i
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.3 Sasaran...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Terapi Bermain ............................................................................. 3
2.2 Bermain di Rumah Sakit ........................................................................... 5
2.3 Konsep Tumbuh Kembang ....................................................................... 6
2.4 Usia Pra Sekolah ....................................................................................... 8
2.5 Terapi Bermain Anak Usia Pra Sekolah ................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak usia pra sekolah yang
dirawat di rumah sakit diharapkan dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan dari anak tersebut.
B. Tujuan Khusus
Setelah anak melakukan proses bermain selama kurang lebih 30 menit
diharapkan anak dapat :
a. Untuk memenuhi tahap tumbuh kembang dari anak usia pra sekolah
b. Mengurangi tingkat stress dan kecemasan selama anak berada di rumah
sakit
c. Meningkatkan daya kreatifitas dan ide anak
1.3 Sasaran
Anak usia pra sekolah (3 – 6 tahun) yang dilakukan rawat inap di Ruang
Anak Rumah Sakit X Malang dengan jumlah 4 anak.
2
BAB II
KONSEP TEORI
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat
dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan
tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah
sakit (Wong, 2009).
4
Dampak hospitalisasi tersebut ada beberapa factor yang mempengaruhi
respon anak yang sedang dirawat di rumah sakit, antara lain :
1. Perkembangan usia : reaksi anak terhadap sakit berbeda -beda sesuai
tingkat perkembangan anak (Supartini, 2000). Pada anak usia
prasekolah reaksi perpisahan adalah kecemasan karena berpisah
dengan orangtua dan kelompok sosialnya. Pasien anak usia pra sekolah
umumnya takut pada dokter dan perawat (Ngastiyah, 2005)
2. Pola asuh keluarga : pola asuh keluarga yang terlalu protektif dan selalu
memanjakan anak juga dapat mempengaruhi reaksi takut dan cemas
anak dirawat di rumah sakit. Beda dengan keluarga yang suka
memandirikan anak untuk aktivitas sehari - hari anak akan lebih
kooperatif bila dirumah sakit.
3. Keluarga : Keluarga yang terlalu khawatir atau stress anaknya yang
dirawat di rumah sakit akan menyebabkan anak menjadi semakin stress
dan takut
4. Pengalaman dirawat di rumah sakit sebelumnya : Apabila anak pernah
mengalami pengalaman tidak menyenangkan dirawat di rumah sakit
sebelumnya akan menyebabkan anak takut dan trauma. Sebaliknya
apabila anak dirawat di rumah sakit mendapatkan perawatan yang baik
dan menyenangkan anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter
(Supartini, 2004)
5. Support system yang tersedia : Anak mencari dukungan yang ada dari
orang lain untuk melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya.
Anak biasanya akan minta dukungan kepada oerang terdekat
dengannya misalnya orang tua atau saudaranya. Perilaku ini biasanya
ditandai dengan permintaan anak untuk ditunggui selama dirawat di
rumah sakit, idampingi saat dilakukan treatment padanya, minta dipeluk
saat merasa takut dan cemas bahkan saat merasa kesakitan.
6. Keterampilan koping dalam menangani stressor : Apabila mekanisme
koping anak baik dalam menerima dia harus dirawat di rumah sakit akan
lebih kooperatif anak tersebut dalam menjalani perawatan di rumah
sakit.
Pada anak usia pra sekolah ada beberapa tugas dan perkembangan yang
dilakukan pada usia tersebut, yaitu :
a) Personal / sosial
1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
4) Keluarga merupakan kelompok utama
5) Kelompok meningkat kepentingannya
6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
7) Agresif
b) Motorik
1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda
3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya
c) Bahasa dan kognitif
1) Egosentrik
2) Ketrampilan bahasa makin baik
3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk
memahami, mengatasi masalah.
d) Ketakutan
1) Pengrusakan diri
2) Dikebiri
3) Gelap,Ketidaktahuan
4) Objek bayangan, tak dikenal.
7
Ciri tumbuh kembang pada anak menurut Soetjiningsih, anak dimulai dari
masa konsepsi sampai dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai
maturitas atau dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan
2. Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses
tumbuh kembang pada setiap organ tubuh berbeda
3. Pola perkembangan anak adalah sama tapi kecepatannya berbeda antara
anak satu dengan lainnya
4. Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap
organ
Menurut Hurlock (1997) ciri- ciri anak usia prasekolah meliputi fisik,
motorik, intelektual, dan social . Ciri fisik anak prasekolah yaitu otot– otot lebih
kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Anak prasekolah
mempergunakan gerak dasar seperti berlari, berjalan, memanjat, dan melompat
sebagai bagian dari permainan mereka. Kemudian secara motorik anak mampu
8
memanipulasi obyek kecil, menggunakan balok– balok dan berbagai ukuran dan
bentuk. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan
cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal– hal yang dimiliki oleh
teman sebayanya. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak
sosial dengan orang– orang yang ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai
minat yang lebih untuk bermain pada temannya, orang– orang dewasa, saudara
kandung didalam keluarganya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih
sayang, makanan, perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi
kesenangan dan pengalaman hidup yang nyata. Terapi bermain adalah suatu
bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan
perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu
yang tidak menyenangkan baginya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14