitidine 1/2 ampul/ 12jam
(IV) 2. Ranitidine 1/2 ampul/ 12jam (IV)
(IV)
12.30 Melakukan oral hygiene sebelum 12.30 Melakukan oral hygiene sebelum
makan 12.30 Melakukan oral hygiene sebelum makan
Hasil: makan Hasil:
An. G tampak kooperatif saat Hasil: An. G tampak kooperatif saat
dilakukan oral hygiene An. G tampak kooperatif saat dilakukan oral hygiene
dilakukan oral hygiene
12.00 Memberikan makanan 12.00 Memberikan makanan
dan menganjurkan pasien untuk 12.00 Memberikan makanan dan menganjurkan pasien untuk
duduk ketika makan dan menganjurkan pasien untuk duduk ketika makan
Hasil: duduk ketika makan Hasil:
Pasien tampak duduk dengan Hasil: Pasien tampak duduk dengan
bersandar pada tempat tidur dan Pasien tampak duduk dengan bersandar pada tempat tidur dan
memakan makanan yang diberikan bersandar pada tempat tidur dan memakan makanan yang
memakan makanan yang diberikan
13.00 Memonitor asupan makanan diberikan
Hasil: 13.00 Memonitor asupan makanan
Ibu pasien mengatakan makanan 13.00 Memonitor asupan makanan Hasil:
hanya habis 1/4 porsi piring makan Hasil: Ibu pasien mengatakan makanan
Ibu pasien mengatakan makanan hanya habis 1 porsi piring makan
13.05 Memonitor berat badan hanya habis 1/2 porsi piring
Hasil: BB 16,5 kg, TB 115 cm, makan 14.00 Memonitor berat badan
BB/TB = < -2 SD (Kurus) Hasil: BB 17,5 kg, TB 115 cm ,
14.00 Memonitor berat badan BB/TB= 2 SD (Normal)
Hasil: BB 17 kg, TB 115 cm ,
BB/TB= 2 SD (Normal)
Tabel 4.8 Evaluasi Keperawatan pada An. G dengan Dengue Haemorrhagic Fever
Evaluasi
Diagnosa
21 Mei 2020 22 Mei 2020 23 Mei 2020
Keperawatan
Hipertermia b.d. proses S: Ibu pasien mengatakan demam An. G S: Ibu pasien mengatakan An. G demam S: Ibu pasien mengatakan An. G terakhir
penyakit (infeksi virus masih naik turun dan saat ini masih pada malam hari (38,20C ) dan saat ini demam kemarin sore dan saat ini tidak
dengue), dibuktikan demam suhunya sudah mulai turun demam
dengan: O: O: O:
1. Suhu tubuh di atas 1. Suhu sebelum kompres 38,50C 1. N 120x/menit, RR 25x/menit, S 37,60 C 1. N 110x/menit, RR 22x/menit, S
normal (38,50C) setelah kompres dan minum obat 2. Kulit teraba hangat 36,40 C
2. Kulit tampak merah 37,9 0C 3. Kulit tidak terlalu tampak merah 2. Suhu kulit membaik
3. Kulit teraba hangat 2. N 120x/menit, RR 25x/menit 4. Pasien masih mendapat terapi 3. Kulit merah menurun
4. Takikardia (N=135x/ 3. Kulit teraba hangat Paracetamol 75 mg 1x/hari (oral) 4. Leukosit 8,65 /mm3
menit), 4. Kulit tampak memerah 5. Leukosit 9,9/mm3 A: Hipertermi teratasi
5. Leukosit meningkat 5. Pasien mendapat terapi Paracetamol A: Hipertermi belum teratasi P: Intervensi dihentikan
(10 /mm3). 75 mg 1x/hari (oral) P: Intervensi dilanjutkan
A: Hipertermi belum teratasi 1. Monitor suhu tubuh secara berkala
P: Intervensi dilanjutkan 2. Monitor tanda-tanda vital
1. Monitor suhu tubuh secara berkala 3. Berikan kompres hangat
2. Monitor tanda-tanda vital 4. Anjurkan pasien untuk memperbanyak
3. Berikan kompres hangat asupan cair oral
4. Anjurkan pasien untuk 5. Kolaborasi pemberian obat antipiretik
memperbanyak asupan cair oral
5. Kolaborasi pemberian obat antipiretik
Hipovolemia b.d. S: S: Ibu pasien mengatakan An.G sudah mulai S: Ibu pasien mengatakan An.G minum
peningkatan permeabilitas 1.Ibu pasien mengatakan An.G dari mau minum banyak sekitar 1½ botol mineral sekitar 1½ botol mineral ukuran 500 ml
kapiler, awal masuk minum kurang lebih 1/2 ukuran 500 ml O:
Dibuktikan dengan: botol mineral besar ukuran 1 Liter O: 1. KU : Baik
1. Pasien merasa lemas dengan paksaan An. G sering 1. Anak masih tampak lemas 2. Membran mukosa lembab
2. Membran mukosa menolak minum dan ibu pasien 2. Membran mukosa lembab 3. Bibir tampak lembab
tampak kering mengatakan akan memperbanyak 3. Bibir tampak kering 5. N 110x/menit, RR 22x/menit, S
dan pucat memberi asupan cairan. 6. N 120x/menit, RR 25x/menit, S 37,60 C 36,40 C
3. Peningkatan 2. An. G mengatakan pusing dan 4. Hematokrit 38,3 103/цL 4. Hematokrit 38.8 103/цL
nilai hematokrit lemas O: 5. Trombosit 68 103/цL 5. Trombosit 87 103/цL
(38,5 103/цL) 1. Anak tampak lemas 6. Urine pagi 720 cc 6. Pasien masih mendapatkan terapi
4. Petechie 2. Membran mukosa tampak kering 7. Pasien masih mendapatkan terapi infus infus RL 12 jam/2 kolf/ 14
5. Frekuensi 3. Bibir tampak kering RL 12 jam/2 kolf/ 14 gtt/menit, gtt/menit
nadi 4. N 120x/menit, RR 25x/menit A: Hipovolemi belum teratasi A: Hipovolemi teratasi sebagian
meningkat 5. Hematokrit 38,5 103/цL P: Intervensi dilanjutkan 1. KU : Baik
(135x/menit) 6. Trombosit 52 103/цL 1. Periksa tanda vital dan tanda gejala 2. Membran mukosa lembab
6. Nadi teraba lemah, 7. Urine pagi 400 cc hipovolemia 3. Bibir tampak lembab
trombosit 8. Pasien mendapatkan terapi infus RL 2. Monitor intake dan output cairan 6. TTV normal N 110x/menit, RR
menurun (52 12 jam/2 kolf/ 14 gtt/menit 3. Anjurkan pasien memperbanyak asupan 22x/menit, S 36,40 C
103/цL). A: Hipovolemi belum teratasi cairan oral P: Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan 4. Kolaborasi pemberian cairan Isotonis dan 1. Monitor tanda vital dan tanda gejala
1. Periksa tanda vital dan tanda gejala atau koloid hipovolemia
hipovolemia 2. Monitor intake dan output cairan
2. Monitor intake dan output cairan 3. Anjurkan pasien memperbanyak
3. Anjurkan pasien memperbanyak asupan cairan oral
asupan cairan oral 4. Kolaborasi pemberian cairan
4. Kolaborasi pemberian cairan isotonis dan atau koloid
isotonis dan atau koloid 5. Monitor hasil Laboratorium
Defisit nutrisi b.d. S: S: S:
ketidakmampuan mencerna 1. Ibu pasien mengatakan anak 1. Ibu pasien mengatakan mual pada anak 1. Ibu pasien mengatakan mual pada
makanan (mual, muntah) mengeluh mual tampak berkurang anak sudah membaik
d.d. penurunan berat badan 2. Nafsu makan masih kurang 2. Nafsu makan masih kurang 2. Nafsu makan membaik
(21 kg menjadi 16,5 kg), 3. Ibu pasien mengatakan an. G 3. Ibu pasien mengatakan an. G mengeluh 3. Ibu pasien mengatakan an. G sudah
nafsu makan menurun, mengeluh nyeri pada ulu hati nyeri pada ulu hati tidak mengeluh nyeri pada ulu hati
membran mukosa pucat 4. Ibu pasien mengatakan an. G 4. Ibu pasien mengatakan an. G 4. Ibu pasien mengatakan an. G
menghabiskan 1/4 porsi piring menghabiskan 1/2 porsi piring makan menghabiskan 1 porsi piring makan
makan O: O:
O: 1. Membran mukosa lembab 1. Membran mukosa lembab
1. Membran mukosa kering 2. Porsi makan tidak habis 2. Porsi makan habis
2. Porsi makan tidak habis 3. BB 17 kg 3. BB 17,5 kg
3. BB 16,5 kg 4. TB 115 cm 4. TB 115 cm
4. TB 115 cm 5. BB/TB = 2 SD (Normal) 5. BB/TB = 2 SD (Normal_
5. BB/TB = < - 2SD (Kurus) A: Masalah teratasi sebagian A: Masalah teratasi
A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan: P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dilanjutkan: 1. Identifikasi adanya mual muntah
1. Identifikasi adanya mual muntah 2. Monitor asupan makanan
2. Monitor asupan makanan 3. Monitor berat badan
3. Monitor berat badan 4. Lakukan oral hygiene sebelum makan
4. Lakukan oral hygiene sebelum 5. Berikan makanan yang sesuai dengan
makan kondisi pasien
5. Berikan makanan yang sesuai dengan 6. Anjurkan posisi duduk ketika makan
kondisi pasien
6. Anjurkan posisi duduk ketika makan
55
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengkajian
demam sudah 5 hari sebelum masuk rumah sakit, mual dan muntah,
nyeri tekan pada ulu hati, nyeri persendian, tidak nafsu makan, sakit
tanda klinis pasien dengan DHF adalah demam 2-7 hari yang timbul
nilai hematokrit.
yang dirasakan oleh anak dengan DHF adalah demam, mual, muntah,
nyeri pada ulu hati, nyeri otot atau persendian, dan sakit kepala.
DHF ditandai oleh adanya demam selama 2-5 hari sebelum masuk
hematokrit.
fisik pasien dengan DHF tidak terlepas dari faktor lingkungan yang
(PHBS) di masyarakat.
103/цL.
ditemukkannya trombositopenia.
infeksi virus Dengue dibuktikan dengan suhu tubuh di atas nilai normal,
(PPNI, 2015).
mukosa pucat.
muntah).
ditambahkan oleh perawat ruangan tetapi ada pada teori yaitu nyeri
frekuensi meningkat, dan sulit tidur (Tim Pokja PPNI, 2015). Batasan
4.2.3 Perencanaan
Anak dianjurkan untuk meminum larutan oralit atau jus buah, air
tajin, air sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran
jam maka status cairan klien terpenuhi dengan kriteria hasil: Kekuatan
nadi meningkat, frekuensi nadi meningkat (70-120x/menit), membran
4.2.4 Tindakan
baring.
oral.
4.2.5 Evaluasi
teratasi setelah diberikan tindakan 3x24 jam dengan kriteria hasil yang
3
tercapai yaitu suhu tubuh mrmbaik (36,40C), suhu kulit membaik,
8,65/mm3.
mencapai batas normal yaitu 38,8 103/uL dengan batas normal 33-38
keperawatan 3x24 jam dengan kriteria hasil yang tercapai yaitu porsi
5.1 Kesimpulan
1) Pengkajian
demam, mual dan muntah, terdapat petechie pada seluruh bagian tubuh,
nyeri tekan pada epigastrik, nyeri pada persendian ataupun otot. Hasil
(DHF).
2) Diagnosa keperawatan
65
66
3) Perencanaan
Keperawatan Indonesia.
manajemen nutrisi.
4) Tindakan Keperawatan
23 Mei 2020.
dan antipiretik.
5) Evaluasi
defisit nutrisi dapat teratasi selama 3x24 jam. Namun, pada diagnosa
teratasi sebagian.
5.2 Saran
intake dan output cairan, dan memantau nilai hematokrit secara berkala.
pakaian tersebut pada wadah pakaian kotor, lalu segera mencuci pakaian
dan sekitar.
keperawatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ainle. .Harris, E.. (2014). Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever 2nd Edition.
UK: CAB International
Barrows, N.J.. (2014). Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever 2nd Edition. UK:
CAB International
Bennet, S.N. (2014). Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever 2nd Edition. UK:
CAB International
Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (2016). Fundamental of
Nursing Ninth Edition. In Elsevier. https://doi.org/10.1109/ISCA.2016.31
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
In DPP PPNI.
MOTTO
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-
orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.