Anda di halaman 1dari 145

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN


PERILAKU PROSOSIAL DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
SINKOP PADA SANTRIWATI KELAS XI (DI MA
AL ANWAR SARANG REMBANG)

Oleh :
MOCH SHOFIYUDIN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN


PERILAKU PROSOSIAL DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
SINKOP PADA SANTRIWATI KELAS XI (DI MA
AL ANWAR SARANG REMBANG)

Oleh :
MOCH SHOFIYUDIN
17.10.2.149.027

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2021

i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
PERILAKU PROSOSIAL DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
SINKOP PADA SANTRIWATI KELAS XI (DI MA
AL ANWAR SARANG REMBANG)

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada


Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Oleh:
MOCH SHOFIYUDIN
17.10.2.149.027

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2021

ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Moch Shofiyudin
NIM : 17.10.2.149.027
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini


adalah hasil karya saya sendiri, didalamnya tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelas kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
lembaga pendidikan lainnya. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Rembang, 26 Juni 2021

Materai
Rp. 10.000

Moch Shofiyudin
NIM. 17.10.2.149.027

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN


PERILAKU PROSOSIAL DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
SINKOP PADA SANTRIWATI KELAS XI (DI MA
AL ANWAR SARANG REMBANG)

Moch Shofiyudin
17.10.2.149.027

Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Pada tanggal 26 Juni 2021

Oleh :
Pembimbing

Kusno Ferianto. S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0705028101

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Moch Shofiyudin
NIM : 17.10.2.149.027
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji skripsi
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Pada tanggal 26 Juni 2021

Panitia Penguji, Tanda Tangan

Ketua : Karyo, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0702018002

Penguji I : Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep.,MM


NIDN. 0705028101

Penguji II : Lilia Faridatul Fauziah, S.Tr.Keb., M.Gz


NIDN. 0730038804

Mengetahui,
Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban

Kusno Ferianto. S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0705028101

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Moch Shofiyudin


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Rembang, 13 Desember 1998
Alamat : Dusun Selo, Desa Pelang RT 04 RW 02,
Kec. Sarang, Kab. Rembang, Prov. Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan :
1. Lulus TK Harapan Pelang tahun 2005
2. Lulus SDN Pelang tahun 2011
3. Lulus MTS Al Anwar Sarang tahun 2014
4. Lulus MA Al Anwar Sarang tahun 2017
5. Mahasiswa IIK NU Tuban tahun 2017 – sekarang

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban, saya
yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Moch Shofiyudin


NIM : 17.10.2.149.027
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban Hak Bebas Royalti
Noneksklusif atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam
Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang
Rembang)”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatka, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Rembang
Tanggal : 26 Juni 2021
Yang menyatakan,

(Moch Shofiyudin)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al
Anwar Sarang Rembang)”.
Karya ini dapat terselesaikan karena bantuan berbagai pihak, sehingga
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE selaku Rektor IIK NU
Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan IIK NU Tuban sekaligus pembimbing, yang
telah berkenan memberikan waktu, tenaga, pikiran dan arahan kepada penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Lukman Hakim, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan IIK NU Tuban.
4. Bapak Karyo, S.Kep., Ns., M.Kep., MM dan Ibu Lilia Faridatul Fauziah,
S.Tr.Keb., M.Gz selaku penguji, yang telah memberikan masukan guna
kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan IIK NU Tuban yang turut
memberikan saran dan kritik dalam pembuatan skripsi ini.
6. Syaikhina KH. Abdullah Ubab Maemon selaku Ketua Yayasan PP Al Anwar 2
Sarang dan KH. Ahmad Zaki Mubarok, Lc., M.us selaku Kepala Madrasah
Aliyah Al Anwar Sarang, yang telah memberikan izin, masukan, dan
dukungan atas terselengaranya penelitian ini.
7. Masyayih PP Al Anwar 2 dan Guru MA Al Anwar Sarang, yang telah
memberikan izin, masukan, dan dukungan atas terselengaranya penelitian ini.
8. Bapak H. Ahmad Nadzirun dan Ibu Rusmini orang tua tercinta yang tidak
pernah lelah memberi motivasi, dukungan, doa, dan semangat dalam
mengerjakan dan menyelesaikan skripsi ini.
9. Responden yang sudah mau memberikan waktu dalam pengambilan data
untuk penelitian.
10. Seluruh teman IIK NU, khususnya angkatan tahun 2017 yang telah
memberikan saran, kritik serta dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun penulis harapkan guna kesempurnaan tulisan
ini dikemudian hari. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Rembang, 26 Juni 2021

Moch Shofiyudin

viii
ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU


PROSOSIAL DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
SINKOP PADA SANTRIWATI KELAS XI (DI MA
AL ANWAR SARANG REMBANG)

Moch Shofiyudin1, Kusno Ferianto2


1,2
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, IIK Nahdlatul Ulama Tuban

Sinkop merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang banyak


ditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD). Hal tersebut diperparah dengan kurangnya
perhatian dalam melakukan pertolongan segera pada pasien sinkop dan perlakuan orang
terdekat di sekitar pasien cenderung menghindar, hal ini yang menjadi salah satu bentuk
rendahnya perilaku prososial. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya
hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku prososial dalam
pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.
Penelitian ini menggunakan metode Observasional dengan desain Analitik
Korelasional. Pendekatan waktu cross sectional. Responden dalam penelitian ini yaitu
santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang dengan kriteria inklusi sebanyak
100 responden ditentukan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Variabel
independen pertama yaitu Tingkat Pengetahuan dan independen kedua yaitu Sikap,
sedangkan variabel dependen adalah Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama
Sinkop. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan uji
Koefisien Kontigensi.
Hasil penelitian didapatkan yaitu nilai Phi 1 = 0,000 dimana 0,000 < 0,05 maka H1
diterima artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku prososial
dalam pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI. Dan nilai Phi 2 = 0,000
dimana 0,000 < 0,05 maka H2 diterima artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI
dengan nilai korelasi r = 0,607 (0,6) pada H1 dan r = 0,606 (0,6) pada H2. Keduanya
merupakan korelasi kuat.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan dari pihak sekolah dan guru-guru agar
menanamkan pengetahuan pertolongan pertama sinkop bagi seluruh santrinya dan
menyisipkannya di setiap bahan mata ajar di sekolah atau bekerja sama dengan tenaga
kesehatan.

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Sikap, Perilaku Prososial, Pertolongan Pertama


Sinkop

ix
ABSTRACT

RELATIONSHIP LEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH PROSOCIAL


BEHAVIOR IN FIRST AID SYNCOP IN CLASS XI STUDENTS (AT MA AL
ANWAR SARANG REMBANG)

Moch Shofiyudin1 , Kusno Ferianto2


1,2
Faculty of Nursing and Midwifery, IIK Nahdlatul Ulama Tuban

Syncope is one of the causes of decreased consciousness that is often found in the
Emergency Unit (ER). This is exacerbated by the lack of attention in providing immediate
assistance to syncope patients and the treatment of the closest people around the patient
tends to avoid, this is one form of low prosocial behavior. The purpose of this study was
to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes with prosocial
behavior in syncope first aid in class XI students at MA Al Anwar Sarang Rembang in
2021.
This study uses the Observational method with Correlational Analytical design.
Cross sectional time approach. Respondents in this study were female students of class
XI at MA Al Anwar Sarang Rembang with inclusion criteria of 100 respondents
determined using the Simple Random Sampling technique. The first independent variable
is Knowledge Level and the second independent variable is Attitude, while the dependent
variable is Prosocial Behavior in First Aid Syncope. The research instrument used a
questionnaire. Analysis of the data using the Contingency Coefficient test.
The results showed that the value of Phi 1 = 0.000 where 0.000 <0.05 then H1 was
accepted, meaning that there was a relationship between knowledge level and prosocial
behavior in syncope first aid in class XI santriwati. And the value of Phi 2 = 0.000 where
0.000 <0.05 then H2 is accepted meaning that there is a relationship between knowledge
level and prosocial behavior in syncope first aid in class XI students with a correlation
value of r = 0.607 (0.6) on H1 and r = 0.606 ( 0.6) on H2. The two are strongly
correlated.
Based on this research, it is expected that schools and teachers will instill
knowledge of syncope first aid for all students and insert it in every teaching material at
school or in collaboration with health workers.

Keywords: Knowledge Level, Attitude, Prosocial Behavior, Syncope First Aid

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam................................................................................... i


Lembar Persyaratan Gelar Sarjana................................................................... ii
Lembar Pernyataan Originalitas....................................................................... iii
Lembar Persetujuan Pembimbing..................................................................... iv
Lembar Pengesahan Penguji............................................................................. v
Daftar Riwayat Hidup....................................................................................... vi
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi........................................................ vii
Kata Pengantar.................................................................................................. viii
Abstrak.............................................................................................................. ix
Abstract............................................................................................................. x
Daftar Isi........................................................................................................... xi
Daftar Tabel...................................................................................................... xiv
Daftar Gambar.................................................................................................. xv
Daftar Lampiran................................................................................................ xvi
Daftar Singkatan dan Lambang........................................................................ xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................. 4
1.3 Rumusan Masalah................................................................................. 5
1.4 Tujuan................................................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum....................................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus...................................................................................... 6
1.5 Manfaat................................................................................................. 6
1.5.1 Manfaat Teoritis.................................................................................... 6
1.5.2 Manfaat Praktis..................................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 7
1.7 Riset Pendukung................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan................................................................... 10
2.1.1 Definisi Pengetahuan............................................................................ 10
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif..................................... 10
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan............................................................ 12
2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan............................................ 14
2.1.5 Kriteria Pengetahuan............................................................................. 16
2.2 Konsep Dasar Sikap.............................................................................. 17
2.2.1 Definisi Sikap........................................................................................ 17
2.2.2 Tingkatan Sikap.................................................................................... 17
2.2.3 Struktur Sikap....................................................................................... 18

xi
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap....................................................... 19
2.3 Konsep Dasar Perilaku Prososial.......................................................... 20
2.3.1 Definisi Perilaku................................................................................... 20
2.3.2 Domain Perilaku................................................................................... 21
2.3.3 Faktor Terjadinya Perilaku................................................................... 23
2.3.4 Definisi Perilaku Prososial.................................................................... 24
2.3.5 Bentuk Perilaku Prososial..................................................................... 25
2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Prososial................................... 26
2.4 Konsep Dasar Sinkop............................................................................ 29
2.4.1 Definisi Sinkop..................................................................................... 29
2.4.2 Etiologi Sinkop..................................................................................... 29
2.4.3 Patofisiologi Sinkop.............................................................................. 31
2.4.4 Manifestasi Klinis Sinkop..................................................................... 33
2.4.5 Klasifikasi Sinkop................................................................................. 33
2.4.6 Pertolongan Pertama Sinkop................................................................. 35
2.4.7 Komplikasi Sinkop................................................................................ 43
2.4.8 Prognosis Sinkop.................................................................................. 43
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual............................................................................ 46
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual.......................................................... 47
3.3 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 47
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian.................................................................................. 48
4.2 Populasi dan Sampel............................................................................. 48
4.2.1 Populasi Penelitian................................................................................ 48
4.2.2 Sampel Penelitian.................................................................................. 48
4.2.3 Besar Sampel........................................................................................ 49
4.2.4 Teknik Sampling................................................................................... 50
4.3 Kerangka Operasional (Frame Work)................................................... 50
4.4 Variabel Penelitian................................................................................ 52
4.4.1 Variabel Independen............................................................................. 52
4.4.1 Variabel Dependen............................................................................... 52
4.5 Definisi Operasional............................................................................. 52
4.6 Instrumen Penelitian............................................................................. 54
4.6.1 Uji Validitas.......................................................................................... 54
4.6.2 Uji Reliabilitas...................................................................................... 55
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 55
4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data................................... 55
4.9 Analisa Data.......................................................................................... 56
4.9.1 Langkah-langkah Analisa Data............................................................. 56

xii
4.10 Etika Penelitian..................................................................................... 63
4.10.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan).............................................. 63
4.10.2 Confidiently (Tanpa Nama)................................................................... 63
4.10.3 Anonimity (Kerahasiaan)....................................................................... 63
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
5.1 Desain Penelitian.................................................................................. 64
5.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian.............................................................. 64
5.1.2 Data Umum Responden........................................................................ 67
5.1.3 Data Khusus.......................................................................................... 69
5.2 Analisa Data.......................................................................................... 72
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan.......................................................................................... 73
6.1.1 Idenditifikasi Tingkat Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama
Sinkop Pada Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021........................................................................................... 73
6.1.2 Identifikasi Sikap Santriwati Kelas XI dalam Pertolongan Pertama
Sinkop di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021...................... 75
6.1.3 Identifikasi Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama
Sinkop pada Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang
Rembang Tahun 2021........................................................................... 78
6.1.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Prososial
dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di
MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021....................................... 81
6.1.5 Analisis Hubungan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam
Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di MA
Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.............................................. 84
6.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 86
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan........................................................................................... 87
7.2 Saran..................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 89
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Judul Halaman
Tabel 1.1 Riset Pendukung Penelitian Hubungan Tingkat 8
Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam
Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di
MA Al Anwar Sarang Rembang).
Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan dan 53
Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan
Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al
Anwar Sarang Rembang).
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada Santriwati 67
Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Keanggotaan Dalam 67
Pendidikan Kesehatan/PMR Saat SMP/MTs pada
Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Domisili pada 68
Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan pada Santriwati 68
Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang 69
Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di
MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Santriwati Kelas XI dalam 69
Pertolongan Pertama Sinkop di MA Al Anwar Sarang
Rembang Tahun 2021.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Santriwati Kelas 70
XI dalam Pertolongan Pertama Sinkop di MA Al Anwar
Sarang Rembang Tahun 2021.
Tabel 5.8 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan perilaku 70
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada
Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang)
Tahun 2021.
Tabel 5.9 Analisis Hubungan Sikap dengan perilaku Prososial dalam 71
Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di
MA Al Anwar Sarang Rembang) Tahun 2021.

DAFTAR GAMBAR

xiv
Judul Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Pengetahuan 46
dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan
Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al
Anwar Sarang Rembang).
Gambar 4.1 Kerangka Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan 51
dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan
Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al
Anwar Sarang Rembang).
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Al Anwar Sarang 66
Rembang Tahun Pelajaran 2020/2021.

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian


Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Kuesioner Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Prososial
Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6 : Surat Survei Awal
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9 : Sertifikat Uji Etik
Lampiran 10 : Hasil Tabulasi / Data Mentah
Lampiran 11 : Hasil Analisis
Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 13 : Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 14 : Lembar Revisi Skripsi
Lampiran 15 : Berita Acara Perbaikan Skripsi

xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Daftar Singkatan
ANF : Autonomic Nervous Failure
ANS : Autonomic Nervous System
BUM : Badan Usaha Madrasah
C : Celcius
Cl : Klorida
CO2 : Karbon Dioksida
d : Tingkat Signifikan
DIE : Dokter Ilmu Ekonomi
Dinkes : Dinas Kesehatan
DKI : Daerah Keistimewaan
DM : Diabetes Militus
Dr : Dokter
H : Haji
H1 : Hipotesis Diterima
IIK : Institut Ilmu Kesehatan
IMTAQ : Ilmu dan Pengetahuan
IPA : Ilmu Pengetahuan Alam
IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial
IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kardiak : Kardiovaskuler
KH : Kyai Haji
Lc : Licentiate
M.Gz : Magister Gizi
M.Kep : Megister Keperawatan
M.Kes : Megister Kesehatan
MA : Madrasyah Aliyah
MM : Magister Manajemen
MTs : Madrasah Tsanawiyah
NIDN : Nomor Induk Dosen Nasional
NIK : Nomor Induk Karyawan
NIM : Nomor Induk Mahasiswa
Ns : Ners
NU : Nahdlatul Ulama
OH : Ortostatik Hipotensi
PJK : Penyakit Jantung Koroner
PM : Pengembangan Mutu
PMR : Palang Merah Remaja

xvii
PP : Pondok Pesantren
Prodi : Program Studi
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RI : Republik Indonesia
S.Kep : Sarjana Keperawatan
S.Pd : Sarjana Pendidikan
S.Pd.I : Sarjana Pendidikan Islam
S.Tr.Keb : Sarjana Terapan Kebidanan
Sarpras : Sarana dan Prasarana
SDM : Sumber Daya Manusia
SDN : Sekolah Dasar Negeri
SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SOP : Standart Operational Procedur
SPSS : Statistical Package for the Social Scinces
TPB : Theory Planned Behaviour
UGD : Unit Gawat Darurat
UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
UNICEF : United Nations Educational Scientific and Cultural

Daftar Lambang
% : Persentase
. : Titik
, : Koma
? : Tanda tanya
- : Tanda hubung
: : Titik dua
( : Kurung buka
) : Kurung tutup
< : Kurang dari
> : Lebih dari
≤ : Kurang dari sama dengan
+ : Tambah
- : Kurang
= : Sama dengan
& : Dan
/ : Garis Miring
º : Derajad
x : Kali

xviii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinkop merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang banyak

ditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD), dan dalam beberapa kasus berkaitan

dengan masalah kardiovaskular yang mendasar dan menyebabkan resiko kematian

mendadak. Hal tersebut diperparah dengan kurangnya perhatian dalam melakukan

pertolongan segera pada pasien sinkop dan perlakuan orang terdekat di sekitar

pasien cenderung menghindar, hal ini yang menjadi salah satu bentuk rendahnya

perilaku prososial.

Perilaku prososial merupakan suatu perbuatan menolong yang

menguntungkan individu lain tanpa harus mengharapkan suatu keuntungan

langsung kepada individu yang melakukan tindakan tersebut, bahkan melibatkan

suatu resiko bagi orang yang menolong (Baron dan Branscombe, 2012). Pada

dasarnya perilaku yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor perilaku bawaan dari orang tua,

sedangkan faktor eksternal dapat berupa stimulus-stimulus yang didapatkan dari

lingkungannya. baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan

masyarakat (Sarlito, 2015). Sehingga menyebabkan setiap orang memiliki

perilaku yang berbeda-beda sebagai akibat dari kedua faktor tersebut. Faktor

penting yang berperan dalam perilaku prososial dalam pertolongan segera pada

pasien sinkop adalah orang terdekat pasien sebelum datang tenaga kesehatan.

1
2

Menurut European society of cardiologi (ESC, 2018), di Amerika 3% dari

kunjungan pasien di unit gawat darurat disebabkan oleh sinkop dan merupakan

6% alasan seseorang datang ke rumah sakit. Puncak prevalensi sinkop terjadi pada

remaja yang berusia 15 tahun. Sinkop sering terjadi pada umur 15-19 tahun yaitu

pada saat usia sekolah, yang sering mengalami sinkop adalah wanita dibandingkan

dengan laki-laki. Kejadian sinkop 3% pada laki-laki dan 35% pada wanita.

Catatan kunjungan pasien yang dilakukan di sebuah klinik rawat jalan kardiologi

menemukan prevalensi angka kejadian sinkop sebanyak 9%. Jumlah kejadian

sinkop pada anak berusia 5-14 tahun sebanyak 4,14%, usia 15-44 tahun sebanyak

44,8%, usia 45-64 tahun sebanyak 31% dan usia 65 tahun keatas dengan

prevalensi 20% (Alimurdianis, 2010 dalam Wiranda dkk, 2020).

Berdasarkan penelitian Setianingsih (2020), menunjukan bahwa dari 242

sampel sebagian besar (47%) takut tidak menolong, hal ini terjadi karena

kurangnya pengetahuan siswa tentang sinkop dan tidak memiliki kemampuan

untuk menolong siswa sinkop dan sesuai faktor situasi sosial yang berlaku saat

kejadian. Hal tersebut didukung penelitian Ilyas Sudikno (2018), menunjukan dari

161 sampel terdapat 27% memiliki prososial kurang, karena kurangnya interaksi

sesama siswa dan sikap siswa, sehingga berpengaruh terhadap perilaku menolong

dengan sesama temannya.

Berdasarkan hasil survei awal pada tanggal 6 Januari 2020 di Madrasah

Aliyah Al Anwar Sarang melalui wawancara dengan ketua UKS putri didapatkan

ada 3–4 santriwati yang mengalami sinkop pada saat upacara dalam satu minggu,

1–3 santriwati saat kegiatan pembelajaran mengalami sinkop dalam satu bulan,
3

dan 1–2 santriwati mengalami sinkop dibawa ke Puskesmas dalam satu bulan.

Penyebab yang mendasari biasa karena disebabkan oleh penyakit asam lambung

dan asma. Beliau juga mengatakan bahwa belum pernah adanya penyuluhan

kesehatan dan pelatihan gawat darurat di sekolah terutama penanganan sinkop.

Didapatkan pula oleh peneliti dari 39 santriwati di MA Al Anwar Sarang

ketika ada santriwati disekitar mereka mengalami sinkop, 21 santriwati yang

cenderung hanya melihat saja dan menghindar karena panik, 9 santriwati memilih

tidak menolong karena takut salah dan lebih memilih menolong dengan memberi

tahu guru, 5 santriwati sekedar menolong dengan membawanya ke UKS, 4

santriwati melakukan pertolongan pertama sinkop dengan segera dan benar karena

pernah mendapat pelatihan saat SMP.

Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial dalam pertolongan pertama

sinkop yaitu pengetahuan dan sikap terhadap risiko kejadian sinkop, kebijakan

dan panduan, rencana untuk keadaan gawat darurat, sistem peringatan darurat, dan

kemampuan untuk mobilisasi sumber daya. (UNESCO) (2009, p. 2017).

Penyebab sikap yang kurang baik dan kurang tahu nya santriwati tentang perilaku

prososial dalam pertolongan pertama sinkop disebabkan oleh kurangnya pelatihan

mendasar pertolongan pertama sinkop dan sosialisasi kesehatan dari pihak

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) dan tim kesehatan lainnya. Jika

perilaku prososial rendah akan berdampak buruk terhadap kejadian sinkop yang

sering terjadi di sekolah seperti angka yang mortalitas yang lebih tinggi,

penurunan kualitas hidup, cidera fisik, dan kematian mendadak akibat komplikasi

penyakit kardiovaskular.
4

Untuk itu salah satu upaya yang dapat dilakukan agar perilaku prososial

dalam pertolongan pertama sinkop meningkat yaitu dengan memberikan

penyuluhan kesehatan dan pelatihan pertolongan pertama sinkop kepada

santriwati yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap santriwati dengan

perkembangan sumberdaya manusia dalam melakukan tindakan pertolongan

pertama sinkop sebelum datang tenaga kesehatan untuk meminimalisir terjadi

yang lebih buruk pada pasien dan kepanikan orang disekitar kejadian. Sehingga

santriwati dapat melaksanakan dan menularkan kepada santriwati yang lain

khususnya di MA Al Anwar Sarang mengenai tindakan pertama apa saja yang

harus dilakukan ketika ada santriwati disekitar yang mengalami sinkop secara

mendadak.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang: “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan

sikap dengan perilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop pada

santriwati kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang)?”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sinkop merupakan masalah klinis yang umum terjadi pada anak-anak, dan

remaja. Sebanyak 15% anak-anak mengalami setidaknya satu episode sebelum

akhir masa remaja (Wiranda Mokoagow, 2020). Kejadian sinkop terus meningkat

terutama di lingkungan sekolah saat cuaca panas. Sinkop biasanya terjadi secara

mendadak disekitar kita dengan spontan dan tiba-tiba. Pemberian pertolongan

sinkop yang cepat dan tepat kepada penderita diperlukan untuk mencegah kondisi

pasien lebih buruk, tetapi orang disekitar korban cenderung menghindar.


5

Pengetahuan dan sikap yang baik menjadi faktor penting yang mempengaruhi

seseorang agar lebih termotivasi untuk melakukan suatu hal yang menguntungkan

orang lain yang membutuhkan pertolongan darinya dengan tepat dan segera.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada bulan Januari 2021

di MA Al Anwar Sarang didapatkan dari 39 santriwati ketika ada teman disekitar

mereka mengalami sinkop, 21 santriwati diantaranya cenderung hanya melihat

saja dan menghindar karena panik, 9 santriwati memilih tidak menolong karena

takut salah dan lebih memilih menolong dengan memberi tahu guru, 5 santriwati

sekedar menolong dengan membawanya ke UKS, 4 santriwati melakukan

pertolongan pertama sinkop dengan segera dan benar karena dulu pernah dapat

pelatihan saat SMP.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada maka peneliti dapat

merumuskan masalah penelitian yaitu “Apakah ada Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama

Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang)?”

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku

Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al

Anwar Sarang Rembang)?”


6

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama

sinkop pada santriwati kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

2. Mengidentifikasi sikap dalam pertolongan pertama sinkop pada

santriwati kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

3. Mengidentifikasi perilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop

pada santriwati kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

4. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku prososial

dalam pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI (di MA Al

Anwar Sarang Rembang).

5. Menganalisis hubungan sikap dengan perilaku prososial dalam

pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI (di MA Al Anwar

Sarang Rembang).

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

dan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya khususnya dalam bidang keilmuan

keperawatan gawat darurat.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan penulis di luar kampus.


7

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan penelitian mengenai

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial

dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati (di MA Al Anwar

Sarang Rembang).

3. Bagi Responden

Dapat menambah referensi santriwati untuk dapat mengetahui perilaku

prososial dan pertolongan pertama pada korban sinkop.

4. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memahami dan memperbaiki

pengetahuan dan sikap santriwati dalam melakukan pertolongan

pertama sinkop di sekolah.

5. Bagi Peneliti Lain

Dapat mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan serta dapat

menambah pengetahuan peneliti tersebut. Peneliti lain juga dapat

melakukan penelitian yang sama dengan responden yang berbeda

tempat, sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meliputi lingkup keperawatan gawat darurat dengan masalah

perilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop dengan menganalisis

hubungan tingkat pengetahuan dan sikap santriwati.


8

1.7 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Riset Pendukung Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada
Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang)

No Judul Variabel Desain Sampling Intrument Hasil


1. Hubunga Independ Purposive Hasil
n antara en : Kuantit Sampling, Kuesioner penelitian
religiusit Religiusit atif dengan 92 menunjukka
as as, sampel n ada
dengan Depende hubungan
intensi n : antara
prososial Intensi religiusitas
pada Prososial dengan
siswa- intensi
siswi prososial
madrasy melakukan
ah aliyah pertolongan
muham kepada
madiyah yang
kudus. membutuhk
(Ilyas an.
Sudikno
Yahya &
Zaenal
Abidin,
2018)
2. Hubunga Independ Cross Purpose Kuesioner Hasil
n en : Section Sampling, penelitian
pengetah Pengetah al 81 sampel menunjukka
uan dan uan dan n ada
sikap Sikap, hubungan
siswa Depende antara
dengan n : pengetahua
penanga Penangan n dan sikap
nan an siswa
pertama pertama dengan
pada pada melakukan
siswa siswa penanganan
sinkop di sinkop pertama
kelas XI pada korban
MAN sinkop.
Kota
Mobagu.
9

(Wirand
a
Mokoag
ow,
Grace
1.V.Wat
ung, &
Siska
Sibua,
2020)
3. Study Independ Deskri Stratified Kuesioner Hasil
deskripti en : ptif random penelitian
f sikap Study Observ sampling, menunjukka
menolon deskriptif asional 242 n bahwa
g pada , , sampel mayoritas
siswa Depende Kuantit responden
yang n : Sikap atif memiliki
mengala menolon sikap yang
mi g baikyaitu
sinkop. menolong
(Setianin korban
gsih, sinkop
Maulida sebanyak
Nurul 151 (60%)
Faizah, responden.
Lestari
Eko
Darwati,
2020)
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tau dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab

pertanyaan “apa”. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai

metode atau pendekatan untuk megkaji objek tertentu sehingga memperoleh hasil

yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara umum, maka terbentuklah

disiplin ilmu (Notoatmodjo, 2012).

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoatmodjo, 2012).

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah bahan

yang dipelajari/rangsang yang diterima.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara


11

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat meng-interpretasikan

suatu materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil).

Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

kaitannya suatu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk menyusun

formasi baru dari formasi-formasi yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan

penelitian terhadap suatu obyek. Penelitian ini berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.


12

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:

1. Cara Tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memeperoleh kebenaran pengetahuan,

sebelum ditemukanya metode ilmiah atau metode penemuan secara

sistemik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan metode ini antara

lain, meliputi:

1) Cara coba salah (trial and eror)

Cara coba-coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila, dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal

pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemingkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and eror (gagal

atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan

dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebisaan-kebisaan seperti ini biasanya diwariskan turun temurun

dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan


13

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas dan kekuasaan,baik

tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa terlebih dulu mengujin atau membutikan kebenaranya, baik

ini di sebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

mengapa bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

(1) Berdasarkan Pengalaman

Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman

itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

(2) Melalui Jalur Pikiran

Sejarah dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun berkembang, dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalaran dalam memperoleh pengtahuanya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikiranya, baik melalui

induksi maupun dedukasi.

2. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis, dan Ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian” atau

lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).


14

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, antara lain:

1. Faktor Internal meliputi

1) Pendidikan

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan mengetahui pengetahuan yang mereka

peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan semakin baik

pula pengetahuannya.

2) Pengalaman

Suatu yang pernah dialami seseorang kan menambah pengetahuan

tentang sesuatu yang bersifat nonformal.

3) Usia

Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkenbangan

mental bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat

seperti ketika berumur belasan tahun.

4) Informasi

Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan sesorang.

Meskipun seseorang memeiliki pendidikan yang rendah tetapi jika

dia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media massa

seperti TV, Radio atau surat kabar atau majalah itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang.


15

5) Lingkungan Budaya

Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik.

2. Faktor eksternal meliputi

1) Sarana informal (madia masa dan elektrronik)

Sarana informasi disebut media pendidikan, karena alat tersebut

merupakan alat saluran untuk menyampaikan kesehatan dan alat

tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesanpesan

bagi masyarakat atau klien ( Notoatmodjo, S. 2011). Informasi

yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan majunya teknologi akan

tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

2) Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Sosial merupakan variabel yang mengambarkan tingkat

keehidupan seseorang (Notoatmodjo, S. 2011). Ekonomi yang

tidak memadai tidak dapat membuat seseorang kurang

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada misalnya untuk

memebeli obat, membayar transport dan sebagainya. Sebaliknya

keadaan ekonomi keluarga yang relatif mencukupi akan mampu


16

menyediakan fasilitas yang diperlukan dan tidak akan mengalami

kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Di budaya dapat

berbeda di dalam kebiasaan makan, susunan genetika gaya hidup

dan sebagainya yang dapat mengakibatkan pebedaan-perbedaan.

3) Pergaulan atau lingkungan sosial

Pergaulan lingkungan sosial adalah kekuatan masayarakat berbagai

sistem norma di sekitar individu atau kelompok manusia yang

mempengaruhi tingkah mereka dan interaksi antara mereka.

4) Latar Belakang Pendidikan Keluarga

Setinggi pendidikan keluarga semakin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam

pemeenuhan gizi anak.

5) Jenis Kelamin

Jenis kelamin perempuan cenderung lebih memiliki ketelatenan,

keuletan, kesabaran dan lebih berhati-hati.

2.1.5 Kriteria Pengetahuan

Kriteria pengetahuan menurut (Arikunto, 2012) pengukuran pengetahuan

dapat dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isis materi yang

ingin di ukur dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut diatas, sedangkan kualitas

pengetahuan pada masing-masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan

kriteria hasil :
17

1. Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang

benar 80-100%.

2. Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner

yang benar 60-70%.

3. Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kuesioner

yang benar < 50%.

2.2 Konsep Dasar Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.

Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin

dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Menurut Secord

dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012). Sikap adalah keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (efeksi), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan

(konotasi), sesorang terhadap suatu aspek dilingkungan sekitarnya.

Menurut Randi dalam Azwar (2015), mengungkapkan bahwa" sikap

merupakan sebuah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri

atau orang lain atas reaksi atau respon terhadap stimulus (objek) yang

menimbulkan perasaan yang disertai dengan tindakan yang sesuai dengan

objeknya".

2.2.2 Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan menurut Soekidjo Notoatmodjo

(1996) (dalam Wawan & Dewi M, 2011) yaitu:


18

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena

dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan

tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah

adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat

tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

2.2.3 Struktur Sikap

Menurut Baron dan Branscombe juga Myers dan Gerungan (dalam

Wawan & Dewi M, 2011) sikap mengandung tiga komponen yang membentuk

struktur sikap yaitu:

1. Komponen kognitif (komponen perseptual)

Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,

keyakinan, dan hal yang berhubungan dengan bagaimana orang


19

mempersepsi terhadap objek sikap.

2. Komponen afektif (komponen emosional)

Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang

terhadap objek sikap. Rasa senang merupkan hal yang positif, rasa

tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukan

arah sikap, yaitu positif dan negatif.

3. Komponen konatif ( komponen perilaku atau action component )

Komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak

terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,

yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Sikap terbentuk karena berbagai faktor, Menurut Azwar (2012) faktor-

faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila

pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk


20

berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap

penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa disadari kebudayaan

telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai

masalah.

4. Media massa

Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,

berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif

berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan. Tidaklah mengherankan

apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

2.3 Konsep Dasar Perilaku Prososial

2.3.1 Definisi Perilaku

Teori sistem perilaku Dorothy E. Johnson di kembangkan berdasarkan

teori Florence Nightingle yakni suatu profesi yang bisa memberikan kontribusi
21

yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, keperawatan

mempunyai tujuan yang jelas dalam konteks pemberian asuhan bagi seorang klien

bahwa hal yang paling penting dalam keperawatan itu adalah hubungan antara

individu yang sedang sakit dan lingkungannya, bukan hanya berfokus dengan

penyakitnya sendiri.

Menurut Dorothy E. Johnson, perilaku merupakan suatu keluaran dan

struktur intraorganisma dan proses yang terkoordinasi di dalamnya serta di

munculkan dan di respon untuk mengubah stimulasi sensori. Dorothy E. Johnson

menitik beratkan pada perilaku yang mempengaruhi secara aktual dan potensial

terhadap segala sesuatu yang membutuhkan adapatasi atau penyesuaian keadaan

yang bermakna.

2.3.2 Domain Perilaku

Tiga tingkat ranah perilaku yaitu pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude), dan tindakan (Practice) (Notoatmodjo, 2011).

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya.

Pengetahuan dibagi atas 6 tingkatan, diantaranya:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu

bahwa buah jeruk banyak mengandung vitamin C, penyakit demam

berdarah ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti, dan


22

sebagainya. Untuk mengetahui dan mengukur bahwa orang tahu

sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang

diketahuinya tersebut.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahuinya.

5) Sintetis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata

lain, sintetis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.


23

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian

ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat

(Notoatmodjo, 2011).

2.3.3 Faktor Terjadinya Perilaku

(Notoatmodjo, 2011) menganalisis bahwa kesehatan itu dipengaruhi oleh

dua faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor non perilaku. Sedangkan

perilaku itu sendiri khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan

oleh tiga faktor yaitu:

1. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)

Yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi

terjadinya perilaku seseorang antara lain:

1) Pengetahuan

2) Sikap

3) Kepercayaan

4) Keyakinan

5) Nilai-nilai

6) Tradisi, dsb
24

2. Faktor Pemungkin (Enabling factor)

Yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau

tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya:

1) Puskesmas

2) Posyandu

3) Rumah sakit

4) Tempat pembuangan air

5) Tempat pembuangan sampah

6) Tempat olahraga

7) Sekolah

8) Uang

9) Dsb.

3. Faktor Penguat (Reinforcing factor)

Yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk

berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. misalnya, ada anjuran

dari orang tua, guru, toga, toma, sahabat, dll.

2.3.4 Definisi Perilaku Prososial

Dayakisni & Hudaniah (2012) mendefinisikan “perilaku prososial adalah

segala bentuk perilaku yang memberikan konsekuensi bagi si penerima, baik yang

dikutip oleh bentuk materi ,fisik maupun psikologis tetapi tidak memiliki

keuntungan yang jelas bagi pemiliknya”. Selanjutnya menurut Baron &


25

Branscombe (2012) mendefinisikan “perilaku prososial adalah suatu tindakan

menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu

keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin

bahkan melibatkan suatu resiko bagi yang menolong”.

William (dalam Dayakisni & Hudaniah 2012) membatasi perilaku

prososial secara lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki intensi untuk 14

mengubah keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik

menjadi lebih baik dalam arti secara material maupun psikologis.

Menurut Eisenberg, dkk (1989), perilaku prososial adalah kesediaan

remaja secara sukarela peduli kepada orang lain untuk bekerjasama, tolong

menolong, berbagi dengan sesama, mempertimbangkan hak-hak serta

kesejahteraan orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial

adalah perilaku membantu orang lain yang dilakukan secara ikhlas dan sukarela

baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan serta tidak

mempertimbangkan motif-motif si penolong.

2.3.5 Bentuk Perilaku Prososial

Eissenberg dan Mussen (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2012) mengatakan

dari bentuk-bentuk perilaku prososial adalah sebagai berikut:

1. Berbagi (sharing), yaitu kesediaan untuk memberikan bantuan kepada

orang lain yang sedang mengalami kesulitan, baik berupa moril

maupun materil.
26

2. Kerjasama (cooperating), yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan

orang lain demi tercapainya suatu tujuan kooperatif dan biasanya

saling menguntungkan, saling memberi atau saling menolong dan

menyenangkan.

3. Menyumbang (donating), yaitu kesediaan berderma secara sukarela

sebagian barang miliknya untuk orang yang membutuhkan dan dapat

juga ditunjukkan dengan perbuatan memberi sesuatu kepada orang

yang memerlukan.

4. Menolong (helping), kesediaan untuk berbuat kepada orang lain yang

sedang dalam kesulitan meliputi membagi dengan orang lain,

memberitahu, dan menawarkan bantuan terhadap orang lainyang

mampu menunjang kehidupan orang lain.

5. Kejujuran (honesty), kesediaan untuk berkata, bersikap apa adanya,

serta menunjukkan keadaan yang tulus hati.

6. Kedermawanan (generosity), kesediaan memberi secara sukarela untuk

orang lain yang membutuhkan.

2.3.6 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Prososial

Menurut Sarlito (2015) ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku

prososial, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor dari luar

1) Bystanders

Menurut penelitian psikologi sosial yang berpengaruh pada

perilaku menolong atau tidak menolong adalah adanya orang lain


27

yang kebetulan bersama kita di tempat kejadian. Semakin banyak

orang lain semakin kecil kemungkinan untuk menolong dan

sebaliknya orang yang sendirian cenderung menolong.

2) Menolong jika orang lain menolong

Sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial,

adanya seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu

kita untuk juga ikut menolong.

3) Desakan Waktu

Biasanya orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk tidak

menolong, sedangkan orang yang santai lebih besar kemungkinan

untuk memberikan pertolongan pada orang yang memerlukannya.

4) Pengetahuan yang dimiliki

Kalau orang merasa tau dan mampu dalam melakukan tindakan

pertolongan tersebut, maka mereka akan cenderung menolong,

sedangkan kalau merasa tidak tau dan mampu mereka tidak akan

menolong.

2. Faktor dari dalam

1) Perasaan

Perasaan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku

menolong ,kurang ada konsistensi dalam hal pengaruh perasaan

yang negatif terhadap perilaku menolong.


28

2) Sikap

Orang menolong karena pada diri seseorang ada sikap kepedulian

dan perlakuan terhadap orang disekitarnya yang membutuhkan

bantuannya secara spontan dan sudah tertanam dalam

kepribadiannya.

3) Agama

Faktor agama ternyata juga dapat mempengaruhi perilaku

menolong, 12% dari orang Amerika Serikat tergolong taat

beragama dan diantara mereka 45% membantu dalam pekerja-

pekerja sosial, seperti membantu anak miskin, rumah sakit, panti

jompo, sementara kalangan yang tidak beragama presentase yang

tidak membantu hanya 22% saja.

4) Tahapan Moral

Secara teoritis ada hubungan antara tahapan perkembangan moral

dan perilaku prososial, dalam hal ini belum ditemukan bukti-bukti

yang mendukung.

5) Jenis Kelamin

Dari pengalaman terhadap lebih dari 6300 orang pejalan kaki di

Batson dan Camvridge, Amerika Serikat, ternyata 1,6%

menyumbang kepada peminta-minta jalanan. Diantara para

penyumbang itu, laku-laki lebih banyak dari perempuan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial

adalah perilaku membantu orang lain yang dilakukan secara ikhlas dan sukarela
29

baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan serta tidak

mempertimbangkan motif si penolong.

2.4 Konsep Dasar Sinkop

2.4.1 Definisi Sinkop

Sinkop (pingsan) adalah suatu kehilangan kesadaran sesaat akibat

hipoperfusi serebral global yang di tandai dengan onset yang cepat, jangka waktu

pendek, dan recovery penuh secara spontan (Setyohadi, 2015). Jatuh pingsan

adalah hilangnya kesadaran dan kontrol otot untuk sesaat, yaitu beberapa detik

sampai beberapa menit yang mengakibatkan seseorang jatuh secara mendadak

(Saubers, 2011).

2.4.2 Etiologi Sinkop

Menurut Thygerson (2011), sinkop dapat dipicu dari beberapa

faktor seperti berikut :

1. Dehidrasi

2. Berdiri terlalu lama

3. Posisi tubuh naik secara mendadak seperti dari jongkok lalu berdiri

4. Tekanan emosi

5. Kehilangan darah

6. Batuk-batuk

7. Hipoglikemia

8. Sakit perut

9. Gangguan pada jantung


30

Sinkop disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak. Kondisi ini terjadi

karena sistem saraf yang mengatur detak jantung dan pembuluh darah terganggu

beberapa saat karena dipicu suatu hal. Penyebabnya bisa hal yang sepele dan juga

bisa karena hal yang serius. Dalam artikel hello sehat ada beberapa kondisi atau

penyakit yang menyebabkan anda mengalami sinkop yaitu :

1. Masalah pada jantung

Kondisi ini disebabkan oleh berbagai hal seperti sistem listrik jantung

yang tidak berfungsi, aliran darah yang tersumbat karena

kardiomiopati, brakikardia, takikardia.

2. Masalah pada sistem saraf

Beberapa kondisi neurologis yang umum menyebabkan sinkop seperti

kejang, stroke, TIA (transient ischemic attack), migrain, hidrosifalus.

3. Masalah pada metabolik atau endokrin

Masalah pada sistem ini bisa menyebabkan sinkop karena dipicu

kondisi seperti hipoglikemia, hipoksia, dan penurunan tekanan darah

akibat rendahnya kadar steroid abnormal.

4. Tekanan darah turun tiba – tiba

Kondisi ini sering juga disebut sebagai sinkop vasovagal, yang

mempengaruhi 80% kasus sinkop. Orang yang mengalami sinkop

vasovagal memiliki kondisi yang disebut dengan hipotensi ortostatik,

yaitu penurunan tekanan darah saat berdiri. Kondisi ini akibat dari

dehidrasi, penggunaan obat, dan diabetes. Tetapi kadang juga bisa


31

terjadi karena ada stimulus yang merangsang sestem saraf. Stimulus

tersebut berupa :

1) Rasa sakit yang ekstrim.

2) Berdiri di daerah panas dan sesak.

3) Melihat darah.

4) Mandi air hangat.

5) BAK atau BAB yang terus menerus.

6) Stres emosional yang intens.

7) Takut dan gelisah.

8) Kelaparan.

9) Alkohol dan obat – obatan tertentu.

10) Hiperventilasi.

11) Batuk kuat, memutar leher, dan memakai kerah yang ketat.

2.4.3 Patofisiologi Sinkop

Pada individu muda yang sehat dengan aliran darah serebral 50 – 60

ml/100 gr jaringan/menit, 12 – 15% kardiak output pada saat istirahat, dan

kebutuhan oksigen minimum untuk mempertahankan kesadaran sekitar 3,0 – 3,5

ml O2/100 gr jaringan/menit dapat dengan mudah dipenuhi. Sedangkan pada

individu lebih tua, batas aman untuk suplai oksigen lebih rendah.

Penurunan aliran darah secara tiba – tiba dalam jangka waktu 6 – 8 detik

dapat menyebabkan kehilangan kesadaran secara penuh. Evaluasi tilt test

menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik menjadi 60 mmHg atau kurang


32

dihubungkan dengan sinkop. Lebih jauh lagi, diestimasikan penurunan suplai

oksigen serebral setidaknya sebesar 20% sangat bisa untuk menyebabkan sinkop.

Tekanan darah sistemik dipastikan oleh kardiak output (CO) dan resistensi

vaskular perifer total, dan penurunan salah satunya dapat meneyebabkan

kehilangan kesadaran, tetapi kombinasi dari keduanya juga seringkali ditemukan.

Meskipun begitu kontribusi relatif dari masing – masing faktor dapat bervariasi.

Resistensi perifer yang tidak adekuat diakibatkan oleh aktivitas refleks

yang tidak sesuai menyebabkan vasodilatasi dan bradikardia bermanifestasi

sinkop reflek tipe vasodepresor, kardioinhibitor atau campuran. Penyebab lain

dari ketidak adekuatnya resistensi perifer adalah kegagalan fungsional dan

struktural sistem saraf otonom (Autonomic Nervous System) akibat pengaruh obat,

gangguan otonomik (Autonomic Nervous Failure) primer atau sekunder. Pada

ANF, jalur vasomotor simpatis tidak bisa meningkatkan resistensi vaskular perifer

sebagai respon pada posisi tegak atau vertikal. Stres gravitasional dengan

kegagalan vasomotor menyebabkan pooling vena dan akhirnya berakibat terhadap

turunya aliran balik vena dan kardiak output.

Penyebab transien rendahnya kardiak output terdiri dari 3 hal yang

mendasari. Pertama yaitu brakikardia akibat dari gangguan refleks, dikenal

sebagai sinkop refleks tipe kardioinhibitor. Kedua adalah penyebab

kardiovaskular, akibat aritmia dan penyakit struktural termasuk emboli paru atau

hipertensi pulmonal. Dan yang terakhir adalah aliran balik vena yang tidak

adekuat akibat deplesi volume atau sering disebut pooling vena.


33

2.4.4 Manifestasi Klinis Sinkop

Tanda gejala ringan yang sering terjadi pada penderita sinkop (Sukanta,

2011) yaitu :

1. Kelelahan yang menyeluruh atau lemas.

2. Pusing atau sakit kepala.

3. Mata berkunang – kunang.

4. Merasa haus.

5. Nafas sesak, pendek dan cepat.

2.4.5 Klasifikasi Sinkop

Pada pedoman ESC 2018 klasifikasi sinkop terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Sinkop reflek (Neurally-mediated syncope)

1) Vasovagal

(1) Dimediasi stres emosional (rasa takut, nyeri, instrumentasi,

fobia darah)

(2) Dimediasi stres ortostatik situasional

(3) Batuk, bersin

(4) Stimulasi gastrointestinal (menelan, defekasi, nyeri veseral)

(5) Miksi atau pasca miksi

(6) Pasca latihan

(7) Postprandial

(8) Lainya (tertawa, memainkan alat musik tiup, angkat beban)

sindrom sinus karotis


34

2) Bentuk atipikal (tanpa pemicu yang tamppak dan/atau manifestasi

klinis yang atipikal.

2. Sinkop karena OH (hipotensi ortostatik)

1) Gangguan otonomik primer

Gangguan otonomik murni, strofi sistem multipel, penyakit

parkison dengan kegagalan otonomik, lewy body dementia

2) Gangguan otonomik sekunder

(1) Diabetes, amiloidosis, uremia, cedera spinal, hipotensi

ortostatik diinduksi obat

(2) Alkohol, vasodilator, diuretik, fenotiazine, antidepresan,

deplesi volume

(3) Perdarahan, diare, muntah, dsb.

3. Sinkop kardiak (kardiovaskular)

1) Aritmia sebagai penyebab primer brakikardia

(1) Disfungsi nodus sinus (termasuk sindrom bradikardi/takikardi)

(2) Penyakit pada sitem konduksi atrioventrikular takikardia

(3) Supraventrikular

(4) Ventrikular (idiopati, sekunder akibat penyakit jantung

channelopathies) drug induced bradikardia dan takikardia

2) Penyakit struktural

(1) Jantung : penyakit katup, infark miokard akut atau iskemia,

kardiomiopati, massa kardiak (miksoma atrial, tumor, dsb),


35

penyakit perikardium atau tamponade, anomali kongenital pada

arteri koroner, disfungsi katup prostetik

(2) Penyebab lain : emboli paru, diseksi aorta akut, hipotensi

pulmonal

2.4.6 Pertolongan Pertama Sinkop

Jenis sinkop yang sering terjadi dan cara penanganannya (Iskandar,

2011) :

1. Sinkop biasa

Sinkop ini biasanya terjadi pada seseorang yang berdiri lama dibawah

sinar matahari, tidak sarapan, kekurangan asupan makanan, dan pada

orang tua yang berdiri setelah terlalu lama pada posisi tidur. Sinkop ini

juga terjadi pada orang yang mempunyai penyakit anemia, hipotensi,

kelelahan, ketakutan terhadap sesuatu yang berlebihan (pobia), dan

takut pada darah.

Menurut Thygerson (2011) cara penanganan pada sinkop biasa

adalah sebagai berikut :

1) Buka jalan napas, periksa pernapasan, berikan perawatan yang

sesuai

2) Naikkan tungkai korban sekitar 15 – 30 cm

3) Longgarkan pakaian atau sesuatu yang ketat pada badan korban

4) Jika korban jatuh pada saat sinkop, periksa apakah ada cedera

Selanjutnya sangat dianjurkan untuk mencari pertolongan medis jika :

1) Korban mengalami episode sinkop berulang


36

2) Tidak secara cepat menjadi responsive

3) Menjadi tidak berespon pada saat posisi duduk atau berbaring

4) Pingsan tanpa adanya alasan

2. Sinkop karena panas (Heat exhaustion)

Sinkop ini terjadi pada orang yang sehat, tetapi karena berkegiatan atau

bekerja di tempat atau kondisi yang sangat panas sehingga orang

tersebut mengalami sinkop. Gejala awal yang sering dirasakan adalah

jantung atau dada terasa berdebar-debar, mual, muntah, sakit kepala,

mata berkunang-kunang, kemudian pingsan. Keringat yang bercucuran

dan sangat banyak pada orang pingsan diudara yang sangat panas

merupakan pentunjuk yang akurat dan bisa dikenali. Tindakan

perawatanya adalah :

1) Bawa dan baringkan korban ditempat yang teduh dan sejuk

2) Berikan pertolongan seperti pertolongan sinkop biasa

3) Setelah korban sadar, beri minum air garam dalam kedaan dingin.

3. Sinkop heat stroke

Sinkop ini merupakan keadaan dimana kondisi yang lebih berat

dari sinkop heat exhaustion. Saat terrjadi sengatan terik matahaari

secara langsug dalam waktu yang cukup lama, tubuh bereaksi

mengeluarkan keringat banyak dalam jangka waktu yang cukup lama

sehingga kelenjar keringat menjadi kelelahan dan tidak bisa

mengeluarkan keringat lagi. Hal ini berakibat panas yang mengenai


37

tubuh tidak dapat dihambat oleh pengeluaran keringat yang telah

berkurang dan selanjutnya orang tersebut akan mengalami sinkop.

Gejala yang timbul dari sinkop ini adalah mula-mula keringat yang

ada ditubuh mulai hilang. Lalu orang tersebut merasakan udara

disekitar menjadi sangat panas. Kemudian lama-kelamaan tubuh terasa

lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan atau berdiri tegak, mengigau,

dan terjadilah sinkop. Suhu badan pada sinkop ini terkadang

meningkat sampai 41˚C. Muka korban merah dan pernapasan cepat.

Tindakan penangananya adalah :

1) Tubuh korban harus secepat mungkin didinginkan dengan

membanya ketempat yang teduh, sejuk atau banyak angin (kalau

perlu menggunakan kipas angin atau tempat yang ber-AC).

2) Kompres kelapa korban menggunakan air dingin atau es dalam

kantong

3) Lakukan gosokan atau pijatan pada anggota badan ke arah jantung

untuk memperlancar peredaran darah

4) Usahakan agar korban tidak menggigil dengan cara memijat area

kaki dan tangan

5) Setelah suhu badanya turun menjadi 38˚C, hentikan pengompresan

dan selanjutnya bawa korban kerumah sakit

6) Sinkop ini memerlukan penangan dirumah sakit karena untuk

menangani sinkop ini tidak hanya butuh waktu satu hari.

4. Sinkop karena diabetes melitus


38

Penderita sinkop bisa mengalami sinkop dikarenakan dosis insulin

yang diberikan berlebihan sehingga menyebabkan kadar gula dalam

darah sangat rendah. Dengan demikian pasokan glukosa ke otak

menjadi rendah atau zat keton dalam darah tinggi. Oleh sebab itu

penderita DM harus selalu memberikan keterangan bahwa dia

mempunyai DM. Jika ia memperoleh suntikan, perlu untuk

menyebutkan dosis dan jenis insulin yang diberikan sehingga bila

sinkop di jalan para penolong bisa secara cepat mengetahui

penyebabnya.

Gelaja yang muncul pada saat kelebihan zat keton adalah korban

akan terlihat sangat sakit, kulit kering, kemerahan, merasa sangat haus,

tidak merasa lapar, napas bau aseton, serta pernapasan nampak dalam

dan cepat. Penanganan yang dilakukan untuk korban dengan kelebihan

zat keton adalah :

1) Penderita harus secepat mungkin dibawa ke rumah sakit sambil

badanya diselimuti

2) Jika penolong ragu dengan penyebab apakah karena kelebihan

insulin atau zat keton maka berikan saja pertolongan dengan

memberi minum air gula secukupnya

3) Dengan pemberian gula akan menolong korban karena jika bukan

karena kelebihan insulin tidak akan merugikan dan jika karena

kelebihan insulin akan membuat korban segera pulih. Tetapi


39

korban harus tetap dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan

penanganan lebih lanjut.

Gelaja yang timbul karena kelebihan insulin adalah korban terlihat

lemah dan pucat, tidak merasakan haus tapi merasa sagat lapar, napas

tidak bau aseton, pernapasan terlihat normal. Tindakan penanganan

korban sinkop dengan kelebihan insulin sebagai berikut :

1) Pertolongan seperti sinkop biasa

2) Ditambah beri asupan gula lewat dubur

3) Jika sudah sadar berikan minuman yang mengandung banyak gula

sampai kondisinya kembali pulih.

5. Sinkop karena keracunan

Tindakan penanganan pada sinkop ini adalah :

1) Bersihkan jalan atau saluran napas korban dari lendir, muntahan

dan kotoran.

2) Penolong tidak disarankan untuk melakukan pertolongan napas

buatan dari mulut ke mulut karena bahaya kontaminasi dari korban

ke penolong dan lakukan cara lian yang lebih aman.

3) Jika racun tidak dikenali maka berikan larutan norit (larutan arang

batok kelapa dalam air), putih telur, susu, air sebayak – banyaknya

untuk menetralkan racun dalam tubuh.

6. Sinkop karena miras


40

Sinkop ini terjadi karena konsumsi minuman keras yang beralkohol

tinggi dan tubuh tidak bisa menerimanya sehingga korban menjadi

mabuk kemudian sinkop. Penanganan yang dilakukan adalah :

1) Menyuruh korban tidur sampai efek alkoholnya hilang

2) Lamanya tidur dipengaruhi oleh seberapa banyak konsumsi

alkohol, dan selama tidur selalu diawasi perkembanganya.

7. Sinkop karena perdarahan otak

Sinkop jenis ini biasanya disebabkan karena tekanan darah mendadak

tinggi dan kemudian pembuluh darah di otak pecah yang sering disebut

stroke perdarahan. Gejala yang muncul seperti sakit kepala, mual,

muntah, pingsan sampai dengan koma. Dan setelah sadar korban akan

mengalami gangguan pada bagian tubuhnya seperti sulit berbicara,

kelumpuhan pada sebagian tubuh atau total, dan timbul kejang.

Tindakan penangananya adalah :

1) Korban harus segera atau secepat mungkin dilarikan ke rumah

sakit

2) Jika pasien masih sadar berikan paracetamol atau sejenisnya untuk

meredakan nyeri kepala

8. Sinkop karena kesedihan (stres)

Sinkop jenis ini terjadi karena dipicu seseorang yang mengalami

kesedihan atau stres yang amat sangat berat yang mengakibatkan

emosionalnya menjadi sangat labil dan tidak terkontol yang kemudian

terjadi sinkop. Penanganan yang dilakukan adalah :


41

1) Berikan pertolongan seperti sinkop biasa

2) Jika korban sudah sadar jika diperlukan berikan obat penenang

9. Sinkop karena cedera kepala

Korban dikatakan cedera kepala apabila muncul gejala mual, muntah,

selanjutnya mengalami penurunan kesadaran menjadi sinkop hingga

koma. Tindakan penanganan yang dilakukan adalah :

1) Bersihkan saluran atau jalan napas dari sesuatu yang menyumbat

seperti lendir, muntahan, darah, dsb

2) Lalu baringkan korban dengan posisi kepala miring untuk

mempermudah keluarnya muntahan

3) Korban tidak boleh sering diangkat atau dipindahkan

4) Bila ada perdarahan segera mungkin dihentikan

5) Saat mengangkat atau menindahkan korban perlakukan korban

seperti penderita patah leher (cedera cervikal)

6) Penderita yang sudah sadar, diharuskan dalam posisi berbaring dan

dicegah untuk banyak bergerak dan tidak gelisah

7) Segera rujuk ke rumah sakit untuk memperoleh pertolongan

selanjutnya

10. Sinkop karena nyeri


42

Ini terjadi biasanya karena korban merasakan nyeri yang tidak bisa

ditahan akibat penyakit atau sesuatu yang kemudian terjadilah sinkop.

Tindakan penangananya adalah :

1) Jika tidak ditemukan tanda-tanda syok, korban ditolong seperti

pertolongan sinkop biasa

2) Untuk meredahkan nyeri bisa diberikan obat anti nyeri

3) Selanjutnya korban dibawah ke rumah sakit untuk dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut

11. Sinkop karena perdarahan

Pingsan ini terjadi karena ada perdarahan hebat. Hal ini bisa terjadi

karena darah yang keluar dari tubuh berlebihan atau banyak sehingga

korban kehabisan darah yang berakibat terjadinya syok atau tidak

tahan melihat darah. Tindakan penanganan yang dilakukan adalah :

1) Jika tidak muncul tanda-tanda syok korban ditolong seperti

pertolongan sinkop biasa

2) Hentikan perdarahan

3) Jika korban syok segera rujuk ke rumah sakit

12. Sinkop di air

Tindakan penanganan yang harus dilakukan adalah :

1) Pindahkan secepat mungkin dari dalam air ke tempat yang aman

2) Jika tidak dicurigai terjadi trauma cervikal, miringkan kepala atau

badan sehingga air yang ada didalam tubuh bisa keluar melalui

saluran napas atas


43

3) Nilai kesadaran dengan memanggil atau rangsangan nyeri

4) Nilai apakah pasien masih bernapas, dan pastikan saluran napas

bersih dari sumbatan, jika pasien tidak bernapas berikan bantuan

napas

5) Cek nadi korban, jika tidak teraba segera lakukan resusi jantung

paru

6) Segera rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

2.4.7 Komplikasi Sinkop

Menurut Hardisman (2014) sinkop atau pingsan biasanya tidak berbahaya,

akan tetapi jika terjadi pada waktu tertentu atau dilokasi tertentu, seperti pada saat

mengemudi atau berada ditempat yang tinggi. Hal tersebut bisa sangat berbahaya.

Selain itu, sinkop yang disebebkan oleh penyakit tertentu seperti karena gangguan

sistem saraf atau penyakit jantung korban harus dirawat dirumah sakit untuk

menghindari penyakit tersebut.

Sinkop yang terjadi secara berulang dan tidak ditangani dengan tepat,

dapat menimbulkan komplikasi berupa (Hardisman, 2014) :

1. Penurunan kualitas hidup

2. Peningkatan resiko terkena penyakit, terutama pada lansia

3. Menurunya kepercayaan diri

4. Kesulitan dalam beraktivitas

5. Depresi

6. Patah tulang dan cedera fisik lainya.

2.4.8 Prognosis Sinkop


44

Dalam pedoman ESC 2018, untuk prognosis dan stratifikasi resiko pada

sinkop ada 2 hal penting yang harus dipertimbangkan :

1. Resiko kematian dan kejadian mengancam nyawa

Penyakit jantung struktural dan penyakit pada sistem listrik jantung

merupakan faktor resiko mayor SCD (kematian jantung mendadak)

dan mortalitas keseluruhan pada pasien dengan sinkop.

Hipotensi ortostatik mempunyai 2 kali resiko kematian yang lebih

tinggi berkaitan dengan tingkat keparahan komorbidnya dibandingkan

dengan populasi umum.

Sedangkan, pada pasien muda dimana penyakit jantung struktural

atau penyakit sistem listrik jantug telah disingkirkan dan mengalami

sinkop refleks. Prognosisnya jauh lebih bagus. Banyaknya kematian

dan outcome yang jelek berkaitan dengan keparahan penyakit dasar

dibandingkan dengan sinkop yang dialami. Bebrapa faktor klinis yang

dapat memprediksi outcome telah diidentifikasi dalam beberapa studi

populasi perspektif yang melibatkan validasi kohort.

2. Rekurensi sinkop dan resiko cedera fisik

Pada studi populasi, sekitar sepertiga individu mengalami rekurensi

(kekambuhan) sinkop pada kurun waktu 3 tahun. Total episode sinkop

dalam kehidupan merupakan prediktor terkuat rekuerensi. Contohnya,

pada korban dengan diagnosis belum diketahui, resiko rendah dan usia

lebih dari 40 tahun, mempunyai riwayat episode sinkop 1 sampai 2 kali

selama kehidupan diprediksi mengalami 15 – 20% rekurensi setelah 1


45

dan 2 tahun, secara respektif. Sedangkan bila mempunyai riwayat 3

episode sinkop selama kehidupan dipediksi mengalami 36 – 42%

rekurensi setelah 1 dan 2 tahun.

Penyakit psikiatri dan usia kurang dari 45 tahun dihubungkan

dengan angka pseudosinkop yang tinggi. Jenis kelamin, respon

terhadap tilt test, keparahan manifestasi klinis, dan ada tidaknya

penyakit jantung struktural memiliki nilai prediktif yang minimal atau

tidak ada.

Morbiditas mayor, seperti fraktur dan kecelakaan lalu lintas

dilaporkan terjadi pada 6% pasien. Sedangngkan cedera minor seperti

laserasi dan hematom pada 29% pasien. Sinkop rekkuren dihubungkan

dengan fraktur dan cedera jaringan lunak pada 12% pasien. Pada

pasien yang masuk ke dalam UGD, dilaporkan terjadi kasus trauma

mayor sebesar 4,7% dan trauma minor 29.1%, prevalensi tertinggi

mencapai 43% diobservasi pada pasien yang lebih tua dengan sindrom

sinus karotis.

Morbiditas yang tinggi didapatkan pada lansia. Bervariasi mulai

dari kehilangan kepercayaan diri, depresi, ketakutan jatuh, hingga

fraktur dan perawatan lebih lanjut.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka Konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berfikir


dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2020).

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Prososial : Perubahan Perilaku Santri

Faktor dari Luar

 Bystanders
 Menolong jika orang lain Perilaku Prososial dalam
menolong Pertolongan Pertama Sinkop
 Desakan waktu
 Pengetahuan yang dimiliki

Faktor dari Dalam


Meningkatnya Perilaku
 Perasaan Prososial dalam
 Sikap Pertolongan Pertama
 Agama Sinkop
 Tahapan moral
 Jenis kelamin

(Sumber : Modifikasi Sarlito 2015, Notoatmodjo 2011, Azwar 2012)

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Alur

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap


dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop
pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

46
47

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Dari gambar 3.1 di atas dapat dijelaskan bahwa, faktor perilaku prososial

meliputi: faktor dari luar (bystanders, menolong jika orang lain menolong,

desakan waktu, pengetahuan yang dimiliki penolong), faktor dari dalam

(perasaan, faktor sikap, agama, tahapan moral, jenis kelamin). Faktor

pengetahuan, dan sikap inilah yang menjadi faktor kuat mempengaruhi seseorang

berperilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop, pengetahuan tentang

sinkop yang cukup menjadi pendorong seorang melakukan perilaku prososial, dan

sikap yang tertanam dalam diri seseorang juga mendasari yang semula tidak

melakukan pertolongan pertama sinkop maka terobsesi timbul perilaku prososial

dengan spontan. Sehingga ada perubahan perilaku santriwati yang sebelumnya

perilaku prososialnya dalam pertolongan pertama sinkop rendah maka menjadi

meningkat.

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian (Nursalam, 2020). Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan

penelitian maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah :

H1: Ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Prososial dalam

Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar

Sarang Rembang).

H2 : Ada Hubungan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan

Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang

Rembang).
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah di tetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penelitian

(Nursalam, 2020).

Penelitian ini termasuk jenis penelitian Observasional dengan desain

Analitik Korelasional. Pendekatan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

pendekatan cross sectional yang berarti penelitian ini menekankan waktu

pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali

pada satu saat. Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara

simultan pada satu saat, jadi tidak ada tindakan lanjut (Nursalam, 2020).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah subyek (misalnya manusia; klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2020). Populasi dalam

penelitian ini adalah sejumlah 134 santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang

Rembang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2020). Sampel dalam

penelitian ini adalah santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang.

Kriteria yang akan dijadikan penelitian yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

48
49

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2020).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang

2) Bersedia menjadi responden

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2016). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Santriwati yang tidak bersedia menjadi responden

4.2.3 Besar Sampel

Besar sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2020). Besarnya sampel

ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

N
n= 2
1+ N ( d )

Keterangan :

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat signifikansi (p)

Besar sampel

N
Diketahui: n =
1+N ( d 2 )
50

134
n =
1+ 1 34 ( 0,052 )

134
n =
1,335

n = 100,37

n = 100 Santriwati (dibulatkan)

Jadi besar sampel untuk penelitian ini adalah 100 santriwati.

4.2.4 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi (Nursalam, 2020). Teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan Simple Random Sampling. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan acak.

4.3 Kerangka Operasional (Frame Work)

Kerangka operasional adalah tahapan mulai dari pendekatan, populasi,

sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal penelitian akan dilaksanakan

(Nursalam, 2020). Kerangka operasional penelitian ini digambarkan sebagai

berikut:
51

Populasi
Seluruh santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang sebanyak 134
santriwati.

Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan Simple random sampling

Sampel Penelitian
Sebagian santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang yang bersedia
menjadi responden sebanyak 100 santriwati.

Desain Penelitian
Menggunakan Analitik Korelasional desain dengan pendekatan waktu Cross Sectional.

Variabel

Variabel Independen Variabel Dependen


1. Tingkat Pengetahuan (Perilaku Prososial)
2. Sikap

Instrumen
Kuesioner

Pengolahan Data
Editing, Scoring dan Tabulating

Analisa Data
Uji Koefisien Kontigensi

Hasil dan kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian Hubungan Tingkat


Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam
Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA
Al Anwar Sarang Rembang).
52

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2016). Dalam riset,

variabel dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan. Variabel juga

merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang

dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur.

Sesuatu yang konkret tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam

penelitian (Nursalam, 2016).

4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas). Variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel independen dalam penenlitian ini adalah

Tingkat Pengetahuan dan Sikap.

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat). Variabel yang nilainya ditentukan

oleh variabel lain (Nursalam, 2016). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati

artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi
53

lagi oleh orang lain (Nursalam, 2016). Definisi operasional dirumuskan untuk

kepentingan akurasi, komunikasi dan replikasi (Nursalam, 2016).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Hubungan Tingkat


Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan
Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang
Rembang).
Definisi Alat Skala
Variabel Indikator Kode/Skor
Operasional Ukur Data
Variabel Kode :
Independen: Suatu 1. Mengetahui apa Kuesioner Ordinal • 0 : Salah
1. Tingkat pemahaman itu sinkop • 1 : Benar
Pengetahua oleh 2. Mengetahui
n penyebab kategori :
responden
terjadinya • baik = jika
tentang sinkop jawaban
pertolongan 3. Mengetahui cara benar 70-100
pertama pertolongan • Cukup = jika
sinkop. pertama sinkop jawaban
4. Mengetahui benar 40-60
dampak dari • Kurang = jika
sinkop jawaban
benar <40
2. Sikap Tanggapan 1. Komponen Kuesioner Ordinal Kode 1 : Sikap
atau respon kognitif Baik = 30-40
santriwati 2. Komponen
afektif Kode 2 : Sikap
terhadap
3. Komponen Sedang = 20-
kejadian konatif 29
sinkop yang
terjadi Kode 3 : Sikap
disekitar Buruk = 10-19
mereka.

Variabel Segala 1. Pengetahuan Kuesioner Ordinal Kode 1 : Baik


Dependen: aktifitas yang 2. Sikap = 7-10
Perilaku dilakukan 3. Psikomotor
Prososial dalam untuk Kode 2 :
Pertolongan menyelamatk Sedang =
Pertama Sinkop an korban 4-6
sinkop di
sekolah. Kode 3 : Buruk
= 0-3
54

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang disusun oleh peneliti yang di sesuaikan

dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) untuk dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur dan dapat memberikan gambaran terhadap perbedaan subyek

penelitian (Nursalam, 2020).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner.

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2013). Setelah dilakukan kuesioner

kepada responden kemudian dihitung korelasinya untuk mengetahui pertanyaan

data kuesioner tersebut valid atau tidak menggunakan koefisien korelasi product

moment dari Pearson. Instrumen tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku

prososial pada penelitian ini telah diuji yaitu nilai hitung lebih besar dari pada r

tabel yang menandakan telah valid. Piranti yang digunakan untuk mengukur

validitas instrumen adalah SPSS for windows 25 dan hasil output terlampir.

Kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) dalam menentukan

kategori validitas instrumen sebagai berikut:

1. Sangat tinggi : 0,800 – 1,000

2. Tinggi : 0,600 – 0,799

3. Cukup : 0,400 – 0,599

4. Rendah : 0,200 – 0,399

5. Sangat rendah : 0,00 – 0,199 (tidak valid)


55

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2013). Pada uji reabilitas ini menggunakan Cronbach Alpha

dengan bantuan SPSS 25. Instrumen tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku

prososial pada penelitian ini telah diuji dan memiliki nilai reabilitas sebanyak

0,771 yang artinya p<0,05 dengan taraf signifikan ¿) sebesar 0,05 yang artinya

ketiga kuesioner ini telah reliabel. Piranti yang digunakan untuk mengukur

validitas instrument adalah SPSS for windows 25 dan hasil output terlampir.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MA Al Anwar Kecamatan Sarang Kabupaten

Rembang pada Bulan April Tahun 2021.

4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2020).

Data penelitian diperoleh melalui pengumpulan data primer dan data

sekunder. Sebelum melakukan pengumpulan data primer, dilakukan kajian etik

terlebih dahulu. Hal ini untuk bertujuan memberikan kepastian perlindungan

kepada responden. Sebelum pengumpulan data primer, responden akan diberikan

penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Responden akan


56

memberikan tanda tangannya dalam informed consent sebagai bentuk persetujuan

dari penelitian yang dilakukan.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang di peroleh secara langsung yang meliputi

karakteristik sampel (nama sampel, jenis kelamin, umuran, jurusan,

domisili, dan pendidikan kesehatan), tingkat pengetahuan, sikap dan

perilaku (kuesioner).

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung.

Dalam penelitian ini data sekunder melalui wawancara dengan ketua

UKS putri di MA Al Anwar Sarang.

4.9 Analisa Data

Analisa data merupakan bagian terpenting untuk mencapai tujuan pokok

penelitian yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam

mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2016).

4.9.1 Langkah-langkah analisis:

1. Editing

Kegiatan menyeleksi data yang masuk dari pengumpulan data melalui

kuesioner setelah kuesioner terkumpul kemudian peneliti melakukan

pemeriksaan terhadap jawaban yang telah diberikan. Hal ini dilakukan

setelah semua data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi

langsung oleh peneliti.


57

2. Coding

Mengklasifikasikan jawaban dari para responden kedalam kategori :

1) Data Kuesioner Pengukuran Pengetahuan dikategorikan (Arikunto,

2012)

(1) Baik = Jawaban benar 80 – 100%

(2) Cukup = Jawaban benar 60 – 70%

(3) Kurang = jawaban benar < 50%

2) Data Kuesioner Pengukuran Sikap dikategorikan :

(1) Baik = 30-40

(2) Sedang = 20-29

(3) Buruk = 10-19

3) Data Kuesioner Pengukuran Perilaku Prososial dikategorikan :

(1) Baik = 7-10

(2) Sedang = 4-6

(3) Buruk = 0-3

3. Scoring

Memberikan penilaian terhadap item yang perlu diberi penilaian atau

skor, tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban kuesioner

sehingga jawaban responden atau hasil dari pengisian kuesioner dapat

diberikan skor. Perhitungan skor penilaian pengetahuan, sikap dan

perilaku prososial dalam melakukan pertolongan pertama sinkop

adalah dengan menjumlahkan seluruh seluruh skor dari tiap jawaban

sehingga menghasilkan total kemudian dikalikan 100 dan dibagi


58

dengan jumlah nilai aspek dan skala dari kuesioner (Purwoko, dkk.

2010). Scoring dalam penelitian ini adalah:

1) Baik : 80-100%

2) Cukup : 60-70%

3) Kurang : <50%

Skor di atas didapatkan dari kriteria hasil :

a. Kriteria pengetahuan menurut Arikunto (2012), yaitu dengan

kriteria hasil pengukuran skor dikonversikan dalam persentase

maka dapat dijabarkan untuk jawaban benar skor 1 x 100% =

100%, dan salah diberi skor 0 x 100% = 0%. Sehingga

diperoleh kesimpulan hasil bahwa dikatakan Baik jika skor (80-

100%), Cukup jika skor (60-70%) dan Kurang jika skor

(<50%).

4) Baik : 30-40

5) Sedang : 20-29

6) Buruk : 10-19

Skor diatas didapatkan dari perhitungan dengan cara :

b. Skor Pengukuran Sikap

a) Jumlah pilihan jawaban ada 8 yaitu pernyataan positif pada

nomer (1,2,5,9 dan 10) “SS Positif” skor 4, “S Positif” skor

3, “TS Positif” skor 2, “STS Positif” skor 1, dan pernyataan

negatif pada nomer (3,4,6,7 dan 8) “SS Negatif” skor 1, “S

Negatif” skor 2, “TS Negatif” skor 3 dan “STS Negatif”


59

skor 4.

b) Jumlah pernyataan sebanyak 10

c) Skor minimal pilihan jawaban yaitu 1

d) Skor maksimal pilihan jawaban yaitu 4

e) Menentukan jumlah skor minimal = skor minimal x jumlah

skor pernyataan = 1 x 10 = 10

f) Menentukan jumlah skor maksimal = skor maksimal x

jumlah skor pernyataan = 4 x 10 = 40

g) Menggolongkan menjadi 3 kategori yaitu Baik, Sedang dan

Buruk

h) Menentukan range (R) = skor max – skor min = 40 – 10 =

30

i) Menentukan interval

I = range (R) ÷ kategori (K)

I = 30 ÷ 3 = 10

j) Menghitung skoring kemampuan interaksi sosial

I = Skor max – interval (I) = 40 – 10 = 30

I² = I¹ - interval (I) = 30 – 10 = 20

I3 = I² - interval (I) = 20 – 10 = 10

Sehingga diperoleh kesimpulan hasil bahwa Baik skor 30-

40, Sedang skor 20-29 dan Buruk skor 10-19.

7) Baik : 7-10

8) Sedang : 4-6
60

9) Buruk : 0-3

Skor di atas didapatkan dari perhitungan dengan cara :

c. Skor Pengukuran Perilaku Prososial dalam Melakukan

Pertolongan Pertama Sinkop

a) Jumlah pilihan jawaban ada 4 yaitu pernyataan positif

pada nomer (2,4,8,9 dan 10) “Setuju” skor 1, “Tidak

Setuju” skor 0, dan pernyataan negatif pada nomer (1,3,5,6

dan 7) “Setuju” skor 0 dan “Tidak Setuju” skor 1.

b) Jumlah pernyataan sebanyak 10

c) Skor minimal pilihan jawaban yaitu 0

d) Skor maksimal pilihan jawaban yaitu 1

e) Menentukan jumlah skor minimal = skor minimal x

jumlah skor pernyataan = 0 x 10 = 0

f) Menentukan jumlah skor maksimal = skor maksimal x

jumlah skor pernyataan = 1 x 10 = 10

g) Menggolongkan menjadi 3 kategori yaitu Baik, Sedang,

dan Buruk

h) Menentukan range (R) = skor max – skor min = 10 – 0 =

10

i) Menentukan interval

I = range (R) ÷ kategori (K)

I = 10 ÷ 3 = 3,33

j) Menghitung skoring kemampuan interaksi sosial


61

I = Skor max – interval (I) = 10 – 3,33 = 6,67

I² = I¹ - interval (I) = 6,67 – 3,33 = 3,34

I3 = I² - interval (I) = 3,34 – 3,33 = 0,01

Sehingga diperoleh kesimpulan hasil bahwa Baik skor 7-

10, Sedang skor 4-6 dan Kurang skor 0-3.

4. Tabulating

Tabulasi data merupakan langkah memasukkan data berdasarkan hasil

penggalian data di lapangan (Nursalam 2016). Dalam tahap tabulating

ini menggunakan 2 tabel rencana yaitu tabel distribusi frekuensi dan

tabel silang. Hal ini dilakukan setelah, editing selesai.

5. Uji statistika

1) Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan tiap-tiap

variabel yaitu variabel tingkat pengetahuan, sikap santriwati,

perilaku prososial, pertolongan pertama sinkop, usia dan lain-lain

yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap tiga variabel yang diduga

berhubungan dan berkorelasi (Soekodjo Notoatmodjo, 2011). Pada

analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial

dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA

Al Anwar Sarang Rembang).


62

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji

Koefisien Kontigensi dengan menggunakan a=0,05 dikarenakan

penelitian ini memenuhi syarat pemilihan uji yang dipilih yaitu

sebagai berikut :

(1) Variabel penelitian

a. Variabel independen : Kategorik

b. Variabel dependen : Kategorik

(2) Jenis hipotesis penelitian : Korelasi

(3) Kelompok data : Bebas

(4) Skala data : Ordinal Ordinal Ordinal

Dasar pengambilan keputusan yang dipakai adalah berdasarkan nilai

p. Jika p < 0,05 maka Ho ditolak, ini berarti kedua variabel yaitu

Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam

Pertolongan Pertama Sinkop “Ada Hubungan”. Akan tetapi jika p >

0,05, maka Ho diterima, ini berarti kedua variabel yaitu Tingkat

Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan

Pertama Sinkop “Tidak Ada Hubungan”.

6. Interpretasi Data

Menurut Arikunto (2012), interpretasi data penelitian dikategorikan

dengan kriteria:

1) Seluruhnya : 100%

2) Hampir Seluruhnya : 76% - 99%

3) Sebagian Besar : 51% - 75%


63

4) Setengahnya : 50%

5) Hampir Setengahnya : 26% - 49%

6) Sebagian Kecil : 1% - 25%

7) Tidak Satupun : 0%

7. Piranti Atau Alat Yang Digunakan Untuk Menganalisa

Piranti atau alat yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara

variabel adalah menggunakan uji statistik software SPSS version 25

for windows.

4.10 Etika Penelitian

4.10.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden dengan tujuan agar

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, serta dampak yang diteliti

selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia diteliti maka harus

menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk di teliti maka

peneliti tidak akan memaksakan dan menghormati haknya.

4.10.2 Confidiently (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas dari responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup dengan

memberi kode masing-masing lembar pengumpulan data tersebut.

4.10.3 Anonimity (Kerahasiaan)

Semua informasi yang diberikan oleh responden dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil riset.


BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari 100 responden, peneliti

membangi menjadi data umum dan data khusus, dan diuraikan sebagai

berikut :

5.1.1 Data Umum Lokasi Penelitian

Data umum yang diperoleh peneliti pada penelitian ini meliputi :

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum lokasi penelitian meliputi :

1) Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah Al Anwar yang bertempat di Dukuh Gondanrojo

Desa Kalipang RT.01 RW.05 Kecamatan Sarang Kabupaten

Rembang Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di komplek Pondok

Pesantren Al Anwar 2 Sarang. MA Al Anwar didirikan pada tahun

2006 oleh KH. Maemon Zubair yang berbasis pendidikan

pesantren salaf. Awal mula berdirinya MA Al Anwar hanya

mempunyai 2 kelas dengan satu jurusan yaitu IPA, dan sekarang

sudah dengan 4 Jurusan yaitu IPA, IPS, Agama, dan Bahasa.

64
65

2) Visi dan Misi

(1) Visi MA Al Anwar Sarang

MA Al Anwar sebagai lembaga pendidikan menengah berbasis

pesantren perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua,

penyerap lulusan dan masyarakat dalam merumuskan visi

madrasahnya. MA Al Anwar juga diharapkan merespon

perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi era informasi dan globalisasi yang

sangat cepat, MA Al Anwar ingin mewujudkan harapan dan

respon dalam visi berikut : Keseimbangan IMTAQ dan IPTEK

berlandasan akhlaq yang mulia.

(2) Misi MA Al Anwar Sarang

a. Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam

menjalankan ajaran agama secara utuh berdasarkan ajaran

ahlusunnah wal jamaah.

b. Menyelenggarakan pendidikan yanag berkualitas dalam

pencapaian prestasi akademik dan non akademik.

c. Mewujudkan pembentukan karakter ummat yang mampu

mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.

d. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga

pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.


66

e. Menjadikan MA Al Anwar Sarang sebagai madrasah

pondok pesantren dalam pengembangan pembelajaran

IMTAQ dan IPTEK.

f. Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif,

efisien, transparan dan akuntabel.

3) Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Al Anwar Sarang Rembang

Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Al Anwar Sarang Rembang

Tahun Pelajaran 2020/2021 :

Komite Kepala Madrasah


(KH. Ach. Cholid Suyuthi, S.Pd.I) (KH. A. Zaki Mubarok, Lc., MUs)

Keuangan Tata Usaha


(Abdul Halim, S.Pd) (Nu’man Khudri)

1. Kesiswaan 1. Staf Kesiswaan


(KH. Rojih Abdullah Ubab) 2. Staf Kurikulum
2. Kurikulum 3. Staf Sarpras &
(Muhammad Rifki) Kebersihan
3. Sarpras 4. Staf PM
(KH. Rosyid Abdullah Ubab)
5. Staf Humas &
4. Pengembangan Mutu
SDM
(KH. Roqib Abdullah Ubab)
6. Staf BUM
5. Humas dan SDM
(A. Baha’udin, S.Pd.I)
6. Badan Usaha Madrasah Wali Kelas
(M. Abil Fadlol, S.Pd.I)

Santri Guru

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Al Anwar


Sarang Rembang Tahun Pelajaran 2020/2021.
67

5.1.2 Data Umum Responden

1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur pada


Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.

No. Umur (Tahun) Frekuensi Prosentase (%)


1. 16 Tahun 5 5%
2. 17 Tahun 58 58%
3. 18 Tahun 35 35%
4. 19 Tahun 2 2%
Jumlah
Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021 100 100%

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur 17 tahun sebanyak 58 orang (58%), dan sebagian kecil

responden berumur 19 tahun sebanyak 2 orang (2%).


2. Karakteristik Responden berdasarkan Keanggotaan dalam Pendidikan

Kesehatan/ PMR Saat SMP/MTs

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Keanggotaan dalam


Pendidikan Kesehatan/ PMR Saat SMP/MTs pada
Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.

No. Pendidikan Kesehatan Frekuensi Prosentase (%)


1. Pernah 43 43%
2. Tidak Pernah 57 57%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak pernah mendapat pendidikan kesehatan atau menjadi

anggota PMR saat SMP/MTs sebanyak 57 orang (57%) dan hampir

setengahnya responden pernah mendapat pendidikan kesehatan atau

menjadi anggota PMR saat SMP/MTs sebanyak 43 orang (43%).


68

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Domisili pada


Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.

No. Domisili Frekuensi Prosentase (%)


1. Dalam Pondok 73 73%
2. Luar Pondok 27 27%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukan bahwa sebagian besar

responden berdomisili di dalam pondok sebanyak 73 orang (73%), dan

sebagian kecil responden berdomisili di luar pondok sebanyak 27 orang

(27%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan pada


Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.

No. Jurusan Frekuensi Prosentase (%)


1. IPA 40 40%
2. IPS 18 18%
3. Agama 30 30%
4. Bahasa 12 12%
Jumlah 100 100%

Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukan bahwa hampir setengahnya

responden di jurusan IPA sebanyak 40 orang (40%), dan sebagian kecil

responden di jurusan Bahasa sebanyak 12 orang (12%).


69

5.1.3 Data Khusus

Data khusus yang diperoleh pada penelitian ini meliputi :

1. Tingkat Pengetahuan Santriwati Tentang Pertolongan Pertama Sinkop.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang


Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di
MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.
No. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase(%)
1. Baik 91 91%
2. Cukup 7 7%
3. Kurang 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021
Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya

responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 91 orang (91%) dan

sebagian kecil responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang

sebanyak 2 orang (2%).

2. Sikap Santriwati Kelas XI dalam Pertolongan Pertama Sinkop di MA

Al Anwar Sarang Rembang.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Santriwati Kelas XI dalam


Pertolongan Pertama Sinkop di MA Al Anwar Sarang
Rembang Tahun 2021.
No. Sikap Santriwati Frekuensi Prosentase(%)
1. Baik 87 87%
2. Sedang 11 11%
3. Buruk 2 2%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya

responden memilki sikap yang baik sebanyak 87 orang (87%) dan

sebagian kecil responden yang buruk sebanyak 2 orang (2%).

3. Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati

Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang.


70

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Santriwati Kelas


XI dalam Pertolongan Pertama Sinkop di MA Al Anwar
Sarang Rembang Tahun 2021.
No. Perilaku Prososial Frekuensi Prosentase(%)
1. Baik 93 93%
2. Sedang 7 7%
3. Buruk 0 0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya

responden dengan perilaku prososial yang baik sebanyak 93 orang (93%)

dan tidak satupun responden dengan perilaku prososial yang buruk.

4. Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan perilaku

Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI

(di MA Al Anwar Sarang Rembang) Tahun 2021.

Tabel 5.8 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan perilaku


Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada
Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang)
Tahun 2021.

Tingkat Perilaku Prososial


No.
Pengetahuan Baik Sedang Buruk Total
F % f % f % f %

1. Baik 90 98.9% 1 1.1% 0 0.0% 91 100%

2. Cukup 3 42.9% 4 47.1% 0 0.0% 7 100%


3. Kurang 0 0.0% 2 100% 0 0.0% 2 100%

Total 93 93.0% 7 7.0% 0 0.0% 100 100%


Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya

responden yang berpengetahuan baik, memiliki perilaku prososial yang

baik, yaitu sebanyak 90 orang (98,9%), dan dari keseluruhan responden


71

yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (100%), memiliki perilaku

prososial yang sedang.

5. Analisis Hubungan Sikap dengan perilaku Prososial dalam

Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al

Anwar Sarang Rembang) Tahun 2021.

Tabel 5.9 Analisis Hubungan Sikap dengan perilaku Prososial dalam


Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di
MA Al Anwar Sarang Rembang) Tahun 2021.

Perilaku Prososial
No. Sikap
Baik Sedang Buruk Total
F % f % f % f %

1. Baik 87 100% 0 0.0% 0 0.0% 87 100%

2. Sedang 5 45.5% 6 54.5% 0 0.0% 11 100%


3. Buruk 0 0.0% 2 100% 0 0.0% 2 100%

Total 93 93.0% 7 7% 0 0.0% 100 100%


Sumber: Data Primer Peneliti, Tahun 2021
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya

responden dengan sikap yang baik, memiliki perilaku prososial baik

sebanyak 87 orang (100%), dan keseluruhan responden dengan sikap yang

sedang sebanyak 2 orang (100%), memiliki perilaku prososial yang

sedang.

5.2 Analisa Data

Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Koefisien

Kontigensi dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dan perhitungannya


72

dilakukan dengan menggunakan aplikasi Software SPSS 25 For Windows

didapatkan hasil signifikasi ρ = 0,000 r = 0,607 (0,6) dan nilai signifikan =

0,00. Hal ini menunjukan bahwa nilai ρ< α (0,000< 0,05) yang berarti H0

ditolak dan H1 diterima yaitu ada Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati

Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021 dengan kekuatan

korelasi kuat (r = 0,6). (Sopiyudin Dahlan, 2016), dan pada H2 didapatkan

hasil signifikasi ρ = 0,000 r = 0,606 (0,6) dan nilai signifikan = 0,00. Hal

ini menunjukan bahwa nilai ρ< α (0,000< 0,05) yang berarti H0 ditolak

dan H2 diterima yaitu ada Hubungan Sikap dengan Perilaku Prososial

dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di MA Al

Anwar Sarang Rembang Tahun 2021 dengan kekuatan korelasi kuat (r =

0,6). (Sopiyudin Dahlan, 2016).


BAB 6
PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini menguraikan tentang hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti dan keterbatasan yang ditemui selama melakukan

proses penelitian berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam

Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang

Rembang) Tahun 2021.

6.1.1 Identifikasi Tingkat Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama


Sinkop pada Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang
Tahun 2021.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

hampir seluruhnya responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik, yaitu

91 orang (91%) dan sebagian kecil dengan tingkat pengetahuan kurang, yaitu 2

orang (2%). Responden yang tergolong dalam kategori tingkat pengetahuan

kurang diantaranya karena takut salah dalam melakukan pertolongan pertama

sinkop, mereka tidak mengerti cara melakukan pertolongan pertama sinkop yang

benar dan mereka takut akan menambah masalah.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Panji Nugroho, dkk (2017) untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

terhadap penanganan pertama siswa sinkop di SMAN 1 Ngaglik Sleman

Yogyakarta. Ditemukan tingkat pengetahuan baik dengan penanganan baik

sebanyak 21 orang (65,4%). Pertus Helu Ngara (2019) dalam penelitianya

73
74

yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Dalam Memberikan Penanganan

Pertama Pada Siswa Sinkop Di SDN 1 Landung sari, dari 23 responden

ditemukan bahwa responden dengan pengetahuan baik memberikan penanganan

baik (56,5%) dan responden dengan pengetahuan kurang, memberikan

penanganan kurang (42,5%).

Menurut Notoatmodjo (2013) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek.

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, semakin tinggi pendidikan maka

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula (Wawan & Dewi,

2011). Hasil analisis dan interprestasi data yang di peroleh dari 100 responden

terdapat 43 responden (43%) pernah mendapat pendidikan kesehatan ataupun

yang pernah tergabung dalam anggota PMR (Palang Merah Remaja) saat SMP

ataupun saat SMA, sehingga hampir seluruhnya responden mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik tentang pertolongan pertama sinkop, meskipun tak jarang

juga dari responden mendapatkan sumber informasi melalui sumber bacaan.

Pelatihan yang diikuti oleh peserta diharapkan dapat meningkatkan

kemampuannya, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun sikap

(Notoatmodjo, 2011). Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan yaitu jenis

kelamin. Seluruh responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan

sebanyak 100 responden (100%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Romadhona Nur Hidayat (2014) dimana dalam penelitiannya

ditemukan bahwa seluruh responden yang berpengetahuan baik lebih banyak pada
75

perempuan, sebesar 14 orang (86,7%) dan sisanya sebanyak 4 orang (13,3%)

adalah laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, peneliti berpendapat

bahwa pengetahuan yang baik sangat berpengaruh terhadap penanganan pertama

yang tepat dan cepat. Pengetahuan yang baik dari responden dikarenakan

santriwati mendapat pengetahuan dari buku, maupun dari pendidikan kesehatan

yang mereka dapatkan saat menjadi anggota PMR, ataupun petugas UKS.

Sementara itu dari responden yang berpengetahuan kurang dikarenakan responden

kurang paham tentang sinkop, bagaimana resiko-resiko yang nanti akan terjadi

apabila korban sinkop tidak segera mendapat penanganan yang cepat dan tepat.

Karena kebanyakan orang menganggap bahwa sinkop itu hanya kejadian yang

biasa dan umum dialami setiap orang karena kelelahan dan telat makan, padahal

bisa saja sinkop itu adalah tanda-tanda dari sebuah penyakit tertentu yang

mungkin harus segera di tangani.

6.1.2 Identifikasi Sikap Santriwati Kelas XI dalam Pertolongan Pertama


Sinkop di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

hampir seluruhnya responden dengan sikap yang baik, yaitu 87 orang (87%), dan

sebagian kecil dengan sikap yang buruk, yaitu 2 orang (2%). Sikap menolong

yang dimiliki siswa ditunjukkan dengan tidak panik melihat kondisi darurat,

tenang disaat menolong teman yang sinkop, cekatan dalam melakukan tindakan,

menolong dengan cara tidak terburu-buru. Sedangkan responden yang tergolong

dalam kategori sikap yang buruk diantaranya malu saat melakukan pertolongan
76

pertama sinkop karena sifat santri yang pemalu, apalagi dalam hal melakukan

pertolongan pertama sinkop di sekolah.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Wiranda Mokoagow (2020) dalam penelitianya dengan judul Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Siswa dengan Penanganan Pertama pada Siswa Sinkop di

Kelas XI MAN 1 Kota Mobagu, didapatkan bahwa responden memiliki sikap

yang kurang baik sebanyak 35 orang (43,2%) dan responden memiliki sikap baik

sebanyak 46 orang (56,8%). Jadi diketahui bahwa responden yang memiliki sikap

yang baik lebih besar, yaitu 46 orang (56,8%).

Sikap merupakan bagian dari perilaku menolong pada seseorang selain

pengetahuan dan tindakan pertolongan itu sendiri. Sikap seseorang dipengaruhi

oleh pengalaman pribadi, pengaruhi orang lain yang dianggap penting,

kebudayaan, media masa, lembaga pendidikan dan faktor emosional (Azwar,

2012). Sikap sendiri mengandung tiga komponen yaitu : kognisi, emosi dan

perilaku serta bisa konsisten dan bisa juga tidak, tergantung permasalahan apa

yang mereka hadapi. Pembentukan dan perubahan sikap dapat disebabkan oleh

situasi interaksi kelompok dan situasi komunikasi media (Azwar, 2012). Sikap

melakukan pertolongan yang dimiliki siswa menunjukkan bahwa siswa memiliki

empati. Empati tinggi yang dimiliki individu cenderung memiliki sikap menolong.

Orang yang mempunyai rasa empati akan berusaha untuk menolong orang lain

yang membutuhkan pertolongan (Umayah, Ariyanto dan Yustisia, 2017). Sikap

menolong merupakan sikap yang perlu dikembangkan untuk setiap individu baik

melalui lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah untuk membantu agar


77

individu dapat menjalin hubungan sosial dengan baik. Hubungan sosial dalam

kehidupan sehari-hari yang terjalin dengan baik, akan menumbuhkan sikap saling

menghormati, menghargai dan akhirnya akan tumbuh sikap suka menolong. Hal

ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Hurlock (2014) bahwa salah satu tugas

perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan

penyesuaian sosial, karena itu dibutuhkan penyesuaian sosial yang memadai agar

siswa tersebut tahu bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan orang lain,

sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Sikap melakukan

pertolongan pertama merupakan sikap seseorang yang dilakukan atas kemauan

sendiri dengan tujuan untuk kebaikan terhadap orang lain.

Sebagian besar usia santriwati pada penelitian ini yaitu usia 17 tahun

sebanyak 58 orang (58%) dapat dikatakan usia remaja pertengahan. Dalam usia

ini remaja sudah memasuki tahap berpikir operasional formal, dimana remaja

sudah mampu berpikir secara sistematis mengenai hal-hal yang abstrak serta

sudah mampu menganalisis secara lebih mendalam mengenai sesuatu hal

(Hurlock, 2014). Berkaitan dengan sikap menolong siswa sinkop, maka remaja

pada usia pertengahan sudah mulai berpikir secara sistematis untuk menolong

temannya yang sinkop. Sesuai dengan penelitian Umayah, Ariyanto dan Yustisia

(2017) bahwa semakin bertambahnya usia individu, empati yang dimiliki akan

lebih tinggi baik secara kognitif maupun emosional. Empati tinggi yang dimiliki

individu cenderung memiliki sikap menolong. Orang yang mempunyai rasa

empati akan berusaha untuk menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan

dan merasa kasihan terhadap penderitaan orang tersebut. Sesuai dengan hasil
78

penelitian yaitu hampir seluruhnya responden memiliki sikap yang baik sebanyak

87 orang (87%).

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, peneliti berpendapat

bahwa sikap santriwati yang tergolong buruk dikarenakan kurangnya informasi,

santri tidak begitu tertarik membantu orang lain terutama jika yang menjadi

korban sinkop adalah orang yang tidak dikenal dan tidak dekat dengannya.

Sedangkan sikap melakukan pertolongan yang baik disebabkan karena remaja

yang berada dalam tahap perkembangan sehingga sangat mudah untuk melakukan

pertolongan. Hasil penelitian ini diperoleh lebih banyak santri yang memiliki

sikap yang baik pada pertolongan pertama sinkop. Sikap menolong merupakan

sikap yang perlu dikembangkan untuk setiap individu baik melalui lingkungan

keluarga, masyarakat maupun sekolah. Karena sikap kita sangat berpengaruh

terhadap cara pertolongan pertama pada korban yang mengalami sinkop. Oleh

karena itu dianjurkan agar pihak sekolah dapat bekerja sama dengan pihak

pelayanan kesehatan untuk mengadakan penyuluhan dan simulasi terkait

pertolongan pertama sinkop.

6.1.3 Identifikasi Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop


pada Santriwati Kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun
2021.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

hampir seluruhnya responden memiliki perilaku prososial yang baik, yaitu sebesar

93 orang (91%), sebagian kecil responden memiliki perilaku prososial sedang,

yaitu sebesar 7 orang (2%), dan tidak temukan responden dengan perilaku

prososial yang buruk.


79

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Ilyas Sudikno (2018) dalam penelitianya dengan judul Hubungan Antara

Religiusitas Dengan Intensi Prososial Pada Siswa-Siswi Madrasah Aliyah

Muhammadiyah Kudus. Sampel penelitian ini berjumlah 92 responden. Secara

keseluruhan mayoritas siswa-siswi Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kudus

memiliki intensi prososial yang baik.

Menurut Myers (2012) menjelaskan bahwa orang yang memiliki

kepercayaan religius akan cenderung memiliki sifat untuk menolong dalam jangka

panjang. Di dalam penelitian yang telah dilakukan Stamatoulakis (dalam Novita,

2016) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki sikap religius yang tinggi

cenderung akan melakukan perilaku prososial. Tempat dalam penelitian ini yaitu

di Madrasah Aliyah Al Anwar Sarang yaitu sekolah formal berbasis pendidikan

pesantren. Hampir seluruhnya responden dalam penelitian ini memiliki perilaku

prososial yang baik, dikarenakan sebagian besar responden berdomisili di dalam

pondok pesantren sebanyak 73 orang (73%), yang mana budaya anak pesantren

yang sudah terbiasa hidup bergotong royong dalam kegiatan sehari-sehari.

Meskipun responden berdomisili diluar pesantren tetapi tempat penelitian ini

sekolah formal berbasis pendidikan pesantren, sehingga tak jarang yang memiliki

sikap religius tinggi.

Berdasarkan jurusan pendidikan hasil penelitian menunjukkan bahwa

jurusan IPA sebanyak 40 orang (40%) dan Agama sebanyak 30 orang (30%) lebih

banyak dibandingkan jurusan IPS dan Bahasa. Hal tersebut dikarenakan dalam

pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling yang mana


80

pengambilannya secara acak. Menurut Theory Planned Behavior (TPB), jurusan

pendidikan juga termasuk dalam faktor demografi yang mempengaruhi keyakinan

individu terhadap suatu hal dan niat untuk berperilaku. Jurusan pendidikan

merupakan faktor demografi yang dipengaruhi kemampuan dasar umum

(kecerdasan), bakat, minat, dan kecenderungan pribadi. Hasil belajar ini sesuai

dengan Ajzen (1991) dalam Theory Planned Behaviour (TPB) yang menjelaskan

bahwa faktor dari personal juga akan mempengaruhi intensi atau kehendak

individu untuk berperilaku.

Menurut Baron & Branscombe (2012) mendefinisikan perilaku prososial

adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus

menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan

tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi yang menolong.

Hampir keseluruhan responden dalam penelitian ini memiliki perilaku prososial

yang baik sebanyak 93 (93%), santriwati Madrasah Aliyah Al Anwar Sarang

mempunyai keinginan untuk berperilaku prososial dengan individu lain di

sekitarnya, seperti berbagi (sharing), menolong (helping), kerjasama

(cooperating), bertindak jujur (honesty), dan beramal (donating). Mereka

cenderung senang membantu orang yang berada di Madrasah dalam kehidupan

sehari-hari, karena mereka menganggap bahwa yang berada di lingkungan

Madrasah adalah keluarga. Apalagi ketika salah satu diantara keluarga mereka

yang mengalami kesusahan, mereka tidak segan untuk segera membantu.

Sebagian besar responden menjawab bahwa ketika ada temannya yang mengalami

sinkop, mereka merasa kasian melihat temannya mengalami sinkop, sehingga


81

bukan tidak mungkin mereka memilih untuk segera melakukan pertolongan

terhadap korban karena sudah menjadi kewajiban mereka ketika ada orang

kesusahan harus dibantu. Hal ini yang menyebabkan munculnya perilaku

prososial yang baik di dalam diri mereka.

Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, peneliti berpendapat

bahwa perilaku prososial sedang yang dimiliki santriwati dikarenakan santri tidak

begitu tertarik membantu orang lain terutama jika yang menjadi korban sinkop

adalah orang yang tidak dikenal dan tidak dekat dengannya. Hasil penelitian ini

diperoleh lebih banyak santri yang memiliki perilaku prososial yang baik dalam

melakukan pertolongan pertama sinkop. Perilaku prososial yang baik yang

dimiliki responden perlu dikembangkan lagi agar budaya menolong bisa menular

ke orang di sekitar responden. Karena tahu dan bisa melakukan penanganan

pertama sinkop bukan jaminan orang tersebut mau untuk melakukannya terhadap

orang lain ketika tidak memiliki perilaku prososial yang baik.

6.1.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Prososial


dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di MA
Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

hampir seluruhnya responden yang berpengetahuan baik, memiliki perilaku

prososial yang baik, yaitu sebanyak 90 orang (98,9%), dan dari keseluruhan

responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (100%), memiliki

perilaku prososial yang sedang.

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku prososial dalam

pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang


82

Rembang Tahun 2021 berdasarkan Uji Koefisien Kontingensi dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 dan perhitungannya dilakukan dengan menggunaan aplikasi

Software SPSS 25 For Windows didapatkan hasil signifikasi ρ = 0,000 r = 0,607

(0,6) dan nilai signifikan = 0,00. Hal ini menunjukan bahwa nilai ρ< α (0,000<

0,05) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan perilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop pada

santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021 dengan

kekuatan korelasi kuat (r = 0,6). (Sopiyudin Dahlan, 2016).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Panji Nugroho, dkk (2017) untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

terhadap penanganan pertama siswa sinkop di SMAN 1 Ngaglik Sleman

Yogyakarta. Ditemukan hasil tingkat pengetahuan dengan penanganan kurang

sebanyak 13 responden pengetahuan kurang dengan penanganan baik sebanyak 17

responden, pengetahuan baik dengan penanganan kurang sebanyak 13 responden

pengetahuan baik dengan penanganan baik sebanyak 21 responden, maka hasil

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadapat

penanganan pertama sinkop. Pertus Helu Ngara (2019) dalam penelitianya yang

berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Dalam Memberikan Penanganan

Pertama Pada Siswa Sinkop Di SDN 1 Landung sari. Dengan jumlah responden

23 orang, ditemukan hasil bahwa pengetahuan baik memberikan penanganan baik

(56,5%) dan pengetahuan kurang memberikan penanganan kurang (42,5%). Hasil

uji chi square diperoleh nilai ρ = 0,000<0,05 yang berarti ada hubungan tingkat
83

pengetahuan dalam memberikan penanganan pertama pada siswa sinkop di SDN 1

Landung Sari.

Menurut Sarlito (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

perilaku prososial diantaranya yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

Jika orang merasa tau dan mampu dalam melakukan tindakan pertolongan

tersebut, maka mereka akan cenderung menolong, sedangkan jika mereka merasa

tidak tau dan tidak mampu maka mereka cenderung tidak akan menolong.

Notoatmodjo (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Semakin berpengetahuan maka semakin tertanam

perilaku prososial yang baik, sehingga tidak akan ragu ketika ada orang disekitar

kita yang mengalami sinkop ketika kita akan melakukan pertolongan pertama.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). (Wawan & Dewi, 2011).

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

tentang pertolongan pertama sinkop yang baik sangat berpengaruh terhadap

pembentukan perilaku prososial santri yang lebih baik. Berdasarkan hasil

penelitian dan teori yang ada peneliti berpendapat bahwa seiring dengan baiknya

tingkat pengetahuan santri tentang sinkop maka semakin meningkat keberanian

saat melakukan pertolongan pertama sinkop. Sehingga terbentuk perilaku

prososial yang baik pada diri responden.


84

6.1.5 Analisis Hubungan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam


Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI di MA Al
Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.

Hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa bahwa

hampir seluruhnya responden dengan sikap yang baik, memiliki perilaku prososial

baik sebanyak 87 orang (100%), dan keseluruhan responden dengan sikap yang

sedang sebanyak 2 orang (100%), memiliki perilaku prososial yang sedang.

Hubungan antara sikap dengan perilaku prososial dalam pertolongan

pertama sinkop pada santriwati kelas XI di MA Al Anwar Sarang Rembang

Tahun 2021 berdasarkan Uji Koefisien Kontingensi dengan tingkat kemaknaan α

= 0,05 dan perhitungannya dilakukan dengan menggunaan aplikasi Software SPSS

25 For Windows didapatkan hasil signifikasi ρ = 0,000 r = 0,606 (0,6) dan nilai

signifikan = 0,00. Hal ini menunjukan bahwa nilai ρ< α (0,000< 0,05) yang

berarti H0 ditolak dan H2 diterima yaitu ada hubungan antara sikap dengan

perilaku prososial dalam pertolongan pertama sinkop pada santriwati kelas XI di

MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021 dengan kekuatan korelasi kuat (r =

0,6). (Sopiyudin Dahlan, 2016).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Wiranda Mokoagow (2020) dalam penelitianya dengan judul Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Siswa dengan Penanganan Pertama pada Siswa Sinkop di

Kelas XI MAN 1 Kota Mobagu, didapatkan bahwa responden memiliki sikap

yang kurang baik sebanyak 35 orang (43,2%) dan responden memiliki sikap baik

sebanyak 46 orang (56,8%). Dari hasil pengujian statistik chi square dengan

tingkat kesalahan 0,05 % didapatkan nilai ρ = 0,000 karena nilai ρ <0,05 maka H1
85

diterima. Sehingga terdapat hubungan antara sikap dengan penanganan pertama

pada siswa sinkop.

Salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya

perilaku seseorang yaitu faktor sosio psikologis. Faktor-faktor sosio psikologis ini

terdiri dari sikap, emosi, kepercayaan, kebiasaan, dan kemauan. Sikap merupakan

faktor yang sangat penting dalam sosio psikologis, karena merupakan

kecenderungan untuk bertindak dan berpersepsi. Sikap juga relatif akan menetap

lebih lama dari pada emosi dan pikiran (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Sarlito (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

perilaku prososial diantaranya yaitu faktor perasaan dan sikap. Perasaan dalam

diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut untuk menolong orang

disekitarnya yang membutuhkan bantuannya dengan segera. Dalam penelitian ini

ditemukan hasil bahwa hampir seluruh responden dengan sikap yang baik

memiliki perilaku prososial yang baik dalam melakukan pertolongan pertama

sinkop, karena mayoritas responden menganggap bahwa membantu sesama

manusia adalah suata hal yang positif dan mendapat pahala. Hal ini yang tertanam

dalam diri responden sehingga membentuk karakter sikap yang baik dari

responden.

Kesediaan untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang sedang

mengalami kesulitan, baik berupa moral maupun materi (Eissenberg dan Mussen

dalam Dayakisni & Hudaniah, 2012). Orang menolong karena pada diri orang

tersebut ada sikap kepedulian dan perlakuan terhadap orang disekitarnya yang

membutuhkan bantuannya secara spontan dan sudah tertanam dalam


86

kepribadiannya. Ketika orang sudah terbiasa empati dan peduli dengan orang

disekitarnya, sudah tidak ada keraguan lagi dari orang tersebut untuk responsif

ketika ada korban sinkop yang membutuhkan pertolongannya dengan segera.

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruhnya

responden memiliki sikap yang baik tentang pertolongan pertama sinkop. Hal ini

sangatlah berpengaruh terhadap pembentukan perilaku prososial responden dalam

melakukan pertolongan pertama sinkop di MA Al Anwar Sarang, Sehingga

dampak dari kejadian sinkop itu sendiri bisa di minimalisir dengan banyaknya

santri yang sudah memiliki keberanian dan kemauan dalam melakukan

pertolongan pertama sinkop.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian ini, keterbatasan yang di alami peneliti adalah faktor

pandemi COVID-19 sehingga penelitian dilakukan sebagian dengan mengisi

lembar kuesioner secara langsung dan sebagian mengisi google form. dikarenakan

keterbatasan untuk melakukan pengumpulan banyak orang dalam rangka

mengurangi penyebaran COVID-19 dan mematuhi protokol kesehatan yang telah

di tetapkan.
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Hampir seluruhnya responden kelas XI di MA Al Anwar Sarang

Rembang memiliki tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama

sinkop yang baik.

2. Hampir seluruhnya responden kelas XI di MA Al Anwar Sarang

Rembang memiliki sikap yang baik dalam melakukan pertolongan

pertama sinkop.

3. Hampir seluruhnya responden kelas XI di MA Al Anwar Sarang

Rembang memiliki perilaku prososial yang baik dalam melakukan

pertolongan pertama sinkop.

4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku prososial

dalam pertolongan pertama sinkop di MA Al Anwar Sarang Rembang

Tahun 2021.

5. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku prososial dalam pertolongan

pertama sinkop di MA Al Anwar Sarang Rembang Tahun 2021.

87
88

7.2 Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Responden

Diharapkan responden dapat menambah wawasan tentang pertolongan

pertama sinkop sehingga menjadi pengaruh baik bagi responden dan

orang di sekitar responden.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat dijadikan untuk pengembangan pembelajaran. Bagi

institusi pendidikan supaya terus dapat memperbanyak sumber bacaan

baik buku, jurnal, maupun literatur lainnya mengenai keperawatan

gawat darurat terutama pada pertolongan pertama sinkop.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan ada penelitian selanjutnya yang meneliti hubungan tingkat

pengetahuan dan sikap dalam pertolongan pertama sinkop agar

penelitian tersebut dapat dilakukan dengan skala yang besar, tempat

yang berbeda, dan metode yang berbeda. Sehingga hasil penelitian bisa

dibandingkan dan dapat memperkuat hasil penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I, 1991. The Theory Of Planned Behavour. Organicational Behavior And


Human Decition Processes, 179-211.
Aria Kusuma Aji. 2017. Hubungan Sikap Dengan Perilaku Masyarakat Tentang
Pertolongan Pertama Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Skripsi S1
Keperawatan. STIKES Insan Cendekia. Jombang
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Azwar, Saifudin. 2015. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar Offset
Baron, RA. & Branscombe, N. R. 2012. Psikologi Sosial 13th edition, Unites
States of America: Pearson Educati
Dahlan, M. Sopiyudin. 2016. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Dayakisni, T, dan Hudaimah. 2012. Psikologi Sosial:Edisi Kesepuluh Jilid I.
Terjemahan Ratna Djuwita, dkk. Jakarta : Erlangga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
http://www.depkes.go.id/article/view/18032100002/peduli-tbc-indonesia-
sehat.htmldiakses pada tanggal 23 September 2019.
ESC. 2018. Guidelines for the diagnosis and managrment of syncope. Jurnal, pp-
67.
Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medik Praktis. Yogyakarta: Pustaka Baru
Hurlock, Elizabet. 2014. Psikologi Perkembangan. Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada.
Ilyas Sudikno Yahya, Zaenal Abidin. 2018. Hubungan Antara Religiusitas
Dengan Intensi Prososial Pada Siswa-Siswi Madrasah Aliyah
Muhammadiyah Kudus. Jurnal Empati. Fakultas Psikologi, Universitas
Diponegoro. Vol. 7 (No. 4), Hal. 339-344.
Indriyani, Hendro, Franly Onibala. 2019. Hubungan Kecerdasan Spiritual
Dengan Perilaku Altruistik Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas
Sam Ratulangi Manado. e-Journal Keperawatan. Vol. 7, No. 1, 1-6.
Iskandar Wiryokusumo. 2011. Pedoman Pertolongan Pertama yang Harus
Dilakukan Saat Gawat dan Darurat Medis. Yogyakarta: Mitra Setia
Johnson, D. 1998. Critical Issue: Enhancing Learning Through Multiage
Grouping. Diakses dari: www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/met
hods/in500.htm.
Juma’ati. 2018. Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Altrusitik Siswa Kelas
XI SMA Al-Yasini Kraton Pasuruan. Skripsi Psikologi. Universitas Islam
Negeri Maulana Ibrahim, Malang.
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Notoadmodjo, S. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.

89
90

Notoatmodjo, S. 2012. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2013. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2016. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Novita.C. P. (2016). Hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial
pada santri pesantren modern di kota banda aceh. Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Nuning Sisca Idriyawati, Swito Prastiwi, Ani Sutriningsih. 2016. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa PSIK-UNITRI dalam Memberikan
Tindakan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) pada Kasus
Kardiovaskuler dan Respirasi. Jurnal Keperawatan. Universitas
Tribhuwana, Malang. Vol. 1, No. 2, 204-209.
Nursalam, 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Panji Nugroho, Cornelia D.Y, Nekada, Tia Amestiasih. 2017. Hubungan
Pengetahuan Terhadap Penanganan Pertama Siswa Syncope di SMAN 1
Ngaglik Sleman Yogyakarta. Jurnal Keperawatan. Universitas Respati,
Yogyakarta. Vol. 4, No. 1, 124-127.
Pertus Helu Ngara. 2019. Hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi guru
dalam memberikan pertolongan pertama sinkop pada siswa di SDN 1
Lampung Sari. Jurnal Vol. 4, No. 2. Unitri Malang.
Putu Lohita, I Wayan Wisyantara, I Made Putra. 2020. Sindroma Stokes-ADMS :
Sinkop Kardiak Yang Mirip Bangkitan. Jurnal Berka Neurologi. Vol. 2,
No. 3, 123-127.
Romadhona Nur Hidayat. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
Pendiidk dalam Pertolongan Pertama pada Siswa yang Mengalami
Sinkop di SD Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Skripsi Prodi
S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada,
Surakarta.
Sarlito W, Meinarno, Eko A. 2015. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Saubers, Nadin. 2017. Semua yang Harus Anda Ketahui Tentang P3K.
Yogyakarta: Mitra Setia.
Setianingsih, Maulida N.F.,Lestari E.D. 2020. Study Deskriptif Sikap Menolong
Pada Siswa Yang Mengalami Sinkop. Jurnal Ners Widya Husada. Vol. 7,
No. 1, 15-22.
Setyohadi, B. 2015. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing.
Sukanta, Putu Oka. 2011. Pijat Akupresur Untuk Kesehatan. Jakarta: Penebar Plus
Taufiqoh Rizqi Agustini, Erlina Windyastuti, Gatot Suparmanto. 2020. Pengaruh
Pendidikan Kesehatan dengan Metode Peer Group pada Siswa Palang
Merah Remaja Terhadap Tingkat Kesiapan Penanganan Petama Syncope
di MAN 1 Surakarta. Jurnal Keperawatan. FIK Universitas Kusuma
Husada. Surkarta.
91

Thygerson, Alton. 2011. Pertolongan Pertama. Jakarta: Erlangga


Umayah, Azmi N.,Ariyanto, Amarina.,Yustisia,Whinda. 2017. Pengaruh Empati
Emosional Terhadap Perilaku Prososial yang Dimoderasi oleh Jenis
Kelamin pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Sosial, Vol.15 No. (02), 72–
83. https://doi.org/10.7454/jps.2017.7.
UNESCO, 2009, p. 2017. Faktor yang mempengaruhi Kesiapsiagaan. Di akses 20
Desember 2020. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/inj/article/view/6535
Vita Febriani, Rima Semiarty, Abdiana. 2017. Hubungan Pengetahuan Siswa
Palang Merah Remaja Dengan Pertolongan Pertama Penderita Sinkop di
Madrasyah Tsanawiyah Negeir 1 Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Andalas.
http:/jurnal.fk.unand.ac.id
Wawan, A dan Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medica.
Wiranda Mokoagow, Grace I.V.Watung, Siska Sibua. 2020. Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dengan Penanganan Pertama Pada Siswa
Sinkop Di Kelas XI MAN Kotamobagu. Jurnal Keperawatan. Vol. 3, No. 1,
11-17.
Yulia Alluri Lumban. 2019. Gambaran Pengetahuan Siswa Tentang Penanganan
Pertolongan Pertama Pada Siswa/i Yang Mengalami Pingsan/Sinkop di
SMP Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun 2019. Jurnal Keperawatan.
Poltekes Kemenkes, Medan. 1-11.
Lampiran 1

Jadwal Penyusunan Skripsi


Program Studi Ners
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
Tahun 2020/2021

2020 2021
No Tahapan
Des Jan Feb Mrt Apr Juni
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsul Masalah
2. Survey Awal
3. Penyusunan BAB 1
4. Penyusunan BAB 2
5. Penyusunan BAB 3
6. Penyusunan BAB 4
7. Penyusunan Lampiran
8. Ujian Proposal
9. Revisi Proposal
10 Ujian Etik
.
11 Pengurusan Surat Ijin Penelitian
.
12 Pelaksanaan Penelitian
.
13 Tabulasi Hasil
.
14 Penyusunan BAB 5
.
15 Penyusunan BAB 6
.
16 Penyusunan BAB 7
.
2021
No Tahapan
Juni Juli Agustus September
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
17. Penyusunan Lampiran
18. Abstrak
19. Seminar Hasil
20. Ujian Skripsi
21. Perbaikan Skripsi
22. Penyusunan Jurnal
23. Pengumpulan Naskah Skripsi
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Moch Shofiyudin
NIM : 17.10.2.149.027

Adalah mahasiswa Program Studi Ners IIK NU Tuban, akan mengadakan


penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang)”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidakkah Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop, sehingga hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan kajian ilmu
keperawatan serta peran perawat.
Untuk itu saya mengharapkan saudara berkenan untuk berpartisipasi dalam
penenlitian ini dengan bersedia mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan,
dengan sejujur-jujurnya. Kerahasiaan informasi ini akan dijamin. Untuk itu, dalam
pengisian kuesioner ini tidak perlu mencantumkan nama dan alamat.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mohon kesediaan saudara menandatangani persetujuan yang telah saya sediakan.
Partisipasi saudara menjadi responden dalam penelitian ini sangat saya hargai dan
sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

Rembang,............................. 2021

Moch Shofiyudin
Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian ini, maka saya menyatakan
bersedia menjadi responden dari penelitian saudara Moch Shofiyudin yang
berjudul:

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Prososial dalam


Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati Kelas XI (di MA Al Anwar
Sarang Rembang)”

Persetujuan ini saya buat dengan sadar tanpa paksaan dari siapapun. Demikian
pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Rembang,............................. 2021
Responden

.................................
Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

PENILAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU


PROSOSIAL
(di MA Al Anwar Sarang Rembang)

Identitas Responden

1. Nama (Inisial) :
2. Umur : Tahun
3. Jenis Kelamin :
4. Kelas/Jurusan :
5. Domisili :
6. Pernah Mendapat Pendidikan Kesehatan/Menjadi anggota PMR : Pernah/Tidak

Peneliti

Moch Shofiyudin
NIM : 17.10.2.149.027
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
KUESIONER PENELITIAN

PENILAIAN PENGETAHUAN TENTANG SINKOP


(PINGSAN)
(di MA Al Anwar Sarang Rembang)

Petunjuk Pengisihan :

Berilah tanda centang (√) sesuai dengan jawaban yang menurut anda paling benar
dan sesuai apa yang anda ketahui. Kami sangat menghargai kejujuran anda.

Keterangan :

Benar skor 1

Salah skor 0

Jawaban
No Pernyataan
A B
1. Pengertian dari sinkop yang benar adalah?
A. Hilangnya kesadaran untuk selamanya yang
menyebabkan kematian secara mendadak
B. Hilangnya kesadaran dalam waktu sementara
menyebabkan seseorang terjatuh secara mendadak
2. Sinkop dapat dipicu dari beberapa faktor yaitu ….
A. Dehidrasi dan tekanan emosi
B. Mengantuk dan lapar
3. Dibawah ini yang termasuk tanda gejala ringan orang
akan mengalami sinkop yaitu?
A. Pusing, lemas, perasaan melayang, mata berkunang-
kunang, terlihat pucat
B. Pusing, Lemas, Ngeflay, diajak bicara tidak nyambung
4. Apa yang kita lakkukan ketika ada kejadian sinkop saat
kegiatan dibawah terik matahari?
A. Segera melakukan pertolongan pertama ditempat
korban saat terjatuh
B. Segera melakukan pertolongan pertama ditempat yang
lebih teduh
5. Orang mengalami sinkop sama halnya dengan orang
mabuk akibat MIRAS (Minuman Keras)
A. Benar
B. Salah
6. Dibawah ini penanganan pertama sinkop yang tepat yaitu
….
A. Bawah ketempat yang teduh dan aman, buka jalan
nafas, periksa pernafasan, naikkan tungkai korban
sekitar 15-30 cm, longgarkan pakaian atau sesuatu
yang ketat pada badan korban
B. Bawah ketempat yang aman nyaman, melonggarkan
pakaian, membaringkan korban dengan posisi miring,
jangan masukkan apapun ke mulut korban
7. Berdiri lama di bawah sinar matahari akan menyebabkan
orang mengalami sinkop ….
A. Benar
B. Salah
8. Kejadian dibawah ini yang bisa menyebabkan orang
mengalami sinkop adalah ….
A. Dapat kabar orang tua meninggal
B. Dibelikan HP baru ayah
9. Salah satu tindakan pertolongan sinkop yaitu ….
A. Diceburkan ke air atau kolam renang
B. Dibawah ke tempat yang lebih teduh dan sejuk
10. Apa akibatnya bila sinkop terjadi berulang dan tidak
ditangani dengan tepat ?
A. Penurunan kualitas hidup, peningkatan resiko terkena
penyakit, kesulitan dalam beraktifitas, depresi, dan
cedera fisik
B. Meningkatnya rasa percaya diri, lebih mudah dan
semangat dalam beraktifitas
KUESIONER PENELITIAN

PENILAIAN SIKAP SANTRI SAAT TERJADI SINKOP


(PINGSAN)
(di MA Al Anwar Sarang Rembang)

Petunjuk Pengisihan :

Berilah tanda centang (√) sesuai dengan jawaban yang menurut anda paling benar
dan sesuai dengan apa yang anda pikirkan atau rasakan. Kami sangat menghargai
kejujuran anda.

Keterangan :

SS : bila sangat setuju dengan pernyataan dibawah

S : bila setuju dengan pernyataan dibawah

TS : bila tidak setuju dengan pernyataan dibawah

STS : bila sangat tidak setuju dengan pernyataan di bawah

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Menjaga orang yang mengalami sinkop sampai


ada tim UKS datang menolong

2. Saya akan membawanya ke tempat yang yang


lebih teduh ketika ada yang mengalami sinkop

3. Menjadikan tontonan karena suata hal yang unik


dan lucu

4. Membiarkan saja orang yang mengalami sinkop


karena takut tertular COVID-19

5. Mengatur dan memastikan lingkungan di sekitar


orang yang mengalami sinkop tetap aman,
nyaman, dan kondusif

6. Saya akan mengabaikan jika ada yang mengalami


sinkop dan tetap fokus pada aktifitas yang saya
lakukan

7. Meski saya bisa melakukan pertolongan sinkop


tetapi saya malu untuk melakukan karena dilihat
orang banyak

8. Memilih memanggil guru saat ada yang


mengalami sinkop

9. Saya akan melonggarkan pakaian dan sepatu


yang ketat orang tersebut jika mengalami sinkop

10. Jika ada yang mengalami sinkop di sekolah saya


akan membawanya ke UKS
KUESIONER PENELITIAN

PENILAIAN PERILAKU PROSOSIAL DALAM


MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA SINKOP
(PINGSAN)
(di MA Al Anwar Sarang Rembang)

Petunjuk Pengisihan :

Berilah tanda centang (√) sesuai dengan jawaban yang menurut anda paling benar
dan sesuai dengan apa yang anda pikirkan atau rasakan. Kami sangat menghargai
kejujuran anda.

Keterangan :

Setuju : bila setuju

Tidak Setuju : bila tidak setuju

No. Pernyataan Setuju Tidak


Setuju
1. Saya merasa keberatan jika diminta untuk membantu
orang yang mengalami sinkop

2. Saya menolong orang lain dalam lingkungan manapun


saya berada
3. Saya enggan memperdulikan bagaimana kondisi orang
yang mengalami sinkop

4. Saya dapat memahami bagaimana perasaan orang yang


mengalami sinkop yang sangat membutuhkan bantuan

5. Saya menolong orang yang mengalami sinkop karena


terpaksa

6. Saya membantu orang yang mengalami sinkop apabila


mood saya bagus
7. Bila dalam keadaan lelah, saya malas membantu orang
yang mengalami sinkop

8. Saya merasa terdorong untuk menolong orang lain yang


berada dalam keadaan sulit

9. Saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam melakukan


pertolongan pertama sinkop jadi saya harus segera
melakukannya tanpa harus menunggu bantuan datang
10. Saya menolong setiap orang yang membutuhkan bantuan
saya dengan ikhlas dan tanpa pamrih
Lampiran 5
UJI VALIDITAS KUESIONER PENGETAHUAN
Correlations
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 Total
X01 Pearson
1 ,414 ,414 ,010 ,119 ,372 ,113 ,369 ,192 ,240 ,519*
Correlation
Sig. (2-
,062 ,062 ,967 ,608 ,097 ,625 ,100 ,404 ,294 ,016
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X02 Pearson * ** * **
,414 1 ,447 ,255 ,669 ,513 ,375 ,669 ,414 ,331 ,786**
Correlation
Sig. (2-
,062 ,042 ,266 ,001 ,017 ,094 ,001 ,062 ,143 ,000
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X03 Pearson * *
,414 ,447 1 -,080 ,256 ,513 ,047 ,256 ,414 ,331 ,532*
Correlation
Sig. (2-
,062 ,042 ,732 ,263 ,017 ,840 ,263 ,062 ,143 ,013
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X04 Pearson
,010 ,255 -,080 1 ,131 ,279 ,283 ,381 ,413 ,320 ,517*
Correlation
Sig. (2-
,967 ,266 ,732 ,572 ,221 ,214 ,089 ,062 ,157 ,016
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X05 Pearson ** *
,119 ,669 ,256 ,131 1 ,499 ,315 ,382 ,369 ,149 ,605**
Correlation
Sig. (2-
,608 ,001 ,263 ,572 ,021 ,164 ,087 ,100 ,521 ,004
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X06 Pearson
,372 ,513* ,513* ,279 ,499* 1 ,091 ,499* ,589** ,043 ,707**
Correlation
Sig. (2- ,097 ,017 ,017 ,221 ,021 ,694 ,021 ,005 ,853 ,000
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X07 Pearson *
,113 ,375 ,047 ,283 ,315 ,091 1 ,315 ,311 ,471 ,554**
Correlation
Sig. (2-
,625 ,094 ,840 ,214 ,164 ,694 ,164 ,169 ,031 ,009
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X08 Pearson
,369 ,669** ,256 ,381 ,382 ,499 *
,315 1 ,369 ,495 *
,748**
Correlation
Sig. (2-
,100 ,001 ,263 ,089 ,087 ,021 ,164 ,100 ,022 ,000
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X09 Pearson **
,192 ,414 ,414 ,413 ,369 ,589 ,311 ,369 1 ,240 ,711**
Correlation
Sig. (2-
,404 ,062 ,062 ,062 ,100 ,005 ,169 ,100 ,294 ,000
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X10 Pearson
,240 ,331 ,331 ,320 ,149 ,043 ,471* ,495* ,240 1 ,563**
Correlation
Sig. (2-
,294 ,143 ,143 ,157 ,521 ,853 ,031 ,022 ,294 ,008
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Total Pearson *
,519 ,786** *
,532 *
,517 **
,605 ,707 **
,554 **
,748 **
,711 **
,563 **
1
Correlation
Sig. (2-
,016 ,000 ,013 ,016 ,004 ,000 ,009 ,000 ,000 ,008
tailed)
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

UJI RELIABILITAS KUESIONER PENGETAHUAN Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,812 10
UJI VALIDITAS KUESIONER SIKAP
Correlations
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 Total
X01 Pearson
1 ,097 ,404 ,068 ,363 ,315 ,311 ,378 ,368 ,368 ,562**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,684 ,077 ,777 ,116 ,175 ,183 ,101 ,111 ,111 ,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X02 Pearson ** *
,097 1 ,570 ,505 ,230 ,307 ,108 ,000 ,215 ,119 ,556*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,684 ,009 ,023 ,330 ,187 ,651 1,000 ,363 ,616 ,011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X03 Pearson
,404 ,570** 1 ,151 ,196 ,420 ,343 ,152 ,364 ,280 ,646**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,077 ,009 ,525 ,409 ,065 ,138 ,522 ,115 ,231 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X04 Pearson *
,068 ,505 ,151 1 ,437 ,467* ,234 ,436 ,397 ,397 ,646**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,777 ,023 ,525 ,054 ,038 ,320 ,054 ,083 ,083 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X05 Pearson
,363 ,230 ,196 ,437 1 ,439 ,303 ,410 ,650** ,557* ,711**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,116 ,330 ,409 ,054 ,053 ,194 ,073 ,002 ,011 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X06 Pearson *
,315 ,307 ,420 ,467 ,439 1 ,317 ,075 ,241 ,056 ,562**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,175 ,187 ,065 ,038 ,053 ,173 ,754 ,307 ,816 ,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X07 Pearson
,311 ,108 ,343 ,234 ,303 ,317 1 ,498* ,564** ,564** ,624**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,183 ,651 ,138 ,320 ,194 ,173 ,025 ,010 ,010 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X08 Pearson
,378 ,000 ,152 ,436 ,410 ,075 ,498* 1 ,524* ,524* ,589**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,101 1,000 ,522 ,054 ,073 ,754 ,025 ,018 ,018 ,006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X09 Pearson
,368 ,215 ,364 ,397 ,650** ,241 ,564** ,524* 1 ,856** ,783**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,111 ,363 ,115 ,083 ,002 ,307 ,010 ,018 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X10 Pearson
,368 ,119 ,280 ,397 ,557* ,056 ,564** ,524* ,856** 1 ,710**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,111 ,616 ,231 ,083 ,011 ,816 ,010 ,018 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Total Pearson
,562** ,556* ,646** ,646** ,711** ,562** ,624** ,589** ,783** ,710** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,010 ,011 ,002 ,002 ,000 ,010 ,003 ,006 ,000 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UJI RELIABILITAS KUESIONER SIKAP


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,824 10

UJI VALIDITAS KUESIONER PERILAKU PROSOSIAL


Correlations
X01 X02 X03 X04 X05 X06 X07 X08 X09 X10 Total
X01 Pearson
1 ,414 1,000** ,669** ,255 ,513* ,447* ,375 ,795** ,447* ,860**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,062 ,000 ,001 ,266 ,017 ,042 ,094 ,000 ,042 ,000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X02 Pearson
,414 1 ,414 ,119 ,010 ,372 ,414 ,113 ,240 ,414 ,537*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,062 ,062 ,608 ,967 ,097 ,062 ,625 ,294 ,062 ,012
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X03 Pearson
1,000** ,414 1 ,669** ,255 ,513* ,447* ,375 ,795** ,447* ,860**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,062 ,001 ,266 ,017 ,042 ,094 ,000 ,042 ,000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X04 Pearson
,669** ,119 ,669** 1 ,131 ,499* ,256 ,315 ,842** ,256 ,699**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,001 ,608 ,001 ,572 ,021 ,263 ,164 ,000 ,263 ,000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X05 Pearson
,255 ,010 ,255 ,131 1 ,279 -,080 ,283 ,320 ,255 ,452*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,266 ,967 ,266 ,572 ,221 ,732 ,214 ,157 ,266 ,040
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X06 Pearson * * *
,513 ,372 ,513 ,499 ,279 1 ,513* ,091 ,645** ,154 ,698**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,017 ,097 ,017 ,021 ,221 ,017 ,694 ,002 ,505 ,000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X07 Pearson * *
,447 ,414 ,447 ,256 -,080 ,513* 1 ,047 ,331 ,447* ,533*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,042 ,062 ,042 ,263 ,732 ,017 ,840 ,143 ,042 ,013
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X08 Pearson ,375 ,113 ,375 ,315 ,283 ,091 ,047 1 ,471* ,375 ,549**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,094 ,625 ,094 ,164 ,214 ,694 ,840 ,031 ,094 ,010
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X09 Pearson
,795** ,240 ,795** ,842** ,320 ,645** ,331 ,471* 1 ,331 ,862**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,294 ,000 ,000 ,157 ,002 ,143 ,031 ,143 ,000
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
X10 Pearson
,447* ,414 ,447* ,256 ,255 ,154 ,447* ,375 ,331 1 ,598**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,042 ,062 ,042 ,263 ,266 ,505 ,042 ,094 ,143 ,004
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Total Pearson
,860** ,537* ,860** ,699** ,452* ,698** ,533* ,549** ,862** ,598** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,012 ,000 ,000 ,040 ,000 ,013 ,010 ,000 ,004
N 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UJI RELIABILITAS KUESIONER PERILAKU PROSOSIAL

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,833 10
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Tingkat Perilaku
No. Pendidikan Sikap
Umur Domisili Jurusan Pengetahuan Kategori Kategori Prososial (y) Kategori
Responden Kesehatan (x₂)
(x₁)
1 2 1 1 1 9 1 39 1 10 1
2 2 1 1 1 10 1 35 1 9 1
3 2 1 1 1 9 1 38 1 10 1
4 2 1 1 1 10 1 38 1 10 1
5 2 1 1 1 10 1 33 1 10 1
6 2 1 1 1 10 1 36 1 9 1
7 2 1 1 1 10 1 35 1 10 1
8 2 1 1 1 9 1 36 1 10 1
9 2 1 1 1 10 1 26 2 8 1
10 2 1 1 1 10 1 35 1 10 1
11 2 1 1 1 10 1 39 1 10 1
12 2 1 1 1 9 1 31 1 9 1
13 2 1 1 1 10 1 33 1 10 1
14 2 1 1 1 10 1 33 1 10 1
15 2 1 1 1 10 1 35 1 9 1
16 2 1 1 1 10 1 38 1 10 1
17 2 1 1 1 10 1 33 1 10 1
18 2 1 1 1 10 1 37 1 10 1
19 2 1 1 1 9 1 38 1 10 1
20 2 1 1 1 9 1 35 1 9 1
21 2 1 1 1 9 1 38 1 10 1
22 2 1 1 1 10 1 33 1 10 1
23 2 1 1 1 10 1 37 1 10 1
24 2 1 1 1 9 1 37 1 9 1
25 2 1 1 1 10 1 38 1 10 1
26 2 2 1 1 6 2 30 1 10 1
27 2 1 1 1 10 1 29 2 7 1
28 2 1 1 1 10 1 34 1 10 1
29 2 1 1 1 10 1 34 1 10 1
30 2 1 1 1 9 1 37 1 10 1
31 2 1 2 1 10 1 38 1 10 1
32 2 1 2 1 10 1 33 1 10 1
33 2 1 2 1 10 1 36 1 10 1
34 2 1 2 1 9 1 33 1 9 1
35 2 1 2 1 9 1 37 1 9 1
36 2 1 2 1 10 1 36 1 10 1
37 2 1 2 1 7 2 35 1 7 1
38 2 2 2 1 5 3 26 2 5 2
39 2 1 2 1 10 1 32 1 10 1
40 2 1 2 1 10 1 25 2 8 1
41 2 1 1 2 9 1 31 1 9 1
42 2 1 1 2 10 1 38 1 10 1
43 2 1 1 2 10 1 36 1 10 1
44 2 1 1 2 10 1 39 1 10 1
45 2 1 1 2 10 1 36 1 10 1
46 2 2 2 2 10 1 34 1 10 1
47 2 2 2 2 10 1 31 1 10 1
48 2 2 2 2 10 1 36 1 10 1
49 2 2 2 2 10 1 36 1 10 1
50 2 2 2 2 10 1 31 1 10 1
51 2 2 2 2 10 1 36 1 10 1
52 2 2 2 2 10 1 36 1 10 1
53 2 2 2 2 10 1 36 1 10 1
54 2 2 2 2 10 1 32 1 10 1
55 2 2 2 2 8 1 33 1 8 1
56 2 2 1 3 10 1 38 1 10 1
57 2 2 1 3 10 1 33 1 10 1
58 2 2 1 3 6 2 24 2 6 2
59 3 2 1 3 10 1 33 1 10 1
60 3 2 1 3 10 1 36 1 10 1
61 3 2 1 3 10 1 37 1 10 1
62 3 2 1 3 6 2 22 2 6 2
63 3 2 1 3 10 1 32 1 10 1
64 3 2 1 3 10 1 30 1 10 1
65 3 2 1 3 10 1 36 1 10 1
66 3 2 1 3 10 1 34 1 10 1
67 3 2 1 3 10 1 34 1 10 1
68 3 2 1 3 10 1 36 1 10 1
69 3 2 1 3 10 1 36 1 10 1
70 3 2 1 3 10 1 38 1 10 1
71 3 2 1 3 10 1 37 1 10 1
72 3 2 1 3 10 1 36 1 10 1
73 3 2 1 3 10 1 28 2 7 1
74 3 2 1 3 10 1 32 1 10 1
75 3 2 2 3 10 1 35 1 10 1
76 3 2 2 3 10 1 25 2 8 1
77 3 2 2 3 10 1 34 1 10 1
78 3 2 2 3 10 1 33 1 10 1
79 3 2 2 3 10 1 36 1 10 1
80 3 2 2 3 10 1 30 1 10 1
81 3 2 2 3 10 1 38 1 10 1
82 3 2 2 3 10 1 37 1 10 1
83 3 2 2 3 10 1 37 1 10 1
84 3 2 2 3 10 1 38 1 10 1
85 3 2 2 3 7 2 37 1 7 1
86 3 2 2 3 10 1 39 1 10 1
87 3 2 2 3 10 1 28 2 6 2
88 3 2 2 4 6 2 19 3 6 2
89 3 2 2 4 10 1 36 1 10 1
90 3 2 2 4 6 2 19 3 5 2
91 3 2 2 4 9 1 38 1 9 1
92 3 2 2 4 10 1 36 1 10 1
93 3 2 2 4 10 1 36 1 10 1
94 4 2 2 4 10 1 33 1 10 1
95 4 2 1 4 5 3 23 2 6 2
96 1 2 1 4 10 1 26 2 10 1
97 1 2 1 4 10 1 34 1 10 1
98 1 2 1 4 10 1 36 1 10 1
99 1 2 1 4 10 1 33 1 10 1
100 1 2 1 4 10 1 38 1 10 1

Keterangan :
1. Umur :  1 = 16 Tahun 4. Jurusan :  1 = IPA
 2 = 17 Tahun  2 = IPS
 3 = 18 Tahun  3 = Agama
 4 = 19 Tahun  4 = Bahasa

2. Pendidikan Kesehatan :  1 = Pernah 5. Kategori Pengetahuan :  1 = Baik


 2 = Tidak Pernah  2 = Cukup
 3 = Kurang

3. Domisili :  1 = Dalam Pondok 6. Kategori Sikap :  1 = Baik


 2 = Luar Pondok  2 = Sedang
 3 = Buruk

7. Kategori Perilaku  1 = Baik


Prososial :  2 = Sedang
 3 = Buruk
Lampiran 11

Frequencies
Statistics
Umur Pendidikan Domisili Jurusan
Kesehatan
N Valid 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 16 tahun 5 5.0 5.0 5.0
17 tahun 58 58.0 58.0 63.0
18 tahun 35 35.0 35.0 98.0
19 tahun 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pendidikan Kesehatan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Pernah 43 43.0 43.0 43.0
Tidak Pernah 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Domisili
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Dalam Pondok 73 73.0 73.0 73.0
Luar Pondok 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Jurusan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid IPA 40 40.0 40.0 40.0
IPS 18 18.0 18.0 58.0
Agama 30 30.0 30.0 88.0
Bahasa 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Crostabe Contingency Coefficient


Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pengetahuan * 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Perilaku Prososial

Tingkat Pengetahuan * Perilaku Prososial Crosstabulation


Perilaku Prososial Total
Baik Sedang
Tingkat Baik Count 90 1 91
Pengetahuan Expected Count 84.6 6.4 91.0
% within Tingkat 98.9% 1.1% 100.0%
Pengetahuan
% within Perilaku 96.8% 14.3% 91.0%
Prososial
% of Total 90.0% 1.0% 91.0%
Cukup Count 3 4 7
Expected Count 6.5 .5 7.0
% within Tingkat 42.9% 57.1% 100.0%
Pengetahuan
% within Perilaku 3.2% 57.1% 7.0%
Prososial
% of Total 3.0% 4.0% 7.0%
Kurang Count 0 2 2
Expected Count 1.9 .1 2.0
% within Tingkat 0.0% 100.0% 100.0%
Pengetahuan
% within Perilaku 0.0% 28.6% 2.0%
Prososial
% of Total 0.0% 2.0% 2.0%
Total Count 93 7 100
Expected Count 93.0 7.0 100.0
% within Tingkat 93.0% 7.0% 100.0%
Pengetahuan
% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0%
Prososial
% of Total 93.0% 7.0% 100.0%

Symmetric Measures
Value Approximate
Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .607 .000
N of Valid Cases 100

Sikap * Perilaku Prososial Crosstabulation


Perilaku Prososial Total
Baik Sedang
Sikap Baik Count 87 0 87
Expected Count 80.9 6.1 87.0
% within Sikap 100.0% 0.0% 100.0%
% within Perilaku 93.5% 0.0% 87.0%
Prososial
% of Total 87.0% 0.0% 87.0%
Sedang Count 5 6 11
Expected Count 10.2 .8 11.0
% within Sikap 45.5% 54.5% 100.0%
% within Perilaku 6.5% 71.4% 11.0%
Prososial
% of Total 6.0% 5.0% 11.0%
Buruk Count 0 2 2
Expected Count 1.9 .1 2.0
% within Sikap 0.0% 100.0% 100.0%
% within Perilaku 0.0% 28.6% 2.0%
Prososial
% of Total 0.0% 2.0% 2.0%
Total Count 93 7 100
Expected Count 93.0 7.0 100.0
% within Sikap 93.0% 7.0% 100.0%
% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0%
Prososial
% of Total 93.0% 7.0% 100.0%

Symmetric Measures
Value Approximate
Significance
Nominal by Contingency .606 .000
Nominal Coefficient
N of Valid Cases 100
Lampiran 12

Lampiran 13
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL/SKRIPSI

Nama : Moch Shofiyudin


NIM : 17.10.2.149.027
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).
Pembimbing : Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM

No Tanggal Masukan Pembimbing Tanda


Tangan
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Lampiran 14

LEMBAR REVISI SKRIPSI


Nama :
Moch Shofiyudin
NIM :
17.10.2.149.027
Program Studi :
S1 Keperawatan
Judul :
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).
Ketua Penguji : Karyo, S.Kep., Ns., M.Kep., MM

No Halaman Masukan Revisi


1. 67 Kategori usia dibuat dengan tautan 1 tahun Sudah direvisi
2. 67 Interpretasi data disesuaikan bab 4 Sudah direvisi
3. 68 Distribusi jurusan dimasukan pembahasan Sudah direvisi
4. 74 Pembahasan disesuaikan dengan hasil Sudah direvisi
analisis data umum responden

Tuban, 06 Juli 2021


Ketua Penguji

Karyo, S.Kep., Ns., M.Kep., MM


NIDN. 0702018002

LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama : Moch Shofiyudin


NIM : 17.10.2.149.027
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).
Penguji 1 : Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM

No Halaman Masukan Revisi


1. 87 Saran untuk penelitian selanjutnya Sudah direvisi
2. 73-85 Opini pembahasan di tambahi Sudah direvisi
3. 79 Mengganti jurnal referensi yang lebih dari Sudah direvisi
10 tahun terakhir

Tuban, 06 Juli 2021


Penguji 1

Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM

NIDN. 0705028101
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama : Moch Shofiyudin


NIM : 17.10.2.149.027
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).
Penguji 2 : Lilia Faridatul Fauziah, S.Tr.Keb., M.Gz

No Halaman Masukan Revisi


1. 64 Pengolahan kata dan penulisan di hasil Sudah direvisi
penelitian
2. 67 Pengolahan kata pada judul tabel 5.2 Sudah direvisi
3. 68 Kategori domisili Sudah direvisi
4. 68 Distribusi jurusan belum masuk dalam Sudah direvisi
pembahasan
5. 70-71 Pembacaan tabel silang Sudah direvisi
6. 73-85 Pengolahan kata dan penulisan pada Sudah direvisi
pembahasan
7. 76 Mengganti jurnal Sudah direvisi
8. 89 Daftar pustaka Sudah direvisi

Tuban, 06 Juli 2021


Penguji 2

Lilia Faridatul Fauziah, S.Tr.Keb., M.Gz


NIDN. 0730038804
Lampiran 15

BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI

Nama : Moch Shofiyudin


NIM : 17.10.2.149.027
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Prososial dalam Pertolongan Pertama Sinkop pada Santriwati
Kelas XI (di MA Al Anwar Sarang Rembang).

No Nama Penguji Tanda Tangan


1.
Karyo, S.Kep., Ns., M.Kep., MM
NIDN. 0702018002

2.
Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM
NIDN. 0705028101

3.
Lilia Faridatul Fauziah, S.Tr.Keb., M.Gz
NIDN. 0730038804

Anda mungkin juga menyukai