Anda di halaman 1dari 100

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA DAN MOBILISASI

DINI DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA POST


EPISIOTOMI PADA IBU POST PARTUM DI KLINIK
PKUMUHAMMADIYAH

PAMOTAN

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Keperawatan (S-1)

Oleh
Irfan Fauzul Mubin
112019030672

Pembimbing:

1. Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An


2. Rizka Himawan, S.Psi., M.Psi

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021

v
iii
v
v
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA DAN


MOBILISASI DINI DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA POST
EPISIOTOMI DI KLINIK PKU MUHAMMADIYAH PAMOTAN” ini telah
diuji dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Kudus, pada:

Hari : Rabu
Tanggal : 15 Desember 2021
Nama : Irfan Fauzul Mubin
NIM : 112019030672

Penguji Utama Penguji Anggota

Rusnoto, SKM., M.Kes.(Epid) Rizka Himawan, S.Psi., M.Psi


NIDN: 0621087401 NIDN: 0601057201

Mengetahui
Universitas Muhammadiyah Kudus
Rektor

Rusnoto, SKM., M.Kes.(Epid)


NIDN: 0621087401

v
PERNYATAAN

Yang bertandatangandibawahini :
Nama : IRFAN FAUZUL MUBIN
NIM : 112019030672
Menyatakan bahwa Skripsi judul judul “HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN
LUKA DAN MOBILISASI DINI DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA
POST EPISIOTOMI DI KLINIK PKU MUHAMMADIYAH PAMOTAN,
Merupakan :
1. Hasilkarya yang dipersiapkan dan di susun sendiri
2. Belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar S1 Keperawatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS.
Oleh karena itu pertanggung jawaban proposal ini sepenuhnya berada pada
dirisaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebesar-besarnya.

Rembang,23 Oktober 2021

IRFAN FAUZUL MUBIN

vii
RIWAYAT HIDUP

Nama : IRFAN FAUZUL MUBIN

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Rembang,13 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Desa Samaran Rt 02 Rw 01 kec pamotan Kab


Rembang

No.Telepon : 085727080139

Riwayat Pendidikan :

SDN 1 SAMARAN TAHUN 2006


SMPN 1 PAMOTAN Tahun 2009
SMAN 1 PAMOTAN Lulus Tahun 2012
DIII KEPERAWATAN LULUS Tahun 2016
Riwayat Pekerjaan :
Dr R Soetrasno Rembang sejak 2016 sampai 2021
Klinik Pku muhammadiyah pamotan sejak 2019
sampai sekarang

v
MOTTO

“kesuksesan hanya dapat di raih


Dengan segala upaya
Dan usaha yang disertai
Dengan doa,
Karena sesungguhnya
Nasib seseoran manusia tidak
Akan berubah dengan
Sendirinya tanpa
Berusaha
Jadi diri sendiri,
Cari jati diri,dan
Dapatkan hidup yang mandiri
Optimis,karena hidup
Terus mengalir dan
Kehidupan terus
berputar

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :


1. Allah SWT, Tuhan Penguasa Jagad Raya kealam semesta yang telah
memberikan kekuatan, kesabaran dan karunia kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan mengambil judul “HUBUNGAN
ANTARA PERAWATAN LUKA DAN MOBILISASI DINI DENGAN
TINGKAT KESEMBUHAN LUKA POST EPISIOTOMI DI KLINIK PKU
MUHAMMADIYAH PAMOTAN’’
2. Ibu dan Istriku tercinta, yang tak pernah lelah memberi semangat, menuntun,
melanturkan doa serta belaian kasih sayang yang tiada pernah terukur yang
selalu diberikan kepada penulis.
3. Rekan – rekanku satu perjuangan program studi S1 Keperawatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS yang saya cintai.
4. Seluruh teman-teman penulis dimanapun berada.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan
judul “Hubungan Antara Perawatan Luka dan Mobilisasi Dini dengan Tingkat
Kesembuhan Luka PostEpisiotomi di Klinik PKU MuhammadiyahPamotan”.
Usulan penelitian ini tersusun dan selesai atas bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Rusnoto, SKM.,M.Kes.(Epid), selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan izin penelitian.
2. Yulisetyaningrum S.Kep. Ners. M.Si. Med., selaku Ka Prodi Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Kudus.
3. Indanah, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An, selaku pembimbing I yang telah banyak
membantu, memberikan masukan dan dukungan kepada peneliti dalam
penyusunan usulan penelitian ini.
4. Rizka Himawan, S.Psi., M.Psi, selaku pembimbing II yang dengan sabar
membimbing, membantu, memberikan masukan serta selalu mendukung
peneliti dalam penyusunan penelitian ini.
5. Dan untuk semua pihak yang sudah mendukung dan membantu peneliti
dalam proses penyusunan usulan penelitian ini.
Peneliti sadar bahwa dalam penulisan usulan penelitian ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karenaitu, kritik dan saran yang sifatnyamembangun
sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan usulan penelitian ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga usulan penelitian ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya.
Rembang,23 Maret 2021

Irfan Fauzul Mubin

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL....................................................................................................ii

DAFTAR BAGAN..................................................................................................ii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2

A. Latar Belakang..............................................................................................2

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Pertanyaan Penelitian....................................................................................2

D. Tujuan Penelitian..........................................................................................2

E. Manfaat Penelitian........................................................................................2

F. Keaslian Penelitian........................................................................................2

G. Ruang Lingkup..............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2

A. Luka Perineum..............................................................................................2

B. Mobilisasi Dini..............................................................................................2

C. Perawatan Luka.............................................................................................2

D. Kerangka Teori.............................................................................................2

BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................2

A. Variabel Penelitian........................................................................................2

B. Hipotesis Penelitian.......................................................................................2

C. Kerangka Konsep Penelitian.........................................................................2


xii
D. Rancangan Penelitian....................................................................................2

E. Etika Penelitian.............................................................................................2

F. Alur Penelitian..............................................................................................2

G. Jadwal Penelitian...........................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................2

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian..................................................................... 5


Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel..................................................... 22

xiv
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Kerangka Teori.......................................................................... 17


Bagan 3.1. Kerangka Konsep..................................................................... 19

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden


Lampiran2. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran3. Lembar Observasi Mobilisasi Dini
Lampiran4. Lembar Observasi Perawatan Luka Post Episiotomi
Lampiran5. Lembar Observasi Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi

xvi
ABSTRAK

Hubungan Antara Perawatan Luka dan Mobilisasi Dini dengan


Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi di Klinik PKU
MuhammadiyahPamotan
Irfan Fauzul Mubin¹, Indanah², Rizka Himawan³

Latar Belakang : Persalinan sering mengakibatkan robekan jalan lahir, robekan tersebut
terjadi hampir pada semua persalinan pertama kali dan tidak jarang pada persalinan
berikutnya. Robekan ini disebabkan laserasi spontan pada vagina atau perineum saat
bayi di lahirkan (terutama saat kelahiran kepala dan bahu) atau pada tindakan episiotomi
untuk mempercepat kelahiran bayi bila didapatkan gawat janin, penyulit kelahiran
pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstarksi forceps, ekstraksi vacum), jaringan parut
pada perineum atau vagina yang memperlambat kemajuan persalinan.
Tujuan :Untuk mengetahui hubungan antara perawatan luka dan mobilisasi dini dengan
tingkat kesembuhan luka post episiotomi di klinik PKU Muhammadiyah Pamotan
Metode :Jenis penelitian analitik korelasional. Metode pendekatan menggunakan cross
sectional. Populasi pada penelitian ini ibu post partum di klinik PKU Muhammadiyah
Pamotan sebanyak 28 orang. Alat ukur yang di gunakan berupa kuesioner dan checlisk.
Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Uji Chi Square
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hubungan antara mobilisasi
dini dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi dengan nilai ρ value 0,001
(<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat
kesembuhan luka pada ibu post episiotomi. Sedangkam hasil uji hubungan antara
perawatan luka dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi dengan nilai ρ
value 0,000 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara perawatan luka
dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi.
Kesimpulan : Ada hubungan Hubungan Antara Perawatan Luka dan Mobilisasi Dini
dengan Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi di Klinik PKU Muhammadiyah
Pamotan

Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Perawatan Luka, Tingkat Kesembuhan luka post Episiotomi

xvii
ABSTRACT

The Relationship Between Wound Care and Early Mobilization with Post
Episiotomy Wound Healing Rates at PKU MuhammadiyahPamotan Clinic

Irfan Fauzul Mubin¹, Indanah², Rizka Himawan

Background: Labor often results in tearing of the birth canal, these tears occur in
almost all first-time deliveries and not infrequently in subsequent deliveries. This
tear is caused by spontaneous laceration of the vagina or perineum when the
baby is delivered (especially during head and shoulder delivery) or by an
episiotomy to hasten the delivery of the baby if fetal distress is found,
complications of vaginal delivery (breech, shoulder dystocia, forceps extraction,
vacuum extraction), scarring of the perineum or vagina that slows the progress of
labor.

Objective: To determine the relationship between wound care and early


mobilization with the post-episiotomy wound healing rate at the PKU
Muhammadiyah Pamotan clinic.

Method: This type of correlational analytic research. The approach method uses
cross sectional. The population in this study were 28 post partum mothers at the
PKU Muhammadiyah Pamotan clinic. The measuring tools used are
questionnaires and checklists. Data analysis used univariate and bivariate
analysis with Chi Square test

Research Results: Based on the results of the study showed a relationship


between early mobilization and the rate of wound healing in post-episiotomy
mothers with a value of 0.001 (<0.05) so it can be concluded that there is a
relationship between early mobilization and wound healing rates in post-
episiotomy mothers. Meanwhile, the results of the test of the relationship between
wound care and the rate of wound healing in post-episiotomy mothers with a
value of 0.000 (<0.05) so that it can be concluded that there is a relationship
between wound care and wound healing rates in post-episiotomy mothers.

Conclusion: There is a relationship between Wound Care and Early Mobilization


with Post Episiotomy Wound Healing Rates at PKU Muhammadiyah Pamotan
Clinic

Keywords: Early Mobilization, Wound Care, Post Episiotomy Wound Healing


Rate

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan sering mengakibatkan robekan jalan lahir, robekan tersebut
terjadi hampir pada semua persalinan pertama kali dan tidak jarang pada
persalinan berikutnya.Robekan ini disebabkan laserasi spontan pada vagina
atau perineum saat bayi di lahirkan (terutama saat kelahiran kepala dan bahu)
atau pada tindakan episiotomi untuk mempercepat kelahiran bayi bila
didapatkan gawat janin, penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia
bahu, ekstarksiforceps, ekstraksi vacum), jaringan parut pada perineum atau
vagina yang memperlambat kemajuan persalinan (Hasana, 2012).
Salah satu penyebab terjadinya penyulit kala nifas sampai dengan pada
kematian puerperiumadalah terjadinya infeksi pada luka perineum akibat dari
perpanjangan fase penyembuhan luka. Infeksi dapat muncul dikarenakan
terlepasnya jahitan pada luka perineum karena kurangnya perawatan luka
yang memadai sehingga dapat menimbulkan pendarahan sekunder kala nifas,
dan dapat memicu timbulnya infeksi pada luka yang bersifat lokal maupun
general(Munthe et al., 2017).
Kesembuhan luka perineum ternyata mempunyai waktu yang sama dan
tidak ada perbedaan antara yang disebabkan oleh episiotomi dan robekan
perineum spontan derajat satu dan dua. Hampir seluruh ibu postpartum luka
perineumnya sembuh dalam waktu seminggu setelah persalinan dengan
kriteria jahitan menutup, kering, dan dengan jaringan parut yang halus. Hanya
lima belas dari seratus orang (15%) ibu nifas yang perineumnya mengalami
perpanjangan kesembuhan luka perineum. Akibat dariperpanjangan
kesembuhan luka perineum adalah infeksi, hematoma, dehiscence, keloid,
dan formasi hipertrofikscar(Hasana, 2012).
Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas berasal dari perlukaan pada
jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya
kuman.Hal ini bisa diakibatkan oleh daya tahan tubuh yang rendah

1
2

setelahmelahirkan, perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang


terjagapada saat perawatan sendiri di rumah (Puspitaningtyas & Harjanti,
2015).
Angka kejadian infeksi karena episiotomi masih tinggi. Oleh sebab itu,
dengan adanya luka jahit pada perineum karena tindakan episiotomi ,campur
tangan dari seorang ibu sangatlah di perlukan untuk dapat mempercepat
proses penyembuhan luka tersebut. Seorang ibu perlu mengetahui cara dalam
perawatan luka jahit pada perineum agar tidak terjadi infeksi pada daerah
tersebut, misalnya perawatan luka dengan cara mencuci daerah genitalia
dengan lembut, dengan air sabun dan air desinfektan tingkat tinggi, kemudian
di keringkan (APN,2007)
Untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi pada luka jahitan perineum
maka sangat dibutuhkan peran aktif ibu dalam mempercepat proses
penyembuhan luka.Upaya yang dapat dilakukan ibu berupa, menjaga
kebersihan diri, mobilisasi dini dan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dengan
menjaga kebersihan diri ibu nifas berarti juga menghalangi masuknya kuman
kedalam tubuh melalui luka jahitan perineum. Selain menjaga kebersihan diri,
mobilisasi dini dapat meningkatkan proses peredaran darah sehingga
mendukung proses penyembuhan luka dan kebutuhan nutrisi yang terpenuhi
akan memberikan dampak pada percepatan proses penggantian sel yang rusak
akibat proses persalinan (Munthe et al., 2017).
Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perpanjangan masa
penyembuhan luka perineum adalah dengan melakukan perawatan dan
mobilisasi dini. Mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam mempercepat
pemulihan dan dapat mencegah komplikasi pasca persalinan. Banyak
keuntungan yang bisa diraih dari latihan tidur dan berjalan pada periode dini
pasca persalinan. Mobilisasi segera secara bertahap sangat berguna untuk
proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis
vena.Bila terlalu dini melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi
penyembuhan luka. Jadi mobilisasi secara teratur dan bertahap yang di ikuti
dengan latihan adalah hal yang paling dianjurkan (Munthe et al., 2017).

v
3

Hasil penelitianPrasetyanti (2014) melaporkan bahwa Ambulasi dini


pada postpartum di puskesmas Ngasem kabupaten Kediri diketahui sebagian
besar responden memiliki kategori cukup dengan jumlah 18 responden
(56,25%) dan luka kategori penyembuhan adalah jumlah normal 16
responden (50%). Analisis data diketahui p-value(0,022) <α (0,05) sehingga
ada hubungan antara ambulasi dini dengan penyembuhan luka perineum pada
postpartum di Wilayah puskesmas Ngasem kabupaten kediri.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal
10 Agustus 2020di klinik PKU MuahammadiyahPamotan di dapatkan data,
terdapat8 pasien postpartum hari kedua yang mempunyai luka laserasi jalan
lahir. Dari hasil wawancara,6 ibu nifas tidak melakukan mobilisasi dini di
karenakan masih merasakan nyeri dan takut jahitannya robek, sedangkan 2
orang melakukan mobilisasi dini.Hasilwawancara berikutnya yaitu pada
tanggal 12 Agustus di peroleh data dari 8 pasien postpartum, 5 orang sudah
melakukan mobilisasi dini dengan cara berjalan keluar masuk ruangan,jalan-
jalan ke kamar sekitar. Dan 3 orang yang lain masih merasa takut untuk
beraktivitas. Dari data yang di dapatkan ibu post partum yang melakukan
perawatan luka dan mobilisasi dini mengalami penyembuhan luka perineum
yang lebih cepat yaitu sekitar 4-5 hari, bagi ibu post partum yang tidak
melakukan perawatan luka dan mobilisasi penyembuhan lukanya lebih lama
yaitu lebih dari 7 hari.
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “HubunganAntara Perawatan Luka dan Mobilisasi Dini
dengan Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi di Klinik PKU
MuhammadiyahPamotan”.

B. Rumusan Masalah
Perawatan dan Mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam mempercepat
pemulihan dan dapat mencegah komplikasi pasca persalinan. Banyak
keuntungan yang bisa diraih dari latihan tidur dan berjalan pada periode dini
pasca persalinan. Perawatan dan Mobilisasi segera secara bertahap sangat
berguna untuk proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi

v
4

serta trombosis vena.Bila terlalu dini melakukan perawatan dan mobilisasi


dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Jadi mobilisasi secara teratur dan
bertahap yang di ikuti dengan latihan adalah hal yang paling
dianjurkan(Prasetyanti, 2014).
Dari latar belakang diatas dan rumusan masalah di atas timbul pertanyaan
penelitian “Bagaimana hubungan antara perawatan luka dan mobilisasi dini
dengan tingkat kesembuhan luka postepisiotomi di Klinik PKU
Muhammadiyah Pamotan?”.

C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perawatan luka pada ibu post episiotomi di klinik PKU
MuhammadiyahPamotan?.
2. Bagaimanakah mobilisasi pada ibu post episiotomi di klinik PKU
MuhammadiyahPamotan?.
3. Bagaimanakah tingkat kesembuhan luka post episiotomi di klinik
PKUMuhammadiyah Pamotan?.

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perawatan luka dan mobilisasi dini dengan
tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi di Klinik PKU
Muhammadiyah Pamotan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat
kesembuhan luka pada ibu post episiotomidi klinikPKU
Muhammadiyah Pamotan.
b. Untuk mengetahui hubungan antara perawatan luka dengan
kesembuhan luka pada ibu post episiotomi di klinik PKU
Muhammadiyah Pamotan.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti

v
5

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti untuk


mengadakan penelitian selanjutnya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan bagi penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan perawatan luka dan mobilisasi dini
serta tingkat kesembuhan luka post episiotomi.
3. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya, agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian dengan variabel
yang berbeda.
4. Bagi Klinik PKU MuhammadiyahPamotan
Untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka dan
mobilisasi dini terkait dengan tingkat kesembuhan luka post episiotomi.

F. Keaslian Penelitian
Penelitian dengan judul “hubungan antara perawatan luka dan mobilisasi
dini dengan tingkatkesembuhan luka post episiotomi di Klinik PKU
Muhammadiyah Pamotan”belum pernah di teliti sebelumnya,berikut ini
penelitian terdahulu yang terkait dengan peneletian selanjutnya.

Tabel 1.1.Keaslian Penelitian


Judul Penelitian Peneliti Metode Hasil
Hubungan antara Nur hasana Metode ada hubungan antara
perawatan luka perinium dan penelitian perawatan luka
dengan penyembuhan luka irmadamaya korelasional perineum dengan
perinium ibu postpartum nti pendekatan “ penyembuhan luka
cohort” perineum pada ibu
postpartum
Hubungan antara Dhita kris penelitian Hasil
perawatan luka dan Prasetyanti yang peneletianperawatan
mobilisasi dini dengan digunakan luka dan Mobilisasi
penyembuhan luka adalah sangat penting dalam
perineum pada ibu nifas di Analitik percepatan hari rawat
wilayah kerja puskesmas korelasional. dan mengurangi resiko
ngasem kabupaten kediri karena tirah baring

v
6

tahun 2014 lama seperti terjadinya


dekubitus
Hubungan mobilisasi dini Muh Imran Jenis Hubungan
dan personal hygiene Afandi penelitian ini antara mobilisasi dini
terhadap percepatan Suhartatik adalah dan personal
kesembuhan luka perineum suhartatik analitik hygiene terhadap
pada ibu postpartum di rsia Eddyman W correlatife percepatan
pertiwi Makassar Ferial dengan kesembuhan luka
rancangan perineum pada
CrossSectio ibu postpartum di RSIA
nal Pertiwi Makassar

G. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup waktu
Waktu penelitian akan dilaksanakan bulan Oktober 2020
2. Ruang lingkup tempat
Tempat penelitian dilakukan di Klinik PKU MuhammadiyahPamotan
3. Ruang lingkup materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perawatan luka dan
mobilisasi dini dan tingkat kesembuhan luka post episiotomi Variabel
dependen adalah tingkat kesembuhan post episiotomi dan variabel
independen adalah perawatan luka dan mobilisasi dini. Populasi penelitian
ini adalah ibu postpartum.

v
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka Perineum
1. Pengertian
Ruptur adalah luka pada perineum yang di akibatkan oleh rusaknya
jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada
saat proses persalinan.Bentukruptur biasanya tidak teratur sehingga
jaringan yang robek sulit di lakukan penjahitan(Yulianti, 2013). Perineum
adalah daerah antara kedua belah paha,antara vulva dan anus.Perineum
berperan dalam persalinan karena merupakan bagian luar dasar
panggul.Perineum yang terletak antara vulva dan anus,panjangnya rat-rata
4 cm(Trinawati, 2015).
Luka perineum adalah robekan pada perineum yang umumnya
terjadi pada keadaan fisiologis, luka perineum ini akan sembuh normal
dalam 5-7 saat persalinan(Hasana, 2012).
2. Klasifikasi luka perineum
a. Luka perineum spontan
Merupakan robekan pada ruang berbentuk jajaran genjang terletak
di bawah dasar panggul yang terjadi secara alami tanpa tindakan pada
saat persalinan(Trinawati, 2015).
b. Episiotomi
Episiotomi merupakan tindakan bedah kebidanan yang paling
lazim meskipun bukan menjadi keharusan.Pada tahun 1872 dokter
FieldingOuld,mungkin merupakan dokter ahli kebidanan pertama yang
melaksanakan episiotomi.Episiotomi atau perineotomi adalah insisi
perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir
vagina,cincin selaput darah,jaringan pada septum rektovaginal,otot-
otot dan fasia serta kulit sebelah depan perineum.Hal ini di lakukan
untuk memperlebar ruang pada jalan lahir sehingga memudahkan
kelahiran janin (Ahmad, 2014).

v
8

1) Indikasi
Indikasi untuk melakukan episiotomi dapat dari kondisi janin
maupun ibu. Untuk indikasi janin biasanya dilakukan sewaktu
melahirkan janin prematur, hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala janin.Hal lain yang
menjadi indikasi tindakan episiotomi yakni pada waktu melahirkan
janin dengan letak sungsang,melahirkan janin dengan ekstraksi
cunam,ekstraksi vakum dan pada janin besar.
Indikasi episiotomi untuk ibu menurut (Ahmad, 2014)adalah :
a) Profilaktik: untuk melindungi integritas dasar panggul.
b) Halangan kemajuan persalinan akibat perineum yang kaku
(jaringan perineum tebal dan sangat berotot,terdapat jaringan
parut bekas operasi dan terdapat bekas episiotomi yang sudah
diperbaiki).
c) Untuk menghidari dari robekan yang tidak keluar,termasuk
robekan yang melebar ke dalam rectum (kalau perineumnya
sempit,antara bagian belakang vagina dan bagian depan rectum
hanya terdapat sedikit ruangan,pada keadaan laserasi yang
lebar tidak akan bisa di hindari).
2) Keuntungan episiotomi bagi ibu
Keuntungan episiotomi bagi ibu menurut Ahmad (Ahmad,
2014)adalah:
a) Luka insisi yang lurus (rata) lebih mudah diperbaiki dan lebih
cepat sembuh dibanding luka laseri yang compang-camping
serta tidak terkendali.
b) Dengan melakukan episiotomi sebelum otot dan fascia
teregang berlebihan kekuatan pada dasar panggul dapat
dipertahankan dan insidensiprolapsus,cystokel serta rectokel
bisa di kurangi.
c) Struktur di sebelah depan maupun di sebelah belakang akan
terlindungi.Dengan menambah ruang yang ada di sebelah
posterior,peregangan dan kerusakan akan menjadi kecil pada

v
9

bagian anterior dinding vagina, kandung kemih,uretra dan


pada jaringan periklitoris.
d) Robekan ke dalam rektum dapat di hindari.
Penting diingat bahwa saat melakukan episiotomi harus tepat
sebab bila pengerjaanyaterlambat,episiotomi tidak akan
berhasil mencegah laserasi dan melindungi dasar panggul
ibu,sedangkan jika terlampaui cepat insisi akan mengakibatkan
kehilangan darah yang tidak perlu.
3) Tindakan episiotomi dikerjakan saat;
a) Perineum menonjol
b) Diameter kulit kepala bayi terlihat 3 sampai 4 cm sewaktu ada
kontraksi.
c) Bagian terendah akan dilahirkan dengan tiga atau empat
kontraksi berikutnya.
Dengan cara ini laserasi dihindari,peregangan yang berlebihan
pada dasar panggul dicegah,dan perdarahan yang banyak dapat
dihindari(Ahmad, 2014)
4) Tipe Episiotomi
a) Medialis (garis tengah)
b) Mediolateral,kiri atau kanan
c) Lateralis (tidak digunakan lagi)
3. Derajat luka perineum
Menurut (Samal & Rathod, 2017) delapan puluh lima persen pelahiran
per vaginam dikaitkan dengan beberapa perineal.Robekan ini di bagi
menjadi beberapa derajat:
a. Derajat I
Laserasi superfisial,otot-otot yang mendasari tidak mengalami
kerusakan.
b. Derajat II
Laserasi termasuk robeknya otot-otot perineal.
c. Derajat III

v
10

Laserasi termasuk kerusakan sfingter ani eksternal parsial atau


seluruhnya.
d. Derajat IV
Terdapat kerusakan sfingter eksternal dan internal serta mukosa rektal
selurunya.
4. Penyembuhan luka perineum
Menurut Handayani (2014), Penyembuhan luka adalah mulai
membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang
menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7hari
postpartum(Trinawati, 2015).
1) Bentuk penyembuhan luka
a) Luka sembuh Baik
Di katakan luka sembuh dengan baik,apabila setelah si lakukan
perawatan,luka perineum bisa sembuh <5 hari, dan luka dalam
keadaan menutup dan kering.
b) Luka sembuh sedang
Di katakan luka sembuh sedang apabila setelah
dimlakukanperawatan,luka perineum bisa sembuh >5 hari dan
kondisi luka menutup dan masih basah.
c) Luka sembuh kurang baik
Di katakan luka sembuh sedang apabila setelah di lakukan
perawatan,luka perineum bisa sembuh >7 hari dan kondisi luka
belum kering dengan jahitan masih membuka(Yulianti, 2013).
2) Fase penyembuhan luka
Fase-fase penyembuhan luka menurut Smeltzer dalam Yulianti
(2013)adalah sebagai berikut :
a) Fase Inflamasi,berlangsung selama 1 sampai 4 hari
Respons vaskuler dan seluler terjadi ketika jaringan
teropong atau mengalami cedera.Vasokontraksi pembuluh terjadi
dan bekuan fibrinoplatelet terbentuk dalam upaya untuk
mengontrol perdarahan.Reaksi ini berlangsung dari 5 menit sampai
10 menit dan diikuti oleh vasodilatasivenula. Mikrosirkulasi

v
11

kehilangan kemampuan vasokontrikdinya karena norepineprin


dirusak oleh enzim intraselular.jugahistaminedilepaskan,yang
meningkatkan permeabilitas kapiler.
Ketika mikrosirkulasi mengalami kerusakan,elemen darah
seperti antibodi,plasma protein,elektrolit,komplemen,dan air
menembus spasium vaskular selama 2 sampai 3 harimenyebabkan
edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri.
b) Fase Proliferatif,berlangsung 5 sampai 20 hari
Fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring
untuk sel-sel yang bermigrasi.Sel-sel epitel membentuk kuncup
pada pinggiran luka; kuncup ini berkembang menjadi kapiler,yang
merupakan sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.
Setelah 2 minggu,luka hanya memiliki 3% sampai 5% dari
kekuatan aslinya.Sampai akhir bulan,hanya 35% sampai 59%
kekuatan luka tercapai.Tidak akan lebih dari 70% sampai 80%
kekuatan di capai kembali.Banyak vitamin,terutama vitamin C,
membantu dalam proses metabolisme yang terlibat dalam
penyembuhan luka.
c) Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan
tahunan.
Sekitar3minggu setelah cedera,fibroblast mulai
meninggalkan luka.Jaringan parut tampak besar,sampai fibril
kolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat.Hal ini,sejalan
dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan
kekuatanya.Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan
mencapai kekuatan maksimum dalam 10 sampai 12 minggu, tetapi
tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum
luka.
Dalam penatalaksaan bedah penyembuhan luka,luka
digambarkan sebagai penyembuhan melalui intensi
pertama,kedua,atau ketiga.Penyembuhan melalui intensi pertama
(Penyatuan Primer).Luka dibuat secara aseptik,denganpengrusakan

v
12

jaringan minimum,dan penutupan dengan baik,seperti dengan


suture,sembuh dengan sedikit reaksi jaringan melalui intensi
pertama.Ketika luka sembuh melalui intensi pertama,jaringan
granulasi tidak tampak dan pembentukan jaringan parut minimal.
Penyembuhan melalui intensi kedua (granulasi).Pada luka
dimana terjadi pembentukan pus(supurasi) atau dimana tepi luka
tidak saling merapat,proses perbaikannya kurang sederhana dan
membutuhkan waktu lebih lama.Penyembuhan melalui instensi
ketiga (suture sekunder). Jika luka dalam baik yang belum disuture
atau terlepas dan kemudian disuture kembali nantinya,dua
permukaan granulasi yang berlawanan disambungkan.Hal ini
mengakibatkan jaringan parut yang lebih dalam dan luas.
5. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum
a. Faktor internal
1) Gizi
Makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan menyebabkan ibu
dalam keadaan sehat dan segar. Dan akan mempercepat masa
penyembuhan luka perineum(Fitri, 2013).
2) Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya
dalam penyembuhan luka.Salah satu sifat genetik yang
mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat
dihambat,sehingga menyebabkan glukosa darah
meningkat.Dapatpenipisan protein-kalori(Yulianti, 2013).
3) Budaya dan keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
perineum,misalnya kebiasaan menhindari makan telur,ikan dan
daging ayamakan mempengaruhi asupan gizi ibu yang sangat
mmpengaruhi penyembuhan luka(Yulianti, 2013).
4) Kondisi ibu

v
13

Kondisi kesehatan ibu baik secara fisik maupun mental, dapat


menyebabkan lama penyembuhan. Jika kondisi ibu sehat, maka ibu
dapat merawat diri dengan baik(Fitri, 2013).
b. Faktor eksternal
1) Kondisi luka
Kondisi luka insisi pada episiotomi yang lurus (rata) lebih
mudah diperbaiki dan lebih cepat sembuh di banding luka laserasi
atau robek spontan. Jahitan luka yang kurang baik atau tidak dapat
menempel pada proses epitelisasi merupakan salah satu indikasi
terhambatnya penyembuhan luka perineum dan luka
lainnya.infeksi luka jahitan dengan perawatan yang tidak bersih
atau tidak steril pada luka jahitan robekan (episiotomi) daerah
perineum akan mengakibatkan luka lebih sulit dan lama
sembuh(Barjon & Mahdy, 2019).
2) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini dilakukan oleh semua ibu postpartum, baik
ibu yang persalinan normal maupun persalinan dengan tindakan
dan mempunyai variasi tertagantung pada keadaan umum ibu, jenis
persalinan atau tindakan persalinan. Adapun manfaat dari
mobilisasi diniantara lain dapat mempercepat proses pengeluaran
lochea dan membantu proses penyembuhan luka(Fitri, 2013).
3) Obat-obatan
a) Steroid: Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan
mengganggu respon inflamasi normal.
b) Antikoagulan: dapat menyebabkan hemoragi
c) Antibiotik spektrum luas/spesifik : Efektif bila diberikan segera
sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kontaminasi
bakteri.Jika diberikan setelah luka ditutup,tidak efektif karena
koagulasi intravaskular(Yulianti, 2013).
4) Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana
dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi

v
14

penyembuhan perineum,misalnya kemampuan ibu dalam


menyediakan antiseptik(Yulianti, 2013).

5) Perawatan Luka
Perawatan luka perineum merupakan pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha dibatasi oleh vulva dan anus pada
ibu yang dalam masa masapostpartum(Martin et al., 2019)

B. Mobilisasi Dini
1. Mobilisasi dini
Mobilisasi dini adalahkebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
selekas mungkin berjalan 2 jam post partum sampai 8 jam post
partum(Ambarwati, 2011). MenurutCarpeneto dalam Ambarwati (2011)
mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi
fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.
Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini (early
ambulation) yang merupakan pengambilan secara berangsur-angsur ke
tahap mobilisasi sebelumnya mencegah komplikasi(Ambarwati,
2011).Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu post partum terlentang di
tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Mobilisasi Dini
sangat penting dalam mencegah thrombosis vena.Setelah persalinan
normal jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus dan tanda-
tanda vitalnya juga memuaskan,biasanya ibu di perbolehkan untuk mandi
dan pergi kekamar mandi dengan dibantu satu atau dua jam setelah
melahirkan secara normal(Torbé et al., 2016).
2. Rentang Dalam Mobilisasi
MenurutCarpenito dalam Ambarwati (2011) dalam mobilisasi
terdapat tiga rentang gerak yaitu:
a. Rentang gerak pasif

v
15

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot


dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secar pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.
3. Manfaat mobilisasi dini
a. Melancarkan pengeluaran lhokea,mengurangi infeksi peurperium
b. Mempercepat involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastrointtestinal dan alat perkemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah,sehingga mempercepat
fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.
e. Melancarkan sirkulasi darah
f. Membantu proses pemulihan
g. Mencegah terjadinya infeksi yang timbul karena gangguan pembuluh
darah balik serta menjaga pedarahan lebih lanjut.
h. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
i. Faal usus dan kandung kencing lebih baik(Trinawati, 2015)
4. Resiko Bila tidak melakukan Mobilisasi Dini :
a. Gangguan pernafasan yaitu sekret akan terakumulasi pada saluran
pernafasan yang akan berakibat klien sulit batuk dan mengalami
gangguan bernafas.
b. Kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan oleh
sistem syaraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplai darah
sewaktu berdiri dari berbagai dalam waktu yang lama.
c. Perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urin yang disebabkan
karena pasien pada posisi berbaring tidak dapat mengkosongkan
kandung kemih secara sempurna.

v
16

d. Terjadi anoreksia diare atau kontsipasi. Anoreksia disebabkan oleh


adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan ketidakseimbangan
nitrogen karena adanya kelemahan otot serta kemunduran
reflekdeteksi,maka pasien dapat mengalami konstipasi.
5. Faktor - faktor yang mempengaruhi Mobilisasi dini :
a. Faktor penyakit tertentu dan cidera
Tertentu dan cidera berpengaruh terhadap mobilitas misalnya penderita
multipeaklerosis dan cidera pada urat saraf tulang belakang.Demikian
juga pada pasien post operasi atau yang mengalami nyeri,cenderung
membatasi gerakan.
b. Faktor Budaya
Budaya juga mempunyai pengaruh terhadap aktivitas.Misalnya di jawa
berpenampilan halus dan merasa tabu bila mengerjakan aktivitas berat
dan pria cenderung melakukan aktivitas lebih berat.
c. Faktor Energi
Bervariasi pada setiap individu. Terkadang seseorang membatasi
aktivitas tanpa mengetahui penyebabnya. Selain itu tingkat usia juga
berpengaruh terhadap aktivitas.Misalnya orang pada usia pertengahan
cenderung mengalami penurunan aktivitas yang berlanjut sampai usia
tua.

6. Alat ukur mobilisasi dini dalam penelitian ini yaitu menggunakan


kuisioner. Kuisioner berisi 14 pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden.

C. Perawatan Luka
1. Definisi perawatan luka perineum
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha dibatasi oleh vulva dan anus pada ibu
yang dalam masa masapostpartum(Martin et al., 2019)
2. Tujuan perawatan luka perineum

v
17

Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan untuk


mengurangi rasa ketidaknyamanan, mencegah infeksi, dan meningkatkan
penyembuhan (Ariyanti, 2009)
3. Kriteria penilaian penyembuhan luka perineum
Menurut Trinawati, (2015)penyembuhan luka perineum dikatakan
membaik bila telah terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka
perineum dalam jangka waktu 6 hari postpartum. Kriteria penilaian
penyembuhan dikatakan cepat apabila luka sembuh dalam 6 hari dan
lambat bila luka sembuh lebih dari 6 hari. Sedangkan menurut Munthe et
al. (2017)Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka
perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka
perineum dalam jangka waktu 6-7 hari postpartum. Kriteria penilaian luka
adalah:
a. Baik, jika luka kering, perineum menutup dan tidak ada tanda infeksi
(merah, bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa)
b. Sedang, jika luka basah, perineum menutup, tidak ada tanda-tanda
infeksi (merah, bengkak, panas, nyeri,fungsioleosa)
c. Buruk, jika luka basah, perineum menutup/membuka dan ada tanda-
tanda infeksi merah,bengkak, panas, nyeri, fungsioleosa).
Sedangkan menurut alur perubahan pascapartum milik Bobak & Jansen
(2004)pada hari pertama perineum mengalami edema, bersih, utuh, tepi
episiotomi menutup dengan baik. Pada hari kedua edema berkurang, utuh
dan menyembuh. Edema akan mengilang pada hari ketiga (Bobak &
Jansen, 2004). Pada 1 minggu setelah kepulangan luka episiotomi dari
edema, area indurasi, kemerahan, dan eksudat; tepi-tepi jaringan menyatu
(Doenges & Mary, 2011).
4. Cara Merawat Luka Perinium
a. Persiapan yang diperlukan
Air hangat, sabun, waslap, handuk kering dan bersih, pembalut ganti
yang secukupnya, dan celana dalam yang bersih (Mitayani, 2013)

v
18

b. Cara perawatan luka perineum Menurut Anggraeni (2010), Bahiyatun


(2013), Reeder, Martin &Koniak-griffin (2012) merawat luka
perineum adalah sebagai berikut :
1) Cuci tangan dengan air mengalir. Berguna untuk mengurangi risiko
infeksi dengan menghilangkan organisme.
2) Lepas pembalut yang digunakan dari depan ke belakang. Pembalut
hendaknya diganti setiap 4-6 jam setiap sehari atau setiap berkemih,
defekasi dan mandi. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut
habis pakai, pembalut dapat dipakai dengan dicuci dan dijemur
dibawah sinar matahari.
3) Cebok dari arah depan ke belakang.
4) Mencuci daerah genital dengan air bersih atau matang dan sabun
setiap kali habis BAK atau BAB.
5) Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan waslap
yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan.
Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar
maka darah kotor akan menempel pada luka jahitan dan menjadi
tempat kuman berkembang biak.
6) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa
luka benar-benar bersih. Bila perlu lihat dengan cermin kecil.
7) Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari depan ke
belakang dengan cara ditepuk
8) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam
yang bersih dari bahan katun. Pasang pemalut perineum gan
menghilangkan mikroorganismebaru dari depan ke belakang, jangan
menyentuh bagian permukaan dalam pembalut
9) Cuci tangan dengan air mengalir. Berguna untuk mengurangi risiko
infeksi dengan menghilangkan mikroorganisme.
5. Dampak perawatan perineum yang tidak benar
Menurut Suwiyoga, (2004) perawatan perineum yang tidak tepat dapat
mengakibatkan hal berikut ini:

v
19

a. Infeksi Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat
menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya
infeksi pada perineum.
b. Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada
saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi
pada Sjalan lahir.
c. Kematian ibu postpartum Penanganan komlikasi yang lambat dapat
menyebabkan terjadinya kematian pada ibu postpartum mengingat ibu
postpartum masih lemah.

v
20

D. Kerangka Teori

Faktor-Faktor Yang Post Partum


Mempengaruhi Penyembuhan
Luka Perineum.

Faktor internal :
Gizi Luka Episiotomi
Keturunan
Budaya dan keyakinan
Kondisi ibu
Faktor eksternal :
Kondisi luka Tingkat Kesembuhan
Perawatan luka Luka Episiotomi
Mobilisasi dini -fase inflamasi
Obat-obatan -fase proliferasi
Sarana dan prasana -fase maturasi

Ket :
: Di teliti

: Tidak diteliti

Bagan 2.1. Kerangka Teori

v
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
suatu objek penelitian. Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat, atau ukuran tentang sesuatu yang menjadi konsep penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Variabel independen (bebas)
Disebut juga dengan variabel sebab atau variabel yang mempengaruhi
variabel terikat.
Variabel independen (bebas) pada penelitian ini adalah perawatan luka
dan mobilisasi dini.
2. Variabel dependen (terikat)
Disebut variabel tergantung atau dependen karena variabel ini
dipengaruhi oleh variabel bebas (Notoatmodjo, 2012).
Variabel dependen (terikat) pada penelitian ini adalah tingkat
penyembuhan luka post episiotomi.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang ada tidaknya hubungan atau
korelasi dalam suatu penelitian (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
Ha 1 : ada hubungan antara perawatan luka dengan tingkat penyembuhan
luka post episiotomi di Klinik PKU MuhammadiyahPamotan.
Ha 2: ada hubungan antaramobilisasi dini dengan tingkat penyembuhan luka
post episiotomi di Klinik PKU MuhammadiyahPamotan.
Ho 1: Tidak ada hubungan antara perawatan lukadengan tingkat
penyembuhan luka post episiotomi di Klinik PkuPamotan.
Ho 2 : Tidak ada hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat
penyembuhan luka post episiotomi di Klinik PKU
MuhammadiyahPamotan.
21
22

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Perawatan Luka
Tingkat Penyembuhan
Luka Post Episiotomi

Mobilisasi Dini

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

D. Rancangan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional yaitu
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggali hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih (Notoatmodjo, 2012).
2. Pendekatan waktu pengumpulan data
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
crosssectionalyaitu penelitian ini untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap subyek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variabel subyek pada pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2012)
3. Metode pengumpulan data
a. Data primer
Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer
diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat
pengukur atau alat pengambilan data, langsung pada subyek sebagai
sumber informasi yang dicari(Notoatmodjo, 2012). Data primer dalam
penelitian ini berupa data mobiliasi dini, perawatan luka dan
penyembuhan luka,dimana data tersebut melalui lembar observasi.

v
23

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh penelitian dari dari subyek
penelitiannya(Notoatmodjo, 2012). Sumber data sekunder misalnya
dari buku, jurnal, sensus, catatan vital (kematian dan kelahiran), Badan
Pusat Statistik (BPS), rumah sakit, puskesmas, poliklinik(Nursalam,
2017). Peneliti mendapatkan data sekunder yang diperoleh dari catatan
rekam medis pasiendi PKU Muhammadiyah Pamotan
4. Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang mengalami luka episiotomi di
klinik PKU Muhammadiyah Pamotansebanyak 38 orang.Data populasi
yang di ambil adalah mulai bulan Juni sampai dengan Oktober 2020
berdasarkan datadari Klinik PKU Muhammadiyah Pamotan.
5. Prosedur sample dan sampel penelitian
a. Sampel
Sampel adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi(Nursalam, 2017). Sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagian ibu postpartum dalam masa nifas
yang melakukan pemeriksaan di Klinik PKU Muhammadiyah
Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang sebanyak 38
sampel.
Menurut (Notoatmodjo, 2012)dalam menentukan besar sampel
untuk skala kecil (<10.000) dapat menggunakanrumus sebagai berikut.
N
n=
1+ N (d 2)

Keterangan :
n : jumlah sample
N : jumlah populasi
d : tingkat signifikansi / 0,1
berdasarkan rumus tersebut maka perhitungannya adalah :

v
24

38
n=
1+38 (0,12)

38
¿
1,38

¿ 27,53 Di bulatkan menjadi 28

Maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 28


responden.

b. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu cara pengambilan populasi
menjadi sampel atau subyek yang diteliti dengan memperhatikan isi
penelitian yang dilakukan(Nursalam, 2017). Teknik sampling yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling dimana
merupakan teknik penentuan sample dengan mengambil seluruh
anggota populasi sebagai responden.Adapun kriteria-kriteria sampel
yang di tetapkan dalam penelitian ini, yaitu ;
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus di
penuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai
sampel (Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
terdiri dari:
a) Ibu postpartum yang dilakukan tindakan episiotomi grade II-IV
di klinik PKU MuhammadiyahPamotan.
b) Bersedia menjadi responden.
2) Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat di ambil sebagai sampel(Notoatmodjo, 2012). Kriteria
ekslusi dalam penelitian ini terdiri dari :
a) Ibu postpartum yang tidak di lakukan tindakan episiotomi
gradeII-IV di klinik PkuPamotan.
b) Tidak bersedia menjadi responden.

v
25

6. Definisi Operasional
Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan
kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang
bersangkutan,serta pengembangan instrument (alat ukur) (Notoatmodjo,
2012).

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur
Operasional
Mobilisasi Suatu tindakan atau Kuesioner 1. Mobilisasi Nominal
Dini gerakan bertahap mobilisasi dini baik: jika ≥
sesegera mungkin 2- Mean
6 jam setelah 2. Mobilisasi
persalinan pada ibu tidak baik
nifas dengan jika ≤
tahapan Mean
pernafasan,gerakan
miring kiri/miring
kanan,duduk di
tempat
tidur,berpindah
tempat, berdiri dan
berjalan baik
mandiri maupun
dengan bantuan
Perawatan Perawatan luka Lembar 1. Praktik Nominal
Luka perineum adalah observasi baik jika ≥
perinium pemenuhan perawatan Mean
kebutuhan untuk luka perineum 2. Praktik
menyehatkan tidak baik

v
26

daerah antara paha jika ≤


dibatasi oleh vulva Mean
dan anus pada ibu
yang dalam masa
masapostpartum
Tingkat Waktu yang diukur lembar 1. Kesembuha Nominal
kesembuhan sejak proses observasi n luka baik
luka post penyembuhan luka penyembuhan jika ≥ Mean
episiotomi yang di hitung sejak luka 2. Kesembuha
awal penjahitan luka episiotomi n luka tidak
berdasarkan baik jika ≤
tanda REEDA Mean

3. Instrumen penelitian dan cara penelitian


Instrumen penelitian adalah memperoleh data tentang status sesuatu
dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah di tentukan
(Notoatmodjo, 2012). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner.Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
dibaca dan di jawab oleh responden penelitian(Arikunto, 2011). Instrumen
penelitian dalam penelitian ini meliputi:
a. Instrumen A di gunakan untuk mengetahui karakteristik responden
yang meliputi (nama,umur,).Responden mengisi identitas pada lembar
kuesioner sesuai idenditas.
b. Instrumen B lembar kuesioner di gunakan untuk mengetahui
Mobilisasi Dini pada ibupostpartum. Pertanyaan sebanyak 15 dengan
pilihan jawaban (ya) (tidak).
c. Instrumen C yaitu lembar observasi di gunakan untuk mengetahui
Perawatan luka post episiotomi yang terdiri dari 2 point pertanyaan.
d. Instrumen D lembar observasi tingkat kesembuhan luka dengan
menggunakan skala REEDA
a. Uji validitas

v
27

Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian,maka


dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen
penelitian.Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.suatu instrumen yang
valid mempunyai validitas tinggi,sebaliknya instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah(Arikunto, 2011).
Uji validitas menggunakan rumus Person Product Momenyang
rumusnya sebagai berikut :

n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy = ¿¿
√¿¿¿
keterangan :
r : koefisien korelasi
X : skor pertanyaan
Y : skor total
n : jumlah sampel
xy :skor pertanyaan dikalikan skor total
Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel
nilai product momen .bila r hitung lebih besar dari r tabel (0,374) pada
taraf signifikasi 5%,maka kuesioner dikatakan valid dan dapat dipakai
untuk pengambilan data penelitian. Namun sebaliknya jika r hitung
lebih kecil dari r tabel (0,374),maka pertanyaan tersebut tidak valid
dan harus dikeluarkan dari kuesioner(Sugiyono, 2019)
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah yang menunjukan sejauh mana suatu alat
alur ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan(Arikunto, 2011).
Untuk menguji reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik
alphacronbachsebagai berikut :
k ∑si 2
ri = {1- }
k−1 st 2
keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
k =banyaknya item

v
28

∑si2=jumlah varian item


St2= varian total
Jika nilai alphacronbachlebih besar dari nilai alpha maka
kuesionernya dinyatakan reliable.
4. Teknik pengolahan dan cara Penelitian
a. Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus di
tempuh, di antaranya adalah :
1) Editing
Editingadalah memeriksa daftar pertanyaan yang diserahkan
oleh para pengumpul data.tujuannya adalah mengurangi kesalahan
atau kekurangan yang ada di daftar pertanyaan (Notoatmodjo,
2012)
2) Coding
Codingadalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden
kedalam kategori (Notoatmodjo, 2012). Pemberian kode dalam
penelitian.
a) Variabel Mobilisasi Dini
(1) Baik : kode 1
(2) Tidak baik : kode 2
b) Variabel perawatan luka
(1) Baik : kode 1
(2) Cukup : kode 2
(3) Kurang : kode 3
c) Variabel Tingkat penyembuhan luka post episiotomi
(1) Kesembuhan luka baik : kode 1
(2) Kesembuhan luka tidak baik : kode 2
1) Scoring
Scoring merupakan kegiatan pemberian skor terhadap jawaban
dari kuesioner.Pemberian skor atau nilai pada jawaban pertanyaan
yang telah di tetapkan (Arikunto, 2011)
d) Variabel Mobilisasi Dini

v
29

(1) Ya : kode 1
(2) Tidak : kode 0
e) Variabel perawatan luka
(1) STS : kode 1
(2) TS : kode 2
(3) KS : kode 3
(4) S : kode 4
(5) SS : kode 5
f) Variabel tingkat penyembuhan luka post episiotomi
(1) Ya : kode 1
(2) Tidak : kode 0
2) Tabulating
Tabulatingadalah pekerjaan membuat tabel jawaban, jawaban
yang telah di beri kode kemudian dimasukkan kedalam tabel
(Arikunto, 2011). Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan program
komputer.
b. Analisa data
Penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari
seperangkat data hasil pengumpulan (Notoatmodjo, 2012). Analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan
analisa bivariat.
1) Analisa Univariat
Yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil
penelitian pada umumnya. Dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi Mean, Modus, dan Median dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2012)
Rumus :
f
p=
N ×100 %
Keterangan :
p = Prosentase hasil
f = Frekuensi yang dihasilkan

v
30

N = Jumlah seluruh sampel


2) Analisa Bivariat
Merupakan analisa yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel. Analisa Bivariat dalam penelitian ini
menggunakan komputerisasi dengan bantuan program
StatisticalPackage For SocialScience (SPSS) versi 21.0 For
Windows. Jenis analisa yang digunakan adalah Chi Squareuntuk
mengetahui hubungan antara perawatan luka dan mobilisasi dini
dengan tingkat kesembuhan luka post episiotomi di Klinik PKU
MuhammadiyahPamotan. Selain itu, Uji Chi Square dilakukan jika
variable penelitian berupa data skala nominal. Penelitian ini
menggunakan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat kemaknaan
(α) 5%, sehingga jika:
a) Ha diterima dan H0 ditolak jika p value<0,05, berarti ada
hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan
luka post episiotomi
b) Ha ditolak dan H0diterima bila p value>0,05, berarti tidak ada
hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan
luka post episiotomi. (Sugiono, 2013)

E. Etika Penelitian
Penelitian kesehatan pada umumnya dan penelitian kesehatan
masyarakat pada khusunya menggunakan manusia sebagai obyek yang diteliti
disatu sisi, dan sisi lain manusia sebagai peneliti atau yang melakukan
penelitian. Hal ini berarti bahwa ada hubungan timbal balik antara orang
sebagai peneliti dan orang sebagai yang diteliti(Notoatmodjo, 2012)
1. InformedConsent (persetujuan penelitian)
Informedconsent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan persetujuan untuk menjadi responden (Arikunto, 2011)
2. Anomity (tanpa nama)

v
31

Pada lembar persetujuan maupun lembar kuesioner tidak akan menuliskan


nama responden tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disampaikan (Arikunto, 2011).
3. Confidentiality(kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti (Arikunto, 2011).

F. Alur Penelitian
Langkah- pengambilan data pada penilitian ini di Klinik PKU
Muhammadiyah Pamotan adalah sebagai berikut :
1) Meminta surat ijin dari akademik untuk melakukan penelitia
2) Menyerahkan surat ijin melakukan penelitian dari akadmik ke
KlinikPKU Muhammadiyah Pamotan.
3) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada petugas atau
karyawan di Klinik PKU Muhammadiyah Pamotan
4) Melakukan penelitian dengan memberikan checklist dan kuesioner
kepada responden untuk di isi.
5) Uji validitas dan rehabilitas
6) Manfaatpenlitian dan pengambilan sampel sebanyak 28 pasien, 14 pasien
di beri perlakuan dan 14 pasien tidak di beri perlakuan selama sepuluh
hari.
7) Evaluasi/tabulasi/pengumpulan data.

G. Jadwal Penelitian
Terlampir

v
32

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Klinik Pku Muhammadiyah Pamotan
Kabupaten Rembang.
Klinik Pku Muhammadiyah Pamotan berkedudukan di Jl. Raya
lasem – Pamotan Km 1,9 Pamotan kecamatan Pamotan Kabupaten
Rembang.
Adapun batas wilayah dari Klinik Pku Muhammadiyah Pamotan adalah :
Sebelah barat : Wilayah Kecamatan Rembang
Sebelah timur : Wilayah Kecamatan Sedan
Sebelah utara : Wilayah Kecamatan Pancur
Sebelah selatan : Wilayah Kecamatan Gunem
Klinik Pku Muhammadiyah Pamotan memiliki 23 desa binaan,
dengan jumlah karyawan sebanyak 43 orang.Terdiri dari 4 dokter umum, 2
dokter gigi,11 perawat, 5 bidan, 2 analis, 2 Apoteker, 1 asisten, 3 Tenaga
radiologi, 1 sisten apoteker, 1 Pengemudi, 2 rekam medis, 2 administrasi,
1 tukang masak, 3 tenaga kebersihan, 3 Satpam.
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Klinik PKU
MuhammadiyahPamotan tahun 2021 maka dapat digambarkan
karakteristik responden sebagai berikut .

v
33

1. Usia
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi %

Mean ± SD (28.64 ±
0.476)
9 32,1
- 20 – 27 tahun
19 67,9
- 28 – 35 tahun

Total 28 100,0

Sumber : Data Primer, 2021.

Karakteristik responden berdasarkan usia diketahui bahwa


rata-rata usia responden adalah 28.64 tahun dimana masih tergolong
dalam usia produktif. Usia termuda adalah 22 tahun dan usia tertua
adalah 33 tahun.

2. Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi %

- SD 5 17,9
- SMP 14 50
- SMA 9 32,1

Total 28 100,0

Sumber : Data Primer, 2021.

v
34

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan, mayoritas


responden mempunyai tingkat pendidikan SMP yakni sebanyak 14
orang (50 %) sedangkan SMA hanya 9 orang (32.1 %) dan SD
sebanyak 5 orang (17.9%).

3. Agama
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Pendidikan Frekuensi %

- ISLAM 16 57,1
- KATOLIK 6 21,4
- HINDU 6 21,4

Total 28 100,0

Sumber : Data Primer, 2021.

Karakteristik responden berdasarkan agama adalah, mayoritas


responden beragama Islam yakni sebanyak 16 orang (57.1 %),
Katolik dan Hindu masing-masing sebanyak 6 orang (21.4%)

C. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik
penelitian. Secara rinci hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut :

1. Mobilisasi Dini
Tabel 4.4
Frekuensi Variabel Mobilisasi dini
Mobilisasi Dini Frekuensi %

v
35

- Baik 16 57,1
- Tidak Baik 12 42,9

Total 28 100,0

Sumber : Data Primer, 2021.

Hasil penelitian pada tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak


16 responden (57,1%) memiliki mobilisasi dini yang baik sedangkan
12 reponden lainnya (42,9%) memiliki mobilisasi dini yang tidak baik.

2. Perawatan luka
Tabel 4.5
Frekuensi Variabel Perawatan Luka
Mobilisasi Dini Frekuensi %

- Baik 18 64,3
- Tidak Baik 10 35,7

Total 28 100,0

Sumber : Data Primer, 2021.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebanyak 18 responden


(64,3%) mempunyai perawatn luka yang baik sedangkan sebanyak 10
responden (35,7%) mempunyai perawatn luka yang tidak baik.
3. Tingkat Kesembuhan
Tabel 4.2
Frekuensi Variabel Tingkat Kesembuhan
Mobilisasi Dini Frekuensi %

v
36

- Baik 19 67,9
- Tidak Baik 9 32,1
Total 28 100,0

Sumber : Data Primer, 2021.

Sebanyak 19 responden (67,9) pada penelitian ini menunjukan


tingkat kesembuhan luka yang baik, sedangkan responden yang
menunjukan tingkat kesembuhan luka yang tidak baik hanya sebanyak
9 responden (32,1 %).

D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan empiris dua variabel. Sebelumnya dilakukan
terlebih dahulu uji normalitas dan homogenitas untuk menentukan jenis
analisis yang akan digunakan. Untuk mengetahui hasil kemaknaan
perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 95 % artinya jika ρ
value< 0,05 hasilnya signifikan atau ada pengaruh. Jika ρ value> 0,05
hasilnya tidak signifikan atau tidak ada pengaruh.
1. Hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan luka
pada ibu post episiotomi di klinik PKU MuhammadiyahPamotan.

Tabel 4.5
Hasil uji hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat
kesembuhan luka pada ibu post episiotomi
Variabel N Mean±SD ρ value
Independen : mobilisasi dini 40,64± 1,850
28 0,001
DDependen : tingkat 4,46±2,603
kesembuhan luka
ρ value<0.05 basedon Chi Squaretest
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji hubungan antara mobilisasi dini
dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi dengan

v
37

nilai ρ value 0,001(<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan


antara mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post
episiotomi. Adapun nilai rata-rata variabel mobilisasi dini adalah
40,64 dengan nilai standar deviasi 1,850, sedangkannilai rata-rata
variabel tingkat kesembuhan luka adalah 4,46 dengan nilai standar
deviasi 2,603

2. Hubungan antara perawatan luka dengan tingkat kesembuhan luka


pada ibu post episiotomi di klinik PKU MuhammadiyahPamotan.

Tabel 4.6
Hasil uji hubungan antara perawatan luka dengan tingkat
kesembuhan luka pada ibu post episiotomi
Variabel N Mean±SD ρ value
Independen : Perawatan 33,36±1,831
Luka 28 0,000
4,46±2,603
Dependen : tingkat
kesembuhan luka
ρ value<0.05 basedon Chi Squaretest
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji hubungan antara perawatan luka
dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi dengan
nilai ρ value 0,000 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
antara perawatan luka dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post
episiotomi. Adapun nilai rata-rata variabel perawatan luka adalah
33,36 dengan nilai standar deviasi 2,831, sedangkan nilai rata-rata
variabel tingkat kesembuhan luka adalah 4,46 dengan nilai standar
deviasi 2,603.

3. Hasil Tabulasi Silang antar Variabel


a. Hubungan antara mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan luka

v
38

Tabel 4.7
Hasil tabulasi silang antara mobilisasi dini
dengan tingkat kesembuhan luka
Tingkat Kesembuhan
Variabel
Luka OR
Total
Tidak (95% CI)
Mobilisasi Baik
Baik
Dini
N % N % N %
30,000
Baik 15 53,6 1 3,6 16 57,1
2,85 – 315,6
Tidak Baik 4 14,3 8 28,6 12 42,9

Total 19 67,9 9 32,1 28 100

Sumber : Data Primer, 2021.


Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 28 responden
yang diteliti sebanyak 16 responden (57,1%) memiliki mobilisasi dini
yang baik, dimana dari 16 responden tersebut sebanyak 15 responden
(53,6) memiliki tingkat kesembuhan yang baik. Hasil penelitian juga
menunjukan nilai OR = 30,000, artinya responden yang memiliki
mobilisasi dini yang baik mempunyai peluang tingkat kesembuhan 30
kali lebih baik dari pada responden yang mempunyai mobilisasi dini
tidak baik.
b. Hubungan antara perawatan luka dengan tingkat kesembuhan luka

Tabel 4.8
Hasil tabulasi silang antara perawatan luka
dengan tingkat kesembuhan luka
Tingkat Total OR
Variabel
Kesembuhan Luka (95% CI)

Perawatan Baik Tidak

v
39

Baik
Luka
N % N % N %
10,000
Baik 18 64,3 0 0 18 64,3
1,55 – 64,1
Tidak Baik 1 3,6 9 32,1 10 35,7

Total 19 67,9 9 32,1 28 100

Sumber : Data Primer, 2021.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 28 responden


yang diteliti sebanyak 18 responden (64,3%) memiliki perawatan luka
yang baik, dimana dari 18 responden tersebut semua responden
memiliki tingkat kesembuhan yang baik. Hasil penelitian juga
menunjukan nilai OR = 10,000, artinya responden yang memiliki
perawatan luka yang baik mempunyai peluang tingkat kesembuhan 10
kali lebih baik dari pada responden yang mempunyai perawatan luka
yang tidak baik.

v
40

BAB V
PEMBAHASAN

A. Hubungan mobilisasi dini dan perawatan luka terhadap tingkat


kesembuhan luka pada ibu post episiotomy
Hasil dari penelitian ini terdapat 19 orang dari 28 responden yang
memiliki usia 28-35 tahun (67,9%), dimana sebaian besar tergolong berada
pada usia produktif. Berdasarkan Pendidikan terdapat 14 responden
berpendidikan SMP (50%) dan SMA 9 responden (32,1%). Hal ini
menunjukkan bahwa usia yang produktif dan pengetahuan yang cukup
berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka episiotomy.
Penelitian yang dilakukan oleh lestari (2016) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara usia dengan perilaku perawatan luka perineum (p=0,000,
r=0,549).Usia seseorang berpengaruh terhadap pola pikir dan perkembangan
kemambuan belajar untuk pengambilan keputusan dalam melakukan tindakan
perawatan luka. selain itu usia juga mempengaruhi kematangan fisik, psikis
dan kognitif seseorang serta memiliki pengalaman teknik untuk dapat merawat
diri. Dalam hal ini pengalaman memberikan pengaruh pada perilaku ibu untuk
melakukan perawatan diri pascasalin(Lestari, 2016)
Selain usia, Pendidikan juga memiliki hubungan dalam proses
penyembukan luka episiotomy. Pendidikan adalah suatu proses pengalaman.
karena kehidupan adalah pertumbuhan, Pendidikan berarti membantu proses
pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia. Semakin tinggi Pendidikan seseorang
maka semakin mudah untuk menerima informasi dan dapat mengambil
keputusan yang baik untuk proses kesembuhan luka ibu postpartum.
sedangkan semakin rendah pendidikan seseorang maka semakin sulit untuk

v
41

menerima informasi yang benar dan kesulitan mengambil keputusan yang baik
untuk kesembuhan luka ibu(Intiyaswati, 2020)
Pendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan pasca
persalinan sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum. Apabila
pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah kebersihan maka penyembuhan
lukapun akan berlangsunglama. Hal ini menunjang kemampuan ibu dalam
menyediakan sarana prasarana dalam perawatan perineum misalnya
kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik(Rohmin et al., 2019)

B. Hubungan tindakan mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan luka


pada ibu post episiotomi
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan mobilisasi dini dengan
tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomy. Berdasarkan table 4.4
diketahui bahwasebagian besar respondenberusia 28 – 35 tahun (67,9%)
sebanyak 16 memiliki mobilisasi dini yang baik dengan tingkat kesembuhan
yang baik. Sedangkan responden yang memiliki mobilisasi buruk sebanyak 12
responden. Hal ini menunjukkan bahwa Tindakan mobilisasi yang baik akan
memberikan kesembuhan luka yang baik juga.
Episiotomi adalah suatu Tindakan yang dilakukan untuk membantu
mengeluarkan bayi melalui proses kelahiran normal saat kepala bayi telah
terlihat 3-4 cm di interitusvagina. Episiotomi dilakukan pada kondisi tertentu
seperti gawat janin atau kesulitan dalam persalinan.Tindakan episiotomy ini
akan menimbulkan luka di sekitar area perineum (Intiyaswati, 2020)
Penyembuhan luka yang baik adalah sekitar 6-7 hari. Luka dinyatakan
sembuh jika luka kering, tidak ada kemerahan, tidak ada pembengkakan,
jaringan menyatu dan tidak nyeri Ketika duduk dan berjalan. Salah satu
Tindakan untuk mempercepat penyembuhan luka adalah dengan mobilisasi
dini(Rohmin et al., 2019)
Menurut Manuba (2009) Mobilisasi dini bermanfaat untuk meningkatkan
peredaran darah disekitar perineum, melancarkan pengeluaran lochea dan
mempercepat normalitas alat kelamin Kembali ke keadaan semula. Mobilisasi
ini dilakukan pada ibu postpartum dengan cara mulai bergerak miring kanan

v
42

dan kiri, berjalan-jalan ringan, bergerak keluar kamar dan memandikan bayi
(Rohmin et al., 2019)
Penelitian yang dilakukan Astuti (2021) juga menunjukkan adanya
hubungan mobilisasi dini terhadap tingkat kesembuhan luka post episiotomy
pada ibu post partum dengan hasil perhitungan uji chisquare diperoleh nilai
Fisher’sExacttest sebesar 0,000 < α (0,05). Mobilisasi dapat mengurangi
terjadinya resiko dekubitur dan kekakuan otot akibat lamanya tirah baring.
Mobilisasi dini juga mempercepat peredaran darah sehingga mendukung
kebutuhan nutrisi unttuk proses pergantian sel yang rusak dan menutup luka
pada perineum(Astuti et al., 2019)
C. Hubungan tindakan perawatan luka terhadap tingkat kesembuhan luka
pada ibu post episiotomi
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perawatan luka
dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi. Berdasarkan table
4.5 diketahui bahwa sebanyak 18 responden dari 28 responden memiliki
perawatan luka yang baik dengan tingkat penyembuhan luka yang baik,
sedangkan sebanyak 10 responden memiliki perawatan luka yang buruk. Hal
ini membuktikan bahwa perawatan luka ibu post partum berpengaruh terhadap
hasil kesembuhan luka episiotomy.
Tujuan perawatan perineum menurut Morison (2003) adalah mencegah
terjadinya infeksi sehubungan dengan penyumbatan jaringan. infeksi
menyebabkan tingkat inflamasi dan nekrosis yang menghambat penyembuhan
luka. Adanya benda asing, pengelupasan jaringan yang luas akan
memperlambat penyembuhan dan kekuatan regangan luka menjadi tetap
rendah. Karena perawatan yang kasar dan salah dapat mengakibatkan kapiler
darah baru rusak dan mengalami perdarahan serta penyembuhan luka terhenti.
Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka karena perawatan yang tidak benar,
dapat meningkat dengan adanya benda mati dan benda asing(Afni & Pitriani,
2019)
Benda asing dapat bertindak sebagai fokus infeksi pada luka dan jika luka
terkontaminasi oleh benda asing atau jaringan nekrotik, pembersihan luka
diperlukan untuk mencegah perlambatan penyembuhan. Luka yang kotor

v
43

harus dicuci bersih. Bila luka kotor, maka penyembuhan sulit terjadi.
Kalaupun sembuh akan memberikan hasil yang buruk. Jadi, luka bersih
sembuh lebih cepat daripada luka yang kotor. Penggunaan ramuan obat untuk
perawatan luka dan tehnik perawatan luka yang kurang benar adalah penyebab
terlambatnya penyembuhan(Afni & Pitriani, 2019)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017) yang
dilakukan pada 30 ibu post partum menunjukkan bahwa sebanyak 24
responden (80%) dengan perawatan luka perineum yang baik memiliki
tingkat kesembuhan yang lebih cepat.
Perawatan luka perenium yang dilakukan dengan baik dapat mempercepat
penyembuhan luka perenium, sedangkan perawatan luka perenium yang
dilakukan secara tidak benar dapat menyebabkan infeksi. Infeksi tidak hanya
menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan
kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari
luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka(Utami, 2017)
Perawatan luka sederhana dapat dilakukan dengan membersihkan secara
rutin area luka pada saat BAB dan BAK menggunakan sabun dan rutin
mengkompres perineum dengan air dingin. Pengunaan air hangat tidak
disarankan dalam penggunaan karena dapat memfaasilitasi mikroorganisme
karena sebagianbakteri dan jamur menyukai daerah yang hangat. Selain itu air
hangat dapat melunakan benang jahit yang mengikat luka jahitan di daerah
perineum karena benang tersebut terbuat dari protein yang akan menyatu
dengan dengan jaringan tubuh. (Utami, 2017)
Menurut asumsi peneliti, penelitian ini sesuai dengan teori yang
mengemukakan bahwa mobilisasi dini dan perawatan luka yang baik
berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan luka episiotomy pada ibu post
partum.
D. Keterbatasan penelitian
1. Penelitian dilakukan pada saat pandemi Covid-19 sehingga terjadi sedikit
hambatan interaksi antara respondendan peneliti
2. Penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga terkadang jawaban yang
diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

v
44

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
a. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hubungan antara mobilisasi dini
dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi dengan nilai ρ
value 0,001 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara
mobilisasi dini dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post
episiotomi.NilaiOR = 30,000, artinya responden yang memiliki mobilisasi
dini yang baik mempunyai peluang tingkat kesembuhan 30 kali lebih baik
dari pada responden yang mempunyai mobilisasi dini tidak baik.
b. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan hasil uji hubungan antara
perawatan luka dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu post episiotomi
dengan nilai ρ value 0,000 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada
hubungan antara perawatan luka dengan tingkat kesembuhan luka pada ibu
post episiotomi.nilai OR = 10,000, artinya responden yang memiliki
perawatan luka yang baik mempunyai peluang tingkat kesembuhan 10 kali
lebih baik dari pada responden yang mempunyai perawatan luka yang
tidak baik.
2. SARAN
a. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang efektifitas
penggunaaan air hangat dalam perawatan luka terhadap tingkat
penyembuhan luka post episiotomI
b. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Instansi dapat meningkatkan referensi tentang penyembuhan luka post
episiotomi dan menjadikan kegiatan pengabdian masyarakat tentang
penyuluhan mobilisasi dini dan perawatan luka untuk meningkatkan
kesembuhan luka
c. Bagi PKU Muhammadiyah Pamotan
Perawat dapat mengajarkan mobilisasi dini dan perawatan luka secara
mandiri untuk meningkatkan kesembuhan luka post episiotomi

v
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. (2014). Patologi. Malang. Selaksa Wisma Kali Metro.

Afni, R., & Pitriani, R. (2019). Pencegahan Infeksi Perineum Dengan Perawatan
Luka Perineum Pada Ibu Hamil Trimester Iii - Nifas. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Multidisiplin, 2(3), 221–226.
Https://Doi.Org/10.36341/Jpm.V2i3.812

Ambarwati, E. R. (2011). Kdpk Kebidanan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta. Nuha


Medika.

Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian Puatu Endekatan Praktek. Jakarta. Renika


Cipta.

Ariyanti. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Jakarta. Pustaka Rihama.

Astuti, D., Hartinah, D., Kesehatan, F., Muhammadiyah Kudus, U., Afni, R.,
Pitriani, R., Lestari, P., Utami, Intiyaswati, I., Rohmin, A., Octariani, B., &
Jania, M. (2019). Hubungan Perawatan Perineum Dengan Kesembuhan Luka
Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Widuri Sleman. Jurnal
Kebidanan, Viii(3), 95. Https://Doi.Org/10.36341/Jpm.V2i3.812

Barjon, K., & Mahdy, H. (2019). Episiotomy—Statpearls—Ncbi Bookshelf.


Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Books/Nbk546675/

Bobak, L., & Jansen. (2004). Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Jakarta. Egc.

Doenges, E., & Mary, F. (2011). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta.


Egc.

Fitri, E. (2013). Faktor—Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Perenium Pada Ibu Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Zainoel
Abidin Banda Aceh, 6.

Handayani, S. (2014). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta.


Pustaka Rihama.
46

Hasana, N. (2012). Hubungan Antara Perawatan Luka Perenium Dengan


Penyembuhan Luka Perenium Post Partum.

Intiyaswati, I. (2020). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka


Episiotomi Pada Ibu Post Partum Di Pmb Istiqomah Surabaya. Jurnal
Kebidanan, 9(1), 17–25. Https://Doi.Org/10.47560/Keb.V9i1.237

Lestari, P. (2016). Usia Berpengaruh Dominan Terhadap Perilaku Perawatan Luka


Perineum Pada Ibu Nifas Di Rsud Sleman. Jurnal Ners Dan Kebidanan
Indonesia, 4(2), 95. Https://Doi.Org/10.21927/Jnki.2016.4(2).95-101

Martin, N., Taylor, C., Hachach-Haram, N., & Hona, T. (2019). Wound Care In
Patients With Perineal Reconstruction. Gastrointestinal Nursing, 17(Sup9),
S44–S52. Https://Doi.Org/10.12968/Gasn.2019.17.Sup9.S44

Mitayani. (2013). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika.

Munthe, N. B. G., Sembiring, I. M., Indra, P., Sitepu, K., Hutabarat, V., & Sitepu,
S. A. (2017). Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kesembuhan Luka Perineum
Derajat Dua Pada Ibu Postpartum. 8.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi 4. Jakarta. Salemba Medika.

Prasetyanti. (2014). Hubungan Antara Mobilisasi Dini Dengan Penyembuhan


Pernium Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Ngasem Kab. Kediri.

Puspitaningtyas, A. H., & Harjanti, A. I. (2015). Hubungan Pengetahuan Teknik


Perawatan Dengan Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Bps Kota
Semarang. 11.

Rohmin, A., Octariani, B., & Jania, M. (2019). Faktor Risiko Yang
Mempengaruhi Kejadian Infeksi Postpartum. Jurnal Kesehatan, Viii(3), 449–
454.

v
47

Samal, S. K., & Rathod, S. (2017). Comparative Analysis Of Continuous And


Interrupted Suturing Techniques For Repair Of Episiotomy Or Second
Degree Perineal Tear. International Journal Of Reproduction, Contraception,
Obstetrics And Gynecology, 6(3), 1002. Https://Doi.Org/10.18203/2320-
1770.Ijrcog20170573

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, R&D, Dan Penelitian Tindakan). Bandung. Alfabeta.

Suparyanto. (2012). Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Kb


Akdr. Fk Ugm. Karya Tulis Ilmiah.

Torbé, D., Stolarek, A., Lubkowska, A., & Torbé, A. (2016). [Physical
Activity Recommended In The Early Postpartum Period]. Pomeranian
Journal Of Life Sciences, 62(3), 53–56.

Trinawati. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyembuhan Luka


Jahitan Perineum Pada Ibu Nifas Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta
Tahun 2015. 14.

Utami. (2017). Hubungan Perawatan Perineum Dengan Kesembuhan Luka


Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Bersalin Widuri Sleman. Jurnal
Kebidanan.

Yulianti, I. (2013). Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Jakarta. Trans Info Medika.

v
48

LAMPIRAN

v
49

v
50

v
51

v
52

v
53

v
54

v
55

v
56

v
58
59
60
61

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Calon responden penelitian
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Nim :
Alamat :
Saya adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus yang sedang
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Perawatan Luka Dan
Mobilisasi Dini dengan Tingkat Kesembuhan Luka PostEpisiotomi di Klinik PKU
MuhammadiyahPamotan”.
Dengan ini memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Apabila ibu menyetujui, maka kami mohon kesediaannya
untuk menandatangani persetujuan dan mengisi kuesioner yang peneliti berikan.
Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden saya ucapkan terima
kasih.

Rembang,18 Oktober 2020


Hormat saya,

(Irfan Fauzul Mubin)


PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama (Inisial) :
Alamat :
Bersedia menjadi responden pada penelitian yang berjudul “Hubungan
Antara Perawatan Luka dan Mobilisasi Dini dengan Tingkat Kesembuhan Luka
Post Episiotomi di Klinik PKU MuhammadiyahPamotan”. Saya telah dijelaskan
bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan
saya secara suka rela tanpa adanya unsur paksaan bersedia menjadi responden
penelitian ini. Saya tidak akan menuntut terhadap segala kemungkinan yang akan
terjadi dalam penelitian ini.
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Rembang,18 Oktober 2020


Responden,

(……………………………….. )
LEMBAR KUESIONER MOBILISASI DINI

A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Agama :
B. Lembar Observasi Mobilisasi Dini
Petunjuk !!
1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan teliti sebelum anda
menjawab.
2. Untuk kelancaran penelitian ini mohon isilah jawaban sesuai dengan
keseharian anda dan jawab dengan jujur apa adanya.
3. Berilah centang (√) pada jawaban yang paling mendekati kehidupan
andasebenarnya, tidak ada jawaban yang baik/buruk, atau benar/salah dalam
pernyataan.
No Mobilisasi Dini STS TS S SS
1 Apakah ibu setelah melahirkan tidak
melakukan aktivitas karena masih terasa
nyeri?
2 Apakah ibu takut miring kekanan dan kekiri
setelah melahirkan?
3 Apakah ibu setelah melahirkan sesudah 6 jam
ibu sudah bisa duduk-duduk?
4 Apakah ibu setelah melahirkan membatasi
untuk bergerak?
5 Apakah setelah melahirkan 12 jam ibu sudah
turun dari tempat tidur?
6 Apakah setelah melahirkan sesudah 6 jam ibu
sudah menggerakkan otot betis serta menekuk
dan menggeser kaki?
7 Apakah setelah melahirkan sesudah 6 jam ibu
sudah melakukan gerakan-gerakan kecil
seperti,keluarkamar,jalan-jalan?
8 Apakah ibu setelah melahirkan 6 jam sudah
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar
pergelangan kaki?
9 Apakah setelah melahirkan ibu sudah turun
sendiri dari tempat tidur?
10 Apakah setelah melahirkan 12 jam ibu sudah
dapat berjalan-jalan?
11 Apakah ibu melakukan gerakan sendiri seperti
berbaring sambil menggerakkan kaki?
12 Apakah setelah melahirkan ibu sudah belajar
aktivitas memandikan bayi?
13 Apakah setelah melahirkan ibu sudah
melakukan pijat untuk relaksasi?
14 Apakah setelah melahirkan ibu sudah
aktivitas menyapu,memasak dan mengepel?
15 Apakah ibu setelah melahirkan 12 jam ibu
sudah turun dari tempat tidur?
C. Lembar Observasi Perawatan Luka Post Episiotomi
(Bobak, 2004)

Petunjuk pengisian :
Lembar ini akan diisi oleh peneliti dengan memberi tanda check list pada praktik
yang bisa dilakukan oleh ibu dan tanda silang parktik yang tidak dilakukan ibu
No :
Nama :

No Praktik perawatan luka STS KS S SS


1 Kemampuan ibu c. air hangat
dalam d. Sabun ringan
menyiapkan alat e. Handuk halus
untuk praktik f. Pembalut / softex
perawatan luka g. Botol percik
episiotomi h. Tisu atau lap bersih
2 Kemampuan ibu a. Cara membersihkan
dalam perineum dengan sabun
melakukan ringan dan air hangat dari
perawatan luka simpisis pubis sampai
episiotomi daerah anus, kemudian
luka dikeirngkan dengan
handuk halus

b. Cara menggunakan
pembalut
Mencuci tangan sebelum
mengganti pembalut
dengan air bersih,
menggunakan pembalut
dari bagian depan
kebelakang, setekah itu
mencuci tangan

c. Menggunakan botol
percik
Mengisi air hangat
sampai sepertiganya,
meletakan mulut botol di
antara kedua tungkainya
sehingga percikan air
dapat mencapai perineum
saat duduk ditoilet.
Mengeringkan perineum
dengan tisue atau handuk
halus

d. Duduk berendam
Duduk berendam didalam
tempat yang sudah
disedikan dengan air
hangat selama 20 menit.
Sambil mengecangkan
otot gluteus dan
mempertahankannya
sejenak, kemudian
merelaksasikannya
setelah berendam,
kemudian keringkan
dengan handuk halus.
Keterangan:
STS : Sangat tidak sesuai
TS : Tidak sesuai
KS : Kurang Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat sesuai
D. Lembar observasi
Lembar Observasi Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi

No :
Tanggal pengkajian :
Nama :
Usia :
Pendidikan :

Point Redness Edema echymosis Discharge approximation


0
1
2
3
Total
REEDA SCALE

Point Redness Edema Echymosis Discharge approximation


0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada tertutup
1 Sekitar 0,25 Kurang dari Sekitar 0,25 Serum Jarak kulit 3
cm pada 1 cm dari cm bilateral/ mm atau
kedua sisi insisi 0,5 cm kurang
insisi unilateral
2 Sekitar 0,5 Sekitar 1-2 Sekitar 0,5-1 Serosanguinou Terdapat jarak
cm pada cm dari cm s antara kulit dan
kedua sisi insisi bilateral/0,5- lemak sukut
insisi 2 cm
unilateral
3 Lebih dari Lebih dari 2 Lebih dari 1 Darah, purulen Terdapat jarak
0,5 cm pada cm dari cm antara kulit,
kedua sisi insisi bilateral/2 lemak subkutan
insisi cm unilateral dan fasia
total
Data umum

Pendidika
No. Umur Kode Kode Agama Kode
n
1 31 2 SMA 3 ISLAM 1
2 32 2 SMP 2 ISLAM 1
3 23 1 SD 1 ISLAM 1
4 32 2 SD 1 ISLAM 1
5 28 2 SMP 2 ISLAM 1
6 23 1 SD 1 ISLAM 1
7 30 2 SMP 2 ISLAM 1
8 24 1 SD 1 ISLAM 1
9 32 2 SMP 2 ISLAM 1
10 29 2 SMA 3 ISLAM 1
11 30 2 SMP 2 ISLAM 1
12 30 2 SMA 3 ISLAM 1
13 33 2 SD 1 ISLAM 1
14 35 2 SMP 2 ISLAM 1
15 30 2 SMP 2 ISLAM 1
16 29 2 SMA 3 ISLAM 1
17 23 1 SMA 3 ISLAM 1
18 25 1 SMP 2 ISLAM 1
19 26 1 SMP 2 ISLAM 1
20 25 1 SMP 2 ISLAM 1
21 22 1 SMP 2 ISLAM 1
22 33 2 SMA 3 ISLAM 1
23 33 2 SMA 3 ISLAM 1
24 28 2 SMA 3 ISLAM 1
25 29 2 SMP 2 ISLAM 1
26 32 2 SMP 2 ISLAM 1
27 24 1 SMP 2 ISLAM 1
28 33 2 SMA 3 ISLAM 1
Tingkat kesembuhan luka

No. Redness Edema echymosis Discharge Approximation Total Mean Coding Keterangan
1 0 1 0 0 2 3 4.46 1 Baik
2 0 0 1 1 0 2 4.46 1 Baik
3 1 0 1 1 1 4 4.46 1 Baik
4 0 1 1 1 0 3 4.46 1 Baik
5 0 1 0 0 2 3 4.46 1 Baik
6 2 2 2 1 0 7 4.46 2 Tidak Baik
7 0 0 1 1 1 3 4.46 1 Baik
8 2 2 1 1 2 8 4.46 2 Tidak Baik
9 0 0 0 1 0 1 4.46 1 Baik
10 2 1 2 1 1 7 4.46 2 Tidak Baik
11 1 0 1 1 1 4 4.46 1 Baik
12 1 0 0 1 0 2 4.46 1 Baik
13 0 0 1 1 0 2 4.46 1 Baik
14 2 1 2 2 2 9 4.46 2 Tidak Baik
15 1 1 0 0 1 3 4.46 1 Baik
16 1 1 1 0 0 3 4.46 1 Baik
17 1 2 1 1 2 7 4.46 2 Tidak Baik
18 0 1 0 0 1 2 4.46 1 Baik
19 0 0 1 0 2 3 4.46 1 Baik
20 2 1 2 2 1 8 4.46 2 Tidak Baik
21 0 0 2 1 0 3 4.46 1 Baik
22 0 1 1 1 1 4 4.46 1 Baik
23 1 0 0 1 0 2 4.46 1 Baik
24 2 2 2 1 2 9 4.46 2 Tidak Baik
25 0 0 0 1 2 3 4.46 1 Baik
26 2 2 2 1 2 9 4.46 2 Tidak Baik
27 1 2 0 0 0 3 4.46 1 Baik
28 2 2 1 1 2 8 4.46 2 Tidak Baik
Mobilisasi dini

P1 P1
No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 0 P11 P12 3 P14 P15 Total Mean Coding Keterangan
1 4 4 3 4 2 3 3 4 2 2 2 1 2 2 3 41 40.64 1 Baik
2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 1 2 1 2 2 4 42 40.64 1 Baik
3 3 3 4 4 2 3 2 4 1 1 2 2 1 2 4 38 40.64 2 Tidak Baik
4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 1 3 43 40.64 1 Baik
5 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 41 40.64 1 Baik
6 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 39 40.64 2 Tidak Baik
7 3 3 4 4 2 3 2 2 4 2 4 3 3 2 3 44 40.64 1 Baik
8 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 40 40.64 2 Tidak Baik
9 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 42 40.64 1 Baik
10 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 41 40.64 1 Baik
11 3 3 4 4 2 4 2 4 2 1 2 3 1 3 4 42 40.64 1 Baik
12 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 1 3 43 40.64 1 Baik
13 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 40 40.64 2 Tidak Baik
14 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 39 40.64 2 Tidak Baik
15 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 37 40.64 2 Tidak Baik
16 2 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 42 40.64 1 Baik
17 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 3 39 40.64 2 Tidak Baik
18 3 4 4 4 1 3 3 4 2 1 2 1 2 3 4 41 40.64 1 Baik
19 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 2 2 4 41 40.64 1 Baik
20 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 40 40.64 2 Tidak Baik
21 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 43 40.64 1 Baik
22 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 42 40.64 1 Baik
23 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 3 41 40.64 1 Baik
24 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 3 39 40.64 2 Tidak Baik
25 3 4 4 4 1 3 3 4 2 1 1 1 2 2 4 39 40.64 2 Tidak Baik
26 3 3 4 4 2 3 2 4 1 1 2 2 1 2 4 38 40.64 2 Tidak Baik
27 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 1 3 43 40.64 1 Baik
28 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 1 2 1 3 38 40.64 2 Tidak Baik
Perawatan luka

No. P1a P1b P1c P1d P1e P1f P2a P2b P2c P2d total Mean Coding Keterangan
1 4 3 4 4 2 4 2 4 3 4 34 33.36 1 Baik
2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 35 33.36 1 Baik
3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 34 33.36 1 Baik
4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 34 33.36 1 Baik
5 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 35 33.36 1 Baik
6 4 4 4 4 3 2 2 2 3 2 30 33.36 2 Tidak Baik
7 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 34 33.36 1 Baik
8 4 4 2 2 2 4 3 3 2 2 28 33.36 2 Tidak Baik
9 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34 33.36 1 Baik
10 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 30 33.36 2 Tidak Baik
11 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 35 33.36 1 Baik
12 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 36 33.36 1 Baik
13 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 35 33.36 1 Baik
14 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 30 33.36 2 Tidak Baik
15 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 37 33.36 1 Baik
16 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 36 33.36 1 Baik
17 4 4 3 4 2 3 2 3 3 2 30 33.36 2 Tidak Baik
18 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 35 33.36 1 Baik
19 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 36 33.36 1 Baik
20 4 3 2 3 2 4 4 2 3 3 30 33.36 2 Tidak Baik
21 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 34 33.36 1 Baik
22 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 36 33.36 1 Baik
23 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 38 33.36 1 Baik
24 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 30 33.36 2 Tidak Baik
25 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 30 33.36 2 Tidak Baik
26 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 31 33.36 2 Tidak Baik
27 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37 33.36 1 Baik
28 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 30 33.36 2 Tidak Baik
LAMPIRAN HASIL SPSS

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia1 28 22 33 28.64 3.704
Valid N (listwise) 28

1. Frekuensi Data Umum

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-27 Tahun 9 32.1 32.1 32.1
28-35 Tahun 19 67.9 67.9 100.0
Total 28 100.0 100.0

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 5 17.9 17.9 17.9
SMP 14 50.0 50.0 67.9
SMA 9 32.1 32.1 100.0
Total 28 100.0 100.0

Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ISLAM 28 100 100 100

Total 28 100.0 100.0


Hubungan Mobilisasi Dini dengan Tingkat Kesembuhan Luka Post
Episiotomi

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Mobilisasi Dini * Tingkat 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Kesembuhan Luka Post
Episiotomi

Mobilisasi Dini * Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi


Crosstabulation
Tingkat Kesembuhan Luka Post
Episiotomi
Baik Tidak Baik Total
Mobilisasi Dini Baik Count 15 1 16
% of Total 53.6% 3.6% 57.1%
Tidak Baik Count 4 8 12
% of Total 14.3% 28.6% 42.9%
Total Count 19 9 28
% of Total 67.9% 32.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.476a 1 .001
Continuity Correction b
8.873 1 .003
Likelihood Ratio 12.407 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.066 1 .001
N of Valid Cases 28
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.86.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Mobilisasi 30.000 2.852 315.612
Dini (Baik / Tidak Baik)
For cohort Tingkat 2.813 1.251 6.323
Kesembuhan Luka Post
Episiotomi = Baik
For cohort Tingkat .094 .013 .652
Kesembuhan Luka Post
Episiotomi = Tidak Baik
N of Valid Cases 28

Hubungan Perawatan Luka Perinium dengan Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perawatan Luka Perinium * 28 100.0% 0 0.0% 28 100.0%
Tingkat Kesembuhan Luka
Post Episiotomi
Perawatan Luka Perinium * Tingkat Kesembuhan Luka Post Episiotomi
Crosstabulation
Tingkat Kesembuhan Luka Post
Episiotomi
Baik Tidak Baik Total
Perawatan Luka Perinium Baik Count 18 0 18
% of Total 64.3% 0.0% 64.3%
Tidak Baik Count 1 9 10
% of Total 3.6% 32.1% 35.7%
Total Count 19 9 28
% of Total 67.9% 32.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 23.874a 1 .000
Continuity Correction b
19.926 1 .000
Likelihood Ratio 28.663 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 23.021 1 .000
N of Valid Cases 28
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.21.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
For cohort Tingkat 10.000 1.558 64.198
Kesembuhan Luka Post
Episiotomi = Baik
N of Valid Cases 28
HASIL UJIAN VALIDITAS DAN UJIAN RELIABELITAS

Cronbach's N of Items
Alpha

.955 15

Tabel
Uji validitas Mobilisasi Dini (N=44)

r-product
momen
Pertanyaan r-hitung perbandingan keterangan
(r-tabel)

Pertanyaan 1 0,775 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 2 0,787 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 3 0,775 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 4 0,787 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 5 0,775 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 6 0,787 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 7 0,775 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 8 0,787 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 9 0,767 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 10 0,810 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 11 0,811 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 12 0,787 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 13 0,775 ≥ 0,297 Valid

Pertanyaan 14 0,794 ≥ 0,297 Valid


Pertanyaan 15 0,764 ≥ 0,297 Valid

Anda mungkin juga menyukai